Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Dewi Apsari Paninggilan

Bimabet
Matur Sembah Nuwun updatenyah ki Dalang @MasMoko
Dewiiiiiiiiiiiiii.....😘😘😘😘
thnx hu
Patut dinantikan kembali
thnx hu
suwun updetnya @MasMoko
thnx hu
Matursembahnuwun updatesnya @MasMoko
thnx hu
Makasih update nya ...
Semakin seruu
thnx hu
Terima kasih update nya Denmas @MasMoko
thnx hu
Makasih updatenya @MasMoko
thnx hu
 
Ijin pasang alarm dsini hu... Sari semakin mempesona kayanya setelah perang selesai 😁
 
PART 2 : “NGGAYUH TRESNANE ARJUNO”
Eps. 13




Satu persatu musuh dia habisi, kemudian pelontar meriam yang kokoh dia potong dengan kedua pedangnya. Pria ini menggunakan kain untuk menutupi sebagian wajahnya, hanya kedua mata dengan tatapan tajam yang terlihat.

“kamu datang juga Pandu” ucapku.

“aku tak tega melihat seorang wanita harus bertarung menghadapi bahaya” jawab dia.

“sebagian musuh turun kesungai, aku khawatir para prajurit akan menghadapi bahaya. Aku serahkan ayahandaku kepadamu, jangan kau khawatirkan para dayang dan prajurit. Akan aku bereskan!” sambung pandu sembari turun menyusuri sungai

Tak berapa lama aku terpaku melihat kepergian Pandu, segera aku langkahkan kakiku untuk menuju ke pinggir pantai, mencoba melihat keadaan Baginda Raja yang mencoba menghadapi apa yang ada di kapal.

Tampak dari kejauhan asap mengepul dari salah satu kapal, sedangkan kapal yang lain ada yang pergi meninggalkannya.

“Semoga Raja baik - baik saja” ucapku dalam hati.

Disekitar tangga naik kapal, terlihat banyak musuh tewas berserakan dan senjata yang berceceran dimana - mana. Satu persatu ruang aku susuri. Tak satupun musuh aku temui, yang ada hanya musuh yang tewas atau mengerang kesakitan menunggu ajal.

Akhirnya aku temukan Raja tergeletak disudut buritan kapal.

“apa Baginda baik - baik saja” ucapku sambil memandu raja mendudukannya bersandar.

“aku tidak apa-apa Sari. Bagaimana keadaan kamu?” tanya Raja.

“aku baik - baik saja Baginda. Ada seseorang yang membantuku tadi” jawabku.

“jangan kau katakan dia anakku Sari” tandas Raja.

“jika aku bisa berbohong, maka aku akan berbohong Baginda” Jawabku.

“jadi dia datang juga. Anak bodoh!” cetus Raja.

“lebih baik Baginda menenangkan pikiran. Luka Baginda nampak serius. Darah dari tadi tak juga kunjung berhenti mengalir” jawabku menenangkan baginda.

“aku harus mencari kain untuk menutup luka Baginda. Baginda harus tetap tenang, biarkan hamba merawat luka baginda” ucapku.

Tak ada sehelai kain pun disekitar kapal. Dimanapun sudut tempat api, mulai berkobar.

“Maaf baginda, tak ada yang aku dapatkan dikapal ini” jawabku seraya membuka kemben yang menjadi satu - satunya pakaian yang tersisa di tubuhku.

Kurobek kemben ini menjadi beberapa bagian untuk mennahan luka Raja supaya darah berhenti mengalir.

“Mohon ampun Baginda. Mungkin ini sakit dan tidak nyaman buat Baginda” ucapku sembari mulai menekan dan menutup luka baginda. Nampak Raja mulai menahan rasa sakit dengan mata terpejam.

“tidak terasa sakit namun ikatanmu sudah cukup kuat Sari” Jawab Raja sembari membuka mata.

“Saa…saa.. Saari.. apa yang kamu lakukan…kamu??” ucap raja terbata - bata melihat tubuhku yang tak tertutup sehalai kain pun.

“Maaf baginda, cuma ini yang bisa aku gunakan untuk menutup semua luka baginda” jawabku lirih.

“tak apa Sari.. tapi .. itu.. maksud saya, apa benar apa yang aku lihat ini benar- benar nyata?” ucap baginda sambil melotot meliat semua anggota tubuhku didepan baginda.

“tentu hamba ini nyata Baginda. Hamba bukan hantu” jawabku pelan sambil terus mengurus luka Raja.

Canggung yang akurasakan sekarang. Gerakanku membersihkan luka ditubuh baginda membuat susuku bergoyang. Namun apa boleh buat. Melayani raja adalah hal utama yang harus dilakukan.

“Sari.. apa boleh aku melihat semua kesempurnaan tubuh kamu?” tanya Raja.

“dengan senang hati Baginda. Sepuas baginda. Jika ada yang diinginkan Baginda, tinggal bilang kepada hamba. Hamba akan berusaha mencarikan untuk Baginda” jawabku sambil tersenyum.

“cukupkah aku melihatnya Sari. Ini untuk terakhir kalinya. Semenjak kamu melihat aku dan dayang berpersta seks kala itu, tubuhmu belum sesempurna ini Sari. Kini berubah makin sempurna dimataku” ucap Raja.

“hamba tak pantas untuk disanjung seperti itu Baginda. Hamba cuma dayang yang tak pantas untuk disentuh Keluarga kerajaan” jawabku.

“Sari .. benarkah aku bisa meminta apapun kepadamu?” tanya baginda.

“Hamba selalu ada dan siap apapun untuk Baginda. Bahkan nyawa pun aku serahkan” jawabku menegaskan.

“Baiklah Sari. Berdirilah kamu didepanku” suruh baginda.

Dengan sigap aku langsung berdiri didepan baginda Raja yang sedang terkulai di Buritan kapal.

“jangan kau tutupi memekmu Sari. Aku ingin sekali melihatmu dengan utuh” pinta baginda Raja.

“tapi baginda, hamba takut lancang dan menyalahi aturan kerajaan Baginda”jawabku

“tak ada aturan yang kamu maksudkan itu Sari.. bahkan Raja boleh menggauli semua yang diminta tanpa terkecuali” tegas Raja.

“aa.. ba..baik Baginda” jawabku.

Kubuka tangan kiriku yang kupakai untuk menutup memekku.

“Sari.. kenapa kamu tak menumbuhkan rambut di memekmu itu? Bentuknya sungguh menggoda. Tembam dan pastinya wangi. Sangat terawat. Kamu merawatnya dengan sangat baik” ucap Baginda dengan terus menatap memekku dengan seksama.

“te.te…termakasih Baginda. Sanjungan yang tak pantas aku dapatkan dari Baginda Raja”jawabku.

“Sari.. pahamu begitu kencang, perut yang langsing, lengan yang besar dan kokoh. Pundakmu tegap, dan lehermu panjang. Lebih panjang dari siapapun yang aku temui”. Terang baginda.

“sari berputarlah membelakangiku” pinta Raja.

“a..aapa. .mhon maaf Baginda, apakah Baginda …”

“lakukan Sari. Aku menginginkan itu”sahut Baginda.

Tak ada sepatah katapun aku ucapkan mulai saat ini. Hanya anggukan yang harus aku lakukan.

Kuputar tubuhku dan membelakangi Baginda Raja.

“Punggungmu halus, rambutmu terurai panjang dan indah, bokongmu sangat semok dan belahan pantatmu sangatlah indah Sari.. kamu begitu sempurna” ucap Raja.

Aku hanya bisa terdiam dan menerima semua apa yang dikatakan Sang Raja.

“rendahkan tubuhmu.. maksud aku, sujudlah dan tetap membelakangiku, lalu bukalah kakimu sedikit lebar. Lihatlah aku dari selangkanganmu Sari” pinta Baginda.

Aku menuruti semua perkataan Raja dan melihatnya dari selangkanganku.

“A,,aaappaaaa itu? Baginda sambil mengocok kontolnya sambil melihat lubang anus dan memekku?” tanyaku.

“Sari. Bukalah lubang anus mu. Dan perlihatkan lubang itu kepadaku”pinta baginda kemudian.

Dengan posisi yang sama aku buka pantatku supaya Raja bisa melihat kedua lubang kenikmatanku dengan jelas.

“ooh dewa,. aku benar - benar tak kuasa menahan ini semua. Apa yang Sari pertontonkan adalah sebuah kesempurnaan ciptaanmu” ucap Raja sambil terus mengocok kontolnya yang semakin lama, semakin panjang dan mengeras.

“Sari.. bergoyanglah… bergoyanglah seperti apa yang telah dicontohkan oleh Permaisuri” pinta Raja.

Sesuai dengan perintah Raja, aku mulai menggoyangkan pinggul dan tubuhku dengan lembut. Gerakan memutar, meremas susu dan bokong aku lakukan seperti Permaisuri.

Tak terasa sudah sekian lama aku bergoyang erotis didepan Raja hingga Matahari tepat diatas kepala.

Kontol raja yang dikocoknya sendiri terus tegang dan mengeras. Benar kata orang - orang kalau Raja adalah yang paling perkasa dari seluruh penjuru.

“Sari.. aku ingin meminta yang terakhir kalinya Sari” pinta Raja.

“mohon ampun hamba. Jangan mengatakan seakan - akan ini menjadi permintaan terakhir Baginda, dan tak akan ada permintaan lagi setelah ini” jawabku sambil terus bergoyang didepan Raja.

“ini begitu rumit untuk diceritakan. Kamu akan mengetahuinya suatu saat nanti jika dewa berkehendak”

“aku tahu Sari. Kamu berusaha membantu mengobati istriku Prabawani. Dan obat itu satu - satu adalah pejuhku” sambung Raja.

Sejenak aku hentikan goyanganku dan menatap mata baginda.

“aa..aa ..hamba..”jawabku kaget Raja mengetahui semuanya.

“tak perlu kamu bingung Sari. Aku tahu semuanya. Kini aku akan memenuhi takdirku. Takdir yang sudah digariskan oleh dewa. Ini semua bakalan terjadi. Ini adalah takdir yang harus aku jalani atas apa yang aku lakukan dahulu” ucap Raja.

“mohon ampun Baginda. Apakah hamba boleh mengetahuinya?” pintaku.

“tidak Sari. Sudah aku katakan, jika dewa berkehendak maka suatu saat nanti kamu akan mengetahuinya” Jawab Raja.

“aku siap untuk melayani Baginda” jawabku kepada Raja.

“mendekatlah kemari. Aku ingin sekali menjamahmu. Menggaulimu. Satu - satunya cara mengeluarkan pejuh dari tubuhku adalah dengan memekmu. Memek yang masih sempit itu Sari” pinta Raja.

Tanpa ada kata aku ucapkan. Aku mendekati raja dan duduk didepannya. Didepan kontol yang sedari tadi berdiri tegak dan tampak sangat besar panjang nan perkasa milik Raja.

“Sari setelah nanti pejuhku keluar didalam perutmu, aku akan segera menemui dewa. Tinggalkan jasadku ditempat ini. Kapal ini akan menjadi kuburanku. Sesuai dengan apa yang dikatakan dewa tempo hari” jawab Raja.

“lantas apa yang akan hamba sampaikan kepada keluarga kerajaan Baginda?” tanyaku.

“Purbawani dan Prabawani sudah mengetahui semua ini. Sudah aku ceritakan sejak dahulu tentang takdirku. Mereka akan menerima semua walaupun dengan berat hati. O ya..satu lagi. Setelah kamu sampai di kerjaan Paninggilan. Aku minta kamu yang menjadi kepala pengayom kerajaan. Disamping itu kepala rumah tangga dan kemakmuran Rakyat, kuberikan kepada Purbawani dan Prabawani” ucap Raja.

“tapi Baginda. Hamba tak pantas dengan gelar itu. Pasti keluarga kerajaan akan sangat marah mengetahui ini.” jawabku

“percayalah kepadaku Sari. Dewa sudah mengatur semua” ucap raja menenangkan

“Baik baginda. Kalau itu menjadi permintaan terakhir Baginda. Hamba menerima” jawabku sambil duduk didepan baginda.

“Baik Sari. Kini aku sudah siap. Laksanakan tugasmu sebaik - baiknya. Buatlah aku agar bisa memuntahkan semua pejuhku kedalam memekmu” pinta Raja.

Kontol yang digenggam sendiri oleh raja mulai dilepaskan. Pertanda aku harus mengambil perannya.

Kulihat dengan seksama kontol itu yang tegak berdiri dan bentuknya menyerupai jamur. Ukurannya yang besar dan panjang membuatku merasa bergairah.

“lekas mulai Sari”pinta baginda.

Mulai kupegang kontol raja. “Astaga dewa…kontol ini sangat besar hingga tak cukup genggamanku memegang penuh kontol raja. Selain besar dan panjang juga amat keras sperti batu.

“tanganmu lembut sekali Sari..kocoklah” pinta Raja

Tanganku mulai kugerakan menyusuri batang kontol Baginda. Karena terlalu panjang, aku harus menggunakan kedua tanganku.

“oooh…Sari.. enak sekali.. lekas ulum.. sepong kontol ku Sari” pinta Raja.

Sambil terus mengocok kepalaku dipegang oleh tangan raja dan diarahkan ke kontolnya.

“ya dewa…besar skali..apakah mulutku akan muat” batinku.

Kujilat kepala kontol raja yang besar seperti jamur itu. Kujilat lubang kontolnya dan kucium cium.

“aaahhh… terus Sari.. aah… jilatanmu sangat terasa di kontolku..”kata raja.

“Baginda.. tega sekali..untuk kali terakhir saja .. Baginda tidak mau menyentuhku” keluh ku sambil tetap memainkan lidahku di kepala kontol raja.

Memainkan kontol raja membuatku tidak bisa menahan diri. Perasaan ini secara alami muncul. Aku tidak mau hanya sebagai pemuas, namun aku juga ingin menikmatinya. Untuk sesaat aku melupakan siapa aku dan dengan siapa aku bersetubuh.

Tangan raja mulai menggerayangi susuku. Kanan dan kiri bergantian memencet dan meremas - remas.

“aaahhhh… eesssttt…Baginda, hamba mulai menghangat.” ucapku menikmati tangan raja meremas susuku.

“Sari kenyal sekali susumu …tak pernah aku sentuh yang seperti ini .. oooh… jilatanmu di kontolku juga sungguh lembut” jelas raja.

“aaakkh. Baginda.. jangan pencet putting Hamba Baginda..” keluhku.

Ketika Raja memencet putingku, rasanya berdesir bergetar seluruh tubuh. Jantung berdetak semakin cepat. Memekku seakan mengikuti irama jantung ini, makin berdenyut - denyut.

“plaaak” .. ku singkirkan tangan baginda dari susuku dengan sedikit agak kasar.

Kudorong tubuhku sampai kontol raja tepat dibelahan susuku. Segera kujepit dengan susu dibantu kedua tanganku dan kugerakkan mengocok kontol raja memakai susuku.

“aaaah.. Sari.. kamu pintar sekali.. kamu tau apa yang aku mau.. susu kamu sangat lembut dan kenyal…” kata Raja.

Tak kupedulikan apa perkataan Raja. Apa yang kulakukan dengan kontol raja membuat aku bergairah. Susuku mulai mengeras dan memekku semakin berdenyut.

Pikiranku mulai lepas kendali. Kuhentikan gerakan ini dan mendorong tubuhku mendekati muka Sang Raja.

Kucondongkan tubuhku sehingga susuku berada tepat didepan muka Raja. Kemudian aku remas dan goyangkan.

“apa Baginda tidak menginginkan ini?” ucapku sambil terus merayu Raja dengan goyangan susuku.

“Sari..kamu memang penggoda” jawab raja

Tangan baginda dengan sigap menarik tubuhku hingga putingku langsung masuk ke mulut Raja.

“aaaaakkkkhh,,,Baginda…jangan di sedot…hamba tidak betah” erangku. Putingku diisap dan dimainkan dengan

Lidah raja.

“uuuuuhhhhhh,Baginda…jangan berhenti..teruss teruuusss” eranganku tak kuasa menahan hisapan raja di putingku.

Raja rupanya juga mulai makin panas. Tanganya mulai mengelus menggerayangi paha mulusku.

“sari pahamu selain kencang juga tetap mulus dan lembut. Izin kan Rajamu ini memegang bagian mahkota indahmu?” pinta Raja.

“Seluruh raga ini milikmu Baginda.. jangan Baginda biarkan hamba tidak menikmati walau sedetik Baginda” pintaku seraya merayu.

Tangan nakal Raja mulai mengarah ke memekku. Birahiku mulai naik ke ubun - ubun kepala. Badan terasa hangat dan nafas mulai tak beraturan.

“Sari...memekku benar - benar mulus. Lubangnya masih sempit dan bulu nya sangat tipis. Lubang kenikmatan yang luar biasa” ucap Raja memuji

“aaaahhhh…Baginda,.. eluslah lembut seperti itu..rasanya ingin segera ditusuk…sudah gak tahan Baginda” pintaku. Badanku mulai tidak bisa dikontrol oleh pikiranku. Rasa ingin ini, rasa birahi ini sangat membara. Sentuhan dan belaian Raja sangat lembut tapi terasa tepat di titik - titik sensitif ku.

“Sari.. baru kali ini aku merasa naik bagitu cepat…pejuhku sudah mulai naik ke batang kontolku…padahal sebelumnya belum pernah ada yang bisa secepat ini membuatku hampir mencapai klimaks” terang Raja.

“ya Baginda…kalau memang benar, segeralah dimasukkan…aku ingin kontol Baginda segera…”pintaku.

Tanpa menunggu lama lagi, segera kuambil posisi jongkok dan mengarahkan kontol besar Raja ke lubang memekku yang sudah mulai basah karena segala aktifitas pemanasan. Aku sedikit peraya diri karena ukuran Belu yang lebih besar bisa dengan mudah mudah masuk dan memekku bisa merenggang lebih dari ini.

“aaah… Baginda.. kontol Baginda begitu keras..dan kepalanya sangat besar…Coba hamba masukkan Baginda” ucapku sembari mendorong pinggulku supaya kontol Raja bisa masuk kedalam memekku.

Sambil kutambah pelumas dengan ludahku supaya lebih licin, aku terus berusaha menekan pinggulku suaya lekas masuk.. “aaaaaakkkkhh…saakiiiiittt…duuuuhh…baru kepala kontol Baginda yang masuk…tapi sakiiit Baginda”erangku..

“uuuuh…rasanya sangat sesak sekali Sari…teruskan menekan…aku sudah tidak bisa bergerak lagi”ucap Raja.

Dengan rasa sakit, aku terus menekan supaya kontol Raja makin masuk kedalam memekku. Ini sangat berbeda sewaktu Belu dengan ukuran yang lebih besar bisa lebih mudah masuk.

“aaahhh… duuuh..sakit Baginda”keluhku.

“Sari… stop dulu. Gerakan naik turun sedikit demi sedikit supaya kamu terbiasa dengan kontolku” perintah Raja.

Kucoba untuk menggerakkan sedikit demi sedikit. Kontol Raja sangat susah masuk. Memekku tak seperti biasa merenggang. Padahal Belu bisa masuk dengan mudah.

“iya Baginda…Sakitnya mulai berkurang..memek hamba sudah mulai sedikit menyesuaikan besar kontol Baginda…sssttt,..eeemmmmh…sudah enakan dikit Baginda.. bagaimana Baginda?” ucapku sambil menatap wajah Raja.

“Sari…baru sedikit masuk saja..kontol aku sudah merasakan denyutan dinding memek kamu…hangat dan lembut didalam…pejuhku sudah makin naik ke batang kontolku Sari…kalau sudah enakan, tekanlah lebih kedalam” perintah Raja.

Dengan keberanian aku tekan kebawah dengan kekuatan yang besar. “Slreeeeettt… aaaarrggghhh…duuuuhh… sakit Baginda.. periiiihh” erangku. Trlalu kuat aku menekan memekku kebawah sampai rasanya memek ini tersayat. Sakit perih dan tekanan dinding karena renggangan menerima ukuran kontol raja aku rasakan campur aduk. Kuhentikan sesaat dan terdiam sejenak. Kaki ku yang sudah merasa pegal menahan beban tubuhku sedikit kupindah ke tangan dengan menekan bagian perut baginda yang sangat keras perkasa.

“oooooh…rasanya sangat sesak Sari.. kontolku seperti dipirit…lihatlah…darah perawanmu keluar Sari” ucap Raja.

Seketika kubuka mata dan melihat sekitar memekku. “ii..iya Baginda…pantas Saja sakit dan perih sekali.. apa hamba terlalu kuat memaksa menekan memekku ke kontol Baginda?”tanyaku.

“iya Sari..baru kali ini dengan waktu pemanasan sesingkat ini, bisa masuk setengah dari panjang kontolku”ucap raja heran.

“aa..aa..apa iya Baginda.. kepala kontol Baginda terasa sudah menyundul perutku” ucapku

“aaah…iya sepertinya,setengah kontolku sudah terjepit hangat di dinding memekmu Sari” jawa Raja.

“bagaimana Sari…apakah kamu sudah bisa melanjutkan genjotanmu? Tinggal sedikit lagi aku akan segera klimaks” ucap Raja.

“tunggu sebentar Raja…sepertinya hamba butuh perangsang lagi...masih terasa sakit memekku” pintaku.

“baik Sari” jawab Raja.

“clluuppp…sreepp” dengan cekatan Raja mencucuk putingku dan memainkan lidahnya..

“aaakkh… Baginda…enak sekali permainan lidah Baginda…terus Baginda…Hamba juga memainkan itil hamba” jawabku sambil merasakan keenakan.

Sesaat aku merasakan keenakan permainan ini, tak terasa memekku terus tertekan seirama denyutan kenikmatan yang kurasakan. Hingga memekku menelan seluruhnya kontol Raja dan terduduk rileks diatas kontol Raja.

“Sari…kontolku… kontolku” ucap Raja.

“ada apa Baginda?” terhenyak aku melihat memekku sudah melahap seluruh batang kontol Raja. “uugh… Baginda…penuh sesak…benar - benar tak kurasakan tadi..sekarang perutku seakan sesak dengan kontol Baginda.. uuuhh… ooohhh” jawabku..

“Jepitanmu Sari…memek mu menjepit ketat kontoku…mainkan aku sari…bawa aku kesurgamu” pinta Raja sembari merasakan kenikmatan dengan mata terpejam.

Kugoyangkan maju mundur perlahan supaya memekku bisa menyesuaikan ukuran kontol Raja, perlahan demi perlahan.

“sensasi ini…sensasi kontol yang memenuhi memekku menyundul rahim dan seakan sampai ke perut berasa sampai kepala…Baginda…kenapa ini yang terakhir…aku ingin sekali merasakan sensasi ini setiap waktu” keluhku sambil merasakan sensasi nikmat yang tiada tara.

“Sari..begitu pula aku…kenapa baru kali ini aku menjamahmu…kamu sudah di Istana ku beberapa waktu”ucap Raja.

“baginda…untuk saat ini hamba masih ingin merasakan kontol baginda…hamba serasa tak ingin menyudahi ini” ucapku sambil terus maju munjur menggoyang kontol Raja.

“Sari…aku pun begitu…andaikan ajalku masih jauh, aku pasti setiap malam akan terus memuaskan kamu Sari…namun ketetapan ini harus aku jalani…Sari…genjotlah memekmu sekuat mu…kita akan segera mangakhiri semua ini!” perintah Raja.

“tapi Baginda…hamba belum puas …hamba masih ingin merasakan kontol Baginda” jawabku meminta.

“Sari..kamu satu - satunya wanita yang bisa membuat aku mencapai puncak sesingkat ini! Ini perintah, segeralah aku ingin segera bertemu Dewa”Perintah Raja.

Kemudian tangan Raja berada dibokongku, seraya ingin aku untuk segera memulainya.

“Hamba Mulai” ..kugenjot perlahan kontol Raja.

“plook ..plok ..plok plok” suara bokong ku dan selangkangan raja saling beradu. Perlahan dan perlahan.

“aaahh ..aaaah…aaahh .. Baginda sayaaang.. rasanya gak tahan… benar - benar sangat dalam…sampai ke perutku.. Baginda Sayaaang!!” erangku tak kuasa menahan genjotan ini.

“oooh oooohhh… teruskan Sari…aaarrgghh… enak sekali gesekan memek kamu…sangat licin namun tetap menjepit sempurna kontolku” jawab Raja.

Aaahh aaaahh aaahhh… oooh ..oooh..

Sore itu menjadi hari yang benar - benar luar biasa..untuk pertama kali aku melakukan hubungan seks dengan orang yang sangat terpandang. Orang yang perkasa dan berkuasa. Sayangnya karena keadaan raja yang tak bisa lagi bergerak banyak, aku hanya diatas terus menerus tanpa bisa berganti posisi.

“Sarii.. sudah sampe puncakk” ucap Raja.

Kemudian gerakanku ditahan dan kurasakan sesuatu keluar didalam perutku.

“ssrrroooooottt.. srrrooooooootttt 6x” …

“aaaaaahhhhhh …Baginda…luarbiasa…kenikmatan yang baru pertama kali aku rasakan!” ucapku..

“.…”

“Baginda??” tanyaku ulang.. kulihat wajah baginda yang tak satupun menyahut pertanyaanku. Wajah Raja terlihat bahagia dengan senyuman melengkung dan mata terpejam. Dada yang menjadi tumpuanku mulai mendingin. Kontol yang berada dalam memekku mulai mendingin dan layu.

“Baginda..maksudku.. Sayaang…Terimakasih atas semuanya…Seks pertama yang kulakukan bersamamu…Sayang..kuharap kamu tenang bersama Dewa…apapun pesanmu akan aku sampaikan ke Istana. Namun, aku tak berjanji untuk tetap hidup” jawabku pelan ke sebelah kuping Raja,

Kuraih pelepah daun yang entah kapan ada disitu. Kuraih dan kusiapkan untuk menaruh pejuh yang dikeluarkan oleh kontol Raja.

“pluuug” suara memekku mengeluarkan kontol raja yang telah layu. Segera kusiapkan daun dibawah memekku dan pejuh mulai keluar dari memekku yang tak berbentuk.

“Ya Dewa…memekku mengerikan bentuknya…darah dimana - mana. Terlihat luka disekitaran dinding memek” ucapku lirih.

Tak kusangka begitu banyak pejuh yang dikeluarkan oleh Raja. Bercampur merah darah dari dalam memekku. Segera kutangkupkan daun itu dan kuikat dengan kain supaya tidak lekas menegering.

“braaakkk!!!” ku terjatuh didepan jasad Raja. Rasanya sangat lemas tak berdaya.

“Dewa…tak mungkin aku bergegas kembali ke Istana…untuk bergerak saja aku tak mampu” ucapku.

Sejenak aku terdiam dalam baringanku. Kucoba untuk bangkit duduk. Kulihat jasad Raja masih tetap dalam keadaan yang sama. Sementara kapal mulai tenggelam. Api yang menggerogoti rangka bawah semakin besar.

Dengan susah payah aku merangkak mencoba mencari jalan turun dari buritan. Dari pantai terlihat seorang pria berlari ke arahku.

“Pa…Paandu” kataku lirih tak berdaya.

“Sari…kau tak apa - apa?” jawab Pandu seraya menolongku.

Tak berlama - lama aku menyampaikan maksudku. “Ini Pandu.. segera berikan kepada Ratu” ucapku sambil menyerahkan pejuh raja yang terbalut daun dan kain.

“Sari kamu.. kenapa dengan kamu…selangkangankamu penuh dengan darah…memeku terlihat terluka parah.”.

“Pandu…segera…pejuh itu tidak bertahan lama…jangan pikirkan aku!”sahutku.

“Tapi Sari…apakah kamu?”..

“Pandu…maafkan aku…aku tak bisa penuhi janjiku…segera lekas pergi!!.. pergi!!” perintahku seraya mendorong Pandu supaya lekas kembali ke Istana.

“Sari bertahanlaaah…” Suara pandu dari kejauhan.

Tubuhku seakan tak bisa bergerak lagi. Ku terbaring dan ku tatap langit. Mulut mulai meracau dan pikiranku tak karuan.

“Baginda Raja…mungkin aku akan segera menyusulmu…Maaf jika aku tak bisa memenuhi permintaan terakhirmu…sebagai dayang aku tidak bisa membiarkan Baginda sendirian disini…sebenarnya sayang sekali ya…tapi setidaknya aku sudah merasakan hubungan seks yang hebat bersamamu “

Rasa lelah ini membuatku benar - banar tak berdaya. Kurasakan kakiku seperti terbenam dalam air.

“Mungkinkah saatnya??…Simbok…maafkan anakmu ini jika punya banyak salah…anakmu sudah banyak menyusahkan Simbok…Mbok Darmi…sehat - sehat ya kamu disana…semoga Raja yang baru lebih kuat dan perkasa…Belu…keluarlah jika kamu tidak mau ikut tenggelam…” ucapku dalam hati..

"Wahai angin... sampaikanlah salamku untuk semuanya... tak perlu namaku dikenang...karena aku bukanlah pahlawan bagi siapapun.. ckup untuk Bapak dan Simbokku Saja... Selamat Tinggal"...


BERSAMBUNG Eps. 14
 
PART 2 : “NGGAYUH TRESNANE ARJUNO”
Eps. 14




“ehm…” jawab belu.



Tak kupedulikan jawaban belu. Toh Belu makhluk mistis, dia akan tetap hidup walau dalam air. Setelah kurasakan diriku mulai tenggelam, aku sudah tak sadarkan diri. Aku merasa tertidur untuk sejenak & semua terasa kosong.

“dingin… kaki ini dingin…air masih membasahi kakiku…apakah aku sudah sampai di rumah dewa?” ucapku dalam hati.

Perlahan ku buka mata terlihatlah langit yg meneteskan air sedikit - demi sedikit.

“Sari.. Sarii.. sadarlah” telingaku samar - samar mendengarkan suara Pandu memanggilku. Tak kupedulikan dimana keberadaan dia.

“Pandu.. apa? Apa kamu sudah mati juga?” tanyaku lirih.

“enak Saja.. ogah aku mati begitu cepat” jawab Pandu.

Pandu mulai terlihat dimataku. Dia sedang menutupi tubuhku dengan kain.

“lantas kenapa kamu ada disini? Rumah dewa begitu indah kan?” tanyaku.

“Kacau kamu Sari…dah diem aja…” Jawab Pandu.

“Kenapa…aneh kamu Pandu…hehehe…”ucap sembari tersenyum.

“dah diem.. apa kamu pikir kamu dah mati? Ini masih di dunia Sari. Sadarlah!” kata Pandu.

“benarkah? Aku gak beruntung kali ini Pandu. Kenapa kamu menolongku…bukankah kamu udah kecewa kepadaku? Aku telah menghianatimu” jawabku.

“lebih baik kamu jangan banyak bicara…kubawa kamu pulang” Jawab Pandu.

“kenapa?? biarkan aku mati…kalau perlu penggal saja leherku!” pintaku.

Sraaakkk…bruuuggg..dengan susah payah Pandu mengangkat tubuhku.

“Bundaku menyuruhku untuk membawamu kembali.. tak akan kubiarkan kamu mati…ya setidaknya sebelum ibuku bertemu denganmu…setelah itu terserah kamu mau apa…mau mati juga gak akan aku hentikan” jawab pandu.

“tunggu Pandu” ucapku.

“diamlah” sahutnya.

Karena sudah tidak punya tenaga lagi, akupun kembali pingsan tak sadarkan diri.

--

“Sari…bangunlah.. semua sudah menunggumu di luar” suara simbok membangunkan ku dari tidurku.

“apa mbok?…jawabku. Sembari bangun dan entah apa yang sedang terjadi. Simbok segera memakaikanku pakaian - pakaian yang belum pernah aku kenakan.

“mbok,. ada apa sih ini sebenarnya??”. tanyaku terheran.

“sudah… hari ini kamu akan sedikit sibuk hari ini” sahut simbok.

“sudah cantik! segera keluar sana” pungkas simbok.

Tanpa pikir panjang karena simbok sudah menitipkan beberapa pesan, aku langsung berjalan keluar dari Ruangan itu. Ternyata itu ruangan Ratu Purbawani.

“aku harus kemana?” ucapku dalam hati sembari melihat sekitar yang sepi namun terlihat sangat ramai. banyak aktifitas di Istana namun tak tampak sama sekali.

Didepan pendopo terdapat persimpangan jalan. Kekiri kearah Pendopo utama. Sedangkan ke kanan adalah ke Pendopo Pertemuan.

Sesampainya dipersimpangan itu, aku terdiam karena masih memikirkan harus kemana aku melangkah.

“Sari?” panggilan itu berasal dari arah kiri.

“Adipati Sandiwarna?” jawabku menoleh ke kiri yang tiba-tiba muncul Adipati Sandiwarna disana.

“Kemarilah, aku ingin berbicara denganmu” perintah Adipati Sandiwarna.

“Sari?” panggilan datang dari arah kanan.

“Adipati Pandu?” jawabku menoleh kekanan dan sama, Adipati Pandu tiba-tiba ada disana.

“Kemarilah, aku ingin berbicara denganmu” perintah Adipati Pandu.

“a..aaaku.. bisakah kalian tidak membingungkan aku?” ucapku.

“Tunggu Anakku, jauhi wanita itu!” Suara wanita dibelakang Adipati Sandiwarna.

“Ratu Purbawani? kenapa?” tanyaku.

“Tunggu Anakku, jauhi wanita itu!” Suara wanita dibelakang Adipati Pandu.

“Ratu Prabawani? kenapa?” tanyaku.

“kenapa ini..ada apa dengan kalian? Adipati?? Ratu?? sebenarnya ada apa denganku? apa salahku?” ucapku lirih sambil berjalan mundur perlahan.

Segera aku berbalik arah dan berlari kembali ke dalam Pendopo Ratu.

“brraakk!!!” suara pintu ku tutup dengan keras.

“mbok? Dimana kamu mbok?” panggilku ke simbok dengan nada agak keras.

Setelah aku susuri ruangan Ratu ini, simbok sudah tidak ada lagi. Sampai pada satu sudut ruangan, sesosok Pria berdiri membelakangiku.

“Raja? a..Baginda?” ucapku sambil menunduk walaupun kekagetanku tak dapat aku tutupi.

“Sari?” ucap Raja.

“Tunggu Baginda!” sahutku.

“Sebenarnya ada apa? ada apa dengan semua ini?” sambungku.

“Sari.. Aku tahu kamu bisa melewati semua yang ada didepanmu nanti!” jawab Raja.

“Mohon ampun Baginda? akankah hamba harus melakukannya? Hamba merasa terlalu berat dengan tugas yang Baginda berikan di pundakku” Ucapku.

“Sari.. yang kamu lihat hanyalah mereka yang tidak membutuhkanmu! Tetapi kerajaan ini, Kerajaan Arga Paninggilan ini sangat membutuhkanmu!” jawab baginda.

“Tetapi Baginda, hamba…”

“Sari!” Sahut Raja.

“Tak akan ada yang mampu sepertimu memimpin Negeri ini! Bukan kedua Anakku, bukan pula yang lain!” ucap Raja tegas.

“Tetapi Baginda, hamba hanyalah Dayang. Hanyalah wanita biasa.” keluhku sambil menunduk.

“Melihat mereka tak mempedulikanku, aku tak akan kuasa jika aku harus berjuang sendirian” sambungku.

Tak ada satu jawaban dari Raja yang terdengar. Ternyata sosok Raja sudah menghilang dari pandanganku.

“Sari.. Sarii?” suara dari sudut ruangan itu menggema.

“siapaa ini… dimana kamu… !!”

“aaaaaaaa…..” jeritanku sekeras - kerasnya..

--

“sraaaak”.. tiba - tiba aku terbangun dari tidurku.

“Sari.. Sari… Tenanglah! Tenanglah!” wanita ini memegang tanganku dan mencoba menenangkanku.

“tenanglah sari.. ada aku disini.” suara wanita itu.

“si .. siapa kamu??” ucapku. dalam remang - remang ruangan itu, aku melihat wanita yang memegangiku tidak asing bagiku.

“ini aku Sari.. kau ingat wanita di goa itu?” ucap wanita itu.

Sejenak aku terpaku. “Ratu Prabawani?” tanyaku.

“Ibunda Adipati Pandu?” sambungku.

“jangan panggil aku Ratu, Sari” jawab Ratu Prabawani.

“ee.ee.. Bagaimana dengan Baginda Raja?…”

“AKu tak menyangka kamu mengatakannya begitu cepat, Sari” Sahut Ratu.

“ada apa Ratu?” tanyaku.

“Aku belum bisa menerima sepenuhnya atas kematian Suamiku. AKu merasa kalian mempermainkanku!” ucap Ratu Prabawani.

“Kalian? Apa yang Ratu maksud dengan kalian?” tanyaku kepada Ratu.

“Kamu dan Anakku, Pandu!” ucap Ratu sedikit bernada tinggi.

“Pandu bilang dia mengambil pejuh dari suamiku dengan cara membunuh ayahandanya sendiri” ucap Ratu menceritakan.

“i..iitu tidak benar Ratu!” ucapku menyangkal.

“lantas..apa pembelaanmu, Sari?!!” sahut Ratu menggertak.

“mohon ampun Ratu. Sekali lagi mohon ampun. Saat - saat akhir di kapal itu, aku menuruti apa kemauan Raja. Kami berhubungan badan di atas kapal itu” ucapku sambil menunduk.

“Kamu bohong!!” gertak Ratu.

“Demi dewa, Ratu. Aku tak berbohong Ratu! Itu semua benar!” jawabku menerangkan.

“Aku tahu siapa Suamiku. Apa yang aku alami jika berhubungan dengan Suamiku. Tak mudah mengeluarkan pejuh suamiku. Bukan cuma kocokan, emutan ataupun sekedar hisapan Saja. Bahkan untuk berhubungan seks saja harus lebih dari 2 memek wanita baru bisa membuat suamiku klimaks. Lihatlah baik - baik Sari. Lihatlah!!” perintah Ratu Prabawani sembari membuka kembennya dan memperlihatkan memeknya.

“Lihatlah memekku ini, Sari. Memek yang selalu di masuki kontol Raja yang sangat besar dan perkasa. Akan jadi seperti ini. Sedangkan punyamu!…”

“sraaaaaakkkk” kemben ku di tarik paksa oleh Ratu Prabawani.

“tak ada satupun tanda - tanda kamu berhubungan Raja! Kamu mencoba membohongiku!” ucap Ratu Prabawani.

“aa..aapa yang terjadi dengan memekku!” ucapku sambil melihat keadaan memekku.

“Apa yang terjadi.. Benar aku sudah berhubungan dengan Raja. Aku pun masih mengingat rasa yang sangat luar biasa ketika kontol raja kugenjot dengan memekku ini. Darah mengalir, robekan didinding memekku masih kuingat. Rasa Perih, Panas, Nikmatnya hubungan itu masih bisa aku rasakan. Namun, kenapa memekku kembali seperti semula. Seakan sembuh dengan sendirinya” ucapku dalam hati sambil melihat keadaan memekku sendiri.

“ini.. ini .. aku tak tahu apa yang sebenarnya jadi Ratu. Kenapa memekku kembali seperti semula. Bahkan seakan tidak pernah terjadi apa - apa. Aku pun tak tahu dengan apa yang terjadi dengan tubuhku, Ratu.” Ucapku kepada Ratu Prabawani.

“Aku pun tak tahu apa yang telah kalian lakukan kepada suamiku” Sahut Ratu.

“Aku hanya ingin mengucapkan terimakasih karena kamu telah merawatku. Itu saja belum aku percaya. Mulai hari ini aku tidak akan mudah percaya dengan apa yang kalian katakan. Bahkan, perkataan dewa yang mengatakan kalau kamu adalah salah satu pemimpin dari Kerajaan Arga Paninggilan pun aku sama sekali tidak percaya!” ucap Ratu.

“Tunggu Ratu, aku bisa jelaskan semuanya!” pintaku sembari mencoba menghentikan langkah Ratu Prabawani yang akan keluar goa.

“Cukup, Sari. Sudah Cukup sandiwaramu dan kalian berdua. Selamat Tinggal!” pungkas Ratu Prabawani sembari berlalu meninggalkan goa.

“akuuu.. merasa bersalah dengan semua ini” ucapku lirih.

Disudut ruangan itu aku hanya duduk terdiam berselimut kemben. Mimpi barusan semacam pesan untukku. Memang benar kalau semua yang ada di Kerajaan mungkin akan menyalahkan aku atas kematian Raja.

Tak berselang lama, seseorang memasuki goa.

“srek srek srek” …

“Sari… apa kau baik - baik saja?” suara pandu mendekatiku.



“plokkkk!!!” kutampar muka Pandu sekeras - kerasnya …



BERSAMBUNG Eps. 15
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd