Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Diary Seorang Istri

pasti akan update, ditunggu aja, gak sabar nunggu ya gak usah ditunggu.
 
Part 32
Promosi Adam


Mobil Adam berhenti tepat di depan gedung kantor Maya, “aku kerja dulu ya yank, assalamualaikum.” Maya mencium tangan Adam dan bersiap turun.

“Hati-hati ya yank.” Adam tiba-tiba mendekati Maya dan mencium kening istrinya, Maya sedikit terkejut dengan perlakuan suaminya yang tiba-tiba romantis, sebenarnya tahun-tahun pertama mereka menikah, Adam selalu mencium kening istrinya setiap pagi, namun sejak karier Adam meningkat, Adam sepertinya terus diburu oleh kesibukan, sehingga tak menyempatkan diri untuk sekedar mencium kening istrinya.

Maya memperhatikan suaminya dengan pandangan aneh, “Kok kamu liatin aku kaya gitu yank.” Ujar Adam sambil tersenyum.

Adam mengenggam tangan istrinya, “Hati-hati ya yank, jaga diri kamu, I love you so much.” Maya tertegun mendengar ucapan suaminya, pagi ini suaminya bersikap tak seperti biasanya, dia tadi pagi ke mesjid, dan sekarang sangat romantis dan perhatian sekali, baru saja Maya hendak membalas ucapan suaminya, telpon Adam berdering, Adam menjawab telpon itu, Maya beringsut keluar dari mobil, Adam hanya melambaikan tangan pada istrinya dan segera berlalu dari tempat tersebut.

Maya celingukan mencari sosok Milla, Maya yakin kalau sahabatnya itu pasti akan membrondongnya dengan berbagai pertanyaan, makanya tadi Maya menyempatkan diri untuk mampir di tempat jualan kue pagi langganannya, dia membelikan arem-arem dan risol mayo yang menjadi kegemaran sahabatnya itu.

“Apa Milla sudah dateng duluan? Tumben juga dateng sepagi ini.” Maya segera masuk ke dalam gedung, setelah beberapa menit mengantri Lift, kini Maya telah menjadi bagian gerombolan pekerja di dalam lift, Hati Maya berdetak kencang, “Apa jangan-jangan terjadi sesuatu dengan Fajar, duh plis ya Allah jangan pliss..”

Tak lama Maya akhirnya tiba di depan Kantornya, seorang Satpam menyapanya dengan ramah, Maya membalas sapaan Satpam itu, setelah meletakkan jempol kanan di mesin absen, Maya bergegas masuk ke ruangan kerjanya, belum banyak rekan kerjanya yang datang, Maya pergi ke ruangan Milla, namun tak ada sahabatnya disana, Maya menghampiri salah seorang rekan kerja Milla.

“Mas, mbak Milla belum dateng ya?” Tanya Maya.

“Kayaknya belum deh bu, saya juga baru dateng sih..” Jawab rekan kerja Milla itu.

Maya mengangguk dan meninggalkan ruangan Milla dan kembali ke mejanya, Maya mengambil handphone, ada perasaan gak enak memenuhi hatinya, namun Hp Milla sepertinya tak aktif, Maya kemudian mengirimkan Chat kepada Andi suami Milla, Andi memberitahu kalau Milla hari ini tidak bisa masuk kerja, karena hasil pemeriksaan Fajar akan keluar siang ini.

“Duh gimana Milla ya, pliss mil, aktifin dong hp lo…gue merasa bersalah membawa lu ke masalah gua Mil, padahal ada hal yang lebih penting..” Maya mengenggam hpnya sambil menundukkan wajah, Moodnya untuk bekerja seolah lenyap pagi itu, ingin rasanya dia ke rumah sakit dan menemani Milla, tapi Maya juga gak enak dengan Pak Budi yang sudah begitu baik, “benar kata pak Budi, kalau aku bersikap semaunya, nanti karyawan lain akan cemburu.” Mila menghela napas.

***

Adam membelokkan mobilnya memasuki halaman sebuah club golf yang terletak beberapa kilometer dari tempat bersejarah kekejaman PKI di masa lalu, tadi saat mengantar Maya, Adam mendapat telpon dari Pak Robert untuk menemuinya di tempat ini.

Dari sisi jalan menuju lokasi, terhampar padang golf yang apik dengan latar belakang siluet pegunungan, lapangan golf itu terlihat cukup sepi, tak ada aktifitas disana, hanya beberapa petugas tengah bekerja di tengah-tengah sana.

Adam masuk ke lobi utama club golf tersebut, seorang perugas Vallet dengan sigap menggantikannya di balik kemudi, dan membawa mobil Adam untuk diparkir di tempat yang telah disediakan, Adam cukup kagum dengan etos kerja para petugas di club oilahraga mewah ini, walau masih relatif pagi, namun mereka sangat siap menerima tamu, konon tempat ini memang buka 24 jam, entahlah mungkin para crazy rich di jakarta ini banyak yang senang bermain golf tengah malam sampai pagi, atau mungkin hanya sekedar ingin bersenang-senang saja di tempat ini, karena tempat ini juga ada restauran dan café, tempat fitness, sauna dan juga massage.

Seorang pria berpakaian serba hitam mendekati Adam dan menanyakan keperluannya, Adam menjawab ingin menemui seseorang sambil menunjukkan kartu anggotanya di club tersebut, kartu Anggota klub tersebut diberikan oleh Pak Robert untuk Adam sebagai keperluan menjamu klien, sekaligus sebagai bonus bagi Adam atas prestasi kerja yang dicapainya, tentu saja Adam tak akan mendaftar sebagai anggota klub yang harganya begitu fantastis dengan uangnya sendiri.

Pria yang rupanya security itu mengantar Adam ke meja resepsionis, Adam memberikan kartunya ke resepsionis untuk keperluan cek in, “Selamat datang pak Adam, ini kunci loker dan handuk.” Petugas resepsionis memberikan peralatan standar untuk para member klub golf tersebut.

“Gak usah mbak, saya Cuma ingin menemui pak Robert.” Adam menolak peralatan tersebut.

“Ohh pak Robert sepertinya ada di resto pak, ohh ini Pak Adam yang dimaksud toh, mari saya antar pak.” Petugas wanita resepsionis itu kemudian mengantar Adam menuju tempat Pak Robert berada.

“Itu Pak robert pak, saya permisi dulu.” Adam melihat pak Robert tengah duduk membelakanginya, disamping pak Robert ada seorang perempuan muda berambut panjang tengah bergurau manja dengan bosnya itu.

Adam mendekati meja Pak Robert, “selamat pagi pak.” Sapa Adam, Pak robert dan perempuan muda itu menoleh, “Hai Dam, Kamu sudah sarapan? Duduk sini, pesan aja yang kamu mau.” Ucap Pak Robert.

Adam kemudian duduk di hadapan big bosnya itu, Pak Robert memberikan kode pada perempuan muda disampingnya untuk meninggalkan tempat, perempuan itu mengerti kalau kedua pria ini akan membicarakan sesuatu yang penting, dia kemudian meninggalkan tempat itu.

****​

Seorang pelayan membawakan segelas kopi hangat dan sepiring wafel untuk Adam, “silahkan pak.” Ucap pelayan tersebut, Adam tersenyum dan mengucapkan terima kasih pada pelayan tersebut.

“Kok Cuma segitu makanannya Dam? Pesan yang lain biar kenyang..” Ujar Pak Robert sambil mengambil sebuah rokok dari kotaknya, Pak Robert tanpa merasa bersalah asyik merokok, padahal di dinding resto ini terdapat tanda dilarang merokok, namun sepertinya tak ada yang berani melarang salah satu orang terkaya di jakarta ini.

Adam menghirup aroma kopinya, lalu meminumnya seteguk, “Tumben pak, pagi-pagi minta saya menemui bapak, saya jadi kaget dan deg-degan.” Ujar Adam.

“Deg-degan kenapa? Takut saya pecat? Hahahah..ada -ada aja kamu Dam.” Pak Robert meneguk minumannya, dihisapnya rokok ditangannya dengan dalam, ‘’ Saya ada dua berita, yang satu pasti berita baik, dan yang satu lagi saya belum yakin, apa ini berita baik buat kamu atau bukan.” Kembali pak Robert menghisap dalam-dalam rokoknya.

Adam hanya termangu menatap Bos besarnya itu. “berita apa pak.” Hatinya tiba-tiba berdebar kencang.

“Serayu Capital yang kamu temui minggu lalu di Surabaya, mereka setuju untuk berinvestasi di proyek kita, tadi malam Edwin Bos besar Serayu itu menelpon saya, mereka sepertinya terpesona dengan proposal yang kamu tawarkan.” Ucap Pak Robert.

“Alhamdulillah, beneran pak?” Adam tersenyum lebar memperhatikan raut wajah Pak Roberts.

“Lha tadi saya bilang kan, si Edwin sendiri yang nelpon saya, nah berita kedua, hmmm ini..saya mau menjelaskan sesuatu sebelum menuju ke berita kedua.” Pak Roberts kembali menghisap rokoknya dalam-dalam.

“Pada prinsipnya Serayu Capital menyetujui untuk berinvestasi dengan nilai yang cukup fantastis di projek kita yang akan datang, dengan kata lain, satu perusahaan itu saja sudah cukup untuk kebutuhan pendanaan kita, namun mereka punya syarat Dam.” Pak roberts kembali menghisap rokoknya dalam-dalam.

Adam hanya diam menunggu apa yang akan dikatakan Bosnya ini.

“Mereka ingin kita membuat perusahaan baru, ya mirip anak perusahaan gitu, jadi nilai investasi mereka di konversi menjadi bentuk saham di perusahaan baru nanti, saya sih udah tau ke arah mana tujuan mereka, kamu tau ini kan projek gede, kelak kalau diumumkan, kita akan membuat anak perusahaan baru untuk projek jumbo ini, saham perusahaan akan naik itu pasti, dan mereka mengincar capital gain dari saham tersebut.” Ucap Pak Robert.

Sebenarnya Adam tidak terlalu paham apa yang dibicarakan oleh bosnya ini, Adam memang bukan ahli di bidang keuangan, jadi kata-kata big bosnya ini cukup membingungkan. “Dan selanjutnya berita kedua, entahlah apa menurut kamu ini berita baik atau bukan.” Lanjut Pak Robert, membuat Adam menjadi penasaran.

“Mereka ingin kamu yang menjadi direktur pelaksana perusahaan itu nanti.” Ujar Pak Robert sambil menghisap rokoknya.

Sedikit terkejut Adam mendengar ucapan bosnya itu, “Saya pak?” Adam termangu.

“Ya itu syarat yang mereka ajukan, jadi sepertinya mereka telah jatuh cinta kepada kamu Dam, hahahah..” Pak Robert tertawa lebar merasa lucu melihat wajah Adam yang termangu.

Suasana kemudian menjadi hening, Asap rokok yang berhembus dari mulut Sang Big Boss memenuhi ruangan ber AC tersebut.

“Gimana Dam menurut kamu, sebenarnya jujur nih ya..saya tuh berat melepaskan kamu, saya masih butuh kamu disini, tapi saya juga mikir ini adalah kesempatan bagus untuk perusahaan kita, dan juga bagus untuk karier kamu ke depannya, tapi jangan salah paham, disini saya bebaskan kamu untuk memilih, semua sekarang bukan tergantung saya, tapi tergantung kamu, kalaupun kamu menolak ya gak apa, saya gak akan marah atau pecat kamu, heheeh…lagipula saya yakin, kalau saya pecat kamu, pasti langsung diterkam serayu hehehe..” Ujar Pak Robert.

“Pak…saya tak akan pernah meninggalkan perusahaan ini, selama bapak masih butuh saya, selama itu pula saya tidak akan kemana-mana, bapak yang membimbing saya sampai saya di posisi ini, soal tawaran itu, izinkan saya untuk memikirkan sejenak, berikan saya waktu pak.” Ucap Adam.

“Tentu saya akan memberikan kamu waktu untuk mempertimbangkan, walau ini projek yang penting bagi saya dan perusahaan, kamu juga kan, ini adalah proyek yang kamu impikan selama ini, namun ada baiknya kita harus mempertimbangkan semua hal, coba kamu bicarakan hal ini dengan Maya, mungkin pendapatnya bisa menjadi masukan bagi kamu mengambil keputusan.” Ujar Pak Robert bijak.

Adam hanya menganggukan kepalanya, “Kamu tau gak, pas Edwin nelpon dan bicara panjang lebar kaya tadi, saya gak bisa tidur..makanya pagi-pagi kaya gini saya minta kamu datang. Oh ya..tolong rahasiakan hal ini Dam, saya gak mau berita ini menjadi liar, dan menyebabkan spekulasi.” Lanjut Pak Robert.

“Saya paham pak..” Ucap Adam singkat.

*****​

Dering Hp Maya berbunyi, Maya yang sedang memeriksa laporan bulanan, meraih hpnya, pandangannya fokus menatap layar monitor komputernya, tanpa melihat siapa yang menelpon Maya menjawab panggilan itu.

“Haloo..” Sapa Maya.

“Halo May.” Sapa sang penelpon.

Maya melihat ke arah Hpnya, ternyata Milla yang menelpon, Maya membuka kacamata komputernya, “Halo Mil, gimana kabar Fajar, Lo masih di rumah sakit kan?”

“Ya masih, ini rencananya Fajar mau ambil darah lagi, entahlah buat apaan.” Jawab Milla.

“Ohh…Mil apa perlu gue temenin?” Tanya Maya lagi.

“Hmm gak usah deh, kerjaan kantor lagi banyak kan, udah mau akhir bulan.” Jawab Milla.’

“Ya juga sih..hmmm Mil, tadi malam mas Adam ketemu lo di rumah sakit ya.” Tanya Maya sedikit takut disemprot kawannya ini.

“Hmmm….iya, dan lo hutang penjelasan ama Gue, tapi gue gak sekarang nagihnya, gue nelpon lo mau minta bantuan May, tolong handel laporan gue ya, Cuma lo satu-satunya yang gue percaya di kantor.” Ujar Milla.

“Siap, pasti gue bantu, Lo yakin gak butuh bantuan disana?” Tanya Maya lagi.

“Gak usah, oh ya file laporan ada di folder nama perusahaan, lo tau password gue kan.” Jawab Milla.

“Ya tau, oke deh Mil, mudah-mudahan gak ada apa-apa sama Fajar, lo hati-hati ya Mil.”

Pembicaraan keduanya terhenti, Maya memegang erat hpnya, kembali dilihatnya bekas cincin di jeari manis kanannya, hatinya bergemuruh, tiba-tiba hp yang dipegangnya bergetar, Maya melihat ada sebuah notifikasi chat masuk, ternyata dari Anto, sambil melirik ke kanan ke kiri dengan waspada, Maya membuka isi Chat dari Anto.

“Hai dek, maaf ya mas baru bangun, ada apa kok pagi-pagi udah nelpon, kangen ya….” Goda Anto.

“Hmmm..mas aku mau tanya..” Balas Maya.

“Heheheh..kok kayaknya serius banget heheh.” Tulis Anto.

“Aku serius nih mas…”

“Hehehe, iya iya..sori…jangan marah dong sayang…”

“Mas, kayaknya cincinku tertinggal di apartemen deh?” Tanya Maya.

Sekitar 10 menit tak ada balasan dari Anto, Maya menunggu dengan tak sabar..

“Mass..kok diem..” Tanya Maya lagi.

“Sori-sori aku tadi ke kamar mandi, trus bikin kopi, hmmm cincin ya…ya ada kok..” Jawab Anto

“Duhhh..syukur deh..” Maya merasa lega.

“Mas nemuin di meja sebelah ranjang tempat kita bercinta sayang..” Anto berusaha terus menggoda Maya.

“Mas sekarang dimana, apa bisa bawain cincin itu, biar aku ambil nanti di Bank.” Ujar Maya.

“Hmmm, Mas sekarang ada di apartemen, ada urusan bentar disini, jadi kayaknya mas gak kerja hari ini..” Balas Anto.

“Lho mas balik ke apartemen toh?” Tanya Maya.

“Ya..tuh sepreinya kan harus di laundri kena pipis kamu gitu hehehhe..” Ujar Anto

Maya membalas dengan emoji malu, Anto disana tersenyum melihat emoji yang dikirim Maya.

“Hmmm, gimana kalau dek Maya makan siang disini saja, sambil ambil cincinnya, siapa tau bisa sekalian ngompol di kasur lagi hihihi..” Anto semakin berani menggoda perempuan cantik itu.

“Ihhh massss aku malu tau..” Maya membalas chat yang mulai mesum itu.

“Malu apa mau…hahahahah.” Balas Anto.

Maya terdiam sejenak, digigitnya bibir indahnya, godaan pria perkasa itu sungguh menerpa hatinya yang rapuh, Maya mulai menulis chat balasannya, namun berkali-kali dihapusnya lagi.

“Dek..kok diem, gak usah ragu, kesini aja sambil makan siang, nanti izin telat aja, pasti dek Maya pingin kan ngompol lagi kaya kemarin, mas tunggu ya, nanti mas share lock, kali aja dek Maya lupa.” Chat dari Anto kembali membuat hati Maya bergemuruh, desiran gairah memercik relung sukmanya, membuat sesuatu yang intim disana menjadi berdenyut dan basah..

_____________________________

Bersambung
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd