Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Diary Seorang Istri

Kalo ane mah langsung pilih Nisa, kalo memang masih singel mah ,
Kalo Maya kan bekas dipake orang Laen , Biarin aja deh Maya diambil Anto ,
Yg penting bisa dapet barang baru yg masih Gress 🤣🤣🤣
 
Diari Seorang Istri - Part 26


“Pak Bud, saya izin pulang siang ini ya, semua kerjaan udah beres, soalnya saya ada urusan.” Ucap Maya di ruangan Pak Budi.

Pria paruh baya berkacamata tebal itu melihat ke arah Maya, “Ya gak apa-apa May.., ohh kamu mau antar Milla ke rumah sakit?” Tanya Pak Budi.

“Iya sekalian itu juga, gak apa kan ya pak..plisss.” Ujar Maya setengah merayu.

“Ya gak apa, lagian juga kerjaan kamu udah beres semua, tapi jangan sering-sering ya.***k enak sama yang lain..” ujar Pak Budi.

“Oke pak, thanks ya..” Maya tersenyum dan berpamitan pada atasannya itu, Pak budi hanya tersenyum, Maya sudah seperti anak sendiri baginya, apalagi kinerja Maya diperusahaan cukup bagus dan setiap pekerjaannya selalu selesai dengan sempurna, sehingga tak ada alasan bagi Pak Budi menolak permintaan Maya.

Maya tersenyum-senyum saat menuju meja kerjanya, handphone di sakunya berbunyi, dilihatnya nama suaminya memanggil.

“Assalamualaikum Yank..” sapa Maya

“Walaikum salam, yank, itu Milla kenapa ya?” Tanya Adam

“Maksudnya?” Tanya Maya tak mengerti.

“Itu loh statusnya kok galau gitu..” jawab Adam.

“Ohh itu, ihh kamu kepo ya suka liat status orang..” Ujar Maya, kemudian Maya menceritakan apa yang terjadi dengan Milla, dan juga soal Fajar yang diduga terkena kanker.

“Ya ampunn..kasian ya Fajar..” respon Adam setelah mendengar cerita istrinya.

“Tapi kan belum tentu juga yank, doain aja supaya berita dari dokter adalah berita baik..” ujar Maya.

“Aamiin…” Sahut Adam.

“Yank..kamu nanti gak usah jemput ya..aku pulang sendiri, ohh ya kalau aku pulang terlambat jangan marahin ya..” Ujar Maya.

“Ohh kamu mau temanin Milla ya..” Tanya Adam.

“Hmmm…” Maya menjawab sambil menggigit bibirnya, dia sungguh sulit berbohong pada suaminya ini, apalagi sekarang melibatkan Milla lagi.

“Ohh ya yank, kamu nelpon mau nanya status Milla aja?” Tanya Maya.

“Gak juga sih, aku tadi mau kasih tau kamu kalau mungkin nanti aku gak jemput, soalnya ada rapat dengan klien sampai malam, eh malah kamu tadi bilang gak usah dijemput..” jawab Adam.

“Pasti kamu mau ke panti pijat lagi…ya udah teserah kamu aja, aku juga bisa kaya kamu kok..” Ucap Maya dalam Hati, foto-foto saat Adam di panti pijat kembali terngiang di benaknya.

“Kok diem yank, kamu lagi sibuk?” Tanya Adam membuyarkan lamunan Maya.

“Ya..ya udah ya yank, aku banyak kerjaan nih..” Maya merasa mulai bete, dia tak ingin berlama-lama bicara dengan suaminya.

“Ya..jangan lupa makan ya yank, walau sibuk tetap harus makan..” ujar Adam lembut.

Maya cemberut dan melotot ke arah hpnya, “Ya…ya udah ya..bye likumm..” Maya menutup hpnya.

Di tempat lain, Adam sedikit kaget melihat ke arah hpnya, kenapa tiba-tiba Maya memutuskan telponnya begitu saja, “Ohh mungkin dia lagi emosi mendengar Fajar…” Adam menganggukan kepalanya dan meletakkan Hpnya diatas meja kerjanya.

Tok!..Tok!

“Ya masuk..” Sahut Adam.

Dari balik pintu sosok wajah manis muncul sambil tersenyum, “Maaf pak..ini saya mau berikan konsep materi untuk rapat.” Anissa berdiri sambil memegang sebuah map berwarna kuning.

“Ohh.. kamu cepat juga ya, mana sini coba saya periksa.” Ujar Adam.

Nisa mendekati bosnya itu, Adam meghampiri Nisa, dan melihat konsep materi yang sudah dibuat oleh Nisa.

Nisa sedikit gugup saat berada di samping Adam, hatinya berdegup kencang, sekilas Nisa melirik kearah pria tampan dan beraroma harum disampingnya ini, Nisa memperhatikan raut wajah bosnya dari samping, Adam tak menyadari kalau gadis manis disampingnya ini tengah memperhatikan dirinya, Adam tengah serius memeriksa konsep materi yang telah dibuat Nissa.

“Padat dan singkat serta sangat menarik, wahh hebat kamu Nis, kamu bisa menerjemaahkan apa yang saya mau, konsep ini perfect..bravo..” Adam menepuk pundak gadis manis itu.

Nisa sedikit kaget melihat respon bos tampannya, begitu juga dengan Adam, seketika dia menyadari kalau dia sudah terbawa suasana senang, Adam khawatir kalau tepukannya dianggap melecehkan gadis itu.

“Maaf-maaf Nis, saya terlalu senang, jadinya kebawa suasana, maaaf ya..” Ujar Adam.

Nisa memerah mukanya, hatinya berdegup kencang saat wajahnya sangat dekat dengan wajah tampan bosnya itu, sungguh Nisa tak keberatan dengan tepukan lembut itu, “Gak apa pak…” ujar Nia sambil tersenyum malu.

“Oke konsep ini sudah sempurna, silahkan kamu langsung buat materinya, nanti jam empat atau lima kita berangkat ke klien, oh ya jam tiga harus beres ya Nis, soalnya saya musti kasih materi ini ke pak robert buat acc.” Ujar Adam.

“Baik Pak..oh ya pak, kira-kira sampai jam berapa rapatnya ya.” Tanya Anissa.

“Hmm biasanya ampe malam Nis, apa kamu ada acara lain?” Adam balas bertanya.

“Gak ada sih pak, saya mau kasih tau tante kalau ada rapat di kAntor, jadi tante bisa jemput jam berapa gitu.” Jawb Nisa polos.

“Ohh tante yang ketemu di bandara itu ya.” Tanya Adam, Nissa hanya mengangguk.

“Kamu telpon aja tante kamu, bilang gak usah dijemput, nanti saya yang antar kamu pulang.” Lanjut Adam.

“Ya pak..” Ujar Nissa.

“Ya sudah kamu makan dulu sana, di ujung kAntor sebelah kiri ada warung yang enak, makan disitu aja.”

“Saya bawa makanan dari rumah pak..” ujar Nissa.

“Hmmm…ya udah, makan dulu baru kerja lagi..” Ucap Adam.

“Baik pak, saya permisi dulu, insya Allah jam tiga sudah selesai..” ujar Anissa yang kemudian berpamitan dan keluar dari ruangan Adam.

Adam memeperhatikan gadis manis yang baru saja keluar dari ruangannya, Adam tersenyum melihat kecanggungan gadis itu, sikapnya berbeda 180 derajat dibandingkan pertama kali bertemu, “Mungkin karena posisi kita dikAntor yang membuatnya canggung..” Benak Adam, tiba-tiba suara dering telpon berbunyi, Adam menjawab pangilan itu..

****

“Stop pak disini aja..” Maya menepuk pundak pengemudi ojol yang dia tumpangi, pengemudi ojol segera menepi untuk berhenti.

“Ini pak, ambil aja kembaliannya..” Ujar Maya memberikan selembar uang dua puluh ribuan.

“Makasih ya mbak..” pengemudi Ojol itu segera berlalu dari tempat tersebut.

Maya celingukan mencari sosok yang ingin ditemui, seorang pria di sebelah mobil Avanza hitam melambaikan tangan padanya, Maya tersenyum simpul dan balas melambaikan tangan, Maya bergegas menghampiri pria tersebut.

Pria itu membukakan pintu mobil untuk Maya, dengan sumringah tanpa ragu sedikitpun Maya naik ke mobil tersebut, setelah itu pria itu bergegas menuju ke tempatnya di balik kemudi.

“Duhh kamu tambah cantik banget dek..” Ujar Anto melirik Maya.

Maya hanya tersenyum tersipu-sipu, dia merasa bingung harus menjawab apa, hatinya berdesir-desir penuh gairah.

“Aihh tambah cantik kalau tersipu gitu..” goda Anto.

“Ihh apaan sih mas…” Maya mencubit pelan paha Anto.

“Duhh…agak keatas dikit dong nyubitnya..” Anto menangkap tangan halus Maya, dan mengarahkannya ke gundukan di tengah celananya.

Maya sedikitpun tak berniat menarik tangannya, hatinya semakin berdegup kencang, dibiarkan Anto menggesekkan tangannya ke gundukan itu.

“Aku dan Bobi kangen banget ama kamu dek..” Ucap Anto.

“Bobi siapa mas..” Tanya Maya bingung.

“Ini yang kamu sedang elus, namanya bobi hehehe..” Anto tertawa mesum.

Seketika Maya menarik tangannya “Ihhhh…., ada-ada aja..” pipi Maya semakin merona karena malu..

“Kita mau kemana mas?” Tanya Maya.

“Kita mau ke suatu tempat dek, tempatnya aman dan privat..” jawab Anto melirik Maya.

Maya memperhatikan wajah pria disampingnya, dengan manja Maya membaringkan kepalanya di pundak Anto, Maya mengenggam gundukan itu kembali tanpa malu..

Anto sedikit terkejut melihat perubahan Maya, sungguh tak menyangka Maya bisa melakukan itu, “duhh jangan kelamaan disitu dek, ntar aku gak bisa konsen..” ucap Anto.

“Hmmm….” Hanya itu respon Maya, sungguh dia tak peduli lagi dengan apapun, yang dia inginkan saat ini hanya ingin menikmati momen saat ini, apalagi tadi suaminya Adam bilang akan rapat lagi, dan Maya sungguh benci dengan kata-kata rapat itu, di benaknya, Maya beranggapan kalau Adam adalah pembohong dan tukang selingkuh, Maya tanpa ragu menyimpulkan kalau suaminya itu akan kembali menghabiskan waktu dengan pelacur-pelacur di panti pijat itu lagi.

“Aku juga bisa yank melakukan apa yang kamu lakukan…” Ujar Maya dalam hati.

Anto sesekali melirik ke arah Maya yang sedang bersandar manja di bahunya, Anto tersenyum melihat wanita cantik itu sudah menyerahkan dirinya secara pasrah, di kaca tengah Anto melihat wajah Maya tengah termenung seolah memikirkan sesuatu, Anto tak ingin menganggu Maya, dia yakin kalau wanita cantik ini telah bertekuk lutut padanya.

“Mau makan dulu apa gimana dek.” Tanya Anto.

“Hmmm, mas lapar?” Maya balas bertanya.

“Belum sih, kali dek Maya lapar.” Ujar Anto.

“Sama aku juga belum lapar, nanti aja makannya mas, apa tempatnya masih jauh?” Tanya Maya.

“Gak..sekitar dua kilo lagi, ya udah nanti aja makannya ya, kalau nanti lapar pesen lewat aplikasi aja ya..” Jawab Anto.

Maya mengangguk tanpa melepaskan kepalanya dari bahu Anto.

Mobil yang dikendarai Anto memasuki komplek apartemen mewah, Maya sedikit heran dan memandang pria disampingnya itu, Anto hanya tersenyum menjawab keheranan Maya itu.

Maya memperbaiki duduknya, mobil itu menuju ke basement parkir, tak lama setelah berputar sejenak, mobil itu terparkir sempurna, Anto memandang Maya, “Sudah sampai dek.”

Maya memandang wajahnya di cermin tengah, sepertinya tak ada yang perlu dirapihkan, Anto juga sudah turun dari mobil dan membuka pintu mobil disisi Maya, Anto membantu Maya turun.

Maya melihat sekeliling tempat parkir ini, tak begitu banyak mobil terparkir, ya karena ini masih jam kerja, tentunya mereka sedang sibuk di tempat kerja masing-masing, “Ini dimana mas.” Tanya Maya sambil merapihkan pakaiannya.

“Tempat teman dek, beliau lagi ke luar negeri, jadi kuncinya di percayakan pada mas.” Jawab Anto lalu meraih jari Maya, tanpa berusaha menghindar, Maya membiarkan jemarinya di genggam Anto, mereka kemudian berjalan saling berpegangan.

Anto memencet angka 20 di dalam lift, kembali Anto meraih jemari Maya dan menciumnya, Maya hanya tersenyum tersipu merespon, tak ada pembicaraan diantara mereka, hanya tatapan penuh gairah terpancar di mata kedua insan itu.

Tak lama pintu lift terbuka, Anto membimbing Maya keluar lift, kebetulan kamar yang dituju tak terlalu jauh dari lift, Anto memencet kode tombol kunci, “Silahkan masuk dek.” Maya tersenyum dan melangkah masuk.

Apartemen ini terdiri dari dua kamar, ruangan apartemen ini tidak terlalu luas, namun terkesan cukup mewah, Maya memperhatikan foto-foto yang tergantung di dinding, ada foto seorang wanita cantik berwajah indo dengan figura berwarna keemasan berukuran besar, Maya sedikit mengernyitkan kening merasa ingin tahu siapa perempuan itu.

“Itu istri teman yang punya apartemen ini dek..mereka sedang liburan di luar negeri.” Ujar Anto menjawab rasa penasaran Maya.

Maya sedikit heran kenapa tidak ada foto teman yang dimaksud oleh Anto, dan sepertinya Anto paham keheranan perempuan cantik itu, “Teman saya itu malas pasang foto dek, dia mengagumi istrinya makanya hanya foto istrinya yang ada disini.”

“Kok bisa gitu ya mas..” Maya merasa sedikit heran.

Anto hanya menggerakan bahunya, Anto kemudian mengikuti Maya yang sepertinya penasaran dengan keadaan apartemen ini, Maya menyibakkan tirai besar di ruang Tv, “Waw pemandangannya bagus ya mas..” Maya melihat kaca itu rupanya sebuah pintu geser menuju ke balkon, Maya menggeser pintu itu dan melangkah ke balkon, Maya melihat suasana lalu lintas di bawah sana, serta beberapa gedung tinggi yang ada disekitar apartemen ini.

“Anginnya kencang dek disini.” Anto tiba-tiba telah berdiri di belakang Maya, Anto memeluk pinggang wanita cantik itu.

“Tenang ya mas disini…” Ujar Maya, dibiarkan Anto memeluknya.

“Aku kangen banget ama kamu dek…” Anto berbisik lirih di telinga Maya yang tertutup hijab.

Maya berbalik dan berhadapan dengan Anto, “Aku juga kangen mas..” Maya menatap wajah Anto, dadanya semakin berdesir, Anto membelai pipi putih Maya, perlahan Anto memajukan wajahnya, Maya hanya diam memejamkan mata, tak lama benda kenyal menempel erat dibibirnya.

Anto mencium Maya dengan lembut, Maya membalas kecupan Anto itu, Anto melepaskan bibirnya, keningnya menempel di kening Maya, dengusan napas keduanya mulai memburu, tak lama Anto kembali menempelkan bibirnya di bibir indah Maya, sedikit demi sedikit Anto mulai melumat bibir itu, Maya melingkarkan tangan ke leher Anto dan membalas lumatan Anto.

Keduanya saling melumat dengan penuh gairah, Maya membuka mulutnya lebar-lebar dan membiarkan Anto menghisap lidahnya, begitupula sebaliknya Maya menghisap lidah pria itu dengan penuh gairah, syahwat telah menguasai keduanya, ciuman dan jilatan keduanya semakin membara, sambil melumat tangan Anto meremas pantat montok wanita cantik itu, Maya sepertinya sudah terbakar birahi, wajahnya memerah dan napasnya mulai memburu, sepasang tangannya melinggkar erat di leher Anto seolah tak membiarkan Anto menghentikan lumatannya….


--------------------------------

Bersambung
 
duh apa yang terjadi selanjutnya?
misteri nih itu apart punya siapa
apakaha maya akan digangbang kali ini?
 
Diary Seorang Istri
Part 27 - Rendezveous



Lumatan Anto semakin liar, begitupun Maya, sepasang manusia yang seharusnya tak bersama kini tengah berlomba memanjakan keinginan syahwat mereka, sambil melumat bibir Maya, tangan Anto terus bergerilya mengelus punggung, pantat, dan kini Anto mulai sibuk membuka kancing blouse yang dikenakan Maya.

Anto memutar tubuh Maya hingga membelakanginya, dengan wajah menyamping, Maya kembali meladeni permainan mulut pria bertato itu, dengan posisi wajah sedikit dibawah Anto, tak pelak seluruh liur Anto semakin penuh di mulut Maya, namun Maya tak peduli, dia terus mengimbangi permainan lidah Anto, ciuman pria bertato itu sangat dahsyat memecut seluruh libidonya, Bahkan kini tangan Anto telah berhasil menyusup dan meremas payudara Maya, dua pertiga kancing blouse Maya telah terbuka.

Tiba-tiba Anto menghentikan ciumannya, Maya menatap wajah pria itu dengan mata sayu terbakar birahi, keduanya saling menatap, Anto mengangkat tubuh Maya, dan menggendongnya, Maya tertawa manja sambil memeluk leher Anto dengan kencang, dan kembali mereka berpagutan dengan panas, Anto membawa wanita cantik itu menuju ke kamar.

Anto meletakkan tubuh indah Maya dengan perlahan di atas kasur empuk, Maya menatap Anto sambil menggigit bibirnya, dilihatnya pria bertato itu tengah membuka celana panjangnya, Maya juga tak mau ketinggalan, dibukanya sisa kancing blouse yang masih tertutup, kini Blouse itu telah tanggal menyisakan bra berwarna krem agak kecoklatan yang serasi dengan warna hijab Maya, dan Anto juga tengah membuka kain penutup tubuhnya yang terakhir, kontol hitam dengan gagah menyembul dari balik celana dalam Anto, Maya terpukau menatap kontol berurat tebal itu, tangannya sibuk membuka pengait branya.

Anto mendekati Maya sambil meremas kontolnya, “Bobi kangen ama kamu sayang….”

Maya menggigit bibirnya, matanya nanar menatap kontol besar Anto, dorongan syahwatnya membuat Maya menghambur cepat menuju kontol besar itu, Maya berlutut memandang kontol besar didepannya itu, mulutnya mendesis menahan gemas birahinya, Maya memegang kontol Anto, diangkatnya kontol itu ke atas, Maya menempelkan bibir dan hidungnya di batang Anto, aroma kontol itu membuat birahinya semakin berkobar.

Maya menghirup dengan histeris aroma batang Anto, mulutnya mendesis seiring kocokannya pada batang besar hitam yang penuh urat tebal, dijilatinya precum yang mengembang di ujung lubang pipis Anto, bagai wanita binal, Maya menjilati bibirnya sendiri, Maya terus mengocok kontol itu dengan cepat..

“Hisap sayang…” Bisik Anto lirih

Maya langsung melahap kontol besar didepannya itu, batang kontol yang besar dan panjang itu berupaya dimasukkan hingga menyentuh tenggorokannya, namun Maya malah mual, batang itu menyentuh trakeanya, Maya mencoba kembali dan lagi-lagi Maya ingin muntah karena tersedak, liur Maya membasahi area seputar bibirnya.

Anto menundukkan wajah, lidahnya menjilati liur wanita cantik itu, Maya menyambut lidah Anto dengan gemas, kini Maya kembali menghisap batang kontol Anto, Maya hanya menghisap bagian kepala kontol itu, hisapan Maya sungguh dalam, lidahnya juga menari mengorek lubang pipis Anto, sungguh luar biasa pengaruh syahwat terhadap libido Maya, Anto merasakan perubahan Maya yang semakin pintar dalam menghisap kontol, sesaat Anto tak percaya kalau wanita cantik ini adalah wanita yang sama, yang disetubuhinya beberapa hari lalu.

Anto menahan kepala Maya, tubuhnya menunduk dan mengangkat Maya berdiri, kembali Anto melumat bibir Maya dengan ganas, dan Maya juga menyambut lumatan anto dengan penuh gairah, Anto menggiring Maya hingga terlentang di kasur, saat Maya hendak membuka hijab, Anto menahannya, “Jangan dilepas ya sayang…” Maya hanya mengangguk sambil tersenyum.

Anto menatap nanar payudara Maya, sungguh indah payudara itu bentuknya membulat, putih dan mulus, putingnya runcing berwarna pink, Anto memilin putting Maya yang semakin menguncup..

“Mass…iseppin…” suara Maya terdengar manja memancing birahi, tanpa disuruh kedua kali, Anto dengan gemas menghisap putting susu itu, “jangan dicupang ya mas….” Maya berbisik lirih, Anto juga tak ingin meninggalkan jejak yang membuat suami wanita dibawahnya ini curiga.

Lidah Anto tak puas-puasnya melata di setiap jengkal bongkahan montok payudara Maya, putting Maya semakin meruncing dan mengerut merespon permainan lidah Anto, kini Maya mulai merasakan lidah itu menyusuri permukaan kulitnya dari perut hingga pinggul, Anto membuka kancing celana Maya, dan menarik celana panjang Maya hingga kini telah lepas dari sepasang kaki jenjang wanita cantik itu.

Melihat paha mulus Maya serta celana dalam berbentuk Thong yang dikenakan Maya membuat mata Anto melotot, jari-jari lentik wanita cantik itu menutupi celana dalamnya yang terpampang, Anto duduk di ranjang, dielusnya sebelah kaki jenjang Maya, terasa lembut kulit wanita cantik ini, “kamu cantik sekali dek…sempurna..”

Anto menghisapi jari-jari kaki cantik wanita itu, Maya sedikit menggeliat kegelian saat jari-jarinya dihisap, “ohhh geli mas….ssssssssss.”

Namun Maya juga merasakan sensasi yang baru, geli dan entah apa namanya perasaan ini, sungguh…ini pertama kali jarinya dihisap, Lidah panas Anto menyusuri setiap pori-pori betis dan pahanya, terlihat kaki Maya mengkilat karena paduan keringat dan liur Anto.

Anto melakukan hal yang sama di sebelah kaki yang lain, Maya terlonjak antara geli dan nikmat, Anto sangat menyukai bentuk kaki Maya yang jenjang, apalagi kulitnya yang putih mulus terlihat indah dan sayang untuk dilewatkan.

Anto perlahan menarik celana dalam Maya, wanita cantik itu membantu dengan menaikkan pinggulnya agar Anto mudah melepaskan celana dalamnya.

“Wow..indah sekali memek kamu sayang..” Anto membelai memek indah tak berbulu itu dengan jempolnya.

“Massss…….” Suara Maya menghiba sedikit tercekat..

“Hmmmmm.” Anto merespon santai sambil terus mengelus klitoris Maya dengan jempolnya..

“Masss aahhhhhhh..ayooooooo…masssss..” Maya merintih putus asa.

“Hmmmmmmmmmmmm apa sayang…kamu mau apa…” Goda Anto..

“Masss aaahh jilatinnnnn mas plisssssssssss.” Maya menggigit bibirnya, Anto gemas menatap wajah cantik yang tengah dirasuki birahi itu, Anto segera telungkup, wajahnya berhadapan dengan gundukan memek Maya yang terlihat begitu indah.

Kedua tangan Anto menyibakkan bibir memek Maya, terlihat lendir kental membayang di area sekitar lubang kemaluan Maya, Anto mencolek lendir itu, ditariknya jarinya, lendir Maya melenting tak putus mengikuti jari Anto, “Kamu udah basah sayang…”

Maya hanya tersipu malu saat Anto menunjukkan lendir memeknya, “Jilatin mas…………buruannnn, aku dah gak tahan…” ratap Maya

“Ahhh ya mas..ohhhhh enak banget sayangg….ohhhh ahhh masss….ya tersu mas disitu mas…….jangan stop terus mass….” Maya menahan kepala Anto semakin dalam di tengah selangkangannya.

Permainan lidah Anto di vaginanya, sungguh membuat Maya terbang ke puncak kenikmatan, bagi Anto yang sudah berpengalaman, tak sulit bagi lidahnya menemukan titik sensitif Maya, apalagi wanita bersih dan cantik seperti Maya, aroma vaginanya pun sama sekali tak berbau, bahkan lendirnya pun terasa nikmat di lidah Anto.

Hampir 10 menit Anto mengorek dan menghisap setiap bagian vagina Maya, selama itu pula Maya menggelepar bagai ikan yang kekurangan air, dan sepertinya Maya tengah menuju puncak orgasmenya, tangan Maya mencengkram rambut Anto, pinggulnya sedikit terangkat, dan tak lama terdengar jeritan menghiba dari mulut Maya, tubuhnya mengejang terangkat, tangan Maya terlepas dari rambut Anto, kini tangannya mencengkram seprei, sungguh dahsyat orgasme pertamanya ini, napasnya terengah-engah membuat adadanya kembang kempis mengatur jalannya oksigen di tubuhnya “Ahhh..ssss ahhhhhhhhhhhhh..” Maya menjerit mengeluarkan orgasmenya yang tersisa, tubuh Maya terlentang dengan napas memburu.

Maya menjerit pelan saat Anto membelai bibir vaginanya, Maya menatap Anto dengan senyum nakalnya, “sekarang entotin aku ya sayang..” Maya kini tak malu lagi mengucapkan kata-kata kotor, Maya merubah posisinya menungging, diangkatnya pantatnya tinggi, Anto dengan gemas menampar pantat Maya yang disambut dengan jeritan manja.

***​

POV Maya

Anto mengambil kendali penuh atas diriku. Dia menarikku, menggeser dan mengatur posisi tubuhku menungging dengan pantat terangkat. Aku mendesis ketika Anto sekali lagi menampar, kontolnya langsung memasukiku dari belakang, masuk bebas seolah lubang vaginaku adalah miliknya.

Anto mulai menyetubuhiku. Batang kontolnya yang besar mengocok-ngocok lubang vaginaku dengan keras dan dalam, sehingga sulit bagiku untuk tak menjerit merasakan nikmat yang memabukkan ini.

Kepalaku tergolek miring. kedua tanganku mencengkram seprei dengan kuat karena sungguh teramat nikmat batang kontol itu menghujam dan mengocok lubang memekku, “Ohh rasanya aku dapet lagi kalau kaya gini…” desisku

“kencengan dikit mas…, pliss entotin.. yang dalem masss ohhh.” Aku tidak tahu mengapa aku bisa mendesah dan berkata seperti itu. Aku adalah istri Adam. Dan kini, aku sedang memohon laki-laki lain untuk menyetubuhiku lebih dalam!

“Ohhh noo, kenapa malah semakin pelan..ahhh kok berhenti mas..” aku menoleh ke belakang dan memandang dengan tatapan menghiba agar Anto kembali menyetubuhiku, namun Anto sepertinya ingin menggodaku dia hanya tersenyum padaku.

Aduh kenapa dia malah tersenyum apakah dia mempermainkan birahiku? Puncak kenikmatan sudah ada di ambang pintu. Aku seperti bisa gila kalau dia menggantungku begitu saja. Tak peduli lagi, aku sendiri yang memainkan pinggulku, aku memaju-mundurkan pantatku mengocok-ngocok kontol besar itu didalam memekku, duh rasanya aku bagai wanita yang tengah kehausan kontol..

“Mass…plissss entotin aku mas…..plisssss..” Aku mengerang putus asa, memohon-mohon supaya Anto menggagahiku lagi. Belum pernah aku merasa seperti ini. Seorang pekerja terhormat memohon pada tukang parkir untuk mengentotiku… ohhhh syahwatku benar-benar membuatku menjadi tak waras.

Entah karena iba mendengar rengekanku, Anto akhirnya kembali menyetubuhiku. Kedua tangannya mencengkeram daging pantatku, sambil mengeluar-masukkan batang kontolnya dengan kecepatan tinggi di lubang memekku. Birahiku semakin menggelora dan kembali tubuhku mengejang, kepalaku tengadah, aku memejamkan mata, puncak nikmat kembali menghantam syaraf tubuhku, aku terlonjak menegang dan akhirnya telungkup tak berdaya, napasku tersengal-sengal, aku kembali orgasme hebat.

Kepalaku terkulai lemah dengan wajah menyamping. Dalam denyut-denyut sisa orgasme yang dahsyat itu, punggungku naik turun mengatur napasku yang memburu “Ssshh… Ooohh… Mas…Enak banget ….”

Anto merengkuh pinggangku dan membalikkan badanku. Aku berbaring terlentang kulihat Anto naik ke ranjang di antara kedua kakiku. Aku tahu pria perkasa ini akan menyetubuhiku lagi, dengan menggigit bibir menggoda, aku mengangkang, membuka pahaku lebar-lebar untuknya.


]

Anto menindih tubuhku yang telanjang dan memasukkan batang kejantanannya ke dalam lubang memekku hanya dalam satu coblosan. Batang kontolnya yang hitam besar itu mengocok-ngocok lubang vaginaku dengan cepat dan dalam, sehingga aku merintih dan mendesah dengan penuh kenikmatan.

Kenikmatan demi kenikmatan dari tumbukan Anto, membuatku mengerang dengan keras. Hujaman-hujaman kontol besarnya terasa begitu dalam. Dan kurasakan kantung biji pelirnya sampai menepuk-nepuk dagu pantatku.

Perlahan kurasakan Anto akan segera mencapai klimaks. Aku histeris bagai orang kesurupan kesurupan. Kedua tanganku memegangi pinggul Anto dan menahannya. Insting kewanitaanku ingin menerima benihnya di dalam rahimku, sungguh aku tak peduli jika dia menghamiliku.

Namun tumbukan Anto yang semakin cepat malah membuatku kalang kabut menahan gejolak orgasme yang akan kembali datang, dan kembali aku malah yang mendapat orgasme untuk ketiga kalinya dari persetubuhan yang luar biasa ini.

Aku merangkul tubuh Anto, menariknya ke bawah sampai dadanya merapat menekan payudaraku. Anto mencium bibirku. Akupun menyambutnya dengan gairah yang membara.

Lalu tiba-tiba kurasakan sebuah semprotan yang kencang dan hangat di dalam kemaluanku. Aku pun mendesah panjang. Kudekap Tubuh Anto erat- erat. Kurasakan diriku terisak merasakan semprotan yang deras itu memasuki rahimku. Dan Anto masih terus menghujam kontolnya ke dalam memekku seolah ingin menumpahkan seluruh benihnya didalam rahimku, dan sungguh aku tak peduli jika benih itu membuahi sel telurku nanti.

Selama beberapa menit aku dan Anto saling bertatapan. Tiba-tiba aku terkejut merasakan batang kontol Anto kembali mengeras, aku benar-benar takjub, aku tak percaya ini.

Seakan bisa membaca pikiranku, Anto kembali menyetubuhiku. Batang kontolnya mengocok-ngocok memekku yang sudah becek penuh dengan spermanya sehingga menimbulkan bunyi berdecap-decap.

Aku kembali mendesah dan mengerang, ohhh sungguh aku tidak bisa menghitung lagi berapa banyak orgasme yang kurasakan. Aku juga tidak melihat lagi berapa lama Anto menaiki diriku…aku telah hilang kesadaran, tubuhku terasa lelah tak bertenaga..

--------------------------------------------------

Bersambung
 
untuk pelanggan premium, sudah di update part 28-29 dn 30, semoga bisa terhibur dengan cerita yang saya suguhkan ini, selamat beristirahat, tetap jaga kesehatan, sampai jumpa lagi
 
Bimabet
Maya sudah sungguh binal

Premium ini dimana hu?
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd