joko_s
Adik Semprot
- Daftar
- 27 Mar 2011
- Post
- 132
- Like diterima
- 179
Kring......
Kring ......
Kring ......
“Selamat pagi, dengan PT. Semprot Persada. Ada yang bisa kami bantu? ” sapaku begitu ku angkat gagang telphon di meja kerjaku.
“Halo cantik..... bisa ke ruanganku sekarang ?”
jawab suara di seberang sana
“B...... bisa pak” jawabku gugup.
Ku hela nafasku panjang begitu ku tutup telphon di depanku.
Dadaku bergemuruh kencang...
Nafasku begitu berat.
Ya Tuhan......
Haruskah aku melangkah ke ruangan orang yang telah menelphonku tadi ?
Ataukah aku duduk saja di sini dan menghiraukan perintah orang tadi ?
Satu menit berlalu....
Akhirnya aku memutuskan untuk berdiri dan melangkah ke ruangan orang yang telah menelphonku tadi.
Tidak mungkin aku menolak permintaannya jika tidak ingin semuanya hancur....
Begitu aku berdiri dan hendak melangkah, beberapa rekan kerjaku langsung menatapku dengan berbagai pandangan.
“Dit, tadi yang telphon pak bos ya ?”
sapa teman di seberang meja kerjaku.
“I.... i..... iya” jawabku gugup
“Cie...... Cie..... ada yang mau enak-enakan nih pagi-pagi ” jawab temanku yang lain
“Iya nih ..... masih pagi pak bos sudah mau nengokin dedek bayi yang ada di perutnya dita....” timpa temanku yang ada di seberang mejaku tadi
“dit...... hati-hati ya.... jangan boleh lama nengokinnya. Ada banyak berkas yang harus ditandatangani pak bos” jawab si maya, temanku yang pegang bagian administrasi surat menyurat ini.
“apaan sih kalian ini.... ” selorohku sambil aku melangkah pergi
“Dit....”
“Dit....”
Panggil maya ke aku yang membuatku harus menoleh ke dia
“apaan may..... ” jawabku
“beneran jangan lama-lama lho..... biasanya pak bos kalo sama kamu bisa sampai 2 jam lebih”
“iya.... iya..... ” jawabku sambil tersipu.
Itulah kantor tempatku bekerja saat ini.
Sudah lebih dua tahun aku bekerja di sini.
Sebelum kejadian yang menimpaku, aku tidak pernah melihat pembicaraan sefulgar ini.
Biasanya teman2 Cuma saling bisik dan ketika aku tanya, katanya tidak ada apa-apa.
Tapi sekarang semua sudah berubah.
Tidak ada lagi basa-basi.
Tidak ada lagi bisik-bisik.
Semuanya serba terbuka dan begitu hangat.
Perlahan aku melangkahkan kakiku menuju ruangan yang selama ini aku takuti untuk memasukinya. Tapi akhir-akhir ini menjadi tempat yang hampir setiap hari aku masuki.
Tok....
Tok....
Tok....
“Ya masuk.... “
terdengar suara bosku memerintah dari dalam.
“Selamat pagi pak “ sapaku begitu aku buka pintu ruangan yang langsung terasa sejuk oleh hembusan AC yang begitu dingin daripada ruanganku bekerja.
“Pagi sayang....”
Jawab bos gantengku sambil tersenyum dan melambaikan tangannya untuk mengajakku mendekat ke tempat dia duduk.
Akupun melangkahkan kakiku melewati meja tamu dan mendekat ke balik meja kerja tempat bosku duduk dengan gagahnya.
Pinggangku langsung diraihnya dan membawaku duduk dipangkuannya.
“mmmuuuaachhhhh.....”
“ah..... smoch.... smoch..... ”
Bibir kami terus saling mengecup dan lidah kami mulai bermain satu sama lain dan saling menyedot lidah
Begitu nikmat kuluman dia...
Ciuman yang begitu hangat dan membawaku terbang.
Ah..... nikmat.....
Desahan kami saling beriringan sambil lidah dan bibir kami saling bertemu dengan nikmatnya
Sampai akhirnya bibir kami terlepas dan menyisakan nafas yang saling memburu
Itulah rutinitasku sekarang setiap memasuki ruang kerja bosku.
Bukan diawali dengan bersalaman tapi kami awali dengan saling bermain bibir dan lidah.
“Gimana kabarnya sayang..... ” tanya dia
(ya, sekarang aku begitu merasa dekat dengan “dia”, bukan lagi “beliau”)
“Baik bosku sayang.... ”
jawabku sambil mengecup pipinya
Perlahan tangannya memegang perutku dan mengusapnya
“Gimana juniorku sayang ? sehat kan?”
tanya bosku sambil mengusap perutku yang sudah mulai membuncit dan mengecup bibirku
Akupun menggelayut manja dipundaknya. Sambil berbisik di telinganya :
“dedek nakal kayak kamu. Maunya setiap hari ditengokin sama kamu.... ”
jawabku sambil bermanja di pelukannya dan tetap duduk dipangkuan bosku.
Meskipun aku sendiri masih ragu, apakah benih yang aku kandung ini memang benar benih dari bosku atau tidak.
“Sayang.... besok kita ke villaku ya....”
pak bos tiba-tiba mengejutkanku yang sedang ragu atas anak yang sedang aku kandung ini
“Mmmmm... mau ngapain ? besok kan kerja sayang” jawabku sambil agak gugup
“Katanya juniorku nakal pengen ditengokin setiap hari ?” rajuk bos gantengku ini
Aku masih ragu untuk pergi keluar kota dengannya.
Apalagi dengan kondisiku saat ini, takutnya akan timbul lebih banyak omongan dan gosip yang bisa-bisa terdengar oleh istri bosku ataupun suamiku. Akupun mencoba untuk menolak ajakannya :
“Iya.... tapi kan juga gak harus ke sana. Jauh lho. Mending di sini saja.... ”
Dengan wajah memohon dan mesumnya diapun tidak mau aku tolak :
“Gak puas aku kalo nengokin Cuma sebentar. Aku pengen bisa nengokin seharian biar puas....”
Aku mencoba untuk meyakinkannya : “Besok emangnya kita bisa keluar ?”
“Gampanglah itu. Aku kan bosnya. Jadi suka-suka aku dong” jawab bosku meyakinkan diriku untuk bisa keluar bersamanya besok.
Akupun terbawa bujuk rayunya, terlebih setelah dia mengelus perutku sambil mengusap pipiku dan menciumnya
“Terserah bos ku sajalah yang ngatur”
Jawabku sambil menggelayut di pendaknya dan mencium bibirnya.
Tak terasa waktu sudah 30 menit berlalu, tiba-tiba aku ingat pesannya maya agar tidak lama-lama
“Sayang, pesannya maya, dita gak boleh lama-lama di sini karena banyak dokumen yang harus kamu tanda tangani”
“Waduh.... kok gak bilang-bilang sayang. Kita quick sex ya sayang ?” jawab bosku dengan ekspresi kagetnya
Belum sempat aku menjawab, tiba-tiba bosku langsung mengajakku berdiri dan mencium bibirku
“Ah..... ” desahku..... (ciumannya begitu nikmat)
Bibir kami terus bertemu, diapun mengeluarkan lidahnya yang membuatku menghisap dan ikut mempermainkan lidahnya.
Lidah kami terus bermain.
Saling menjilat ...
Saling melumat ....
Saling menghisap ....
Tiba-tiba bosku langsung membalik tubuhku.
Kini aku dihadapkan ke meja kerjanya yang besar
Kepalaku ditolehkannya ke belakang dan kami masih terus melanjutkan permainan bibir kami....
Quick sex membuat libido kami cepat terbakar untuk menuntaskan hasrat ini....
Tangannya yang kekar kini mendarat digundukan payudaraku yang besar
Tangannya yang satu tiba-tiba meremas gundukan vaginaku dari luar celana yang aku kenakan.
Tangannya begitu liar.
Tangannya yang satu meremas-remas payudaraku dan tangan yang satunya terus menggesek dan menekan vaginaku dari luar celana yang aku pakai.
Akupun menggelinjang tak karuan....
usapan dan remasan tangannya di celanaku membuatku lupa akan suamiku yang jarang sekali memberikan nafkah batin padaku dan pada selingkuhanku yang sering kali hanya bisa memberikan kenikmatan semu lewat smartphone.
“Ah...... “ aku begitu menikmati permainan bosku yang ganteng ini.
Dia begitu pengalaman menaklukkan birahiku...
Aku terus di buai nikmat oleh kedua tangannya dan bibirnya yang menggoda.
Sampai tak terasa tiba-tiba tangannya sudah ada di balik celana dalamku yang sudah basah itu.
Aku tidak tahu kapan dia membuaka resleting celanaku.
Aku tidak tahu kapan dia menyibakkan sebagian celanaku
Aku tidak tahu kapan tangannya meyibak dan memasuki celana dalamku
Vaginaku begitu basah.....
Terlebih ketika jari-jari tangannya dengan lembut mengusap belahan vaginaku dan mulai meluncur memasuki vaginaku yang basah.....
Aku semakin menggelinjang ketika jari tangannya mulai memainkan klitorisku...
Dengan tak sabar akhirnya tangankupun tak tinggal diam.
Aku mencari batang besar yang menggelantung di balik celananya.
Aku meremasnya dari luar...
Batangnya begitu keras dan perkasa.
Akupun membalik tubuhku dan berhadapan dengan dia.
Tangannya masih saja memainkan vaginaku dan jarinya ditusuk-tusukkan ke dalam vaginaku yang lendirnya mulai menetes membasahi celanaku
Tangankupun dengan cekatan mulai membuka resleting celananya dan langsung mengarah untuk memegang kontolnya yang keras menjulang indah itu
Akupun mengeluarkan dari celananya dan menggenggam erat batang besar yang mungkin sudah membuatku hamil ini.
Aku kemudian jongkok dan mengarahkan batang berurat itu ke ujung bibirku sampai akhirnya
Kring.....
Kring .....
Kring .....
Senin, 16 September 2019
Lanjutan.....
Page 4
Page 6
Page 12
Kring ......
Kring ......
“Selamat pagi, dengan PT. Semprot Persada. Ada yang bisa kami bantu? ” sapaku begitu ku angkat gagang telphon di meja kerjaku.
“Halo cantik..... bisa ke ruanganku sekarang ?”
jawab suara di seberang sana
“B...... bisa pak” jawabku gugup.
Ku hela nafasku panjang begitu ku tutup telphon di depanku.
Dadaku bergemuruh kencang...
Nafasku begitu berat.
Ya Tuhan......
Haruskah aku melangkah ke ruangan orang yang telah menelphonku tadi ?
Ataukah aku duduk saja di sini dan menghiraukan perintah orang tadi ?
Satu menit berlalu....
Akhirnya aku memutuskan untuk berdiri dan melangkah ke ruangan orang yang telah menelphonku tadi.
Tidak mungkin aku menolak permintaannya jika tidak ingin semuanya hancur....
Begitu aku berdiri dan hendak melangkah, beberapa rekan kerjaku langsung menatapku dengan berbagai pandangan.
“Dit, tadi yang telphon pak bos ya ?”
sapa teman di seberang meja kerjaku.
“I.... i..... iya” jawabku gugup
“Cie...... Cie..... ada yang mau enak-enakan nih pagi-pagi ” jawab temanku yang lain
“Iya nih ..... masih pagi pak bos sudah mau nengokin dedek bayi yang ada di perutnya dita....” timpa temanku yang ada di seberang mejaku tadi
“dit...... hati-hati ya.... jangan boleh lama nengokinnya. Ada banyak berkas yang harus ditandatangani pak bos” jawab si maya, temanku yang pegang bagian administrasi surat menyurat ini.
“apaan sih kalian ini.... ” selorohku sambil aku melangkah pergi
“Dit....”
“Dit....”
Panggil maya ke aku yang membuatku harus menoleh ke dia
“apaan may..... ” jawabku
“beneran jangan lama-lama lho..... biasanya pak bos kalo sama kamu bisa sampai 2 jam lebih”
“iya.... iya..... ” jawabku sambil tersipu.
Itulah kantor tempatku bekerja saat ini.
Sudah lebih dua tahun aku bekerja di sini.
Sebelum kejadian yang menimpaku, aku tidak pernah melihat pembicaraan sefulgar ini.
Biasanya teman2 Cuma saling bisik dan ketika aku tanya, katanya tidak ada apa-apa.
Tapi sekarang semua sudah berubah.
Tidak ada lagi basa-basi.
Tidak ada lagi bisik-bisik.
Semuanya serba terbuka dan begitu hangat.
Perlahan aku melangkahkan kakiku menuju ruangan yang selama ini aku takuti untuk memasukinya. Tapi akhir-akhir ini menjadi tempat yang hampir setiap hari aku masuki.
Tok....
Tok....
Tok....
“Ya masuk.... “
terdengar suara bosku memerintah dari dalam.
“Selamat pagi pak “ sapaku begitu aku buka pintu ruangan yang langsung terasa sejuk oleh hembusan AC yang begitu dingin daripada ruanganku bekerja.
“Pagi sayang....”
Jawab bos gantengku sambil tersenyum dan melambaikan tangannya untuk mengajakku mendekat ke tempat dia duduk.
Akupun melangkahkan kakiku melewati meja tamu dan mendekat ke balik meja kerja tempat bosku duduk dengan gagahnya.
Pinggangku langsung diraihnya dan membawaku duduk dipangkuannya.
“mmmuuuaachhhhh.....”
“ah..... smoch.... smoch..... ”
Bibir kami terus saling mengecup dan lidah kami mulai bermain satu sama lain dan saling menyedot lidah
Begitu nikmat kuluman dia...
Ciuman yang begitu hangat dan membawaku terbang.
Ah..... nikmat.....
Desahan kami saling beriringan sambil lidah dan bibir kami saling bertemu dengan nikmatnya
Sampai akhirnya bibir kami terlepas dan menyisakan nafas yang saling memburu
Itulah rutinitasku sekarang setiap memasuki ruang kerja bosku.
Bukan diawali dengan bersalaman tapi kami awali dengan saling bermain bibir dan lidah.
“Gimana kabarnya sayang..... ” tanya dia
(ya, sekarang aku begitu merasa dekat dengan “dia”, bukan lagi “beliau”)
“Baik bosku sayang.... ”
jawabku sambil mengecup pipinya
Perlahan tangannya memegang perutku dan mengusapnya
“Gimana juniorku sayang ? sehat kan?”
tanya bosku sambil mengusap perutku yang sudah mulai membuncit dan mengecup bibirku
Akupun menggelayut manja dipundaknya. Sambil berbisik di telinganya :
“dedek nakal kayak kamu. Maunya setiap hari ditengokin sama kamu.... ”
jawabku sambil bermanja di pelukannya dan tetap duduk dipangkuan bosku.
Meskipun aku sendiri masih ragu, apakah benih yang aku kandung ini memang benar benih dari bosku atau tidak.
“Sayang.... besok kita ke villaku ya....”
pak bos tiba-tiba mengejutkanku yang sedang ragu atas anak yang sedang aku kandung ini
“Mmmmm... mau ngapain ? besok kan kerja sayang” jawabku sambil agak gugup
“Katanya juniorku nakal pengen ditengokin setiap hari ?” rajuk bos gantengku ini
Aku masih ragu untuk pergi keluar kota dengannya.
Apalagi dengan kondisiku saat ini, takutnya akan timbul lebih banyak omongan dan gosip yang bisa-bisa terdengar oleh istri bosku ataupun suamiku. Akupun mencoba untuk menolak ajakannya :
“Iya.... tapi kan juga gak harus ke sana. Jauh lho. Mending di sini saja.... ”
Dengan wajah memohon dan mesumnya diapun tidak mau aku tolak :
“Gak puas aku kalo nengokin Cuma sebentar. Aku pengen bisa nengokin seharian biar puas....”
Aku mencoba untuk meyakinkannya : “Besok emangnya kita bisa keluar ?”
“Gampanglah itu. Aku kan bosnya. Jadi suka-suka aku dong” jawab bosku meyakinkan diriku untuk bisa keluar bersamanya besok.
Akupun terbawa bujuk rayunya, terlebih setelah dia mengelus perutku sambil mengusap pipiku dan menciumnya
“Terserah bos ku sajalah yang ngatur”
Jawabku sambil menggelayut di pendaknya dan mencium bibirnya.
Tak terasa waktu sudah 30 menit berlalu, tiba-tiba aku ingat pesannya maya agar tidak lama-lama
“Sayang, pesannya maya, dita gak boleh lama-lama di sini karena banyak dokumen yang harus kamu tanda tangani”
“Waduh.... kok gak bilang-bilang sayang. Kita quick sex ya sayang ?” jawab bosku dengan ekspresi kagetnya
Belum sempat aku menjawab, tiba-tiba bosku langsung mengajakku berdiri dan mencium bibirku
“Ah..... ” desahku..... (ciumannya begitu nikmat)
Bibir kami terus bertemu, diapun mengeluarkan lidahnya yang membuatku menghisap dan ikut mempermainkan lidahnya.
Lidah kami terus bermain.
Saling menjilat ...
Saling melumat ....
Saling menghisap ....
Tiba-tiba bosku langsung membalik tubuhku.
Kini aku dihadapkan ke meja kerjanya yang besar
Kepalaku ditolehkannya ke belakang dan kami masih terus melanjutkan permainan bibir kami....
Quick sex membuat libido kami cepat terbakar untuk menuntaskan hasrat ini....
Tangannya yang kekar kini mendarat digundukan payudaraku yang besar
Tangannya yang satu tiba-tiba meremas gundukan vaginaku dari luar celana yang aku kenakan.
Tangannya begitu liar.
Tangannya yang satu meremas-remas payudaraku dan tangan yang satunya terus menggesek dan menekan vaginaku dari luar celana yang aku pakai.
Akupun menggelinjang tak karuan....
usapan dan remasan tangannya di celanaku membuatku lupa akan suamiku yang jarang sekali memberikan nafkah batin padaku dan pada selingkuhanku yang sering kali hanya bisa memberikan kenikmatan semu lewat smartphone.
“Ah...... “ aku begitu menikmati permainan bosku yang ganteng ini.
Dia begitu pengalaman menaklukkan birahiku...
Aku terus di buai nikmat oleh kedua tangannya dan bibirnya yang menggoda.
Sampai tak terasa tiba-tiba tangannya sudah ada di balik celana dalamku yang sudah basah itu.
Aku tidak tahu kapan dia membuaka resleting celanaku.
Aku tidak tahu kapan dia menyibakkan sebagian celanaku
Aku tidak tahu kapan tangannya meyibak dan memasuki celana dalamku
Vaginaku begitu basah.....
Terlebih ketika jari-jari tangannya dengan lembut mengusap belahan vaginaku dan mulai meluncur memasuki vaginaku yang basah.....
Aku semakin menggelinjang ketika jari tangannya mulai memainkan klitorisku...
Dengan tak sabar akhirnya tangankupun tak tinggal diam.
Aku mencari batang besar yang menggelantung di balik celananya.
Aku meremasnya dari luar...
Batangnya begitu keras dan perkasa.
Akupun membalik tubuhku dan berhadapan dengan dia.
Tangannya masih saja memainkan vaginaku dan jarinya ditusuk-tusukkan ke dalam vaginaku yang lendirnya mulai menetes membasahi celanaku
Tangankupun dengan cekatan mulai membuka resleting celananya dan langsung mengarah untuk memegang kontolnya yang keras menjulang indah itu
Akupun mengeluarkan dari celananya dan menggenggam erat batang besar yang mungkin sudah membuatku hamil ini.
Aku kemudian jongkok dan mengarahkan batang berurat itu ke ujung bibirku sampai akhirnya
Kring.....
Kring .....
Kring .....
Senin, 16 September 2019
Lanjutan.....
Page 4
Page 6
Page 12
Terakhir diubah:
