Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Diary Seorang Istri

Bimabet
Diary Seorang Istri
Part 62 -Ketulusan Hati Anissa


Beberapa orang penting telah berkumpul di ruangan perawatan Maya sore itu, ada Pak Roberts, Edwin dan juga Santoso, mereka sama-sama menunggu kehadiran Tim Dokter sekaligus juga ingin menyaksikan proses hibernasi Adam, Anissa juga tampak ada di ruangan tersebut, Maya yang berangsur pulih telah mengganti pakaian rumah sakit dengan pakaian miliknya sendiri.

“Ibu jangan khawatir, saya akan memastikan kalau pak Adam akan mendapatkan perawatan terbaik agar Pak Adam bisa pulih seperti sedia kala.” Ujar Pak Roberts, Maya mengenal Pak Roberts karena beberapa kali pernah bertemu dengannya saat acara kantor.

“Ya bu, entah di Surabaya, Jakarta atau bahkan di luar negeri tak ada masalah, kami akan melakukan upaya terbaik untuk kesembuhan Pak Adam.” Timpal Edwin.

“Mbak Nissa, saya minta mbak Nissa membantu merawat Pak Adam ya, apalagi kondisi ibu Maya yang sedang hamil perlu mendapat bantuan dalam menjaga Pak Adam.” Ujar Pak Roberts.

Anissa hanya tersenyum mengangguk, sungguh dia memang ingin ikut memastikan kesembuhan pria yang dicintainya, jika diperintahkan untuk balik ke jakarta, pastinya Nissa tak akan tenang bekerja, karena seluruh pikirannya hanya fokus pada Adam, walau dia merasa canggung dan tak ingin berdekatan dengan Maya, namun dia tak bisa memungkiri kalau perempuan menyebalkan itu adalah istri dari pria yang dicintainya, Nissa mencoba berkompromi dengan perasaan kesalnya itu.

Tok! Tok!

Semua menoleh kearah pintu, Tim Dokter yang akan melakukan proses hibernasi memasuki ruangan, Profesor Suharso mengangguk dan menyapa Edwin yang di kenalnya cukup baik, dokter itu bersalaman dengan semua orang yang ada di ruangan tersebut, walau Profesor Harso tak mengenal Adam, namun melihat sosok yang hadir, Profesor Harso yakin kalau pasiennya ini bukan orang sembarangan.

“Mungkin ibu sebagai istri akan menyampaikan sesuatu, sebelum kami mulai proses hibernasi.” Ujar Prof Harso pada Maya.

Maya hanya diam termenung, sebenarnya banyak yang ingin dikatakan oleh Maya, banyak yang ingin Maya sampaikan pada suaminya itu, namun Maya ragu, dia takut apabila semua yang akan di ceritakannya bakal mempengaruhi kondisi suaminya.

“Bagaimana setelah proses hibernasi itu Prof, apa suami saya akan kembali pulih? Apa akan kembali seperti sebelumnya?” Tanya Maya.

“Saya tidak ingin mendahului kehendak Tuhan, tapi setiap proses penanganan medis, pasti akan ada resiko, dari semua alternatif, kami menyimpulkan proses hibernasi adalah proses yang paling Minim resiko, namun semua juga tergantung pada kondisi pasien, tapi dari pemeriksaan sebelumnya, kondisi pasien sangat baik, fungsi hati, jantung, dan lain-lain semua normal, tinggal psikis yang berhubungan dengan keinginan pasien untuk sembuh. Apalagi ibu sedang hamil, pasti akan menjadi penyemangat beliau untuk berjuang sembuh, dari pengalaman saya, anak adalah faktor terbesar bagi setiap manusia untuk berjuang..” profesor Harso berkata panjang lebar.

Maya tercekat mendengar saran dari profesor, memang masuk akal apa yang disampaikan profesor tersebut, namun Maya sangat yakin kalau kehamilannya ini karena perbuatan Anto, bagaimana mungkin dia menceritakan ini pada suaminya, Maya menunduk sambil menghela.napas.

Santoso yang sejak tadi memperhatikan Maya sedikit terkejut melihat reaksi Maya saat profesor mengungkit kehamilan, hatinya bergemuruh seiring dengan kegusarannya, Santoso mulai yakin kalau kehamilan istri sahabatnya karena perbuatan Anto, air muka Santoso mulai berubah, gerahamnya menangkup kencang.

“Baiklah Prof, saya akan mengupayakan sekuat tenaga saya agar suami saya bisa pulih sedia kala, tolong selamatkan suami saya Prof, saya mohon…” Ucap Maya lirih.

“Sebagai Tenaga Medis pasti kami akan berbuat yang terbaik untuk kesembuhan pak Adam, kalau begitu kami permisi dulu, nanti setelah siap segala sesuatunya, kami akan panggil bu Maya, Mari semua..” Profesor Harso dan Tim meninggalkan ruangan Maya.

“Nah semua sudah ditangani oleh Dokter, apalagi reputasi Profesor Harso sangat baik di negara ini, kita sama-sama doakan agar semua berjalan lancar sesuai harapan, oh ya Bu Maya, tadi saya sudah minta sekretaris saya mencarikan hotel untuk Bu Maya istirahat, dan barusan sekretaris saya bilang ada hotel disekitar rumah sakit, jadi Bu maya bisa istirahat sejenak di hotel sambil memantau perkembangan Adam. Mbak Nissa tetap disini dulu ya untuk ikut bantu-bantu, kalau Mbak Nissa mau, bisa tinggal di hotel juga.” Ujar Paumah k Roberts.

“Hmm, maaf pak, rumah saya dekat kok disini, saya bisa pulang balik ke rumah sakit, biar Bu Maya bisa istirahat dengan tenang.” Respon Nissa, dia sungguh tak ingin sekamar dengan perempuan tak setia ini, sangat canggung rasanya.

“Oh ya saya lupa kalau Mbak Nissa asli sini ya, ya sudah atur aja yang terbaik, nanti setelah proses Adam selesai, saya langsung balik ke Jakarta, soalnya besok ada pertemuan penting, tolong titip Adam ya bro.” Ujar Pak Roberts pada koleganya Edwin.

“Tenang aja Mas, Adam itu sekarang adalah aset penting saya, jadi saya akan memastikan kalau mas Adam akan pulih seperti sedia kala, apalagi ini ada sahabatnya, Koh Santo, ya kan Bro..” Ucap Edwin pada santoso.

Santoso hanya mengangguk sambil tersenyum, Maya sedikit bingung dengan ucapan Edwin barusan, “Oke deh, ini ada sekedar buat keperluan bu Maya, pasti Bu maya akan kerepotan kalau harus bolak balik Atm, gak usah menolak, ini sesuai kebijaksanan Perusahaa.” Roberts memberikan sebuah amplop berisi uang tunai kepada Maya.

Walaupun Maya berupaya menolak karena sungkan, namun pada akhirnya dia menerima pemberian dari atasan Suaminya itu.

***

Didepan ruang hibernasi, Anissa duduk terpekur, wajahnya menunduk, bibirnya melapalkan doa untuk kesembuhan atasannya sekaligus pria yang sangat dicintainya itu, betapa hatinya ingin menjerit melepaskan kesedihannya, namun Anissa terus berupaya menahan perasaannya, dia tak ingin orang lain tahu apa yang dirasakannya. Sedangkan Maya sedang berada didalam untuk menjalankan saran dari Tim Dokter

“Ini, supaya lebih tenang.” Suara Santoso mengejutkannya, Santoso menyodorkan sebuah kaleng nescafe pada Anissa.

“Sedikit kafein untuk meredakan ketegangan.” Ujar Santoso saat melihat Anissa memandangnya, Anissa menerima minuman kaleng yang sudah terbuka itu.

“Sebenarnya apa yang terjadi mbak.” Pertanyaan Santoso membuat Anissa tersedak, dipandanginya Santoso dengan pandangan bertanya.

“Maksud saya bukan soal kecelakaan yang dialami Adam, tapi apa yang terjadi dengan rumah tangga Adam? “ Ucap Santoso lagi.

“Saya gak paham pertanyaannya pak, saya Cuma sekretaris Pak Adam, saya gak tahu soal urusan pribadi beliau.” Jawab Anissa.

“Saya bertemu dengan istri Adam di jakarta, dan saya memergokinya dengan pria lain, kamu pasti tahu ada sesuatu sedang terjadi dalam hubungan mereka kan.” Tanya Santoso lagi.

“Karena saya bisa merasakan kalau kamu tidak menyukai Maya, benar?” Lanjut Santoso.

Anissa hanya tertunduk, matanya mulai berkaca-kaca, sekian lama dia berusaha membangun tembok penahan air matanya, namun kini perlahan tembok itu terkikis.

“Apa mbak Anissa menyukai Adam?” Tanya Santoso lagi, Anissa mulai terisak, tembok penahan telah jebol, pertanyaan dari Santoso sungguh tajam tanpa basa-basi, pertanyaan-pertanyaan itu sungguh mewakili apa yang dirasakan oleh Anissa saat ini.

“Saya sudah mendapat jawaban yang saya inginkan.” Ujar Santoso, Anissa memandang pria disampingnya, pria itu tersenyum menyodorkan sapu tangan, ‘Keringkan air matanya mbak, nanti orang salah paham.”

NIssa menyeka matanya. Namun air matanya terus menetes jatuh, “Maaf ya pak.” Ujar Nissa.

“Gak apa-apa, menangislah untuk sedikit melegakan beban hatimu, saya tahu kalau Mbak menyayangi Adam, bukan sebagai bos, tapi Adam sebagai lelaki, saya akan dukung jenengan mbak, saya sudah muak dengan kelakuan istri Adam itu, lihatlah seolah tak terjadi apa-apa.” Santoso mengintip suasana di dalam melalui jendela kecil di pintu.

Anissa hanya memandangi Santoso tanpa bicara sepatah katapun, lidahnya kelu, saat ini dia merasa malu sekali, tak pernah sekalipun terpikir dalam hidupnya, dia akan mencintai seorang lelaki yang sudah memiliki istri, bahkan saat ada berita tentang pelakor, dia sangat mengutuk sang pelakor, namun sekarang Nissa merasa dia adalah species yang sama dengan para pelakor itu. dan kini hanyalah menunggu waktu untuk orang lain tahu dia sangat mencintai Adam,

***​

BERSAMBUNG
skrg apakah anto mengejar maya trus atau maya akan mengejar anto krn menghamilinya...jgn sampai krn adam hibernasi nanti maya ngomong klo hamilnya ma adam..*** tega
 
Jadi makin seru ceritanya.. tidak melulu urusan sex..
 
Diary Seorang Istri
Part 62 -Ketulusan Hati Anissa


Beberapa orang penting telah berkumpul di ruangan perawatan Maya sore itu, ada Pak Roberts, Edwin dan juga Santoso, mereka sama-sama menunggu kehadiran Tim Dokter sekaligus juga ingin menyaksikan proses hibernasi Adam, Anissa juga tampak ada di ruangan tersebut, Maya yang berangsur pulih telah mengganti pakaian rumah sakit dengan pakaian miliknya sendiri.

“Ibu jangan khawatir, saya akan memastikan kalau pak Adam akan mendapatkan perawatan terbaik agar Pak Adam bisa pulih seperti sedia kala.” Ujar Pak Roberts, Maya mengenal Pak Roberts karena beberapa kali pernah bertemu dengannya saat acara kantor.

“Ya bu, entah di Surabaya, Jakarta atau bahkan di luar negeri tak ada masalah, kami akan melakukan upaya terbaik untuk kesembuhan Pak Adam.” Timpal Edwin.

“Mbak Nissa, saya minta mbak Nissa membantu merawat Pak Adam ya, apalagi kondisi ibu Maya yang sedang hamil perlu mendapat bantuan dalam menjaga Pak Adam.” Ujar Pak Roberts.

Anissa hanya tersenyum mengangguk, sungguh dia memang ingin ikut memastikan kesembuhan pria yang dicintainya, jika diperintahkan untuk balik ke jakarta, pastinya Nissa tak akan tenang bekerja, karena seluruh pikirannya hanya fokus pada Adam, walau dia merasa canggung dan tak ingin berdekatan dengan Maya, namun dia tak bisa memungkiri kalau perempuan menyebalkan itu adalah istri dari pria yang dicintainya, Nissa mencoba berkompromi dengan perasaan kesalnya itu.

Tok! Tok!

Semua menoleh kearah pintu, Tim Dokter yang akan melakukan proses hibernasi memasuki ruangan, Profesor Suharso mengangguk dan menyapa Edwin yang di kenalnya cukup baik, dokter itu bersalaman dengan semua orang yang ada di ruangan tersebut, walau Profesor Harso tak mengenal Adam, namun melihat sosok yang hadir, Profesor Harso yakin kalau pasiennya ini bukan orang sembarangan.

“Mungkin ibu sebagai istri akan menyampaikan sesuatu, sebelum kami mulai proses hibernasi.” Ujar Prof Harso pada Maya.

Maya hanya diam termenung, sebenarnya banyak yang ingin dikatakan oleh Maya, banyak yang ingin Maya sampaikan pada suaminya itu, namun Maya ragu, dia takut apabila semua yang akan di ceritakannya bakal mempengaruhi kondisi suaminya.

“Bagaimana setelah proses hibernasi itu Prof, apa suami saya akan kembali pulih? Apa akan kembali seperti sebelumnya?” Tanya Maya.

“Saya tidak ingin mendahului kehendak Tuhan, tapi setiap proses penanganan medis, pasti akan ada resiko, dari semua alternatif, kami menyimpulkan proses hibernasi adalah proses yang paling Minim resiko, namun semua juga tergantung pada kondisi pasien, tapi dari pemeriksaan sebelumnya, kondisi pasien sangat baik, fungsi hati, jantung, dan lain-lain semua normal, tinggal psikis yang berhubungan dengan keinginan pasien untuk sembuh. Apalagi ibu sedang hamil, pasti akan menjadi penyemangat beliau untuk berjuang sembuh, dari pengalaman saya, anak adalah faktor terbesar bagi setiap manusia untuk berjuang..” profesor Harso berkata panjang lebar.

Maya tercekat mendengar saran dari profesor, memang masuk akal apa yang disampaikan profesor tersebut, namun Maya sangat yakin kalau kehamilannya ini karena perbuatan Anto, bagaimana mungkin dia menceritakan ini pada suaminya, Maya menunduk sambil menghela.napas.

Santoso yang sejak tadi memperhatikan Maya sedikit terkejut melihat reaksi Maya saat profesor mengungkit kehamilan, hatinya bergemuruh seiring dengan kegusarannya, Santoso mulai yakin kalau kehamilan istri sahabatnya karena perbuatan Anto, air muka Santoso mulai berubah, gerahamnya menangkup kencang.

“Baiklah Prof, saya akan mengupayakan sekuat tenaga saya agar suami saya bisa pulih sedia kala, tolong selamatkan suami saya Prof, saya mohon…” Ucap Maya lirih.

“Sebagai Tenaga Medis pasti kami akan berbuat yang terbaik untuk kesembuhan pak Adam, kalau begitu kami permisi dulu, nanti setelah siap segala sesuatunya, kami akan panggil bu Maya, Mari semua..” Profesor Harso dan Tim meninggalkan ruangan Maya.

“Nah semua sudah ditangani oleh Dokter, apalagi reputasi Profesor Harso sangat baik di negara ini, kita sama-sama doakan agar semua berjalan lancar sesuai harapan, oh ya Bu Maya, tadi saya sudah minta sekretaris saya mencarikan hotel untuk Bu Maya istirahat, dan barusan sekretaris saya bilang ada hotel disekitar rumah sakit, jadi Bu maya bisa istirahat sejenak di hotel sambil memantau perkembangan Adam. Mbak Nissa tetap disini dulu ya untuk ikut bantu-bantu, kalau Mbak Nissa mau, bisa tinggal di hotel juga.” Ujar Paumah k Roberts.

“Hmm, maaf pak, rumah saya dekat kok disini, saya bisa pulang balik ke rumah sakit, biar Bu Maya bisa istirahat dengan tenang.” Respon Nissa, dia sungguh tak ingin sekamar dengan perempuan tak setia ini, sangat canggung rasanya.

“Oh ya saya lupa kalau Mbak Nissa asli sini ya, ya sudah atur aja yang terbaik, nanti setelah proses Adam selesai, saya langsung balik ke Jakarta, soalnya besok ada pertemuan penting, tolong titip Adam ya bro.” Ujar Pak Roberts pada koleganya Edwin.

“Tenang aja Mas, Adam itu sekarang adalah aset penting saya, jadi saya akan memastikan kalau mas Adam akan pulih seperti sedia kala, apalagi ini ada sahabatnya, Koh Santo, ya kan Bro..” Ucap Edwin pada santoso.

Santoso hanya mengangguk sambil tersenyum, Maya sedikit bingung dengan ucapan Edwin barusan, “Oke deh, ini ada sekedar buat keperluan bu Maya, pasti Bu maya akan kerepotan kalau harus bolak balik Atm, gak usah menolak, ini sesuai kebijaksanan Perusahaa.” Roberts memberikan sebuah amplop berisi uang tunai kepada Maya.

Walaupun Maya berupaya menolak karena sungkan, namun pada akhirnya dia menerima pemberian dari atasan Suaminya itu.

***

Didepan ruang hibernasi, Anissa duduk terpekur, wajahnya menunduk, bibirnya melapalkan doa untuk kesembuhan atasannya sekaligus pria yang sangat dicintainya itu, betapa hatinya ingin menjerit melepaskan kesedihannya, namun Anissa terus berupaya menahan perasaannya, dia tak ingin orang lain tahu apa yang dirasakannya. Sedangkan Maya sedang berada didalam untuk menjalankan saran dari Tim Dokter

“Ini, supaya lebih tenang.” Suara Santoso mengejutkannya, Santoso menyodorkan sebuah kaleng nescafe pada Anissa.

“Sedikit kafein untuk meredakan ketegangan.” Ujar Santoso saat melihat Anissa memandangnya, Anissa menerima minuman kaleng yang sudah terbuka itu.

“Sebenarnya apa yang terjadi mbak.” Pertanyaan Santoso membuat Anissa tersedak, dipandanginya Santoso dengan pandangan bertanya.

“Maksud saya bukan soal kecelakaan yang dialami Adam, tapi apa yang terjadi dengan rumah tangga Adam? “ Ucap Santoso lagi.

“Saya gak paham pertanyaannya pak, saya Cuma sekretaris Pak Adam, saya gak tahu soal urusan pribadi beliau.” Jawab Anissa.

“Saya bertemu dengan istri Adam di jakarta, dan saya memergokinya dengan pria lain, kamu pasti tahu ada sesuatu sedang terjadi dalam hubungan mereka kan.” Tanya Santoso lagi.

“Karena saya bisa merasakan kalau kamu tidak menyukai Maya, benar?” Lanjut Santoso.

Anissa hanya tertunduk, matanya mulai berkaca-kaca, sekian lama dia berusaha membangun tembok penahan air matanya, namun kini perlahan tembok itu terkikis.

“Apa mbak Anissa menyukai Adam?” Tanya Santoso lagi, Anissa mulai terisak, tembok penahan telah jebol, pertanyaan dari Santoso sungguh tajam tanpa basa-basi, pertanyaan-pertanyaan itu sungguh mewakili apa yang dirasakan oleh Anissa saat ini.

“Saya sudah mendapat jawaban yang saya inginkan.” Ujar Santoso, Anissa memandang pria disampingnya, pria itu tersenyum menyodorkan sapu tangan, ‘Keringkan air matanya mbak, nanti orang salah paham.”

NIssa menyeka matanya. Namun air matanya terus menetes jatuh, “Maaf ya pak.” Ujar Nissa.

“Gak apa-apa, menangislah untuk sedikit melegakan beban hatimu, saya tahu kalau Mbak menyayangi Adam, bukan sebagai bos, tapi Adam sebagai lelaki, saya akan dukung jenengan mbak, saya sudah muak dengan kelakuan istri Adam itu, lihatlah seolah tak terjadi apa-apa.” Santoso mengintip suasana di dalam melalui jendela kecil di pintu.

Anissa hanya memandangi Santoso tanpa bicara sepatah katapun, lidahnya kelu, saat ini dia merasa malu sekali, tak pernah sekalipun terpikir dalam hidupnya, dia akan mencintai seorang lelaki yang sudah memiliki istri, bahkan saat ada berita tentang pelakor, dia sangat mengutuk sang pelakor, namun sekarang Nissa merasa dia adalah species yang sama dengan para pelakor itu. dan kini hanyalah menunggu waktu untuk orang lain tahu dia sangat mencintai Adam,

***​

BERSAMBUNG
end part 62
 
fans telatan ikut komen yaa suhu @pujangga2000

ini cerbung naratif sekali dengan diksi yang menggemaskan.
dipadu dengan memainkan emosi kekinian pelakor pelakor yang dibenci netijen sekaligus dirindukan sepak terjangnya oleh para penggila laman gosip.

in the end, anda cukup sukses sebagai seorang author. memang tidak bisa dibandingkan sejajar dengan enny arrow yang diksinya menggelinjang dimata.
namun, anda punya kelas sendiri, terbaca sedikit sopan sekaligus menawan.

dan hanya bisa berucap terimakasih atas rilisnya diari seorang istri



ps-- dari salah satu penggemar gratisan yang ga sanggup premian
 
Kalau saya jadi Adam apa yang akan kalian lakukan:
1. Memaafkan dan mulai kembali semua dari awal, karena semua kesalahan terjadi karena perbuatan saya, dan juga kurangnya komunikasi dan kebersamaan antara saya dan istri.

2. Memaafkan dan menceraikan Maya, biarlah kami hidup masing-masing, walau dulu saya pernah janji sama neneknya untuk menjaga Maya, saya gak bakalan peduli lagi dia sebatang kara atau apa.

3. Menceraikan Maya dan berusaha sekuat saya untuk membalas sakit hati saya ini

4. Menggantung status Maya, lalu saya akan menikahi Anissa dan biarkan mereka tinggal satu atap, tapi Maya akan saya jadikan mirip pembantu di rumah
No 1 bang..... Tapi poligami sma anisa...

Hahahaha
 
Gila ini cerita....

Bukan kaleng kaleng bonus....

Dari segi alur ny....
Semua perfect.....

Luar biasa.....

Klo ada karya lain ny dari maestro...

Pengen baca nih... Heee
 
"Klien kami bikin bukan untuk konsumsi ind0nes1a, kan 0f disini di bl0k1r " kata lawyer

"selama bisa ditonton di ind0nes1a berarti itu melanggar." Kata p4k4r hukum
wtf!!! Pak4r gitu do4ng

Trus kenapa gak ditangkep itu p0rnHub dll, si d3a sial karena p0dc4st aja tuh..
 
Gila ini cerita....

Bukan kaleng kaleng bonus....

Dari segi alur ny....
Semua perfect.....

Luar biasa.....

Klo ada karya lain ny dari maestro...

Pengen baca nih... Heee
Tentu saja ada DM aja kalo mau tahu atau tempe
 
Setelah diary seorang istri selesai, segera tayang antalogi cerita panas yang berkutat masalah wife, cuckold judulnya WC atau the worst of cuckold

serta satu lagi genre kkb saya akan membuat cerita yang terinspirasi dari salah satu acara realiti yang cukup populer di tv

Dua cerita itu saya akan posting di semprot dalam bentuk cerpen bukan cerbung..

Cerita sudah 50 persen stok cerita dulu..ditunggu aja
 
Setelah diary seorang istri selesai, segera tayang antalogi cerita panas yang berkutat masalah wife, cuckold judulnya WC atau the worst of cuckold

serta satu lagi genre kkb saya akan membuat cerita yang terinspirasi dari salah satu acara realiti yang cukup populer di tv

Dua cerita itu saya akan posting di semprot dalam bentuk cerpen bukan cerbung..

Cerita sudah 50 persen stok cerita dulu..ditunggu aja
Sampai part berapa Hu selesai nya dsi
 
Kalau saya jadi Adam apa yang akan kalian lakukan:
1. Memaafkan dan mulai kembali semua dari awal, karena semua kesalahan terjadi karena perbuatan saya, dan juga kurangnya komunikasi dan kebersamaan antara saya dan istri.

2. Memaafkan dan menceraikan Maya, biarlah kami hidup masing-masing, walau dulu saya pernah janji sama neneknya untuk menjaga Maya, saya gak bakalan peduli lagi dia sebatang kara atau apa.

3. Menceraikan Maya dan berusaha sekuat saya untuk membalas sakit hati saya ini

4. Menggantung status Maya, lalu saya akan menikahi Anissa dan biarkan mereka tinggal satu atap, tapi Maya akan saya jadikan mirip pembantu di rumah
Enggak ada pilihan lainnya?
Kalau menurut saya, sesuai dgn judul, Maya akan pergi meninggalkan Adam dan aebuah buku diary.
 
Bimabet
Setelah diary seorang istri selesai, segera tayang antalogi cerita panas yang berkutat masalah wife, cuckold judulnya WC atau the worst of cuckold

serta satu lagi genre kkb saya akan membuat cerita yang terinspirasi dari salah satu acara realiti yang cukup populer di tv

Dua cerita itu saya akan posting di semprot dalam bentuk cerpen bukan cerbung..

Cerita sudah 50 persen stok cerita dulu..ditunggu aja
"Hasrat dan Obsesi" terusin jg dong Hu...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd