Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Diamuk Birahi

Donbalon

Suka Semprot
Daftar
20 Apr 2018
Post
23
Like diterima
405
Bimabet

Bagian 1
Bagian 2

Bagian 3



Awan mendung mengiringi wajah murung Pardi (46 Tahun), menenteng pulang motor bututnya yang doyan sekali jajan. Baru kemarin ia ganti busi, beli oli. Sekarang dirundung mogok lagi. Merogoh kocek di tanggal tua, membikin Pardi ingin sekali menepikan motornya di pinggir jalan. Dia pikir yakin tak ada yang akan mau mencuri. Justru menua, rapuh oleh usia. Hanya tukang besi rongsok yang mungkin girang tak sabar mempreteli.

Motor milik Pardi bukan motor antik yang masih punya nilai jual tinggi, melainkan motor Supra yang kurang telaten dirawat. Pardi lebih mengutamakan keperluan dapur dan dua putranya, Bandi (21 Tahun) dan Dodi (19 Tahun). Istri Pardi, Sari (39 Tahun), pulang ke kampung halaman orang tuanya di Jawa Tengah. Kendati belum cerai di mata hukum, Pardi memberi talak tiga kepada istrinya lima tahun yang lalu. Konon, Sari selingkuh dengan salah seorang guru laki-laki anaknya.

Bandi dan Dodi menganggap keputusan bapaknya gegabah. Tak ada bukti asal main talak Ibu mereka. Keduanya sempat mencak-mencak. Akan tetapi, Pardi besar kepala. Tetap kepada pendiriannya kalau Sari benar-benar telah bermain api. Terus didesak memberikan bukti oleh Sari dan kedua putranya, Pardi memilih diam. Malahan, Bandi yang paling getol menanyakan ditempeleng dengan menggunakan sandal karena saking kesalnya Pardi berulang-ulang ditagih pertanyaan yang sama.

"Mogok lagi pak?"
"Sudah kubilang jual saja"
"Lebih pantas motor itu yang bapak tinggal", ucap Dodi memandangi bapaknya yang berada di depan rumah.

"Kamu mau ke mana?"
"Gak ngampus lagi..."

"Bukan urusan bapak menanyai kuliahku"
"Tugas bapak cari uang biar gak nunggak bayar".

"Kamu kira bapakmu pulang ini habis dari mana?", Pardi memasukkan motor ke perkarangan rumah.

"Sudahlah pak, aku enggak mau kita bertengkar"
"Sore ini, aku mau senang-senang"

"Kapan kamu buat bapakmu senang?"

"Bang Bandi aja belum, kenapa harus aku", jawab Dodi melengos pergi, tanpa merasa perlu pamit kepada bapaknya.

Pardi masuk ke rumah, melepas kancing kerah, bersandar di kursi seraya menyalakan rokok sebatang. Urat tangannya yang tampak timbul mencuat kekar adalah gambaran betapa lelah ia menyeret motor pulang.

Pardi sudah terbiasa dengan sikap kedua anaknya yang masih belum terima dengan sikapnya menceraikan Ibu mereka. Bagi Pardi, Bandi dan Dodi tak tahu terima kasih, berlaku tak sopan sementara hidup masih menumpang kepadanya. Beruntung Pardi masih menganggap Bandi dan Dodi sebagai anak. Kalau tidak, sudah ditendang bersama Sari keluar dari rumah. Bandi dan Dodi tidak ikut dengan Ibu mereka karena sudah betah tinggal di pinggiran ibukota. Meskipun berpisah, ibu dan anak masih menjaga komunikasi, tidak halnya dengan Pardi.

Dering nada dan getar ponsel berbunyi. Sebuah pesan Whatsapp masuk. Pardi meraba-raba saku belakang celana. Dibacanya pesan yang melampirkan sebuah gambar postur tubuh perempuan dari seseorang yang masih tinggal di lingkungan sekitar rumah.

"Gimana Bang, yahud gak bodinya?"
"Pasti yang begini kan seleranya abang..."

Menatap seraya terkekeh pelan, Pardi membalas pesan tersebut.

"Pinter banget lo nyari. Kayaknya gue pernah lihat. Boleh tahu siapa..."

Lantas bercentang biru, pesan yang baru dikirim Pardi langsung disahut.

"Orang satu komplek juga, cuman udah bersuami"

Pardi gemas membaca pesan yang terkesan mengejek. Dia lalu membiarkan ponselnya tergeletak di meja. Pardi lelah. Baginya bukan waktunya untuk bercanda saat ia ingin serius. Beberapa menit kemudian ponselnya kembali berdering dan bergetar. Pesan baru kembali masuk. Namun, Pardi tetap mengabaikan, hingga bergiliran pesan menyambangi ponsel Pardi dan tak lama sebuah panggilan masuk.

Pardi awalnya tak mengacuhkan. Rasa penasaran memutuskan ia harus menjawab panggilan tersebut.

"Baru gitu aja lo udah marah, bang"
"Katanya lo mau nyari bini baru"

"Hey! Bangsat! Gue gak main-main"
"Lo nyodorin bini orang ke gue!"

"Tapi bang, ini beda"

"Beda gimana, Dang!"

"Ini suaminya minta, gimana cara bininya dinakalin"
"Hehe..."

"Waduh!!! Lo kenapa malah jadi nyodorin yang begituan!"
"Gue mau nyari bini, bukan mau jadi gigolo!", Pardi tercengang tak percaya mendapati informasi tersebut.

"Yaeyalah, bang"
"Nyariin bini kriteria abang itu susah"
"Terpaksa gue cariin yang begini"
"Kan bisa sambil menyelam minum air"

"Ah taik loh!", Pardi memutus panggilan begitu saja.

Sambil menghabiskan rokok sebatangnya, Pardi yang terhenyak sebentar, perlahan mengamati foto wanita yang dikirimkan oleh seorang kawan dekatnya bernama Dadang (34 Tahun). Pardi merasa mengenal wanita itu. Dia berusaha mengingat-ngingat, memerhatikan wajah dan bentuk tubuh wanita yang terdapat di dalam foto. Tak bisa dibantah, Pardi yang khusyuk memerhatikan, birahi laki-laki yang sudah lama terpendam bergejolak kembali. Biasanya Pardi birahi kala menonton perempuan seksi di ponselnya ataupun video porno yang didapat cuma-cuma dari seorang teman. Selanjurnya Pardi menuntaskan di kamar mandi.

Pardi yang terakhir kali menjamah Sari, memang butuh seorang istri. Dalam benak bapak dua anak itu, Istrinya nanti yang harus sesuai dengan tipenya, mirip-mirip Sari yang berisi. Bokong padat nan sedikit besar. Juga, Payudara bulat yang mempunyai puting mencuat, siap dihisap sesukanya. Pardi jelas kepalang pusing bagaimana mencari sosok pengganti Sari. Cerita sana-sini perlu pendamping hidup baru, yang nyatanya kini didapat adalah bini orang yang ternyata dia kenal. Ratih!

Disambung apabila menarik...
 
Terakhir diubah:
Awalan cerita yg bagus, semoga lancar apdtnya, gk sering macet ... ditunggu kelanjutanya.
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd