Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Apakah cerita ini perlu pindah atau tidak?

  • Cerbung sebelah

    Votes: 27 24,5%
  • Lanjut ceritanya

    Votes: 83 75,5%

  • Total voters
    110
Aku dan Badu menuju kamarku yang berada dilantai 2, sedangkan mama menuju ke kamar mama. Tapi aku tidak melihat Bi Imah, aku berpikir palingan Bi Imah tidur di kamar, Bi Imah kalau sudah tidak ada kerjaan, pasti dia memutuskan untuk tidur, karena lelah akan banyak kerjaan yang dia lakukan.

Kami bermain game ps terbaru yang keluar tahun ini, saat itu hanya ada beberapa teman ku yang memiliki ps ini, setelah 15 menit kemudian ada suara ketokan pintu kamar ku. “tok..tok..tok..”.

A: Pintunya ga dikunci. (masih fokus ke TV)

Dan terbukalah pintu kamar ku, ternyata yang masuk adalah mama membawa minuman dengan memakai tanktop yang menurut ku bagian lehernya rendah berwarna merah, ketika mama menunduk untuk menaruh minuman terlihat belahan payudara mama, seakan-akan tumpah kebawah dan terlihat bh mama warna putih.

MERQ2AA_t.jpg


M: Maaf mengganggu ya Badu. (menaruh minuman di meja yang lumayan agak rendah)

B: Gapapa tante, maaf jadi ngerepotin. (lihat belahan payudara mama)

M: Kamu kok cuma liat aja? Ga main. (duduk disamping Badu)

B: Aku ga bisa main tante, soalnya aku ga ngerti juga, jadinya aku liat aja, takut rusak, hehe..

Mama dan Badu pun ngobrol satu sama lain ketika saat aku fokus bermain PS. 5 menit kemudian, aku mengajak Badu menggantikan ku bermain PS, tapi karena Badu belum pernah main PS, aku mengajarinya.

M: Mama tinggal dulu ya. (beranjak pergi)

A: Iya, ma. Mama ga mandi?

M: Ntar sore aja, males mandi siang-siang gini. (menutup pintu kamar)

Setelah aku mengajari Badu main PS, dia menjadi ketagihan bermain PS. Tak terasa 2 jam pun berlalu, aku melihat jam dinding menunjukkan pukul 5 sore.

B: Jam berapa nih? (masih fokus bermain PS)

A: Udah jam 5, kenapa? Lu mau balik?

B: Anjir, gua balik dulu lah, gua takut dimarahin sama bokap gua. (taruh stik PS tiba-tiba)

B: Anterin gua ke bawah dong, ga enak kalo sendirian.

A: Manja lu, yaudah.

Aku mengantarkan Badu menuju pintu depan rumah, setelah aku dan Badu di depan pintu kamar mama.

A: Ma, Badu mau pulang. (agak teriak, agar mama terdengar)

M: Iya, sebentar.

Mama buka pintu kamar dengan memakai handuk. Aku dan Badu bengong karena penampilan mama yang terlihat seksi, masih terlihat bulir-bulir air di bahu turun ke lengan, rambut yang basah.

MERQ2TN_t.jpg


M: Kok pulangnya cepet banget? Ga nunggu malem aja?

B: Eeee… engga tante, saaa.. saya takut dimarahin sama bapak. (menjadi gagap)

A: Eh, udah ayo, katanya mau balik? (buka pintu depan)

B: Ehh, ii..iiiyyaaa… saya pamit dulu ya tante. (salim tangan mama)

M: Iya, hati-hati ya. eeeeehhhh….(tangan mama melepas handuk untuk memberikan tangan ke Badu, lalu haduk mama pun turun kebawah, terlihat payudara mama dan memek mama terlihat sekilas, lalu mama langsung menutup pintu)

M: Bentar, mama benerin dulu.

B: Gede banget. (ngomong pelan)

A: Apa?

B: Ehhh, ga, gapapa.

Pintu kamar pun terbuka, terlihat mama sudah memperbaiki ikatan handuk mama di badan mama.

M: Maaf ya, tadi tante ga sengaja.

B: Iya tante, hehe..

M: Hati-hati ya dijalan, jangan bilang siapa-siapa. (suara mama agak pelan)

B: Siap tante.

A: Udah blom? (masih menunggu didepan pintu)

B: Iya sabar, mari tante, saya pamit dulu. (menuju depan pintu)

M: Iya, hati-hati ya. (mama masuk ke dalam kamar)

A: Napa lu senyum begitu? Kayak abis dapet rejeki.

B: Hehe, gapapa, yaudah gua balik dulu ya.

A: Hati-hati bray dijalan.

Aku menuju depan pintu kamar mama.

A: Ma, mama. (agak teriak dari depan pintu mama)

M: Ada apa? (buka pintu kamar masih menggunakan handuk, akan tetapi badan mama sudah terlihat lebih kering)

A: Bi Imah kemana? Ga masak?

M: Katanya lagi pulang kerumah dia, suaminya lagi sakit tiba-tiba.

A: Trus kita makan apa?

M: Yaudah nanti kita makan diluar aja, gapapa.

A: Jam berapa?

M: Jam 7 aja, nanti sambil jalan aja mau makan apa.

A: Yaudah, aku tunggu dikamar ya.

M: Iya. (menutup pintu kamar)

Aku menunggu dikamar hingga jam 7 malam pun tiba. Saat ku turun ke bawah, kulihat mama sudah duduk di sofa melihat acara berita di TV.

A: Ayo, jadi ga? Serius amat nontonnya. (berdiri di belakang mama yang sedang melihat TV)

M: Itu, banyak banget kecelakaan. Yaudah ayo. (berdiri lalu mematikan TV)

Aku melihat pakaian mama tertutup akan tetapi bahan yang dipakai agak tipis, terlihat garis BH mama yang tercetak.

MERQ2TD_t.jpg


A: Mama yakin pake baju itu?

M: Cuma sebentar ini, ga kemana-mana juga kan.

A: Ya iya sih.

Dan kami pun akhirnya meninggalkan rumah untuk mencari makan. Ditengah jalan, aku tidak bisa fokus ke depan, setiap kali ada jalan jelek, pasti aku menengok ke mama, melihat payudara mama yang ikut goyang keatas dan kebawah seiringan dengan jalan jelek itu. Melihat pemandangan seperti itu, pastinya membuat si jhoni meledak, ingin rasanya aku ngocok disamping mama dan ingin rasanya untuk membuang isi dari si jhoni.

M: Kamu liatin apa sih? Ada yang salah sama mama? (sambil sesekali melihat Andi dan fokus ke jalan)

A: Gapapa ma. (kembali fokus kearah kiri, untuk mengalihkan pikiran)

Skip.

Setelah kami sampai ditempat warung makan langganan mama, ternyata tutup, karena masih libur, lalu mama memutuskan untuk mencari warung makan lainnya. Sesampainya di tempat warung makan, ternyata mama memilih pecel lele. Kulihat warung itu tidak begitu rame, hanya terlihat 1-2 orang yang makan ditempat, warung makan ini didepan ruko yang memang kalau sudah malam waktunya tutup. Kulihat pelayan warung pecel lele ini kebanyakan anak muda, terlihat 3 orang yang menjadi pelayan disana.

A: Kenapa makan disini ma?

M: Mama lagi pengen lele.

A: Emang disini enak?

M: Ga tau, udah lah, lagian kasian juga kalo sepi, sesekali bantu pedagang kan gapapa. Kalo pun enak, anggap aja itu bonus, kalo ga enak anggap aja kita sedang sedekah.

A: Iya iya..

Aku dan mama turun dari mobil. Terlihat ada 2 orang yang sedang makan mulai teralihkan pandangannya ke arah mama, memang kulihat ketika mama berjalan, bagian payudara mama tidak bisa berhenti begoyang, ditambah kebiasaan mama kalo berjalan agak sedikit tegap, jadi terlihat payudara mama terlihat besar. Kemudian kami duduk disatu meja dengan bapak-bapak, kulihat bapak ini seperti umur 65 tahun. Mama duduk disebelah kanan bapak tua itu, sedangkan aku didepan mama.

Bapak Tua: BT

M: Maaf pak, apa disini kosong?

BT: Eh iya neng, kosong. (mempersilahkan mama duduk disamping)

M: Kamu mau apa?

A: Aku ayam aja ma. Sama minumnya es teh.

M: Mas. (memanggil dengan agak keras sambil mengangkat tangan mama, saat mengangkat tangan, cetakan BH mama menjadi lebih jelas, dan bapak tua disamping mama melirik payudara mama)

Pecel Lece: PL

PL: Iya bu, mau pesan apa?

M: Lele sama ayam satu ya.

PL: Minumnya? (sambil melihat payudara mama)

M: Es teh nya 2 ya mas.

PL: Baik bu.

A: Duh ma, jauh banget sih nyari makanan, kayak ga ada pilihan lain aja.

M: Mau gimana lagi? Warung langganan mama tutup.

BT: Emang rumahnya dimana bu? (tiba-tiba nyeletuk)

M: Oh iya pak, rumahnya di perumahan Grand Duta.

BT: Wah, jauh juga ya, saya punya kenalan tuh disana.

Suasana menjadi cair, ternyata bapak tua itu bernama pak Kamto yang memang sedang punya masalah dengan istrinya, mama dan bapak tua itu membicarakan hal-hal yang membuat ku bosan. Ku putuskan untuk melihat hp agar menghilangkan rasa suntuk ku. Tak berapa lama kemudian, pesanan kami pun datang.

M: Mari pak makan.

K: Silahkan-silahkan.

Kulihat pak Kamto sudah selesai makan, akan tetapi tidak beranjak untuk pulang, masih sibuk membalas pesan. Ketika aku sedang sibuk melihat hp sambil makan, tiba-tiba…

M: ssshhh…

A: Kenapa ma?

M: Gapapa, ini pedes sambelnya, ssshh….. mmmphhh….

A: Oooo… (melanjutkan makan sambil nonton dihp)

Kembali terdengar suara mama seperti orang menahan sakit, aku biarkan untuk melanjutkan makan. Tapi aku melihat tangan pak Kamto sebelah kirinya tidak ada dimeja, sedangkan tangan kanannya sibuk membalas pesan dihp. Muka mama terlihat seperti menahan sesuatu dengan menggigit bibir bawah.

A: Mama gapapa?

M: Gapapa, ini agak pusing. (kepala mama menunduk di atas meja, seperti orang nahan mules)

Aku kembali fokus ke makan ku. Setelah kami selesai makan, mama tiba-tiba mau ke toilet. (lokasi toilet berada di dalam ruko yang memang pada saat itu sudah tutup, tapi yan

M: Mama tinggal ke toilet bentar ya, perut mama tiba-tiba mules. Kamu jangan kemana-mana.

A: Iya ma.

Sepeninggalan mama ke toilet, pak Kamto pun pamit untuk pulang dan membayarkan makanan kami.

Pak Kamto: K

K: Bapak pulang dulu ya, untuk makanannya sudah saya bayar

A: Lho pak, makasih ya pak udah dibayar.

K: Iya sama-sama, salam buat mama kamu ya.

A: Iya pak.

Setelah aku menunggu mama dari toilet lumayan lama 30 menit, lalu mama dateng, dan terlihat pak Kamto baru akan masuk ke mobil, dalam pikiran ku, kok baru masuk mobil? Bukannya Pak Kamto udah pergi ya? Ah paling tadi abis telp orang lain, maka nya baru masuk ke mobil. Aku melihat mama keluar dari toilet dengan wajah yang seperti orang yang lega dari buang air besar.

A: Udah? Lega?

M: Lega dong. Yaudah yuk, pulang. Oiya mas, berapa tadi saya?

PL: Udah di bayar bu.

M: Siapa yang bayar?

PL: Tadi, bapak-bapak yang duduk disamping ibu.

A: Iya ma, tadi yang bayar pak Kamto.

M: Ih, dasar. Yaudah mas, makasih ya.

Skip.
Setelah kami sampai dirumah, mama seperti biasa menggunakan tanktop yang digunakan tadi siang sambil tiduran nonton TV. Dengan posisi favorit mama menyamping ke kanan, payudara mama seperti mau tumpah seperti buah papaya muda. Aku yang duduk disebelah kanannya, terlihat pentil yang tercetak, bahwa mama tidak memakai BH. Ada terlintas dipikiranku yang jorok ini, tapi aku tahan, takut mama marah dan bisa-bisa aku diusir dari rumah. Tapi entah kenapa tiba-tiba mulutku berkata.

A: Ma, aku boleh minta sesuatu ga? (sedikit gugup)

M: Mau minta apa?

A: Eeeee… tapi pasti mama jangan marah ya.

M: Mau apa?

A: Aaaa…. aku mau nenen, boleh ga?

M: Kenapa kamu minta itu? Kan dulu kecil udah pernah.

Kira-kira mama bakalan ngasih ga ya? kita tunggu di next part.
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd