Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Coretan kisah para sahabat

Dan petang pun tiba...
Riuh sudah sepanjang hari..
Merangkai tapak-tapak yang berputar berkeliling..
Menghaturkan silaturahmi diujaran hari yang Fitri..

Kulihat peluk, cium dan sujud terpapar di hari ini..
Dan bersama itu aku larut..
Sedari pagi jam lima tadi, hingga hampir enam sore ini..

Sedikit tersenyum aku membayangkan tadi pagi..
Dimana istriku bersimpuh dihadapanku yang duduk dan mengucap maaf..
Tak biasa... sungguh tak biasa sekali..
Terap yang baru pertama kali ini kualami..
Tidaklah buruk.. sungguh baik..

Adalah baik dimana ada kalanya seseorang tahu kapan ia harus merendah..
Bukan merendahkan dirinya.. tapi merendahkan hatinya...
Adalah baik dimana ada kalanya seseorang selalu tahu dimana ia berasal, dimana dan darimana ia tumbuh..
Dimana ia bernaung.. dan dimana tempat ia limpahkan baktinya..

Entahlah.. aku cuma merasa..
Dengan terap itu... takkan pernah kita tersesat..
Sejauh apapun kita.. tak lupa kita kan berpulang..

Ada sedikit sedih..
Melihat apa semua yang kulihat..
Menyadari aku tak lagi punya apa yang mereka punya..
Dimana aku jadi tempat... sedangkan aku tak tahu dimana lagi tempatku..

Kupeluk istriku sambil mengangkat ia dari simpuhnya..
Kuajak dia duduk berdua di teras dan bercengkrama..
Sebentar kuabadikan..
Dan kubagi keabadian kami buat para 'saudara'..

'Saudara'...
Ya... kusebut 'saudara'..
Iyakah ?? aku tak tahu..
Tapi 'saudara'..?? ya ya... biar saja kuanggap begitu..
Sebentar kurasakan bagaimana aku menjadi seperti yang lain..
Seperti setiap orang yang menjalani hari itu penuh kebahagiaan..
Seperti mereka yang kulihat saling bersalaman..
Seperti mereka yang kulihat saling memeluk
Seperti mereka yang melepas kerinduannya..
Mereka punya... mereka ada.. 'saudara'..

Sampai dari layar kecil selularku yang using berdenting..
Satu keabadian terkirim disana..
Cepat kubuka... dan aku pun lihat..
Kutatapi satu pengabadian..
Ada bahagia disitu.. banyak senyum disana..
Dan dengan senang.. aku tersenyum..
Kutunjukkan pada istriku.. kubiarkan dia melamati apa yang kusodorkan padanya..

Kulihat satu wajah gagah dengan satu sosok mungil digendongannya..
Kulihat wajah Ratu centil dengan Raja'nya yang jenaka..
Kulihat tawa kesederhanaan yang penuh sukacita..
Kurasakan cinta yang besar dan tinggi... terpancang disana..
Di tempat itu... dirumah itu... uummm... entahlah... dimanapun itu..

Perlahan kuserap.. kupahami hatiku..
Kutangkap tiap rasanya..
Ternyata begini rasanya..
'saudara'... ya.. 'saudara'..
Aku merasa seseorang menyambutku sebagaimana 'saudara'nya..
Aku merasa seseorang menerimaku seperti 'saudara'nya..
Aku merasa seseorang berbagi kebahagiaan denganku seperti 'saudara'nya..


Lalu petang berganti malam..
Waktu kami pulang dan kembali lagi ke peraduan..
Kembali lagi aku cuma berdua..
Sebentar kukisahkan pada istriku... dan istriku bilang tak apa-apa..
Tak apa-apa berdua begini..
Nanti takberdua lagi..

Sampai malam aku masih berpikir ..
Dalam dengkur istriku yang nampak lelah
Kutatap ulang sang 'saudara' di layar selularku yang usang..
Dan tersenyum ku tersenyum lagi..

Terima kasih 'saudara'ku..
Atas segenap percayamu padaku..
Atas kebahagian yang kau bagi buat aku dan istriku..


Maka, Berbahagialah selalu ..
Bersama Ratu dan Putri kecilmu..
Jaga mereka seperti kau jaga nyawamu..


Disini aku dan istriku bermohon..
Doakanlah aku yang berdua disini..
Seperti aku yang akan selalu mendoakanmu dan segenap cintamu..

:rose:


Demikianlah ane tulis segala yang tadi..
Buat para sahabat dimanapun kalian berada..
Terima kasih atas perhatian yang tak pernah habis-habisnya..
Berbahagialah...
Jaga setiap apa yang kau cintai.. berjuanglah demi yang terbaik..



Akhir kata, dengan segenap kerendahan hati sekali lagi ane ucapkan..

Selamat hari raya Idul Fitri
Minal Aidin wal Faidzin
Mohon maafkan tiap kesalahan.. lahir dan batin..
Sukses selalu.. sehat senantiasa..
Semoga tercapailah segala cita-citanya...




:rose:Salam Cinta,.. selalu Cinta:rose:
:hati:Black & Aska:hati:
:ampun:
 
Dan petang pun tiba...
Riuh sudah sepanjang hari..
Merangkai tapak-tapak yang berputar berkeliling..
Menghaturkan silaturahmi diujaran hari yang Fitri..

Kulihat peluk, cium dan sujud terpapar di hari ini..
Dan bersama itu aku larut..
Sedari pagi jam lima tadi, hingga hampir enam sore ini..

Sedikit tersenyum aku membayangkan tadi pagi..
Dimana istriku bersimpuh dihadapanku yang duduk dan mengucap maaf..
Tak biasa... sungguh tak biasa sekali..
Terap yang baru pertama kali ini kualami..
Tidaklah buruk.. sungguh baik..

Adalah baik dimana ada kalanya seseorang tahu kapan ia harus merendah..
Bukan merendahkan dirinya.. tapi merendahkan hatinya...
Adalah baik dimana ada kalanya seseorang selalu tahu dimana ia berasal, dimana dan darimana ia tumbuh..
Dimana ia bernaung.. dan dimana tempat ia limpahkan baktinya..

Entahlah.. aku cuma merasa..
Dengan terap itu... takkan pernah kita tersesat..
Sejauh apapun kita.. tak lupa kita kan berpulang..

Ada sedikit sedih..
Melihat apa semua yang kulihat..
Menyadari aku tak lagi punya apa yang mereka punya..
Dimana aku jadi tempat... sedangkan aku tak tahu dimana lagi tempatku..

Kupeluk istriku sambil mengangkat ia dari simpuhnya..
Kuajak dia duduk berdua di teras dan bercengkrama..
Sebentar kuabadikan..
Dan kubagi keabadian kami buat para 'saudara'..

'Saudara'...
Ya... kusebut 'saudara'..
Iyakah ?? aku tak tahu..
Tapi 'saudara'..?? ya ya... biar saja kuanggap begitu..
Sebentar kurasakan bagaimana aku menjadi seperti yang lain..
Seperti setiap orang yang menjalani hari itu penuh kebahagiaan..
Seperti mereka yang kulihat saling bersalaman..
Seperti mereka yang kulihat saling memeluk
Seperti mereka yang melepas kerinduannya..
Mereka punya... mereka ada.. 'saudara'..

Sampai dari layar kecil selularku yang using berdenting..
Satu keabadian terkirim disana..
Cepat kubuka... dan aku pun lihat..
Kutatapi satu pengabadian..
Ada bahagia disitu.. banyak senyum disana..
Dan dengan senang.. aku tersenyum..
Kutunjukkan pada istriku.. kubiarkan dia melamati apa yang kusodorkan padanya..

Kulihat satu wajah gagah dengan satu sosok mungil digendongannya..
Kulihat wajah Ratu centil dengan Raja'nya yang jenaka..
Kulihat tawa kesederhanaan yang penuh sukacita..
Kurasakan cinta yang besar dan tinggi... terpancang disana..
Di tempat itu... dirumah itu... uummm... entahlah... dimanapun itu..

Perlahan kuserap.. kupahami hatiku..
Kutangkap tiap rasanya..
Ternyata begini rasanya..
'saudara'... ya.. 'saudara'..
Aku merasa seseorang menyambutku sebagaimana 'saudara'nya..
Aku merasa seseorang menerimaku seperti 'saudara'nya..
Aku merasa seseorang berbagi kebahagiaan denganku seperti 'saudara'nya..


Lalu petang berganti malam..
Waktu kami pulang dan kembali lagi ke peraduan..
Kembali lagi aku cuma berdua..
Sebentar kukisahkan pada istriku... dan istriku bilang tak apa-apa..
Tak apa-apa berdua begini..
Nanti takberdua lagi..

Sampai malam aku masih berpikir ..
Dalam dengkur istriku yang nampak lelah
Kutatap ulang sang 'saudara' di layar selularku yang usang..
Dan tersenyum ku tersenyum lagi..

Terima kasih 'saudara'ku..
Atas segenap percayamu padaku..
Atas kebahagian yang kau bagi buat aku dan istriku..


Maka, Berbahagialah selalu ..
Bersama Ratu dan Putri kecilmu..
Jaga mereka seperti kau jaga nyawamu..


Disini aku dan istriku bermohon..
Doakanlah aku yang berdua disini..
Seperti aku yang akan selalu mendoakanmu dan segenap cintamu..

:rose:


Demikianlah ane tulis segala yang tadi..
Buat para sahabat dimanapun kalian berada..
Terima kasih atas perhatian yang tak pernah habis-habisnya..
Berbahagialah...
Jaga setiap apa yang kau cintai.. berjuanglah demi yang terbaik..



Akhir kata, dengan segenap kerendahan hati sekali lagi ane ucapkan..

Selamat hari raya Idul Fitri
Minal Aidin wal Faidzin
Mohon maafkan tiap kesalahan.. lahir dan batin..
Sukses selalu.. sehat senantiasa..
Semoga tercapailah segala cita-citanya...




:rose:Salam Cinta,.. selalu Cinta:rose:
:hati:Black & Aska:hati:
:ampun:

minal aidzin wal faidzin mohon maaf lahir dan bathin untuk omblack dan azka semoga tambah keren sory telat ya om black ucapannya heeeeee semoga mangkin cinta sellu ya om black mangkin maknyos heeee
 
pagi ini aku inggin berbagi kisah dr kisah cintaku yang mulai memudar dari rasa ini , ya yang ada hampa belaka menjemukan tidak nyhaman , cuman sekedar pemuas nafsu sesaat dan semetara waktu saja cinta mungkin sudah saatnya ku mandiri dan saatnya aku undur diri dari hidupmu yang penuh kedustaan , kau datang tatkala kau butuh uangku saja pergilah , aku merasa lelah tiada perhatian sedikitpun darimu , jika kau meminta memaksa dan mengancam dimana hatimu dimana cinta mu , kujaga kehormatanmu namun kau jatuhkan harga diriku pergilah dariku karna aku tak butuh kamu , dari sisa cinta yang kupunya saat ini hanya hampa , selamat tinggal cinta selamat tinggal, kurelakan kau pergi bercintalah dengan lelaki yang lebih tampan dan lebih tajir aku tak pantas untuk mu , maafkan aku cinta....
 
Halo bro'JuDa..

Sudah ane simak apa yg bro'JuDa sampaikan disini..
Entah berapa banyak org yg merasakan kekecewaan seperti yg bro'JuDa kisahkan..

Jauh dimasa lalu..
Waktu ane bercengkrama dgn almarhum Bunda ane yg tercinta..
Ada kalimat dari Sang Bunda yg terucap..yang sampai hari ini ane bawa dalam perjalanan hidup ane..

Dan disuatu malam..
Ane coba rangkai kalimat2 tersebut menjadi lantunan lagu..
Dan kali ini ane coba tuliskan disini buat bro'JuDa dan sahabat semua..

Semoga bisa mencerahkan hati bro'JuDa yg kecewa..
Jadi pelajaran..dan pedoman bagi setiap sahabat dimanapun berada..

kala waktu..
Terduduk kau menunggu..
Terbuaimu.. Dalam indah harapmu..
Kau simpan tatap matanya
kau dekap dalam anganmu
kau peluk jauh dalam mimpi-mimpimu..

Walau waktu..mungkin bukan milikmu
tak selalu, tak seindah maumu
kau kenang tiap senyumnya
kau ucap dalam doamu
kau gapai semua yakin demi tenangmu..

Bila Cinta memang Cinta, usah ragu menunggu..
dihatinya pun merindu..merindukan dirimu...
bila Cinta memang Cinta..Dia kan datang buatmu..
Maka Cinta... Itu Cinta..


Demikian kalimat dari sang Bunda yg ane rangkai menjadi lagu..
Ane sampaikan buat bro'JuDa dan semua sahabat..
Semoga pergilah kecewa.. Dan jadilah kebahagiaan..

Salam Cinta, selalu Cinta
Black & Aska
:ampun:
 
Sekian tahun perjuangan untuk menjadi halal, ah entah kenapa ketika sudah halal hampa rasanya.
Aku benci sangat benci kamu suamiku, lelah sangat aku berjuang sendiri.
Ingatan tentang kau meniduri wanita lain, susah amat susah untuk melupakannya.
Ingin ku balas dendam, inginku dapatkan laki2 lain yang lebih sayang kepadaku. Tapi tetap rasa sayang, cintan masih berpihak padamu.
Inginku lampiaskan ke pekerjaan, tapi pekerjaan apa? Aku bosan harus dirumah terus tanpa ada interaksi dan kegiatan dg orang lain.

Karenamu menjadikanku Jauh dr teman, jauh dari keluarga, itu sangat menyakitkan.
Tak ada yang bisa berbagi beban denganku.

Lelah sangat lelah pengen segera mengakhiri hidup ini.
 
terluka dan tersendiri memang kadang begitu menyakitkan...
seakan menutup semua jalan yang indah d dalam kehidupan...
namun sebenarnya masih ada hikmah yang bisa d ambil dari setiap luka yang merajam...
itu tandanya bahwa kita masih dikasihi olehNya...

#tetep semangat dong nengKecil, jikalau dikau sedih, ada samwan yg jga ikut merasakan sedihmu...
:semangat: :banzai:
 
YtC sist'Behakecil..

Halo sist...
Selamat datang di rumah ane dan para sahabat.. :)


Mulailah bersandar... kumpulkan tenangmu...
Karena betapapun hidup telah menghantam dirimu, tak pantaslah kau sia-siakan semua yang baik dalam dirimu..


Terima kasih telah mampir dan menulis di trit ane yang butut ini..
Demikian pun sudah ane simak apa yang sist sampaikan dengan seksama..
Sungguhlah suatu curahan yang sangat mendalam dari sist'behakecil dan betapa tersanjung seorang ane dan semua sahabat disini bisa dipercaya untuk menjadi tempat curahan hati sist'behakecil.


Sist'Behakecil ku yang hebat..

Ane yakin,... tak sedikit yang telah sist alami dan sist lakukan dalam kehidupan sist sampai sekarang ini.
Pasti semuanya telah sist hadapi dengan penuh ketegaran hati dan ikhlasnya pengorbanan.

Ketidakmungkinan yg dulu ada... kini menjadi mungkin... dan jadi milik sist'Behakecil..
Sampai akhirnya entah kenapa dan bagaimana..
Kelihatannya apa yg sist jalani dan rasakan di masa sekarang tidaklah sesuai dengan apa yang sist telah perjuangkan.

Maka setelah apa yang ane simak...
Izinkan ane dengan segenap hati menyampaikan apa yang dalam pikiran ane..
Dengan sungguh2 ane hendak menyampaikan kepada sist'Behakecil,...

Bahwa tak ada yang tak berharga dari sebuah pengorbanan,...
Maka berbanggalah dengan rasa syukur kita..

Tak ada salah dengan rasa cinta dan sayang di hati kita..
Andai pun ada yang pahit,.. itu bukan datang dari bagaimana cara kita mencintai..
Tapi lebih kepada bagaimana cara kita dicintai...
Maka... berhentilah menyiksa diri kita sendiri dengan kalut dan risau..
Kita cuma tahu ikhlasnya berjuang dan berkorban...
Lurusnya mencintai dan menyayangi..

Dalam hidup, kita memilih..
Dan dalam pilihan itu...kita bertegar..
Dan seharusnya pantang kita bicara menyesal akan apa yang sudah kita pilih..
Semua sudah kita awali...kita perjuangkan dengan penuh pengorbanan..
Dan bila kini hasilnya tak sesuai apa yang kita impikan.. bukanlah karena kita gagal..
Tapi itu suatu pertanda bahwa perjuangan kita belumlah selesai..
Demikian kita sekarang tahu..
Bahwa pilihan membuat kita memilih... setelah apa yg kita pilih, akan menimbulkan pilihan yg lain..
Dan setiap pilihan itu membawa konsekuensinya masing-masing.


Selanjutnya.. dari ane buat sist'Behakecil...
Untuk apa menyesal.. ??
Untuk apa bersedih..??
Bangkit dan tersenyumlah.. tak ada lagi alasan untuk kita selalu risau lagi..
Ini bukan tentang "KENAPA..", yang terpenting adalah BAGAIMANA..

Ikhlas kita di uji... Tegar kita ditantang..
Dan ane tahu... kita tahu... semua orang pun harus tahu..
Kita pantang kalah.. kita pantang menyerah..
Kita tak merintih merengek dalam keterpurukan..
Kita tak menangis dan menjerit saat sendiri ditikam kepahitan...


Demikianlah hal yang ingin ane sampaikan buat sist'Behakecil..

Akhir kata..
Sering2lah mampir kemari..
Bersandarlah bersama ane dan semua sahabat disini..
Disini kami saling berbagi kisah, menyampaikan keluh dan kesah, dan belajar saling memahami..
Bertukar pengalaman, bertukar inspirasi dan saling memberi motivasi untuk menjadi baik dan lebih baik lagi..




:rose:Salam Cinta,.. selalu Cinta:rose:
:hati:Black & Aska:hati:
 
Sabar menanti dr cerita dr om suhu black btw pengen bgtss ketemu om black terus minta tanda tanggannya heeee biar bisa pamer heeee salam hormat buat om black dan azka
 
halo om'JuDa...
Pa kabarmu,kawan...

Ada jodoh dan kesempatan yg baik..tentulah kita bisa bersua..
Ngopi bareng...bercanda sama2...

Yg pasti...sampai saat itu tiba...sebelum dan sesudahnya..

Selalulah kita jadi yg terbaik...

Semangat terus om'JuDa..
:semangat:
 
BLACK ASKA STORY 4




Bertiup sang Bayu…berbisik padaku..
Bawa kisah lalu, cerita tentang sekuntum Rindu..
Malangnya sang Rindu,..terbunuh sang Waktu…
Akhirnya sang Bayu… dekapi Rindu dan pergi jauh…

Berkelana terbang tinggi ke angkasa
Menembus hingga dalamnya samudra
Mencari kemana pun cintanya,
‘tuk sampaikan betapa merindunya..

Pergi bertanya pada bintang-bintang
Memuja meminta jawabnya rembulan
Dimana kan menjadi arahnya
Dan temui…miliki lagi satu Cinta’nya…




Akhir pekan di penghujung libur lebaran..
Libur panjang yang penuh senyum… penuh tawa..
Terasa atau tidak… mungkin waktu-waktu seperti ini yang sungguh dinanti-nantikan..
Jalan kesana… jalan kesini… makan ini… makan itu…
Bicara sekarang dan bicara yang lalu..
Semua yang lucu, menyenangkan hingga haru..
Yang mungkin terlewat kini teringat..
Lalu yang teringat kini pun terkenang..
Demikianlah aku dan sang Dia.. bersama.. selalu bersama..
Demikianlah cara kami berdua.. tak usai.. tak habis-habisnya..


Sampai di pekan penghujung liburan…satu terap harus kujalankan..
Seperti terap yang sejak bertahun yang lalu ku tunai… ini waktunya untuk tahun ini..

Sang Dia yang merajuk ikut membuat terap kali ini berbeda..
Menimbang aku yang tak setuju karena sang Dia tengah berbadan dua..
Namun lagi-lagi aku luluh… ku luluskan pintanya untuk ikut..

Pukul setengah empat dini hari kami berangkat..
Semua sudah disiapkan..
Satu perjalanan yang kurasa cukup jauh .. hari itu kutempuh bersama sang Dia..
Ziarah ke laut, menabur bunga.. dan berdoa untuk almarhum orang tuaku yang telah tiada..
Satu niat… yang jadi terap.. seperti ukiran janji yang sudah tertoreh didalam hari-hariku melewati hidup.

Dan niat itulah yang akhirnya berhasil mengantarkan laju kami sampai di pesisir di utara Jakarta pagi ini.
Masuk gerbang utama.. lurus,..ambil sisi kanan.. dan menyusur hingga kearah area kuburan Belanda..
Kulajukan terus hingga ku parkirkan motorku di area rumah makan yang berdiri bersebelahan dengan pinggiran pantai..
Disanalah satu dermaga kecil berada.. tempat titian niat dan terapku..
Seperti satu labuhan diantara semaraknya pengembaraan yang kujalani.


Langkah kami beriring.. tangan kami bertaut.. kami susuri lantai kayu dermaga hingga ke ujungnya..
Angin tak terlalu kencang.. air laut pun tampak tenang..tak terlalu beriak..
Suasana masih agak gelap.. tapi lampu-lampu yang berdiri di sisi dermaga kecil membuat suasana jadi teduh temaram.

Berdiri satu tindak didepan sang Dia..
Sebentar lamunan menyusupi aku..
Nampaknya angin dan nuansa pagi itu berhasil menarikku dalam diam dan terpaku..
Perlahan kutatap sekeliling..
Banyak yang berubah.. tak lagi sama..
Jajaran pasirnya tak seluas dulu..pantainya pun tak sebagus dulu..
Sungguh tempat yang melenakan..

Disini dulu tubuhku yang kecil berlarian.. dikejar papa dengan seringainya menakut-nakuti aku..
Dan riak air ini yang menantangku untuk laju ketengah.. seraya Mama yang bertepuk tangan sambil mengomel karena kuatir aku tenggelam..

Disini tubuhku ditempa..
Bersahabat dengan matahari… bertukar rasa dengan rembulan..
Bersuka-suka dengan angin… menggenggam riak dengan kayuh lenganku yang kecil.


Satu sentuhan dibahu kananku memecah lamunan..
Sedikit menoleh, kutangkap wajah sang Dia sedang tersenyum..
Dagunya bergerak mengangguk..
Ya.. ya… belum tunai… niatku disini belum sampai..
Senyum kecil kuberikan sebagai jawaban untuk sang Dia..
Bergegas aku berjongkok dan membuka tas ransel..
Kukeluarkan satu perahu kertas yang sudah kubuat dirumah.. kuisi perahu kertas itu dengan kelopak bunga-bunga yang pun sudah kusiapkan. Sang Dia tersenyum lagi melihat apa yang kulakukan.
Entah apa dalam pikirnya… mungkin perahu kertas putih..berukuran agak besar… bertuliskan ‘BUAT MAMA PAPA’.. dan diisi kelopak bunga warna warni yang membuat sang Dia tersenyum.

Perlahan aku bangkit dan beringsut ke pinggiran dermaga sambil mengulurkan tanganku untuk mengantarkan perahu kertas kami berangkat ke air.
Satu dorongan pelan membuat perahu kami meluncur dan perlahan mulai mengapung sendiri dipermainkan riak.
Bersama itu pun kuajak sang Dia untuk berdoa…
Dalam simpuh.. kamipun larut…

Kupejamkan mataku seraya meluruhkan hati..
Perlahan.. kutuang semua yang ingin dan harus kuucap..
Hatiku pun berbicara… melantun mohon dan restu..
Semua kuurai… hingga selesai… dan barulah kubuka mataku kembali…

Kubiarkan sang Dia merapikan simpuhnya dengan posisi yang lebih santai.. wajahnya tampak tenang dan kini sedang menerawangkan pandangannya ke sekeliling.
Kulihat perahu kertas kami sudah mengapung lebih ketengah.. tertatih-tatih perahu kami terombang-ambing riak air… dan mungkin kini air sudah mulai menyerap tubuh kertasnya yang lambat laun akan menenggelamkan perahu kami.

Lurus tatapanku terfokus pada perahu kertas yang terayun-ayun..
Kelopak bunga yang jadi muatannya tampak satu-satu terjatuh dari perahu.
Mataku panas…
Dan rasa itu datang lagi… rasa dimana betapa aku ini sendiri..
Terbayang kepergian Papa… lalu kepergian Mama…


Duhai… Rindu…
Sungguh sakit dikau menikamku..
Tak kunjung mati dadaku dihujam… seakan ditakdirkan merasa sakit dituja, tanpa kunjung dipanggil ajal.
Berulang-ulang lagi kurasa… seperti dihukum tak habis-habisnya..
Tak kuasa ku obat… tak bisa ku buang..
Mengepal… jemariku membatu..
Selalu begini… selalu begini urutannya..
Berputar-putar… berulang-ulang…
Dan ‘api’ itu muncul… kurasakan mulai menyala..
Membuat tengkuk meremang..jilatan bara seperti mengajak tubuhku menari dalam ayunannya.
Mata panasku berubah nyalang….
Sesal ini terlalu sesak..
Membuatku marah… terlampau ku muak untuk terus begini..
Salah aku…?? Bukan salahku..??
Salah mereka..?? bukan salah mereka..??
Lalu salah siapa..??
Kalau bukan salahku, salah mereka..atau salah siapapun..
Kenapa aku begini… kenapa aku yang harus merasa begini..??


Terlalu dalam aku merenung..
Hingga tak sadar ada satu belaian yang pelan menghampiri rambutku ditengah aku yang tersimpuh.
Berulang lembut jemari sang Dia kini mengusap rambutku.. perlahan dia berdiri dan memeluk aku yang bersimpuh dari belakang.
Satu kecupan di dahiku diberikannya sambil sedikit membungkuk.


“kakak… perahunya udh ilang… kembangnya nyebar…”, satu tutur terdengar ditelingaku seperti berbisik.

Sebentar kucari lamatku kearah perahu kertas ditengah riak… dan benar saja… yang nampak kini warna warni merah putih kelopak bunga-bunga bertebaran mengapung diatas air.. perahu kertas telah tenggelam ditelan riak.


“niat kita udah nyampe,kak…doa kita udah sampe juga…”, ucap sang Dia masih berbisik dekat telingaku.

Satu anggukan kecil kulakukan..
Masih ada ‘api’ di dadaku yang belum padam sedari ku melamun tadi.
Mungkin itu yang membuat aku masih diam tak berucap apa-apa.

Perlahan kuatur kaki dan beranjak untuk berdiri.. sementara sang Dia menyambut gerakanku dan langsung menggelung di lenganku.
Nampak sang Dia lamat memperhatikan aku… wajahku… gelagat…dan entah apa lagi..
Yang pasti tatapannya membuatku jadi kikuk sendiri..


“kenapa..?”, tanyaku kepada sang Dia yang masih lamat menatapku.

Sang Dia menggeleng sambil tersenyum lucu.

“ngapain siih… kok ngeliatnya gituu..”,tanyaku lagi.

“uuum… lagi liat kakak… “, sahut sang Dia masih saja mengulum senyum.

“halah..pasti lagi mikir yang bukan-bukan..”, ujarku menyela.

“engga tuuh… lagi liat kakak… biar tau…”, sahut sang Dia cepat.

“biar tau..? biar tau apaan..?”, tanyaku jadi penasaran.

Tak langsung menjawab,… sang Dia malah tersenyum lagi..


“masih banyak yang aku ga tau tentang kakak… satu persatu aku harus tau semua..”, jawab sang Dia kemudian.

Jawaban sang Dia belum membuatku puas…tapi cukup untuk membuatku terdiam.
Kuajak sang Dia untuk duduk lagi di lantai dermaga..
Dia sambut aku dan segera mengatur tubuhnya duduk disebelahku dan bersandar..


Suasana kini lebih terang… kami bisa jelas melihat kelopak bunga-bunga yang bertebaran di permukaan air diujung sana.
Merah putih dan banyak lagi… tunailah sudah terapku tahun ini…

“tadi kemana…?”, satu tanya terdengar dari sang Dia dalam bersandar.

“lohh..kemana..? ga kemana-mana..depan kamu kan..”, sahutku cepat.

Tawa kecil terdengar dari sang Dia.. terasa kini ia lebih bersandar, merapat lebih ke dada.
Bergegas kuatur bahu dan lenganku untuk menyambut.

“tadi.. tadi kakak pergi… sekarang udah pulang lagi..”, setengah bergumam suara sang Dia mengucap.

“kakak masih sering pergi begitu…”, tambah lagi sang Dia yang kini tubuhnya sudah kutangkap dengan lenganku.


Kuhela nafasku pelan… kuatur jemariku membelai rambutnya yang rapat di dada.

“kakak ga pergi,sayang… kakak cuma sedang terkenang..”, demikian kujawab sang Dia.

“iya… aku tau… kakak orang yang selalu teringat.. bagus kok.*** apa-apa..”, sahut sang Dia.

“kalau kakak lupa atau meleng… ingatan kakak yang bikin kakak pulang…”, sang Dia masih berujar.


Agak berpikir sejenak saat kudengar jawaban sang Dia barusan.

“ingatan kakak yang bikin kakak pulang..?? maksud kamu..?”, tanyaku pada sang Dia.

“iya.. ingatan kakak…sama masa lalu kakak.. pengalaman pahit kakak… pas kakak meleng..kakak ingat.. kakak sadar.. trus jadi hebat..”, sang Dia mulai memaparkan.

“heyy.. begitukah..?”, tukasku menyanggah.


Sang Dia bangkit dari sandarnya dan menatap wajahku dengan senyum kecil.

“eh ehh… aku tau… emang begituu…”, ujar sang Dia dengan nada meyakinkan.

Aku tersenyum melihat wajah sang Dia yang kurasa lucu. Kucubit hidungnya lembut. Kutahu itu membuatnya senang.
Dan kini senyumnya nampak makin melebar.


“dulu tuh,kak… waktu main nganterin Asta ke kontrakan petak kakak… aku bingung banget..”

“ini orang… kok ga ada orang tuanya… tinggal sendirian di ruangan kecil gitu…”

“lemari kecil… kasur kecil.. kipas angin kecil… semua keciilll…”, sang Dia mulai mengajakku mengingat.

Kutanggapi lagi dengan senyum lucu… pikiranku dengan mudah terbawa.. nampaknya sang Dia kini lebih pandai mengajakku ikut dalam alurnya.


“aku berpikir,.***mah kakak tuh kaya temen temen aku…ada kakaknya..ada adiknya…ada orang tuanya..”,sang Dia memulai lagi.

“papa aku sering ngobrol sama si Mama… kakak mah sendirian… pintunya ditutup terus..padahal orangnya ada didalem..diketok-ketok sama si Papa…baru deh orangnya keluar…”, sang Dia berujar…
Kusimak baik-baik.. untuk kisah yang satu ini ternyata aku tak tahu.

“nah pas kakak kerja di cetak timah tuuh..kan kakak baru deh sering ketemu aku… aku kagok banget..”

“mainnya sama Asta melulu… gendongin Asta kemana-mana..dari situ aku mikir bahwa kakak itu baik..”

“cuman aku bingung… biarpun si papa nyuruh nginep… biar ujan, biar malem atau apapun juga…kakak pasti harus pulang…”, sang Dia terus lanjut. Benar saja.. hal-hal ini tak pernah kutahu sebelumnya.

“truss pernah kakak pulang malem-malem…pas ujan gitu… aku di kamar mikir.. tadi kan habis bantuin aku ngerjain PR.. eh..jadi pulang ujan-ujanan..”

“lama-lama aku mikir… di kamar sempit itu.. kakak ngapain aja yah… pasti bosen banget..kok nih orang bisa betah yaa.. apa ga takut ya sendirian begitu… kalo sakit siapa yang tau… siapa dong yang ngurusin…”


Kusimak betul semua yang terlontar dari sang Dia… kuresapi dan kubayangkan apa yang ia gambarkan..
Kurasa wajar… karena kala itu seingatku ia masih gadis SMP kelas tiga.. layaknya seorang gadis yang masih polos… tentu sederhana saja yang ia pikirkan.


“tapi bener loh,kak… aku bingung… kakak itu baik… baiiikkk banget… aku tau…”, sang Dia nampak benar-benar sibuk dengan kisahnya.

“meskipun baiknya banyakan ke Asta dibanding ke aku… kakak tuh bikin aku bingung… kok bisa ya..kan kakak bukan saudara…atau siapapun.. saudara sendiri aja ga sebaik kakak..”

“kalo pas libur… gendong Asta jalan-jalan… ngajak aku, Asti dan kak Lia… apalagi pas gajian…wahh..habis deh si kakak duitnya…”

“makanya si Papa dan Mama dirumah suka ngomelin kita kalo ga sopan sama kakak…”

“truss… waktu kakak punya rumah sendiri… ada mama kakak… baru deh aku tau…kenal sama mama kakak”

“orangnya judes… tegas banget… sama kaya kakak…tapi sebenernya baik..”

Kulamati alur kisah sang Dia dengan cermat.. nampaknya ada kisah lain yang tak pernah kudengar… kuingat waktu itu… sampai akhir hayat… Asta dan Aska lah yang setiap hari menjaga sang Bunda yang sakit.


“mama kakak sering nasehatin aku..sering ngajarin aku..”, ujar sang Dia sejenak tersendat seperti sedang mengingat.

“…kamu yang deket sama si kakak yaa… pandai ya kamu ambil hatinyaa..”, tutur sang Dia membuatku tertegun.. dialek itu adalah dialek sang Bunda.

“orangnya susah susah gampang loo.. lu pasti pinter jadi cewek..si kakak jadi mau deket sama kamu..”, masih saja sang Dia melanjutkan urainya.

Dialek sang Bunda… begitulah yang terdengar.. yang barusan dituturkan oleh sang Dia…
Itulah kalimat-kalimat Mama yang pernah diucapkan buat seorang Aska.
Sungguh benar aku tak tahu kisah yang ini..


“…lu ga perlu peluk badannya… cukup hati lu lurus… lu cukup pegang dia punya tangan…dia ga bakal pergi kemana-mana…”

“mama kasih tau lu loo.. nanti Mama ga ada… Mama jadi ga pikirin lagi..”

“ada lu lahh… Mama titip anak mama sama lu lahh..”


Terkesiap aku saat mendengar kalimat sang Dia yang barusan terucap… spontan membuatku menoleh dan lekat menyorot wajah sang Dia yang ada dihadapanku.


Sang Dia membalas tatapku dengan tenang.. lurus kini ia dalam menyeruakkan pandangnya ke wajahku.

“lu inget loo.. bukan bajunya… bukan barang-barangnya… ini nii… hatinya… lu ngerti ga..”, sang Dia melanjutkan lagi seperti tak perduli reaksiku.

“anak Mama teguh dari depan sampe ujung… ga goyang dihantam angin..turunan Mama bukan orang main main punya loo..”

“anak Mama mending mati daripada jadi orang ga guna… lu tau haa..”


Satu uluran telapakku meraih pipi sang Dia..
Seperti memintanya untuk cukup dalam melontarkan kisahnya.
Sang Dia pun bagai mengerti… ia hentikan apa yang dari tadi ia sampaikan.


“kakak…”, suara kecil sang Dia memecah.

Kuangkat kepalaku yang tertunduk seperti orang kalah.

“semua bener… yang Mama kakak bilang itu semua bener..kakak memang begitu.. aku yang ngalamin sendiri..”,ucap sang Dia dengan lembut.

“Mama kakak udah ga ada… aku bangga… aku yang nemenin Mama sampai saat terakhir.. dia mertua aku,kak..”

“dia Mama aku juga… sudah kuanggap Mama aku sedari dulu…”

“masih banyak yang Mama kakak ajarin ke aku… aku selalu ingat..”

“kakak waktu kecil gimana… sukanya apa… sifatnya… kalo marah… kalo seneng… kalo lagi diem.. wahh banyak..”

“banyak… tapi… tapi ga semua…”

“sisanya harus kutemuin sendiri… Mama kakak yang udah kasih jalan…”, ujar sang Dia masih terlena dalam paparnya.

“dan aku bisa… aku pasti bisa..”, gumam sang Dia.. matanya menyorot lagi kearahku.

Kutangkap tatap sang Dia… satu anggukan kecil dan senyum tipis jadi jawabku.
Kurengkuh bahunya… ku beri kecupan kecil di keningnya..
Satu senyuman terulas begitu manis seusai kecupan yang kuberikan..


“kakak..”, sang Dia pelan memanggil.

“ya,sayang..”,sahutku cepat.

“sayang kakak…”, ucap sang Dia.

“sayang kamu…”, jawabku menanggapi dengan senyuman.

Sang Dia pun tersenyum… matanya masih saja menatapku dengan dalam.

“cinta kakak…”, ucap sang Dia tiba-tiba.

Aku pun tersenyum lagi..

“selalu… selalu Cinta kamu…”, demikian jawabku lembut… kuusap lagi rambutnya… kukecup lagi keningnya.




Suasana pagi sudah menyelimuti kami..
Lalulah perlahan kami bangkit dari duduk kami dilantai dermaga kecil dipinggir pantai itu.
Beranjak kami tutup niat kami dalam hati berbunga.. satu niat telah tunai..
Satu kisah terucap… kisah yang ada dan terjadi dibelakangku..
Tanpa ku tahu… kisah itu tersimpan rapi..
Seperti kisah-kisahku tentang setiap orang… kini kisah orang yang tentang aku..
Dan satu lagi yang kudapat dari sebuah pembelajaran..

Begitulah seharusnya kita mengenang..
Membungkus yang manis untuk jadi kuat kita menggapai harapan..
Mencatat yang pahit untuk jadi manusia yang mawas diri, kokoh dan tak terkalahkan.
Demikianlah kiranya satu modal untuk jadi yang terbaik.


Ada pesan dan amanat sang Bunda yang tertitip dari mulut sang Dia di pagi ini.
Telah disampaikan kepadaku..
Sepertinya… sang Bunda telah memilih… jauh sebelum aku memutuskan..

Entah firasat atau kebijaksanaan dari sang Bunda’ku yang tua dan penuh pengalaman.
Sepertinya ia sudah tahu… maka segera ia tambatkan percaya dan ia titipkan aku, barulah kemudian ia ikhlas berangkat pergi mengakhiri hayatnya.




Perlahan kurapikan tas ransel ke sangkutan motor.
Kutunggu sang Dia untuk naik dan perlahan kunyalakan mesin untuk beranjak menuju pulang..

“oke..? siap…? Pegangan yahh..”, ucapku seperti biasa memastikan posisi sang Dia sebelum mulai berangkat.

“yup…”, terdengar sahutan pendek yang khas dari sang Dia.


“kita pulang…cari makan..trus istirahat yahh…”,ucapku sambil memulai menggerakkan motorku.

“ya..ya…”,terdengar lagi sahutan dari sang Dia yang kini memelukku dalam boncengnya.


Tersenyum aku mendengar jawaban sang Dia… dari cara ia menjawab terdengar seperti menganggapku terlalu bawel.
Pelan kuputar gas… dan melajulah kami menyusur jalan..

“jangan ngebut ya,Black…”,satu suara terdengar dari belakangku… dari mulut sang Dia yang tengah memeluk pinggangku.

Jawaban sang Dia membuatku agak terkejut, selang dari itu, kudengar ada tawa kecil yang tersusul setelah ia mengucap.
Kubiarkan saja ia senang… tak sanggup aku menahan senyum..
Dalam lapang dan bahagia… kami pun pulang..





Demikian kisah ini tersampaikan..
Selalu dalam hati ane… semoga apa yang ane kisahkan bisa berguna buat semua yang membaca dan mau mengerti.
Akhir kata…
Selalulah Bahagia… jangan biarkan sedih dan risau merajai hatimu terlalu lama.
Karena yang kau tahu sampai yang kau tak tahu.. percayalah..
Masih selalu ada yang baik dalam dirimu…
Maka maafkanlah dirimu.. maafkanlah mereka…
Terus berdiri dan melangkahlah lagi…
Jadilah yang terbaik sebisa yang dirimu mampu
Raih… dan kemas baik-baik dihatimu dalam rasa syukurmu selalu…






:hati:Salam Cinta,.. Selalu Cinta:hati:
:rose:Black & Aska:rose:

:ampun:
 
selalu, cobalah berdamai dengan hatimu pabila suatu saat mengalami suatu pembelajaran tentang hidup. karena apapun bentuknya, jikalau belum sempat berdamai dengan hatimu, maka takkan pernah meresap semua inti sari hidup ke dalam jiwamu...

#nice share omBlack...:kk:
 
Satu lagi kisah inspiratif dari om black...:kk:

Hai om ncez...eh...ada om gayung bolong...salam kenal dari nubi...:)
 
Satu lagi kisah inspiratif dari om black...:kk:

Hai om ncez...eh...ada om gayung bolong...salam kenal dari nubi...:)

halo om'Ujang... Apa kabarmu,sahabat..??

Tentu sehat dan bahagia kau dan keluargamu disana...
Doa ane selalu buat om'Ujang..

:semangat:






#btw... Om'GaBoL kenapa ?? Kok di banned..??
 
Hai om black :cup: nubie numpang mejeng dimari yah

Oh omGaBol katanya tadi ngeklik ubah dipostingan spam, dan auto banned deh jadinya :ha:
Padahal niatnya mau hapus postingan itu
 
Bimabet
halo om'Ujang... Apa kabarmu,sahabat..??

Tentu sehat dan bahagia kau dan keluargamu disana...
Doa ane selalu buat om'Ujang..

:semangat:






#btw... Om'GaBoL kenapa ?? Kok di banned..??

Alhamdulillah om Black...:)

#perasaan om gabol baru siuman dari pingsan...udah pingsan lagi...:D
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd