“Sunat tanpa amputasi……. Jadi begini….. saat ereksi total, tidak akan bisa mengamputasi kulupnya, karena posisi kulup berada di tengah2 kepala, jadi satu2nya jalan iyalah tidak mengamputasi kulupnya, bersihkan dahulu seluruh batang dan kulupnya dengan alkohol, tarik kulupnya kebawah, lalu dijahit sepanjang bla….. bla… bla….. lalu di potong ….. bla….. bla…bla….. lalu di jahit lagi di bla…. bla…. bla…… selesai. Sebenarnya sunat bertujuan agar kepala selalu bersih dari najis, dengan menyingkirkan kulup pakai metode saya itu, maka kulup tidak lagi membungkus kepala sehingga tidak menyimpan najis lagi. Hasilnya seperti ini nanti. Hahahahahaha…….” jawab professor sambil tertawa, mengangkat kertas yang sejak tadi sedang digambar olehnya. Telihat gambar yang sangat baik dan jelas, sebuah kontol dengan dua baris gerigi bulat disekelilingnya bagai bulir jagung………
“itu tidak ada masalah medis nantinya proff….” Tanya Dokter Ayu terkejut namun masuk akal baginya.
“tidak…. tidak ada masalah……. yang jadi masalah istrinya kelak akan kewalahan menghadapinya. hahahahhahahaha……..” jawab professor sambil tertawa renyah.
“ah, professor bisa aja……. trimakasih banyak proff atas pencerahannya….. hahahahahaha……” ucap Dokter Ayu sambil tertawa.
“Ada yang ditanya lagi Dik Ayu…….? saya ada kelas beberapa menit lagi…… murid2 bodoh itu membuat saya pusing, tidak ada murid secerdas Dik Ayu beberapa tahun belakangan ini…. hahahahaha…….” Ucap professor sambil kembali tertawa.
“hahahahaha…… professor terlalu menyanjung….. selamat mengajar proff….. byeeee…..” sambil Dokter Ayu melambai lebay kearah layar handphonenya.
“byeeee cantik…… hahahahahaha…..” tawa professor sambil menutup panggilan videonya……….
Dokter Ayu merenung sesaat “Kontol Bayu yang besar dan panjang saja sudah membuat ia kewalahan saat menghadapinya, bagaimana jika ada dua baris bulir jagung di pangkal kepalanya, apakah akan lebih nikmat lagi…….” bathin Dokter Ayu sambil merinding membayangkannya.
Setelah mempertimbangkan beberapa saat, Dokter Ayu segera memanggil Rosa, ia meminta bantuan Rosa untuk mempersiapkan semua keperluan untuk prosedur sunat, namun tidak dilakukan dikamar klinik, melainkan di lakukan dikamar tamu. Termasuk menarik ranjang pasien cadangan yang ada di gudang sana.
Setelah semua siap, tinggal menunggu kedatangan sang pasien Bayu………
Sementara itu……
Bayu yang mendapat uang 5 juta dari Dokter Ayu, terlihat senang. Ia memutuskan pulang dulu kerumah, sebelum berangkat ke kota K untuk berbelanja baju.
Rumah Bayu sangat kecil, terbuat dari kayu dan bilik, beratapkan seng dan Jerami, hanya ada 3 kamar tidur yang sangat kecil berukuran 2 x 2 meter, satu ruang tamu dan dapur kecil dibelakang rumahnya. Sumur mandi hanya dihalangi pembatas seng setinggi bahu tanpa pintu. Terletak tepat dibelakang rumah, tempat buang hajat besarpun hanya berupa lubang sedalam 1 meter dengan lebar 1x1 meter, dengan pembatas hanya setinggi 1meter, terdapat dua batang kayu ditengahnya untuk pijakan kaki, terletak agak jauh dibelakang rumah.
Rumah Bayu sedikt agak menyendiri, rumah terdekat berjarak 50 meter darinya, dirumah itu hanya ada Ayah Bayu (Jamal 38 tahun), Bayu dan Adik Bayu (Utari 17 tahun). Pak Jamal sudah menduda selama lebih dari 10 tahun, kala itu Bayu berumur 9 tahun. Utari sudah menikah sejak umur 15 tahun, belum memiliki anak, suaminya hanya seorang kuli bangunan di ibukota, pulang hanya sebulan sekali, itupun hanya 2 hari saja berada dirumah. Utari dan suami sedang menabung uang untuk membangun rumah mereka sendiri, diatas tanah warisan kakeknya (ayahnya pak Jamal), tak jauh dari rumah Pak Jamal. Wajah, tinggi badan Bayu menurun dari pak Jamal. Sedangkan wajah Utari dan tinggi badan Utari mirip sama almarhumah ibunya, hanya 160 cm.
Saat Bayu memasuki rumah, terlihat Bapak Jamal dan Utari sedang cemas menunggu kepulangan Bayu, sebab sejak malam Bayu belum pulang dari klinik Dokter Ayu, Bayu pamit ke bapaknya ingin sunat di klinik Dokter Ayu, Utari sempat berniat menemani, namun Bayu melarangnya, malu katanya jika ditemani gadis saat sunat, sedangkan Pak Jamal belum pulang dari pasar induk, pekerjaan pak Jamal kuli panggul juga seperti Bayu.
“Kemana saja kamu nak……. “ tegur pak Jamal sambil berdiri.
“Mas Bayu baik2 saja…..” ucap Utari juga sambil berdiri, tersirat rasa khawatir dimata keduannya.
“hehehehe…. Bapak dan adik lucu sekali, ya jelas lah saya baik2 saja” senyum Bayu sambil menghampiri bapaknya untuk sungkem. Kebiasaan sejak kecil mereka kepada yang lebih tua, berangkat sungkem, pulang pun sungkem.
“bagaimana sunatnya, bagaimana bentuk kontol kamu sekarang setelah sunat……. “tanya pak Jamal vulgar sambil melirik tonjolan kontol anaknya.
“jadi sunatnya mas…?” tanya Utari penasaran juga.
“belum pak……” jawab Bayu malu2.
Pak Jamal berpikir Bayu sudah sunat, namun malu untuk mengatakan iya di depan bapak dan adik perempuannya.
“akhhh…. bohong kamu, sini tunjukan pada bapak bagaimana bentuk kontol kamu sekarang, lagi pula buat apa sunat2 segala, buang2 uang saja. kontol bapak tidak sunat hingga sekarang, kamu lihat bapak baik2 saja dan sehat2 saja…… buat apa itu sunat2 segala, jika istrimu tidak terima, cari saja yang lain…. “ ucap Pak Jamal sambil menarik turun celana Bayu beserta boxernya, pak Jamal penasaran bagaimana bentuk kontol yang sudah sunat, jauh bedakah dengan kontol kulupnya yang panjangnya 20cm diameter 6cm.
“lah masih sama saja bentuknya sama kemaren, bagian mana yang disunat?” tanya pak jamal tanpa rasa sungkan membolak balik kontol Bayu yang panjangnya sama dengan kontol bapaknya, di depan Utari. Buat mereka bertiga ketelanjangan dirumah itu sudah biasa, karena sejak kecil mereka sudah biasa saling memergokin saat mandi dan saat ganti pakaian, karena kamar mandi mereka tidak berpintu, kamar tidur mereka hanya menggunakan kain sebagai penutup pintu, saat ada angin kain tersebut akan tersibak oleh angin. Sehingga ketelanjangan menjadi hal biasa bagi mereka bertiga. tidak ada nafsu yang timbul walaupun Jamal dan Bayu melihat Utari yang cantik dan montok telanjang, begitu pun Utari, tidak pernah timbul hasrat saat melihat tubuh Bayu dan Bapaknya telanjang, walaupun kontol mereka besar2 dan panjang.
“kan saya bilang belum sunat tadi pak….hehehehehe” tawa Bayu renyah melihat tingkah bapaknya, ia pun langsung menaikan kembali celana boxer dan celana treningnya
“akhhh…. Sial….. padahal bapak penasaran melihat kontol yang sudah sunat itu bagaimana….” Ujar pak Jamal kesal.
“ayo…. kerja tidak kamu hari ini…? Jangan jadi lelaki pemalas kamu….. “ lanjut pak Jamal sambil duduk memakai sepatu lusuhnya.
“itu dia pak, mulai hari ini saya kerja di rumah Dokter Ayu……” jawab Bayu
“haa…….?” Utari
“apa….?”pak Jamal
Mereka berdua terkejut, seakan tidak percaya dengan pendengarannya barusan.
“kamu bekerja di rumah Dokter Ayu? menjadi apa….?” Tanya pak Jamal memastikan.
Bayu bingung menjawabnya, jika dibilang jadi supir, bapaknya tahu naik motor saja bahkan Bayu tidak bisa.
“Tidak tahu pak…. yang pasti Bu Dokter memberi saya uang 5 Juta untuk membeli seragam kerja, berupa kemeja dan celana bahan” jawab Bayu sedikit berbohong kepada bapaknya.
“ohhh…. Paling disuruh jadi satpam, badan kamu tinggi dan besar…. bagus… bagus… “ ucap pak Jamal.
“Gajinya berapa?” tanya pak Jamal lagi.
“4 juta pak….” Jawab Bayu, ia mau bilang 6juta, takutnya ternyata hanya 4juta, nanti bapaknya akan kecewa, karena berapa2nya baru ketahuan dibulan depan.
“Lumayan….. setidaknya lebih besar dari kuli panggul” jawab Pak Jamal, sebab jika di total2 pendapatan mereka rata2 hanya 2 juta- 2,5 juta/bulan.
“ya sudah bapak jalan dulu kalau gitu…” ucap Pak Jamal, ia mau segera sampai ke pasar induk, jangan sampai ketinggalan muatan jika kesiangan.
“bareng pak…. Saya juga mau ke kota, mau beli baju, disuruh hari ini oleh Bu Dokter” jawab Bayu sambil mendekati adiknya….
Adiknya lalu mencium tangan Bapak dan Bayu untuk sungkem……
“hati2 dijalan ya pak, mas Bayu….” Ucap Utari melepas kepergian bapak dan kakaknya di depan pintu rumah.
Bersambung……………