Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Bayang Senyum Semu

Berharap endingnya sma Damar yg bisaenerima asti apa adanya. Kasian Tyo, polisi baik-baik ditipu sama hooker high class.
Drama, bikin deg-degan dan penasaran.
Bte Ini ts-nya yg nulis cewek ya?
 
Part 4

"Tyo !! malam ini hubungi informan kita dilapangan mengenai kemajuan penyelidikan" ujar atasannya tiba tiba, membuat Tyo terperanjat.
"Siap laksanakan!!" serunya. Segera ia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya, menyembunyikan sesal karena malam ini ia tidak bisa lagi mengunjungi Asti dan Kanaya.
_________________________________________

Tyo membuka pintu mobil samping kemudi sebuah SUV Hitam yang terparkir di bawah sebuah pohon rindang di halaman Masjid jauh dari keramaian. Lepas pukul 9 malam saat masjid sudah mulai sepi selepas waktu sholat Isya. Mesin mobil itu dibiarkan menyala, dan Tyo mendapati seorang laki laki duduk dibelakang kemudi
"Apa kabar?" tanya Tyo datar. Lelaki di belakang kemudi mengulurkan tangannya dan menjabat tangan Tyo
"Baru permukaannya saja yang terlihat" ujar sang lelaki menjawab singkat "Kabarnya dana hasil money laundry mengalir ke salah satu perusahaan sebagai kedoknya. Penyelidikanku sudah mulai masuk ke dalam perusahaan ini"
"Bagus .. lanjutkan dan tetap kabari aku" ujar Tyo singkat "Saat umpan masuk perangkap, aku akan ambil alih"
Tanpa menunggu jawaban, Tyo membuka pintu mobil dan berjalan santai keluar dari halaman masjid. SUV Hitam tersebut pun melaju meninggalkan Tyo. Tyo menekan kontak Asti pada HP nya, berharap ia dapat mendengar suara Asti malam itu. Hanya nada sambung yang terdengar dan Asti tidak kunjung mengangkat teleponnya. Tyo mengeluh. Rasanya ia ingin segera menjumpai Asti malam itu, namun satu tugas lagi masih menunggunya. Tyo memacu mobilnya kembali menuju kantor bersama bayang bayang Asti dalam benaknya.

Mike menolehkan kepalanya ke kiri dan ke kanan, ditengah suasana Resto yang tampak lengang malam ini. Menurut petunjuk Damar, ia akan menjumpai Asti, teman kencannya di resto ini. Petunjuk lainnya adalah adanya 2 kuntum bunga Mawar yang tergeletak di meja Asti. Mike mulai berjalan perlahan, sebelum akhirnya menemukan sebuah meja dengan Mawar di dekat jendela besar di dalam Resto. Mike menghampiri meja tersebut, dimana seorang wanita cantik duduk termenung disana.
"Asti?" tanya Mike ragu. Wanita itu tersenyum sangat manis, berdiri dan mengukurkan tangannya.
"Hallo Mike .." sapa Asti ramah. Mike menjabat tangan Asti yang terasa begitu lembut.
Tatapan Mike tidak dapat terlepas lagi dari Asti. Wanita dihadapannya memiliki kecantikan yang berbeda dari wanita teman kencan lain yang pernah ia temui. Sosok Asti sangat berbeda dari apa yang ia bayangkan. Wajah Asti lembut dan teduh, dengan polesan make up seadanya, hanya sapuan tipis lipstik dan maskara yang terlihat samar. Pipi Asti bersemu merah, meski tanpa pulasan Blush On yang biasa dikenakan wanita pada umumnya. Asti berpostur sedang, dengan rambut ikal sebatas bahu yang dibiarkan tergerai. Ia mengenakan jepit kecil berkilau pada satu sisi rambutnya untuk menahan poni nya agar tidak jatuh menutupi mata indahnya. Asti mengenakan pantalon lebar, namun pada bagian pinggul tampak jelas memperlihatkan tubuhnya yang bak biola. Pinggangnya kecil, dengan pinggul sedikit melebar dan bokong yang bulat rapi. Asti mengenakan blouse berpotongan leher sabrina, menampilkan lehernya yang jenjang dan bahunya yang mulus. Dada Asti tertutup, menyamarkan payudaranya yang Mike perhatikan berbentuk bulat dan padat. Penampilan yang sempurna.
"Jadi kita akan berdiri begini sepanjang malam?" tanya Asti kepada Mike sambil tertawa. Mike terperanjat dan segera melepas genggaman tangannya pada tangan Asti
"Maaf ..." ujarnya canggung "Kamu sangat cantik ..."
Asti tersenyum. Ia mempersilahkan Mike duduk. Ini adalah preliminary meeting pertama, yang merupakan bagian sangat penting bagi Asti. Pada bagian ini ia harus mencoba mengenal kepribadian calon kliennya baik baik. Jika Asti merasa tidak cocok, maka ia akan segera meminta Damar untuk membatalkan semua perjanjian. Begitupun dengan Kliennya. Asti pernah dua kali membatalkan perjanjian saat preliminary meeting pertama, karena sang calon klien bersikap tidak sopan padanya. Dalam perjanjian, pada bagian ini Klien belum boleh melakukan sentuhan apapun kepada Asti. Tahap ini adalah tahap perkenalan dan penyesuaian untuk membangun bonding antara Asti dan Kliennya.
"Boleh saya panggil Mike saja?" tanya Asti membuka pembicaraan "Karena aku kira umur kita tidak jauh berbeda. Dan kamu bisa panggil aku Asti"
Mike mengangguk canggung. Asti menebak, Mike adalah pria yang sedikit tertutup dan pendiam. Maka ia lah yang harus berinisiatif mencairkan suasana.
"OK Mike .. apa yang harus kita pesan malam ini .." ujar Asti lagi seraya membolak balik buku menu dihadapannya "Wine mungkin?"
"Coke saja ..." jawab Mike sambil mengeluarkan HP nya dan mulai menekan beberapa tombol didalamnya. Asti melirik. Mike masih terlihat gugup.
"Apakah HP itu lebih menarik dari aku disini Mike?" tanya Asti lembut. Mike menatap Asti dan menyeringai salah tingkah. Asti tersenyum. Mike memasukan kembali HP nya kedalam saku dan mulai membuka buku menu bersama Asti.
"Aku sudah beberapa kali ke resto ini. Kamu boleh coba cumi cabe garamnya. Enak, recomended" saran Asti pada Mike.
"Tidak ... aku alergi cumi cumi" ujar Mike segera. Asti menutup mulutnya, berpura pura terkejut. Ia sudah mengetahui perihal alergi Mike terhadap Cumi cumi dari data yang dikirimkan Damar. Asti hanya mencoba menggali percakapan dengan Mike yang masih terlihat kaku.
"Maafkan aku .. aku sungguh tidak tahu" jawab Asti terlihat sangat menyesal "Bagaimana alerginya? Gatal gatal atau diare?"
"Gatal gatal .. aku pernah tidak sengaja memakan cumi dalam campuran makanan dan terpaksa harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat suntikan anti alergi" jelas Mike panjang lebar
"Oh ya?" lanjut asti, mencoba terlihat tertarik pada cerita Mike "Lalu .. apalagi Alergi yang bisa terjadi. Aah .. tapi kamu tidak alergi pada wanita kaan?" goda Asti. Mike tertawa lepas.
"Kalau aku alergi wanita, tidak mungkin aku ada disini As ..." ujar Mike lagi. Asti ikut tertawa.
Asti berhasil mencairkan suasana. Tak lama kemudian mereka berhasil sepakat memilih menu untuk santap malam, dan melanjutkan dengan obrolan obrolan ringan yang mengalir mulus.
Tak terasa hari bertambah malam. Pukul 10 malam dan Asti pun mengingatkan mike untuk mengakhiri pertemuan pertama mereka.
"Senang bertemu denganmu, Mike ..." ujar Asti menjabat tangan Mike untuk kedua kalinya. Mike tersenyum hangat.
"Kita akan berjumpa lagi kan As?" tanya Mike penuh harap. Ia tau, jika Asti tidak menyukainya, maka ini sekaligus pertemuan terakhirnya dengan asti.
"Apakah kamu masih mau menemuiku?" tanya Asti sambil tertawa. Pertanyaan basa basi. Selama ini tidak pernah ada kliennya yang menolak bertemu kembali ataupun membatalkan perjanjian dengannya. Dan saat inipun, Asti merasa pasti Mike ingin kembali menjumpainya.
"Tentu As ..." ujar Mike mantap "Kapan kita bisa bertemu lagi?"
"Semua terserah padamu Mike. Kamu bisa menginformasikan waktunya kepada Damar ...." ujar Asti lagi. Mike tersenyum senang.
"Segera As .. " ujarnya bersemangat.
 
Masih semu alur cerita ini. Bikin setia nungguin. Apakah damar atau tyo bahkan tokoh baru kah yg kelak. Menemani asti sampai tua :Peace:
 
Makasih updatenya suhu.
Mantap ceritanya dan tidak terburu-buru.
Lanjutkan sampai tamat suhu.
 
Masih semu alur cerita ini. Bikin setia nungguin. Apakah damar atau tyo bahkan tokoh baru kah yg kelak. Menemani asti sampai tua :Peace:
 
Bimabet
Part 5

Ketukan terdengar sayup, disusul dengan bunyi bel yang sangat nyaring. Damar melayangkan pandangannya kearah pintu, kemudian menatap Asti yang tidak bergeming membaca majalah yang ada dihadapannya. Asti mengenakan sack dress orange pupus berpotongan simple, terbuat dari kaos ringan yang menampilkan sempurna bentuk tubuhnya. Kakinya disilangkan menampakkan sebagian paha putih mulusnya. Damar berdehem, bangkit dari Sofa dan berkata lirih "Kamu siap As ...?"
Asti menurunkan majalah yang sedari tadi menutupi seluruh wajahnya dan tersenyum santai "OK ..." jawabnya. Ia menutup majalahnya dan meletakkannya di meja kemudian duduk santai mengawasi Damar yang berjalan kearah pintu.
Pintu terbuka, menampakkan sosok Mike didepannya. "Selamat malam Damar .. Asti .." sapanya dengan senyum. Mike menggenggam sebuah buket Bunga yang sangat indah. Penampilannya sangat kasual. T Shirt berkerah dengan Celana Jeans dan Sebuah BackPack tergantung di punggungnya. Ia melangkah ragu saat Damar mempersilahkannya masuk. Asti bangkit, tersenyum ramah dan menghampiri Mike.
"Ini untukmu .. Asti .." ujar Mike gugup seraya menyerahkan buket bunga yang dibawanya kepada Asti. Asti tertawa seraya berkata "Oh Mike .. kamu manis sekali .. tidak perlu ..."
Mike tersenyum lega saat mengetahui Asti menyukai buket pemberiannya "Untuk wanita cantik sepertimu, tentu harus ..."
Asti tersenyum, "Terimakasih .." ujarnya sebelum melangkah mencari Vas Bunga untuk meletakkan Buket tersebut.
Mike dan Damar bertatapan. Tanpa senyum, Damar berkata "Perlakukan dia dengan baik. Waktumu sampai besok pukul 9 pagi. Setelah sarapan, silahkan tinggalkan tempat ini. Aku akan menunggu di Lobby bawah sampai waktu kalian selesai."
Tanpa menunggu jawaban Mike, Damar melangkah keluar dan menutup pintu Condo, meninggalkan Mike seorang diri. Tak lama berselang Asti menghampiri. Mike melirik buket bunga yang dibawanya telah berpindah tempat ke sebuah vas cantik diatas meja ruang tamu.
Mike tiba tiba merasa gugup. Ia memandang Asti yang berdiri dihadapannya tanpa tahu harus berbuat apa. Asti tersenyum. Ia telah menghadapi berpuluh laki laki dengan berbagai sifat yang ada. Ada yang agresif, langsung mencumbunya saat pertama Damar meninggalkan mereka berdua. Ada pula yang cukup sopan memperlakukan Asti perlahan lahan dengan pendekatan. Namun kali ini, Asti menemukan sosok yang lain. Mike terlihat begitu polos sejak pertama kali mereka bertemu. Dan sikap itu masih terlihat saat ini. Mike terlihat begitu muda, begitu gugup seolah ini adalah pengalaman pertamanya. Asti melihat Mike menunduk berkali2 seraya mengatupkan kedua tangannya di depan perutnya.
Asti mendekat perlahan, menyentuh tangan Mike dan berkata lembut "Ayo kita duduk dulu di ruang TV.. Aku sudah menyiapkan teh hangat dan sedikit biskuit yang bisa kita nikmati sambil bercakap cakap ..." Mike menatap Asti dan mengangguk. Ia mengikuti bimbingan tangan Asti untuk melangkah ke ruang TV.
Asti mempersilahkan Mike duduk, memindahkan ransel yang dibawa Mike ke dalam kamar, menuangkan teh dan menyodorkannya pada Mike
"Silahkan ..." ujar Asti lembut. Asti juga menggeser sepiring biskuit kehadapan Mike. Ia mengambil jarak agar tidak terlalu berdekatan dengan Mike. Asti tau, ia harus sedikit agresif namun sabar menghadapi laki laki seperti Mike. Dari Damar ia pun tahu Mike membayarnya untuk malam ini dengan jumlah yang tidak sedikit. Maka ia berkewajiban untuk membuat Mike menikmati malam ini bagaimanapun caranya.

Asti meneguk teh nya perlahan sebelum berkata "Aku tau ini bukan pengalamanmu yang pertama Mike ..." Mike menatap Asti sambil memegang cangkir tehnya "Lalu kenapa aku merasa kamu begitu gugup malam ini?" tanya Asti lagi.
Mike menyeringai lebar. "Aku .. tidak tahu .. mmh .. pesonamu sangat luar biasa Asti .. aku belum pernah menemukan wanita secantik kamu ..." ujar Mike gugup.
Asti tertawa, meletakkan cangkir teh nya diatas meja. Ia beringsut sedikit mendekati Mike, mengambil cangkir teh Mike dari genggamannya dan meletakkannya di meja. "Sudah menikah, dan dua kali melakukan hal seperti ini dengan 2 wanita berbeda sebelumnya ... benar begitu?"
Mike mengangguk angguk kecil, sesekali menunduk menghindari tatapan Asti. Asti kembali mendekat. Kali ini digenggamnya tangan Mike, menariknya kepangkuannya. Asti merasakan tangan Mike begitu dingin.
"Jangan bohong padaku, Mike ...." ujar Asti sambil terus tersenyum "Apa benar begitu? Aku merasa ini adalah pengalaman pertamamu ...."
Mike membelalakan matanya terkejut "Ba.. Bagaimana kamu tahu ...?"
Asti tertawa lepas. Ia lega saat mengetahui Mike akhirnya bisa berkata jujur. Ia melihat Mike menunduk tersipu "Aku tahu ... karena aku sudah menghadapi begitu banyak pria dalam pekerjaanku ini. Sudahlah ... " Asti menepis tangannya, meluruskan duduknya, membiarkan tangan Mike tetap berada diatas pangkuannya "Lalu apa alasanmu berada disini bersamaku sekarang?"
Mike menarik tangannya dari pangkuan Asti "Aku .. ini atas kehendak Pimpinan perusahaanku, Asti ... Beliau .. Pak Wisnu .. ingin sekali memakai jasamu .. namun beliau ingin memastikan terlebih dahulu kalau .. kalau memakai jasamu aman .. Jadi dia menyuruhku untuk mencoba terlebih dahulu ..."
Asti mendengarkan dengan seksama. Mike melanjutkan "Aku sendiri baru beberapa bulan bekerja disana. Aku sudah memiliki kekasih dan beberapa bulan lagi akan menikah .. aku tidak tahu apa yang terjadi kalau ia tahu aku disini bersamamu .. itu yang membuat aku bertambah gugup ..."
"Lalu .. apakah kamu betul betul belum pernah melakukan hubungan seks sama sekali?" tanya Asti hati hati. Ia sangat prihatin kalau memang Mike harus melakukan hubungan seks pertamanya dengan wanita yang tidak ia cintai. Asti bukanlah wanita semacam itu "Maksudku .. kalau memang kamu tidak ingin melakukan ini .. mungkin kita bisa bicarakan bagaimana ...."
"Tidak ..." ujar Mike cepat "Aku pernah melakukannya dengan kekasihku, Asti .. ini bukan yang sex yang pertama untukku. Hanya saja kekasihku sekarang masih menempuh pendidikan di Luar Negeri, jadi kami sangat jarang nelakukannya. Tapi ini yang pertama aku melakukannya dengan ......" Mike tampak ragu melanjutkan perkataannya
"Hooker...." ujar Asti lirih, membantu Mike memilihkan kata kata yang tepat. Ada rasa sakit terselip dalam hatinya saat ia mengatakan itu
"Maafkan aku .. aku ..." Mike tampak putus asa dalam kegugupannya "Kamu wanita yang sangat cantik dan baik Asti .. Tapi aku tidak tahu apakah aku bisa melakukannya denganmu karena .. aku ..."
Asti tersenyum, mencoba memahami perasaan Mike. Ia sangat mengerti apa yang akan terjadi bila hubungan seks tidak dilakukan atas keinginan sendiri bagi seorang laki2. Tapi Mike laki2 . Asti tau, bagi seorang laki laki normal, sangat tidak mungkin menolak apa yang akan ia berikan malam ini. Ia yakin Mike bisa melakukannya, namun semua bergantung pada keinginan hati Mike sendiri.
"Well ..." Asti bergumam mengambil kembali cangkir Mike dan menyodorkannya "Waktu kita masih panjang. Kita nikmati kebersamaan kita dulu, dan biarkan waktu yang memutuskan apa yang akan terjadi nanti ... bagaimana?"
Mike menarik nafas lega. Senyumnya mengembang, mengganti keraguan yang sebelumnya terlihat diwajahnya.
"Tapi kukira kamu harus mencobanya Mike " ujar Asti dalam hati "Bagaimana mungkin kamu melaporkan semua kepada pimpinan perusahaanmu kalau kamu tidak tahu sesempurna apa service yang aku berikan ..."

Asti melirik jam didinding ruang TV tempat ia dan mike bercengkrama. Sejauh ini, suasana mengalir dengan hangat. Mike terlihat jauh lebih santai saat mereka bercakap cakap, tertawa bersama mendengarkan lelucon yang saling mereka lemparkan. Asti juga memperoleh sedikit informasi tentang kehidupan pribadi Mike, termasuk pekerjaan yang tengah ia jalani saat ini. Perusahaan Mike adalah perusahaan besar, dan Asti akhirnya tahu bahwa Pak Wisnu sang pemimpin perusahaan adalah orang yang cukup dikenal, dengan banyak anak perusahaan dan kini mulai berkecimpung di dunia politik. Dua jam hampir berlalu. Jam menunjukkan pukul 9.20 malam.
Asti merentangkan kedua tangannya, berpura pura menguap dan berkata "Aku rasa aku mulai lelah .. bagaimana kalau aku bersiap2 tidur Mike?"
Mike mengangguk. Ia mengarahkan pandangannya ke arah kamar tidur
"Pent House ini hanya memiliki 1 lamar tidur " ucap Asti "Kita tentunya harus tidur di kamar yang sama .. apakah kamu keberatan?"
Mike menatap Asti ragu. Asti tertawa "Jangan kuatir .." sambung Asti "Aku tidak akan memaksamu berbuat apa apa ... Dan percayalah .. tidur di sofa ini sangat tidak enak" Asti mengedipkan matanya. Mike menyeringai.
Asti bangkit dan berkata "Baiklah .. aku sikat gigi dulu dan berganti pakaian di kamar mandi dalam. Kamu bisa berganti baju dulu, dan ke kamar mandi setelah aku selesai. Bagaimana?"
Mike bangkit dan berkata "OK.." sebelum melangkah bersama Asti kedalam kamar.
Mike mengganti bajunya dengan Celana pendek dan kaos tak berlengan sebagai baju tidurnya. Ia menyibak tirai kamar dan memandang suasana malam kota yang terbentang dibawah sana. Ia merasa lega dengan sambutan Asti yang begitu ramah. Entah mengapa ia bisa menceritakan seluruh rahasia yang dititipkan Pak wisnu kepada Asti. Perlahan Mike merasa sedikit rasa nyaman dan kekaguman kepada Asti semakin bertambah. Asti perempuan yang cerdas. Wawasannya sangat luas. Bercengkrama dengannya tadi sangat menyenangkan. Dari arah belakang, ia mendengar pintu kamar mandi terbuka. Mike menoleh. Ia melihat Asti berdiri di pinggir tempat tidur dan tersenyum manis padanya. Rambut Asti tergerai lepas, wajah polos tanpa riasannya justru menampakkan kecantikannya yang sesungguhnya. Asti mengenakan Kaos longgar yang sangat tipis, yang jatuh begitu sempurna mencetak pucuk payudaranya dengan sangat jelas.
"Cantik ..." hanya itu yang dapat diucapkan mike tanpa mampu mengalihkan pandangannya dari Asti
"Ini bukan baju malam yang biasa aku kenakan jika bertemu klien" ujar Asti seraya tertawa kecil "Entah kenapa aku tidak ingin terlalu formal menghadapimu Mike"
Asti melangkahkan kakinya menaiki kasur, menampakkan sekilas pangkal pahanya. Mike bergidik , nafsu laki lakinya mulai bergejolak melihat Asti tidak mengenakan apapun selain Kaos yang dipakainya. Asti berlutut dengan sedikit membungkuk merapikan tumpukan bantal untuk alas tidurnya. Bokong bulatnya tercetak sempurna tepat dihadapan Mike. Mike menelan ludahnya dengan susah payah melewati kerongkongannya yang mulai terasa mengering
"Asti ..." gumamnya pelan. Asti menoleh. Dengan pengalamannya ia mengerti dan dapat melihat perubahan yang dirasakan Mike saat ini. Ia duduk, memposisikan kedua tungkai kakinya disampingnya.
"Kesini ...." ujarnya lembut sambil menepuk2 kasur kosong di sisi kanannya. Mike melangkah ragu, menaiki kasur dan beringsut perlahan mendekati Asti
Asti tersenyum, menatap Mike dan bersiap untuk melaksanakan tugasnya malam ini. Ia meletakkan tangannya pada bahu Mike
"Lakukan apa yang ingin kau lakukan" bisik Asti "Ikuti kata hatimu .. Pak Wisnu memberikan aku untukmu malam ini. I am all yours ..." Asti mendekatkan bibirnya kearah bibir Mike. Nafas Mike terasa semakin memburu "Tapi kalau kau ingin berhenti .. kapanpun .. katakan saja..."
Mike tidak dapat lagi menahan birahinya. Direngkuhnya tubuh molek Asti kepelukannya dan melumat bibir Asti dengan penuh nafsu. Tangan Mike dengan cepat menelusuri seluruh lekuk tubuh Asti . Leher, payudara, bokong dan lekukan diantara kedua pahanya. Ia merasakan Asti memggelinjang dan sedikit melenguh. Mike semakin memburu. Ia melepaskan ciumannya dan sekilas menatap Asti yang pasrah jatuh dalam pelukannya
"As ..." bisiknya sambil berusaha menarik pakaian yang masih melekat ditubuh Asti
"Teruskan Mike ... oh ..." desah Asti saat merasakan jemari Mike menelusuri tubuh telanjangnya.
Asti menarik tubuh Mike keatas tubuhnya saat ia merebahkan dirinya di Kasur yang mulai terasa hangat. Ia sejenak merasakan kebingungan Mike, dan segera Asti memahami jika pengalaman seks Mike masih jauh dibawah rata rata. Asti harus lebih dominan. Ia menarik Mike kepelukannya, melumat bibirnya, menggigit lehernya perlahan yang segera diikuti oleh Mike melakukan hal yang sama padanya. Asti meraba Penis Mike yang sudah tegak berdiri, mengocoknya perlahan dan lembut saat Mike sibuk mengimbangi lidahnya dalam mulut Mike. Ia merasakan gumaman Mike, dan segera memainkan jarinya semakin cepat lagi.
"Oh Asti ..." Mike melenguh. Asti berbisik "Bagaimana kalau masukkan penismu ke mulutku Mike ... rasanya pasti luar biasa .. ayo ..."
Mike membelalakan matanya, memberikan informasi bahwa hal itu belum pernah ia lakukan sebelumnya. Tanpa pikir panjang Asti beringsut memposisikan mulutnya dibawah Penis Mike dan segera mengulumnya perlahan. lidahnya lincah bermain, mendorong penis Mike maju mundur dengan lembut dan sesekali mengocoknya perlahan
Teriakan tertahan Mike terdengar "Ooohhhhh Aaasss .... aaahhh ..." Asti merasakan tubuh Mike menegang. Ia tahu aksi ini harus segera dihentikan atau Mike akan mencapai puncaknya di mulut Asti. Tidak .. Asti bertekad memberikan kenikmatan lain pada Mike, agar ia tahu bagaimana wanita ingin diperlakukan dan kelak Kekasih Mike yang akan menikmatinya
Asti kembali beringsut keatas, tersenyum pada Mike yang mulai terengah engah
"Oh As .. itu ...oh .." Asti melumat bibir Mike lagi dan kemudian berbisik "Ada yang lain, honey .. bersiap untuk yang akan datang"
Asti memposisikan Mike dibawah tubuhnya, memagut leher Mike dengan penuh nafsu dan dalam waktu bersamaan memasukkan penis Mike kedalam Vaginanya. Mike dan asti menjerit bersamaan . Asti duduk tegak dengan penis Mike dalam vaginanya, dan menempatkan tangan Mike diatas Payudaranya
. Mike menggenggam lembut kedua payudara Asti. Asti mulai menggerakan pinggulnya maju mundur sambil mengeluarkan lenguhan lembut "Aahh .. yaa .. mmhhmm .. uuhh .. enak sekali Mikee .. oohh "
Mike semakin tak berdaya. Tanpa sadar kedua tangannya meremas remas payudara Asti, menikmati sensasi yang diberikan oleh gerakan pinggul Asti.
"Ooohh aku tidak Tahan lagi Aaaasss ..." jerit Mike "Aaarrgghh ..."
Asti semakin mempercepat gerakannya .. semakin liar .. memutar, naik turun dengan gerakan sangat cepat .. membuat seluruh tubuh Mike menegang dan akhirnya .."Aaaaaahhh Astiiiiì ....."
sejenak saja dan setelah itu hanya nafas Mike yang terdengar menderu cepat.
Asti tersenyum. Sangat cepat. Ejakulasi tercepat yang pernah ia temui. Mike sungguh polos sehingga belum bisa mengontrol nafsunya dengan baik.
Asti beranjak kesamping Mike yang terkulai lemas. Peluh keringat menetes di dahinya. Mike menatapnya sekilas dan berkata "Wow ... ah .. bukan main .. kamu ..."
Asti tersenyum. Ia mendekati Mike dan berbisik "Katakan itu pada Pak Wisnu ...."
Mike memejamkan matanya dan tertidur meninggalkan Asti yang masih tersenyum menatapnya.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd