Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Cerita Kita

Idan terbangun dari tidurnya yang lelap malam tadi, ia tak menemukan Asya dikamarnya tapi tercium aroma masakan dari dapurnya.


Ia langsung bergegas mandi dan turun setelah membereskan kasurnya. Dari tangga ia sudah bisa melihat Asya dengan apronnya di dapur, tak ingin berlama lama ia langsung menemui istrinya yang sedang berkutat dengan masakannya.

"morning sayang, masak apa hmm?" sambil memeluk Asya dari belakang.

"morningtoo, dah mandi ya? wangi banget bayi"
Idan hanya mengangguk mengiyakan sambil menyandarkan dagunya dipundak istrinya.

"aku masak sup sama daging kecap by"

"mmm wanginya enak"
tapi yg ia cium malah leher istrinya.

"yakkk! geli idan. Udah sana tunggu di meja makan, bentar lagi selesai" Idan menggeleng sebagai jawaban malah mengeratkan pelukkannya.

"Idannn ihhh manja banget"

Idan langsung menghentikan kegiatannya dan langsung berjalan ke meja makan. Ia memainkan ponselnya sambil menunggu Asya menyiapkan sarapan mereka berdua.

Tak lama Asya datang dengan seluruh masakanya, ia menatanya diatas meja dengan sangat rapi. Saat Asya akan menyendokan nasi pada piring suaminya, Idan menahanya.

"biar aku sendiri aja ayy"

Idan mengambil alih piringnya dan mengambil sendiri apa yg ingin ia makan, Asya membiarkannya dan tak ingin ambil pusing. Mereka makan dengan santai, seperti pasangan pada umumnya ya menikmati waktu mereka berdua.

"by? kamu kok gamarah pas aku nuduh kamu kemaren?"

Idan menatap istrinya lalu menelan makanan yang sedang ia kunyah.
"kenapa harus marah kalo gangelakuin kesalahan?"

"yaiya sih tapi kenapa kamu bisa sesabar itu ngadepin aku?"

"Asya denger, perempuan itu di ciptakan dari tulang rusuknya laki laki. Kalo dikerasin bukannya lurus malah patah, sama kaya sifat kamu yg keras kepala, emosian, gabisa dibantah kalo aku bantah kamu terima engga? enggakan. Jadi kenapa harus ngeluarin energi banyak-banyak buat marah yg akhirnya berantem? kan lebih enak dibicarain baik baikkan? namanya juga rumah tangga kalo ada masalah ya biasa, kalo ada cobaan ya cobain , semua masalah ada jalan keluarnya tergantung partnernya"


Asya tak bertanya lagi, ia memilih menghabiskan sarapannya kala itu. Jawaban dari suaminya cukup menyentuh hatinya, ia berpikir jika suaminya menghadapinya dengan sama sama emosi mungkin sekarang mereka takkan bersama seperti ini. Asya bersyukur tentunya untuk itu.

"kamu kalo udah selesai langsung ke atas aja yang, aku mau beres beres di bawah" ucap Idan sambil membawa piring kotor kebelakang.

"aku bantuin ya by?"

"gausah, keatas aja okey. Dokter bilang kamu masih harus banyak istirahat jadi biar aku aja yang beresin kerjaan rumah sekarang"


Asyapun menurut untuk naik ke kamarnya sekarang, ia memilih menonton drama korea sebelum suaminya itu mengambil alih dengan tontonan kartun masa kecilnya. Sedangkan Idan dibawah kini memulai pekerjannya, bukan hal yang sulit karna sebelum berumah tangga dengan Asya ia sudah terbiasa mengerjakannya.

Selesai dengan pekerjaannya dilantai bawah, Idan naik dan melanjutkanya lagi dilantai atas hingga ruang kerja dan kamar utama yang ia tempati bersama istrinya.

Asya memerhatikan pergerakan suaminya yang kesana kemari melakukan pekerjaan rumah, sedangkan ia tetap bersantai di atas kasurnya. Bukan tidak ingin membantu tapi Idan pasti akan memarahinya jika turun dari kasurnya, suaminya menuruti ucapan dokter kala itu jika ia tidak boleh kelelahan sama sekali.

Selesai dengan semua pekerjaannya Idan membuka kaosnya yang basah dengan keringatnya sendiri, dan memilih bersantai dibalkon kamarnya.

"Idaaaan, Deri nelpon nih" teriak Asya dari kamarnya.

Idan mematikan rokoknya dan menghampiri istrinya, Asya memberikan ponsel Idan yang masih berdering saat Idan sudah berada disampingnya.

"ya Der kenapa?" tanya Idan sambil mengelus Asya yg kini bersandar diatas dadanya.

"mmm kalo gue bayarin mobil lu 100jt bakal di lepas ga syad?" Idan berfikir sebentar lalu menjawab kembali.

"lu mau bayarin? mau diambil kapan?"

"eh serius anjir? beneran lu lepas?"

"iye bener, mau diambil kapan dah?"

"lusa gue ambil ya, tar duitnya gue transfer"

"oke oke, bye"


Idanpun menutup panggilan tersebut dan memainkan ponselnya.

"udah laku?" tanya Asya, Idan hanya mengangguk mengiyakan.

Asya kembali diam, sesekali menghela nafasnya dengan kasar.

"kamu kenapa? gasuka mobilnya dijual?" Asya menatap suaminya dari bawah dengan tatapan kesalnya.

"gapapa" ketusnya

"serius Sya kenapa?" tanya Idan lagi sambil memainkan pipi istrinya.

"Idan yang kenapa? koo beda sih?" protesnya

"aku? aku gapapa. Apanya yang beda ? masih sama ini"

"enggak! kamu berubah. jadi cuek, jadi dingin, jadi gabanyak ngomong gitu ihh. Kamu kenapa ih?"

"masasih? Idan biasa aja lho sya, perasaan kamu aja kali"

"tuhkan! kamu udah gasayang aku lagi ya?"

"pertanyaan macem apa itu hm?"


Asya duduk dan menatap suaminya dengan seksama, sedari selesai sarapan sikap suaminya memang ada yang berubah menurutnya namun ketika ia memikirkan alasannya ia tak kunjung mendapatkannya.

"aku tidur ah, ngantuk"

Idan merebahkan badanya dan menyamping memeluk guling, Asya semakin yakin kalo perasaannya tak salah.

"by ih kenapa? aku salah ya hmm? biasanya juga peluk aku ihhh kenapa sekarang peluk guling cobaaa?"

Asya merengek sambil mengoyang-goyangkan tubuh suaminya, Idan berbalik merubah posisinya menghadap Asya sekarang dengan tetap memeluk gulingnya.

"aku gapapa cuman gamau ngerepotin kamu aja, gamau nyusahin kamu aja, gamau bikin kamu cape sama kelakuan aku yg manja kaya anak kecil itu"

Degh!
 
Asya menarik paksa guling yang di peluk suaminya, menggantinya dengan dirinya yg kini merangsek masuk kedalam pelukan Idan.

"peluk aku aja ih, ngapain peluk guling ah"

Idan membiarkannya tak menggubrisnya sama sekali hanya menatap istrinya yg kini malah memeluknya dengan erat, sadar tak mendapatkan balasan Asya meregangkan pelukannya.

"asya minta maaf buat ucapan asya kemarinnn Idan, Asya tau itu salah, ucapanya jelek trus keterlaluan juga. Maafin ya byyy? jangan berubah gitu ihhh yayaya sayang yaaa" rayu Asya pada suaminya.

Idan tak menjawab ucapan istrinya, tapi membalasnya dengan pelukan hangat. Ia menyembunyikan wajahnya di ceruk leher sang istri, sesekali mencium dan menghirup aroma harum pada tubuh istrinya itu.

"Asyaaaa" panggil Idan tanpa merubah posisinya sekarang yg sedikit menindih istrinya.

"yak kenapa baby?"

"pukpuk yang" pinta Idan


Asyapun menepuk-nepuk punggung suaminya, sesekali mengelusnya dengan lembut. Idan yang di perlakukan seperti itupun seketika semakin merasakan kantuk pada matanya yg kini mulai terpejam karna memikmati usapan halus dari istrinya.

Asya melirik suaminya sebentar saat merasakan tak ada pergerakan sama sekali, ia memutuskan melanjutkan menonton dramanya kala itu sambil terus menepuk dan mengusap punggung Idan sesekali.

"sayangg?" Idan kembali memanggilnya

"kirain dah tidur by, kenapa lagi sayang? udah aku pukpuk kan daritadi?"

"mmm, jangan dirawat lagi ya ayy"


Asya mengerutkan keningnya saat mendengar ucapan suaminya, ia menarik sedikit badanya dan melihat wajah Idan yang kini tepat di depan wajahnya. Seolah mengerti dengan raut wajah Asya yang kebingungan, Idan kembali melanjutkan ucapannya.

"kemarin pas mau jemput kamu ke kamar buat pulang, aku papasan sama brankar yg ditutup kain putih trus dibelakangnya ada yang nangis histeris gitu, mungkin pasanganya. Trus Idan jadi ngebayangin kalo Idan ada di posisi itu, ancur banget pasti"

Asya tersenyum mendengar penuturan Idan sambil menatapnya dengan lembut.

"kirain kamu cape ngurusin aku di rumah sakit by, emang apa yang terlintas dipikiran kamu waktu liat kejadian itu?"

Idan menggeleng dengan tegas, jemarinya memainkan pipi istrinya yang sedikit menirus karna sakitnya kemarin. Tangan Asya terulur merapikan rambut suaminya yg berantakan sambil menunggu jawaban apa yg akan ia dengarkan.

"aku pasti berantakan banget Sya kalo gada kamu, selama ini semua diurusin sama kamu, apa apa kamu, segalanya kamu. Kalo tiba tiba Idan kehilangan kamu, Idan gabisa bayangin sih. Asya bilang Idan nyusahin aja sedih banget rasanya, cape ya yang ngurusin aku?"

Seketika Asya melihat tatapan Idan pada dirinya berubah jadi sendu, Asya mengulurkan tanganya dan mengusap wajah suaminya dengan lembut. Tatapan mereka beradu, Asya mengecup bibir Idan sekilas dan tersenyum.

"Asya gapernah cape ngurusin Idan, mau Idan manja, suka ngerengek, susah diatur juga Asya gaakan pernah cape sayang. Kemarin ucapanya kemana mana karna Asya emosi, kesel, cemburu sama sekertaris kamu ituuuu. Lain kali gaboleh ga cerita lagi ya? biar gada salah paham lagi kaya kemaren. Maaf udah bikin Idan sedihh, lupain ucapan Asya yg kemaren ya? jangan berubah by, Asya suka Idan yang biasanya bukan yg dingin terus cuek gitu. Sweet banget suami akuu, iya Asya ga masuk Rs lagi kecuali nanti kalo ngelahirin anak kamu"

"kok anak aku?" ucap Idan tak terima

"ya emang mau anak siapa? orang lain ?" jawab Asya sambil mencubit hidung suaminya dengan gemas.

"anak kita dong ih! kan berbuatnya juga berdua masa iya anak aku aja? ya anak kamu juga dong" protes Idan


Asya tak kuasa menahan tawanya, lalu menarik suaminya kedalam pelukannya.

Asya tak menyangka jika Idan memikirkan hal sejauh itu, selama ini Asya tak pernah berfikir jika dirinya ditinggal mati oleh Idan, tapi bocah mesum itu sudah berfikir betapa hancurnya ia jika ditinggal. Sepertinya ditinggal mati lebih menyakitkan dibanding di selingkuhi pikirnya, tapi lebih baik jangan keduanya.

"kamu gajadi tidur ? katanya tadi ngantuk by?" tanya Asya sambil menatap wajah Idan yg kini berada di dadanya.

"jadi, ini mau tidur" balas Idan sambil membuka kancing daster istrinya.

"huh? nenen? dasar bayi besar" ucap Asya saat suaminya sudah menghisap buah dadanya.


Asya memiringkan tubuhnya, memposisikan dirinya lebih atas agar lebih nyaman. Tanganya menepuk nepuk kembali punggung suaminya, tak butuh waktu lama hisapan pada putingnya tak terasa lagi. Asya menatap Idan yang kini tertidur pulas tanpa melepas susunya sama sekali.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd