Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Menurut pembaca siapa tokoh yang bakal MATI di episode akhir cerita 'Astaga Bapak' ?

  • Suhardi

    Votes: 92 16,4%
  • Dahlia

    Votes: 24 4,3%
  • Yuda

    Votes: 27 4,8%
  • Bayu

    Votes: 23 4,1%
  • Mang Ujang

    Votes: 394 70,4%

  • Total voters
    560
Status
Please reply by conversation.
"Kemana sih mas usman?"
"Dari pagi kok belum pulang-pulang..."
"Masa iya ngurusin bisnis sampai malam gini"
"Si rina juga, malah pergi nginep di rumah temennya...", sore perlahan berganti malam, semenjak pulang dari rumah suhardi untuk mengurusi masalah firman, dahlia yang sering tampil seksi semenjak tinggal di rumah pak usman banyak habiskan aktivitasnya di rumah sendirian. Sedangkan rina putri kandungnya, sore tadi pamit menginap di rumah teman perempuan satu sekolahnya untuk bermalam minggu bersama. Oleh karena itu, sebelum mandi, sembari menunggu kekasih gelapnya tersebut pulang, dahlia dengan tanktop biru yang sudah bercampur keringatnya, sedang memasak makan malam sekaligus sambil memikirkan apa yang ia lakukan di rumah suhardi tadi siang.

Dalam benak dahlia sebetulnya ia masih tak ikhlas memberi restu nikah antara firman dan lisa. Hanya saja, ia tak mau hubungannya dengan pak usman diketahui oleh keluarga besarnya. Bisa mendapatkan malu besar dahlia, lebih dari firman dan lisa. Tak lain itu semua atas desakan suhardi yang dari dulu memperjuangkan firman dan lisa agar bersama sebagai suami-istri pasca firman ketahuan membuat lisa berbadan dua. Ya, suhardi mendesak dahlia agar memberi restu kepada firman dan lisa. Kalau tidak, suhardi akan menyampaikan hubungan gelap dahlia dengan pak usman kepada keluarga besar dahlia. Alasan suhardi cukup sederhana. Ia bisa mengatakan dahlia telah berselingkuh darinya walaupun sejatinya keduanya sama-sama salah. Cuma status suhardi saat ini tak memiliki pasangan, berbeda dengan dahlia yang sudah memilih lelaki yang menghamilinya dulu. Karena hubungannya dengan pak usman tak mau diganggu, terpaksa dahlia menuruti kemauan suhardi.

Ketika masakan untuk makan malam hampir selesai, terdengarlah suara pak usman yang tampaknya dia baru sampai di depan rumah. Kondisi itu lekas dimanfaatkan dahlia untuk segera mempersiapkan makan malam. Menurut dahlia, barangkali kekasih gelapnya tersebut lapar dan ingin langsung makan.

"Sayangg!!"
"Masmu ini pulang.....!!", lantas masuk ke dalam rumah, pak usman ternyata membawa seseorang lelaki ke rumahnya.

"Iyaa mas...."
"Ayo langsung makan malam aja, mumpung masih anget nih, mas..."
"Kebetulan aku baru banget selesai masak..."
"Kamu kalau udah lapar banget makan duluan aja ya, aku mau mandi dulu", sambut dahlia yang lebih sibuk membungkukkan badan seakan memamerkan bentuk bokongnya sambil menata piring di atas meja makan, bukannya memberi salam dan melirik ke wajah lelah pak usman yang baru pulang entah dari mana.

"Wah kebetulan nih, mas udah laper banget..."
"Makasih yaa..."
"Yuk mang kita makan bareng..."
"Mamang pasti juga udah laper kan??",

"Aduhh, mamang teh jadi ngerepotin nih...", lelaki itu jadi merasa tak enak diajak makan malam oleh pak usman.

Saat pak usman mengajak orang yang dibawanya tersebut makan, dahlia yang sepintas mendengar suami gelapnya tersebut mengobrol dengan orang itu lekas menoleh. Dan, betapa terkejutnya dahlia macam disambar petir ketika melihat wajah orang itu. Ya, dahlia terkejut kekasih gelapnya, pak usman, membawa mang ujang masuk ke rumah sekaligus hendak mengajaknya makan malam bersama. Padahal, tempo hari pak usman baru saja menghajar mang ujang yang dulu pernah mencabuli dahlia. Maka, terperangahlah dahlia memerhatikan pak usman dan mang ujang yang sedang berdiri berdampingan. Lantas dahlia langsung memaki-maki pak usman.

"Mas!!! Maksud kamu apaa sih!!!"
"Ini orang kan yang pernah merkosa aku, mas....!!!"
"Kan dah pernah aku kasih tahu!!!", sembari memarahi pak usman, dahlia mendorong-dorong tubuh mang ujang, ingin mengusir lelaki tua tersebut. "Pergi kamu!!! Pergi dari rumah ini!!! Pergi!!!", teriak dahlia keras-keras sembari menutup pintu rapat-rapat seusai berhasil mengeluarkan mang ujang dari rumah.

Tiba-tiba pak usman berlari mendekati dahlia, hendak membukakan pintu bagi mang ujang. Namun, dahlia mencegahnya. "Sayang, kamu dengerin mas ngomong dulu..."

"Ngomong apa sih, mas??!!"
"Udah jelas-jelas yang kamu lakuin itu salah besar mas!!"
"Maksud kamu apa sih??!!"
"Dulu kamu udah beri pelajaran ke itu orang..."
"Kenapa sekarang kamu berubah sikap gini, mas?!!", dahlia masih sangat emosi menanggapi pak usman. Alhasil, dia ngambek dan masuk kamar.

Ditinggal dahlia, pak usman yang wajahnya sempat sedikit panik berubah tersenyum. Malahan, ia membuka pintu yang tadinya sudah dikunci rapat oleh dahlia. Tak hanya itu, ia juga mengajak mang ujang yang sudah diusir dahlia masuk kembali.

"Maaf ya mang....", ucap pak usman membimbing masuk kembali mang ujang yang dulu pernah ia pukuli

"Iya gapapa atuh...", tak ada sedikitpun raut kecewa di wajah mang ujang setelah diminta dahlia pergi.

"Hehe..."
"Maklum mang, dahlia agak grogi..."
"Barangkali dia masih belum siap aja tempur sama mang ujang lagi...",

"Iya..."
"Mungkin atuh mbak dahlia tadi sebetulnya kangen sama mamang..."
"Hehe..."

"Ah mamang bisa aja...", pak usman tertawa pelan bersama mang ujang selagi berjalan beriringan
menuju ruang tengah. Kini, tanpa sepengetahuan dahlia, secara diam-diam pak usman mengantarkan mang ujang ke kamar tamu, yang bersebelahan dengan kamar pak usman bersama dahlia.

Sesampainya di kamar tamu, "Mang, mamang di sini dulu aja yaa..."
"Jangan ke luar dulu..."
"Ntar makanannya aku yang anterin sekalian baju ganti buat mamang...", pesan pak usman.

"Iya, mamang teh juga mau istirahat dulu sebentar..."
"Cape..."

Setelah mengantar mang ujang menuju kamarnya dan menutup pintu kamar lelaki paruh baya tersebut, pak usman membiarkan mang ujang beristirahat sejenak. Kemudian Pak usman beranjak makan malam seorang diri, mengisi perutnya yang kosong.

Sambil menikmati kesendirian dan mengunyah lezatnya masakan dahlia, pak usman memikirkan sesuatu yang telah ia rencanakan sejak tadi pagi. Ya, pak usman yang mulai bosan dengan hubungan gelapnya bersama dahlia merasa butuh variasi. Bukan berarti dia bosan berhubungan badan dengan dahlia, ia hanya ingin sensasi lain, sensasi yang bikin gairah bercinta naik lagi. Sensasi yang direncanakan pak usman adalah melihat dahlia disetubuhi oleh pria lain. Tentunya, pria tersebut harus pria yang dibenci oleh dahlia supaya sensasinya lebih dapat menurut pak usman. Maka, demi keinginan gilanya itu, tak heran ia yang tahu alamat mang ujang di Sukabumi, lantas pagi-pagi pergi menjemput mang ujang sekalian menengok marni, mantan istrinya, yang ternyata ketika ditemui baru pulang berbelanja.

Awal ketemu mang ujang, mang ujang sempat marah dan bertanya maksud kedatangan pak usman ke Sukabumi. Usai menyampaikan permohonan maaf atas tindakannya dahulu sekaligus mengemukakan maksud kedatangannya, pak usman barulah ditanggapi baik oleh mang ujang. Di sisi lain, ketika bercerita kepada pak usman tentang pengalamannya berhubungan badan dengan dahlia, ternyata mang ujang masih amat memendam hasrat dengan wanita itu. Tak heran beberapa waktu yang lalu ia sempat berniat jahat hanya gara gara kangen dengan dahlia. Lagipula, saat menyetubuhi dahlia pertama kali, mang ujang masih kurang puas karena tempo hubungan badannya hanya sebentar.

Lebih lanjut, mang ujang menyatakan kesanggupannya atas permohonan pak usman asalkan dengan satu syarat, yakni ia ingin buat dahlia hamil. Mulanya pak usman tak mau. Lambat laun ia berkeyakinan bahwasanya kalaupun hamil, dahlia pasti hamil anaknya karena ia yang lebih sering intensitas berhubungan badannya dengan dahlia. Dengan demikian, pak usman begitu mudah sepakat dengan syarat yang diajukan mang ujang.

"Maafin mas usman ya dahlia..."
"Mas cuma gak kepengen hubungan kita jadi ngebosenin aja sayang...", batin pak usman berucap.

Situasi dahlia yang sedang marah padanya, membuat pak usman mengatur siasat bagaimana kiranya ia tak jadi sasaran amarah dahlia andai mang ujang berhasil meniduri wanita itu. Di lain hal, pak usman juga memikirkan bagaimana cara agar dahlia bisa ditiduri oleh mang ujang kalau keadaannya dahlia amat tidak menyukai kehadiran mang ujang di rumah.

"Hmmm kalau pakai cara ini aman buatku...."
"Tapinya, akunya harus minta maaf dulu sama dia, kalau enggak bisa gagal rencanaku melihat dahlia ditindih mang ujang..."
"Lagipula supaya aku tidak dicurigai macam-macam juga olehnya..."

Ketika pak usman hampir menghabiskan makan malamnya, dahlia keluar dari kamar sambil membawa piyama dan handuk. Selagi melangkah, Wanita itu memalingkan wajahnya dari pak usman.

"Dahlia.....!", panggil pak usman

"Dahlia, maafin mas sayang...!"
"Mas gak ada maksud bikin kamu marah..."
"Dahliaa!!"
"Tapi mas pengen kamu dengerin penjelasan mas dulu...", pak usman menghampiri dan mencegat langkah dahlia, namun dahlia tetap membuang muka dan berusaha melewati pak usman.

"Yaudah mas, kamu mau ngomong apaa..."
"Aku tungguin...."
"Jangan lama-lama.."

"Iya, masalah tadi, mas minta maaf banget..."
"Mas udah salah ajak mang ujang ke sini..."
"Tapinya kamu musti tahu dulu, mang ujang itu ditelantarin marni di tengah jalan, sayang..."

"Oh, jadinya kamu kepengen nampung mang ujang di sini begitu?", potong dahlia makin kesal.

"Bukannya begitu, kamu coba dengerin mas selesai ngomong dulu.."
"...."
"Jadinya mang ujang itu udah gak diurusin lagi sama marni, dahlia... Nah, dia itu sebetulnya kepengen balik ke Sukabumi, tapi dia gak punya ongkos dan marni gak kasih uang sama sekali..."
"Kebetulan, mas ketemu dia gak sengaja di pinggiran jalan"
"Mas tanya dia mau ngapain, dia bilang lagi ngumpulin ongkos buat ke Sukabumi..."
"Mang ujang kerja serabutan...", terang pak usman dengan wajah penuh belas kasih.

"Terusnya kamu mau ngapain mas?!"
"Mau sok jadi pahlawan kesiangan gitu?!", tanya dahlia dengan muka masam.

"Hmmm..."
"Inget dahlia, mang ujang pernah jadi bagian keluarga mas..."
"Mas ngajak dia ke sini tuh, maksudnya mau kasih uang buat dia balik ke Sukabumi ketimbang dia harus kerja begitu..."
"Mas tahu betul kok dia udah jahat sama kamu sayang..."
"Tapinya gak selalu kita harus dendam terus-terusan sama orang 'kan??..."

"Terserah kamu deh mas....."
"Awas! awas! Aku mau mandi...."

Meskipun tak yakin, pak usman percaya diri untaian kata yang menipu tersebut berhasil mengelabui dahlia. Dengan begitu akan mudah buat pak usman menjalankan rencana gilanya yang sudah disusun rapi dan dipikirkan matang-matang. Kini, pak usman cuma tinggal menunggu dahlia reda amarahnya.

Mengetahui dahlia sudah masuk ke kamar mandi, pak usman lantas memanfaatkan momen tersebut untuk mengantarkan pakaian ganti beserta makan malam untuk mang ujang. Ketika dia hendak masuk membawa semua yang diperlukan buat mang ujang, pak usman malah melihat laki-laki paruh baya itu ternyata sedang terbaring tidur. Biarlah kata pak usman supaya mang ujang kuat staminanya kala menggauli dahlia nanti. Usai meletakkan pakaian ganti dan makan malam untuk mang ujang di kamar tamu, pak usman tak lagi memiliki kegiatan rutin, kecuali mandi dan menunggu waktu tidur malam.

"Ughhhh...jadi gak sabaran aku kepengen lihat dahlia dibikin jerit-jerit sama mang ujang..."
"Tapinya, aku mulai dari sekarang harus pinter-pinter bersandiwara. Kalau enggak, nanti bisa hancur lebur rencanaku karena ketahuan aku berbohong....", pak usman berbicara sendirian.

Sambil menanti giliran mandi karena baru saja selesai makan, pak usman mengambil seutas tali dan sebuah lakban. Tak hanya itu, dia malah tiba-tiba berpikiran untuk membangunkan mang ujang yang sedang tertidur pulas, "jangan cuma aku doang yang musti belajar sandiwara, mang ujang juga harus. Kalau sampai mang ujang bongkar aku yang merencanakan ini semua 'kan bisa kacau...."
Lantas, pak usman pergi ke kamar mang ujang sambil membawa seutas tali dan lakban yang dipegangnya.

"Mbah dahliaaa, mamang teh kangen atuh kita bikin anak kayak dulu lagi sayang...."
"Tapi kali ini atuh mamang yakin, kamu teh bakal bunting sama mamang...", pak usman menemukan mang ujang tengah mengigau dalam tidurnya.

......................................................................................................


"Lain kali jangan diulang yaa mass..."
"Dahlia gak seneng aja sama yang mas lakuin tadi....", di dalam kamar, di atas satu ranjang yang sama, pak usman dan dahlia sedang rebah berdampingan dan saling bertatap muka. Dengan dibungkus satu selimut nan lebar keduanya yang sama-sama mengenakan piyama terlihat bercengkrama satu sama lain setelah percekcokan usai maghrib tadi.

"Iyaa, mas usman gak bakal ulangin lagi kok..."
"Tadi kita kan cuma salah paham aja..."
"Jadinya bener nih kamu mau maafin mas?", girang hati pak usman tahu dahlia percaya dengan apa yang ia katakan tadi.

"Bener, dahlia maafin kok kamu mas..."
"......."
"Tapinya,,,,, mang ujang tadi gimana dong?"
"Bisa pulang gak ya diaa...", dahlia memeluk mesra pak usman seraya merebahkan kepalanya di bahu pak usman.

"Sewaktu kamu masuk ke kamar, mas langsung pergi nguber dia..."
"Mas kasih deh sejumlah uang buat dia untuk biaya balik ke kampungnya...", terang pak usman dengan sabar

"Ooh gittu yaa...."

"Ngomong-ngomong, bener putri kita nginep di rumah temennya??", pak usman mendadak menanyakan keberadaan rina yang dilihatnya sejak pulang ke rumah.

"Bener kok mas, dia tadi udah izin sama aku...", jawab dahlia.

"Emmmm...."
"Eh iya sayang, kamu lagi gak 'dapet' 'kan?"

"Enggak kok mas..."
"Malah lagi subur nih...."
"Kenapa? Lagi kepengen yaa kamu mas??", tanya dahlia sambil menggoda pak usman dengan menyentuh batang penis sang kekasih yang masih layu.

"Kepengen sih..."
"Tapinya mas cape banget nih hari ini...", ucap pak usman sembari meremas buah dada dahlia yang masih terbungkus bra dan piyama.

"Ihhh...."
"Cape tapi kamunya masih ngeremes susuku..."
"Memangnya mas ngapain aja sih hari ini...??", tanya dahlia kepengen tahu.

"Mas hari ini itu,,, ketemu temen yang mau bantu ngembangin bisnis mas..."
"Kita ngobrol lama banget karena kebetulan dia juga temen sekolahku dulu..."....
"..........."
"Hooaahheeeemm........."
"Yaudah, kita tidur yuk..."
"Mas ngantuk banget nih....", ajak pak usman yang sebetulnya belum ingin tidur.

"Iya mas"
"Dahlia juga udah kepengen tidur nih..."

Selesai bercakap-cakap mesra macam suami-istri, pak usman dan dahlia hendak tertidur lelap bersama. Namun, menjelang tertidur di atas ranjang yang empuk, pak usman lekas beranjak berdiri terlebih dahulu untuk mematikan lampu kamarnya.

"Klikkk....", gelaplah suasana kamar pak usman dan dahlia ketika mereka berdua beristirahat.

###​

Malam kian larut, tak ada satu pun yang lewat di sekitaran rumah pak usman. Begitu juga heningnya kendaraan yang tiada lalu lalang seperti siang hari. Kamar rina sendiri yang lampunya menyala tampak kosong ditinggal penghuninya yang sedang menginap di rumah salah seorang kawan wanita. Sementara itu, kamar tamu yang diisi oleh mang ujang malah tampak kosong melompong. Kemana gerangan paman marni itu? Sedangkan, pintu rumah tertutup rapat. Dapur terlihat sunyi. Kamar mandi cuma bunyi air yang menetes setetes demi setetes dari sebuah keran..,

Hanya saja..... terlihat berbeda suasana di kamar pak usman dan dahlia.

"Aaahhh kamu ini masss...."
"Katanya cape, katanya lagi gak kepengen...."
"Tapinya memek aku, kamu sambar juga"
"Hhmmmmmm.....", dalam gelap gulitanya kamar, dahlia menggelinjang. Desahan demi desahan terlontarkan begitu mudah. Kedua tangannya pun sibuk meremas-remas sprei yang awalnya amat rapi melapisi kasur tempat ia tidur. Kedua jenjang kakinya yang tak bisa tenang , bergerak tak karuan, menyepak-nyepak angin. Tidak terlihat jelas mengapa dahlia begitu karena tubuh berisi dahlia separuhnya masih tertutupi oleh selimut. Namun, terlihat tonjolan kepala di daerah paling sensitif miliknya. Ya, tampak ada seseorang yang sedang asyik menjilati kelamin dahlia.

"Aahhh mass, nyalain dong lampunya, kalo gini aku kan gak bisa lihat kamu....", dahlia seakan sedang berkata pada pak usman. Namun, entah mengapa pak usman tak membalas sama sekali ucapan dahlia. Bahkan, sampai celana piyama dahlia sudah dipeloroti beserta dalamannya. Hingga vagina dahlia pun terpampang bebas dengan rambut-rambut halus yang tumbuh di sekitar. Namun, pemandangan itu tidak mudah terlihat oleh mata. Selain karena gelap, tubuh dahlia masih terjaga oleh selimut.

"Sliirrpsss, shhhrrruppss, sllllrrrpp", begitu bersemangat dan lihainya seseorang yang sedang menyapu bibir vagina dahlia dari balik selimut. Tanpa perlawanan, lelaki itu semakin menjadi-jadi. Ia berani selipkan lidahnya yang basah di antara rekahan kemaluan dahlia. Lidahnya yang terjulur menggelitik segala sisi, sedang berusaha menggapai klitoris kemaluan yang ia percaya bisa bikin wanita mencapai klimaks.

"Aahhhhhh masss, kamu kok liar banget sih, gak kayak biasanya deh...", dahlia sadar bahwa lidah seseorang yang ia kira pak usman sedang ingin menyentuh bagian klitorisnya. Karena ia mengira itu pak usman, dahlia membiarkan saja. Malahan, dengan manjanya ia angkat pinggul seraya mempermudah vaginanya untuk terus disusupi lidah tersebut. "Hsssshhh, ayo masss terusss...."
"Bikin basah memek dahliaa dong...."
"Iniii dahlia sodorin memek dahlia, biar kamu puasss malam ini sayangg..."
"Lidah kamu soalnya nakal banget sih.....", rambut dahlia kian kusut semenjak berulang kali ia palingkan wajahnya gara-gara vaginanya kian diserang oleh lidah si lelaki. Hingga, tiba-tiba

"Hhhhmmmmmmppprrrtss...."
"Mmmmmmuaachhhhh.....", vagina dahlia dihirup dan diciumi dengan begitu berangsang. Sampai-sampai, "aaaaaahhhhh mas usmaann enaaakkkk masssss.....", pinggul dahlia kian terangkat tinggi, ia mencengkram kuat-kuat sprei yang ada di sekitar pergelangan telapak tangannya. Dahlia terlihat menikmati perlakuan itu dari desahan yang terus dikeluarkan.

"Masss, ayoo sentuh itil dahliaaa dong..."
"Dahlia kepengen dibuat klimaks sama kamu masss...", pinta dahlia. Mendengar ucapan dahlia barusan, lelaki yang sedang berusaha memuaskan dahlia itu mencoba memasukkan jari telunjuk dan tengah ke daerah sensitif milik dahlia. "Hhhsss...Iyaaa yang itu maassss, tapi dahlia gak kepengen disentuh pakai jari kamu, maunya sama lidah dan bibir kamu tadi sayangg....". Dua jari tadi lantas hilang. Si lelaki coba merapatkan bibir kelabunya yang banyak cerutan dengan bibir vagina dahlia yang sedang merekah. Sambil kedua tangannya melebarkan kedua belah paha dahlia, lidah basahnya menjulur masuk. "Ssslllllleerrrrrss...",...

"Ooooooohhhhhhh massss.....", dahlia bisa merasakan lidah terbalur liur itu menjalar masuk untuk kesekian kali, demi menjangkau klitoris dahlia. Karena keinginan klimaks, dahlia bantu si lelaki sembari melebarkan paha selebar-lebarnya. "Hayoooo sayaangg, sentuh itil memekku, mass..."
"Dahliaaa kepengen beceekk..."
"Biar nanti dientot kamunya gampangg...".

Pada akhirnyaaa, setelah bersusah payah, bertemulah klitoris dahlia dengan lidah si lelaki. "Aaahhhhhhhhhhss masss...."
"Hiiiyaa ituuuu..."
"Aaaahhh...."
"Teruss maininnn....."
"Terruussssshh...."
"Biar cepet basssaaaahhh punyaku sayaaangg..."
"Oohhhhhhhss....".

Usai berhasil menyentuh, amat bergairah si lelaki mengusap-ngusap klitoris dahlia menggunakan sapuan lidah beserta liur yang tetap membasahi lidah tersebut. Selain itu, kedua tangannya mulai agak direpotkan menahan kedua belah paha dahlia yang mulai bereaksi atas apa yang ia lakukan. "Sllerpphhsss....slluprrhhh...."

"Aaaahhhhhhhh terussss...."
"Dikit lagiii sayaaaangg...."
"Dikit lagi memek akkku basaahh...."
"Teruss jilatiin memek aku..", begitu dahlia menikmati dan merasakan sentuhan demi sentuhan lidah yang menggerogoti klitorisnya. Walaupun kedua pahanya mengibas-ngibas macam sedang kepanasan, sebetulnya ia sedang merasakan sebuah sensasi yang luar biasa. Oleh karena itu, ia tak bisa menahan terus-terusan gelombang cairan kemaluanmya yang ingin meledak. "Hhaaadddduhhh masssss..... kamuu nakaaalll baannggettt.."
"Aku mau keluar dikit lagi nih jadinya masss",
"Ooohhhh hsssshhhh.....".

"Hhhmmmmrrrpphhhss", lidah si lelaki tertarik sebentar, kemudian bibirnya lekas mengecup-ngecup segala sisi bibir vagina dahliaa. Tak berlansung lama, ia kembali julurkan lidahnya masuk, menjilati klitoris wanita yang tak lama lagi kan melepas orgasme tersebut. Hal itu ia lakukan berulang-ulang kiranya supaya dahlia betul-betul puas. Di lain hal, tubuh dahlia sangat kegelian, birahi kewanitaannya berguncang hebat. Desahannya makin tak teratur. Kepala yang awalnya terganjal bantal beringsut di antara sprei yang makin acak-acakkan. Bahkan, kalimat yang terucap tiada lagi terdengar. Dan akhirnya,....

"Crreeessssssssshhhhhhhh......."
"Aaaaaaaaahhhhhhhh massssss"
"dahliaa keluaaarrr masss!!!!...."
"Aaaaaaaahhhhh.....", dahlia mendesah hebat, wajahnya pun sedikit pucat bersamaan dengan orgasme luar biasa yang berhasil ia rengkuh. Tak biasa sebetulnya dahlia seperti itu kala dioral oleh pak usman. "Hhhuuuhh.... huhhh.... huuuhhh......", usai klimaks dicapai, menderu-deru'lah nafas dahlia selagi menikmati banjir cairan yang sedang membasahi vagina. Sedangkan, bibir dan lidah yang tadi memberi kepuasan sirna seketika.

Setelah dibikin puas, Dahlia lunglai nan lemas. Dalam gelap, sambil rehat mengumpulkan tenaga kembali, dahlia bingung kemana lidah dan bibir lelaki yang ia kira pak usman tadi.
"Mass kamu dimana?"
"Kamu tumben pinter banget bikin aku puasnya..."

Ketika meraba-raba selagi mencari si lelaki di atas ranjang, selimut yang menutupi tubuh dahlia terangkat entah kemana. Dan, perlahan-lahan ada yang membuka kancing piyama dahlia satu per satu.
"Mas, kamu gak kayak biasanya..."
"Habis belajar dari mana sih kamu???"
"Temen bisnis kamu yaa?" Pasrah dahlia ketika lelaki yang masih ia duga pak usman membuka kancing pakaiannya. Maka, secara pelan-pelan terpampanglah bungkusan bra coklat muda yang sedang mencangkup gunung gembar dahlia. Dahlia yang masih terbujur lelah tak terlalu mempedulikan hal itu. Namun, ia sangat terkejut karena usai dibuka piyamanya terdapat kedua tangan kasar nan hangat lantas meremas-remas payudaranya.
"Aaaaaahhh masss...."
"Geeeeliiii...."
"Jangan digituin dongg...", ucap dahlia sembari memegang tangan yang sedang memilin-milin buah dadanya.

Tak kuat terus dijamah, karena masih menganggap
itu pak usman, dahlia seolah mengerti, lekas ia menurunkan bra yang mencakup puting susu miliknya. "Kamu haus yaa mas, makanya sengaja tadi ngeremes payudara aku kayak gitu...". Perkiraan dahlia setelah menampakkan puting susunya dalam gelap, ada bibir yang akan melumat. Nyatanya, buah dadanya malah merasakan ada bulu-bulu menggelitik. Ditambah, ada batang penis yang amat keras nan hangat yang tengah ditampar-tamparkan di belahan dadanya. "Ohhhh masss, tumben keras banget punya kamu...", dahlia coba meraba dalam gelap. Tak hanya itu, sejenak tangannya mengocok batang penis yang berada dihadapan buah dadanya.

"Ohhhh ereksi kamu kuat bangeett..."
"Udah gak sabaran yaa pengen entot aku yaa masss..." Di sini dahlia mulai merasakan keanehan, ia yang biasa mengoral penis pak usman merasakan ada yang beda dengan penis lelaki yang sedang disentuhnya. Penis yang berada dalam genggaman dahlia tidak sebesar punya pak usman, namun lebarnya lebih dari pak usman. Selain itu, tegang sekali urat-urat yang ada di sekitar leher penis. Hanya saja, Dahlia coba buang jauh-jauh pikiran tersebut karena ia tak mau merusak suasana yang sudah panas ini.

"Mas, kamu kepengen diapain?" Pertanyaan dahlia itu lantas dijawab dengan tamparan berulang-ulang batang penis di belahan dadanya. "Ehhmm..kepengen dijepit sama susu dahlia ya punya kamu..."
"Letakkin sini, mass...", dahlia menebak, mengarahkan penis tersebut. Dan, lambat laun mulailah wanita itu memghimpit batang kemaluan dengan memggunakan kedua payudaranya.

Alhasil Si lelaki pun amat menikmati apa yang dahlia lakukan. Bahkan, ia sempat melenguh pelan. "Oghhh terusssh..." Sayangnya, dahlia tak mendengar lenguhan tersebut karena terlalu sibuk dengan aktivitasnya.
"Eeerghhh... errgghhh..."
"panas banget punya kamuu, mas...
"Dahlia jadi gak sabaran kepengen dimasukkin nih...".
Si lelaki hanya mendengarkan apa yang dahlia katakan. Tak menggubris, Ia sibuk menggesek-gesek penisnya. Hanya saja, batinnya menanggapi. "iyaa atuh mbaak..."
"Sabarr yaahh..."
"Nanti mamang sodok atuh punyamu mbak..."
"Mamang teh kangen bangett mbak dahliaa..."

Karena terlampau lama, bra dahlia yang masih mengait melorot, dahlia pun juga mulai kelelahan memilin penis lelaki yang ingin dimanja olehnya. Yang ada hanya membuat penis tersebut semakin mengacung tegak. Alhasil, dahlia akhirnya menyerah juga.
"mas, capee.... susah banget kayaknya punya kamu dibikin klimaksnya".

Namun, si lelaki tak mau berhenti menggesekkan penisnya di belahan payudara dahlia, meskipun dahlia tak lagi menjepit dengan buah dadanya. Seolah mengerti, dahlia malah mengarahkan batang kemaluan tersebut ke dalam mulutnya. Terlebih dahulu, ia elus-elus sebentar. "Errggh... yaudah sini dahlia iseep ajah..."
"Orghh masss...."
"Gak biasanya deh punya kamu sekeras iniihh..."

Batin si lelaki gembira bukan main ketika dahlia memutuskan untuk mengoral penisnya. Lebih lanjut, setelah dahlia menelan pelan-pelan kemaluan si lelaki, mulut dahlia yang mengulum dibarengi dengan sodokan penis tersebut.
"Argghh eehmmm... eemmmphh..."
"Eemmmphhh", Air liur dahlia mau tak mau membasahi kemaluan yang sudah tak sabar ingin menikmati hubungan badan dengannya.

Setelah beberapa menit mengulum,
"Arrrrhhhhh hhhhh.... hhhaah....", tiba-tiba dahlia berhenti menelan penis si lelaki. Wajahnya sedikit memerah karena terlalu lelah saat penis tersebut tak henti-hentinya terbenam dalam mulut dahlia.

Sementara itu kemaluan si lelaki sudah benar-benar basah oleh air liur dahlia. "Maassss, punya kamu mulut dahlia gak bisa muasin masss..."
"Ayoo deh buruan saayaang kamu entot memek aakuuu...."
"Yang bisa muasin punya kamu cuma punyaku sayang...", ucap dahlia yang putus asa dalam gelap.

Keputusasaan dahlia barusan lekas berujung,
seakan kesal dan tak puas, bibir si lelaki tiba-tiba mencaplok puting susu dahlia. "Aaahhhhh masss....", sambil diremas, bergantian puting susu dahlia dihisap dan dilepas. "Cyeeeephhhh arghhh cyopphhh arrghh"

Dahlia pun meronta-ronta, tak biasanya mulut pak usman segemas itu kala melumat payudaranya.
"Aaahhhh massss, gitu banget kamu isep tete akunya..."
"Oohhhh, haus banget yaa kamu sayangg..." apa yang dilakukan si lelaki membuat dahlia semakin terangsang untuk bercinta. Maka, selagi si lelaki sibuk menyusu, dahlia coba menelanjangi dirinya sendiri. Ia perlahan lepas kaitan branya. Setelah itu ia copoti piyama yang sudah terbuka seluruh kancingnya. Kini, sembari si lelaki masih menetek, dahlia sudah resmi telanjang bulat. Ia yang masih beranggapan itu pak usman, memang sudah siap untuk dimasuki liang senggamanya.
"Masss, udahan dong nyusunya..."
"Sekarang kita bersebadan yuk mas..."
"Punyaku udah gak sabar nih dimasukkin sama punya kamu yang udah keras banget itu..."
"Tapi..., sebelumnya gimana kalo lampunya dinyalain dulu, mass..."

Lelaki tersebut tiba-tiba berhenti menghisap puting payudara dahlia karena diminta. Tetap tak mau bicara dan membalas ucapan dahlia tadi, justru ia malah mendekati tubuh bugil dahlia. Sambil merangkak pelan di atas ranjang, ia mencari-cari vagina dahlia yang kini siap ia masukki. Namun karena gelap, ia tak berhasil menemukan. Sebaliknya dahlia, ia tak sengaja menyentuh punggung si lelaki. Meski kekar, entah mengapa tubuh pak usman tak berisi sama sekali. Dahli pun mulai menaruh curiga. Apalagi jika mengingat kejanggalan sebelumnya. Ditambah, tak ada sama sekali pak usman berucap. Oleh karena itu, dahlia yang sudah hafal bagian dalam kamar pak usman, memutuskan untuk menyalakan lampu. Lantas, ia turun dari ranjangnya dengan tubuh polos.

"Kkkklliikkkk....", dahlia amat terkejut ketika lampu sudah ia nyalakan. Liang senggamanya yang sudah basah, begitu juga puting coklat muda payudaranya yang sudah terbaluri air liur lelaki menjadi bagian saksi bisu. "Mangg ujanggg!!!!", lekas mau rapuh tubuh dahlia yang sedang berdiri tegap. Ia tak bisa bayangkan bahwa ternyata dari tadi ia bergulat mesra dengan lelaki yang pernah mencabulinya.
"Hehe iyaa..."
"Ini teh mamang mbak dahliaaa...", dalam posisi merangkak di atas kasur, mang ujang yang dipergoki dahlia tersenyum malu.

Tak mau berkomentar banyak, takut keburu dijamah mang ujang, dahlia berusaha berlari ke arah pintu kamar untuk melarikan diri. Akan tetapi, percuma. Pintu tersebut terkunci rapat. Ia lekas berteriak keras memanggil pak usman.
"Maaassss.... tolong aku masss!!"
"Mmmassss!!! Tolong aakuuu!!!!
"Toloongggggg!!! Tolong dahliaaaa, massss!!"

Berulang kali dahlia berteriak, tak ada orang ataupun pak usman menolongnya. Sedangkan, justru dengan girangnya mang ujang memerhatikan dahlia yang perlahan mulai berhenti berteriak. Di lain hal, dahlia menangis, menghadap mang ujang yang juga sudah telanjang dan sedang duduk santai di pinggiran kasur. Dengan penisnya yang tetap memgacung tegak, ia menatap ke arah tubuh bugil dahlia
"Mang ujang..."
"Jangan gituin dahlia lagi mang...."
"Dahliaa mohonn....", dengan tangis macam dahulu, dahlia memelas agar mang ujang tak lagi mencabulinya.

"Kok mbah dahlia teh berubah pikiran sekarang..."
"Tadi kayaknya nikmatin betul atuh...", sindir mang ujang yang sebelumnya sempat dilayani dahlia.

"Enngggak mang..."
"Dahlia gak nikmattiiin.."
"Enggak....!!"dalam derai air mata dahlia mengelak, meskipun dirinya terpaksa berbohong.

"Enggak nikmatin, tapi kamu teh mau isep punya mamang...."
"Ayo atuh mbak dahlia..."
"Mbak dahlia lihat dong punya mamang..."
"Dia kangen berat atuh sama punya mbak dahlia..."
"Mamang janji bakal bikin mbak dahlia teh keenakan kayak dulu...", ucap mang ujang berjalan mendekati dahlia yang sudah terpojok dihadapannya.

"Janggann mangggg...."
"Jaaaaaaannggggaaannnnnnn......!!.", dengan suara ketakutan dahlia melarang mang ujang mendekati tubuh telanjangnya. Akan tetapi, langkah mang ujang tidak berhenti sama sekali. Justru semakin terpancing mang ujang memojokki dahlia. Namun, entah mengapa langkah mang ujang berbelok ke arah saklar lampu.

"Klikk...", lampu dimatikan oleh mang ujang. Kembali kamar tersebut gelap gulita. Alhasil, dahlia semakin cemas dan tenggelam dalam ketakutan. Ia pun berteriak sekeras-keras untuk melampiaskan rasa takutnya. "Jaaaangggaaannnn mangggggg!!!!!"
"Toolllooonnngggg!!!"
"Tolloooongggg!!!
"Braakkk....brakk...brakkkkk", tak hanya berteriak dahlia sesekali menarik gagang pintu sekuat-kuatnya. Karena tak membuahkan hasil, ia terpaksa memggedor-gedor pintu, masih berharap ada yang mendengar. Ketika sibuk berbuat demikian, tiba-tiba terdengar suara mang ujang berbisik.

"Tenang dulu mbak, tenang....", lirih suara mang ujang dalam gelap. Namun, dahlia tetap tak menggubris. Entah mengapa, sudah diabaikan dahlia, Mang ujang tetap berusaha membuat dahlia kalem. "Tenang dulu mbak.., tenang...,"
"Mamang teh mau kasih tahu sesuatu..."
"Kalau sebetulnya atuh mamang bisa giniin mbak karena disuruh seseorang..."
"Bukan kemauan mamang loh..."

Meski tak melihat mang ujang, mendengar suara lirih yang seakan ingin memberinya informasi, dahlia mulai terdiam. Ia berpikir sejenak. Barangkali ada sesuatu yang penting yang ingin disampaikan lelaki tua cabul tersebut. Beberapa menit kemudian, barulah dahlia mau menanggapi ucapan mang ujang "Maksud mamang tadi apa?", balas dahlia dengan suara yang lirih jua.

"Sini teh mamang tunjukkin sesuatu...", tiba-tiba tangan mang ujang menyentuh tangan dahlia. Pintu kamar yang tadi terkunci pun lantas dibuka oleh mang ujang yang memegang kuncinya. Lalu, dengan pintu yang terbuka sedikit, dahlia dengan mang ujang yang tak berpakaian pergi menengok kamar sebelah.
"Pelen-pelen atuh mbak..", ucap mang ujang memberi isyarat, dengan langkah mengendap-ngendap sambil sesekali melirik tubuh telanjang dahlia, dimana payudara wanita tersebut tergantung bebas kala berjalan.

"Iya mang...", karena penasaran sekali, dahlia tidak peduli lagi dengan ketelanjangan tubuhnya.

"Coba atuh mbak lihat....", mang ujang meminta dahlia untuk mengintip kamar sebelah yang kebetulan ada celah. Dan kala mengintip, dahlia melihat di sana terdapat pak usman yang tampak sedang mengintip jua ke arah kamar dimana dahlia tadi dikerjai mang ujang dalam gelap. Lelaki itu terdengar sedikit frustasi,

"kok dimatiin lagi sih lampunya sama mang ujang..."
"Kan seharusnya enggak aku bilang tadi..."
"Huuuhhh...."
"Mungkin mang ujang lagi ngakalin dahlia kali yaa..."
"......."
"Dahlia..., dahlia..., maafin mas yaa..., mas berbuat begini cuma karena gak kepengen hubungan kita jenuh aja..."
"Hehe...", tawa pak usman yang tak sadar bahwa dahlia mendengar ucapannya barusan.

Tak mau melanjutkan, dahlia mendadak geram sekali. Pikirannya jadi menyamaratakan bahwasanya sosok lelaki tak ada yang baik memperlakukan seorang wanita yang jadi kekasih mereka. Apa yang menimpa dahlia hanya ulangan masa lalu ketika ia bersama suhardi. Anehnya, ia tak berencana langsung memergoki dan menghardik pak usman yang ternyata otak di balik semua hal gila ini. Malahan, dahlia yang sudah terlanjur amat benci masuk kembali ke dalam kamarnya.
"Mang, temenin dahlia pergi dari rumah ini yuk..."
"Tapinya jangan sampai ketahuan mas usman ya..."
"Biarin aja dia nungguin kita terus di kamar sebelah yang lampunya masih gelap..."
"Biar tahu rasa itu orang!!"

Bersama mang ujang, dahlia yang sudah emosi buru-buru kembali masuk ke kamarnya. Dalam gelap, ia berganti pakaian. Selain itu, ia mengambil beberapa pakaian untuk dibawanya pergi. Tak lupa pula ia mengambil dompet yang hampir tiap hari diisi oleh uang pemberian pak usman. Sementara itu, mang ujang tetap dibiarkan bugil. Ia diminta berjaga-jaga oleh dahlia siapa tahu pak usman nanti mulai curiga. Setelah begitu cepatnya bersiap-siap, dahlia yang sudah berpakaian utuh dengan celana pendek dan kaos oblong berwarna biru tua, lekas berbicara dengan mang ujang yang dari tadi terus berjaga-jaga. "Mang, pakai baju gih buruan..."

"Mau kemana atuh mbak malam-malam begini??", tetap mempertahankan suara lirihnya, mang ujang menatap bingung dahlia yang menenteng plastik merah berukuran sedang yang isinya semua pakaian.

"Gak usah banyak tanya deh mang..."
"Mamang mau ikut dahlia gak..?"
"Soalnya kalo mamang ditinggal sendiri di sini ..."
"Dahlia yakin mamang bakal habis dipukulin mas usman lagi...", ucap dahlia yang walaupun terkesan membuang muka, ia sesekali melirik ke arah tubuh telanjang mang ujang, dimana penis lelaki tersebut sudah lunglai.

"Ikut atuh kalo gitu mbak..." sahut mang ujang. Namun, setelah mendapat kepastian mang ujang, tiba-tiba dahlia buru-buru masuk kembali ke kamar. Ya, karena pak usman keluar dari kamar sebelah.

"Loh?! Kok mamang malah di sini?!!, terkaget pak usman melihat mang ujang berdiri tak berbusana.

"Inihh, mamang teh habis dari kamar mandi...", balas mang ujang agak panik dengan kehadiran pak usman.

"Oh ya mang, kok lampunya dimatiin lagi sih..."
"Kan seharusnya dinyalain, sesuai dengan yang aku terangin tadi malam...", agak jengkel raut wajah pak usman.

"Eh iya atuh maaf nih mas, soalnya tadi teh sengaja..."
"Kalau gak gitu atuh mamang khawatir mamang gak bisa ngadepin perlawanan mbak dahlia yang udah tahu ini mamang bukannya mas.."
"....",..

"Ehmmm begitu....",..
"Lah?! Terus sekarang mamang kenapa bisa keluar?!!", mendadak bingung pak usman.

"Oohh itu..."
"Mamang teh udah berhasil naklukin mbak dahliaanya, mass"...
"Sekarang malahan mbak dahlianya lagi nungguin mamang"
"Hehe...", bisik mang ujang di telinga pak usman.

"Eehhmmm..."
"yaudah deh, mamang masuk gih sekarang..."
"Keburu dahlianya gak kepengen lagi nanti..."
"Inget mang, jangan lupa lampunya dinyalain...!", tegas pak usman mengingatkan karena sudah sesuai kesepakatan.

"Iya mas, nanti mamang nyalain atuh...."
"Tapinya teh gak bisa buru-buru juga ya.."

"Iya mang...!!"
"Yaudah buruan masuk kamar gih...", pinta pak usman sembari mendorong-dorong tubuh telanjang lelaki yang dulu pernah ia pukuli.

Setelah didesak pak usman, mang ujang lantas masuk. Di kamar yang gelap, dahlia bersama mang ujang membisu sebentar sambil menunggu pak usman masuk lagi ke kamar sebelah. Barulah setelah itu dahlia keluar dari kamarnya. Namun, pintu tidak lagi ditutup, dibiarkan sedikit terbuka. "Buruan mang pakai bajunya..."
"Kalo gak, nanti mas usman keburu keluar lagi...", desak dahlia.

"Iya mbak.."
"Ini dikit lagi...", dengan kaos berkerah berwarna putih dan celana pendek berwarna hitam milik pak usman, mang ujang lantas tergesa-gesa keluar kamar, menemui dahlia yang sudah menantinya. Menutup pintu rapat-rapat lebih dulu, lalu keduanya bergegas menuju pintu keluar rumah yang kuncinya menempel digagang pintu. Setelah berhasil dibuka, lambat laun keduanya lekas pergi meninggalkan rumah pak usman.

Entah kemana tujuan mang ujang dan dahlia pergi melarikan diri larut malam begitu. Yang jelas mereka berjalan secepat mungkin sebelum ketahuan pak usman. Syukurlah, ada taksi yang melintas, tanpa pikir panjang dahlia bersama mang ujang lekas menaiki taksi tersebut. Selamatlah keduanya karena beberapa menit setelah taksi yang dinaikki dahlia dan mang ujang meluncur, pak usman menyadari ketiadaan mereka berdua yang sudah tidak ada lagi di kamar.

"Awwwwwassss kamuuu dahliiiaaaaa!!!!!!"
"Errrrrrrggghhhhhhhh", marah besar pak usman. Lantas, ia memberi ancaman.

Di sisi lain, ketika dahlia berjalan kaki bersama mang ujang malam itu, sempat ada seseorang yang melihat mereka berdua......

Bersambung....

###​
 
weh manteb suhu udah update doble post lagi hehe, terimakasih suhu updatenya ijin baca dulu :jempol:
 
Amannnn belum imsyak
:Peace:

Kalo cerita subes gee no komeng no kripik dah.. Minta update terus ajaaa.. Suwun suhu
 
Jadi lucu ya liat perubahan daliah yg dari alim dan menjaga kesetiaan jadi seperti itu, jadi penasaran mau liat keterpurukan daliah atau bisa jadi menjadi bahagia dalia.
Di lanjut suhu :semangat:
 
Status
Please reply by conversation.

Similar threads

Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd