Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Dawai Cinta Sang Penghibur

Bimabet
CHAPTER V : REJEKI KAKEK SHOLEH


Besok harinya….

Jam 9 pagi Anggi nampak keluar dari sebuah hotel, dia baru saja menyelesaikan bookingan semalaman dengan salah satu langganan dia yang dari Riau, sama seperti langganan dia sebelumnya, meski tidak begitu royal, namun Anggi suka karena sudah sering dan tidak pernah nawar.

Dia langsung memesan taksi online, tadi sempat wa Pak Husin, tapi belum dibaca dan tidak diangkat, meski ponselnya aktif. Akhirnya Anggi memilih untuk naik taksi online.

Sempat tertidur sebentar di mobil, tiba-tiba dia kaget saat mobil sudah mendekati jalan ke kontrakan dia, dan saat mendekati rumahnya Pak Husin, tiba-tiba dia menyuruh taksi online nya untuk berhenti disitu.

Dai turun karena pembayaran juga sudah lewat aplikasi, dan kemudian dia masuk ke gang kecil tempat Pak Husin tinggal, dia ingin mengecek takutnya Pak Husin masih sakit sehingga belum mengangkat telponnya dia.

Setiba disana, dia melihat rumah tampak sepi, motornya Pak Husin juga tidak nampak didepan rumahnya. Dia coba mengetuk, tapi tidak ada jawaban dari dalam, mungkin sedang keluar rumah, dan artinya beliau sudah sehat.

Anggi memutuskan kembali keluar untuk ke kontrakannya, lalu dia mendengar suara motor masuk ke dalam gang, benar saja Pak Husin dengan jaket dan helm di kepalanya masuk ke halaman rumah dan kaget melihat Anggi disana.

“Mbak…kok kesini?”

Dia turun dan membungkuk menghormat ke Anggi

“iya, kirain bapak masih sakit, karena tadi ditelp ngga diangkat…” senyum Anggi

Pak Husin jadi tersanjung dikuatirin oleh Anggi

“maaf Mbak, abis antar langganan anak sekolah, kebetulan mulai tatap muka…. Mari masuk Mbak..” ajak Pak Husin sambil membuka pintu rumah gubuknya itu.

“wah, 3 kali telpnya Mbak Anggi, maaf ya Mbak” dia mengecek ponselnya

“iya ngga apa-apa Pak, asal Bapak sudah sehat, saya sudah lega”

“sudah Mbak…”

Anggi duduk di sofa buntut milik Husin, membuka jaket jeansnya, lalu meletakan tasnya di sampingnya. Pak Husin agak menelan ludah nelihat dada besar milik Anggi di balik tantopnya dia, yang membusung tegak…

“mau minum apa Mbak?”

“ngga usah repot pak…”

“air putih aja, yang kemarin aqua yang Mbak bawa?”

“boleh deh Pak…”

Pak Husin membuka botol kecil aqua yang dibawa oleh Anggi kemarin…. Lalu menyerahkan ke Anggi.

Sambil meneguk air minumnya, Anggi entah kenapa merasa nyaman ditempat ini, selaain sepi, rumah ini bersih dan tidak terkesan kumuh, Pak Husin rajin bersih-bersih nampaknya, dan tidak ada tumpukan baju kotor. Ruang yang berukuran 5 x 4 meter ini dirubah menjadi kamarnya, dengan sofa buntut namun bersih dalamnya.

Pak Husin sendiri sedikit menelan air liur, melihat Anggi di ruangan kamarnya ini, bagaikan mimpi baginya. Gadis cantik dan sexy, dengan pakaian mini, rok pendek serta tanktop setali, buah dadanya yang besar seperti ingin melompat dari bajunya, membuat hasrat tua yang padam kini membara. Dan batang kemaluannya kini mulai naik melihat pemandangan indah itu.

“bapak mau jemput langganan jam berapa?” tanya Anggi memecah kesunyian, matanya masih tertuju di ponselnya.

“bentar lagi Mbak..” jawab Husni gelagapan

“Bapak jalan aja, saya istirahat sebentar disini boleh yah..” pinta Anggi

Husin kaget, kok Anggi mau istirahat disini..

“di kontrakan pasti rame jam segini, malas ngga bisa tidur…” kilah Anggi lagi…

“oke Mbak…ngga apa2…asal mbaknya nyaman dan mau, saya ngga apa2” jawab Husin cepat, dan senang

“nanti saya titip buat beli makan yah…” Anggi mengeluarkan uang 100 ribu dari dompetnya “saya nasi, rendang dan sayur, minumnya air jeruk”

“oke Mbak…” tangan Husin terjulur menerima uang dari Anggi

“bapak terserah, pesan aja…” ujar Anggi lagi

“oh iya, kamar mandinya dimana yah?”

“diluar sini Mbak…”

Husin lalu membuka pintu belakang, dan menunjukan kamar mandi yang terpisah dari ruang kamarnya itu. Pintunya hanya dari kayu dan ditempel seadanya, atapnya juga banyak yang bolong. Namun airnya yang dibak bersih, ada ember dan gayung di samping wc jongkoknya. Airnya juga bersih dan bening.

“air apa nih?” tanya Anggi

“saya timba Mbak tiap hari dari sumur..” sambil menunjuk sumur di samping kamar mandi

“masih kuat bapak?”

“kuat lah Mbak…ini oleharaga saya tiap pagi dan sore…”

Anggi tersenyum melihat Husin, memang meski sudah berumur, badan Husin yang noat bene ex penjaga keamanan masih terlihat bugar dan kuat, badannya juga tidak berlemak seperti bapak-bapak seusianya, tangannya terlihat kekar dan kuat

“baik Pak….”

Husin lalu keluar dari kamarnya, menjemput langganannya, sekalian mau beli pesanannya Anggi untuk makan siang. Dia tersenyum sendiri saat diluar rumahnya, sambil naik di motor, dia masih tidak percaya ada wanita muda dan cantik, sedang dirumahnya. Dia senyum sendiri dan merasa bahagia, karena ada Anggi di dalam.

Kurang lebih sejam kemudian, Husin sudah kembali ke rumahnya, ada dua porsi makanan padang ditentengnya, setelah menjemput langganan ojeknya, dia segera bergegas membeli pesanan Anggi, lalu meluncur kembali ke rumahnya.

Saat dia membuka pintu kamarnya, dia kaget melihat Anggi tertidur diatas kasurnya, sepertinya gadis itu kelelahan. Tidurnya pun nyenyak sekali, sampai suara pintu dari Pak Husin tidak didengarnya. Dia nampak cuek tidur dikasur lusuh milik Pak Husin, bahkan selimut Pak Husin menyelimuti badannya.

Pemandangan yang membuat Pak Husin terbelalak ialah, beha milik Anggi nampak tergeletak di samping ranjangnya, dan dada yang tidak terselimuti itu naik turun di balik kaos tank topnya, dan putingnya terlihat terpetak jelas.

Darah Pak Husin mengalir lebih cepat melihat pemandangan itu…. Namun dia segera mengenyahkan pikiran kotor itu dari kepalanya, dia meletakan makanan diatas meja, juga air jeruk pesanan Anggi, lalu melirik sebentar ke arah Anggi yang terlelap, lalu dia kembali keluar untuk ke pangkalan ojek, pasti jika Anggi sudah bangun akan menelpon dia.

Pintu ditarik dari luar, dia kemudian menstarter motornya lalu keluar dari gang dan melaju ke pangkalan ojek, tidak lupa dia menggetarkan ponselnya, takut suaranya jika berbunyi tidak terdengar karena lagi mangkal di pinggir jalan.

Sempat dapat 2 tarikan dari pangkalannya, Pak Husin yang dipangkalan lagi senang hatinya, tiba-tiba mendapat wa..

Pak, dimana? Makanannya belum dimakan?

Iya Mbak, saya lagi mangkal, tapi sdh mau balik ke rumah.

OK

Dengan cepat dia kembali memutar motornya menuju ke rumahnya

“kemana Beh?”

“balik….” Ujarnya sambil menggas motornya

Dengan setengah buru-buru dia mengebut, entah kenapa dia hari ini jadi ingin buru-buru pulang….

Pak Husin memarkir sepeda motornya, dan kaget begitu dia masuk ke rumahnya, Anggi nampak basah rambutnya, seperti habis mandi, rok mininya sudah diganti dengan handuk yang membelit bagian bawah, dan tanktopnya yang tadi masih dipakai, tapi kali ini buah dadanya nampak kentara sekali, tanpa ada beha menghalangi, sehingga putingnya muncul tercetak

“aku mandi tadi, Pak…” ujarnya sambil senyum….

“makan yuk..”

Pak Husin setengah ternganga….

“iya Mbak….”

Dia duduk dengan setengah tegang di meja tempat dia makan, sedangkan Anggi duduk di sofa, makan dengan tangannya, dan memakai piring yang diambil dari meja Pak Husin.

“airnya seger Pak…”

“iya Mbak…” senyum kecut Husin, serasa tidak percaya melihat pemendangan didepannya.

Kaki kanan nya Anggi diangkat diatas sofa, pahanya terlihat putih mulus dibalik handuknya, kadang celana dalam warna ungu miliknya terlihat ujung tepiannya saat dia menggeser pahanya. Sedangkan buah dadanya terlihat dengan jelas belahannya, dan putingnya yang menonjol dibalik ketatnya tank topnya, membuat Husin yang sedang makan, tidak mampu menahan nafsunya, batang kemaluan tua nya kini kembali bergelora.

Anggi sendiri bukannya tidak menyadari jika dia menjadi perhatian Pak Husin, dia malah seperti sengaja memancing Pak Husin. Ada rasa kasihan, rasa iba melihat kondisi Pak Husin, di usia yang sudah tua, masih turun ke jalan ngojek, sakit tidak ada yang merawat, dan bagaimana dengan nafsu shahwatnya? Kontolnya terlihat masih nagceng, dan sepertinya besar, karena celana panjang kainnya seperti tidak mampu menahan tonjolan kontolnya.

Pasti kalau muncrat banyak banget, pikirnya Anggi nakal..…secara sudah 6 tahun tidak ketemu wanita, ngga tahu jika masih jajan, tapi melihat kondisi ekonomi dan pendapatan hariannya dia sebagai tukang ojek, emang bisa bayar wanita untuk diewe? Kalau gratis wanita juga mikir-mikir kali.

Kontol kakek-kakek gimana yah rasanya?? Dia palingan yang paling tua dicobain masih kepala 5, dan itu juga sudah biasa keluar masuk di memek-memek wanita penghibur lain, kalau kontol ini khan masih steril….pikiran nakal Anggi kemana mana, sambil dari ujungmatanya dia memperhatikan Pak Husni yang gelisah karena melihatnya dengan tampilan seperti ini….

Selesai makan, Anggi mencuci tangannya sambil mengecek ponselnya, sedangkan Pak Husin agak kikuk dibuatnya….

“Mbak, biar bapak ke pangkalan dulu yah….” Ujar Husin pelan

Anggi melihat dan tersenyum..

“Baru juga sembuh Pak, udah istirahat dulu, jangan capek2….”

Husin jadi galau dan bingung

“sana, cuci muka, cuci kaki dan tangannya….” Suruh Anggi

Meski bingung, tapi Pak Husin menuruti perintah Anggi, dia mencuci kakinya, mukanya dan tangannya. Lalu masuk kembali ke kamarnya…. Dan dia kaget melihat Anggi sudah di tempat tidur, sambil memegang ponselnya, tapi sambil telentang dan sandaran di bantal lusuhnya.

“sini….boboan samping Anggi…” ujar Anggi dengan lembut…

Pak Husin bingung….dia kikuk setengah mati dibuatnya…

“disitu…?” tanyanya bego…

“iya…sini…” tepuk Anggi ke kasur tempat tidur yang kecil namun masih menyisahkan sedikit space untuk Pak Husin…..

Dengan pandangan bingung bagai ngga percaya, membuat Anggi tersenyum melihat kikuknya Pak Husin…. Dia bisa melihat ada sinar malu, bahagia dan mungkin tidak percaya….Anggi sendiri entah kenapa hasrat untuk dekat Pak Husin kali ini menggelora, dia seperti tertantang untuk memberi kenikmatan bagi sosok tua yang sudah lama tidak merasakan kehangatan wanita….

Pak Husin lalu naik dan tidur disamping Anggi, saking dekatnya mereka dia bisa mencium bau harum tubuh wanita itu, bahkan dia bisa melihat dengan jelas buah dada Anggi, meski masih terhalang kaos tanktopnya, pentilnya tercetak dengan jelas.

Melihat pak Husin terlentang disampingnya dia, Anggi tersenyum…dia terkesan dengan sikap bapak tua ini yang tidak kurang ajar terhadapnya, sikap sopannya dan alimnya terlihat kentara meski dia sebagai wanita sudah mengisyaratkan untuk minta diterkam.

Dia melihat lengan tua yang kokoh, bajunya yang agak lusuh serta celana panjang kainnya dia yang sering dipakai saat menjalankan tugas sebagai tukang ojek, membuat Anggi terenyuh….dia kasihan melihat orang tua ini…kasian kalau malam kesepian bagaimana yah….

Sementara isi celana Pak Husin sudah tidak bisa berkompromi lagi, kontolnya kini benar-benar sudah tegang, dan jendolannya itu seperti ingin merobek celana tua yang sedikit lusuh miliknya, dia seperti merasakan bahwa ada gelombang birahi yang sudah lama dia tidak rasakan, apalagi dengan wanita secantik dan seseksi Anggi…..

Anggi memutar sedikit badannya, kini dia menghadap ke sebelah kirinya, menghadap ke arah Pak Husin, jantung Pak Husin sampai mau copot rasanya….

“udah enakan badanya khan?” tanya Anggi lembut

“u u udah Mbak…” terbata bata jawaban Pak Husin

“itu kok ada yang bangun yah…” ledek Anggi….

Pak Husin malu, sambil menutupi selangkangan dengan tangannya…

“kenapa ditutup? Kasian atuh nanti sakit dia…” bisik Anggi lembut

Pak Husin dibuat bingung dan kikuk setengah mati, Anggi yang kini mengahadap ke arahnya, membuat dia panas dingin, buah dadanya kini menempel di lengannya, hangat rasanya dan isi celananya kini tegang sekali dengan kondisi seperti ini….

“suka ngga…” tanya anggi sambil membelai buah dadanya dibalik tanktop dengan tangannya

Pak Husin kaget ditanya demikian…

“suka banget Mbak…”parau suara Pak Husin…. Usia 62 tahun lalu melihat dada indah milik wanita cantik yang setengah dari usianya, membuat dia semakin tegang dan gugup

“sini….” Tangan Anggi meraih tangan Pak Husin, lalu meletakan di dadanya…. Dia benar-benar gemes melihat gaya malu-malu dan kikuknya Pak Husin…. Aki-aki sudah tua tapi masih ngacengan juga lihat badan gue…pikir Anggi

Tangan Pak Husin gemetaran dibuatnya saat menyentuh buah dada Anggi…..

“Buka celananya, biar bebas kanjutnya….” Bisik Anggi lagi….

Pak Husin senyum malu-malu….kali ini memang rejeki kakek sholeh pikir dia…. Lalu dia menurunkan celananya panjangnya hingga lutut, lalu menurunkan juga celana kolor, dan deng…..batang kemaluannya yang dari tadi menegang kini mencuat keluar.

Anggi dibuat tercengang….gila…udah tua tua ternyata masih kuat aja ini kontol, pikir Anggi. Batang yang agak tua dan keriput kulitnya, tapi urat-urat kemaluannya nampak masih kuat dan terlihat seiring dengan tegangnya batang itu….

“ih…udah tua tapi ngacengnya bagus yah….” Ucap Anggi setengah heran

Dengan bangga Husin berkata dalam hati…belum tahu dia…

“Udah berapa lama nih ngga nyobain….?” Goda Anggi

“terakhir sama istri…. 6-7 tahun lalu….” Jawab Husin…

“mas sih?”

“iya Mbak…”

“trus kalo pengen gimana?”

“pake tangan aja palingan…” jawab Pak Husin malu-malu

“kasian…” bisik Anggi…

Tangan Anggi mulai membelai batang kemaluan Pak Husin yang tegang, Pak Husin kini bagain disengat listrik, dia sungguh tidak menyanka akan mendapat rejeki sindah ini hari ini, batangnya kini makin tegang, sementara tangannya meremas remas buah dada Anggi……

Anggi kini mulai terbawa nafsunya…. Dia lalu menurunkan tepian tank topnya dari atas, buah dadanya yang indah sebelah kanan meloncat keluar dengan pentil yang tegang….

“isep Pak…” ujarnya pelan

Mulut Pak Husni langsung membuka lebar dan menghisap buah dadanya dengan rakusnya, Anggi mendesah hebat… jilatan dan lumatan mulut kakek ini ternyata membuat dia mendesah keeenakan, dan kini tangannya dengan lembut membelai batang kemaluan Pak Husin

Pemandangan yang kontras saat kakek tua dengan baju lusuh, sedang menghisap buah dada seger milik wanita cantik, dan penisnya yang tegang sedang dalam genggaman tangan lembut Anggi yang bergerak kini mengocok dengan lembut….

Putingnya buah dada yang sering dihisap banyak pria ini kini memberi kenikmatan tersendiri bagi kakek tua yang sudah lama tidak merasakan oase yang menbanjiri dahaganya. Jangankan mendapatkan layanan seindah ini, bermimpi pun Pak Husni tidak pernah mampu, namun rejekinya hari ini luar biasa indahnya.

Dengan penuh nafsu dia menjilat dan melumat buah dada yang besar dan keras itu…. Tangan kiri Anggi membelai rambut kakek tua ini, sedangkan tangan kanannya aktif mengelus, dan kadang meremas, sembari mengocok dengan lembut batang kemaluan yang tegang sekali itu

Kenikmatan tersendiri bagi Anggi melihat kakek tua yang sudah lama tidak merasakan nikmat seindah ini, kini dibuatnya blingsatan dengan suguhan susu yang hangat di dadanya, serta belaian lembut lewat jari tangannya yang halus di batang dan juga biji kontol tua itu

“enak Pak?” bisik Anggi

“enak banget Mbak……uuuuhhhhhh…” ringis Pak Husin…

Kocokan tangan Anggi makin cepat..suasana hening dan sepi di seputaran rumah ini mendukung sekali kenikmatan yang dirasakan oleh pak Husin, dia mendesak desakan pinggulnya mengikuti remasan dan kocokan tangan lembut Anggi….

Dia mencoba bertahan, namum isepannya di ujung penting kanan buah dada Anggi, lalu aroma harum wanita yang menusuk ke hidungnya lewat kehalusan kulit wanita sunda ini, membuat dia sulit mengontrol batang kemaluannya yang kini dikocok dengan makin cepat….

Akhirnya pertahanan dari Pak Husin pun jebol…..kocokan tangan Anggi membuat dia tidak mapu menahan ….

“Mbaaakkkkkk…..argghhhhhhhhh……..” dia menggeram dan berteriak lirih…

Ujunga penisnya mengeluarkan loncatan loncatan sperma hingga melewati badan Anggi, dan sebagian singgah di tangan Anggi…. Yang tersenyum puas melihat Pak Husin kejang kejang dan spermanya berhamburan hingga menegotori tangannya

“ih…banyak banget Pak….” Senyumnya lebar sekali

“I iya Mbak…maaf banget….jadi kotor…”

“ngga apa2….” Anggi masih tersenyum

“Bapak suka…??”

“ampun Mbak….ini luar biasa rejeki buat saya….suka banget Mbak…” malu dan sedikit tertunduk

Anggi terenyuh melihatnya…kasihan, sekian tahun baru kali ini merasakannya…

“ini rahasia kita yah Pak….” Bisik Anggi

“iii iya Mbak…pasti Mbak….” Jawab pak Husin cepat

Dalam hatinya kalau dia ember nanti ini yang pertama dan terakhir buat dia…..

“ya sudah…..cuci yuk….lengket ditangan saya…”

“iya Mbak…”

Mereka bangkit dari tempat tidur, Anggi lalu menaikan tank topnya lagi akibat tadi diisep oleh Pak Husin, lalu melilitkan handuk yang sempat lepas sedikti dari pinggangnya, dan beranjak ke kamar mandi di belakang untuk mencuci tangannya.

Pak Husin sendiri masih seprti tidak percaya dengan apa yang barusan dia alami, kontolnya yang sudah agak tenang itu benar-benar beruntung. Dia sempat melihat celana dalam trasnparan milik Anggi barusan saat handuknya melorot, dia dengan jelas melihat belahan dari memek botak seksi itu…..

Pak Husin memang merasa sangat beruntung hari ini…….. dia lalu mengikuti Anggi ke kamar mandi, senyumannya lebar sekali saat melihat Anggi sedang jongkok pipis, lalu menyiram dengan gayung, dan berdiri sambil menaikkan celana dalamnya.

Dia seakan cuek di depan Pak Husin, dan sekilas vaginanya yang botak licin itu terlihat jelas didepan pak Husin, membuat nafsu Pak Husin yang baru saja reda, mulai membara kembali…. Dan kemudian dia mengambil gayung, menyiram kontolnya yang kotor itu serta mebasuhnya dengan sabun, lalu keluar kamar mandi menyusul Anggi yang sudah masuk duluan…​
 
CHAPTER V : REJEKI KAKEK SHOLEH


Besok harinya….

Jam 9 pagi Anggi nampak keluar dari sebuah hotel, dia baru saja menyelesaikan bookingan semalaman dengan salah satu langganan dia yang dari Riau, sama seperti langganan dia sebelumnya, meski tidak begitu royal, namun Anggi suka karena sudah sering dan tidak pernah nawar.

Dia langsung memesan taksi online, tadi sempat wa Pak Husin, tapi belum dibaca dan tidak diangkat, meski ponselnya aktif. Akhirnya Anggi memilih untuk naik taksi online.

Sempat tertidur sebentar di mobil, tiba-tiba dia kaget saat mobil sudah mendekati jalan ke kontrakan dia, dan saat mendekati rumahnya Pak Husin, tiba-tiba dia menyuruh taksi online nya untuk berhenti disitu.

Dai turun karena pembayaran juga sudah lewat aplikasi, dan kemudian dia masuk ke gang kecil tempat Pak Husin tinggal, dia ingin mengecek takutnya Pak Husin masih sakit sehingga belum mengangkat telponnya dia.

Setiba disana, dia melihat rumah tampak sepi, motornya Pak Husin juga tidak nampak didepan rumahnya. Dia coba mengetuk, tapi tidak ada jawaban dari dalam, mungkin sedang keluar rumah, dan artinya beliau sudah sehat.

Anggi memutuskan kembali keluar untuk ke kontrakannya, lalu dia mendengar suara motor masuk ke dalam gang, benar saja Pak Husin dengan jaket dan helm di kepalanya masuk ke halaman rumah dan kaget melihat Anggi disana.

“Mbak…kok kesini?”

Dia turun dan membungkuk menghormat ke Anggi

“iya, kirain bapak masih sakit, karena tadi ditelp ngga diangkat…” senyum Anggi

Pak Husin jadi tersanjung dikuatirin oleh Anggi

“maaf Mbak, abis antar langganan anak sekolah, kebetulan mulai tatap muka…. Mari masuk Mbak..” ajak Pak Husin sambil membuka pintu rumah gubuknya itu.

“wah, 3 kali telpnya Mbak Anggi, maaf ya Mbak” dia mengecek ponselnya

“iya ngga apa-apa Pak, asal Bapak sudah sehat, saya sudah lega”

“sudah Mbak…”

Anggi duduk di sofa buntut milik Husin, membuka jaket jeansnya, lalu meletakan tasnya di sampingnya. Pak Husin agak menelan ludah nelihat dada besar milik Anggi di balik tantopnya dia, yang membusung tegak…

“mau minum apa Mbak?”

“ngga usah repot pak…”

“air putih aja, yang kemarin aqua yang Mbak bawa?”

“boleh deh Pak…”

Pak Husin membuka botol kecil aqua yang dibawa oleh Anggi kemarin…. Lalu menyerahkan ke Anggi.

Sambil meneguk air minumnya, Anggi entah kenapa merasa nyaman ditempat ini, selaain sepi, rumah ini bersih dan tidak terkesan kumuh, Pak Husin rajin bersih-bersih nampaknya, dan tidak ada tumpukan baju kotor. Ruang yang berukuran 5 x 4 meter ini dirubah menjadi kamarnya, dengan sofa buntut namun bersih dalamnya.

Pak Husin sendiri sedikit menelan air liur, melihat Anggi di ruangan kamarnya ini, bagaikan mimpi baginya. Gadis cantik dan sexy, dengan pakaian mini, rok pendek serta tanktop setali, buah dadanya yang besar seperti ingin melompat dari bajunya, membuat hasrat tua yang padam kini membara. Dan batang kemaluannya kini mulai naik melihat pemandangan indah itu.

“bapak mau jemput langganan jam berapa?” tanya Anggi memecah kesunyian, matanya masih tertuju di ponselnya.

“bentar lagi Mbak..” jawab Husni gelagapan

“Bapak jalan aja, saya istirahat sebentar disini boleh yah..” pinta Anggi

Husin kaget, kok Anggi mau istirahat disini..

“di kontrakan pasti rame jam segini, malas ngga bisa tidur…” kilah Anggi lagi…

“oke Mbak…ngga apa2…asal mbaknya nyaman dan mau, saya ngga apa2” jawab Husin cepat, dan senang

“nanti saya titip buat beli makan yah…” Anggi mengeluarkan uang 100 ribu dari dompetnya “saya nasi, rendang dan sayur, minumnya air jeruk”

“oke Mbak…” tangan Husin terjulur menerima uang dari Anggi

“bapak terserah, pesan aja…” ujar Anggi lagi

“oh iya, kamar mandinya dimana yah?”

“diluar sini Mbak…”

Husin lalu membuka pintu belakang, dan menunjukan kamar mandi yang terpisah dari ruang kamarnya itu. Pintunya hanya dari kayu dan ditempel seadanya, atapnya juga banyak yang bolong. Namun airnya yang dibak bersih, ada ember dan gayung di samping wc jongkoknya. Airnya juga bersih dan bening.

“air apa nih?” tanya Anggi

“saya timba Mbak tiap hari dari sumur..” sambil menunjuk sumur di samping kamar mandi

“masih kuat bapak?”

“kuat lah Mbak…ini oleharaga saya tiap pagi dan sore…”

Anggi tersenyum melihat Husin, memang meski sudah berumur, badan Husin yang noat bene ex penjaga keamanan masih terlihat bugar dan kuat, badannya juga tidak berlemak seperti bapak-bapak seusianya, tangannya terlihat kekar dan kuat

“baik Pak….”

Husin lalu keluar dari kamarnya, menjemput langganannya, sekalian mau beli pesanannya Anggi untuk makan siang. Dia tersenyum sendiri saat diluar rumahnya, sambil naik di motor, dia masih tidak percaya ada wanita muda dan cantik, sedang dirumahnya. Dia senyum sendiri dan merasa bahagia, karena ada Anggi di dalam.

Kurang lebih sejam kemudian, Husin sudah kembali ke rumahnya, ada dua porsi makanan padang ditentengnya, setelah menjemput langganan ojeknya, dia segera bergegas membeli pesanan Anggi, lalu meluncur kembali ke rumahnya.

Saat dia membuka pintu kamarnya, dia kaget melihat Anggi tertidur diatas kasurnya, sepertinya gadis itu kelelahan. Tidurnya pun nyenyak sekali, sampai suara pintu dari Pak Husin tidak didengarnya. Dia nampak cuek tidur dikasur lusuh milik Pak Husin, bahkan selimut Pak Husin menyelimuti badannya.

Pemandangan yang membuat Pak Husin terbelalak ialah, beha milik Anggi nampak tergeletak di samping ranjangnya, dan dada yang tidak terselimuti itu naik turun di balik kaos tank topnya, dan putingnya terlihat terpetak jelas.

Darah Pak Husin mengalir lebih cepat melihat pemandangan itu…. Namun dia segera mengenyahkan pikiran kotor itu dari kepalanya, dia meletakan makanan diatas meja, juga air jeruk pesanan Anggi, lalu melirik sebentar ke arah Anggi yang terlelap, lalu dia kembali keluar untuk ke pangkalan ojek, pasti jika Anggi sudah bangun akan menelpon dia.

Pintu ditarik dari luar, dia kemudian menstarter motornya lalu keluar dari gang dan melaju ke pangkalan ojek, tidak lupa dia menggetarkan ponselnya, takut suaranya jika berbunyi tidak terdengar karena lagi mangkal di pinggir jalan.

Sempat dapat 2 tarikan dari pangkalannya, Pak Husin yang dipangkalan lagi senang hatinya, tiba-tiba mendapat wa..

Pak, dimana? Makanannya belum dimakan?

Iya Mbak, saya lagi mangkal, tapi sdh mau balik ke rumah.

OK

Dengan cepat dia kembali memutar motornya menuju ke rumahnya

“kemana Beh?”

“balik….” Ujarnya sambil menggas motornya

Dengan setengah buru-buru dia mengebut, entah kenapa dia hari ini jadi ingin buru-buru pulang….

Pak Husin memarkir sepeda motornya, dan kaget begitu dia masuk ke rumahnya, Anggi nampak basah rambutnya, seperti habis mandi, rok mininya sudah diganti dengan handuk yang membelit bagian bawah, dan tanktopnya yang tadi masih dipakai, tapi kali ini buah dadanya nampak kentara sekali, tanpa ada beha menghalangi, sehingga putingnya muncul tercetak

“aku mandi tadi, Pak…” ujarnya sambil senyum….

“makan yuk..”

Pak Husin setengah ternganga….

“iya Mbak….”

Dia duduk dengan setengah tegang di meja tempat dia makan, sedangkan Anggi duduk di sofa, makan dengan tangannya, dan memakai piring yang diambil dari meja Pak Husin.

“airnya seger Pak…”

“iya Mbak…” senyum kecut Husin, serasa tidak percaya melihat pemendangan didepannya.

Kaki kanan nya Anggi diangkat diatas sofa, pahanya terlihat putih mulus dibalik handuknya, kadang celana dalam warna ungu miliknya terlihat ujung tepiannya saat dia menggeser pahanya. Sedangkan buah dadanya terlihat dengan jelas belahannya, dan putingnya yang menonjol dibalik ketatnya tank topnya, membuat Husin yang sedang makan, tidak mampu menahan nafsunya, batang kemaluan tua nya kini kembali bergelora.

Anggi sendiri bukannya tidak menyadari jika dia menjadi perhatian Pak Husin, dia malah seperti sengaja memancing Pak Husin. Ada rasa kasihan, rasa iba melihat kondisi Pak Husin, di usia yang sudah tua, masih turun ke jalan ngojek, sakit tidak ada yang merawat, dan bagaimana dengan nafsu shahwatnya? Kontolnya terlihat masih nagceng, dan sepertinya besar, karena celana panjang kainnya seperti tidak mampu menahan tonjolan kontolnya.

Pasti kalau muncrat banyak banget, pikirnya Anggi nakal..…secara sudah 6 tahun tidak ketemu wanita, ngga tahu jika masih jajan, tapi melihat kondisi ekonomi dan pendapatan hariannya dia sebagai tukang ojek, emang bisa bayar wanita untuk diewe? Kalau gratis wanita juga mikir-mikir kali.

Kontol kakek-kakek gimana yah rasanya?? Dia palingan yang paling tua dicobain masih kepala 5, dan itu juga sudah biasa keluar masuk di memek-memek wanita penghibur lain, kalau kontol ini khan masih steril….pikiran nakal Anggi kemana mana, sambil dari ujungmatanya dia memperhatikan Pak Husni yang gelisah karena melihatnya dengan tampilan seperti ini….

Selesai makan, Anggi mencuci tangannya sambil mengecek ponselnya, sedangkan Pak Husin agak kikuk dibuatnya….

“Mbak, biar bapak ke pangkalan dulu yah….” Ujar Husin pelan

Anggi melihat dan tersenyum..

“Baru juga sembuh Pak, udah istirahat dulu, jangan capek2….”

Husin jadi galau dan bingung

“sana, cuci muka, cuci kaki dan tangannya….” Suruh Anggi

Meski bingung, tapi Pak Husin menuruti perintah Anggi, dia mencuci kakinya, mukanya dan tangannya. Lalu masuk kembali ke kamarnya…. Dan dia kaget melihat Anggi sudah di tempat tidur, sambil memegang ponselnya, tapi sambil telentang dan sandaran di bantal lusuhnya.

“sini….boboan samping Anggi…” ujar Anggi dengan lembut…

Pak Husin bingung….dia kikuk setengah mati dibuatnya…

“disitu…?” tanyanya bego…

“iya…sini…” tepuk Anggi ke kasur tempat tidur yang kecil namun masih menyisahkan sedikit space untuk Pak Husin…..

Dengan pandangan bingung bagai ngga percaya, membuat Anggi tersenyum melihat kikuknya Pak Husin…. Dia bisa melihat ada sinar malu, bahagia dan mungkin tidak percaya….Anggi sendiri entah kenapa hasrat untuk dekat Pak Husin kali ini menggelora, dia seperti tertantang untuk memberi kenikmatan bagi sosok tua yang sudah lama tidak merasakan kehangatan wanita….

Pak Husin lalu naik dan tidur disamping Anggi, saking dekatnya mereka dia bisa mencium bau harum tubuh wanita itu, bahkan dia bisa melihat dengan jelas buah dada Anggi, meski masih terhalang kaos tanktopnya, pentilnya tercetak dengan jelas.

Melihat pak Husin terlentang disampingnya dia, Anggi tersenyum…dia terkesan dengan sikap bapak tua ini yang tidak kurang ajar terhadapnya, sikap sopannya dan alimnya terlihat kentara meski dia sebagai wanita sudah mengisyaratkan untuk minta diterkam.

Dia melihat lengan tua yang kokoh, bajunya yang agak lusuh serta celana panjang kainnya dia yang sering dipakai saat menjalankan tugas sebagai tukang ojek, membuat Anggi terenyuh….dia kasihan melihat orang tua ini…kasian kalau malam kesepian bagaimana yah….

Sementara isi celana Pak Husin sudah tidak bisa berkompromi lagi, kontolnya kini benar-benar sudah tegang, dan jendolannya itu seperti ingin merobek celana tua yang sedikit lusuh miliknya, dia seperti merasakan bahwa ada gelombang birahi yang sudah lama dia tidak rasakan, apalagi dengan wanita secantik dan seseksi Anggi…..

Anggi memutar sedikit badannya, kini dia menghadap ke sebelah kirinya, menghadap ke arah Pak Husin, jantung Pak Husin sampai mau copot rasanya….

“udah enakan badanya khan?” tanya Anggi lembut

“u u udah Mbak…” terbata bata jawaban Pak Husin

“itu kok ada yang bangun yah…” ledek Anggi….

Pak Husin malu, sambil menutupi selangkangan dengan tangannya…

“kenapa ditutup? Kasian atuh nanti sakit dia…” bisik Anggi lembut

Pak Husin dibuat bingung dan kikuk setengah mati, Anggi yang kini mengahadap ke arahnya, membuat dia panas dingin, buah dadanya kini menempel di lengannya, hangat rasanya dan isi celananya kini tegang sekali dengan kondisi seperti ini….

“suka ngga…” tanya anggi sambil membelai buah dadanya dibalik tanktop dengan tangannya

Pak Husin kaget ditanya demikian…

“suka banget Mbak…”parau suara Pak Husin…. Usia 62 tahun lalu melihat dada indah milik wanita cantik yang setengah dari usianya, membuat dia semakin tegang dan gugup

“sini….” Tangan Anggi meraih tangan Pak Husin, lalu meletakan di dadanya…. Dia benar-benar gemes melihat gaya malu-malu dan kikuknya Pak Husin…. Aki-aki sudah tua tapi masih ngacengan juga lihat badan gue…pikir Anggi

Tangan Pak Husin gemetaran dibuatnya saat menyentuh buah dada Anggi…..

“Buka celananya, biar bebas kanjutnya….” Bisik Anggi lagi….

Pak Husin senyum malu-malu….kali ini memang rejeki kakek sholeh pikir dia…. Lalu dia menurunkan celananya panjangnya hingga lutut, lalu menurunkan juga celana kolor, dan deng…..batang kemaluannya yang dari tadi menegang kini mencuat keluar.

Anggi dibuat tercengang….gila…udah tua tua ternyata masih kuat aja ini kontol, pikir Anggi. Batang yang agak tua dan keriput kulitnya, tapi urat-urat kemaluannya nampak masih kuat dan terlihat seiring dengan tegangnya batang itu….

“ih…udah tua tapi ngacengnya bagus yah….” Ucap Anggi setengah heran

Dengan bangga Husin berkata dalam hati…belum tahu dia…

“Udah berapa lama nih ngga nyobain….?” Goda Anggi

“terakhir sama istri…. 6-7 tahun lalu….” Jawab Husin…

“mas sih?”

“iya Mbak…”

“trus kalo pengen gimana?”

“pake tangan aja palingan…” jawab Pak Husin malu-malu

“kasian…” bisik Anggi…

Tangan Anggi mulai membelai batang kemaluan Pak Husin yang tegang, Pak Husin kini bagain disengat listrik, dia sungguh tidak menyanka akan mendapat rejeki sindah ini hari ini, batangnya kini makin tegang, sementara tangannya meremas remas buah dada Anggi……

Anggi kini mulai terbawa nafsunya…. Dia lalu menurunkan tepian tank topnya dari atas, buah dadanya yang indah sebelah kanan meloncat keluar dengan pentil yang tegang….

“isep Pak…” ujarnya pelan

Mulut Pak Husni langsung membuka lebar dan menghisap buah dadanya dengan rakusnya, Anggi mendesah hebat… jilatan dan lumatan mulut kakek ini ternyata membuat dia mendesah keeenakan, dan kini tangannya dengan lembut membelai batang kemaluan Pak Husin

Pemandangan yang kontras saat kakek tua dengan baju lusuh, sedang menghisap buah dada seger milik wanita cantik, dan penisnya yang tegang sedang dalam genggaman tangan lembut Anggi yang bergerak kini mengocok dengan lembut….

Putingnya buah dada yang sering dihisap banyak pria ini kini memberi kenikmatan tersendiri bagi kakek tua yang sudah lama tidak merasakan oase yang menbanjiri dahaganya. Jangankan mendapatkan layanan seindah ini, bermimpi pun Pak Husni tidak pernah mampu, namun rejekinya hari ini luar biasa indahnya.

Dengan penuh nafsu dia menjilat dan melumat buah dada yang besar dan keras itu…. Tangan kiri Anggi membelai rambut kakek tua ini, sedangkan tangan kanannya aktif mengelus, dan kadang meremas, sembari mengocok dengan lembut batang kemaluan yang tegang sekali itu

Kenikmatan tersendiri bagi Anggi melihat kakek tua yang sudah lama tidak merasakan nikmat seindah ini, kini dibuatnya blingsatan dengan suguhan susu yang hangat di dadanya, serta belaian lembut lewat jari tangannya yang halus di batang dan juga biji kontol tua itu

“enak Pak?” bisik Anggi

“enak banget Mbak……uuuuhhhhhh…” ringis Pak Husin…

Kocokan tangan Anggi makin cepat..suasana hening dan sepi di seputaran rumah ini mendukung sekali kenikmatan yang dirasakan oleh pak Husin, dia mendesak desakan pinggulnya mengikuti remasan dan kocokan tangan lembut Anggi….

Dia mencoba bertahan, namum isepannya di ujung penting kanan buah dada Anggi, lalu aroma harum wanita yang menusuk ke hidungnya lewat kehalusan kulit wanita sunda ini, membuat dia sulit mengontrol batang kemaluannya yang kini dikocok dengan makin cepat….

Akhirnya pertahanan dari Pak Husin pun jebol…..kocokan tangan Anggi membuat dia tidak mapu menahan ….

“Mbaaakkkkkk…..argghhhhhhhhh……..” dia menggeram dan berteriak lirih…

Ujunga penisnya mengeluarkan loncatan loncatan sperma hingga melewati badan Anggi, dan sebagian singgah di tangan Anggi…. Yang tersenyum puas melihat Pak Husin kejang kejang dan spermanya berhamburan hingga menegotori tangannya

“ih…banyak banget Pak….” Senyumnya lebar sekali

“I iya Mbak…maaf banget….jadi kotor…”

“ngga apa2….” Anggi masih tersenyum

“Bapak suka…??”

“ampun Mbak….ini luar biasa rejeki buat saya….suka banget Mbak…” malu dan sedikit tertunduk

Anggi terenyuh melihatnya…kasihan, sekian tahun baru kali ini merasakannya…

“ini rahasia kita yah Pak….” Bisik Anggi

“iii iya Mbak…pasti Mbak….” Jawab pak Husin cepat

Dalam hatinya kalau dia ember nanti ini yang pertama dan terakhir buat dia…..

“ya sudah…..cuci yuk….lengket ditangan saya…”

“iya Mbak…”

Mereka bangkit dari tempat tidur, Anggi lalu menaikan tank topnya lagi akibat tadi diisep oleh Pak Husin, lalu melilitkan handuk yang sempat lepas sedikti dari pinggangnya, dan beranjak ke kamar mandi di belakang untuk mencuci tangannya.

Pak Husin sendiri masih seprti tidak percaya dengan apa yang barusan dia alami, kontolnya yang sudah agak tenang itu benar-benar beruntung. Dia sempat melihat celana dalam trasnparan milik Anggi barusan saat handuknya melorot, dia dengan jelas melihat belahan dari memek botak seksi itu…..

Pak Husin memang merasa sangat beruntung hari ini…….. dia lalu mengikuti Anggi ke kamar mandi, senyumannya lebar sekali saat melihat Anggi sedang jongkok pipis, lalu menyiram dengan gayung, dan berdiri sambil menaikkan celana dalamnya.

Dia seakan cuek di depan Pak Husin, dan sekilas vaginanya yang botak licin itu terlihat jelas didepan pak Husin, membuat nafsu Pak Husin yang baru saja reda, mulai membara kembali…. Dan kemudian dia mengambil gayung, menyiram kontolnya yang kotor itu serta mebasuhnya dengan sabun, lalu keluar kamar mandi menyusul Anggi yang sudah masuk duluan…​
Sippp ..semangat
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd