Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Bali dengan dua bidadari

Status
Please reply by conversation.
Part.9 Sunset di tanah birahi

Hari menjelang siang, gw selesai mandi, begitu pula 2 bidadari ini. kami menyusun rencana hari terakhir. Ya, hampir semua perjalanan tak terencana, jadi yah gini. Googling sana sini nyari tempat enak. Pintu kamar kami biarkan terbuka lebar. Di tengah hiruk pikuk, tetiba lewat Pierre dan Pho. Iseng Mona memanggil mereka masuk, mau nanya kemana mereka hari ini. Pho dan Pierre menjabarkan rencana mereka mencari hidden beach di selatan bali. Ya, beberapa kali di google memang kami temukan pencarian hidden beach di bali (agak lucu sih, katanya hidden tapi banyak di gugel). Singkat kata singkat cerita, kami memutuskan untuk ikut Pierre dan Pho, atau lebih tepatnya kami pergi bersama.


Agak aneh ketika, ternyata Pierre gabisa nyetir. Jadi perjalanan siang itu, Pho yang nyetir, karena Pierre tau area yang mereka tuju. Pierre duduk di samping Pho, sementara di belakang, gw diapit Mona dan Lona. Perjalanan sempat terkendala kami distop polisi. Beruntung Pho punya SIM internasional, walau polisi tersebut masi bersikeras kalo setir kiri itu beda ama setir kanan. Yah, gw berusaha menjelaskan kalo Pho itu dari thailand dan di thailand, setir berada di sisi kanan juga, seperti indonesia. Singkat kata akhirnya kami ditilang untuk kesalahan yang, yaah ga ada. Perjalanan agak memanas karena Pierre bersungut-sungut kesal. Yang akhirnya gw ambil inisiatif nyetir.


Sekitar satu jam kami habiskan untuk mencari area yang dijelaskan Pierre. Yah namanya hidden, jalan masuknya juga agak aneh. Mobil terpaksa kami parkir agak jauh, mencari sedikit keramaian. Sedikit gw jelaskan, saat itu Pho memakai short pants dengan tanktop hitam ketat, membuat dadanya membusung; menggoda sih. Sementara Mona tak dinyana malah make semacam minidress di atas lutut, gw kurang tau di dalam minidress itu dia pake celana atau enggak. Dan lona seperti biasanya, jeans crop sebetis dengan kaos seadanya.


Setelah menuruni Ratusan anak tangga yang gak berpola, dan membelah bukit antah berantah, akhirnya kami sampai. Jalan kaki hampir satu jam terbayarkan dengan pantai yang sepi. Jauh dari keramaian seperti kuta dan bahkan pandawa. Sepertinya pantai ini sedikit berkarang. Gw gak etis nyebut hidden beach ini tapi kalian bisa tau lah ada beberapa di dekat uluwatu dan pandawa.


Siang itu dihabiskan dengan bermain air, poto-poto, dan aktivitas ga jelas lainnya. Kami sedikit menyusuri bibir pantai, mencari tempat lebih enak buat sekadar duduk ngobrol. Berjalan cukup jauh kami menemukan beberapa pasang bule, entah dari mana lagi asik berjemur, salah satu bule wanita lagi ngobrol dengan warga lokal. Ada sepasang yang tak jauh dari mereka, sedang ciuman, yaak dengan asiknya ciuman. Entah kenapa kami jadi tertarik bergabung.


Lumayan asik ngobrol ama mereka. Di sana ada sepasang bule, seorang bule wanita yang pacarnya lokal, dan grup 3 orang wanita dengan 2 pria (mirip kami lah). Pierre nampak antusias ngobrol dengan grup tersebut. Pho malah dengan wanita yang pacarnya bule, Lona ikut nimbrung ama pasangan bule, sementara mona malah sok sokan sunbathing. Gw ikut-ikut nimbrung aja kemana-mana karena jarak kami emang dekat.


Lumayan lama ngobrol agak panas (panas cuacanya, bukan obrolan panas) pho dan sepasang bule itu seperti mau berenang. Pho kemudian membuka tanktop dan hotpantsnya, menyisakan bikini 2 pieces berwarna merah menyala. Dadanya berguncang sesak di balik bikini tersebut. Wapol jr mulai berdiri menyaksikan hal tersebut. Kemudian bule cewek itu ikut membuka kaosnya dan juga memakai bikini 2 pieces. Mereka berempat kemudian bberjalan menjauhi pantai. Ga lama akhirnya semua orang turun ke laut, menyisakan gw dan Mona di pantai.


Gw: ga ikut km?

Mona: ga ah, basah

Gw: ya ke pantai emang basah moooon

Mona: aku ga bawa baju ganti, mau poto-poto aja

Gw: lah itu di balik dress ga make bikini emang?

Mona: enggak, daleman ajah

Yaah agak aneh sih ada orang ke pantai tapi ga persiapan. Yasudahlah, gw sendiri juga ga terlalu tertarik berenang. Walau dengan jalan masuk yang seperti neraka, telah terbayar dengan kondisi pantai yang benar-benar sepi. Setengah jam berlalu, pasangan wanita dan lokal itu seperti pamit pulang. Menyisakan 10 orang termasuk kami. jadi sekarang posisinya adalah dua grup, 4pria, 6wanita.


Satu orang wanita balik ke pantai dan duduk di sebelah kami, sedikit ngobrol akhirnya tau nama semuanya. Wanita yang duduk di sebelah kami namanya Lena, gw ga terlalu peduli orang mana jadi ga inget, hehe. Tinggi, tinggi banget. Tingginya hampir sama ama gw yang notabane sebagai pria asia aja oversize. Putih pale dengan rambut blonde cerah. Ia mengenakan bikini 2 piece warna biru muda dengan garis kuning. Lena kemudian agak tiduran, katanya capek. Bikini basah itu membuat ceplakan puting yang sangat terlihat, bagian bawahnya juga membelah bibir vaginanya.


Seorang wanita lagi bernama alex. Kata Lena namanya alexa tapi dipanggil alex. Wanita afro-amerika, ya ketebak kulitnya gimana. Rambutnya merah lurus. Ia jg menggunakan bikini 2 piece dengan model ikatan. Sepengelihatan gw sih toketnya agak turun karena bikininya ga membusung. Cukup besar namun turun. Dan pria bernama Dan (Daniel tapi dipanggil Dan). Cowok pendek dan agak gempal namun dengan selera humor yang bagus.


Setelah ngobrol gajelas Dan, dan Lena berniat jalan nyisir bibir pantai, mau tau ujung pantainya di mana. Pho menghampiri mereka dan menyetujui ide Dan. Sementara gw lihat Pierre dan Alex masih asik berenang, dan Mona, asik tiduran sambil selfie. Gw agak capek maenan aer (dan ga ada “pemandangan” di private beach ini) jadi gw menghampiri Mona yang mulai tertidur.

Gw: serius ga mau berenang mon?

Mona: ga bawa ganti pol, emang mau poto-poto aja.

Gw melihat tubuh mona tidur telentang di towelket (semacam handuk tapi lebar banget) punya pierre. Kakinya lurus dirapatkan sementara tangan kirinya memegang ujung minidress agar tidak tersingkap.

Gw: serius gamake bikini mon?

Mona: enggak, makanya kalo berenang basah nanti....

Gw: trus dalemnya? CD ama bra?

Mona: iya. Kenapa?

Gw: boleh liat ga?

Mona: malu ah ada pierre. Aku ga terlalu deket kan. Kalo dia liat gimana?

Gw tidak menjawab. Hanya duduk di samping mona, memandang lautan dan Pierre yg asik bercanda dengan Alex sambil tangan gw berada di paha mona. Kami hanya melihat Pierre dan Alex yang asyik berenang, terkadang mereka berpelukan, saling gendong, dan hal lainnya.


Akhirnya gw punya ide, posisi tidur mona gw puter 90derajat, kakinya tidak menghadap laut. Gw duduk menutupi sisi paha mona yang mengarah ke laut. Mona mengangguk pelan dengan rencana gw. dengan posisi ini bebaslah tangan kanan gw bergerilya ke balik rok mona. Perlahan tapi pasti akhirnya tangan gw menyentuh gundukan kecil hangat. Gw usap perlahan hingga terasa basah. Mona menengadahkan kepalanya ke langit, matanya terpejam, wajahnya nampak menikmati.


Tak perlu waktu lama hingga gw rasakan celana dalamnya basah. Gw tusuk-tusuk jari gw lebih keras. Mona sedikit melenguh berpadu deburan ombak. Dengan posisi ini susah buat gw bergerilya ke balik celana dalam Mona. Inisiatif gw berusaha menurunkan CD’nya. Tak diduga mona tak menolak, ia bahkan mengangkat sedikit bokongnya untuk mempermudah gw. sekilas gw lihat Pierre dan Alex, mereka masih asik dan lumayan jauh dari tempat kami. kedua tangan gw langsung menggenggam CD Mona dan menariknya turun. Celana dalam itu kemudian gw simpan di tas kecil yang gw bawa, karena tas mona cukup jauh jaraknya.


Mona menatap gw sayu, tangannya menggenggam jemari gw, mengarahkan perlahan ke balik roknya. Perlahan jari tengah gw masuk ke lobang vagina mona yang sudah cukup basah. Agak sulit karena kaki mona masih merapat. “aaaahhhhh” lenguhan mona cukup terdengar sambil tubuhnya sedikit membusung ketika jari tengah gw perlahan masuk ke dalam vaginanya. perlahan gw kocok vagina mona. Mona melenguh, tubuhnya membusung, tangannya perlahan meremas dadanya sendiri. Sementara jari tengah gw bermain di dalam vaginanya, jempol gw perlahan menekan dan memijit clitoris Mona. Mona menggelinjang sejadinya sambil berusaha menahan lenguhannya.


Dari kejauhan gw lihat Pierre dan Alex mulai lelah bermain. Mereka seperti berdiri tanpa kejelasan, sambil perlahan nampak berbalik ke arah kami. sementara Mona masih menggelinjang, matanya terpejam menikmati. Deburan ombak menyatu dengan lenguhan Mona yang tertahan. “dikit lagi pol, aaaahhh” seru Mona lirih. Gw kembali melihat Pierre dan Alex yg kini sedang mengambang menunggu ombak membawa mereka ke pantai. Waktu gw ga banyak sebelum Pierre kembali. Gw percepat kocokan jari gw. tubuh mona menggelinjang terus menerus. Walau susah, ge berusaha menyelipkan tangan kiri gw dari atas dress mona, menuju langsung ke dadanya. Bisa gw rasakan putingnya telah tegak mengacung. Tangan kanan gw makin cepat mengocok vagina Mona sementara tangan kiri gw dengan awkwardnya meremas dada kiri Mona. “aaaaaahhhh...mmmfff...teruuuus” desahan mona tak tertahankan lagi.


Di tengah permainan panas ini, samar gw lihat Pierre dan Alex berjalan ke arah kami, mereka sudah hampir di bibir pantai. Segera gw cabut jari gw dari vagina Mona. Mona nampak kecewa di tengah lenguhannya, kemudian sadar bahwa Pierre sudah dekat. Kekecawaan nampak di wajahnya. “aaah kentang banget” gerutunya pelan.


“yang lain ke mana?” tanya Pierre ketika sampai. Gw hanya menjawab dengan menunjuk arah pergi Lona dan yang lainnya. “ke sana yuk” ajak Alex kemudian. Lalu berpikir siapa yang menjaga barang-barang kami yang cukup banyak. Gw antara penasaran apa yang Lona lakukan dan kentang dengan Mona. akhirnya gw mengalah dan bilang gw dan Mona akan menjaga barang. Pierre dan Alex setuju, mereka perlahan berjalan menuju arah Lona dkk. Sebelum menjauhi kami, Pierre berbisik ke gw “ada kondom di tas gw, pake aja kalo perlu, good luck” sambil tersenyum mesum. “kalo ga perawan mah udah gw lakuin dari kemaren-kemaren” gerutu gw dalam hati.


Gw kemudian berbaring telentang di samping Mona yang malah duduk melihat Pierre dan Alex berjalan menjauhi kami. tidak lama sampai tetiba mona naik ke atas gw. duduk tepat di wapol.jr yang sedang perlahan lesu. Kemudian Mona langsung melumat bibir gw. masih ada libido yang tersisa, dan hanya itu yang dibutuhkannya untuk membuatnya “tinggi” kembali. Lidahnya liar menari. Ciuman kami kali ini seperti lebih berisik dari biasanya. Lumatan demi lumatan terjadi. Tangan gw yang awalnya memeluk mona perlahan turun ke bokongnya. Lambat tapi pasti gw meremas kedua bokong Mona hingga mona kembali melenguh di tengah ciuman kami.


Beberapa menit berselang, mona melepaskan ciumannya. Matanya sayu menatap gw yang masih memegangi bokong mona. Mona kemudian bergerak turun. Tangannya memegang ujung celana gw dan perlahan menurunkannya. Kini nampaklah wapol.jr yang sudah berdiri tegak. Mona hanya menurunkan celana gw sampai lutut, tangannya kemudian menggapai wapol.jr dan mulai mengocoknya pelan. Tak lama hingga perlahan wajahnya mendekati wapol.jr, perlahan Mona menjilati kepala wapol.jr. beberapa jilatan membuat gw kegelian baru akhirnya mona memasukan wapol.jr ke dalam mulutnya. Gw melenguh ketika sangat perlahan gw rasakan wapol.jr masuk ke mulut mona. kuluman khas mona yang membuat gw cepat keluar ini kembali gw rasakan. Sambil mengulum, tangannya lembut memijit kedua biji wapol.jr. mona melakukan ini sambil menungging, dress pendeknya mungkin tak menutupi bokongnya lagi. Dan jika ada orang di sana pasti akan melihat vagina mona dngan jelas.


Beberapa lama Mona mengulum wapol.jr hingga akhirnya gw bangkit duduk dengan kedua tangan bertopang ke belakang. Mona yang sadar gw bangkit kemudian menghentikan kulumannya. ia kemudian memposisikan tubuhnya duduk di pangkuan gw. kakinya melingkar ke bokong gw, bibir vaginanya perlahan ditempelkan ke batang wapol.jr. “aahhhh, mmmhhhh” desahan mona kembali terdengar ketika ia menggesek-gesekan bibir vaginanya yang masih basah di batang wapol.jr. gw menikmati proses petting ini. ingin rasanya gw memasukan langsung wapol.jr ke vagina mona, tapi ada beban moral di sana.


Gw kemudian mendekap mona. tubuh gw duduk tegak membuat mona harus miring ke belakang untuk mendapatkan spot yang pas. Bukan hanya mona, gw juga bergerak menghentak untuk membantu Mona. kali ini lenguhan mona lebih bebas, ia melenguh sejadinya. Dress mona agak mengganggu sebenernya karena bergesekan di dekat paha gw. tangan gw kemudian meremas bokong mona, melebarkan dan meremasnya hingga mona melenguh makin kencang. Beberapa menit berlalu gw makin terganggu dengan dress ini. gw angkat perlahan dress mona, tak ada perlawanan. Hingga area perut dan dada mona kemudian mengangkat tangannya. Kami hentikan sesaat goyangan ini untuk membuka dress mona. hanya beberapa detik dress tersebut dapat terlepas dan gw lempar sembarangan, juga gw buka kait bra mona. kami seperti tak peduli lagi jika mereka datang ataupun ada orang lain yang datang.


Sore ini, di pantai asing yang sulit dicapai, diiringi deburan ombak dan angin yang makin kencang kami telanjang berdua, Hanya beralas towelket. Tubuh mona yang memang putih nampak lebih putih berseri di bawah cahaya matahari langsung. Putingnya nampak pink kecoklatan membusung. Beberapa detik setelah menelanjangi mona, gw terperangah. Tubuhnya di bawah matahari langsung nampak lebih menggoda. “kenapa pol” tanya mona dengan wajah sayu ketika melihat gw terperangah. “enggak, bagus bgt badan kamu” jawab gw sambil langsung gw bekap tubuh mona. menenggelamkan wajah gw di antara kedua dadanya.


Daripada mengharapkan sesuatu, kenapa gw ga menikmati aja apa yang udah gw punya sekarang. Gumam gw menikmati tubuh mona sambil memberi alasan untuk gw tidak memasukan wapol.jr ke vaginanya.gw jilati kedua dadanya bergantian sambil sesekali gw gigit kecil putingnya. Gw benar-benar liar menjilati dada mona hingga basah, sementara tubuh kami maish bergoyang. Wapol.jr masih menjadi sosis hotdog dan bibir vagina mona menjepitnya seperti roti hotdog. 5 menit berlalu gw kemudian kembali tiduran. Posisi kaki mona kini bersimpuh. Tubuhnya bergerak maju mundur sambil tangannya bertopang ke paha gw. dada mona bergerak bebas, masih sedikit basah oleh liur gw. lenguhan mona seperti beradu kencang dengan ombak yang menggulung.


Tangan gw gemas dengan dada mona yang berguncang. Tangan gw kemudian naik dari pinggang mona menuju dadanya. Kedua tangan gw meremas kedua dada mona dengan gerakan memutar dari samping hingga ke putingnya. Beberapa menit kemudian tubuh mona seperti bergidik. Ia menghentikan gerakannya dan lebih menekan tubuhnya. Kepalanya menengadah, tubuhnya membusur yang langsung gw sambut dengan mencubit putingnya. “aaaaaaaaaaaahhhhhhhhh” tubuh yang bergidik diiringi lenguhan kencang Mona, dan cairan hangat lumer dari vaginanya, tidak banyak namun cukup membasahi wapol.jr.


Tubuh mona kemudian limbung dan jatuh ke depan. Kami kemudian berpelukan. “enak bangeet pol” bisik mona yang sudah terdengar lemas. “aku mau banget ngentotin kamu mon” perasaan gw campur aduk membalas mona. di antara batas moral dan nafsu.


10 menit kami mengumpulkan tenaga hingga akhirnya bisa bangkit. Gw sendiri sebenernya masih kentang, tapi yasudahlah. Kami masih telanjang namun kini posisi kami duduk bersampingan. Mona memandang ke sekitar “gini ya rasanya” celetuknya tetiba. Gw melihat mona sambil menyalakan rokok. “rasa apa?” jawab gw seadanya. Mona kemudian bangkit. Berdiri ke arah gw. pahanya masih sedikit basah dari cairan vagina yang meluber. “telanjang di luar” jawabnya sambil membentangkan tangannya. “enak ga?” tanya gw lagi. “Feel free banget pol” jawab mona sambil memutar-mutar tubuhnya. Gw kemudian bangkit berdiri. “yah begini aja di deket rumah” celetuk gw kemudian. “pol, kalo bugil di jalanan biasa Cuma dua kemungkinannya, gw dianggap orang gila, atau diperkosa masal” celetuk mona lagi.


Mona kemudian memperhatikan sekitar, mencari ke mana kumpulan kawan kami pergi. “tapi pol, kalo ada yang dateng gimana?” tanya mona kemudian. Gw berdiri di belakang mona, tangan kiri gw melingkar ke dadanya dan tangan kanan gw bergerak menutup vaginanya. “gw tutupin gini, biar ga pada liat” jawab gw diiringi tawa mona. singkat kata singkat cerita gw dan mona akhirnya memutuskan main air, telanjang! Baju kami ditaro di batas pantai, jaga-jaga kalo mereka balik. Mona berjalan ke arah lautan, dan hanya hitungan detik gulungan ombak menghempas tubuhnya. Gw masih memperhatikan tubuh mona yang mengkilap basah, dadanya yang bergoyang terkena ombak kemudian basah mengkilap di bawah terpaan matahari. Hal ini membuat wapol.jr kembali berdiri. Kami bermain air sambil gw colongan memegang dada mona. sebenernya gausah colonganpun bisa. Baru kali ini gw rasakan pantai pribadi. Sepi tanpa ada orang lain, bebas tanpa pakaian yang melekat. Namun kebahagiaan ini tak berlangsung lama, dari jauh nampak mereka (semua gausah disebut satu persatu lah ya) berjalan pulang. Gw dan Mona langsung lari ke bibir pantai, memakai bra dan CD’nya. Ya kesepakatan kami mona memilih memakai bra dan CD yang agak ga proper buat pantai sebenarnya, tapi lebih tertutup dibanding bikini tiga wanita lainnya. “cieee udah mau main air” teriak Lona dari jauh melihat Mona berjongkok menikmati debur ombak di tubuhnya. “sooo sexy” teriak Pho kemudian ketika melihat mona memakai bra dan CD.


Waktu menunjukkan pukul 4 sore. Kami semua akhirnya asik bermain air. Baju dan celana lona sudah basah, mona yang awalnya kikuk mulai tak peduli. Vaginanya mungkin sangat terceplak di CD’nya namun pho, lena, dan Alex juga demikian. Hanya Lona yang memakai pakaian lumayan lengkap. Hampir sejam berlalu, gw mulai cemas. Kalo turun aja butuh waktu hampir satu jam, naik pasti lebih lama, dan kalo udah sunset bisa sangat gelap. Gw mengajak mereka pulang, namun semua bersikukuh ingin menikmati sunset terlebih dahulu. Hanya Lona yang tetiba mengiyakan ajakan gw.


Jam 5 lebih akhirnya gw dan Lona berkemas naik. Langit sudah mulai gelap, ombak sudah mulai tinggi. semuanya duduk dan menikmati sore dengan bir dan tawa. Lona berganti dari celana crop menjadi rok yang cukup pendek. Bajunya berganti dengan kemeja hitam tipis. Ia memakai rok terlebih dahulu baru kemudian menurunkan celananya. Untuk baju, karena Mona tak peduli dengan bra dan CD yang dipakainya, Lona juga nampak cuek membuka bajunya dan berganti dengan kemeja. Bra yang basah tentu langsung terceplak di balik kemejanya.


Perjalanan penuh peluh kami akan dimulai, anak tangga tak teratur di balik rumput liar tampak menjulang menuju ujung atas tebing. 10 menit pertama penanjakan kami masih bisa bercanda, 15 menit berikutnya langkah kami mulai tergopoh. Tangga ini memiliki jarak dan ketinggian yang berbeda. beberapa dengan semen, beberapa tanah berundak, beberapa batu susun, beberapa bambu dan kayu yang ditumpuk. Tangga curam di tepi tebing dengan semak belukar dan pohon-pohon ukuran sedang di sekitarnya. Sesekali kami beristirahat sambil balik badan, menikmati keindahan pantai tak terjamah. Dari kejauhan terlihat mereka yang masih duduk-duduk di tepi pantai. Langit mulai memerah, matahari sudah mulai rendah. Perjuangan 50 menit pendakian, Lona hampir menyerah. Akhirnya kami sampai ke sebuah gazebo kecil, mungkin memang disediakan untuk tempat istirahat. Namun letaknya sudah dekat dengan akhir pendakian kami. gazebo ini tidak tertutup. Dibuat dari cor semen berbalut bambu dan kayu dengan tempat duduk memanjang. Mungkin dibuat untuk menikmati sunset karena ketika kami duduk menghadap ke pantai suasananya sangat indah. Sudah tidak terhalang pepohonan.


Kami duduk bersampingan sambil meluruskan kaki. Sunset masih cukup jauh, dan hari masih cukup terang. Jadi kami mencari tempat duduk yang tidak terkena matahari, Menghadap ke tebing. “ada apa aja di sana tadi?” tanya gw membuka obrolan. “seruuu deh pokoknya, coba kamu ikut” jawab Lona yang mulai hilang lelahnya. “kamu sendiri? Dibujuk apa itu mona ampe mau berenang?” tanya Lona kemudian. “yaah dipanas-panasin aja, tau lah aku gimana” jawab gw sekenanya. “tapi itu nyeplak bgt lho memeknya, kamu ga pengen?” tanya Lona lagi. “yah pengen bgt lah, berdiri mulu daritadi” jawab gw diiringi tawa garing. Lona menyambut tawa gw dengan tawa yang lebih keras. “hahaha kentang dong?” tanya Lona lagi. “bangeeet” jawab gw mengiyakan. “kamu ga ikut, Pierre ga ikut, aku kan iri liat Dan ama Lena” kata Lona tetiba. “hah, ngapain emang mereka?” tanya gw penasaran. “gitu deh, bikin kentang aja” jawab Lona seadanya. Gw merangkul lona kemudian. “yuk bikin ga kentang?” ajak gw. Lona menatap gw, matanya antara iya dan enggak. “di sini? Kalo mereka dateng gimana?” tanya Lona kemudian. Gw memutar tubuh lona, menunjuk titik di pantai yang nampak seperti kerumunan manusia, “mereka masih di sana, butuh waktu paling gak setengah jam buat nyampe sini”. “umm, kalo ada orang dari atas?” tanya Lona masih ga yakin. “Lona, ini mau sunset, udah dikit lagi gelap, mana ada yang ke pantai sih, gelap gulita gitu naiknya gimana” jawab gw mencari alasan.


“umm tapi kan...” Lona kembali menjawab tapi kepala gw langsung menghampirinya dan menciumnya. Lona membalas ciuman gw. nafas kami memang masih cepat karena kecapekan mendaki namun libido kami lebih besar saat ini. tangan gw langsung meremas dada Lona. Di tengah ciuman kami, Lona mulai melenguh pelan. Kakinya mulai direnggangkan seperti kode untuk gw segera memainkan vaginanya. tangan gw kemudian perlahan turun dari dadanya menuju vaginanya. Lona memakai rok yang cukup pendek, membuat gampang untung menjamah vaginanya. ketika jemari gw sampai, dapat dirasakan vaginanya sudah mulai basah. Segera gw lucuti celana dalamnya dan gw masukan ke tas. Jari tengah dan telunjuk gw perlahan masuk ke vagina lona. “aahhhh enaak” lona mendesah pelan di telinga gw. gw percepat kocokan gw. tangan kiri gw dari punggung lona bergerak mencubit dadanya yang masih terlapis bra. Seperti paham, lona membuka 2 kancing kemejanya. Bra basah lona tanpa strap, jadi setelah kaitnya dilepas dengan mudah lona menarik bra’nya dan memasukannya juga ke tas. Gw membuka semua kancing kemeja Lona. Jari gw kemudian kembali bermain dengan vaginanya, kepala gw turun menjilati dada Lona. “aaahhh teruus, teruus, aaaaah” Lona melenguh sambil tangannya menekan kepala gw agar tidak lepas dari dadanya. Gw gigit kecil putingnya, kemudian gw jilati dadanya kiri kanan bergantian. Tangan lona mengelus-elus wapol.jr dari luar celana. Permainan kami mulai panas hingga tetiba gw denger teriakan

“HEY NGAPAIN KALIAN?!!”

kayaknya 13 angka bagus. hmmm. yuk pantau page 13
 
anjaay sadis nt pol ngentanginnya ... hahaha
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd