Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA "Ayana, Kenapa Bisa Begini?" Update Part 8

Status
Please reply by conversation.
Part 7 : Hyper?!

...........

Terbilang buru-buru ketika kita meninggalkan studio, beruntung saat itu hanya beberapa penonton saja jadi tidak terlalu mengganggu. Kita berjalan dengan cepat seperti berlari, sementara tangan Ayana masih menggandeng tangan gue. Nafas yang memburu dari Ayana terdengar sangat jelas, entah dia horny banget atau kecapekan karena terlalu terburu-buru. Lalu kita menuju parkiran yang tidak terlalu jauh.

Sesampainya di parkiran gue sempatkan buat bertanya kepadanya, tapi jawabnya seperti sedang kesal...

Gue : “Ngapain sih buru-buru begini? Capek tau...”

Ayana : “JANGAN BANYAK OMONG, NANTI AKU JELASIN DISANA...” Jawabnya dengan nada tinggi yang tertahan. “Ayoo kakk pleasee buruannn...” Lanjutnya sambil merengek.

Lalu kita segera memakai helm dan keluar dari parkiran.

Gue : “Ngebut gak?” Tanya gue.

Ayana : “Boleh.. Tapi hati-hati..” Dia memeluk gue kencang dari belakang. Terasa payudaranya menempel di punggung gue kuat.

“Ini anak horny apa kenapa sih? Sampe segitunya..” Ucap gue dalam hati.

Kurang lebih 15 menit tempat yang Ayana maksut dari tempat kami tadi. Lagi fokus menyetir tiba-tiba pelukannya semakin lama semakin kencang dan dia menggoyang-goyangkan payudaranya. Dan....

Ayana : “Kaakkk... Ehmmm... Memekku gatel bangett...”

Gue : “Ya ampun kirain kamu kenapa buru-buru gini.. Ternyata itu toh..” Jawab gue. “Yaudah tahan itu depan udah lampu merah p******n, terus kemana?” Lanjut gue.

Dia menjadi navigasi gue menyetir, karena gue gak tau tempat yang dia maksut itu. 5 menit kemudian kita sampai di tempat yang Ayana maksut. Kita sampai pukul 3 sore, belum sampai selesai gue parkir motor Ayana sudah berlari menuju meja reception dan terlihat buru-buru.

Ketika gue selesai memarkirkan motor tiba-tiba ada telpon dari Ayana...

Ayana : “Kakkk nanti langsung ke lift aja ya dari reception belok kanan.. Disitu ada tulisannya kok..”

Gue : “Okeee.. Tungguin” Jawab gue singkat.

Ayana : “Iyaaa!” Dia mematikan telponnya.

Gue langsung berjalan masuk kedalam tempat penginapan itu dan menuju reception. Dipintu masuk gue di sambut oleh satpam penginapan..

S : “Selamat sore pak.. Ada yang bisa di bantu?” Tanyanya.

Gue : “Eee... Saya udah di tunggu teman saya di depan lift pak..”

S : “Oh baik lewat sini pak..” Dia hanya menunjukkan arahnya.

Sesampainya di depan lift terlihat Ayana yang sedang gelisah menunggu gue sambil jingkrak-jingkrakan.

Ayana : “Ayooo!!” Ucapnya sambil memencet tombol lift, lalu gue masuk, kemudian dia memencet tombol 3 yang berarti berada di lantai 3.

Didalam lift gue masih bingung, ini anak kenapa kayak kesetanan gini sih kalau horny, tatapannya terlihat nakal melihat ke arah gue.

Pintu lift pun terbuka, belum semuanya terbuka dia langsung menarik tangan gue menuju kamar yang telah dia pesan. Dengan terburu-buru dia membuka pintu kamarnya, sesampainya di kamar dia menutup pintu dan mengunci lalu langsung memeluk gue dengan erat lalu mencium bibir gue...

Ayana : “Mmpphhh... Kakk... Aku pengen banget dari tadi... Tapi di bioskop gak bisa teriak, aku ngerasa kurang puass..” Ucapnnya kemudian mencium bibir gue lagi. “Kakkk... Please...” Lanjutnya singkat layaknya manusia yang baru kenal sex hahaha.

Gue : “Oke!” Gue yang gak bisa berkata apa-apa cuma bisa bilang demikian. Lalu Ayana gue bopong menuju kasur.

Langsung saja gue lucuti celananya, tapi atasnya tidak. Terlihat cd nya sudah sangat basah karena cairan yang keluar dari vaginanya, tanpa aba-aba langsung saja gue tarik cd nya dan dia mengerti dengan mengangkat sedikit pinggulnya.

Terpampanglah didepan gue vagina yang sudah becek dari seorang Ayana. Ternyata dia abis cukuran!

Gue : “WOW! Kinclong gini merah-merah merekah.. Udah siap?” Tanya gue.

Ayana : “Iyahh kakkk..”

Langsung saja gue terkam vaginanya dengan mulut gue.

Ayana : “KAKKK... AGGHHHH... AKU KANGENNHHHH SAMA INIHHHH... UGHHH TERUSSSHHH...” Teriaknya tak terkontrol ketika lidah gue menyentuh vaginanya dan tubuhnya sedikit tersentak.

Lanjut gue mainkan vaginanya naik turun dengan lidah gue, dan sesekali gue masukkan lidah gue ke dalam rongga vaginanya. Dia hanya bisa mendesah sambil meremas-remas payudaranya dari luar kaosnya.

Ayana : “AGHHH... SAYANGGGHHH.. SSSHHH... TERUSSSHHH” Desahnya sambil memposisikan badannya setengah duduk. Ternyata dia melepas kaos dan bra yang dia pakai sambil lanjut meremas payudaranya sendiri.

Gue lebarkan sedikit vaginanya agar klitorisnya terlihat, ketika sudah terlihat langsung gue jilat dan sedot secara bergantian. Ayana yang merasa keenakan hanya bisa meracau nikmat atas serangan yang gue lancarkan...

Ayana : “AAGGHHHH... SSSSHHHH.. TERUSSHHH KAKKK... SEDOT ITILNYAHHH... OOGGGHHHH ENAK BANGETTTHHH...” Gue intip dari bawah kearah mukanya. Ekspresinya mengundang birahi tersendiri di diri gue.

Tak lama gue memainkan klitorisnya tiba-tiba ada yang menelpon di hp Ayana...

Ayana : “Stopphh dulu kakkkhh.. Mama telponn... Ehhmmppp...” Gue menyudahi permainan lidah gue di klitorisnya dan dia mengangkat telpon mamanya.

Dia menjauh dari kasur menuju ke jendela kamar dan mengobrol sama mamanya, gue gak ngerti mereka ngobrol apa karena pakai bahasa Jepang. Gue hanya bisa memperhatikannya sambil tiduran selagi dia menelpon, bentuk tubuhnya bisa dibilang bagus banget setelah gue perhatiin, apalagi bongkahan pantatnya yang berisi itu.

5 menit kemudian dia kembali lagi ke kasur...

Ayana : “Haaa mamah rese deh.. Kentang tauuu...” Rengeknya seraya memeluk gue yang lagi tiduran. “Lanjut dong kakk..” Rayunya sambil tangannya meremas penis gue dari luar celana yang gue pakai.

Gue : “Yaudah sini naik.. Udah pewe tiduran nih...” Dia pun bangkit dan mengerti dengan menempatkan vaginanya tepat di kepala gue.

Terlihat belahan vaginaanya merah merona dan juga becek akibat liur gue serta cairan vaginanya yang membuat gue merasa horny kembali setelah tadi terganggu karena mamanya menelpon.

Langsung saja gue lahap kembali vaginanya dan gue melihat ekspresi wajahnya yang membuat gue semakin horny. Tak luput dari remasan-remasan tangannya di payudaranya yang pas di genggam gue.

Ayana : “Ahhhh kakakkkhh... Posisi gini enak bangettthhhh... Uuugghhh terussshhh...” Desahnya sambil tubuhnya meliuk-liuk yang membuat gue susah bernafas.

Tak tahan dengan posisi ini gue menyuruhnya buat tiduran seperti awal gue mengerjai vaginanya. Gue naik keatas tubuhnya dan dia membuka kaos yang gue kenakan, lalu gue mencium bibirnya. Terlihat tatapan yang jijik karena mulut gue bekas menjilati vaginanya, tapi lama kelamaan dia menikmatinya.

Puas mencium bibirnya lalu gue menggerakkan kepala gue mulai dari telinga, leher, serta tak lupa berhenti di payudaranya. Putingnya sudah sangat keras mengacung dihiasi areola yang sedikit kecoklatan. Karena gue gemas sama payudaranya gue bermain disekitar itu agak lama hingga tangan Ayana mendorong kepala gue buat turun lebih jauh lagi. Sebelum kepala gue turun gue hisap kuat-kuat payudaranya karena gue gemas...

Ayana : “PELAN PELANN!! AAAAAHHHHH...” Jeritnya kesakitan. Gue hanya tertawa dan menurunkan kepala gue ke perut serta pahanya.

Sesampainya di vagina, langsung gue masukkan jari tengah gue dan lidah gue menjilati klitorisnya. Dia meracau tak karuan...

Ayana : “UUUGGGHHHH ENAK BANGETHHH KAKKKKHH... EEHMMPPPPHHH SSSHHHH...” Desahnya. “TERUSHHH... IYAHHH BEGITUUUHH.. AAGHHH....”

Sekitar 5 menit gue mainkan vaginanya dan sesekali tatapan gue menengok kearah wajahnya. Ekspresi yang gak bisa di gambarkan dengan kata-kata, benar-benar pemandangan yang membuat gue semakin horny ketika melihat ekspresinya yang begitu...

Ayana : “TERUSHHH KAKKHH.. AKUHHH MAU... KELUARRRHHHH... AAAGGHHHHHH....” Desahnya disertai tubuhnya yang mengejang serta menyentak beberapa kali dan diikuti cairan yang mengalir di jari dan lidah gue.

Tak hanya sampai situ, gue menghentikan permainan jari gue yang menusuk-nusuk vaginanya lalu kemudian tangan gue menahan tubuh Ayana yang orgasme dan gue langsung memainkan kembali vaginanya dengan lidah gue.Tak peduli dia baru saja mendapatkan orgasmenya, karena gue pengen sedikit menyiksanya dengan kenikmatan hahaha.

Ayana : “KAKKKK STOPPPPHHH... UGGHHH AKU UDAH KELUARRRGGHHHH... AGGHHHH STOPPPHHH... GELI KAKKKHHHH..” Tak peduli jeritan demi jeritan yang dia lontarkan, gue masih tetap saja menjilat-jilat vaginanya. “PLEASEE KAKKK... STOPPPHHH JANGAN SIKSA AKUUH... SSSHHHHH KAKKKKHHH...” tubuhnya semakin kuat memberontak, tapi gue gak kalah kuat menahannya sambil terus menjilat vaginanya.

Tiba-tiba saja...

Ayana : “KAAAAAAAKKKKKKKKKKHH....!!!!” *sorrrrrrrrr* Dia squirt! Ah shit! Rasanya aneh! Gue pun melepas jilatan gue dari vaginanya dan langsung menggoyangkan vaginanya dengan tangan gue. Tubuhnya mengejang layaknya tersengat listrik, matanya terbelalak keatas menahan sensasi nikmat yang dirasakan dan vaginanya masih terus mengeluarkan cairan yang membasahi kasur.

Setelah itu gue langsung menuju kamar mandi untuk mencuci badan gue karena cairan squirtnya itu mengenai badan gue.

Beberapa saat setelah gue selesai mencuci badan gue, dia menguncupkan badannya seperti orang kedingingan dan sesekali tubuhnya menghentak-hentak. Gue samperin dan gue berbaring disampingnya dengen posisi dia membelakangi gue, lalu gue usap-usap rambutnya..

Gue : “Enak sayang?” Tanya gue lalu menciumi punggungnya.

Dia mengubah posisinya menghadap gue....

Ayana : “AARRRGGGHHHHH!!!!!!!!” Jawabnya dan tiba-tiba menyambar lengan gue lalu mengigitnya.

Gue : “AAWWWW!! SAKITTTT!!!” Gue berusaha melepaskannya. Tapi gak mau dilepas juga, akhirnya gue cubit puting payudaranya dan dia melepas gigitannya.

Ayana : “Kakak jahat bangettt... Aku disiksa sampe lemes keenakan gini:(“ Ekspresi cemberut nya yg membuat gue gemas.

Gue : “Lagian.. Yang ngajak buru-buru kesini siapa? Giliran udah dienakin bilangnya aku jahat..” Sahut gue yang sedang memainkan puting payudaranya. “Aku mau nenen dong.. Biar kayak bayi hehehe..” Lanjut gue.

Ayana : “Hehehe.. Yaudah sini bayikuu...” Ucapnya seraya mengelus-elus rambut gue. Gue langsung memposisikan diri agar bisa menghisap payudaranya. Posisi kami miring saling berhadapan, Ayana miring kekanan dan gue kekiri. “Aahhh...” Desahnya ketika gue mulai menghisap payudara sebelah kanan sedangkan tangan gue meremas payudara serta memainkan puting yang sebelah kiri. Tak hanya menghisap, gue juga menjilat-jilati payudaranya.

Gue : “Kok gak ada susunya sayang? Hahaha...” Ledek gue.

Ayana : “Belom ada lahh.. Kan aku belom punya anak...” Jawabnya.

Sekitar 10 menit gue menetek layaknya bayi yang haus akan ASI dari seorang ibu, tiba-tiba...

Ayana : “Ehhmm.. Ahhh kakkk.. Aku jadi horny lagi deh...” Lanjutnya dengan tangan meremas-remas rambut gue, sementara kakinya mulai melingkari pinggang gue, pertanda dia sudah horny kembali dan gue gak menghiraukan perkataannya sambil terus menghisap dan menjilati payudaranya. Terlihat tangannya merogoh isi tas yang berada diatas meja kecil disamping tempat tidur dan mengeluarkan tissue lalu mengelap vaginanya.

Tiba-tiba tangannya menuntun tangan gue yang sedang asik memainkan payudara yang satunya ke arah vaginanya...

Ayana : “Mainin memekku kakk.. Ehmmhhh... Aku udah kepengen lagii sssshhhh aaahhh...” Gue yang menuruti kemauannya langsung gue gesek-gesekkan vaginanya dengan tangan gue sedangkan mulut masih terus menghisap dan menjilati payudaranya. Terasa sudah sangat licin karena cairannya sendiri yang terus keluar walaupun sudah dielap.

Ayana : “Egghh... Aaaahhh... Kakak jago bangethhh... Aaahhh.. Aahhhh...” Desahnya sambil meremas-remas rambut gue.

Merasa capek karena terus menghisap dan menjilat payudaranya, gue merubah posisi sejajar dengannya dan mengangkat kepala gue yang ditopang sama siku kiri gue, sedangkan tangan kanan gue masih terus memainkan vaginanya. Dia mencoba menarik kepala gue dengan bermaksut agar kita berciuman tapi gue menolak..

Ayana : “Iiihhhhh... Aaahh... Mau ciuummmhh...” Ucapnya disertai desahan.

Gue : “Gak mau ah.. Aku mau liat ekspresi kamuu... Hehehe enak sayang??”

Ayana : “Jangan diliatin aahhh.. Malu sayanggghhh...” Ucapnya lalu menutup wajahnya “Iiiyyaahh... Enak bangetttthhh...” Lanjutnya.

Gue menghentikan permainan jari gue sebentar sampai dia membuka wajahnya dengan tangannya...

Ayana : “Iiihhh kok berhentiii :(“ Ucapnya dengan wajah cemberutnya.

Gue : “Lagian mukanya ditutupin... Orang aku mau liat juga..”

Ayana : “Aku maluuuu...”

Gue : “Yaudah kalo gak mau...”

Ayana : “Iyaaa ihh nyebelin banget sih jadi oranggg.. Ayo lanjutinnn :(“ Pintanya merengek.

Gue pun kembali melanjutkan permainan tangan gue di vaginanya. Ekspresi yang sangat mengundang gairah dari Ayana untuk lelaki disekitarnya, yaitu gue hahaha.

Ayana : “Mmhhhmmm.. Sssshhhh... Kakkkhhh....” Desahnya... “Jarinya masukin kakkhh.. Mmhhhmmm...” Gue memasukan jari tengah gue perlahan dan memperhatikan raut wajahnya yang sangat menggairahkan.

Ekspresi merem-melek terpancar dari seorang Ayana yang membuat penis gue terasa ingin berontak keluar dari sangkarnya.

Gue : “Sebentar...” Gue berdiri disamping kasur lalu gue membuka celana serta daleman gue sehingga gue ikut telanjang tanpa busana sedikitpun.

Ayana : “WOW!! Udah tegang banget gituuu...” Matanya terkejut melihat penis gue yang sudah tegang sedari tadi.

Gue : “Gimana gak tegang.. Dari tadi udah pengen keluar dari sangkarnya gara-gara kamu tau hahaha”

Ayana : “Hehehe sini aku mainin dulu...” Gue mendekatkan diri dan di raihnya penis gue olehnya.

Langsung saja tanpa basa-basi Ayana melahap penis gue. Mengulum, menyedot-nyedot, menghisap, serta menjilat layaknya anak kecil yang sedang makan es krim.

Gue pegang kepalanya sesekali membereskan rambutnya yang berantakan dan mengikuti tempo pergerakan dari kepalanya.

Gue : “Udah mulai jago yaa... Ehmmmhhh...” Puji gue... “Enak banget sayangghhh...” Diapun melepas kuluman di penis gue.

Ayana : “Hehehe gara-gara kakak nihh...” Sambil tangannya mengocok penis gue... “ Masukin aja ya kakk.. Aku udah gak sabar.. Punya kakak udah siap tempur nihhhh...” Pintanya.

Gue hanya mengangguk dan memposisikan diri diatas tubuhnya. Misionaris yang pertama gue pilih, karena ingin melihat ekspresi wajah yang begitu menggairahkan. Gue cium terlebih dahulu bibirnya beberapa saat lalu melepasnya. Gue arahkan penis gue ke vaginanya yang bersih karena habis cukuran dan juga sudah sangat basah itu.

Perlahan tapi pasti penis gue mulai memasuki rongga vaginanya. Terlihat Ayana mulai mengrenyitkan dahinya dan menggigit bibir bawahnya....

Ayana : “Pelan...Pelanhhh... Sayanggghhh... Eeeggghhhhhh...”

Walaupun sudah pernah gue masuki terasa masih sangat sempit liang vaginanya.

Ayana : “EEEGGGGHHHH....” Dengan sedikit hentakan mentok sampai mulut rahimnya dan Ayana sedikit mengejangkan tubuhnya.

Gue : “Mentok sayang.. Hehehe raut mukamu bikin aku semakin horny.. Udah siap???”

Ayana : “Nyebelin! Iyahh udah siap bangethhh.. Punya kakak gede bangetthhh...”

Perlahan gue maju mundurkan pinggul dan Ayana mulai mendesah. Pemandangan seperti ini yang gue rindukan darinya, ditambah dengan payudara yang sesekali gue hisap.

Gue : “Enak sayang??? Hehehe...”

Ayana : “Gak usahhh... Ditanyaaa... ENAK BANGETTTTHHH!!! Sssshhhh... Aaahhh...” Seraya tangannya melingkar di leher gue kemudian ditarik dengan maksut ingin mengajak berciuman.

Sambil berciuman, gue menaikkan tempo gerakan memompa vaginanya. Dia semakin meracau tak jelas karena pergulatan mulut serta lidah kami. 5 menit kami berposisi sambil berciuman, tangan gue terasa pegal karena menopang badan gue agar tidak terlalu menindihnya dan gue berhenti memompa lalu melepaskan ciuman kami.

Gue : “Tanganku pegel... Kamu coba nungging sayang...” Gue mengajaknya dengan posisi doggy style dan Ayana terlihat sedikit kaget...

Ayana : “Hah?! Nungging??? Mau masukin ke pantat??” Pertanyaan yang membuat gue sedikit tertawa mendengarnya.

Gue : “Ihhh bukaaan hahaha tetep masukinnya kesini...” Jawab gue dengan sekali menghentakkan vaginanya.

Dia mengangguk lalu merubah posisinya dari tiduran menjadi menungging. Bongkahan pantatnya yang seksi semakin menambah birahi yang ada didalam diri gue. Gue mengambil tissue yang berada dikasur yang tadi dipakai buat mengelap vaginanya kembali gue gunakan kembali. Setelah sedikit kering gue gesek-gesekkan penis gue ke mulut vaginanya dari belakang dan dia mendesah.

Ayana : “Aaahhh... Ssshhhh....”

Gue : “Siap?”

Ayana : “Iyahhh... Pelan-pelan kayak tadi yaa...”

Lalu gue mengarahkan penis gue menuju rongga vaginanya. Perlahan tapi pasti penis gue mulai memasuki vagina dan langsung memompanya serta tangan gue memegangi bongkahan pantatnya.

Ayana : “Aahhhh... Kakkkhh... Enakk bangettthhh posisi inihhh... Uuugghhh...” Mulutnya mulai meracau keenakan... “Berasa banget punya kakakkkhhh... Aaahhhhh... Kakak jagooo... Mmmhhh...” Lanjutnya.

“plok.... plok.... plok....” Bunyi yang keluar setiap sodokan penis gue pada vaginanya.

Ayana : “Aaahhh... Mmmhhh... Aku sayang kakakkhh... Enak bangettthhh..” Tak gue hiraukan perkataannya. Gue masih terus melancarkan sodokan-sodokan pada vaginanya.

Sekitar 30 menit kami melakukan posisi seperti ini. Gue lihat dari belakang dia hanya menunduk lalu mendangak keenakan. Sementara tangan gue tak tinggal diam menggerayangi payudaranya yang menggantung bebas serta meremas dan memilin-milin putingnya yang sudah sangat tegang itu.

Tak beberapa lama kemudian gue mencoba mengangkat tubuhnya yang ditopang oleh kedua tangannya itu dengan cara mengangkat payudaranya yang gue pegang. Dia menengok dengan maksut ingin berciuman, dan kami berciuman pada posisi ini. Terasa ciuman diposisi seperti ini sangat nikmat disertai desahan-desahan yang keluar dari mulutnya.

Gue mempercepat tempo sodokan gue pada vaginanya, sepertinya dia sudah ingin mencapai orgasme nya lagi. Gue juga merasakan benih gue ingin keluar dari pusatnya...

Ayana : “Enak bangetthhh... Aku mau keluar lagi sayangghhhh...”

Gue : “Tahan.. Aahhh.. Aku juga mau keluarrrgghhh...”

Ayana : “Aku gak kuat lagihhh.. KAAAKKKHHHHH!!!! AAAHHHHH!!!!” Dia orgasme, tubuhnya mengejang dan melepaskan ciuman yang sedari tadi kita lakukan. Terasa cairannya mulai mengalir melalui penis gue dan gue masih terus menyodok vaginanya karena gue juga ingin mencapai puncak.

Gue : “Aku juga keluarrrgghhh.. Aaahhhhh... Ayanaaaahhhh...” Gue cabut penis gue dan *crot...crot...crot* sekitar 5 kali gue memuncratkan sperma gue di atas bokongnya hingga punggung.

Dia menjatuhkan tubuhnya dan masih mengejang karena orgasmenya. Gue yang juga baru menikmati orgasme langsung berbaring lemas disebelahnya yang masih menikmati sisa-sisa orgasme. Gue sibak rambutnya, pandangan dari matanya terlihat sangat puas sedikit tersenyum. Lalu gue cium pipinya, dan berciuman sejenak.

Ayana : “Makasih ya kak... Aku puas bangettth.. Aku mau istirahat dulu yaa, nanti tolong dielap sperma kakak” Dia memejamkan matanya dan tertidur.

Gue hanya bisa mengecup pipinya dan mengelus-elusnya. Setelah itu, gue mengelap sperma yang masih tercecer diatas bokong hingga punggungnya. Kemudian gue merebahkan tubuh gue disampingnya lalu memeluknya dari samping dan tertidur.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Tak tau berapa lama gue tertidur sambil memeluknya, hingga gue tersadar ketika ada sesuatu yang mengusik daerah sensitif gue. Ternyata Ayana sedang mengulum dan mengocok penis gue.



Bersambung..........
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd