i_fadilah26
Semprot Baru
- Daftar
- 23 Jun 2016
- Post
- 47
- Like diterima
- 204
INDEX
SUATU HARI DI SEKOLAH
THE ORIGIN
KEMBALI SEPERTI MASA LALU
MASA KULIAH
THE BEGINING
Hai, kenalkan. Namaku Anisa. Aku menikah di usia 24 tahun, beberapa bulan setelah lulus kuliah salah satu perguruan tinggi negeri di Kota B. Aku menikah dengan Reza. Perkenalan kami terjadi saat kami masih kuliah. Waktu itu, kami bertemu di sebuah masjid di kampus ternama di Kota B. Setelah tiga tahun pacaran, akhirnya kami menikah dan kini, usia pernikahan kami sudah menginjak satu tahun. Namun, kami belum dikaruniai momongan.
Saat ini, aku berprofesi sebagai guru di sekolah swasta. Sementara itu, Reza bekerja di LSM. Pernikahan kami baik-baik saja meski banyak banget rekan kerjaku (guru) yang menggodaku karena (katanya) wajahku cantik dan tubuhku yang indah. Ukuran payudaraku sih standar aja, yaitu 34b. Tinggiku cuma 163 cm. Berat badanku sih ideal, yaitu 50 kg. Kulitku putih, khas orang Sunda.
Ya, gitu deh, banyak cowo, terutama rekan kerjaku sesama guru yang menggodaku. Meskipun aku sudah bilang bahwa aku sudah punya suami (dan mereka juga sudah punya istri), mereka masih aja menggodaku. Bahkan, ada beberapa murid yang ikut menggodaku. Haduh! Di satu sisi aku seneng juga jadi banyak yang perhatian. Di sisi lain, kadang aku merasa risih kalau mereka sudah kelewatan. Misalnya, ada aja yang maksa ngajak jalan. Bahkan ngirim foto-foto aneh. Pernah ada yang ngirim foto Mr. P donk! Ya, memang gede sih. Hehehe. Tapi itu pelecehan, kan? Aku sih masih sabar selama mereka ga melecehkan secara fisik.
Suatu ketika, Pak Gagah nge-WA aku. Dia adalah salah satu guru yang parah banget dalam soal menggodaku. Haduh! Parah banget! Pada malam itu tiba-tiba saja dia mengirim foto Mr. P! Kebetulan, di sebelahku ada suamiku dan dia lihat chat yang dikirimkan Pak Gagah.
“Heh! Siapa itu?” tanya suamiku.
“Iiinii Pak Gagah. Suka iseng ngirim foto gini,” kataku sembari kaget dan gugup.
Seketika, suamiku merebut HP-ku. Ia membaca seluruh history chat-ku. Memang aku ga pernah nanggepin chat mesum dari Pak Gagah. Suamiku pun tampak lega.
“Ko dia kaya gini sih?”
“Iya, ga tau. Banyak yang godain aku, A, kalau di kantor. Tapi yang paling parah Pak Gagah.”
Aku pun menyebutkan beberapa nama cowo yang sering menggodaku. Suamiku pun membaca godaan-godaan mereka di history chat-ku.
“Ada cowo yang kamu suka ga?”
Aku menggelengkan kepala.
“Kontolnya Pak Gagah gede juga, ya? Iya, kan?”
Aku diam.
“Jawab!”
Aku pun mengangguk. Jujur, Mr. P Pak Gagah tuh gede dan kaya keras gitu loh.
Tiba-tiba suamiku memintaku untuk memandangi foto Mr. P Pak Gagah. Kemudian, dia merangsang aku dengan memegang dadaku.
“Ihh, Aa...”
“Coba sambil liat foto kontol Pak Gagah deh. Nikmatin.”
“Ih, Aa. Geli!”
Karena mudah terangsang, aku pun terangsang.
“Ahh...ahh...”
Suamiku mengelus-elus Miss V-ku.
“Coba liat kontolnya Pak Gagah. Gede banget. Keras lagi. Iya, kan sayang?”
Aku mengangguk.
Suamiku masih mengelus Ms. V-ku sambil menyuruhku membayangkan aku ML sama Pak Gagah.
“Bayangin kamu dientot Pak Gagah, Sayang.”
Aku menggelengkan kepala tanda tidak setuju. Namun, padahal, di kepalaku sudah terbangun imajinasi. Pak Gagah telanjang dengan Mr. P-nya yang besar dan tegang. Aku duduk di atas Kasur dengan telanjang.
“Pak Gagah ayo tidurin Anis,” ucapku lirih.
NO QUOTE
NEXT
SUATU HARI DI SEKOLAH
THE ORIGIN
KEMBALI SEPERTI MASA LALU
MASA KULIAH
THE BEGINING
Hai, kenalkan. Namaku Anisa. Aku menikah di usia 24 tahun, beberapa bulan setelah lulus kuliah salah satu perguruan tinggi negeri di Kota B. Aku menikah dengan Reza. Perkenalan kami terjadi saat kami masih kuliah. Waktu itu, kami bertemu di sebuah masjid di kampus ternama di Kota B. Setelah tiga tahun pacaran, akhirnya kami menikah dan kini, usia pernikahan kami sudah menginjak satu tahun. Namun, kami belum dikaruniai momongan.
Saat ini, aku berprofesi sebagai guru di sekolah swasta. Sementara itu, Reza bekerja di LSM. Pernikahan kami baik-baik saja meski banyak banget rekan kerjaku (guru) yang menggodaku karena (katanya) wajahku cantik dan tubuhku yang indah. Ukuran payudaraku sih standar aja, yaitu 34b. Tinggiku cuma 163 cm. Berat badanku sih ideal, yaitu 50 kg. Kulitku putih, khas orang Sunda.
Ya, gitu deh, banyak cowo, terutama rekan kerjaku sesama guru yang menggodaku. Meskipun aku sudah bilang bahwa aku sudah punya suami (dan mereka juga sudah punya istri), mereka masih aja menggodaku. Bahkan, ada beberapa murid yang ikut menggodaku. Haduh! Di satu sisi aku seneng juga jadi banyak yang perhatian. Di sisi lain, kadang aku merasa risih kalau mereka sudah kelewatan. Misalnya, ada aja yang maksa ngajak jalan. Bahkan ngirim foto-foto aneh. Pernah ada yang ngirim foto Mr. P donk! Ya, memang gede sih. Hehehe. Tapi itu pelecehan, kan? Aku sih masih sabar selama mereka ga melecehkan secara fisik.
Suatu ketika, Pak Gagah nge-WA aku. Dia adalah salah satu guru yang parah banget dalam soal menggodaku. Haduh! Parah banget! Pada malam itu tiba-tiba saja dia mengirim foto Mr. P! Kebetulan, di sebelahku ada suamiku dan dia lihat chat yang dikirimkan Pak Gagah.
“Heh! Siapa itu?” tanya suamiku.
“Iiinii Pak Gagah. Suka iseng ngirim foto gini,” kataku sembari kaget dan gugup.
Seketika, suamiku merebut HP-ku. Ia membaca seluruh history chat-ku. Memang aku ga pernah nanggepin chat mesum dari Pak Gagah. Suamiku pun tampak lega.
“Ko dia kaya gini sih?”
“Iya, ga tau. Banyak yang godain aku, A, kalau di kantor. Tapi yang paling parah Pak Gagah.”
Aku pun menyebutkan beberapa nama cowo yang sering menggodaku. Suamiku pun membaca godaan-godaan mereka di history chat-ku.
“Ada cowo yang kamu suka ga?”
Aku menggelengkan kepala.
“Kontolnya Pak Gagah gede juga, ya? Iya, kan?”
Aku diam.
“Jawab!”
Aku pun mengangguk. Jujur, Mr. P Pak Gagah tuh gede dan kaya keras gitu loh.
Tiba-tiba suamiku memintaku untuk memandangi foto Mr. P Pak Gagah. Kemudian, dia merangsang aku dengan memegang dadaku.
“Ihh, Aa...”
“Coba sambil liat foto kontol Pak Gagah deh. Nikmatin.”
“Ih, Aa. Geli!”
Karena mudah terangsang, aku pun terangsang.
“Ahh...ahh...”
Suamiku mengelus-elus Miss V-ku.
“Coba liat kontolnya Pak Gagah. Gede banget. Keras lagi. Iya, kan sayang?”
Aku mengangguk.
Suamiku masih mengelus Ms. V-ku sambil menyuruhku membayangkan aku ML sama Pak Gagah.
“Bayangin kamu dientot Pak Gagah, Sayang.”
Aku menggelengkan kepala tanda tidak setuju. Namun, padahal, di kepalaku sudah terbangun imajinasi. Pak Gagah telanjang dengan Mr. P-nya yang besar dan tegang. Aku duduk di atas Kasur dengan telanjang.
“Pak Gagah ayo tidurin Anis,” ucapku lirih.
NO QUOTE
NEXT
Terakhir diubah:
