Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT CINTA SAYUR ASEM (by Arczre)

Bimabet
Kereeeeeeeen suhu ceritanya :suhu: :beer:
 
ahirnya selesei juga bacanya *menghela napas*
baru kali ini baca cerpan yang bener-bener bukan cuma xxx, mengaduk-aduk emosi ampe nyesek berurai air mata (tanggung jawab lu bang :galau: )
masih penasaran reporter tv manakah si ani?

cerita ini selese langsung ngubek2 karyanya suhu arczre lainnya
 
Nubie salut am cerita jenengan hu,.. Karya Yg luar biasa
Dimana kita puya perasaan n rasa Yang Sama kepada adik n kakak. mendapatkan secara syah Si kakak, tp kita masih puya perasaan (sampe saat ini..) am adiknya.
Dan percayalah, keadaan seperti itu real ada dikehidupan...
Cerita jenengan membikin nubie, SKAK.. Luar biasa
 
BAB XXV

Perawan di Sarang Penjahat Kelamin



Terkadang suara orang yang dicintai adalah sebuah harapan
Dan terkadang kita juga salah menilainya


#Pov Anik#

Aku bernyanyi pagi itu. Lagu Sheila 7 On (iya kami anak Kediri kadang nyebut band Sheila on 7 itu dibalik jadi Sheila 7 on). "Jadikanlah aku pacarmu, kan kubingkai slalu indahmu...."

"Cieee....ciee...yang lagi kasmaran," celetuk Yuli.

Aku cuek. Lagi seneng koq. Aku membersihkan rumah sama Yuli. Tadi malam Zain menciumku. Aduhhh....baru kali ini Zain menciumku. Dia adalah lelaki kedua yang menciumku setelah Rian. Jadi kemarin malam kami habiskan waktu jalan-jalan dan ngobrol banyak hal. Dan selama jalan Zain menggenggam erat tanganku. Kita gandengan gitu. Dia tak kalah romantisnya ama Rian. Ternyata masing-masing cowok itu punya cara tersendiri untuk mengungkapkan cintanya.

Dan di akhir waktu sebelum kita berpisah, Zain menciumku di depan rumah. Tentu saja aku kaget. Takut kalau-kalau ada yang lihat. Ah, tapi masa bodoh. Aku sekarang benar-benar sedang kasmaran koq. Lumer deh pokoknya.

"Gimana tadi malam? Kencannya dahsyat?" tanya Yuli yang sedang membersihkan bufet dengan kemoceng.

"Halah Yul, kaya' nggak pernah tahu kencan aja," jawabku.

"Lo, diapain ama Zain? Pake ciuman nggak?"

Aku nggak menjawab.

"Hoo...berarti dicium ya? Hihihihi....nah, gitu dong. Sekarang lo tahu kan ada orang yang suka ama lo. Bagus deh, gue nggak khawatir lagi sekarang ama lo."

"Khawatir apa sih?"

"Ada deh. Pokoknya hari ini gue lega banget denger kalian jadian. Jadi gue nggak bakal dengerin curhatmu lagi. Curhat koq sedih melulu."

"Oo...berarti selama ini kamu bete ya Yul denger curhatku?"

"Nggak bete, cuman ya tiap curhat pasti soal Rian. Yang lain kek, hihihi."

"Ih, awas ya!" aku kejar Yuli. Kami jadi bergurau dan meninggalkan aktivitas bersih-bersih rumah. Kami kejar-kejaran sambil menggelitiki tubuh kami. Saling berbalas. Seneng deh kami hari itu. Dan akhirnya kami dimarahi ama budhe, kerjaan bersih-bersih rumah koq belum kelar.

Aku harus ngasih balasan nih ke Fajrul kalau aku udah jadian ama Zain. Hari ini aku mau menemui dia. Aku mau menemui dia di Starbuck Kafe. Karena aku niat cuma pergi sebentar akhirnya aku naik angkot buat pergi ke sana. Aku sengaja nggak ngasih tahu Zain, daripada ntar jadi cekcok. Yang aku kasih tahu cuma Yuli.

"Mau kemana lo?" tanya Yuli.

"Mau ke Starbuck," jawabku.

"Lho, nggak sama Zain?"

"Nggak, sendirian aja. Toh ya deket dari sini."

Tangan Yuli tiba-tiba memegang lenganku.

"Ada apa Yul?"

"Jangan pergi, Nik! Perasaan gue nggak enak."

"Apaan sih? Nggak apa-apa, cuman sebentar koq!" kataku meyakinkan dia.

"Tapi perasaan gue nggak enak, Nik. Gue hubungi Zain yah?"

"Nggak usah. Nggak apa-apa koq."

"Ya udah tapi nanti calling-calling gue yah?"

"Iya."

Yuli agaknya nggak rela melepaskan tanganku. Kenapa ini anak? Aku segera keluar setelah itu. Aku nyegat angkot trus jalan deh. Waktu menunjukkan pukul setengah empat sore. Yah, masih lama aku ketemuan ama Fajrul. Kami kemarin janji jam setengah lima. Dan benar deh, ketika aku sampai di Starbuck, nggak ada dianya. Aku mesan kopi satu dan donat. Sambil nunggu dia aku sibuk mainin ponselku.

Tak berapa lama kemudian Fajrul datang.

"Hai Nik? Udah lama?" tanyanya.

"Nggak koq, baru saja," jawabku.

"Maaf deh, hehehe."

Aku memasukkan ponselku ke tas.

"Kamu naik apa? Pake angkot?" tanyanya.

"Iya, mau gimana lagi? Aku nggak ada kendaraan koq. Kamu naik apa?"

"Naik mobil, minjem temen. Sebentar yah mau pesen kopi dulu!"

Fajrul kemudian beranjak meninggalkanku. Setelah ia membayar kopinya kemudian menghampiriku lagi. Ia menyeruput kopinya.

"Jadi ada yang ingin disampaikan?" tanya Fajrul.

"Ehmmm jadi gini Jrul. Aku...nggak bisa. Aku udah punya cowok, aku nggak bisa nerima cinta kamu. Kuharap kamu mengerti," kataku.

Fajrul sedikit kecewa, tapi kemudian dia tersenyum. "Yah, baiklah. Nggak apa-apa. Namanya juga nembak. Pastinya akan ada yang katanya ditolak atau diterima. Makasih ya, Nik. Yah, mungkin aku bukan jodohmu kali."

"Kamu nggak kecewa atau marah?"

"Kecewa sih ada, marah nggak. Buat apa? Toh aku nggak bisa memaksakan cinta. Iya kan?"

"Syukurlah kamu mengerti."

"Tenang Nik, aku dulu sudah diputus kamu. Itu sudah terbiasa. Hahahaha," tertawanya terlalu dipaksakan.

"Oh iya, ngomong-ngomong kamu dulu pernah pacaran ama Yuli ya?" selidikku.

"Iya, pernah," jawabnya. "Yuli cerita ya?"

"Cerita sih, tapi nggak banyak. Nggak nyangka aja dunia ini sempit," kataku.

"Tuh, lihat dari sini kamu bisa lihat mobilku. Yang warna hitam itu. MPV," katanya sambil menunjuk keluar ke tempat parkir. Aku menoleh ke sana. Ada dua MPV satu hitam satu abu-abu.

"Yang hitam? Kaya' mobil travel aja," gumamku.

"Emang temenku kerja di travel koq."

Aku manggut-manggut. Terdengar suara SMS masuk. Aku kemudian mengambil ponselku. Dari Yuli.



Koq tahu sih Yuli ini. Aku pun bales.



Tak berapa lama kemudian SMS masuk.



Apaan sih Yuli ini?

"Udahan yuk," kata Fajrul.

"Hmm? udahan?" aku memperhatikan Fajrul. Ia meminum kopinya sampai habis.

"Aku anter pulang? Daripada kamu naik angkot. Di minum gih kopimu. Mubadzir kalau nggak dihabiskan," kata Fajrul.

Aku mengangguk. Sebentar sepertinya ada yang aneh ama gelasku. Tapi apa ya? ah masa bodoh. Aku pun menyeruput kopiku dua teguk. Setelah itu aku beranjak. Kami pun pergi dari Starbuck Kafe. Begitu keluar koq aku merasa pusing ya. Aku masih memainkan ponselku ketika keluar. Sebentar, Yuli...tadi bilang berbahaya? Kenapa? Tiba-tiba aku tak ingat apa-apa lagi. Dunia serasa berputar, aku ambruk nggak sadarkan diri, tapi aku tetap menggenggam erat ponselku.

****

Kepalaku berat. Aku tak bisa melihat apa-apa. Gelap. Apa yang sebenarnya terjadi? Tunggu. Bukan gelap, aku disekap. Mataku ditutup oleh sesuatu. Aku tak bisa menggerakkan tanganku. Aku diikat. Mulutku seperti dibekap, aku bisa merasakan sesuatu. Aku menggigit sesuatu. Mulutku disumpal. Kepalaku masih pusing aku masih tak tahu kenapa aku begini. Kakiku juga tak bisa digerakkan. Aku diculik? Siapa? Siapa yang melakukannya? Oh tidak. Aku mengerang, memekik tertahan.

"Tahan ya manis. Aku akan bawa kamu ke tempat yang tidak ada satupun orang yang tahu," suara itu? Fajrul! Apa yang dia lakukan??

"HHHMMmm! fffefasfhhh aggffuu (lepaskan aku!)" jeritku.

"Maaf, ya. Dari dulu aku demen banget ama kamu Nik, aku ingin memilikimu lebih dulu daripada cowok manapun. Tadi di kafe aku menukar gelasmu dengan gelasku, gelasku sudah aku isi obat tidur. Dikit aja dosisnya yang penting aku bisa naruh kamu di mobil. Hehehehe," katanya.

Sialan. Bener kata Yuli. Si Fajrul ini orangnya sinting. Dia mau memperkosa aku. Tidaaaak...apa yang harus aku lakukan? Siapa yang bisa nolong aku? Tolong! Tolooooong! Yuli, Zain siapa saja tolong aku. Ya tuhaan tolong aku. Aku menjerit berulang-ulang. Tiba-tiba aku teringat Rian. Kenapa disaat-saat seperti ini aku malah teringat ama dia? Iya, aku pernah berjanji akan terus mencintai dia. Dan aku berjanji hanya akan menyerahkan tubuhku kepada Rian. Tapi itukan janji konyol, sumpah konyol. Toh aku sudah jadian ama Zain, siapa tahu nanti Zain jadi suamiku . Tapi ini....ini....ini tidak mungkin. Aku tak mau diperkosa.

Aku meronta-ronta. Aku tak bisa bergerak. Kuat sekali ikatannya. Dari dalam hatiku yang paling dalam aku menjerit memangil nama Rian. RIAAAAANNNN! RIAANN! RIAAANN!

Mobil terus melaju entah berapa lama aku di dalam mobil itu sampai akhirnya mobil berhenti dan tubuhku ada yang mengangkat.

"Ayo bawa dia ke dalam!" suara Fajrul.

"Siap bos!" kata seseorang. Lebih dari seorang. Aku digotong oleh tiga orang. Aku berusaha meronta tapi sia-sia. Otot-otot mereka kurasakan bersentuhan dengan tubuhku. Aku bisa mencium bau tubuh mereka yang menjijikkan.

Aku seperti naik anak tangga sebentar lalu terdengar pintu terbuka. Aku kemudian masih diangkat berjalan menuju ke sebuah ruangan dan aku direbahkan di atas ranjang spring bed. Di mana aku? Aku sepertinya berada di sebuah kamar. Penutup mataku dibuka. Aku mengejap-ejapkan mata. Aku lihat Fajrul. Dia tak sendiri ada dua orang lagi, tidak tiga orang lagi. Aku hanya kenal Fajrul tak kenal sisanya.

"Nggak usah terkejut Nik, santai saja. Habis ini aku ingin merasakan sesuatu yang enak bersamamu. Hehehehe!" kata Fajrul.

Air mataku keluar. Ini keterlaluan, mataku tak bisa melihat tiga orang lainnya karena kacamataku nggak ada. Pasti terjatuh tadi. Ini mengerikan. Mengerikan sekali. Aku memejamkan mataku. Aku tak mau melihat mereka. Rian! Rian! Rian! Kalau kamu dengar suara hatiku tolonglah aku! Tolonglah aku! Kenapa aku malah manggil Rian? Kenapa?

"Woi bangsat! Siapa lo!?" terdengar suara ribut-ribut di luar. BRAK! BUK! BAK! BUK!

"Apa itu?" tanya Fajrul.

Tiba-tiba dari pintu aku melihat Zain. Dia membawa sebuah kayu dan menghajar tiga orang yang ada di ruangan itu. Ia memukul-mukulkan kayu yang dibawanya ke kepala tiga orang itu. Lalu satu tendangan menghantam kepala Fajrul. Fajrul mundur ke belakang. Ia menghantamkan kayu itu ke tubuh Fajrul berkali-kali. Fajrul tak sadarkan diri dengan luka di kepalanya. Zain melihat ada orang yang bangkit lagi. Ia menghantamkan kayu itu lagi ke wajah orang yang bangkit itu. Dia menghajar semua orang itu seorang diri.

Zain?? Zain menolongku?? Bagaimana ia bisa tahu aku ada di sini?

Zain melepaskan ikatanku, sumpalan mulutku dilepasnya. Aku langsung merangkulnya. Memeluknya dan menangis.

"Sudah sudah, ayo kita pergi dari sini," kata Zain.

Aku masih menangis ketika Zain mengantarku keluar dari rumah ini. Apa yang sebenarnya terjadi?

"Yuli tadi memberitahuku kalau kamu di Starbuck bersama Fajrul. Dan katanya firasatnya buruk. Aku langsung ke sana. Dan dari kejauhan aku melihat kamu digotong ama Fajrul masuk ke dalam mobil bersama empat orang. Aku yakin pasti ada firasat buruk. Yuli lalu menelponku kalau ponselmu tak bisa diangkat. Dan kamu diculik. Aku membuntutimu mobil mereka sampai di sini. Setelah itu aku berani menyerbu masuk," jelas Zain.

"Makasih ya Zain, kalau tak ada kamu, kalau tak ada kamu, aku....," aku tak melanjutkan kata-kataku. Zain sudah menciumku. Ahh...aku nyaman sekali sekarang. Aduhhh...Zain, terima kasih ya.

*****

#Pov Yuli

Seumur hidup aku baru kali ini melihat keajaiban. Melihat kekuatan cinta dari dua orang manusia. Mereka adalah Rian dan Anik. Hati mereka sebenarnya masih terikat, aku sebelumnya tak pernah percaya akan kekuatan cinta. Setelah ini aku baru sadari bahwa kekuatan cinta antara Rian dan Anik itu sebenarnya luar biasa. Hanya saja mereka tak memahaminya dan kenapa juga mereka harus bertemu dengan takdir seperti ini.

Sore itu ada BBM masuk. Lho, dari Rian.



Aku melihat Anik yang udah rapi. Mau kemana dia?

"Mau kemana lo?" tanyaku.

"Mau ke Starbuck," jawabnya.

"Lho, nggak sama Zain?"

"Nggak, sendirian aja. Toh ya deket dari sini."

Perasaan Rian beneran. Dia mau keluar. Duh, kenapa perasaanku juga nggak enak? Aku segera pegang lengannya

"Ada apa Yul?"

"Jangan pergi, Nik! Perasaan gue nggak enak."

"Apaan sih? Nggak apa-apa, cuman sebentar koq!"

"Tapi perasaan gue nggak enak, Nik. Gue hubungi Zain yah?"

"Nggak usah. Nggak apa-apa koq."

"Ya udah tapi nanti calling-calling gue yah?"

"Iya."

Rian, lo ini apa dukun sih? Koq tahu kalau Anik mau keluar. Celaka. Aku harus hubungi Zain. Aku segera menelpon Zain. Dia segera mengangkat.

"Zain, tolong Zain cepet kemari!" panggilku.

"Hah? Ada apa mbak?" tanyanya.

"Si Anik barusan keluar mau ke Starbuck, kamu susul dia. Perasaanku nggak enak nih!" kataku.

"OK, aku segera meluncur," katanya.

Aku lalu menutup teleponku. Duh, apa yang terjadi nanti? Dan setengah jam kemudian aku galau. Mondar-mandir ke sana-kemari. Aku SMS Anik. Aku curiga soalnya setiap kali Rian punya firasat pasti ada hubungannya ama Fajrul. Aku langsung tebak saja barangkali emang dengan Fajrul.



Trus dia bales



Nah, kaaaaaan beneran. Aku bales.



Setelah itu tak ada balasan lagi. Aduuuhh....Gimana ini? Aku khawatir banget. Aku lalu telepon Anik, tak ada balasan. Aku telepon Zain tak ada balasan. Waduh apa yang terjadi ini. Aku cemas sekali. Dan perasaanku tak enak sampai dua jam lamanya, hingga ada suara motor di luar rumah. Aku segera menghambur keluar. Kulihat Anik. Dia menangis sesenggukan. Tampak Zain bersamanya.

"Niiiiik! Kamu nggak apa-apa?" aku segera memeluk dia.

"Udah mbak, bawa masuk aja! Dia hampir diperkosa orang," kata Zain.

"Haah?? Aduh, untung gue tadi nelpon elo, ayo Nik masuk!" kataku.

Anik berjalan sempoyongan karena masih shock. Zain mohon pamit karena menurutnya lebih baik biar keluarganya saja yang membantu Anik. Aku sangat berterima kasih ama Zain. Kami sekeluarga bener-bener shock mendengar apa yang barusan terjadi. Bokap yang baru saja pulang langsung nelpon pihak yang berwajib untuk mengurus Si Brengsek Fajrul itu. Entah bagaimana nasibnya setelah itu. Yang jelas, besoknya Anik ditemeni bokap, nyokap, aku dan Zain melapor ke pihak yang berwajib. Dua hari kemudian Fajrul ditangkap dan dikenai pasal penculikan dan penganiayaan.

Makasih tuhan, Engkau masih tunjukkan kemurahan-Mu. Dan Engkau telah menunjukkan bagaimana kekuatan cinta antara Rian dan Anik. Arghh...kenapa juga mereka bisa sampai berpisah kalau memang seharusnya mereka bersatu? Duh, emang aneh kisah mereka ini.

(bersambung....)

sampe mrinding ane baca nya :hua:
 
Ceritanya dibikin novel cakep nihh, mempermainkan emosi hehe. Bener benerr bisa larut deh, apalagi lokasinya di kediri, jadi bisa kebayang secara gamblang :D good job gan!

Semoga anik & rian selalu bahagia..salamin ya gan haha
 
Kang, critane yang kayak gini di okehi kang...
Kita para pejantan yo butuh hiburan trutama hiburan seng gawe mewek. ::haha:
Pikir'en lanang jkui jarang nangis, bahkan mili sitik wae ojo nganti. Lha moco iki kok Ora gur mili, tapi wes tekan mbrebes mili...
 
Wah...bener true story ni suhu???
Klo bener..emang dahsyat kekuatan cinta sejati
Salam buat yg punya kisah om
 
udh googling buat nyari anik..... tapi

Haha...sama om...ane brusan nyari-nyari
Anik..yuanawatu reporter tv atw 7 lah
Om ts...kasih tau dong
Kita kan pngen tau wanita yg berhasil memperjuangkan cinta sejatinya
Ya ya om ts
Hehe
 
j*nc*k... luar biasa critomu apik tenan..., saiki anik umur piro es? opo awakmu iki riyan? koq ngerti kabeh... salsa, yuli, seng nek jakarta
 
suhu crita yg ini kok blm masuk di W*t*p*d ya suhu
 
Terakhir diubah:
Biarpun udah Tamat .,,.. Tetap masterpiece karya suhu Archie... Saluutt buat Suhu .... Bener2 empuk alur nya... Salam CUK... Jempol 10 vokok*e
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd