Part 22 ( Kenanglah )
...................
Apa kau bisa melindungi temanmu teriak teroris itu mengarahkan pistol kearah Vika yang ada di sebelahku. Tidakkkk. Secepatnya aku memagari Vika dengan tubuhku membelakangi tubuh Vika. Kupejamkan mataku untuk menerima rentetan peluru yang segera menembus dagingku.
Duar
.duar
duar
.duar
.duar terdengar jelas suara tembakan yang memekakan telingaku. Ah mengapa tidak ada rasa sakit, apa aku sudah mati dan berada di dunia lain. Tidak aku tidak merasa sakit sama sekali, aku masih ada di dunia nyata. Kucoba buka kedua mataku.
D
..d
.. Dina tepat berada dihadapanku, Wajah Dina nampak jelas menatapku dan ambruk di pelukanku. Terdengar berat suara nafasnya. Kulihat teroris itu sudah jatuh bersimbah darah di kepalanya, dan seorang anggota polisi mengarahkan pistol kearah teroris itu.
Darah kulihat tanganku yang baru saja menyentuh punggung Dina, sepertinya teroris itu sempat menembakkan pelurunya sebelum polisi menembaknya. Dan Dina yang menjadi pagar hidupku.
Lo harus segera di tolong, siapa aja cepat beri Dina pertolongan teriakku kepada seluruh orang yang berada disini.
Gk perlu Dra, gw tau kapan waktu gw sendiri ucap Dina sebelum semua orang memberinya pertolongan.
Kenapa Din
Emang lo doang yang boleh bersikap keren. Gw juga boleh kan ucap Dina lirih, suaranya sudah semakin melemah. Begitu pula dengan tubuhnya semakin lemah berada dipelukanku.
Kan lo pernah bilang klo lo gk akan mati meninggalkan gw. Masih inget gak sih lo ucapku lirih, air mataku jatuh teruarai membasahi pipiku.
Ya, jika tidak ada pahlawan kelaparan seperti lo, gw gk akan berkeinginan untuk hidup. Lo tau kan gimana keluarga gw
Lo kan udah berjanji sama gw tentang kebahagian lo
Gw udah menemukan kebahagian gw kok, saat gw menjadi calon istri lo. Waktu lo bilang menikahlah denganku adinda Dina oh itu saat paling bahagia di hidup gw. Baru waktu itu gw merasa sebahagia itu. Jadi gk salahkan klo gw memberikan hidup gw untuk seseorang yang telah membuat gw bahagia
Oh iya, klo nanti lo pulang kampung. Tolong sampaikan salam gw buat Alex, entah kenapa tiba-tiba gw jadi inget peliharaan mesum lo itu. Bilang ke dia klo udah gk ada orang yang ngerantai dia lagi, jadi gk usah takut. Sampaikan maaf gw pada Joko, maaf karna gw seenaknya memerintah dia. Untuk Surti, bilangin ya maaf klo gw belum bisa sepenuhnya mempraktekkan semua ajarannya. Dan terakhir untuk semua adik-adik lo, terima kasih telah menerima gw sebagai bagian dari keluarga kalian
Mereka semua sangat menyukai lo kok Din, gk perlu minta maaf ucapku semakin lirih, air mata ini tak dapat lagi kubendung.
Si IT sember, ah tidak maksud gw Vika. Walaupun kami selalu bertengkar, tapi kami sebenernya adalah dua sahabat baik. Kami memiliki beberapa kesamaan, sama-sama menyayangi lo salah satunya. Dan dia satu-satunya wanita yang gw percaya untuk mendampingi lo. Dia pinter masak kok, jadi gw gk perlu khawatir klo lo bakal kelaparan
Oh iya Dra, gw belum pernah dengar lo bilang klo lo cinta sama gw. Apa lo cinta sama gw ?
Ya gw cinta sama lo, gw cinta banget Din sama lo
Terima kasih, telah mencintai gw kata-kata terakhir Dina mengiringi kepergiannya untuk selama-lamanya.
DINAAAAAAAAA teriakku sekeras-kerasnya, seolah memanggil kembali roh Dina yang telah terbang tinggi merangkai awan, menembus langit agar kembali masuk ke dalam jasadnya. Aku benar-benar tak percaya dengan kejadian ini. Teriakanku terus menerus menggema di ruangan ini, mengiringi air mataku yang tak berhenti mengalir deras.
Hantaman jarum-jarum takdir ini begitu menyakitkan saat menembus jantungku. Takdir Tuhan, sekeras apapun aku mencoba aku tak akan mampu mengalahkan takdir. Tapi kenapa takdir ini terasa begitu menyesakkan dadaku, takdir mengambil ibuku saat aku sangat butuh belai kasih sayang seorang ibu. Takdir mengambil bapakku saat aku sangat butuh bimbingan seorang bapak. Dan kini takdir pula yang mengambil Dina saat aku sangat butuh cinta darinya.
Semua harapanku telah musnah, harapan untuk menyatukan cintaku dan cintanya telah hancur. Kepingan-kepingan memoriku bersamanya terus-menerus menghujam dikepalaku. Memori yang membuatku semakin hancur bila mengingatnya. Seluruh tinta emas yang mengisi lembaran kenanganku menjadi tak ada gunanya, aku hanya bisa mengenang keindahannya saja.
..
Langit cerah siang hari, mengiringi pemakaman Dina, nampak burung-burung berkicau hinggap di dahan-dahan pepohonan sekitar area pemakaman umum. Semua pelayat mengenakan pakaian serba hitam, kontras dengan apa yang kugunakan. Justru aku mengenakan pakaian serba putih, ya putih adalah warna kesukaan Dina. Walaupun Dina tidak pernah memberitahuku, tapi dapat terlihat dari pakaian yang sering dia gunakan dan barang-barang yang ia miliki.
Aku hanya terdiam memandangi jasadnya yang mulai dikebumikan. Mengiringi kepergiannya, makhluk indah itu kini telah kembali ketempat asalnya di khayangan sana. Mungkinkah dia akan bercerita kepada teman-temannya disana tentang kehidupannya di bumi saat bersamaku.
Dina. Pertemuan kita dipenuhi dengan ketidak sengajaan, tapi kenapa perpisahan kita kau malah sengaja melakukannya. Andai kau tidak bersikeras meminta agar aku mengundangmu diacara wisuda, mungkin ini semua tak akan terjadi. Aku disini selalu mengenangmu Dina, saatku tatap langit cerah aku harap kau berikan senyum termanismu dari atas sana.
Dra ucap Vika memanggilku dari arah belakang.
Vik kuberbalik menghadapnya, memandangnya. Terlihat rona kesedihan pada wajahnya
Gw denger semua yang diucapkan Dina disaat terakhirnya. Seperti yang dia bilang kami adalah sahabat. Sabar ya Dra, gw juga sangat kehilangan musuh sekaligus sahabat buat gw ucap Vika memelukku, mencoba menenangkanku dari kesedihan tak berujung ini.
Vik kulepaskan pelukannya, kugenggam erat tangannya dan kutatap matanya dalam-dalam.
Jujur gw cinta sama kalian berdua. Gw juga cinta lo Vik, walaupun akhirnya gw memilih Dina tapi rasa cinta ini masih sama untuk kalian berdua
Gw juga masih cinta sama lo Dra, gw harap lo bisa bangkit dari semua ini. Dan gw akan bantu lo untuk itu semua ucap Vika
Kota ini terlalu menyakitkan buat gw Vik, gw akan kembali ke kampung halaman gw untuk merangkai kepingan hati gw yang hancur. Setelah itu gw akan kembali lagi kesini dan menemui lo Vik. Saat itu tiba gw akan merealisasikan cinta kita berdua Vik. Tapi gw gk tau saat itu kapan akan tiba
Dra, gw ngerti kok sama perasaan lo saat ini. Semoga saja gw bisa nunggu lo sampai kembali kesini
Gw pastikan gw akan kembali lagi, walau waktunya gk bisa gw pastikan. Dan gw pastikan saat itu tiba hati gw masih tetap untuk lo. Jika lo saat itu lo masih sabar menunggu gw, maka kita jodoh. Tapi jika ada pria lain yang bisa masuk ke hati lo, gw iklhas kok ucapku
Mungkin saat ini cinta tak pernah memihak kepada kita, tapi saat nanti gw yakin cinta akan memihak pada kita. Semoga gw bisa menunggu lo ucap Vika.
Kulepaskan genggaman tanganku, lalu kupergi meninggalkannya beserta orang-orang yang datang menghadiri pemakaman Dina. Aku tak kuat terlalu lama berada di pemakaman Dina, rasanya begitu menyakitkan untukku. Dina, semoga kau tenang di alam sana.
Aku tak bisa tinggal di kota ini untuk beberapa saat. Kejadian yang kualami membuatku tak sanggup untuk menginjakkan kakiku disini. Maaf Vik, aku sudah memastikan perasaanku, dan aku pasti datang menemuimu nanti. Jodoh atau tidaknya kita kamu sendiri yang tentukan.
Bisa kau lihat luka menyala di mataku
Dan kau tahu betapa keras karang menghantam hatiku
Kau layak mendapat yang jauh lebih baik
Biar kugantikan tempatmu di alam sana
Dan aku takkan pernah mengecam
Semua takdirmu bagi hidupku
Aku tak bisa membuatmu bersedih
Aku tak bisa mendustaimu
Aku tak bisa mencegahmu
Ke tempat dimana kau berasal
Kau takkan pernah bertanya kenapa
Hatiku begitu tersamar
Aku tak bisa lagi berbohong
Lebih baik kulukai diriku sendiri
Daripada harus membuatmu pergi
Tak ada lagi yang perlu dikatakan selain selamat tinggal
Kau layak mendapat tempat terindah di khayangan
Aku tak yakin aku layak mendapatkan pengorbananmu
Kehilanganmu sangat menyakitkan bagiku
.............
.................T..A..M..A..T
.............
.................
Spesial Thanks to Oda sensei, Masashi sensei, Shoji Gatoh sensei. Terima kasih atas karya-karyanya yang telah menginspirasi.
Cerita ini kupersembahkan sepesial untuk cinta pertamaku, yang telah pergi untuk selama-lamanya.
Dan yang paling utama terima kasih untuk para pembaca yang meluangkan waktunya untuk membaca cerita ini dan juga memberi komentar-komentar dukungan maupun saran dan kritik yang menambah semangat dalam menulis.
Maaf bila endingnya sangat tidak dapat diterima.
Sad ending karna happy ending sudah terlalu mainstream.