Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Days of Quarantino

Bimabet
Penulisan kata katanya bagus.. Cerita yg sangat menjanjikan
 
karantina yang menikmatkan nih kayaknya........lancrotkan
 
PART 1

POV Lukas

Satu jam sudah kuhabiskan hanya untuk rebahan di kasurku. Setelah mengurut pergelangan kakiku, aku langsung membuka aplikasi WA dan mengirim chat ke Tania. Namun sampai saat ini, belum ada balasan dari dia. Mungkin ia sedang sibuk atau sedang mengerjakan tugasnya.

Oh ya, tadi kan aku juga berniat mengerjakan tugas. Iya betul, namun ternyata ada kendala dalam pengerjaan tugasku. Aku memerlukan jurnal ilmiah karangan salah satu dosenku sebagai referensi tambahan. Awalnya kukira aku hanya memerlukan file PDF yang bisa ku-download di internet sehingga mengabaikan jurnal dari dosenku, namun tak kusangka ternyata jurnalnya juga mempunyai peran yang sangat vital. Mau tak mau, aku harus meminta kepada salah satu temanku dan sama seperti Tania, ia juga belum membalas pesanku.

Sembari mengisi waktu luang, ada baiknya kuperkenalkan beberapa hal yang ada di sini. Namaku adalah Lukas Alfito. Aku adalah seorang mahasiswa berusia 20 tahun. Aku tidak berasal dari kota ini, melainkan hanya seorang perantauan. Untuk menghemat biaya tempat tinggal dan makanku, orang tuaku meminta bantuan kepada pamanku untuk mengizinkanku agar aku bisa tinggal dengan ia dan istrinya di rumah ini.

Pamanku bernama Daniel Fauzan. Ia adalah adik paling bungsu dari keluarga ibuku. Umurnya sudah 34 tahun saat ini. Ia bekerja sebagai pengacara internasional yang melayani klien yang internasional pula. Maka dari itu, saat umur 32 tahun ia sudah dapat membeli rumah yang cukup besar dan mewah ini. Di tahun yang sama, ia dapat mempersunting kekasihnya yang dulunya adalah mahasiswi jurusan hukum yang magang di firma hukumnya. Kekasihnya itu kini menjadi tanteku yang merawat diriku selama berkuliah di kota ini.

Tanteku ini bernama Diana Miyuki. Dari namanya, kita sudah tahu kalau tanteku ini adalah keturunan Jepang. Dari cerita yang kudengar langsung dari Tante Diana, kakeknya merupakan seorang arsitek dari Jepang yang turut berperan dalam merancang sebuah jembatan terkenal di negeri ini.

Umur tanteku saat ini berumur 23 tahun. Selisih umurnya hanya 3 tahun dariku. Bagiku, dia lebih cocok untuk menjadi kakakku daripada tanteku. Maklum saja, saat berumur 21 tahun, ia sudah dilamar oleh pamanku. Tak lama setelah mereka menikah, aku turut pindah ke rumah ini.

Keduanya sangat begitu menyayangi diriku selayaknya anak bagi mereka. Semenjak pernikahan mereka 2 tahun yang lalu, mereka belum mendapatkan momongan. Mungkin karena pamanku sangat sibuk melayani kliennya hingga ia melanglang buana ke banyak negeri. Waktu pertemuan mereka paling lama biasa hanya 1 minggu. Saat hari libur pun, ia masih mengurusi berkas-berkas hukumnya di rumah sehingga tanteku ini tidak mendapat perhatian darinya. Walau begitu, aku sangat tahu kalau tanteku begitu bangga dan mencintai suaminya tersebut.

Beralih dari kedua pengganti orang tuaku selama di sini, aku akan menceritakan kondisi dunia saat ini. Dunia saat ini sedang mengalami masa sulit dikarenakan adanya wabah penyakit yang berasal dari negara terbesar di Benua Asia ini. Wabah ini tidak terlalu mematikan dibandingkan dengan wabah-wabah yang ada sebelumnya. Hanya saja dengan penularan yang cepat dan belum adanya vaksin, maka kita juga tidak bisa menyepelekan adanya virus ini.

Karena keadaannya sudah sangat darurat, maka kehidupan sehari-hari manusia di seluruh dunia menjadi terganggu. Banyak penerbangan dihentikan, kegiatan ekonomi menjadi terhambat, dunia pendidikan menjadi kacau, dan pasien di rumah sakit menjadi membludak. Agar bisa menghambat penularan virus ini, maka negara-negara yang terdampak parah virus ini memberlakukan adanya karantina total.

Tak terkecuali Republik Indonesia ini. Keadaan negeri sangat kacau karenanya. Jumlah orang yang tertular virus ini sudah mencapai 1.000 orang menurut informasi terbaru yang kudapatkan. Tingkat kematian akibat virus di negeri ini juga yang tertinggi dibanding negara-negara tetangga. Kudengar pula rumah sakit kekurangan peralatan medis dan membutuhkan sumbangan dari masyarakat. Bahkan ada pula tenaga medis yang meninggal karena terpapar virus atau meninggal karena kelelahan.

Mau tak mau, pemerintah mengeluarkan sebuah keputusan yang memberatkan semua pihak, baik pemerintah sendiri dan juga masyarakat yang ada di dalamnya. Pemerintah memberlakukan lockdown di seluruh negeri. Semua kota dari Sabang sampai Merauke ditutup akses keluar masuknya. Bandara-bandara hanya untuk kepentingan pengangkutan logistik saja. Semua anggota masyarakat dilarang keluar rumah, kecuali pada hari tertentu untuk berbelanja kebutuhan dasar. Bagi pelanggar kebijakan tersebut, akan ada sanksi berat yang menunggu.

Dampaknya bagi keluargaku adalah terkarantinanya pamanku ini. Semua berawal dari adanya tawaran tugas dari salah satu kliennya yang berasal dari Polandia. Pamanku mengambil tawaran ini karena bayarannya yang cukup menggiurkan. Ia berjanji untuk mengajak tanteku bulan madu ke Singapura bila ia menyelesaikan tugasnya yang terakhir ini.

Sepertinya, paman dan tanteku tampak menyesali keputusan pamanku ini. Pamanku bertugas untuk ikut dalam penandatanganan kontrak di sebuah kapal pesiar mewah bernama Emerald Kingdom. Malang bagi pamanku, kapal pesiar ini tertahan setelah berlabuh di Taiwan dikarenakan banyak penumpang kapal yang terjangkit oleh virus ini. Ia harus dikarantina selama 14 hari di negara tersebut sebelum akhirnya diizinkan untuk dijemput oleh pemerintah Republik Indonesia. Syukurnya, selama 14 hari itu, pamanku tidak terkena oleh virus tersebut dan dinyatakan negatif sehingga boleh ikut untuk pulang.

Tapi kemalangan pamanku tak berhenti sampai di situ. Ia harus menjalani karantina kedua di salah satu pulau terluar Indonesia. Di tengah karantina tersebut, pemerintah pun memberlakukan lockdown total sehingga akses keluar masuk negeri ini dibatasi untuk keperluan logistik saja. Maka pamanku harus menerima kenyataan kalau ia akan tinggal di pulau tersebut bersama dengan yang lainnya sampai waktu yang tak ditentukan.

Saat pertama kali mendengar kalau pamanku tak akan pulang sampai waktu yang tak ditentukan, Tante Diana langsung menangis sejadi-jadinya di ruang keluarga. Awalnya aku sangat ingin menghibur tanteku ini, namun kuurungkan karena aku berpikir akan lebih baik bila ia tak diganggu oleh siapapun.

Setelah beberapa hari, keadaan tanteku sudah mulai membaik. Ia sudah bisa menerima nasib pamanku dan melupakan kesedihannya itu. Apalagi dengan pemerintah sudah menyediakan layanan internet terbatas di sana, membuat pamanku bisa menghubungi tanteku dalam jam yang telah ditentukan.

Seminggu setelah karantina total, belum ada tanda kalau lockdown ini akan dicabut dalam waktu dekat mengingat semakin harinya semakin banyak yang terjangkit virus ini. Sampai hari ini, jutaan warga dunia sudah terjangkit oleh virus ini.

Untung saja pamanku masih cukup cerdas melihat keadaan. Selama di kapal pesiar, ia sudah berpesan kepada tanteku untuk berbelanja kebutuhan pokok lebih awal. Ia juga mengirim sejumlah uang yang memungkinkan kami untuk bertahan selama ia tidak ada. Benar saja, dalam waktu singkat, kelangkaan mulai terjadi dan tak ada lagi yang bisa keluar rumah.

TING! ponselku berbunyi tanda ada pesan yang masuk. Kukira itu berasal dari Tania yang membalas pesanku, tapi ternyata dari temanku satu lagi yang mengirim file jurnalnya padaku. Setidaknya, aku bisa mengerjakan tugasku saat ini dan bersantai nantinya.
.
.
.
.
.
.
Selesai sudah tugas yang kukerjakan selama hampir seharian ini. Kulihat jam sudah menunjukkan pukul 6 sore. Seluruh air di botol dan kudapan ringan sudah habis. Karena perutku mulai keroncongan dan kerongkonganku membutuhkan aliran air, aku harus turun ke dapur untuk makan malam juga.

Aku menuruni tangga dengan tertatih-tatih dan untungnya dengan selamat pula. Aku berjalan ke dapur. Namun sesampainya di sana, mataku langsung tersegarkan oleh sebuah pemandangan yang luar biasa. Kulihat Tante Diana sedang menungging untuk mengambil sebuah barang yang jatuh di bawah lemari makan.

Duh… nafsu birahiku langsung bangkit total. Bagaimana tidak, kedua bongkahan pantat Tante Diana yang terbungkus hotpants berwarna putih bersih begitu membulat di depan mataku. Kalau saja setan sudah menguasai diriku, aku tak akan ingat lagi kalau ia adalah istri dari pamanku. Ingin kuterkam pantat bulatnya tersebut dan melepaskan celananya tersebut. Aku akan memasukkan… ah sial, Lukas! Ingat, dia itu masih tantemu.

"Tan, lagi nyari apa?" tanyaku dengan suara yang bergetar karena gugup.

Ia berhenti menungging dan langsung duduk bersimpuh sambil memandangiku. "Oh, ini penjepit rambut Tante jatuh ke dalam sana. Tangan Tante gak sampai," katanya dengan wajah yang kecapaian.

"Aku aja yang ambilin," ujarku sembari menelungkupkan tubuhku.

Berkat tanganku yang lumayan panjang, aku akhirnya bisa menggapai penjepit rambut dan memberikan padanya. Senyum ceria pun langsung muncul di wajah Tante Diana. Begitu cantik, layaknya putri Kekaisaran Jepang yang sering kulihat di film kolosal.

"Makasih ya, Lukas!" ucapnya dengan riang.

"Ya, sama-sama, Tan."

"Oh ya, kamu belum makan dari tadi, kan?"

"Tuh Tante tahu."

"Hihihi… habis kamu gak keluar dari kamar sih dari tadi. Kamu bertapa atau ngerjain tugas sih?" canda Tante Diana dengan tawa kecilnya yang manis.

"Gak lihat nih jari udah pada keriting?" tanyaku sembari menunjukkan jariku pada Tante Diana.

"Mana? Bohong kamu ah," kata Tante Diana sambil memperhatikan seluruh jariku.

"Dasar Tante. Dah ah, aku lapar. Mau makan dulu ya."

"Sayurnya kalau mau panasin aja ya. Takutnya dah dingin dari tadi."

"Ok, Tan."

Selepas makan dan mencuci piring kotorku, aku memutuskan mandi karena tubuhku yang bau keringat. Eits… jangan salah. Walau cuma ngetik dan membaca file doang, capeknya juga luar biasa loh dengan perlu adanya analisis. Apalagi kalau itu dilakukan dalam waktu yang lebih dari 6 jam, beuh… mau copot rasanya otak ini.

Di kamar mandi, aku kembali terbayang akan keindahan pantat bulat nan montok milik Tante Diana. Penisku yang hibernasi selama mengerjakan tugas pun langsung bangkit. Nafsu birahiku kembali meledak. Apalagi ditambah dengan kejadian tadi pagi, hawa nafsuku sudah menari-nari di dalam diriku.

Perlahan, aku mulai membayangkan tanteku ini. Ia adalah gadis yang sangat sempurna. Ia punya kulit yang putih bersih, mata yang cukup sipit, rambut hitam berkilau, bibir pink yang sedikit tebal, dan wajah yang sangat cantik khas wanita Negeri Sakura. Bentuk tubuhnya bahenol. Payudaranya membusung dan begitu pun dengan bokongnya. Pahanya juga putih mulus. Ah, apa sih yang kurang dari tanteku ini?

Tanganku mulai mengambil sabun. Setelah meratakannya ke seluruh telapak tanganku, aku mulai memijat penisku perlahan. Ugh! Rasanya begitu nikmat. Aku membayangkan pantat tanteku tersebut. Bagaimana kalau aku melepaskan celana pendek dan celana dalamnya sekaligus? Ugh! Pasti nampak kedua bulatan indah yang kuidam-idamkan.

Aku memejamkan mataku dan membayangkan bila di depan mataku saat ini ada pantat telanjang tanteku yang sedang menungging. Aku sangat ingin menusukkan penisku ke dalam lubang vaginanya yang pasti berwarna merah muda seperti wanita Jepang yang ada di film porno.

"Ahh! Tante Diana!" desahku pelan.

Aku mengencangkan kocokan penisku. Kubayangkan lagi bila aku mulai menyentuhkan penisku ke lubang vaginanya. Perlahan… perlahan… akhirnya penisku kini menancap di vaginanya tersebut. Hmmm! Pasti sempit sekali karena jarang dipakai oleh pamanku.

"Ahh! Sempit banget, Tan!"

Aku terus mengocok-ngocokan penisku. Lama-kelamaan, kocokan tersebut menjadi semakin kencang seiring dengan semakin licinnya permukaan penisku. Rasanya semakin nikmat pula.

Kembali ke imajinasiku. Kini aku membayangkan bila kemaluanku berbenturan dengan pantat seksi milik Tante Diana. Uhh! Aku sungguh ingin merasakan kulit mulus pantatnya itu. Aku membayangkan kalau suara desahan dari Tante Diana. Mungkin mirip dengan suara desahan imut kepunyaan para artis film porno Jepang.

Kurasakan kalau kemaluanku mulai berdenyut. Isi batang penisku seakan ingin meledak. Seiring dengan semakin kencang tusukan penis di imajinasiku, semakin kencang pula kocokan tanganku di dunia nyata. Aku terus menyebut-nyebut nama Tante Diana yang kusetubuhi dalam imajiku.

"Ahh, Tante Diana! Aku keluar!"

CROT! CROT! CROT!

Aku menyemburkan spermaku ini ke dalam kloset agar mudah dibersihkan. Dengan habisnya sperma di dalam batang penisku, imajinasiku mengenai Tante Diana sudah mulai pudar. Aku kembali tersadar ke dunia nyata.

"Ah, nikmat banget, Tan," desahku lagi dengan perlahan.

Aku kemudian mandi dan membersihkan jejak-jejak perbuatan kotorku tersebut. Setelah tubuhku ini sudah bersih, aku juga memastikan kalau kamar mandi ini juga bersih dari limbah kemaluanku. Aku mengeringkan tubuhku dan memakai handuk. Keluarlah aku dari kamar mandi, namun seorang wanita yang berdiri di hadapanku saat ini membuat jantungku menjadi berdebar-debar.

"Kok lama banget sih, Lukas? Tante udah kebelet tahu," ujar Tante Diana dengan nada yang lembut tapi berhasil membuatku mati kutu.

"Ah, aku lagi pup, Tan," kilahku dengan nada yang kubuat setenang mungkin.

"Masa? Kok Tante denger kalau kamu nyebut-nyebut nama Tante?"

MATILAH AKU, BANGSAT!
 
Bimabet
akhirnya apdet..... :hore:

alamat bakalan lama nih cuman berduaan sama Tante Diana :pandajahat:
wajar cinta/nafsu bersemi, dengan penampakan tante diana seperti itu :panlok2:
apalagi emang ga sedarah juga kan, ga ada ikatan batin :cup:

Lockdown selesai, pamannya datang dikasih kejutan....... :pesta2:
tante diana hamil..... :pandajahat: :pandaketawa:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd