Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

(Cerpen) Menghamili Teh Lina (Copas edit)

lanjut suhu

Lanjutkan suhuuu

lanjutkan hu ceritanya

Di kontrakanku

Keesokan harinya Teh Lina kembali mengajar sekolah seperti biasa. Kali ini aku jemput ia ketika pulang sekolah. Ia sedikit terkejut ketika aku menjemputnya, dengan ancaman foto bugil nya hendak kusebar mau tak mau Teh Lina ikut pulang denganku.

Ia begitu cantik dengan balutan seragam mengajarnya, tak sabar ingin kunikmati lagi tubuhnya lagi. Teh Lina hanya berdiam diri ketika kubonceng. Sesampainya di kontrakanku, langsung kutarik Teh Lina ke arah sofa.

Kujatuhkan tas Teh Lina, tanpa perlu melepas sepatunya langsung kuremas dadanya yang masih terbalut seragam. Sambil terus meremas dadanya, kugesekkan kontolku di pantatnya yang masih tertutup rok.

“Emnnnn akkhhhhhhh Rus… jangan Rus…. Rusdi… shhhh mnn” desah Teh Lina

“Sempong kontol Rusdi” bisikku.

Teh Lina yang mendengar itu langsung menggelengkan kepalanya. Akupun memaksanya hingga ia berposisi jongkok. Kupaksa Teh Lina mengulum kontolku dengan cara menutup hidung hingga ia bernafas dengan mulut dan lalu kumasukan kontolku ke mulutnya.​

main-qimg-9a6d80f810df5a6c094c43757e39bd18

“Tetehku sayang… coba puasin Rusdi… emut yang kuat… emut yang kuat!!” ucapku sambil menggenjot kontolku di mulut mantan guruku yang cantik ini. Cukup lama kontolku di genjot di mulut Teh Lina hingga cukup basah air liur Teh Lina yang keluar. Ketika kucabut Teh Lina terbatuk-batuk dan memuntahkan air liurnya yang sudah mengumpul

“Hahahah udah basah ni Teh….. kayaknya enak kalo masuk di balik rok kamu” ucapku

“Rusdi…. Jangan Rus… udah kemaren aja… jangan sekarang… Rus…” ucap Teh Lina.

Tak perduli ucapan Teh Lina, kuangkat tubuhnya agar berdiri dan kubuat menungging. Lalu kuangkat rok seragamnya yang panjang dan kuplorotkan celana dalam yang menutupi kemaluan Teh Lina. Tanpa basa basi kontolku yang basah akan air liur Teh Lina menembus memek guru muda itu dengan cepat dan bertenaga.

“AKKHHHHHh.. Rus….. udah jangan di genjot!!” ucap Teh Lina merasakan kontolku masuk ke dalam liang kemaluannya. Sementara kedua payudara Teh Lina mulai kuremas.

“Teteh cantik banget sih Rusdi sayang banget sama teteh” bisikku sambil membuka kancing seragam satu persatu. BH Teh Lina pun ku geser ke atas dan putingnya terlihat jelas olehku dari pantulan cermin

320x240.7.jpg

“Teh Lina… pernah belajar biologi kan???” ucapku pada Teh Lina. Sementara kontolku yang menancap memeknya dari belakang dan tanganku yang sedang memainkan putting Teh Lina.

“Ihhh… ihhhyahhh Rus…. Emmnnn emnn” desah Teh Lina pelan2

“Nahh kita lagi belajar reproduksi… enak kan…” ucapku sambil menggenjot pelan sambil meremas dadanya

“Ahhhhh mnnnn Russ… udahhhh akkhhhhh sssmmmnnn aakkkhhhh” desah Teh Lina merem melek

“Teh Lina nikmati juga ya Tetehku sayang…” ucapku dan makin kencang menggenjotnya…​

“Aakkhhh Russ… akkkhhh akkhhh akkkhh akkhhh” desah Teh Lina makin kencang

“Enak kan sayang…” ucapku sambil terus menggenjotnya. Makin lama makin kencang, ekspresi Teh Lina mendesah mulai terlihat menikmati genjotanku.

“AAKKKHhhh Rus,.,,, emmnn sshh akkhhh akkhhh akkhhh” desah Teh Lina terus menerus. Cukup puas mengentotnya dengan posisi doggy akupun berhenti menggenjotnya

“Teteh… pindah ke sofa yuk…..” ucapku tepat di kupingnya. Kucabut kontolku dari memeknya dan mulai menuntun Teh Lina ke sofa. Wajah Teh Lina yang memerah karena saking horninya, ia hanya mengikutiku. Dengan memakai pakaian seragamnya yang kancing bajunya terbuka.

“Ini ganggu pemandangan aja” ucapku sambil mencopot BH Teh Lina. Kulepaskan kaitan BH Teh Lina sehingga tampaklah kedua gunung buah dada yang sedemikian montok dan putih dengan kulit halus licin sehingga seekor semut pun akan tergelincir jika berusaha mendaki gunung daging tersebut.

Teh Lina kali ini cuma mengenakan seragam gurunya tanpa BH dan daleman namun masih tetap mengenakan hijabnya yang rapi. Akupun duduk di sofa.

“Sini Teteh sayang, main naik ke pangkuan Rusdi” ucapku. Teh Lina dengan wajah menunduk dan malu mulai mendekat, wajahnya merah karena horni tak tertahan lagi. Ia pun mengangkat roknya dan duduk di pangkuanku sambil kuarahkan kontolku ke memeknya. “​

“JLEBB!!!” Kontolku kembali masuk

320x240.7.jpg


“Teh Lina sayang, kamu suka kan diginiin. Terakhir kali gini kapan??” tanyaku sambil mengelus putingnya. Teh Lina hanya menggoyang selangkangannya dengan pelan menikmati gesekan kontolku.

“Kok diam Teteh… jawab donk…” ucapku

“Passs, di kampung sama Rusdi, ehhmmnnnnnmmmm” ucap Teh Lina

“Wah udah lama banget donk. Pasti kangen kan diginiin….” Ucapku

Namun Teh Lina tak menjawabnya ia hanya merem melek menikmati tiap gesekan kontolku. Sambil kuremas dadanya aku mulai ikut menggoyang tubuh Teh Lina naik turun.​

“Aakkkkhhh emmnnn akkkhhh sshhh mnnn akkkhhh emmnnn akkhh akhhh” desah Teh Lina

Teh Lina yang mengenakan hijab mendesah kencang, ia begitu cantik dengan bergoyang naik turun. Teh Lina terus bergoyang di pangkuanku, Makin lama makin nikmat serasa ingin kukeluarkan spermaku di dalam memeknya. Namun sebelum itu akupun mengubah posisi dengan cepat agar tempo dapat kuatur.

Kuubah posisi Teh Lina menjadi terlentang di sofa tanpa melepas kontolku dari memeknya. Kali ini posisinya Teh Lina yang di bawahku, Teh Lina yang sudah memuncak birahinya memelukku dengan kuat.​

“PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK!!!” Sambil terus kugenjot kukecup bibir Teh Lina. Kami saling berciuman hingga kumulai merasa kontolku berdenyut akan keluar spermaku. Saat kucoba untuk mencabut kontolku, kaki Teh Lina yang menjepit tubuhku menahan kontolku tercabut malah ia terus menggoyangkan selangkangannya.

“Akkhhhh akkhhhh emmnn akhhh akhhhh” desah Teh Lina menikmati tiap genjotanku​

“CROTTT CROOTTT CROOTT!!!” Mendadak kukeluarkan sperma di dalam kemaluan Teh Lina. Semburan air maniku begitu nikmat membuatku merem melek menyemprotkan benih bayi di liang rahim mantan guruku.

Teh Lina pun hanya merasakan kehangatannya karena saking horninya ia lupa jika kontol yang menggenjotnya adalah mantan muridnya. Kami pun lemas dan beristirahat di sofa tanpa melepaskan pelukan.

Aku memeluknya dan membelai kepalanya, sejenak kamipun berciuman dengan lembut dan mesra. Ketika kuelus payudara Teh Lina, dia tersadar. Langsung dia menangis dan memukuli tubuhku.​

”Apa yang telah terjadi..? Kenapa bisa terjadi begini..?” Lalu dia menangis tersedu-sedu sambil tiada henti mengucap istigfar. Tak lama kemudian dia berkata padaku sambil menangis

“Rusdi,kamu beja….t, kamu merkosa teteh” tangisnya.

“Sudahlah Teh Lina. Kata siapa Rusdi merkosa teteh?” kupegang tangannya sambil kukecup keningnya.​

“Iya kamu merkosa teteh !Hiks hiks hiks”. Tangis Teh Lina.

“Sebentar sayang” lalu kutunjukkan rekaman CCTV ruang tamu lewat HP-ku dan memutarnya sambil mengelus rambut Teh Lina yang tertutup jilabnya.

“Ini buktinya sayang”. Melihat rekaman itu,tangis Teh Lina berhenti dan menunduk lesu. Ya dia terpukul melihat rekaman itu.Apa lagi lihat keganasan dia pas ngentot tadi.

“Sudah sayang, teteh jangan kuatir, Rusdi bakal tanggung jawab kalo terjadi sesuatu sama teteh.” Teh Lina tiba-tiba nangis di dadaku. Kuusap dan kubelai rambut Teh Lina yang tertutup jilbabnya.

“Kamu cantik.” Kataku merayu. Teh Lina kembali memalingkan wajahnya. Aku tahu wanita cantik seksi berjilbab itu tersipu malu.

“Gombal.” Katanya singkat. Mendengar suaranya yang tidak ada kemarahan, aku tahu kalau pancingku sudah mengena.​

“Temenin Rusdi bentar liat rekaman video dong. Sumpah Demi Gusti Rusdi gak bakal nakal” Akhirnya ia mau menonton walau terpaksa karena kudekap tubuhnya tanpa melepas penisku yang masih keras dari vaginanya.​

“Aihhh……!” jeritnya sambil menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Terlihat di layar handphone saat aku sedang mencumbunya dan dia begitu menikmati penuh gairah menyambut cumbuanku. Teh Lina diam terpaku dengan mulut ternganga menyaksikan rekaman dirinya yang sedang dirangsang olehku.

Tangannya seolah kaku tidak bisa bergerak membiarkan layar handphoneku terus menampilkan percumbuanku dan dirinya diselingi oleh erangan penuh ransangan yang keluar dari mulutnya. Terlihat olehnya bagaimana dirinya dalam rekaman itu begitu menikmati rangsangan yang kuberikan diiringi lenguhan rangsangan penuh gairah dari bibirnya.

“Rusdi…jahat…., mengapa Rusdi lakukan itu…?” Suaranya bergetar, namun matanya seolah tidak bisa dialihkan dari layar monitor. Aku diam tak menjawab

“Me..mengapa…, Rus ?” tanyanya lagi dengan suara yang bergetar diselingi oleh deru nafas yang semakin bergemuruh

“Buat kenangan…pribadi…, Teh ! Untuk mengingatkanku bahwa Teh Lina begitu istimewa…dimata saya. Percayalah, Teh. File ini rahasia, hanya kita yang tahu dan tidak sedikitku terbersit dalam pikiran saya untuk menyebarkannya. Saya juga malu kalau tersebar. Kan ada gambar saya di sana juga.” Jelasku menenangkannya.

Dengan pelan-pelan kudekatkan mulutku ke telinganya yang tertutup jilbab, dan berbisik pelan. “Aku suka mata kamu, bibir kamu..” kuraih dagu wanita muda bertubuh ranum berjilbab itu dan memalingkan wajah cantiknya kearahku, sambil mataku memandang dalam-dalam ke arah matanya. Mata wanita alim berjilbab berpantat semok itu juga memandangku. Tatapan bingung harus bagaimana, takut, namun juga tatapan pasrah dan hanyut dalam angan-angannya tentang film tadi.

Perlahan-lahan kutundukkan kepalaku dan bibirku mulai mengecup pundaknya yang terhalang oleh jilbabnya yang lebar… “Euhh….” Teh Lina mengeluh. Tangannya semakin meremas jari-jariku yang berada di pundaknya dan kepalanya terdongak. Aku terus mengecup pundaknya, sementara perlahan-lahan kedua tanganku bergerak ke arah buah dadanya yang terhalang oleh baju panjang yang dikenakannya. Tanganku menyusup di balik jilbab lebar yang dipakai Teh Lina hingga tanganku merasakan gundukan montok dan kenyal di dada wanita berjilbab lebar ini. Tanpa diduga, Teh Lina yang telah kehilangan kendali atas dirinya akibat kenikmatan yang dirasakannya justru menyampirkan jilbab lebarnya ke punggungnya seakan mempersilahkan tanganku untuk menggerayangi dadanya, kemudian mengeluarkan sepasang buah dadanya sendiri dari balik jubah yang dipakainya. Sejenak aku mendongak ke atas melihat reaksi Teh Lina yang tidak kuduga itu. Mataku melotot penuh nafsu melihat sepasang buah dada Teh Lina yang montok putih mulus dengan puting susu kemerahan itu telanjang tanpa penutup lagi. Mulutku terkekeh melihat buah dada Teh Lina lalu dengan bernafsu tanganku mengelus-elus lantas meremas-remas sepasang payudara wanita berjilbab yang telanjang itu.​

Segera kucaplok payudaranya yang bulat menggoda dengan bibirku, hahaha... Kujilati puting susunya sambil tangan kiriku meremas dengan lembut dadanya yang kiri. Diserang dua arah seperti itu membuat Teh Lina kelabakan sehingga pertahanannya yang dibawah berhasil kuhancurkan dengan telak. Aku berhasil menyusupkan tangan kananku menyentuh memeknya. Teh Lina langsung kaget hampir berteriak, untung saja aku langsung meredamnya dengan bibirku.

main-qimg-12c6269bd2ebe141cefbbc2205a72de2


''Uumpph... Uuuuhhh... Rus...'' lenguh Teh Lina.

Setelah beberapa saat, aku bisa menemukan itilnya. Langsung aku gosok dengan sekuat tenaga. Dan aku mendapatkan respon yang tak kuduga-duga, Teh Lina memelukku dengan erat dan melingkarkan kakinya di pinggangku sambil menahan erangannya dengan bibirku.

Kemeja yang dipakainya kulepas dan kulemparkan ke sudut ruang tamuku. Akhirnya wanita muda manis montok berjilbab ini telanjang bulat didepanku, hanya tinggal memakai jilbab hijau yang membuatnya semakin cantik. Tubuhnya yang montok segera kuserbu dengan rabaan dan jilatan tangan dan mulutku

“Ahh.. Shh” desah mantan guruku bertubuh ranum berjilbab itu tak tertahankan, nafasnya tersengal-sengal menderu menghadapi rangsangan tangan dan mulutku. Memeknya semakin basah oleh cairan memeknya. Masih kusandarkan Teh Lina yang sudah lemas karena birahi dipangkuanku, sambil terus kurangsang wanita alim berjilbab bertubuh montok itu. Aku menyentuh buah dadanya dan meremas-remas pelan kedua tonjolan putingnya yang mulai mengeras itu, dan Teh Lina pun mendesah-desah penuh rasa nikmat yang luar biasa.

“Sshh.. shh.. enak Rus..”

Bibirku mengulum-ngulum lembut bibirnya, dan Teh Lina pun membalasnya dengan penuh nafsu. Tanganku menarik dengan lembut putingnya yang panjang merah dan telah mengeras, dan Teh Lina memekik pelan karenanya. Lidahku menjilat-jilat dada wanita alim berjilbab bertubuh montok itu lalu turun kearah putingnya yang kiri.. aku kulum-kulum.. lalu yang kanan. Mulutku terus mengulumi puting payudaranya yang semakin mengeras, Teh Lina mendesah nikmat.

“Ochh.. Teh Lina enakk.. Russ..”, Teh Lina mendesah lembut. Sesekali aku menggigit putingnya dengan lembut dan Teh Lina mendesis-desis menahan rasa geli yang semakin menjadi-jadi.

Dengan pelan-pelan kugerakkan pinggangku maju mundur, sembari bibir kami beradu rapat. Bless.. kudorong tubuhku ke arah Teh Lina dan kontolku semakin terbenam rapat di dalam memeknya diiringi dengan rasa geli bercampur nikmat yang luar biasa, juga dengan pekikan Teh Lina.

“Eennggghh!!!!Aaahh!!…..Ah.. Rus!” Teh Lina mulai meronta. Terlihat air mata mengalir di pipi wanita alim montok itu. Aku berhenti sebentar membiarkan memek wanita berjilbab bertubuh montok itu terbiasa sambil mengecup pipinya kiri kanan bergantian untuk menenangkannya. Bibir luar memeknya yang menggelambir itu mengatup erat pada kontolku, sementara dinding dalam memeknya terasa enak memijit-mijit lembut ujung kepala kontolku.

“Akh..akh..akh..akh..” Teh Lina kembali memekik-mekik pelan ketika mulai kugerakkan kontolku maju mundur didalam memeknya yang sempit dan legit.

“Mmhh..enaak Ruuss… pelaan Russ…” kata ustadzah berjilbab seksi itu di telingaku. Ternyata ustadzah bertubuh montok ini sudah mulai menikmati tusukan kontolku didalam memeknya. plokk.. plokk.. plokk.. aku semakin mempercepat irama tusukanku, sembari memutar-mutarkan pinggulku seolah-olah ingin menancapkan kontolku lebih dalam lagi. Teh Lina pelan-pelan ikut menggerakkan pinggulnya mengimbangi gerakan kontolku. Tangan wanita berjilbab bertubuh ranum itu memeluk rapat leherku sambil terus memekik-mekik sakit campur nikmat, dan irama kita berdua semakin cepat dan semakin rapat, membuat aku semakin tidak kuasa menahan rasa nikmat pijatan-pijitan dinding memeknya disepanjang kontolku.

main-qimg-7dfd0974c2a1e7199e7b8e63f45476d1


Sofa yang menahan tubuh Teh Lina yang terguncang-guncang kusetubuhi membuat tanganku dapat dengan leluasa meremasi ujung putingnya dengan lembut dan sesekali berpindah kearah belakang lehernya sembari aku kulumi bibir wanita alim berjilbab bertubuh montok itu yang kecil itu. Lima menit berselang lalu tiba-tiba, “.***ss.., Teh Lina enakk..”, Teh Lina berteriak pelan sembari meregangkan tubuhnya menikmati puncak rasa keduanya. Aku mempercepat tusukanku dan semakin cepat.. semakin cepat.. sembari bibirku mengigit-gigit bibir wanita cantik berjilbab itu dengan lembut.

“Ochh.. Russ.., Teh Lina .. enakk.. Teh Linaaahhh… pipiiisshh…” Teh Lina melenguh panjang sembari memagut kembali leherku dengan keras. Ternyata kembali wanita alim berjilbab ini meraih puncaknya yang kedua.

Suhu udara di ruang tamuku itu semakin panas kami rasakan walaupun diluar hujan terus mengguyur. Aku tetap memeluk erat tubuh ustadzah berjilbab seksi itu, sembari menciumi peluh yang menetes deras di dahi dan pipinya. Lalu ketika Teh Lina masih mengejat-ngejat menikmati orgasmenya, segera aku menarik keluar kontolku diiringi bunyi plop pelan dan rintihan nikmatnya. Dengan segera aku menarik wanita lugu bertubuh ranum berjilbab itu berdiri dan membalikkan tubuhnya, dan mengaturnya untuk menungging, bertumpu di tembok dimana ada kaca sehingga wajahnya yang sedang kusetubuhi terlihat. Alangkah indahnya kurasakan, menyetubuhi seorang ustadzah berjilbab yang sudah telanjang hanya memakai jilab. Dengan cepat kutusukkan kontolku kedalam lubang nikmat wanita alim berjilbab berpantat semok itu dari arah belakang. Aku menggesek-gesekan dengan cepat kontolku di dalam lubang memeknya.

“Achh.. Teh Lina.., Rusdi juga enak sekalii..”, aku mengerang-erang.

Tanganku memeluknya dari arah belakang, dan bibirku menciumi peluh yang meleleh di pundak dan sekujur punggung ustadzah berjilbab seksi itu sembari jemariku tetap memilin-milin putingnya yang merah itu. Lenguhan dan rintihan wanita belia berjilbab itu semakin menambah semangatku.

“Ayo Russ.. Teh Lina… enakk lagiii.., ayo Ruuusss.. lebih cepat lagii..”, Teh Lina merintih-rintih sembari bibir bawahnya ia gigit rapat.​

“Ochh.. Teh Linaaa.., Rusdi mau keluarr..”, aku berteriak sambil menggigit lembut telinganya dari luar jilbab hijaunya yang sudah basah karena keringat kami berdua.

“Ayo.. Russ.. kita sama-sama..”, Teh Lina menjawab dengan terengah-engah. Lalu tiba-tiba plashh.. plashh.. plashh.. (8x) cairan hangatku terhambur keluar dan masuk kedalam lubang kenikmatan wanita bertubuh ranum dan berjilbab itu.

“Ochh.. Teteh.., Rusdi.. enakk..”, aku menjerit menikmati saat-sat puncakku sambil terus menancap-nancapkan kontolku. Dan lima detik kemudian, tubuhnya meregang dan Teh Lina pun berteriak nikmat, “Rus.. Teh Lina enakk.. sekalii..”, dan akupun merasakan cairan nikmatnya meleleh deras dari memeknya. Kubiarkan kontolku dalam memek Teh Lina. Memek Teh Lina berdenyut-denyut, sungguh sangat nikmat. Setelah kontolku keluar dengan sendirinya dari memek Teh Lina, aku mencium kening Teh Lina. Kami terbaring lemas, sungguh sangat nikmat.

Teh Lina bangun lebih dulu dan langsung kekamar mandi. Sesaat kemudian aku bangun dan mendengar guyuran air dikamar dan mengetoknya, Teh Lina pun membuka pintu kamar mandi. Kembali aku terkesima melihat Teh Lina yang telanjang bulat dengan rambut yang basah. Gairahku kembali memuncak, aku masuk dan langsung merangkul tubuh Teh Lina.​

“Mandi dulu dong” Pinta Teh Lina manja.

Akupun menuruti ajakannya kemudian mengguyuri tubuhku dengan air. Beberapa saat setelah itu aku menyabuni tubuhku dengan sabun cair. Teh Lina turut membantu, malah dia menyabuni batang kejantananku yang kembali tegak.

main-qimg-42075b1c8f91664b326da8ef129a5676


Rasa malu Teh Lina telah hilang, dia mengocok-ngocok batang kejantananku dengan lembut. Nikmat rasanya, dan pada saat hampir mencapai klimaksnya aku melepaskan tangan Teh Lina karena belum saatnya. Gantian aku yang menyabuni Teh Lina, mula-mula kedua tangannya lalu kedua kakinya. Sampailah kedaerah yang vital, aku berdiri dibelakang Teh Lina terus merangkulnya dan menyabuni payudaranya dengan kedua telapak tanganku. Terdengar Teh Lina mendesah panjang. Usapanku kebawah melewati perutnya hingga sampai keliang senggamanya. Kembali aku mengusapnya dengan lembut. Busa sabun hampir menutupi liang senggama Teh Lina, kali ini Teh Lina merintih nikmat. Setelah puas aku mengguyur kedua tubuh kami yang masih berangkulan.​

Aku membalikkan tubuhnya dan kami pun saling berhadapan. Teh Lina kemudian mencium bibirku, aku membalasnya dan kemudian terjadi french kiss yang dahsyat. Tangan kami pun tidak tinggal diam, aku menyentuh payudara Teh Lina dan ia menyentuh batang kejantananku yang masih perkasa berdiri. Setelah beberapa lama, Teh Lina membimbing batang kejantananku memasuki liang senggamanya. Dengan melebarkan kakinya batang kejantananku kembali memasuki liang senggama Teh Lina. Teh Lina melilitkan tangannya ke leherku kemudian aku menggendong Teh Lina dan menyandarkan ke dinding kamar mandi.

main-qimg-befb3d20a3b2fe058dbb857e483a9685


Setelah itu aku kembali menggoyangkan pinggulku yang membuat kejantananku keluar masuk liang senggama Teh Lina. Akhirnya spermaku keluar dan membasahi seluruh dinding liang senggama Teh Lina. Ternayata ia belum mencapai klimaks, untuk membantunya aku menjilati liang senggama Teh Lina. Teh Lina sedikit menjerit dengan apa yang kulakukan, Akhirnya Teh Lina mengeluarkan juga cairan dari liang senggamanya dan pas mengenai wajahku. Teh Lina terkulai nikmat, aku mengguyuri kembali tubuh kami berdua. Aku dan Teh Lina telah selesai mandi, dan telah memakai pakaian masing-masing.

“Lain kali.. aku minta lagi ya sayang” Bisikku sambil menelusupkan tangan ke balik baju kerjanya.

“Atur aja” Desahnya manja.

Setelah membantu Teh Lina membersihkan diri di kamar mandi dan membantunya memakai baju seragam serta jilbabnya lalu kuantarkan Teh Lina pulang ke kontrakannya. Peristiwa persetubuhanku kali ini dengan Teh Lina, benar-benar telah mengikat akal sehatnya, Dia tak mampu lagi lepas dari pesona seksual yang didapatnya dariku dan dia benar-benar nekad, sehingga selalu mencuri-curi waktu dan kesempatan untuk bisa melepaskan semua hasrat kepuasan birahi denganku, baik di tempat kostku, ataupun hotel di luar kota, dengan membuat alasan ‘sakit’ sehingga kami bisa bermain seharian. Pernah dia mencoba untuk tidak bercinta denganku selama hampir dua bulan, tapi akhirnya pertahanannya bobol juga, karena kebutuhannya akan kepuasan seksual tidak terpenuhi dan akhirnya kembali dia membuat janji denganku untuk mengayuh nikmat meraih orgasme di kontrakanku. Dan jika sudah demikian Teh Lina pasti bermain bagaikan kuda binal yang melonjak-lonjak sangat liar tanpa mengenal lelah selama beberapa jam. Dia akan bergoyang dengan sangat lincah dan erotis untuk menjemput orgasmenya secara berulang-ulang, hingga akhirnya terhenti setelah tubuh kami tak bertenaga lagi karena suluruh persendian seolah-olah dilolosi.​

Karena sering mengentot tanpa pengaman akhirnya 6 bulan kemudian Teh Lina sering muntah-muntah. Saat itulah Teh Lina nampak cemas dan diam-diam wanita berjilbab ini minta dibelikan alat tes kehamilan. Ketika alat tes kehamilan itu dipakainya, tubuh wanita berjilbab lebar ini gemetar karena dia melihat alat tes kehamilan itu menunjukkan bahwa dirinya kini positif hamil. Ya mau apa lagi, nasi dah jadi bubur, berhubung dia hamil denganku. Walau dengan terpaksa, mau gimana lagi.

Aku kemudian datang melamar Teh Lina. Mulanya orang tuanya tidak setuju sebab selisih usia kami yang jauh dan pekerjaanku yang masih belum mapan. Dengan sangat menghiba Teh Lina meminta keluarganya untuk mengizinkannya menikah denganku. Sedangkan untuk meyakinkan orang tuanya aku beralasan, Teh Lina bisa membuat perubahan besar dalam hidupku dan membimbing ke jalan yang baik. Akhirnya, orang tuanya mengizinkan aku menikah dengan wanita berjilbab lebar ini. Ya walo bokis, kan yang penting selamat. Tapi yang jelas sekarang Teh Lina sudah jadi istriku. Hehehehe.​
 
Terakhir diubah:
Di kontrakanku

Keesokan harinya Teh Lina kembali mengajar sekolah seperti biasa. Kali ini aku jemput ia ketika pulang sekolah. Ia sedikit terkejut ketika aku menjemputnya, dengan ancaman foto bugil nya hendak kusebar mau tak mau Teh Lina ikut pulang denganku.

Ia begitu cantik dengan balutan seragam mengajarnya, tak sabar ingin kunikmati lagi tubuhnya lagi. Teh Lina hanya berdiam diri ketika kubonceng. Sesampainya di kontrakanku, langsung kutarik Teh Lina ke arah sofa.

Kujatuhkan tas Teh Lina, tanpa perlu melepas sepatunya langsung kuremas dadanya yang masih terbalut seragam. Sambil terus meremas dadanya, kugesekkan kontolku di pantatnya yang masih tertutup rok.

“Emnnnn akkhhhhhhh Rus… jangan Rus…. Rusdi… shhhh mnn” desah Teh Lina

“Sempong kontol Rusdi” bisikku.

Teh Lina yang mendengar itu langsung menggelengkan kepalanya. Akupun memaksanya hingga ia berposisi jongkok. Kupaksa Teh Lina mengulum kontolku dengan cara menutup hidung hingga ia bernafas dengan mulut dan lalu kumasukan kontolku ke mulutnya.​

main-qimg-9a6d80f810df5a6c094c43757e39bd18

“Tetehku sayang… coba puasin Rusdi… emut yang kuat… emut yang kuat!!” ucapku sambil menggenjot kontolku di mulut mantan guruku yang cantik ini. Cukup lama kontolku di genjot di mulut Teh Lina hingga cukup basah air liur Teh Lina yang keluar. Ketika kucabut Teh Lina terbatuk-batuk dan memuntahkan air liurnya yang sudah mengumpul

“Hahahah udah basah ni Teh….. kayaknya enak kalo masuk di balik rok kamu” ucapku

“Rusdi…. Jangan Rus… udah kemaren aja… jangan sekarang… Rus…” ucap Teh Lina.

Tak perduli ucapan Teh Lina, kuangkat tubuhnya agar berdiri dan kubuat menungging. Lalu kuangkat rok seragamnya yang panjang dan kuplorotkan celana dalam yang menutupi kemaluan Teh Lina. Tanpa basa basi kontolku yang basah akan air liur Teh Lina menembus memek guru muda itu dengan cepat dan bertenaga.

“AKKHHHHHh.. Rus….. udah jangan di genjot!!” ucap Teh Lina merasakan kontolku masuk ke dalam liang kemaluannya. Sementara kedua payudara Teh Lina mulai kuremas.

“Teteh cantik banget sih Rusdi sayang banget sama teteh” bisikku sambil membuka kancing seragam satu persatu. BH Teh Lina pun ku geser ke atas dan putingnya terlihat jelas olehku dari pantulan cermin

320x240.7.jpg

“Teh Lina… pernah belajar biologi kan???” ucapku pada Teh Lina. Sementara kontolku yang menancap memeknya dari belakang dan tanganku yang sedang memainkan putting Teh Lina.

“Ihhh… ihhhyahhh Rus…. Emmnnn emnn” desah Teh Lina pelan2

“Nahh kita lagi belajar reproduksi… enak kan…” ucapku sambil menggenjot pelan sambil meremas dadanya

“Ahhhhh mnnnn Russ… udahhhh akkhhhhh sssmmmnnn aakkkhhhh” desah Teh Lina merem melek

“Teh Lina nikmati juga ya Tetehku sayang…” ucapku dan makin kencang menggenjotnya…​

“Aakkhhh Russ… akkkhhh akkhhh akkkhh akkhhh” desah Teh Lina makin kencang

“Enak kan sayang…” ucapku sambil terus menggenjotnya. Makin lama makin kencang, ekspresi Teh Lina mendesah mulai terlihat menikmati genjotanku.

“AAKKKHhhh Rus,.,,, emmnn sshh akkhhh akkhhh akkhhh” desah Teh Lina terus menerus. Cukup puas mengentotnya dengan posisi doggy akupun berhenti menggenjotnya

“Teteh… pindah ke sofa yuk…..” ucapku tepat di kupingnya. Kucabut kontolku dari memeknya dan mulai menuntun Teh Lina ke sofa. Wajah Teh Lina yang memerah karena saking horninya, ia hanya mengikutiku. Dengan memakai pakaian seragamnya yang kancing bajunya terbuka.

“Ini ganggu pemandangan aja” ucapku sambil mencopot BH Teh Lina. Kulepaskan kaitan BH Teh Lina sehingga tampaklah kedua gunung buah dada yang sedemikian montok dan putih dengan kulit halus licin sehingga seekor semut pun akan tergelincir jika berusaha mendaki gunung daging tersebut.

Teh Lina kali ini cuma mengenakan seragam gurunya tanpa BH dan daleman namun masih tetap mengenakan hijabnya yang rapi. Akupun duduk di sofa.

“Sini Teteh sayang, main naik ke pangkuan Rusdi” ucapku. Teh Lina dengan wajah menunduk dan malu mulai mendekat, wajahnya merah karena horni tak tertahan lagi. Ia pun mengangkat roknya dan duduk di pangkuanku sambil kuarahkan kontolku ke memeknya. “​

“JLEBB!!!” Kontolku kembali masuk

320x240.7.jpg
main-qimg-26d9e5d0ee7db701537aabeb92183bae


“Teh Lina sayang, kamu suka kan diginiin. Terakhir kali gini kapan??” tanyaku sambil mengelus putingnya. Teh Lina hanya menggoyang selangkangannya dengan pelan menikmati gesekan kontolku.

“Kok diam Teteh… jawab donk…” ucapku

“Passs, di kampung sama Rusdi, ehhmmnnnnnmmmm” ucap Teh Lina

“Wah udah lama banget donk. Pasti kangen kan diginiin….” Ucapku

Namun Teh Lina tak menjawabnya ia hanya merem melek menikmati tiap gesekan kontolku. Sambil kuremas dadanya aku mulai ikut menggoyang tubuh Teh Lina naik turun.​

“Aakkkkhhh emmnnn akkkhhh sshhh mnnn akkkhhh emmnnn akkhh akhhh” desah Teh Lina

Teh Lina yang mengenakan hijab mendesah kencang, ia begitu cantik dengan bergoyang naik turun. Teh Lina terus bergoyang di pangkuanku, Makin lama makin nikmat serasa ingin kukeluarkan spermaku di dalam memeknya. Namun sebelum itu akupun mengubah posisi dengan cepat agar tempo dapat kuatur.

Kuubah posisi Teh Lina menjadi terlentang di sofa tanpa melepas kontolku dari memeknya. Kali ini posisinya Teh Lina yang di bawahku, Teh Lina yang sudah memuncak birahinya memelukku dengan kuat.​

“PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK!!!” Sambil terus kugenjot kukecup bibir Teh Lina. Kami saling berciuman hingga kumulai merasa kontolku berdenyut akan keluar spermaku. Saat kucoba untuk mencabut kontolku, kaki Teh Lina yang menjepit tubuhku menahan kontolku tercabut malah ia terus menggoyangkan selangkangannya.

“Akkhhhh akkhhhh emmnn akhhh akhhhh” desah Teh Lina menikmati tiap genjotanku​

“CROTTT CROOTTT CROOTT!!!” Mendadak kukeluarkan sperma di dalam kemaluan Teh Lina. Semburan air maniku begitu nikmat membuatku merem melek menyemprotkan benih bayi di liang rahim mantan guruku.

Teh Lina pun hanya merasakan kehangatannya karena saking horninya ia lupa jika kontol yang menggenjotnya adalah mantan muridnya. Kami pun lemas dan beristirahat di sofa tanpa melepaskan pelukan.

Aku memeluknya dan membelai kepalanya, sejenak kamipun berciuman dengan lembut dan mesra. Ketika kuelus payudara Teh Lina, dia tersadar. Langsung dia menangis dan memukuli tubuhku.​

”Apa yang telah terjadi..? Kenapa bisa terjadi begini..?” Lalu dia menangis tersedu-sedu sambil tiada henti mengucap istigfar. Tak lama kemudian dia berkata padaku sambil menangis

“Rusdi,kamu beja….t, kamu merkosa teteh” tangisnya.

“Sudahlah Teh Lina. Kata siapa Rusdi merkosa teteh?” kupegang tangannya sambil kukecup keningnya.​

“Iya kamu merkosa teteh !Hiks hiks hiks”. Tangis Teh Lina.

“Sebentar sayang” lalu kutunjukkan rekaman CCTV ruang tamu lewat HP-ku dan memutarnya sambil mengelus rambut Teh Lina yang tertutup jilabnya.

“Ini buktinya sayang”. Melihat rekaman itu,tangis Teh Lina berhenti dan menunduk lesu. Ya dia terpukul melihat rekaman itu.Apa lagi lihat keganasan dia pas ngentot tadi.

“Sudah sayang, teteh jangan kuatir, Rusdi bakal tanggung jawab kalo terjadi sesuatu sama teteh.” Teh Lina tiba-tiba nangis di dadaku. Kuusap dan kubelai rambut Teh Lina yang tertutup jilbabnya.

“Kamu cantik.” Kataku merayu. Teh Lina kembali memalingkan wajahnya. Aku tahu wanita cantik seksi berjilbab itu tersipu malu.

“Gombal.” Katanya singkat. Mendengar suaranya yang tidak ada kemarahan, aku tahu kalau pancingku sudah mengena.

“Temenin Rusdi bentar liat rekaman video dong. Sumpah Demi Gusti Rusdi gak bakal nakal” Akhirnya walau terpaksa karena kudekap tubuhnya tanpa melepas penisku yang masih keras dari vaginanya.​

“Aihhh……!” jeritnya sambil menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Terlihat di layar handphone saat aku sedang mencumbunya dan dia begitu menikmati penuh gairah menyambut cumbuanku. Teh Lina diam terpaku dengan mulut ternganga menyaksikan rekaman dirinya yang sedang dirangsang olehku.

Tangannya seolah kaku tidak bisa bergerak membiarkan layar handphoneku terus menampilkan percumbuanku dan dirinya diselingi oleh erangan penuh ransangan yang keluar dari mulutnya. Terlihat olehnya bagaimana dirinya dalam rekaman itu begitu menikmati rangsangan yang kuberikan diiringi lenguhan rangsangan penuh gairah dari bibirnya.

“Rusdi…jahat…., mengapa Rusdi lakukan itu…?” Suaranya bergetar, namun matanya seolah tidak bisa dialihkan dari layar monitor. Aku diam tak menjawab

“Me..mengapa…, Rus ?” tanyanya lagi dengan suara yang bergetar diselingi oleh deru nafas yang semakin bergemuruh

“Buat kenangan…pribadi…, Teh ! Untuk mengingatkanku bahwa Teh Lina begitu istimewa…dimata saya. Percayalah, Teh. File ini rahasia, hanya kita yang tahu dan tidak sedikitku terbersit dalam pikiran saya untuk menyebarkannya. Saya juga malu kalau tersebar. Kan ada gambar saya di sana juga.” Jelasku menenangkannya.

Dengan pelan-pelan kudekatkan mulutku ke telinganya yang tertutup jilbab, dan berbisik pelan. “Aku suka mata kamu, bibir kamu..” kuraih dagu wanita muda bertubuh ranum berjilbab itu dan memalingkan wajah cantiknya kearahku, sambil mataku memandang dalam-dalam ke arah matanya. Mata wanita alim berjilbab berpantat semok itu juga memandangku. Tatapan bingung harus bagaimana, takut, namun juga tatapan pasrah dan hanyut dalam angan-angannya tentang film tadi.

Perlahan-lahan kutundukkan kepalaku dan bibirku mulai mengecup pundaknya yang terhalang oleh jilbabnya yang lebar… “Euhh….” Teh Lina mengeluh. Tangannya semakin meremas jari-jariku yang berada di pundaknya dan kepalanya terdongak. Aku terus mengecup pundaknya, sementara perlahan-lahan kedua tanganku bergerak ke arah buah dadanya yang terhalang oleh baju panjang yang dikenakannya. Tanganku menyusup di balik jilbab lebar yang dipakai Teh Lina hingga tanganku merasakan gundukan montok dan kenyal di dada wanita berjilbab lebar ini. Tanpa diduga, Teh Lina yang telah kehilangan kendali atas dirinya akibat kenikmatan yang dirasakannya justru menyampirkan jilbab lebarnya ke punggungnya seakan mempersilahkan tanganku untuk menggerayangi dadanya, kemudian mengeluarkan sepasang buah dadanya sendiri dari balik jubah yang dipakainya. Sejenak aku mendongak ke atas melihat reaksi Teh Lina yang tidak kuduga itu. Mataku melotot penuh nafsu melihat sepasang buah dada Teh Lina yang montok putih mulus dengan puting susu kemerahan itu telanjang tanpa penutup lagi. Mulutku terkekeh melihat buah dada Teh Lina lalu dengan bernafsu tanganku mengelus-elus lantas meremas-remas sepasang payudara wanita berjilbab yang telanjang itu.​

Segera kucaplok payudaranya yang bulat menggoda dengan bibirku, hahaha... Kujilati puting susunya sambil tangan kiriku meremas dengan lembut dadanya yang kiri. Diserang dua arah seperti itu membuat Teh Lina kelabakan sehingga pertahanannya yang dibawah berhasil kuhancurkan dengan telak. Aku berhasil menyusupkan tangan kananku menyentuh memeknya. Teh Lina langsung kaget hampir berteriak, untung saja aku langsung meredamnya dengan bibirku.

main-qimg-12c6269bd2ebe141cefbbc2205a72de2


''Uumpph... Uuuuhhh... Rus...'' lenguh Teh Lina.

Setelah beberapa saat, aku bisa menemukan itilnya. Langsung aku gosok dengan sekuat tenaga. Dan aku mendapatkan respon yang tak kuduga-duga, Teh Lina memelukku dengan erat dan melingkarkan kakinya di pinggangku sambil menahan erangannya dengan bibirku.

Kemeja yang dipakainya kulepas dan kulemparkan ke sudut ruang tamuku. Akhirnya wanita muda manis montok berjilbab ini telanjang bulat didepanku, hanya tinggal memakai jilbab hijau yang membuatnya semakin cantik. Tubuhnya yang montok segera kuserbu dengan rabaan dan jilatan tangan dan mulutku

“Ahh.. Shh” desah mantan guruku bertubuh ranum berjilbab itu tak tertahankan, nafasnya tersengal-sengal menderu menghadapi rangsangan tangan dan mulutku. Memeknya semakin basah oleh cairan memeknya. Masih kusandarkan Teh Lina yang sudah lemas karena birahi dipangkuanku, sambil terus kurangsang wanita alim berjilbab bertubuh montok itu. Aku menyentuh buah dadanya dan meremas-remas pelan kedua tonjolan putingnya yang mulai mengeras itu, dan Teh Lina pun mendesah-desah penuh rasa nikmat yang luar biasa.

“Sshh.. shh.. enak Rus..”

Bibirku mengulum-ngulum lembut bibirnya, dan Teh Lina pun membalasnya dengan penuh nafsu. Tanganku menarik dengan lembut putingnya yang panjang merah dan telah mengeras, dan Teh Lina memekik pelan karenanya. Lidahku menjilat-jilat dada wanita alim berjilbab bertubuh montok itu lalu turun kearah putingnya yang kiri.. aku kulum-kulum.. lalu yang kanan. Mulutku terus mengulumi puting payudaranya yang semakin mengeras, Teh Lina mendesah nikmat.

“Ochh.. Teh Lina enakk.. Russ..”, Teh Lina mendesah lembut. Sesekali aku menggigit putingnya dengan lembut dan Teh Lina mendesis-desis menahan rasa geli yang semakin menjadi-jadi.

Dengan pelan-pelan kutusukkan kontolku dari arah depan, sembari bibir kami beradu rapat. Bless.. aku mendorongkan tubuhku ke arahnya dan kontolku semakin terbenam rapat di dalam memeknya diiringi dengan rasa geli bercampur nikmat yang luar biasa, juga dengan pekikan Teh Lina.

“Eennggghh!!!!Aaahh!!…..Ah.. Rus!” Teh Lina mulai meronta. Terlihat air mata mengalir di pipi wanita alim montok itu. Aku berhenti sebentar membiarkan memek wanita berjilbab bertubuh montok itu terbiasa sambil mengecup pipinya kiri kanan bergantian untuk menenangkannya. Bibir luar memeknya yang menggelambir itu mengatup erat pada kontolku, sementara dinding dalam memeknya terasa enak memijit-mijit lembut ujung kepala kontolku.

“Akh..akh..akh..akh..” Teh Lina kembali memekik-mekik pelan ketika mulai kugerakkan kontolku maju mundur didalam memeknya yang sempit dan legit.

“Mmhh..enaak Ruuss… pelaan Russ…” kata ustadzah berjilbab seksi itu di telingaku. Ternyata ustadzah bertubuh montok ini sudah mulai menikmati tusukan kontolku didalam memeknya. plokk.. plokk.. plokk.. aku semakin mempercepat irama tusukanku, sembari memutar-mutarkan pinggulku seolah-olah ingin menancapkan kontolku lebih dalam lagi. Teh Lina pelan-pelan ikut menggerakkan pinggulnya mengimbangi gerakan kontolku. Tangan wanita berjilbab bertubuh ranum itu memeluk rapat leherku sambil terus memekik-mekik sakit campur nikmat, dan irama kita berdua semakin cepat dan semakin rapat, membuat aku semakin tidak kuasa menahan rasa nikmat pijatan-pijitan dinding memeknya disepanjang kontolku.

main-qimg-7dfd0974c2a1e7199e7b8e63f45476d1


Sofa yang menahan tubuh Teh Lina yang terguncang-guncang kusetubuhi membuat tanganku dapat dengan leluasa meremasi ujung putingnya dengan lembut dan sesekali berpindah kearah belakang lehernya sembari aku kulumi bibir wanita alim berjilbab bertubuh montok itu yang kecil itu. Lima menit berselang lalu tiba-tiba, “.***ss.., Teh Lina enakk..”, Teh Lina berteriak pelan sembari meregangkan tubuhnya menikmati puncak rasa keduanya. Aku mempercepat tusukanku dan semakin cepat.. semakin cepat.. sembari bibirku mengigit-gigit bibir wanita cantik berjilbab itu dengan lembut.

“Ochh.. Russ.., Teh Lina .. enakk.. Teh Linaaahhh… pipiiisshh…” Teh Lina melenguh panjang sembari memagut kembali leherku dengan keras. Ternyata kembali wanita alim berjilbab ini meraih puncaknya yang kedua.

Suhu udara di ruang tamuku itu semakin panas kami rasakan walaupun diluar hujan terus mengguyur. Aku tetap memeluk erat tubuh ustadzah berjilbab seksi itu, sembari menciumi peluh yang menetes deras di dahi dan pipinya. Lalu ketika Teh Lina masih mengejat-ngejat menikmati orgasmenya, segera aku menarik keluar kontolku diiringi bunyi plop pelan dan rintihan nikmatnya. Dengan segera aku menarik wanita lugu bertubuh ranum berjilbab itu berdiri dan membalikkan tubuhnya, dan mengaturnya untuk menungging, bertumpu di tembok dimana ada kaca sehingga wajahnya yang sedang kusetubuhi terlihat. Alangkah indahnya kurasakan, menyetubuhi seorang ustadzah berjilbab yang sudah telanjang hanya memakai jilab. Dengan cepat kutusukkan kontolku kedalam lubang nikmat wanita alim berjilbab berpantat semok itu dari arah belakang. Aku menggesek-gesekan dengan cepat kontolku di dalam lubang memeknya.

“Achh.. Teh Lina.., Rusdi juga enak sekalii..”, aku mengerang-erang.

Tanganku memeluknya dari arah belakang, dan bibirku menciumi peluh yang meleleh di pundak dan sekujur punggung ustadzah berjilbab seksi itu sembari jemariku tetap memilin-milin putingnya yang merah itu. Lenguhan dan rintihan wanita belia berjilbab itu semakin menambah semangatku.

“Ayo Russ.. Teh Lina… enakk lagiii.., ayo Ruuusss.. lebih cepat lagii..”, Teh Lina merintih-rintih sembari bibir bawahnya ia gigit rapat.​

“Ochh.. Teh Linaaa.., Rusdi mau keluarr..”, aku berteriak sambil menggigit lembut telinganya dari luar jilbab pinknya yang sudah basah karena keringat kami berdua.

“Ayo.. Russ.. kita sama-sama..”, Teh Lina menjawab dengan terengah-engah. Lalu tiba-tiba plashh.. plashh.. plashh.. (8x) cairan hangatku terhambur keluar dan masuk kedalam lubang kenikmatan wanita lugu bertubuh ranum berjilbab itu.

“Ochh.. Teh Linaa.., Rudi.. enakk..”, aku menjerit menikmati saat-sat puncakku sambil terus menancap-nancapkan kontolku. Dan lima detik kemudian, tubuhnya meregang dan Teh Lina pun berteriak nikmat, “Mas.. Teh Lina enakk.. sekalii..”, dan akupun merasakan cairan nikmatnya meleleh deras dari memeknya. Kubiarkan kontolku dalam memek Teh Lina. Memek Teh Lina berdenyut-denyut, sungguh sangat nikmat. Setelah kontolku keluar dengan sendirinya dari memek Teh Lina, aku mencium kening Teh Lina. Kami terbaring lemas, sungguh sangat nikmat.

Teh Lina bangun lebih dulu dan langsung kekamar mandi. Sesaat kemudian aku bangun dan mendengar guyuran air dikamar dan mengetoknya, Teh Lina pun membuka pintu kamar mandi. Kembali aku terkesima melihat Teh Lina yang telanjang bulat dengan rambut yang basah. Gairahku kembali memuncak, aku masuk dan langsung merangkul tubuh Teh Lina.​

“Mandi dulu dong” Pinta Teh Lina manja.

Akupun menuruti ajakannya kemudian mengguyuri tubuhku dengan air. Beberapa saat setelah itu aku menyabuni tubuhku dengan sabun cair. Teh Lina turut membantu, malah dia menyabuni batang kejantananku yang kembali tegak.

main-qimg-42075b1c8f91664b326da8ef129a5676


Rasa malu Teh Lina telah hilang, dia mengocok-ngocok batang kejantananku dengan lembut. Nikmat rasanya, dan pada saat hampir mencapai klimaksnya aku melepaskan tangan Teh Lina karena belum saatnya. Gantian aku yang menyabuni Teh Lina, mula-mula kedua tangannya lalu kedua kakinya. Sampailah kedaerah yang vital, aku berdiri dibelakang Teh Lina terus merangkulnya dan menyabuni payudaranya dengan kedua telapak tanganku. Terdengar Teh Lina mendesah panjang. Usapanku kebawah melewati perutnya hingga sampai keliang senggamanya. Kembali aku mengusapnya dengan lembut. Busa sabun hampir menutupi liang senggama Teh Lina, kali ini Teh Lina merintih nikmat. Setelah puas aku mengguyur kedua tubuh kami yang masih berangkulan.​

Aku membalikkan tubuhnya dan kami pun saling berhadapan. Teh Lina kemudian mencium bibirku, aku membalasnya dan kemudian terjadi french kiss yang dahsyat. Tangan kami pun tidak tinggal diam, aku menyentuh payudara Teh Lina dan ia menyentuh batang kejantananku yang masih perkasa berdiri. Setelah beberapa lama, Teh Lina membimbing batang kejantananku memasuki liang senggamanya. Dengan melebarkan kakinya batang kejantananku kembali memasuki liang senggama Teh Lina. Teh Lina melilitkan tangannya ke leherku kemudian aku menggendong Teh Lina dan menyandarkan ke dinding kamar mandi.

main-qimg-befb3d20a3b2fe058dbb857e483a9685


Setelah itu aku kembali menggoyangkan pinggulku yang membuat kejantananku keluar masuk liang senggama Teh Lina. Akhirnya spermaku keluar dan membasahi seluruh dinding liang senggama Teh Lina. Ternayata ia belum mencapai klimaks, untuk membantunya aku menjilati liang senggama Teh Lina. Teh Lina sedikit menjerit dengan apa yang kulakukan, Akhirnya Teh Lina mengeluarkan juga cairan dari liang senggamanya dan pas mengenai wajahku. Teh Lina terkulai nikmat, aku mengguyuri kembali tubuh kami berdua. Aku dan Teh Lina telah selesai mandi, dan telah memakai pakaian masing-masing.

“Lain kali.. aku minta lagi ya sayang” Bisikku sambil menelusupkan tangan ke balik baju kerjanya.

“Atur aja” Desahnya manja.

Setelah membantu Teh Lina membersihkan diri di kamar mandi dan membantunya memakai baju seragam serta jilbabnya lalu kuantarkan Teh Lina pulang ke kontrakannya. Peristiwa persetubuhanku kali ini dengan Teh Lina, benar-benar telah mengikat akal sehatnya, Dia tak mampu lagi lepas dari pesona seksual yang didapatnya dariku dan dia benar-benar nekad, sehingga selalu mencuri-curi waktu dan kesempatan untuk bisa melepaskan semua hasrat kepuasan birahi denganku, baik di tempat kostku, ataupun hotel di luar kota, dengan membuat alasan ‘sakit’ sehingga kami bisa bermain seharian. Pernah dia mencoba untuk tidak bercinta denganku selama hampir dua bulan, tapi akhirnya pertahanannya bobol juga, karena kebutuhannya akan kepuasan seksual tidak terpenuhi dan akhirnya kembali dia membuat janji denganku untuk mengayuh nikmat meraih orgasme di kontrakanku. Dan jika sudah demikian Teh Lina pasti bermain bagaikan kuda binal yang melonjak-lonjak sangat liar tanpa mengenal lelah selama beberapa jam. Dia akan bergoyang dengan sangat lincah dan erotis untuk menjemput orgasmenya secara berulang-ulang, hingga akhirnya terhenti setelah tubuh kami tak bertenaga lagi karena suluruh persendian seolah-olah dilolosi.​

Karena sering mengentot tanpa pengaman akhirnya 6 bulan kemudian Teh Lina sering muntah-muntah. Saat itulah Teh Lina nampak cemas dan diam-diam wanita berjilbab ini minta dibelikan alat tes kehamilan. Ketika alat tes kehamilan itu dipakainya, tubuh wanita berjilbab lebar ini gemetar karena dia melihat alat tes kehamilan itu menunjukkan bahwa dirinya kini positif hamil. Ya mau apa lagi, nasi dah jadi bubur, berhubung dia hamil denganku. Walau dengan terpaksa, mau gimana lagi.

Aku kemudian datang melamar Teh Lina. Mulanya orang tuanya tidak setuju sebab selisih usia kami yang jauh dan pekerjaanku yang masih belum mapan. Dengan sangat menghiba Teh Lina meminta keluarganya untuk mengizinkannya menikah denganku. Sedangkan untuk meyakinkan orang tuanya aku beralasan, Teh Lina bisa membuat perubahan besar dalam hidupku dan membimbing ke jalan yang baik. Akhirnya, orang tuanya mengizinkan aku menikah dengan wanita berjilbab lebar ini. Ya walo bokis, kan yang penting selamat. Tapi yang jelas sekarang Teh Lina sudah jadi istriku. Hehehehe.​
Mantap hu, tambahin epilogue malam pertama hehehe
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd