Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Apakah ini sebuah mimpi (pindahan)

devas88

Semprot Baru
Daftar
12 Nov 2023
Post
36
Like diterima
338
Bimabet
Halo semproters, kali ini aku akan mencoba membuat cerita yang semoga bisa membuat semproters suka. Mohon izin share cerita pertama saya yang asli buatan saya sendiri, namun terinspirasi dari berbagai cerita yang pernah saya baca. Mohon maaf jika ada yang tidak berkenan, mohon kritik dan saran suhu. Terima kasih.

Ini adalah sebuah cerita yang sudah saya buat sebelumnya di lapak sebelah, kenapa ga langsung di sini? dikaernakan akun saya pada saat itu masih terbatas aksesnya, masih belum bisa membuat cerita disini. Untuk semuanya, terima kasih sudah support cerita saya, hingga saya bisa membuat cerita di lapak ini. Apakah cerita saya hanya ini? Tentu tidak, saya akan membuat cerita yang semoga cerita saya dapat menghibur dan menjadi teman gabut para suhu semproters. ENJOY.

=============================================================================

PROLOG

Perkenalkan nama aku Andi, aku anak kedua dari dua bersaudara. Aku tinggal dengan keluarga yang harmonis, dan ekonomi yang sederhana. Papa ku hanyalah seorang pegawai negeri, mama ku seorang guru honorer fisika. Selama ini aku melihat mamaku orangnya sangat alim, bahkan kalau mau keluar rumah hanya ke mini market, selalu menggunakan pakaian tertutup, begitupun juga kakakku.

Mamaku bernama sinta, umur 38 tahun. Memiliki wajah yang cantik, putih, tubuh yang proporsional dengan perut yang agak rata, meski ada lemak sedikit akan tetapi tidak mengurangi seksinya mamaku ini, ukuran dada yang lumayan besar yaitu 36D, karena rajin olahraga yoga dan senam didekat rumah yang selalu diadakan hari minggu pagi.

Kakakku bernama Tia, umur 18 tahun. Saat ini kakakku sedang berada diluar kota untuk melanjutkan pendidikannya disalah satu universitas negeri. Papa dan mamaku sangat bangga terhadap kak Tia, karena selain cantik yang diwariskan oleh mamaku, dia punya kepintaran yang diwariskan oleh papaku. Jadi kak tia ini selalu menjadi patokan setiap ada acara keluarga, aku selalu menanggapinya tidak serius, karena setiap orang mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Perawakan kak Tia tidak beda jauh dengan mama, bahkan kak Tia lebih unggul dari segi wajah dan tinggi. Untuk ukuran bh nya aku belum tau, terakhir kali aku liat di keranjang baju milik kak Tia 34C sebelum kak Tia kuliah.

Sepulang sekolah aku langsung membaringkan badanku diatas kasur. Saat aku ketiduran, aku melihat jam didinding pukul 4 sore. Disaat bersamaan, mamaku pulang dari sekolah, aku tau mama pulang karena dirumah hanya aku, Bi Imah, dan mama, sedangkan papa sedang keluar pulau dikarenakan urusan kerjaan. Aku sangat mengenal suara langkah mamaku memasuki rumah dan suara salam dari luar kamar. Akupun turun kebawah untuk mengambil air yang ada di kulkas. Owiya, meski mamaku ini diluar sangat tertutup, tapi kalau sudah dirumah penampilannya agak sedikit terbuka.​

MERBE9N_t.png
MAMA: M
AKU: A
Bi Imah: I

M: Assalamualaikum. (sambil menutup pintu, terlihat mama dengan wajah yang sangat lelah setelah bekerja)

A&I: Waalaikumsalam. (aku turun dari tangga dan bi imah sedang menyapu)

A: Mama kenapa? Kok keliatannya mama capek banget?

M: Gimana ga capek? Tadi abis ada rapat mendadak, mana mama tadi disuruh menjadi panitia. (mama ke arah sofa dan merebahkan badan di sofa)

A: Panitia apa? Emangnya di sekolah ada acara apa ma? (ambil minum dari kulkas dapur lalu menghampiri mama yang ada di sofa ruang tamu

M: Katanya ada penilaian kebersihan sekolah tingkat kota. (melepas jilbab yang ada dikepala sambil tarik napas dalam-dalam)

A: Dapet uang ga kalo jadi panitia? Kalo dapet kan lumayan ma. (salah fokus ketika mama menghela napas, terilhat payudara mama seakan-akan ingin keluar dari seragam coklat guru mama)

M: Dapet sih, tapi mama udah bilang ke pak Gito supaya mama ga ikut jadi panitia, tapi maksa mama terus. (pak Gito adalah guru kimia, aku mendengar kabar kalo pak Gito ini sangat tergila-gila dengan wajah cantik mama, bahkan ingin menikahi mamaku. Jadi aku tau persis kenapa pak Gito ingin mama jadi panitia)

A: Si gendut itu yang ngompor-ngompori supaya mama jadi panitia? (perawakan pak Gito ini seperti bapak-bapak yang mempunyai perut besar, dan kumis yang tebal)

M: Hush, kamu ga boleh ngomong gitu, gitu-gitu juga masih guru kamu. (ambil remote TV, lalu menyalakan acara TV channel luar negeri)

A: Yaudah sana mama mandi dulu, tuh bau. (pura-pura nutup hidung)

M: Enak aja, masih wangi, nih nih nih. (mengangkat tangan kanan sambil mendekatiku yang ada disamping kanannya)

A: Wleeeeeekkkkk. (jujur saja, entah kenapa mamaku masih wangi tapi ada aroma keringat, saat itu aku tidak bisa menahan nafsu, tapi aku berusaha untuk mengalihkan pikiran kotorku ini, apalagi saat mengangkat tangan kanan, aku melihat dada mama terlihat dari samping yang sangat menonjol yang membuat dada mama terlihat semakin besar, ada cetakan BH dari baju coklat itu, pikiran ku semakin kacau)

M: Ih ngeselin, mama mau ke kamar dulu, mau ganti baju dulu. (beranjak dari sofa lalu menuju ke kamar)

Tinggal aku sendiri yang berada di ruang tamu.

A: Kebiasaan banget sih, udah dia yang nyalain TV, yang nonton gua, hadeuh, Bi tolong buatin es teh dong. (mengeraskan suara agar Bi Imah terdengar)

I: Iya dek. (aku di rumah selalu dipanggil dek, kalau diluar aku dipanggil nama saja)

Aku melihat TV H*BO dimana ada film favorit ku tayang, 3 menit kemudian Bi Imah datang dengan pakaian daster.

I: Nih dek es tehnya. (badan Bi Imah menunduk didepan ku)

A: Iya Bi. (aku melihat agak sedikit terbengong, karena Bi Imah tidak menggunakan BH, terlihat payudaranya dari kerah daster yang lebar, terlihat pula sedikit puting warna coklat. Aku tidak tau persis ukuran BH Bi Imah ini, karena dia selalu menggantugkan BH nya di belakang kamar dia. Tapi jika aku perkirakan 38B, karena memang terlihat besar ketika dari samping, bahkan pernah aku secara tidak sengaja melihat Bi Imah keluar dari WC dapur selesai mandi, aku lihat handuknya tidak bisa menutup kemolekan tubuh Bi Imah, meski tubuhnya agak gemuk sedikit di bagian pantat dan paha, untuk bagian perutnya tidak terlalu besar tapi juga tidak rata, ya khas ibu-ibu pada umumnya. Bi Imah ini berumur 40 tahun, mempunyai wajah yang sangat manis dengan kulit putihnya, karena Bi Imah dari yang kudengar adalah sosok bunga desa, dimana suaminya kini bekerja sebagai supir, mempunyai anak tiga. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Bi Imah memutuskan untuk bekerja agar dapat membayar sekolah ketiga anaknya. Oleh karena itu mamaku setuju untuk mempekerjakan Bi Imah di keluarga kami)

I: Dek, kamu liatin apa sih? Kok bengong? (membuyarkan lamunanku)

A: Eh, ga kok. Itu filmnya bagus banget. (sedikit berbohong supaya aku tidak ketauan kalau aku melihat payudaranya)

I: Film apa sih? (Bi Imah duduk disampingku dekat)

A: Emang Bi Imah tau filmnya? (aku berusaha memfokuskan mata ku kearah TV, dimana Bi Imah duduk sebelah kanan ku sangat dekat. Memang keluarga kami menganggap Bi Imah bukan ART, akan tetapi saudara bahkan bagian dari keluarga kami, jadi apa yang dilakukan oleh Bi Imah bukan menjadi suatu masalah)

I: Ga tau dek, emangnya itu film tentang apa.

A: Itu tuh film action… (aku menceritakan sinopsis film)

I: Ga paham dek, hahaha (sambil tertawa terbahak-bahak, lalu pergi ke dapur untuk menyiapkan makanan)

A: Dasar, udah cerita panjang-panjang masih aja ga paham, dasar cewe.
MERC5WW_t.png
MERC5YX_t.png
MERC5ZV_t.png


List update:
Part 1
Part 2
Part 3
 
Terakhir diubah:
Part 1

Hari minggu telah tiba, aku biasanya turun kebawah untuk nonton TV, karena dikamar ku ga ada kabel TV, adanya TV biasa. Tiba-tiba mamaku muncul dengan seragam senam, meski aku sering lihat mama dengan pakaian senam yang ketat, tapi entah kenapa aku selalu ga bisa nahan nafsu, dimana mataku selalu lihat mama, terutama bagian pantat dan dadanya.

Aku: A

Mama: M

M: Hayoooo… liat apa? (baru keluar dari kamar tidur papa mama)

A: Ga ma, mama cantik banget sih.

M: Hah, gombal aja kamu, kecil-kecil udah belajar gombal.

A: Ga kok ma, serius aku.

Mama pun langsung keluar rumah tanpa memperdulikan aku, dengan membawa tas gym yang aku ga tau isinya apa aja. Aku pun iseng-iseng mengikuti mama sampai ke lapangan perumahan yang berada disebelah blok kami, hanya berbeda 1 blok saja. Aku berhenti dibawah pohon, agar tidak terlihat oleh mama. Disaat senam mau dimulai, bapak-bapak komplek pun ikut datang ke lapangan, ada yang mengantarkan istrinya senam, bahkan ada pula yang hanya ingin melihat ibu-ibu senam. Secara tidak sengaja, ada seorang bapak yang mengobrol dengan temannya, yang posisinya tidak jauh dari aku sembunyi, dan aku pun mendengar percakapan bapak-bapak itu.

Bapak Z: Z

Bapak X: X

Z: Tumben kamu kesini? Istrimu kemana?

X: istriku lagi sakit pak.

Z: Ngapain kamu kesini? Ga nemenin istri kamu sakit?

X: Ada mertua dateng.

Z: hheeemmm…

Suasana pun menjadi hening seketika. Namun bapak X pun memulai percakapan Kembali.

X: Eh pak, liat tuh yang pake baju putih, itu siapa? Kok saya jarang liat ya?

Z: Oh, itu istrinya pak Hendra. (menyebut nama papaku)

X: Gila, istrinya bisa begitu ya? Bodynya bagus banget, bemper depan sama belakang montok banget.

Z: Makanya tiap minggu saya kesini, kamu lagian kemana aja?

X: Ya map, kecapean abis kerja hari sabtunya.

Z: Tuh liat, sampe goyang-goyang gitu bolanya. (aku melihat ibu-ibu senam dengan gaya sambil melompat, seketika kontolku pun menjadi keras, melihat mamaku melompat)

X: Jadi ngaceng saya liatnya, ga tahan sama bolanya, pengen rasanya mau dipegang dari bawah, biar ga jatoh.

Z: Sama saya juga, malahan saya pengen nepok pantatnya.

X: Nama ibu itu siapa?

Z: Namanya bu Sinta.

Aku membayangkan mamaku dengan baju senam dibawa oleh mereka ke sebuah rumah kosong (memang ditempatku ada banyak rumah kosong untuk dikontrakan namun bisa diakses melalui pintu belakang yang tidak terkunci, lalu memperkosa mama dengan kasar, yang satu remas payudara mama, yang satunya membuka celananya, dibaringkannya mama diatas kardus bekas.

Dibukanya baju senam mama dengan paksa, lalu secara bergantian bapak-bapak itu menyusu mamaku. “aaahhh…. lepp….aass….iinnn…” mama ingin berontak untuk melepaskan dari cengkraman mereka. “sslllluuuurrrppp…” hanya suara itu dan desahan mama yang ada dirumah kosong itu. Lalu mereka membuka paksa baju dan celana mama, yang pada akhirnya mamaku telanjang didepan mereka.

“ibu seksi banget, sayang kalo ga ada yang nikmatin” ucap Bapak X sambil membuka celananya, hingga terlihatlah kontol panjangnya itu. “iya bu, saya aja ga tahan liat ibu” Bapak Z memegang tangan mamaku keatas. “tenang aja bu, ibu pasti akan kami puaskan” kontol Bapak X sudah berada didepan memek mama, lalu Bapak X memasukkan kontolnya kedalam memek mama, “aaaahhhhh…. ppaaaakkk….” mama pun membusungkan dada keatas seiring Bapak X memasukkan kontolnya ke dalam memek mama.

Bapak X mendiamkan kontolnya, dimana kontolnya serasa dipijit oleh daging hangat dan lembap, “memek ibu ternyata masih sempit ya”. Tidak lama kemudian Bapak X menggerakkan pinggulnya maju mundur, diikuti dengan suara desahan mama “aaahhhh…. Ssshhh.. aaahhhh… ssssuuudaahhhh…. paaakkkk…., lalu Bapak Z melepaskan cengkramannya terhadap tangan mama, dikarenakan perlawanan mama menurun.

Bapak Z kembali menyusu ke payudara mama yang besar itu, tangan mama yang tadinya digunakan untuk melawan, tiba-tiba melemah, bahkan mama memegang kepala Bapak Z yang sedang menyusu, “isseeeppp… yangghhh.. kence…nnggg…. aaahhh… aaaahhh….” desah mama. Bapak X pun menggenjot mama dengan ritme cepat dengan memegang pinggang mama, “ppllookkk…pplllookkk…ppllookkk…” ”aaahhhh… enak banget bu memek ibuuuu…. ssshhh….” payudara mama pun ikut bergoyang keatas dan kebawah dengan cepat.

Bapak Z pun melepas mulutnya dari payudara mama, lalu melepaskan celananya. Kontol Bapak Z diarahkan ke mulut mama, yang dimana kontol Bapak Z lebih besar dari Bapak X, “ini bu sarapan lontong saya dulu”. Mama pun membuka mulut lalu menjilati kontol Bapak Z seperti permen, “eeeehhhhh…… mmmmhhh….sssssllluuurrrpppp…..”. “terus bu, ternyata mulut ibu enak juga, apalagi memeknya”. Tidak lama kemudian mama keluar sambil melepas kontol Bapak Z, “aaakkkuuuu…. keellll…uuuuaaarrrr…” mama mengeluarkan cairan yang lumayan banyak.

Bapak X masih mendiamkan kontolnya didalam memek mama yang masih keluar carian yang begitu banyak, “ibu bisa squirt juga rupanya” kontol Bapak X serasa disiram air hangat yang sangat banyak dan jepitan memek mama yang kedutan, “sekarang ibu nungging” Bapak X menyuruh mama. Mama yang terbawa suasana, mau tidak mau menurut perintah Bapak X. Kontol Bapak X langsung menancapkan ke memek mama, dimana mama belum siap dengan serangan dari Bapak X, “aaahhhhssss… paaakkk….” desah mama, Bapak X gemas dengan pantat mama yang besar itu lalu ditampar keras, sehingga membuat pantat mama menjadi warna merah “plaakkk….ayo bu…plaakkkk…digoyang….”, mama yang diperlakukan kasar seperti itu membuat gairah mama naik, dan mama secara tidak langsung menikmati pemerkosaan itu.

Di goyangnya pantat mama membuat Bapak X tidak tahan untuk mengeluarkan sperma yang banyak itu “sayaahh… maaauuu…keluar buuu….”, Bapak X mempercepat ritme goyangannya. “plookkk…plookkk..ploookkk…” dan mama pun juga mau keluar dengan posisi badan keatas, seakan-akan ditarik dari belakang “saya juga pak…”, “saya keluarin didalam ya bu” Bapak X memeluk mama dari belakang memegang payudara mama yang bergantung itu. “diluarr… paaakkk….. aaaaaahhhhh…” belum lama mama menyuruh Bapak X keluar diluar, Bapak X sudah keluar didalam dan tidak lama setelah Bapak X keluar dilanjutkan orgasme mama, terasa sekali kontol Bapak X seperti dipijat didalam memek mama yang kedutan, dan mama pun merasakan cairan sperma Bapak X yang hangat. Bapak X yang sudah keluar lalu memeluk mama dari belakang, tangan berada di payudara mama, dan kepala Bapak X mencium bibir mama.

Setelah Bapak X keluar spermanya didalam memek mama, Bapak X itu mencabut perlahan dari memek mama. Terlihat cairan cinta mama dan Bapak X keluar mengalir ke paha mama, warna putih dari sperma Bapak X dan warna benging dari carian cinta mama secara bersamaan. Melihat pemandangan mama masih menungging, Bapak Z tidak tahan untuk memasukkan kontolnya kedalam memek mama. “aahhhh…sssuuu…dddaaahhhh….paakkk….ampunnn…” mama memohon untuk beristirahat sejenak, akan tetapi Bapak Z tetap melanjutkan penetrasi ke memek mama, “maaf bu, saya ga tahan liat ibu begini”.

Dimasukkannya kontol Bapak Z sampai mentok, hingga mama merasakan sakit tapi nikmat. Entah berapa lama Bapak Z memperkosa mama secara membabi buta, tidak lama setelah itu mama merasakan ingin keluar dalam waktu 10 menit kemudian “paaaakkk….saaa….yaaa…keelluuaarrrr…”, Bapak Z pun mempercepat goyangannya sambil menarik tangan mama kebelakang. Terlihat mama membusungkan dadanya seperti ingin diperas oleh siapapun yang ada disana. Dan Bapak Z pun keluar dengan tidak bilang ke mama untuk keluar “croott…ccrroottt…”, empat kali semburan sperma Bapak Z keluar didalam memek mama. “hhaannggaattt…..paaakkk…” mama merasakan hangatnya sperma Bapak Z didalam memek mama, dan mama pun sudah pasrah dalam menghadapi situasi pemerkosaan itu.

Aku setelah membayangkan mama diperkosa seperti itu dengan coli dibawah pohon, membuang sperma ku di semak-semak. Rasanya lega sekali hingga lemas, lalu aku menghilangkan bekas sperma ku dengan tanah, supaya tidak ada yang curiga. Setelah aku menghilangkan bekas, aku segera pulang ke rumah, karena waktu senam pun juga sudah selesai.
 
Anak pertama kasian ya, cm kebagian ampas/bekas...jarang sekali endingnya si anak bahagia leluasa menikmati ibunya

Sekedar saran min, thanks
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd