Ucup45
Suka Semprot
- Daftar
- 20 Sep 2019
- Post
- 12
- Like diterima
- 10
Salam Hormat subes beserta jajaran, perkenalkan dan perkenankan Newbie yang satu ini bergabung dan ingin mencoba belajar untuk menggores2 mobil orang, eh salah... menggores tulisan maksutnya.
Newbie tau masih perlu banyak belajar untuk menulis, oleh sebab itu tulisan yg tidak terlalu bermutu ini agar tetap diberi kritik saran hingga bisa menjadi layak untuk dibaca, terimakasih
PROLOG
Siapa yang sudah pernah memakan menu Asam Padeh Ikan Nila (Asam Pedas Ikan Nila) kas Minangkabau atau Padang? Punya sensasi sendiri bukan? Rasa asam yang ada pada makanan ini tidak membuat kita menyerah untuk memakannya, kemudian rasa pedas tingkat tinggi yang dimiliki selalu menantang kita untuk selalu mencoba dan mencoba lagi. Walau terkadang rasa yang duluan muncul dalam makanan ini susah ditebak, rasa asam bisa muncul pertama, namun kadang rasa pedas juga ingin muncul duluan, akan tetapi rasanya juga bisa berubah menjadi pahit ketika diiringi dengan rasa ingin memiliki muncul secara tiba-tiba tapi tidak berani untuk mengatakan.
Selain memiliki rasa khas yang dihasilkan oleh bumbu-bumbu rempah alami, menu satu ini juga disajikan dengan Ikan Nila, Ikan yang memiliki keunikan sendiri. Banyak yang menyangka Ikan Nila sama dengan Ikan Mujair, akan tetapi kedua Ikan ini memiliki perbedaan yang cukup banyak. Ikan Nila atau Oreochromis Nilaticus nama ilmiahnya berbentuk lebih besar dan lebih garang dari Ikan Mujair. Hal ini terlihat dari warna kulit Ikan Nila yang lebih gelap dibanding Ikan Mujair, akan tetapi kalau soal rasa dagingnya Ikan Nila lebih menang satu level dibanding Ikan Mujair. Begitu juga dalam kehidupannya, Ikan Nila adalah sosok Ikan yang lebih tangguh dan lebih cepat beradaptasi, sehingga walau terkenal sebagai ikan air tawar, Ikan Nila juga bisa hidup di air asin, malahan Ikan Nila adalah adalah termasuk Ikan yang bisa hidup cukup lama jika tidak ada air, tapi akan mudah mati tanpa pasangan atau ditinggal pas lagi sayang-sayangnya. (emang bucin nih ikan, tampangnya aja yang sangar).
Proses pembuatan Asam Padeh Ikan Nila juga cukup rumit. Selain membutuhkan waktu cukup lama dan takaran bumbu yang harus benar-benar pas, Asam Padeh Ikan Nila juga harus dibuat dengan cara sealami mungkin, tidak boleh dengan api kompor tapi harus dengan api tunggu dan api tungkunya juga harus dari kayu manis yang dipotong dengan gergaji tangan bukan gergaji mesin. Santan untuk kuahnya juga harus diperas dengan tangan, tidak boleh diperas denga mesin, perasnya juga harus searah jarum jam dan tidak boleh berpikiran kotor selama memeras apalagi ngebayangin lagi memeras tete istri tetangga yang juga lagi masak mau bikin Asam Padeh Ikan Nila juga. Sangat rumit bukan? Begitu juga hidup, harus melalui proses yang rumit hingga terkadang tidak masuk akal, dan ini adalah kehidupanku dalam meramu Asam Padeh Ikan Nila hingga bisa dicicipi walau entah bagaimana hasilnya.
Namaku AB, begitu teman-temanku memanggilku. Aku adalah mantan atlet Basket yang telah berhasil membawa Sekolahku juara Nasional, SMA ADP. Tapi aku sudah memutuskan untuk berhenti main Basket, walau aku tau bahwa melalui Basket aku bisa hidup dan mencari kehidupan. Atlet Basket bisa menjadi pekerjaan terbaik bagiku, karena pekerjaan yang paling menyenangkan itu adalah pekerjaan yang juga merupakan hobi kita sendiri. Tapi cukup dua kali Basket nyaris menghancurkan hidupku karena rasa bersalah.
Yang pertama adalah ketika aku menciderai rekan timku sendiri yang merupakan kapten tim Basketku ketika masih di Jakarta, kakinya patah, walau bisa disembuhkan akan tetapi cidera itu telah merenggut karir Basketnya, dia tidak bisa lagi melompat secara normal.
Peristiwa kedua adalah ketika aku kembali memutuskan untuk bermain Basket berkat motivasi dari seorang wanita cantik, energik dan ceria bernama Fita. Wanita yang membuat hati ini luluh padanya. Akan tetapi aku melakukan kesalahan besar, ketika berhasil menjadi juara Nasional dan masih berada di lapangan pertandingan, aku memberanikan diri menyampaikan perasaanku pada Fita. Fita menerimanya, sungguh sangat senang rasanya waktu itu. Juara Nasional dan memiliki pacar baru secara barengan. Tapi, kebahagiaan itu hanya sesaat, selang beberapa jam kemudian semuanya sirna. Berawal dari pelatih Basketku yang super cantik dan sexy memberikan bonus kepadaku, bonus karena menjadi MVP dalam meraih juara, bonus plus-plus di Hotel tempat tim kami menginap dari kak Astrid yang merupakan kakak kandung Fita. Sialnya ketika aku sedang bercumbu menuju puncak kenikmatan dengan kak Astrid, Fita datang dan menyaksikan peristiwa itu. Aku tidak menghentikan aktifitasku dan mengejar Fita, melainkan sambil meneteskan air mata aku tetap menikamati dan mencumbu kak Astrid sepuasnya. Bukan hanya sekali tapi empat kali malam itu kami lakukan, pesona kak Astrid benar-benar sudah membutakanku hingga perasaan Fita waktu itu tidak aku fikirkan.
Tapi itu semua hanya masa laluku, aku tidak sempat memperbaiki hubungaku dengan Fita karena cobaan hidup silih berganti datang padaku. Ayah meninggal, kini aku hanyan hidup berdua dengan Bunda. Bunda memutuskan kembali ke Jakarta untuk bekerja. Sedangkan aku memutuskan untuk menyelesaikan SMA di Padang dan kuliah juga di Padang. Yayasan ADP milik keluarga Fita dan kak Astrid memberikan beasiswa penuh kepada kami tim Basket SMA ADP yang berhasil menjadi jawara Nasional untuk kuliah di Universitas ADP. Aku memutuskan mengambil kesempatan itu, walau beberapa temanku menolak dan lebih memilih untuk masuk Universitas Negeri Favorit di berbagai tempat.
Kepergian Ayah tidak semerta membuat keluargaku jatuh miskin, tabungan Ayah yang cukup banyak serta uang pensiunnya yang masih mengalir hingga aku tamat kuliah pada dasarnya sudah lebih dari cukup. Tapi Bunda selalu berpesan kepadaku untuk belajar mandiri dan hidup hebat, karena tidak selamanya kita bisa bergantung dengan tabungan dan uang pensiun Ayah. Bunda mengajakku pindah ke Jakarta tapi aku tolok, aku ingin belajar mandiri seperti kata Bunda. Sehingga kini aku hidup sebatang kara di Padang. Aku masih tinggal di Rumah warisan Ayah. Rumah lantai dua berukuran cukup besar dan berada di komplek perumahan elit kota Padang. Motor N-Max dan Mobil Brio ditinggal Bunda sebagai fasilitas penunjang kehidupanku di Padang. Bunda juga berpesan, jangan sering keluyuran dan ajak teman sembarangan untuk nginap di rumah apalagi teman perempuan. Aku hanya mengiyakan pesan Bunda, walau aku tau aku bisa menepati pesan Bunda yang pertama yakni untuk tidak sering keluyuran, karena aku memang tidak suka. Tapi untuk pesan kedua entah kenapa aku ragu.
Bunda sebenarnya heran melihatku untuk memilih kuliah di Universitas swasta ADP. Padahal sebenarnya Bunda masih sanggup membiayaiku untuk kuliah di Universitas Negeri tanpa beasiswa dan walapun itu di Fakultas Kedokteran seperti cita-citaku. Tapi sejak Ayah meninggal, entah kenapa cita-cita menjadi dokter tidak begitu menggebu-gebu lagi, aku lebih cenderung bersemangat untuk mengambil jurusan Manajemen sihingga nantinya bisa menjadinya seorang Wiraswasta berpendidikan.
Selaku seorang calon Wiraswasta sejati, pola hidupku juga aku ubah secara drastis, hidup hemat semaksimal mungkin, makan cukup dua kali sehari, pagi dan sore, lauknyapun cukup pakai telur dadar tambah saus, kemana-mana pakai motor saja, ngak usah pakai mobil kecuali urgent, hujan yang diiringi kenangan masa lalu misalnya. Bahan bakarnyapun harus bensin, walau harus antri berjam-jam di Pertamina, pas dah dapat giliran cukup isi bensinnya Rp. 10.000,-. Nyuci bajupun ngak usah ke loundri, cuci sendiri saja dan ngak boleh pakai mesin cuci, cukup dikucek-kucek pakai tangan dan tinggal disiram, nyucinya juga ngak di rumah, tapi dikali yang berada di belakang rumah, sekalian buat cuci mata ngeliat ibu-ibu nyuci dan mandi, mana tau dapat bonus anak gadisnya juga ikutan. Dan soal mandi, mandi cukup satu kali sehari, pas waktu lagi mandi sabun mandi juga sekaligus dijadikan sebagai shompo. Fap-fap maksimal hanya boleh maksimal dua kali seminggu, dan yang paling penting adalah dulu sabunnya adalah sabun cair merk Lifeboy kini diganti sabun batang merk Harmoni, lebih hemat dan tetap harum. Ini sebenarnya aku belajar hemat atau belajar jadi kikir sih?
Hari ini adalah hari pertama kali aku masuk kuliah, sebelum masuk kuliah aku juga rutin melakukan pekerjaan sampinganku yang sudah aku jalani lebih tiga bulan, yakni menjadi Driver Ojol. Ini adalah kisahku, kisah seorang anak muda mencari jati diri hinggi menjadi sajian Asam Padeh Ikan Nila yang nikmat dan berkualitas.
Newbie tau masih perlu banyak belajar untuk menulis, oleh sebab itu tulisan yg tidak terlalu bermutu ini agar tetap diberi kritik saran hingga bisa menjadi layak untuk dibaca, terimakasih
PROLOG
Siapa yang sudah pernah memakan menu Asam Padeh Ikan Nila (Asam Pedas Ikan Nila) kas Minangkabau atau Padang? Punya sensasi sendiri bukan? Rasa asam yang ada pada makanan ini tidak membuat kita menyerah untuk memakannya, kemudian rasa pedas tingkat tinggi yang dimiliki selalu menantang kita untuk selalu mencoba dan mencoba lagi. Walau terkadang rasa yang duluan muncul dalam makanan ini susah ditebak, rasa asam bisa muncul pertama, namun kadang rasa pedas juga ingin muncul duluan, akan tetapi rasanya juga bisa berubah menjadi pahit ketika diiringi dengan rasa ingin memiliki muncul secara tiba-tiba tapi tidak berani untuk mengatakan.
Selain memiliki rasa khas yang dihasilkan oleh bumbu-bumbu rempah alami, menu satu ini juga disajikan dengan Ikan Nila, Ikan yang memiliki keunikan sendiri. Banyak yang menyangka Ikan Nila sama dengan Ikan Mujair, akan tetapi kedua Ikan ini memiliki perbedaan yang cukup banyak. Ikan Nila atau Oreochromis Nilaticus nama ilmiahnya berbentuk lebih besar dan lebih garang dari Ikan Mujair. Hal ini terlihat dari warna kulit Ikan Nila yang lebih gelap dibanding Ikan Mujair, akan tetapi kalau soal rasa dagingnya Ikan Nila lebih menang satu level dibanding Ikan Mujair. Begitu juga dalam kehidupannya, Ikan Nila adalah sosok Ikan yang lebih tangguh dan lebih cepat beradaptasi, sehingga walau terkenal sebagai ikan air tawar, Ikan Nila juga bisa hidup di air asin, malahan Ikan Nila adalah adalah termasuk Ikan yang bisa hidup cukup lama jika tidak ada air, tapi akan mudah mati tanpa pasangan atau ditinggal pas lagi sayang-sayangnya. (emang bucin nih ikan, tampangnya aja yang sangar).
Proses pembuatan Asam Padeh Ikan Nila juga cukup rumit. Selain membutuhkan waktu cukup lama dan takaran bumbu yang harus benar-benar pas, Asam Padeh Ikan Nila juga harus dibuat dengan cara sealami mungkin, tidak boleh dengan api kompor tapi harus dengan api tunggu dan api tungkunya juga harus dari kayu manis yang dipotong dengan gergaji tangan bukan gergaji mesin. Santan untuk kuahnya juga harus diperas dengan tangan, tidak boleh diperas denga mesin, perasnya juga harus searah jarum jam dan tidak boleh berpikiran kotor selama memeras apalagi ngebayangin lagi memeras tete istri tetangga yang juga lagi masak mau bikin Asam Padeh Ikan Nila juga. Sangat rumit bukan? Begitu juga hidup, harus melalui proses yang rumit hingga terkadang tidak masuk akal, dan ini adalah kehidupanku dalam meramu Asam Padeh Ikan Nila hingga bisa dicicipi walau entah bagaimana hasilnya.
Namaku AB, begitu teman-temanku memanggilku. Aku adalah mantan atlet Basket yang telah berhasil membawa Sekolahku juara Nasional, SMA ADP. Tapi aku sudah memutuskan untuk berhenti main Basket, walau aku tau bahwa melalui Basket aku bisa hidup dan mencari kehidupan. Atlet Basket bisa menjadi pekerjaan terbaik bagiku, karena pekerjaan yang paling menyenangkan itu adalah pekerjaan yang juga merupakan hobi kita sendiri. Tapi cukup dua kali Basket nyaris menghancurkan hidupku karena rasa bersalah.
Yang pertama adalah ketika aku menciderai rekan timku sendiri yang merupakan kapten tim Basketku ketika masih di Jakarta, kakinya patah, walau bisa disembuhkan akan tetapi cidera itu telah merenggut karir Basketnya, dia tidak bisa lagi melompat secara normal.
Peristiwa kedua adalah ketika aku kembali memutuskan untuk bermain Basket berkat motivasi dari seorang wanita cantik, energik dan ceria bernama Fita. Wanita yang membuat hati ini luluh padanya. Akan tetapi aku melakukan kesalahan besar, ketika berhasil menjadi juara Nasional dan masih berada di lapangan pertandingan, aku memberanikan diri menyampaikan perasaanku pada Fita. Fita menerimanya, sungguh sangat senang rasanya waktu itu. Juara Nasional dan memiliki pacar baru secara barengan. Tapi, kebahagiaan itu hanya sesaat, selang beberapa jam kemudian semuanya sirna. Berawal dari pelatih Basketku yang super cantik dan sexy memberikan bonus kepadaku, bonus karena menjadi MVP dalam meraih juara, bonus plus-plus di Hotel tempat tim kami menginap dari kak Astrid yang merupakan kakak kandung Fita. Sialnya ketika aku sedang bercumbu menuju puncak kenikmatan dengan kak Astrid, Fita datang dan menyaksikan peristiwa itu. Aku tidak menghentikan aktifitasku dan mengejar Fita, melainkan sambil meneteskan air mata aku tetap menikamati dan mencumbu kak Astrid sepuasnya. Bukan hanya sekali tapi empat kali malam itu kami lakukan, pesona kak Astrid benar-benar sudah membutakanku hingga perasaan Fita waktu itu tidak aku fikirkan.
Tapi itu semua hanya masa laluku, aku tidak sempat memperbaiki hubungaku dengan Fita karena cobaan hidup silih berganti datang padaku. Ayah meninggal, kini aku hanyan hidup berdua dengan Bunda. Bunda memutuskan kembali ke Jakarta untuk bekerja. Sedangkan aku memutuskan untuk menyelesaikan SMA di Padang dan kuliah juga di Padang. Yayasan ADP milik keluarga Fita dan kak Astrid memberikan beasiswa penuh kepada kami tim Basket SMA ADP yang berhasil menjadi jawara Nasional untuk kuliah di Universitas ADP. Aku memutuskan mengambil kesempatan itu, walau beberapa temanku menolak dan lebih memilih untuk masuk Universitas Negeri Favorit di berbagai tempat.
Kepergian Ayah tidak semerta membuat keluargaku jatuh miskin, tabungan Ayah yang cukup banyak serta uang pensiunnya yang masih mengalir hingga aku tamat kuliah pada dasarnya sudah lebih dari cukup. Tapi Bunda selalu berpesan kepadaku untuk belajar mandiri dan hidup hebat, karena tidak selamanya kita bisa bergantung dengan tabungan dan uang pensiun Ayah. Bunda mengajakku pindah ke Jakarta tapi aku tolok, aku ingin belajar mandiri seperti kata Bunda. Sehingga kini aku hidup sebatang kara di Padang. Aku masih tinggal di Rumah warisan Ayah. Rumah lantai dua berukuran cukup besar dan berada di komplek perumahan elit kota Padang. Motor N-Max dan Mobil Brio ditinggal Bunda sebagai fasilitas penunjang kehidupanku di Padang. Bunda juga berpesan, jangan sering keluyuran dan ajak teman sembarangan untuk nginap di rumah apalagi teman perempuan. Aku hanya mengiyakan pesan Bunda, walau aku tau aku bisa menepati pesan Bunda yang pertama yakni untuk tidak sering keluyuran, karena aku memang tidak suka. Tapi untuk pesan kedua entah kenapa aku ragu.
Bunda sebenarnya heran melihatku untuk memilih kuliah di Universitas swasta ADP. Padahal sebenarnya Bunda masih sanggup membiayaiku untuk kuliah di Universitas Negeri tanpa beasiswa dan walapun itu di Fakultas Kedokteran seperti cita-citaku. Tapi sejak Ayah meninggal, entah kenapa cita-cita menjadi dokter tidak begitu menggebu-gebu lagi, aku lebih cenderung bersemangat untuk mengambil jurusan Manajemen sihingga nantinya bisa menjadinya seorang Wiraswasta berpendidikan.
Selaku seorang calon Wiraswasta sejati, pola hidupku juga aku ubah secara drastis, hidup hemat semaksimal mungkin, makan cukup dua kali sehari, pagi dan sore, lauknyapun cukup pakai telur dadar tambah saus, kemana-mana pakai motor saja, ngak usah pakai mobil kecuali urgent, hujan yang diiringi kenangan masa lalu misalnya. Bahan bakarnyapun harus bensin, walau harus antri berjam-jam di Pertamina, pas dah dapat giliran cukup isi bensinnya Rp. 10.000,-. Nyuci bajupun ngak usah ke loundri, cuci sendiri saja dan ngak boleh pakai mesin cuci, cukup dikucek-kucek pakai tangan dan tinggal disiram, nyucinya juga ngak di rumah, tapi dikali yang berada di belakang rumah, sekalian buat cuci mata ngeliat ibu-ibu nyuci dan mandi, mana tau dapat bonus anak gadisnya juga ikutan. Dan soal mandi, mandi cukup satu kali sehari, pas waktu lagi mandi sabun mandi juga sekaligus dijadikan sebagai shompo. Fap-fap maksimal hanya boleh maksimal dua kali seminggu, dan yang paling penting adalah dulu sabunnya adalah sabun cair merk Lifeboy kini diganti sabun batang merk Harmoni, lebih hemat dan tetap harum. Ini sebenarnya aku belajar hemat atau belajar jadi kikir sih?
Hari ini adalah hari pertama kali aku masuk kuliah, sebelum masuk kuliah aku juga rutin melakukan pekerjaan sampinganku yang sudah aku jalani lebih tiga bulan, yakni menjadi Driver Ojol. Ini adalah kisahku, kisah seorang anak muda mencari jati diri hinggi menjadi sajian Asam Padeh Ikan Nila yang nikmat dan berkualitas.
