Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Dokter Ayuningsih

Bagian mana yang kalian sukai atau nantikan?

  • pak Jamal di sunat

    Votes: 17 8,3%
  • Jelita vs Bayu

    Votes: 9 4,4%
  • Dokter Ayu vs Bayu

    Votes: 36 17,6%
  • 4 sahabat vs Bayu

    Votes: 24 11,7%
  • 4 sahabat vs pak Jono, Pak Joko dan pak Pardi

    Votes: 10 4,9%
  • Utari vs pak Jamal

    Votes: 8 3,9%
  • Utari vs Bayu

    Votes: 11 5,4%
  • Utari vs Bayu dan pak Jamal

    Votes: 12 5,9%
  • Utari vs pak Joko, pak Jono, dan pak Pardi

    Votes: 10 4,9%
  • Dokter Ayu vs Bayu dan pak Jamal

    Votes: 19 9,3%
  • Dokter Ayu vs pak Joko, pak Jono dan pak Pardi

    Votes: 57 27,8%
  • 4 sahabat vs Bayu dan pak Jamal

    Votes: 10 4,9%
  • 4 sahabat vs Bayu, pak Jamal, pak Joko, pak Jono, dan pak Pardi

    Votes: 29 14,1%
  • Bayu vs Jelita dan Bu Surti

    Votes: 28 13,7%

  • Total voters
    205
  • This poll will close: .
Melihat pose seksi Dokter Ayu, ditambah kecantikannya yang memukau seperti wajah penulis cerita ini, dengan kulit yang indah terawat, Bayu tidak dapat menahan keinginan untuk mendekati Dokter Ayu. Perlahan Ia bangkit, kontol panjangnya langsung terlepas dari memek Sari yang sudah sangat memerah.

“Blup…..”

“akhhh……” desah Sari ketika kontol Bayu terlepas dari memeknya, iya langsung jatuh terguling menelungkup disamping Lia. Dengan kaki terjuntai ke lantai, Sari sudah terlalu lemah untuk bergerak, begitupun Lia, iya hanya pasrah saja ketika Bayu melepaskan pergelangan kakinya, hingga jatuh menjuntai dilantai kamar, tubuh Lia pun sudah terlalu lelah untuk bergerak.

Dokter Ayu segera menurunkan kakinya dari sandaran kursi sofa, tangannya sibuk merapihkan rok rampelnya yang terbuka. Wajahnya memerah menahan malu dan nafsu.

“Dik Bayu…….. “ desah Dokter Ayu dengan nada bergetar, jantungnya berdebar-debar melihat pemuda tampan itu mendekati dirinya.

“Bu Dokter butuh bantuan…?” ucap Bayu sesaat sebelum langkahnya berhenti diantara kaki Dokter Ayu yang sedikit melebar.

Dokter Ayu menggeleng2kan kepalanya sambil menatap kontol keras Bayu yang berada sangat dekat dengan wajahnya. Iya tidak dapat menahan keinginan tangannya untuk menggapai kontol besar itu. kedua tangannya perlahan2 terangkat mendekati kontol Bayu yang mengkilat basah.

“Jangan Dik Bayu….. saya sudah bersuami…….” Ucap Dokter Ayu sambil menatap kedua mata Bayu, namun kedua tangan lembut Dokter Ayu mulai mengocok kontol Bayu yang keras.

Mendapat kocokan lembut dari Dokter yang cantik itu membuat Bayu sempat sedikit terpejam, meresapi nikmatnya.

“Tidak apa Bu Dokter, saya hanya ingin membantu sedikit…… “ ucap Bayu sambil menundukan wajahnya, hendak mencium bibir manis Dokter Ayu.

“Jangan Dik Bayu……. “ jawab Dokter Ayu dengan nada bergetar. Jantungnya semakin berdebar2 melihat Bayu yang hendak menciumnya.

“hmmmm……..” Bayu langsung melumat bibir Dokter Ayu, sementara itu terasa dikontolnya Dokter Ayu mempercepat kocokan kedua tangannya yang lembut.

Dokter Ayu pun merespon lumatan bibir Bayu dengan ganas.

Setelah 2 menit saling melumat, Bayu perlahan menurunkan tubuhnya hingga berlutut di antara kaki Dokter Ayu.

Kedua tangan Dokter Ayu terlepas dari kontol keras Bayu, badannya langsung bersandar dibangku sofa itu, dengan kedua tangan diletakan di atas pegangan kursi sofa. Sambil menatap mata Bayu.

“Jangan Dik Bayu…… Saya sudah bersuami……. Jangan Dik Bayu…….. Jangan…….” Ucap Dokter Ayu sambil menggelengkan kepalanya pelan, ketika kedua tangan Bayu sudah berada diatas pahanya yang masih tertutup rok rampel.

“Tidak apa2 Bu Dokter, saya hanya berniat membantu sedikit…….. “ Ucap Bayu sambil menatap kedua mata Dokter Ayu yang terlihat sayu. Perlahan kedua tangan Bayu mulai menyingkap rok rampel Dokter Ayu, lalu mengakatnya keatas…… terus keatas……. Hingga rok rampel itu menutupi kepala Dokter Ayu, meghalangi pandangan Dokter Ayu.

Tindakan Bayu membuat Dokter Ayu merasa sedikit nyaman, kegugupannya sedikit mereda.

Kedua tangan Bayu langsung menarik pantat Dokter Ayu agar lebih sedikit ketepi Sofa, Dokter Ayu pun membantu dengan mengangkat sedikit pantatnya, lalu Bayu mengangkat kedua paha Dokter Ayu agar duduk mengangkang lebar. Meletakan kedua kaki mulus itu disandaran kursi sofa.

“Akhhh……………..” triak Dokter Ayu pelan, ketika ia merasakan lidah Bayu mulai menyapu permukaan memeknya yang sudah sangat basah. Sengatan demi sengatan nikmat menjalar dalam tubuhnya, seirama jilatan Bayu di memeknya yang basah dan gundul.

Bayu sedikit memberikan sedotan lembut saat lidah basahnya mencapai itil Dokter Ayu yang membesar.

Tanpa menunggu lama lagi, karena pembaca dan para suhu sudah makin penasaran………

Bayu kembali menegakkan badannya, lalu tangannya menyingkap rok rampel yang menutupi wajah cantik Dokter Ayu. Wajah Dokter Ayu terlihat memerah, menahan malu dan nafsunya.

Pantat Dokter Ayu sedikit tersentak mundur saat kontol besar dan panjang Bayu menempel di celah memeknya yang basah, namun segera ditahan oleh kedua tangan Bayu.

“Jangan Dik Bayu……. Jangan entotin saya….. saya sudah bersuami……..” ucap Dokter Ayu dengan wajah sedikit khawatir, iya tidak mau menghianati kebaikan suaminya yang juga tampan.

“Tidak usah khawatir Bu Doker, saya tidak akan memasukan kontol saya kedalam memek Bu Dokter. Saya hanya ingin menggesekannya saja………” jawab Bayu sambil perlahan mengesekan batang kontolnya yang panjang di celah memek Dokter Ayu yang sudah sangat basah.

“Jangan Dik Bayu………” desah Dokter Ayu sambil pantatnya bergoyang naik turun menyambut gesekan batang kontol Bayu di permukaan memeknya.

“oh…. Ini nikmat sekali…… kontol itu……..” bathin Dokter Ayu.

“Jangan Dik Bayu………..ahhh….. Jangan Dik Bayu…….. ahhh…..” desah Dokter Ayu sambil terus menggoyangkan pantatnya naik turun menyambut gesekan batang kontol Bayu. Dokter Ayu terus bekata jangan, sementara pantatnya masih terus bergoyang. Sambil bergoyang kedua mata Dokter Ayu tak lepas menatap kontol keras Bayu yang sedang mengesek2 celah memeknya, ia membayangkan kontol besar itu masuk, menyodok2 memeknya yang sudah sangat gatal di dalam sana. Bayangan itu berasa nyata, memeknya berasa penuh, namun nyatanya batang kontol Bayu masih menggesek2 celah memek Dokter Ayu. Hingga akhirnya………………







Bersambung………………………
 
“Akhhh………………………” pantat Dokter Ayu bergetar kencang, saat orgasme hebat melandanya, hanya dengan gesekan kontol Bayu, ditambah ia membayangkan kontol besar itu menghujamin memeknya, membuat Dokter Ayu lebih cepat mendapatkan orgasmenya. Saat tubuhnya bergetar, kedua kaki Dokter Ayu terlepas dari sandaran kursi yang didudukinya, membuat tubuh Bayu terdorong pelan, lalu bersimpuh dilantai diantara kaki Dokter Ayu yang terjuntai kelantai. Tubuh Dokter Ayu terasa sangat lemas, posisi pantanya yang agak menjorok keluar dari pinggirang kursi sofa, membuat tubuh lemas Dokter Ayu merosot, ia berusaha menahan laju jatuhnya dengan menegakan badan sambil berpegangan pada sandaran kursi, namun getaran tubuhnya dan kondisi tubuhnya yang terlalu lemas, membuat laju jatuhnya semakin cepat, karena tidak ingin jatuh, tangan kanan Dokter Ayu segera menggapai bahu kiri Bayu, disusul tangan kiri memberikan sedikit dorongan sambil menggapai leher Bayu.

Bammm………

Tanpa Dokter Ayu sadari kontol keras Bayu langsung menghujam memeknya yang sangat basah.

“akhhh……..” kembali tubuh Dokter Ayu bergetar keras mendapatkan orgasme susulan saat kontol Bayu menekan keras rahim hangat Dokter Ayu. Dokter Ayu langsung terpejam, ia berpikir hujaman kontol Bayu hanya imajinasinya saja, seperti sebelumnya. Namun ia langsung tersadar, ini bukan bayangannya, kontol Bayu benar2 telah menusuk dengan sangat dalam dimemeknya yang sangat basah, terlalu ngilu dirasa untuk sebuah imajinasi.

“Bu Dokter tidak apa2…?” ucap Bayu khawatir, sambil merangkul menahan punggung Dokter Ayu dengan kedua tangannya.

“Dik Bayu jangan….. akhhh……” desah Dokter Ayu sambil berusaha bangkit, namun kembali terduduk dipaha Bayu karena tubuhnya terlalu lemah, sehingga kontol panjang Bayu kembali menghujam memek Dokter Ayu “tolong jangan etotin saya….. akhhh…..” Dokter Ayu kembali berusaha bangkit, namun terduduk kembali “saya tidak mau….. akhhh…..” ia mencoba lagi “saya sudah bersuami….. akhhh……………….” pantatnya kembali bergetar dipercobaan terakhirnya.

Bayu merasakan nikmat yang luar biasa di kontolnya saat Dokter Ayu berusaha bangkit berulang2 dari tubuhnya. Ia masih duduk bersimpuh merangkul punggung Dokter Ayu, dengan sabar menunggu Dokter Ayu reda dari getaran nikmatnya. Kedutan memek Dokter Ayu masih terasa meremas2 pelan kontol besarnya.

“Bu Dokter…… Bu Dokter……… “ ucap Bayu pelan dikuping Dokter Ayu yang masih menyandarkan kepalanya dibahu Bayu.

Dokter Ayu bahkan terlalu lemah untuk menjawab panggilan Bayu. Ia hanya bisa bersandar sambil merangkul erat leher kokoh Bayu, karena takut jatuh terjengkang kebelakang.

Bayu yang sempat bingung harus berbuat apa, akhirnya memutuskan untuk memindahkan tubuh Dokter Ayu ke atas ranjang. Kedua lengan Bayu langsung pindah kebawah paha Dokter Ayu, tangan besarnya mencengkram pantat Dokter Ayu. Lalu berusaha bangkit dengan mengandalkan kekuatan pahanya.

Merasa Bayu akan bangkit, Dokter Ayu mempererat pegangannya di leher Bayu.

Bayu hendak membawa tubuh Dokter Ayu yang lemas ke atas ranjang dikamar itu, namun begitu melihat kedua ranjang sudah penuh, ia mengurungkan niatnya. Setelah berpikir beberapa saat, Bayu memutuskan untuk membawa tubuh Dokter Ayu ke kamar lain yang sempat ia lihat saat masuk tadi.

Bayu pun mulai melangkahkan kakinya, namun Langkah lebar kakinya langsung terhenti begitu merasakan pantat Dokter Ayu terangkat lalu terhujam kontolnya akibat gerakan langkah kaki Bayu.

“akhhh….” Desah Dokter Ayu.

“eh maaf Bu Dokter, tidak sengaja” ucap Bayu pelan menahan nikmat di kontolnya.

Bayu akhirnya mencoba melangkah dengan langkah pendek dan pelan…. Namun tetap saja pantat Dokter Ayu terangkat sedikt dan kembali terhujam kontol Bayu. Bayu yang tidak merasakan efek gerakan ini di kontolnya tidak menyadari hal itu. tidak demikian dengan Dokter Ayu.

Dokter Ayu merasakan nikmat yang luar biasa dengan hujaman pelan kontol Bayu yang keras dan besar di memek basahnya, hingga terlihat cairan lendir mulai menetes jatuh.

“ssssthhh…. ssssthhhh…..ssssthhhh…..” desah Dokter Ayu seperti menahan pedas dimulutnya, seirama hujaman pelan kontol Bayu.

Baru delapan langkah Bayu berjalan…..

“akhhhhh………………..” tiba2 tubuh Dokter Ayu kembali bergetar hebat, melonjak2 mendapatkan orgasmenya kembali, lonjakan pantat itu membuat kontol Bayu kembali menghujam keras ke dalam memek Dokter Ayu. Bayu merasakan nikmat yang teramat sangat akibat goyangan hebat orgasme Dokter Ayu.

“Berhenti……. Akhhh….. jangan entotin memek saya lagi……. Akhhh….. Dik Bayu….. akhhh…..” Dokter Ayu berpikir Bayu sedang menghujam2kan kontol besar Bayu kememeknya. Namun kenyataannya memek Dokter Ayu lah yang sedang berayun2 menghujami kontol besar Bayu.

Bayu pun hanya dapat diam berdiri terpaku, menikmati remasan demi remasan, hujaman demi hujaman nikmat memek Dokter Ayu dikontolnya.

“Akhhhhh…………………” Dokter Ayu pun kembali mendapatkan orgasme susulan.

Goyangan pantat Dokter Ayu tidak pernah berhenti. Hingga akhirnya…..

“Arghhhhhh………… “ Bayu mendapat orgasme nyata pertama dalam hidupnya, Bayu yang sebelumnya pasif, akhirnya menghujami memek Dokter Ayu sambil menumpahkan banyak cairan sperma kedalam memek Dokter Ayu.

“akhhhh…………..” Dokter Ayu mendapatkan multi orgasme saat memeknya terasa hangat disemprot cairan sperma Bayu yang banyak.

Tubuh Bayu langsung bersimpuh lemah dilantai, sambil tetap berusaha menahan keseimbangan tubuhnya dan menahan tubuh Dokter Ayu agar tidak terjatuh. Ia langsung membaringkan tubuhnya yang sudah mulai lelah di atas lantai dekat pintu kamar. Tubuh Dokter Ayu pun ikut tertarik menimpah tubuh kekar Bayu. Dengan kontol Bayu yang masih berada dalam cengkraman erat memek Dokter Ayu, mereka berdua langsung tertidur lemas sambil berpelukan.









Bersambung…………………………….
 
Menjelang pagi Lia terbangun dari tidur lelapnya. Kepalanya menoleh kearah Sari yang masih tidur tengkurap disebelah. Lia langsung duduk dipinggi ranjang, melihat Bu Rosa masih terlelap dalam keadaan tanpa busana. Begitu Lia menoleh ke arah pintu, Ia melihat tubuh telanjang Bayu terbaring di lantai, namun Sari bingung, mengapa Dokter Ayu dengan berpakaian lengkap, rok rampel menutupi seluruh kakinya hingga ke betis, sedang tidur pulas di atas tubuh telanjang Bayu, “Mungkin Dokter Ayu kangen dengan suaminya, melihat Bayu tidur pulas dilantai, membuat Dokter Ayu tidak tahan untuk tiduran diatas tubuh Bayu, walau tubuh itu dalam keadaan telanjang” ucap Lia dalam hati.

Melihat jam dinding sudah menunjukan jam 05.13 pagi. Lia segera membangunkan Sari.

“mbak…. mbak… bangun mbak…. sudah pagi….. “ Lia memelankan suaranya sambil mengguncang2 bahu telanjang Sari.

Sari langsung merenggangkan badannya.

“jam berapa sekarang….?” Jawab Sari masih setengah sadar.

“sudah jam lima lewat….” Ucap Lia, sambil bangkit dan mengenakan kembali baju piyamanya yang berserakan di samping ranjang.

“waduh, belum masak aku……” ujar Sari terlompat duduk.

“ssstttt……. jangan berisik, mbak Ayu dan Mbak Rosa masih pulas…..” ucap Lia pelan sambil meletakan jari telunjuknya melintang ditengah bibir.

“ehhh……..” ucap Sari terkaget sambil memperhatikan ketelanjangan tubuhnya. Kejadian semalam bagai mimpi, Sari baru tersadar bahwa ia sedang tidak berada dalam kamar pribadinya, dan sepintas teringat kembali pertempuran birahi semalam bersama Lia dan Bayu. Ia buru2 melompat berdiri disamping Lia, dan langsung buru2 mengenakan piyamanya yang juga berserakan dilantai.

Lia segera keluar kamar dengan sedikit berjinjit, seolah2 lantai kamar itu terbuat dari kayu, padahal walau Lia berlari pun suara langkanya tidak akan terdengar oleh Rosa, Dokter Ayu dan Bayu. Sari tanpa sadar mengikuti gerakan Lia sambil mengekor dibelakang Lia. Mereka berdua langsung berlari kecil ketika sudah melewati pintu kamar, menuju paviliun.

05.32, Rosa terbangun, setengah sadar dan sedikit bingung, kepalanya berputar melihat sekitarnya. Begitu matanya melihat tubuh Bayu yang terbaring telanjang di bawah tubuh Dokter Ayu yang masih berpakaian lengkap, Rosa langsung teringat kejadian semalam. Ia merasa malu sekali, segera memakai baju putihnya yang berserakan, namun tidak menemuka celana putih dan CDnya, melihat sarung bekas Bayu tergeletak disampingnya, tanpa pikir panjang langsung dipakainya…. Segera Rosa berlari kecil menuju kamar pribadinya.

Ketika tiba di paviliun, Rosa melambatkan langkahnya saat melewati pintu kamar Lia dan Sari, Rosa tidak ingin mereka memergokin dirinya dalam keadaan berantakan seperti ini, akan menghadirkan sejuta pertanyaan di benak mereka nanti. Rosa tidak ingat kejadian saat Lia dan Sari ikut dientotin oleh Bayu. Karena saat Lia dan Sari datang Rosa sudah setengah sadar, terlalu lemah untuk memperhatikan sekitarnya.

Membuka kunci pintu perlahan2, membuka pintu juga perlahan, menutupnya perlahan pula, setelah rapat Rosa buru2 melihat kearah dua monitor TV yang tergantung diatas kamarnya. Terlihat kedua anak Dokter Ayu masih tertidur lelap. Rosa pun langsung menyambar handuk lalu mandi, ia sudah sangat kesiangan, belum menjalankan tugasnya memberi susu dan mengecek keadaan kedua anak Dokter Ayu. Itulah tugas Rosa, jika siang menjadi baby sister, malam menjadi asisten Dokter Ayu di kliniknya. Saat Rosa membantu Dokter Ayu, tugas Lia dan Sari untuk mengawasi kedua anak Dokter Ayu. kerja doble, gaji doble, membuat mereka bertiga makin betah bekerja dengan Dokter Ayu, ditambah lagi sikap ramah dan baik suami istri itu.

Sudah biasa bagi Bayu, jika menjelang pagi hari, pasti kontolnya akan ngaceng, namun kali ini ia merasa sedikit berbeda, ngaceng di kontolnya terasa hangat dan basah. Dan ia merasa tubuhnya ditindih oleh sesuatu. Perlahan Bayu membuka matanya, tampaklah wajah cantik yang lugu sedang tertidur lelap diatas tubuhnya, kepalanya bersandar pada bahu kanan Bayu. Nafasnya terdengar pelan dan teratur, tidak menyadari ada kontol yang kembali mengeras sedang terjepit dalam memeknya yang hangat.

Bayu berusaha tidak bergerak, ia tidak mau membangunkan tidur wanita cantik itu. sambil menatap wajah cantik Dokter Ayu, tangan kanan Bayu perlahan bergerak merangkul pinggang Dokter Ayu yang masih tertutup baju putihnya.

Tidur Dokter Ayu yang pulas sedikit terusik dengan gerakan tangan Bayu di pinggangnya. Dokter Ayu masih setengah sadar, mulai merenggakan tubuhnya.

“Pagi mas……….” Ucap Dokter Ayu, mengira tubuhnya sedang tidur diatas tubuh suaminya. Ketika hendak mencium pipi suaminya……

“ehhh…… Dik Bayu…… ?” Dokter Ayu terkejut dan langsung bangkit dari tidurnya.

“akhhh…….” desah Dokter Ayu ketika merasakan ada kontol yang keras di dalam memeknya terhujam dalam menyentuh rahimnya dengan keras karena tekanan dari tubuhnya sendiri. Tubuh Dokter Ayu yang sempat terduduk kembali terjatuh, menimpah tubuh Bayu yang masih telanjang.

“maaf Bu Dokter….. “ ujar Bayu malu karena kontolnya kembali keras.

Mereka saling bertatapan. Kedua tangan Bayu merangkul erat pinggang Dokter Ayu.

Perlahan Bayu mengayunkan kontol besarnya dalam memek Dokter Ayu yang masih basah.

“akhhh…. Dik Bayu…….” Desah Dokter Ayu pelan, Birahinya kembali naik, tanpa rasa malu lagi, Dokter Ayu langsung melumat bibir seksi pemuda tampan di depannya.

Melihat reaksi Dokter Ayu, Bayu mempercepat hujaman kontolnya di memek basah Dokter Ayu, sambil kedua tangan menahan erat pinggang Dokter Ayu yang tersentak2 setiap kontol keras Bayu menghujam memek basah itu.

“sssttt…..ssstttt….sssttt…ssstttt….”desah Dokter Ayu saat menerima hujaman kontol Bayu yang terasa sangat penuh dimemeknya.

“Akhhhhh…………………………” pinggul Dokter Ayu tersentak hebat. kepalanya mendongak keatas.

Kedua tangan Bayu makin mencengkram kuat, menahan sentakan pinggul Dokter Ayu yang sedang climax.

Dokter Ayu segera bangkit dari atas tubuh Bayu, ia tidak mau badannya terlalu lemah untuk bangkit seperti kejadian semalam.

“Bluppp…..” suara kontol Bayu yang terlepas dari memek Dokter Ayu.

Terasa sedikit rembesan cairan nikmat mengalir dari memek Dokter Ayu di paha Dokter Ayu.

“yuk kita sarapan dulu Dik Bayu……” ujar Dokter Ayu sambil merapihkan rok rampel, baju dan rambutnya. Perutnya terasa lapar sekali pagi ini, mungkin akibat pertempuran hebat semalam bersama Bayu.

Bayu pun ikut bangkit berdiri. Tubuh telanjang Bayu terlihat begitu menawan dimata Dokter Ayu, kontol Bayu masih tegak berdiri kokoh. Bayu segera mangambil baju kaosnya yang tergeletak di atas ranjang, ia tidak menemukan sarungnya.

Melihat Bayu yang hanya mengenakan kaos tanpa bawahan membuat wajah Dokter Ayu kembali merona merah, menahan malu dan gairah. kontol keras Bayu seolah menunjuk kearah Dokter Ayu, sedikit terayun2 saat Bayu celingak celinguk mencari kain sarungnya.

“Dik Bayu mandi aja dulu dikamar mandi itu” ucap Dokter Ayu sambil menunjuk pintu kamar mandi yang berada didalam kamar itu.

“Saya akan ambilkan celana Dik Bayu dari klinik, handuk ada di dalam kamar mandi” ucap Dokter Ayu lalu beranjak pergi.

Setelah Dokter Ayu berada di klinik, ia segera mencari celana Bayu yang masih tergantung di gantungan baju yang berada dalam klinik. Hanya ada boxer kusam dan celana training kusam tergantung disana. Dokter Ayu memutar kepalanya mencari celana dalam Bayu, namun tidak menemukan satu CD pun didalam klinik. Tanpa pikir Panjang Dokter Ayu langsung membawa boxer dan celana training kusam itu.

Sambil berjalan masuk kembali kedalam rumah utama, Dokter Ayu melakukan panggilan singkat dengan handphonenya.

“Halo…., bisa tolong gantikan piket saya siang ini Dokter Arman, saya sedang tidak enak badan pagi ini….. iya betul………. ok terimakasih” ucap Dokter Ayu singkat dihandphonenya. Ia memutuskan untuk libur dulu hari ini, sambil berpikir cara mengatasi masalah sunat Bayu yang belum terlaksana juga.

Saat hendak melewati ruang keluarga, ia melihat Sari dan Lia sedang sibuk menata makanan di ruang makan. Dapur masak terletak dibelakang paviliun, pintunya berada diantara kamar Lia dan Bu Rosa. Sedangkan dapur yang berada dekat ruang makan hanya Dokter Ayu saja yang menggunakan, saat ia ingin memasak mie instan ataupun menghangatkan cemilan malam.

“Bu Ayu….. “ tegur Rosa dan Lia bersamaan. Sambil sedikt tersenyum mengingat kejadian semalam.

Dokter Ayu hanya mengangukan kepalanya, menjaga wibawanya saat berada dirumah utama.

“Bu Rosa dimana?” tanya Dokter Ayu.

“Sudah keatas Bu…….” Jawab Lia.

“Ok terimakasih……” ucap Dokter Ayu lalu beranjak pergi menuju kamar tamu.

Setelah meletakan pakaian Bayu diatas kasur, Dokter Ayu segera keluar kembali dari kamar tamu itu, ia hendak mandi di kamar mandi utama yang terletak didalam kamarnya. Terasa lengket sekali badannya saat itu. Dokter Ayu menyempatkan dirinya sebentar untuk menengok kamar dua buah hatinya yang masih kecil2. Terlihat Bu Rosa sedang menyuapi bubur kepada kedua anaknya.

“Bu Ayu………” Sapa Rosa saat melihat Dokter Ayu membuka pintu kamar anaknya itu.

“trimakasih Bu Rosa…..” jawab Dokter Ayu sambil mengangukan kepalanya pelan.

“Sama2 Bu……” jawab Rosa, ia tidak tahu makna terimakasih yang Dokter Ayu ucapkan, apakah karena semalam, apakah karena ia tidak lalai menjaga kedua anaknya. Entahlah, penulis juga sedikit kebingungan.

Dokter Ayu segera menutup kembali pintu kamar anaknya, lalu berjalan ke pintu disebelahnya, yaitu pintu kamar utama.



Bersambung………………………………
 
A Few Moments Later…………

Dokter Ayu berjalan turun ke bawah, dengan memakai rok rampel selutut, dan kaos putih yang ketat, sehingga memperlihatkan bayangan BH putih yang dikenakannya. Ia sangat menyukai rok rampel sejak masih gadis, sebab terasa sejuk di kakinya. Dokter Ayu berjalan menuju kamar tamu, dimana Bayu berada. Meja makan sudah tertata rapih, Lia dan Sari telah kembali ke paviliun untuk mempersiapkan pekerjaan selanjutnya.

Saat membuka pintu kamar tamu, terlihat Bayu duduk manis dipinggir ranjang sambil celingak celinguk mengagumi interior kamar tamu itu. padahal interior kamar tamu itu buat Dokter Ayu sederhana, namun dibandingkan kamar Bayu yang kumuh, interior kamar itu terlihat sangat mewah dimata Bayu.

“Dik Bayu… yuk kita sarapan……” ucap Dokter Ayu.

Bayu pun segera bangkit……..

“saya pulang aja dulu Bu Dokter….. “ jawab Bayu, tidak ingin merepotkan Dokter Ayu.

“tidak jadi sunatnya…..?” canda Dokter Ayu tersenyum manis, sambil mata melirik tonjolan kecil di celana Bayu, tampaknya kontol Bayu sudah kembali tertidur lemas dibalik celana traning kusamnya.

“ehhh….. maksud saya, saya mau kerja dulu Bu Dokter, nanti malam saya kesini lagi…..” ucap Bayu, Bayu tidak mau kehilangan uang beberapa puluh ribu, hasil kuli panggul di pasar induk kota K.

“Namun bukan berarti Dik Bayu tidak butuh sarapan kan…….?” Ucap Dokter Ayu, membuat Bayu tidak bisa memberi alasan lain.

“Tapi Bu……” ucap Bayu terhenti, kala tangan Dokter Ayu menarik tangannya.

“Sudahlah… ayo sarapan dulu….” sanggah Dokter Ayu sambil menarik tangan Bayu.

Bayu pun akhirnya mengalah, dan mengikuti tarikan tangan Dokter Ayu, tanpa mereka sadari, mereka bergandengan tangan hingga tiba di meja makan. Bagai pria gentlemen, Dokter Ayu menarik kursi makan untuk Bayu, lalu menekan bahu Bayu untuk duduk. Lalu Dokter Ayu menarik bangku untuk dirinya juga, dan duduk tidak jauh disamping kursi Bayu.

Dokter Ayu segera mengambil piring dan menyendok banyak nasi dan lauk kedalam piring lebar itu, lalu menyodorkan kedepan Bayu.

“Makanlah yang banyak…..” ucap dokter Ayu, ia yakin Bayu biasa makan banyak, karena tubuhnya yang tinggi dan besar itu pasti membutuhkan banyak kalori untuk dikonsumsi.

“Memang Dik Bayu kerja apa….?” Sambil Dokter Ayu menyendok nasi dan lauk untuknya sendiri.

“Hanya kuli panggul di pasar induk Bu…..” jawab Bayu sambil menyendok nasi dihadapannya, Bayu sebenarnya tidak biasa menggunakan sendok, namun karena sungkan ia mencoba menikmatinya saja.

“Berapa upahnya sebulan….?” Lanjut Dokter Ayu.

“Tergantung muatan Bu….. seringnya hanya 60 ribu sehari, kalau lagi rame bisa dapat 200 ribu sehari. namun dipotong 20% buat mandor” jawab Bayu.

“kalau bekerja sama saya gimana, saya kasih gaji 4juta sebulan, kalau lembur saya kasih uang lembur 100ribu sehari, uang makan 50ribu sehari. bagaimana?”

“kerja apa Bu….?” Jawab Bayu penasaran, karena ia tidak punya keahlian apa2, hanya mengandalkan otot besarnya, walaupun sebenarnya ia cukup pintar dan cerdas, namun kepolosannya membuat ia terlihat bodoh.

“Jadi supir saya……. Saya suka cape jika harus menyetir mobil pulang pergi ke rumah sakit di kota K”

Ucap Dokter Ayu sambil melihat Bayu menunggu jawabannya.

“Tapi Bu……”

“Kenapa? Kurang? Okelah, kita pakai perhitungan jika kamu kerja mendapat 200ribu/hari dari kuli panggul, sebulan jadi 6Juta. Bagaimana kalau saya gaji 6juta sebulan ditambah 50 ribu/hari uang makan, ditambah 100 ribu/lembur, adilkan? Bagaimana Dik Bayu?” Dokter Ayu segera memotong ucapan Bayu.

“Bukan begitu Bu……” Bayu sangat senang dan sedih mendapatkan tawaran kerja dari Dokter Ayu.

“kenapa lagi…..?” ucap Dokter Ayu sedikit kecewa dengan respon Bayu.

“saya….. saya…. tidak bisa menyetir, jangankan mobil, motor aja saya tidak bisa Bu Dokter” Jawab Bayu sambil senyum kecut karena melewatkan tawaran kerja yang sangat bagus tersebut.

“akhhh…. hehehehe…… kirain kenapa……. Itu mah gampang, nanti kamu kursus nyetir aja dulu, biaya kursus saya yang tanggung, kalau perlu Dik Bayu ambil kursus kilat aja, biar mahal, yang penting Dik Bayu cepat bisa” ucap Dokter Ayu puas dengan jawaban yang Bayu berikan.

“Tapi Bu……” Bayu makin sungkan dengan kebaikan Dokter Ayu.

“sudah tidak usah dipikir lagi…… mulai hari ini Dik Bayu kerja sama saya, jadi Dik Bayu tidak perlu pergi ke pasar induk lagi hari ini. Nanti Dik Bayu saya kasih uang untuk membeli beberapa kemeja yang bagus, celana panjang bahan juga harus yang bagus, kaos dalam dan cd yang baru. Jangan lupa rapihkan rambutnya juga nanti disalon. Jam 12 siang Dik Bayu saya tunggu disini, jika masih ingin lanjut sunatnya” ucap Dokter Ayu sembil tersenyum kearah Bayu.

“tapi Bu, saya tidak biasa pakai CD dari kecil, bapak saya melarangnya, katanya tidak bagus buat laki2 memakai CD, apalagi jika CD itu ketat” jawab Bayu malu2.

“ia saya paham Dik Bayu, namun ada CD khusus buat orang2 yang memiliki perkakas besar seperti milik Dik Bayu” jawab Dokter Ayu sambil muka perlahan bersemu merah, malu mengingat kejadian semalam dan tadi pagi.

“ini alamat tokonya, sedikit lebih mahal memang, namun cocok buat Dik Bayu” lanjut Dokter Ayu sambil mengambil kertas memo yang selalu tersedia di beberapa sudut rumah, dengan tujuan agar mudah menulis sesuatu yang penting jika dibutuhkan. Selesai menulis alamat toko yang dia maksud, langsung menyerahkannya ke Bayu.

“Simpan di kantong, nanti hilang…. Sudah lanjutkan makannya dulu. Habis itu langsung pergi belanja keperluan Dik Bayu, tidak perlu pergi ke pasar induk lagi” ucap Dokter Ayu langsung melanjutkan makannya.

Setelah memberikan uang 5 juta untuk Bayu membeli pakaian baru, Dokter Ayu duduk termenung sambil menatap, layar TV yang sedang menayakan sinetron yang cukup lebay alur ceritanya, seperti cerita yang sedang ditulis oleh sang penulis. Matanya menatap TV, namun pikirannya sedang terbang kemana2, berpikir keras untuk mengantisipasi jika kontol Bayu kembali ereksi keras nanti.

Tiba2 Dokter Ayu teringat dengan mentornya, seorang professor yang sudah cukup berumur. Lalu Dokter Ayu segera mengambil handphonenya, untuk melakukan video call dengan professor itu.

“Halo professor…… wah masih gagah aja nih professor kita yang ganteng” ucap Dokter Ayu ketika mulai terlihat wajah tua sang professor di layar handphonenya.

“Ahhh….. Dokter Ayu yang seksi…… makin cantik saja Dik Ayu…….. dan seperti biasa masih pandai menghibur orang setua saya dengan pujiannya…. hahahaha…..” jawab sang professor sambil tertawa senang melihat murid kesayangannya di layar handphonenya.

“Ada apa…..ada apa…… saya yakin Dik Ayu mengalami sedikit masalah……. hahahahaha…. mana sempat Dik Ayu memikirkan lelaki tua seperti saya, jika bukan dalam keadaan darurat hahahahaha…..” lanjut professor dengan tawa renyahnya.

“akhhh…. Professor terlalu merendah, setiap hari saya selalu ingat senyum cerah professor, mana mungkin saya melupakan wajah tampan professor…. hehehehe…..” jawab Dokter Ayu.

“gimana… gimana…..?” lanjut professor memaksa Dokter Ayu untuk langsung terus terang.

“Begini Prof….. bla…. bla….bla….. bla…… “ Dokter Ayu mencoba menjelaskan secara rinci permasalahannya. Namun ia menutupi kondisi bahwa sang pasien memiliki kontol yang sangat besar dan sangat Panjang.

“hahahahaha….. “ Professor langsung tertawa mendengar penjelasan Dokter Ayu.

“Saya dulu juga pernah mendapatkan beberapa pasien seperti itu, resiko saya karena saat itu mempekerjakan seorang asisten yang masih muda dan cantik….. hahahahaha…….. biasa itu mah, darah muda yang sedang menggebu2 hahahahaha….” Jawab sang professor, sambil terlihat sibuk mencoret2 disebuah kertas.

“jadi bagaimana proff saya mengatasinya…..” ucap Dojter Ayu terlihat mulai serius.

“seperti yang Dik Ayu ketahui, dengan pembiusan total hal itu mudah dilakukan, namun klinik kecil Dik Ayu tidak mungkin punya peralatannya….. namun ada metode khusus yang biasa saya lakukan dulu, saat saya mendapatkan pasien seperti itu……”jawab professor sambil masih terus mencorat coret kertas di depannya.

“metode seperti apa tuh proff….. “ lanjut Dokter Ayu sambil segera menyiapkan kertas memonya.






Bersambung………….
 
“Sunat tanpa amputasi……. Jadi begini….. saat ereksi total, tidak akan bisa mengamputasi kulupnya, karena posisi kulup berada di tengah2 kepala, jadi satu2nya jalan iyalah tidak mengamputasi kulupnya, bersihkan dahulu seluruh batang dan kulupnya dengan alkohol, tarik kulupnya kebawah, lalu dijahit sepanjang bla….. bla… bla….. lalu di potong ….. bla….. bla…bla….. lalu di jahit lagi di bla…. bla…. bla…… selesai. Sebenarnya sunat bertujuan agar kepala selalu bersih dari najis, dengan menyingkirkan kulup pakai metode saya itu, maka kulup tidak lagi membungkus kepala sehingga tidak menyimpan najis lagi. Hasilnya seperti ini nanti. Hahahahahaha…….” jawab professor sambil tertawa, mengangkat kertas yang sejak tadi sedang digambar olehnya. Telihat gambar yang sangat baik dan jelas, sebuah kontol dengan dua baris gerigi bulat disekelilingnya bagai bulir jagung………

“itu tidak ada masalah medis nantinya proff….” Tanya Dokter Ayu terkejut namun masuk akal baginya.

“tidak…. tidak ada masalah……. yang jadi masalah istrinya kelak akan kewalahan menghadapinya. hahahahhahahaha……..” jawab professor sambil tertawa renyah.

“ah, professor bisa aja……. trimakasih banyak proff atas pencerahannya….. hahahahahaha……” ucap Dokter Ayu sambil tertawa.

“Ada yang ditanya lagi Dik Ayu…….? saya ada kelas beberapa menit lagi…… murid2 bodoh itu membuat saya pusing, tidak ada murid secerdas Dik Ayu beberapa tahun belakangan ini…. hahahahaha…….” Ucap professor sambil kembali tertawa.

“hahahahaha…… professor terlalu menyanjung….. selamat mengajar proff….. byeeee…..” sambil Dokter Ayu melambai lebay kearah layar handphonenya.

“byeeee cantik…… hahahahahaha…..” tawa professor sambil menutup panggilan videonya……….

Dokter Ayu merenung sesaat “Kontol Bayu yang besar dan panjang saja sudah membuat ia kewalahan saat menghadapinya, bagaimana jika ada dua baris bulir jagung di pangkal kepalanya, apakah akan lebih nikmat lagi…….” bathin Dokter Ayu sambil merinding membayangkannya.

Setelah mempertimbangkan beberapa saat, Dokter Ayu segera memanggil Rosa, ia meminta bantuan Rosa untuk mempersiapkan semua keperluan untuk prosedur sunat, namun tidak dilakukan dikamar klinik, melainkan di lakukan dikamar tamu. Termasuk menarik ranjang pasien cadangan yang ada di gudang sana.

Setelah semua siap, tinggal menunggu kedatangan sang pasien Bayu………



Sementara itu……

Bayu yang mendapat uang 5 juta dari Dokter Ayu, terlihat senang. Ia memutuskan pulang dulu kerumah, sebelum berangkat ke kota K untuk berbelanja baju.

Rumah Bayu sangat kecil, terbuat dari kayu dan bilik, beratapkan seng dan Jerami, hanya ada 3 kamar tidur yang sangat kecil berukuran 2 x 2 meter, satu ruang tamu dan dapur kecil dibelakang rumahnya. Sumur mandi hanya dihalangi pembatas seng setinggi bahu tanpa pintu. Terletak tepat dibelakang rumah, tempat buang hajat besarpun hanya berupa lubang sedalam 1 meter dengan lebar 1x1 meter, dengan pembatas hanya setinggi 1meter, terdapat dua batang kayu ditengahnya untuk pijakan kaki, terletak agak jauh dibelakang rumah.

Rumah Bayu sedikt agak menyendiri, rumah terdekat berjarak 50 meter darinya, dirumah itu hanya ada Ayah Bayu (Jamal 38 tahun), Bayu dan Adik Bayu (Utari 17 tahun). Pak Jamal sudah menduda selama lebih dari 10 tahun, kala itu Bayu berumur 9 tahun. Utari sudah menikah sejak umur 15 tahun, belum memiliki anak, suaminya hanya seorang kuli bangunan di ibukota, pulang hanya sebulan sekali, itupun hanya 2 hari saja berada dirumah. Utari dan suami sedang menabung uang untuk membangun rumah mereka sendiri, diatas tanah warisan kakeknya (ayahnya pak Jamal), tak jauh dari rumah Pak Jamal. Wajah, tinggi badan Bayu menurun dari pak Jamal. Sedangkan wajah Utari dan tinggi badan Utari mirip sama almarhumah ibunya, hanya 160 cm.

Saat Bayu memasuki rumah, terlihat Bapak Jamal dan Utari sedang cemas menunggu kepulangan Bayu, sebab sejak malam Bayu belum pulang dari klinik Dokter Ayu, Bayu pamit ke bapaknya ingin sunat di klinik Dokter Ayu, Utari sempat berniat menemani, namun Bayu melarangnya, malu katanya jika ditemani gadis saat sunat, sedangkan Pak Jamal belum pulang dari pasar induk, pekerjaan pak Jamal kuli panggul juga seperti Bayu.

“Kemana saja kamu nak……. “ tegur pak Jamal sambil berdiri.

“Mas Bayu baik2 saja…..” ucap Utari juga sambil berdiri, tersirat rasa khawatir dimata keduannya.

“hehehehe…. Bapak dan adik lucu sekali, ya jelas lah saya baik2 saja” senyum Bayu sambil menghampiri bapaknya untuk sungkem. Kebiasaan sejak kecil mereka kepada yang lebih tua, berangkat sungkem, pulang pun sungkem.

“bagaimana sunatnya, bagaimana bentuk kontol kamu sekarang setelah sunat……. “tanya pak Jamal vulgar sambil melirik tonjolan kontol anaknya.

“jadi sunatnya mas…?” tanya Utari penasaran juga.

“belum pak……” jawab Bayu malu2.

Pak Jamal berpikir Bayu sudah sunat, namun malu untuk mengatakan iya di depan bapak dan adik perempuannya.

“akhhh…. bohong kamu, sini tunjukan pada bapak bagaimana bentuk kontol kamu sekarang, lagi pula buat apa sunat2 segala, buang2 uang saja. kontol bapak tidak sunat hingga sekarang, kamu lihat bapak baik2 saja dan sehat2 saja…… buat apa itu sunat2 segala, jika istrimu tidak terima, cari saja yang lain…. “ ucap Pak Jamal sambil menarik turun celana Bayu beserta boxernya, pak Jamal penasaran bagaimana bentuk kontol yang sudah sunat, jauh bedakah dengan kontol kulupnya yang panjangnya 20cm diameter 6cm.

“lah masih sama saja bentuknya sama kemaren, bagian mana yang disunat?” tanya pak jamal tanpa rasa sungkan membolak balik kontol Bayu yang panjangnya sama dengan kontol bapaknya, di depan Utari. Buat mereka bertiga ketelanjangan dirumah itu sudah biasa, karena sejak kecil mereka sudah biasa saling memergokin saat mandi dan saat ganti pakaian, karena kamar mandi mereka tidak berpintu, kamar tidur mereka hanya menggunakan kain sebagai penutup pintu, saat ada angin kain tersebut akan tersibak oleh angin. Sehingga ketelanjangan menjadi hal biasa bagi mereka bertiga. tidak ada nafsu yang timbul walaupun Jamal dan Bayu melihat Utari yang cantik dan montok telanjang, begitu pun Utari, tidak pernah timbul hasrat saat melihat tubuh Bayu dan Bapaknya telanjang, walaupun kontol mereka besar2 dan panjang.

“kan saya bilang belum sunat tadi pak….hehehehehe” tawa Bayu renyah melihat tingkah bapaknya, ia pun langsung menaikan kembali celana boxer dan celana treningnya

“akhhh…. Sial….. padahal bapak penasaran melihat kontol yang sudah sunat itu bagaimana….” Ujar pak Jamal kesal.

“ayo…. kerja tidak kamu hari ini…? Jangan jadi lelaki pemalas kamu….. “ lanjut pak Jamal sambil duduk memakai sepatu lusuhnya.

“itu dia pak, mulai hari ini saya kerja di rumah Dokter Ayu……” jawab Bayu

“haa…….?” Utari

“apa….?”pak Jamal

Mereka berdua terkejut, seakan tidak percaya dengan pendengarannya barusan.

“kamu bekerja di rumah Dokter Ayu? menjadi apa….?” Tanya pak Jamal memastikan.

Bayu bingung menjawabnya, jika dibilang jadi supir, bapaknya tahu naik motor saja bahkan Bayu tidak bisa.

“Tidak tahu pak…. yang pasti Bu Dokter memberi saya uang 5 Juta untuk membeli seragam kerja, berupa kemeja dan celana bahan” jawab Bayu sedikit berbohong kepada bapaknya.

“ohhh…. Paling disuruh jadi satpam, badan kamu tinggi dan besar…. bagus… bagus… “ ucap pak Jamal.

“Gajinya berapa?” tanya pak Jamal lagi.

“4 juta pak….” Jawab Bayu, ia mau bilang 6juta, takutnya ternyata hanya 4juta, nanti bapaknya akan kecewa, karena berapa2nya baru ketahuan dibulan depan.

“Lumayan….. setidaknya lebih besar dari kuli panggul” jawab Pak Jamal, sebab jika di total2 pendapatan mereka rata2 hanya 2 juta- 2,5 juta/bulan.

“ya sudah bapak jalan dulu kalau gitu…” ucap Pak Jamal, ia mau segera sampai ke pasar induk, jangan sampai ketinggalan muatan jika kesiangan.

“bareng pak…. Saya juga mau ke kota, mau beli baju, disuruh hari ini oleh Bu Dokter” jawab Bayu sambil mendekati adiknya….

Adiknya lalu mencium tangan Bapak dan Bayu untuk sungkem……

“hati2 dijalan ya pak, mas Bayu….” Ucap Utari melepas kepergian bapak dan kakaknya di depan pintu rumah.







Bersambung……………
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd