Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Berbagi Istri Bersama Sahabat (Season 1-End)

Update...

Cerita sebelumnya
Disini Lisa terus menceritakan masalahnya (curhat) sampai tak sadar kepalanya bersandar di bahuku. Tiba-tiba terdengar suara dari dalam memanggilku, "ayaaaahh...mau pipis", ternyata suara anak bungsu ku memanggil. Aku pun bergegas menghampiri anakku sambil menoleh kearah Lisa dan berkata, "lanjut wa-an aja ya Lis", Lisa hanya tersenyum sambil menganggukan kepalanya...

Pukul 8 pagi, terlihat sudah hampir seluruhnya bangun. Para istri sedang sibuk didapur, sementara anak-anak mulai bercanda satu sama lain. Di sesi sarapan hari ini terlihat normal-normal saja, walaupun Vika dan Lisa terlihat sedikit lebih diam dibanding hari sebelumnya.

Setelah sarapan, anak-anak dengan semangatnya bergegas menuju kolam renang yang diikuti oleh para istri untuk mengawasi. Tidak hanya mengawasi, rupanya Vika dan Lisa pun ikut masuk kedalam kolam renang dengan masih menggunakan pakaian lengkap tetapi Ely hanya mengawasi dari pinggir kolam. Sementara Aku, Hendry dan Bowo hanya duduk di teras yang mengarah ke kolam sambil menikmati pemandangan.

Aku pun masih sangat penasaran dengan kejadian Hendry semalam, lalu kami pun melanjutkan pembicaraan :

Aku : Dry, lanjutin ceritamu semalam

Bowo : Emang lu kenapa Dry? Bukannya semalem aman2 aja?

Hendry : Gini Bro, semalem itu kayanya kamu lupa tutup pintu kamar jadi masih belum tertutup rapat, trus kayanya Lisa curiga karena Bowo ga ada dan denger suara Vika, akhirnya dia maksa untuk ngintip, padahal aku udah coba halangin. Ya akhirnya dia lihat.

Bowo : ah serius lu Dry?!!!

Hendry : iya Wo, dia kaget banget pas liat kejadian semalam, trus dia jalan cepet ke sofa ruang Tv sambil nangis. Yah aku bingung harus gimana? Akhirnya aku coba samperin untuk tenangin dia. Sorry ya Wo, gara2 kamu ijinin boleh pake Lisa asalkan Lisa mau, ya malam itu aku juga main sama Lisa hehe

Bowo : Anjing..!!! Kok bisa Dry?
(Kaget sambil melihat ke arah Hendry)

Hendry : Ya, awalnya aku cuma mau tenangin dia aja Wo. Aku duduk di sebelahnya, tiba2 aja dia peluk aku sambil nangis. Lama meluknya Wo. Ya trus aku usap2 aja kepala sama punggungnya sambil tenangin dia. Lama-lama dia berhenti nangis tuh. Ya posisi kayak gitu, lama2 aku ngaceng lah, mana wangi rambutnya enak banget, hehe

Bowo : Trus trus....

Hendry : Trus gw cipok deh bibirnya. Dia juga ga nolak lagi. Ya trus gw pake lah Lisa. Sorry ya Wo, abis Lisa nya mau juga.

Bowo : Trus lu pake kondom ga?

Hendry : Ya ngga lah, mana ada persiapan, itu juga cepet kok, ga lama. Tenang aja Wo aku ga crot di dalem kok

Aku : Wahhh...Menang banyak kamu Dry udah nyobain Lisa

Bowo : Pantes waktu gw masuk kamar, Lisa balik badan mantatin gw. Padahal waktu gw ijinin boleh pake Lisa itu cuma candaan aja lho, omong kosong aja. Ga taunya beringas juga lu Dry.

Hendry : hehe sorry yak. Ya hoki aja sih. Tp gpp kan?

Bowo : Ya udah lah, yg penting inget pesen gw ya, Lisa itu udah ga boleh hamil, karena ya udah berumur dan riskan sama bekas jahitan sesar nya.

Hendry : Siapp aman.

Aku : Aku juga boleh donk Wo hehe

Bowo : Hajar aja

Bowo : Bini lu gimana Dry? Emang ga bisa apa di nego? Hehe

Hendry : Wah jangan dah, alim banget dia, yang ada bubar nanti semua

Bowo : haha


Selepas obrolan pagi dengan Hendry dan Bowo, kamipun menuju ke kolam renang untuk bergabung bersama anak-anak dan istri. Saat itu tidak terjadi apa-apa, hanya aktifitas bermain seperti pada umumnya.

Di sore hari, aku mengajak Vika dan anak bungsuku untuk jalan-jalan santai di sekitar Vila. Sambil mengobrol, kami juga sesekali berpapasan dengan petani yang berada di sana. Kebetulan Vila yang kami tempati dekat dengan perkebunan teh. Sambil menikmati udara sejuk dan disinari matahari sore yang terasa hangat, rasa-rasanya aku ingin tinggal lebih lama.
Kemudian obrolanku mengarah ke perihal sex.

Aku : Yang, Lisa udah tau tentang acara kita semalam

Vika : Hah ?!!! Gimana ceritanya? Bowo ngomong sama Lisa?

Aku : Ngga. Jadi semalam pas Bowo masuk ternyata pintunya ga ditutup rapet. Trus Lisa ngintip karena nyari Bowo katanya.

Vika : ahhh gobl0k banget sih. Trus Lisa gimana?

Aku : Waktu itu ada Hendry di ruang TV liat Lisa nangis. Trus di tenangin sama Hendry. Mungkin kebawa suasana juga, akhirnya mereka Ngewe juga, haha

Vika : Hah seriusan Mas? Hendry sama Lisa?

Aku : Iya serius. Bowo juga udah tau. Tadi kita ngobrol2

Vika : Pasti Bowo masa bodo ya?

Aku : Tepat sekali. Ya awal nya sih kaget, akhirnya ya masa Bodo, secara Bowo kayanya udah ga ada perasaan juga sama Lisa. Kayanya dia cuma memberatkan anak-anaknya.

Vika : ya iya lah, secara Bowo kan punya selingkuhan.

Aku : Yang, kan kamu udah ngerasain kontol cowok lain. Aku boleh ga ngerasain meki lain?

Vika : heemmmmmmmm.. aku begini kan karena awalnya memang kemauan kamu mas.

Aku : Tapi kamu sekarang ketagihan kan? hehe. Kalo boleh aku mau nyobain Lisa mumpung Bowo udah ijinin.

Vika : ah kamu Mas...aku takut kamu berpaling

Aku : Ngga lah sayang. Sebenernya dia itu bukan tipeku. Tp gara2 Hendry cerita, aku jd penasaran aja sama Lisa yg tocil itu hehe. Aku janji ga akan berpaling. Cuma penasaran aja yank. Ya ya boleh ya?

Vika : Tapi emang Lisa nya mau? Pede banget kamu

Aku : Ya ga tau sih hahaha. Liat nanti deh

Vika : Ya udah tapi janji ya jangan sampe jatuh cinta

Aku : Iya aku janji sayang.


Hari semakin sore, matahari terlihat sudah semakin redup. Kami pun berjalan kembali ke Vila. Di perjalanan aku sempatkan WA Lisa untuk sekedar basa basi menyambung pembicaraan tadi pagi. Dan ternyata Lisa sepertinya tidak ingin aku tahu kalau ia dan Hendry semalam bercinta.

Malam hari pun tiba. Malam ini yang kurasakan, suasannya sedikit lebih hening dibandingkan malam sebelumnya. Mungkin lelah karena beraktifitas seharian, atau mungkin karena kejadian itu. Kulihat Hendry dan Ely, mereka hanya sibuk dengan Hp nya masing-masing sambil sesekali mengawasi anaknya. Bowo pun juga sibuk menelepon karena urusan bisnisnya dengan para mafia. Vika berada di kamar bersama anak-anak, sepertinya ia ingin meniduri anak-anaknya. Dan Lisa, aku tidak melihat keberadaannya. Mungkin sedang dikamar nya juga.
Sementara aku, aku putuskan untuk menyeduh kopi lalu membawanya ke saung sambil ingin menikmati rokok.
Diluar dugaanku ternyata Lisa berada di saung sendirian. Pada saat itu Lisa mengenakan sweater dan legging panjang.
Kagetnya aku adalah, Lisa duduk bersandar dengan kaki berselonjor sedang mengelus vagina dan meremas payudaranya.

Aku : Lisa ngapain?

Lisa : eh Jo...eee...ngga....ngga ngapa2in. (Dengan wajah kaget)

Aku : Hayooo ngapain tuuuhh..? (Sambil senyum bercanda)

Lisa : hehe.. ngga kok cuma lagi gatel aja (senyum malu)


Dan tiba-tiba Lisa manenarik bajuku mendekat ke arahnhya lalu dengan perlahan menurunkan celanaku kemudian memegang penisku yg masih belum bangun sambil tersenyum malu-malu

Aku : ehh Lis.....ngapain..?

Lisa : tolong aku ya...


Lisa tersenyum sambil menatapku nakal.
Kemudian ia mulai menjilatin penisku dari mulai biji sampai ke kepala lalu "hap", ia melahapnya dengan penuh nafsu. Rupanya Lisa sedang birahi dalam hatiku.
Penisku yg semula belum bangun, kini mulai berdiri tegak. Kuluman Lisa berbeda dengan Vika, Lisa tampak lebih lihai walaupun sesekali masih menyentuh gigi yang membuatku sedikit geli. Sesekali ia juga meludah ke penisku sambil terus mengulum dan menyedot maju mundur. Aku sangat nafsu melihat Lisa seperti ini, kugerakan pantatku maju mundur sambil memegang kepala dan merapihkan rambutnya ke belakang sehingga terlihat wajah binal penuh birahi yang sedang menikmati. Aku mendorong penisku dengan cepat sampai seluruhnya masuk ke mulut Lisa. Sesekali aku melihat kearah Vila, khawatir ada orang yang keluar.

Setelah cukup lama Lisa mengulum penisku, aku membalikan tubuh Lisa membelakangiku diatas saung. Aku mulai meremas payudara kecilnya dari belakang sembari menciumi leher dan menggesekkan penisku di pantat Lisa yg kala itu masih mengenakan legging. Kemudian ku dorong tubuh Lisa sehingga kini ia berposisi doggy. Lalu ku buka sedikit leggingnya hingga pantatnya menyembul keluar. Aku mencolek dan memasukan jari tengahku ke Vaginanya. Dan ternyata Vagina Lisa juga sudah basah. Tanpa pikir panjang ku masukkan penisku ke dalam vagina Lisa, langsung dengan RPM tinggi. Ia pun mendesah kecil sambil menoleh ke arahku.
"Arghhh..ahhh....uhmmmm....ssshhhh...enak banget Jo" desahnya. "Semalem kentang ya sama Hendry?" tanyaku. "Ahhh....hmmmm...iyaa....teruus Jo...fuck me...arhhh...", jawabnya.
Kurasakan Vaginanya sedikit lebih sempit dibandingkan Vika, mungkin karena kurang terjamah dan melahirkan pun sesar.

Setelah cukup lama, tenagaku mulai kendor. Akupun membangunkan Lisa hingga tubuhnya sejajar denganku namun masih dengan posisi penisku menancap di vaginanya dari belakang. Lalu ku masukkan tanganku dari bawah sweater nya, ternyata Lisa hanya mengenakan sweater tanpa baju dalam ataupun bra. Ku remas payudara kecilnya dengan keras sembari menciumi lehernya. Lisa hanya mendesah sambil meremas kepalaku, "ahhh...sshhhh...mmmm...udah lama aku ga begini...ahhh..." desahnya.

Cukup lama kami dengan posisi seperti itu sampai aku akhirnya kehabisan tenaga. Lalu aku naik ke saung dan mengarahkan Lisa untuk naik ke atasku.
Kemudian ia melepas seluruh legging nya dan mulai memposisikan dirinya naik diatasku sambil mengikat rambut ikalnya. Dengan perlahan Lisa memasukan penisku kedalam vaginanya, "ahhh..ehmmmm...ssssss...ahhhh", ia mulai menggoyangkan pinggulnya naik turun menggenjot penisku. Karena kulihat Lisa sangat cantik malam itu, aku pun bangkit dengan posisi duduk berhadapan dan langsung ku lahap bibirnya. Lisa pun terus menggoyangkan pinggulnya sembari merangkul leherku dan membalas ciumanku. "Ehmmmm...mmmmm....sllrrpppp...." desahnya sambil melumat lidahku. Kemudian aku berkata, "keluarin didalem apa diluar Lis?", "arhhh...ahhh...terserah kamu Beb...aaahhh...".

Lalu aku posisikan Lisa tidur dan aku berada diatasnya.
Aku menaikkan sweater hingga terbuka 2 bukit kecil dengan puting coklat yg cukup menonjol. Lalu ku ciumi payudara Lisa dan melahap putingnya, memainkan lidahku sembari memasukan jari tengahku ke dalam vaginanya. Lisa hanya mendesah sambil terus menatapku, "ahhhhh...aaahhhh..ssshhhh".

Setelah puas bermain di payudaranya, aku bangkit kemudian kuletakkan satu kaki Lisa ke bahuku sambil memasukkan penisku ke vaginanya. Ku genjot lisa dengan sisa tenaga yg kupunya sembari kuciumi kaki putih mulusnya. Lisa terus mendesah, mengerang ke enakkan, "ahhh....arrggg.....sshhhh...mmmmm...ahhhh...aku mau keluar Jo...ahhhh..ahhhh", desahnya. "Oke Lis keluar bareng ya.." sahutku.
"Ahhhhhhhh......ahhhhhhhhhhhhhhhhhhh....." desah panjang Lisa diiringi gelinjang tubuhnya. Dan akupun langsung mengarahkan penisku dan mengeluarkan peju diluar vaginanya. Kemudian Lisa duduk dan mengulum penisku lagi, menjilati sisa-sisa peju dipenisku sambil berkata, "kenapa ga crot di mulutku aja beb?". "Ya udah besok-besok ya hehe" jawabku. Ah tau gitu aku CIM tadi, dalam hatiku.

Aku tidak menyangka ternyata Lisa sebinal ini, karena selama yang aku kenal, Lisa adalah tipikal wanita yg biasa-biasa saja, tidak terlalu vokal dan tidak terlalu diam juga.

Setelah itu, Lisa pamit untuk masuk kedalam Vila, karena khawatir anak-anak mencarinya. Aku pun melanjutkan menikmati kopi yang tadi sudah kubuat dan sudah menjadi dingin sembari menghisap sebatang rokok. Lalu tiba-tiba Lisa mengirim pesan WA kepadaku.

Lisa : Jo, Bowo ga ada, jangan2 lagi ngewe sama istrimu

Sontak saja akupun langsung bergegas masuk dan terlihat kondisi saat itu memang sudah sepi. Aku berjalan menuju kamar, dan benar saja sesuai pikiranku, ternyata istriku sedang dipake oleh Bowo sekaligus Hendry yg kala itu mereka bertiga serentak melihat ke arahku yang baru saja membuka pintu. Posisi yang kulihat, Hendry dan Bowo sedang berdiri menggunakan lutut diatas kasur, sementara Vika sedang mengulum penis Bowo sembari mengocok penis Hendry. Mereka bertiga sudah tidak mengenakan pakaian sedikitpun, "Wahhh wahh wahh kok ga bilang2" sahutku, "Sorry bro ga bilang2, hehe" jawab Hendry. "Lanjut deh, aku nonton dulu" sahutku lagi.

Akupun duduk di sofa kamar sambil melihat live show istriku bercinta dengan 2 sahabatku. Melihat kejadian tersebut, penisku mulai bangkit kembali.

Vika hanya menatapku dengan isyarat meminta ijin kepadaku lalu kembali melanjutkan mengulum 2 penis yang ada didepannya. Setelah puas dengan aksi Vika, kemudian mereka merubah posisi, Vika dengan posisi Doggy dan Hendry berada dibelakangnya bersiap memasukkan penisnya. Sementata Bowo masih dengan posisinya yang sedang melihat Vika sambil mengocok penisnya. "Ahhhhh.....ahhhh.....ahhhhh...", desah Vika yang sedang digenjot Hendry, kemudian Bowo memegang kepala Vika lalu mengarahkan penis ke mulutnya, "ehmmmm.....emmmmmm....hmmmmmm....", desah Vika.
Selang tidak berapa lama, tiba-tiba terdengar suara dari arah pintu kamar, suara yg sedikit bergetar, "ASTAGFIRULLAH.....". Ya tiba-tiba saja Ely membuka pintu kamar dengan mata yang terbelalak kaget melihat kejadian didalam kamar yg saat itu suaminya sedang menggenjot istriku. Sontak kami bertiga melihat ke arah Ely, Hendry pun segera mencabut penisnya. Saat itu Ely mengenakan pakaian tidur panjang berwarna putih dengan jilbab lebarnya.

Sudah kepalang tanggung pikirku saat itu. Tanpa aba-aba aku langsung menarik paksa Ely masuk kedalam kamar kemudian mengunci pintu. "Minggir Jo, aku mau keluar" Ely berkata dengan suara yang hampir menangis, "Ssssstt..... nanti anak2 bangun. Sudah kebongkar semua kan hehe" sahutku. "Kamu gila bang" ucap Ely kearah Hendry, "udah kamu sama Johan sana", balas Hendry. "Udah Ly, santai dulu, duduk disofa tuh", ucapku. "Ga mau, aku mau keluar, mana kuncinya?!!!", aku hanya tersenyum sambil kembali duduk di sofa. "Udah lanjut aja Wo Dry".

Kemudian Bowo mulai memanaskan suasana kembali. Dengan posisi Vika yang masih menungging, Bowo menjilati vagina Vika dari belakang, "ahhhh....ahhhhh", Vika kembali mendesah tak memperdulikan Ely. Lalu Hendry memposisikan dirinya berdiri didepan Vika, Vika langsung meraih penis Hendry yang sudah sedikit loyo, kemudian mengulumnya. Sesekali Hendry melihat ke arah Ely dengan tatapan penasaran.

Aku melihat Ely hanya berdiri tertunduk sambil menangis. Lalu aku tidak mau menyia-nyiakan momen yang sudah terlanjur terjadi. Aku mencoba menarik Ely untuk duduk di pangkuanku, namun ia terus menolak dan meronta, "jangan Jo", aku pun tak mau menyerah, kali ini dengan tenaga lebih, aku menarik Ely duduk dipangkuanku sambil kudekap pinggangnya. Ely duduk dipangkuanku dengan posisi menyamping sambil meronta-ronta ingin pergi. Tapi karena aku memeluk dengan sangat erat, maka usahanya untuk pergi pun sia-sia. Aku mulai menciumi bagian leher Ely dari balik jilbabnya, Ely terus berontak "Jo jangan, Bang tolong", ucapnya sambil memohon kepadaku dan minta tolong kepada suaminya. Kulihat Hendry tak perduli, ia masih menikmati penisnya yang sedang di jilati Vika.

Sambil terus menciumi Ely untuk memberikan rangsangan, tangan ku mulai bergerak ke arah payudara dari balik jilbabnya. Rupanya tangan Ely menutup rapat payudaranya. Kemudian perlahan kulepaskan tangannya dari dekapan payudaranya, awalnya sulit, mungkin karena sejak tadi aku menciumi lehernya, akhirnya Ely pun terlihat sedikit goyah, tangannya mulai merenggang dan kemudian akupun bisa memegang payudaranya. Ia pun tidak berontak seperti sebelumnya.
Ternyata Ely memiliki payudara yg cukup besar dan kencang. Saat itu Ely tidak menggunakan bra sehingga aku bisa merasakan putingnya dari balik bajunya. Sembari meremas payudara Ely, aku mengarahkan wajah Ely ke arahku, lalu aku mulai mencium bibirnya. Namun Ely hanya diam saja tidak membalas sambil memejamkan mata.

Lalu aku mulai membuka kancing bajunya satu persatu sampai seluruh kancingnya terbuka, sempat ada sedikit perlawanan dari Ely, namun karena suasana malam itu sangat panas, akhirnya ia pun pasrah. Kemudian aku langsung melahap puting yg sudah menonjol. Saat itu Ely terdengar mendesah namun sangat lirih, "ehmmm", wah sinyal bagus nih, gumamku dalam hati. Setelah puas menjelajah payudara Ely, aku kembali kewajahnya dan langsung mencium bibirnya dengan lembut. Kali ini Ely membalas bibirku dengan perlahan sembari tanganku terus meremas dan memainkan putingnya.

Tak terasa, kami berciuman dengan sangat bernafsu, Ely mulai merangkulku. Lalu tanganku mulai menjalar ke bagian bawah. Ely merenggangkan kedua kakinya pertanda ia mengijinkan tanganku menjelajah area vaginanya. Dengan masih terbungkus celana panjang, ku usap-usap vaginanya sambil tetap berciuman. Sesekali kulihat Hendry yang sudah berganti posisi melihat kearah kami penasaran.

Disisi lain, Vika saat ini sedang di genjot dari belakang oleh Bowo sementara ia terus mendesah sambil mengulum penis Hendry, "ahhh....arhhh....ehmmmm...ehmmm", desahannya terdengar lebih keras dari biasanya.

Aku merasakan Ely sudah sedikit nyaman berada dipangkuanku. Lalu aku menggeser tubuh Ely yg semula duduk menyamping di pangkuanku, kini duduk berpangku membelakangiku sehingga ia juga bisa menyaksikan penis suaminya yang sedang dikulum oleh Vika.
Kemudian tanpa meminta ijin kepada Ely, aku langsung membuka jilbab lebarnya. Ternyata Ely memiliki rambut panjang sedikit bergelombang berwarna kecoklatan dan diikat (kuncir kuda). Ely terlihat sangat berbeda, mungkin karena selama ini aku selalu melihatnya menggunakan jilbab lebar.

Dengan posisi berpangku membelakangiku ditambah sudah tidak ada perlawanan dari ely, aku pun dengan leluasa bisa menggerayangi dan menciumi Ely.
Aku mulai meremas kedua payudara nya sambil menciumi leher Ely. Lalu aku mulai menurunkan bajunya yang tadi kancingnya sudah terbuka. Lalu ia pun ikut membuka celana tidurnya, dan menyisakan CD berwarna hitam. Kemudian aku melanjutkan meremas payudara Ely sambil menciumi punggungnya. Ely pun mulai mendesah sambil ikut memegang tanganku yg sedang meremas payudaranya. "Hmmmm.....ssssss.....ahhh....." desah Ely yg masih malu-malu. Lalu tanganku turun menyusup kedalam CD dan menemukan Vagina berbulu yg mulai basah. Ku usap dan ku elus area vaginanya dari bawah sampai atas dengan lembut. Terus berulang-ulang sampai jariku sedikit masuk dan akhirnya bermuara di klitorisnya. Akupun mulai memainkan klitoris Ely sambil menjilati punggung dan meremas payudaranya. Rupanya Ely sudah menikmati permainanku, karena terlihat tubuhnya bergelinjang sambil mendesah, "ehmmmm....sssssshhh....ahhhh...aku ijin ya bang Hen.....ahhhhh...sshhhhh" ucap Ely meminta ijin kepada suaminya. Hendry hanya menganggukkan kepalanya sambil menikmati kuluman Vika.

Kemudian Ely yg terlihat sudah sangat bergairah, turun dari pangkuanku berlutut dan menurunkan celanaku. Lalu ia melumat dan memasukkan penisku kemulutnya. Aku terheran-heran, tak kusangka Ely yg kukenal sangat religius ternyata memiliki sisi liar yang menurutku justru lebih liar dibanding Vika dan Lisa. Aku merasakan kuluman Ely lebih lihai dan sangat nikmat dibanding Lisa. Aku seperti sedang dikulum oleh wanita panggilan profesional karena Ely terlihat sangat seksi dengan rambut coklat dan payudara besarnya.

Sembari menikmati kuluman dahsyat dari Ely, aku melihat kearah Vika yg kini sudah berganti posisi menjadi posisi Double Penetration dengan formasi, Hendry berada dibawah dan Bowo berada dibelakang menggenjot anus Vika. Vika pun mendesah sejadi-jadinya tanpa memperdulikan ku. "Argghhh...ahhhhh....ahhhhhh...ssshhhhh....enak banget..." desah Vika. Bowo menggenjot anus Vika dengan sangat buas sambil menjambak rambutnya. Sementara Hendry menikmati vagina Vika sembari mengulum payudaranya.

Tak mau kalah mendengar desahan Vika, Ely pun langsung bangkit dan melucuti CD hitamnya secara perlahan, lalu naik ke pangkuanku dengan malu-malu kemudian memasukan vaginanya ke penisku dengan perlahan. Ia mulai menggerakan pinggulnya sambil mendesah "arghhh...ahhhh....hmmm....", desah Ely. "Enak kan Ly?" sahutku. "Hmmmm.....ahhh....iya...aku udah lama ga ngerasain kontol lain...arhhhh...." sahutnya.
Aku sedikit kaget mendengar perkataan Ely, apa iya Ely dulu pernah merasakan penis laki-laki lain selain Hendry? (Dalam hatiku).


Bersambung...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd