Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG DOSA DOSA KECIL

warning : water sport - yang gak suka skip saja
foto : bukan foto sebenarnya, hanya sebagai pemulus fantasi saja.


----------
Syamsudin yang sekarang di kenal Hj Didin, dulunya merupakan seorang lelaki biasa. Dia merupakan sosok yang bertanggung jawab dan baik hati. Usaha perkebunan sayur dan rempahnya cukup baik dapat menghidupi istrinya yang setia dan menyekolahkan 2 anak laki-laki hingga jenjang yang tinggi.
Meskipun begitu, laki-laki tetaplah senang bermain. Pekerjaannya yang sering mengantarkan hasil panen keluar kota membuat dia sering bergaul dengan banyak orang dan pergi ke berbagai tempat. Inilah masa kejayaan Syamsudin, berbagai macam pengalaman yang tidak ada di kampungnya dia coba, minum, judi dan wanita. Wanita merupakan salah satu kesenangan yang paling ia sukai apalagi kalau gratis. Janda-janda dari beberapa kampung sempat ia tiduri karena bualan buaya atau memang karena kharismanya. Kulit Syamsudin memang coklat hampir hangus dibakar matahari saat berkebun, tapi senyuman Syamsudin kadang jadi daya tarik sendiri ditambah otot-otot yang terbentuk karena kerja kasarnya dan tentu saja staminanya yang selalu bugar.
Semua pertualangannya berhenti 15 tahun lalu, saat usahanya hancur karena wabah di kebun dan persediaan panen tak dapat lagi menghidupi keluarganya. Masa terberat Syamsudin beruntung ibu Lukman tak menceraikan dia, selama ini meskipin tau jika Syamsudin sering main dibelakang, Ibu Lukman bertahan karena memikirkan masa depan anak-anaknya. Kedua anaknya Aldi dan Lukman berhasil dididik oleh istri Syamsudin dengan baik. Akhirnya Syamsudin sadar dan mulai memperbaiki diri selama itu juga fokus membahagiakan istrinya,meninggalkan kenakalan lama dan serius mendalami agama. Selama masa taubatnya pun wibawanya terbentuk, Pak Haji Didin sering menjadi pendengar dan penasehat yang baik untuk lingkungannya.
Saat pertama kali bertemu Yasmin yang dikenalkan sebagai calon mantu, Hj Didin memang mengagumi kecantikannya. Semakin mengenal Yasmin Hj Didin makin damai karena sifat Yasmin yang santun dan baik. Yasmin juga merupakan menantu yang perhatian dengan keluarga dan lingkungan. Hj Didin tak sadar bahwa selera wanitanya telah berubah, yang dulu menyukai Janda genit sekarang tertarik pada wanita santun dan alim.
Sungguh, Hj Didin sudah mencoba berbagai hal untuk manjaga wudhunya, namun beberapa bulan yang lalu saat melihat dada kembar menantu yang telah ia anggap sebagai sebagai anaknya sendiri, dia selalu kalah dan berakhir menuntaskan syahwatnya sambil membayangkan menantunya.
Tinggal bersama menantunya sebenarnya merupakan hal berat, tapi atas permintaan Lukman dan menimbang keamanan menantunya yang akan sendiri ditinggal suami, Hj Didin mencoba berharap mungkin jika tinggal bersama dirinya tidak akan penasaran dan manjadi biasa terhadap Yasmin.

Baru beberapa hari tinggal bersama Yasmin, Hj Didin makin panas dingin, bagaimana tidak. Hari pertama Hj Didin mendapati pantat Yasmin yang terbungkus gamis nugging dibawa meja makan, Yasmin hanya mengambil sendok yang jatuh dan gamis membungkus utuh, tapi memandangi dua gumpalan empuk tetap saja menggoyahkan iman Hj Didin.
3020028786ee2bf95c38ef2e8a819b0629b55c95.jpg

Hari Kedua didapatinya CD bekas Yasmin tergantung di pintuk kamar mandi belakang, di hirupnya CD Yasmin tanpa sadar. Hari ketiga ia tak sengaja melihat Yasmin tanpa kerudung disela-sela pintu kamar Yasmin yang sedikit kebuka, Ia dapat melihat rabut hitam panjang Yasmin yang serasi kontras dengan kulit leher Yasmin yang putih, kecantikan Yasmin sempurna. Hari ke-empat Hj Didin melihat BH busui Yasmin yang tergeletak di keranjang pakaian kotor dekat mesin cuci, melihat BHnya saja, pikiran Hj Didin melayang membayangkan bagaimana BH abu ini bisa menopang susu Yasmin yang brutal, bagaimana jika diganti tangannya saja yang menopang.
302002885f9ebcd6e3da110aa9b714f9089c9a56.jpg


Hari ke-lima Hj Didin menyerah dan mulai mencari kesibukan diluar rumah, agar dapat mengalihkan pikirannya, sampai hari kemarin saat mendapati Yasmin menyusui cucunya, panas dingin Hj Didin menyerah pada nafsunya.

30200290af9b3913dd0427accb7331e68099a0b4.jpg

Yasmin

Hj Didin memutuskan untuk tetap menikmati semua rezeki yang tuhan berikan melalui Yasmin.
Hari ini Hj Didin panas dingin lagi, kali ini lebih parah, tubuhnya melemah membuat dia terbaring meriang sejak malam. Siang hari Yasmin yang merasa aneh karena tidak melihat Ayah mertuanya sejak pagi berinisiatif untuk mengetuk pintu kamar Hj Didin.

" Ayah... " panggil Yasmin sambil mengetuk

"hmm mm" Hj Didin hanya mengerang ringkih terbungkus selimut.

" Ayahh.. " Yasmin memanggil sekali lagi memastikan namun tidak ada jawaban lagi.

"Yasmin izin masuk ya Ayahh" Yasmin yang khawatir segera membuka pintu kamar.
Hj Didin di atas tempat tidur, sebagian tubuhnya terbungkus selimut meringkuk, wajahnya merah.

"Astaga! Ayah sakit??" Yasmin mendekati Ayahnya yang terbaring dan menyentuh dahi mengecek suhu tubuh Hj Didin.

Hj Didin tidak menjawab, badannya masih bergetar karena kedinginan.
Yasmin yang tahu mertuanya sedang meriang lalu segera mengambil selimut tambahan untuk menutupi tubuh Hj Didin. Segera dia menelpon dokter kenalannya di komplek untuk datang memeriksa mertuanya.

"Bu, Hj Didin hanya meriang biasa saja, saya resepkan obatnya ya" kata Dokter Daud.

"Oh gitu ya dok, saya khawatir dok, takutnya ada penyakit lain yang kami tak tahu, Ayah saya gak pernah mau disuruh medical check up soalnya, padahal usia segini kami harus pantau terus kan" kata Yasmin

"Alhamdulillha Bu Yasmin, Hj Didin termasuk yang bugar kok diantara orang-orang seusianya yang saya periksa, cuman memang, cuacanya lagi gak enak akhir-akhir ini. Insya Allha 2-3 hari asal minum obat bisa membaik"

" oh begitu ya dok, syukurlah, baik kalo gitu saya pantau terus obatnya " jawab Yasmin.

Dan bertambah lagi satu tugas Yasmin, selain mengurus bayinya, terpaksa Yasmin harus mengurus Ayah mertuanya. Yasmin tidak mengeluh, sebagai menantu ia dengan ikhlas mengurus Ayah mertuanya. Yasmin segera membuatkan bubur untuk makan Hj Didin, membantu Hj Didin minum obat, membuatkan teh hangat atau sekedar memperbaiki selimut tidur Hj Didin. Semua itu ia lakukan sambil mengasuh bayinya.
Hj Didin sangat bersyukur ada menantunya yang membantu dia saat sakit. Hingga keesokan harinya saat tubuhnya sudah sedikit membaik dan mulai menyadari bahwa dia sekarang lebih sering berjarak dekat dengan Yasmin yang menyuapi obat dan minum. Pikiran Hj Didin melayang.

" Nak, Ayah ingin ganti baju, baju Ayah dari kemarin sudah gak enak dipakai " kata Hj Didin saat Yasmin selesai menuangkan minum baru pada gelasnya.

" Oh iya Yah, bentar" Yasmin segera membuka lemari dan mencari atasan bersih buat Hj Didin

" Ini Ayah" Yasmin memberikan kaos baru

" Terima kasih " Hj Didin segera membuka bajunya

Gerakan Hj Didin yang lambat dan sedikit terbatas membuat Yasmin inisiatif untuk membantu membukaan baju Ayah mertuanya, ditariknya ujung baju keatas dan meloloskan baju dari tangan Hj Didin. Yasmin kemudian membantu memakaikan baju bersih ganti juga.

" Terima kasih Nak" kata Hj Didin saat bajunya sudah terpakai.

" sama-sama Ayah" Yasmin terseyum " Yasmin ke Aidan dulu ya Yah, kalau butuh apa-apa panggil saja" Yasmin berlalu.

ini waktunya Yasmin menyusui bayinya, pikiran Hj Didin melayang, andai ia bisa lihat lagi susu brutal Yasmin saat ini, penis Hj Didin tegang, ia memutuskan untuk ke kamar mandi, sekedar untuk membasuh wajahnya dan bersih-bersih kecil.
Hj Didin beranjak dari tempat tidur dan berjalan pelan menuju kamar mandi yang ada disamping kamarnya. Setelah masuk kamar mandi dia mulai menuntaskan hajatnya, namun...

" brukkk!!!!" terdengar suara barang berjatuhan dari dalam kamar mandi.
Yasmin yang saat ini mendengar suara tersebut segera menuju arah suara, khawatir terjadi sesuatu pada Ayah mertuanya

" Ayahhh! " Yasmin memanggil dari luar kamar mandi

"... krk tong ..." hanya terdengar bunyi tak jelas

" Ayahh" Yasmin memanggil sekali lagi memastikan, namun tak sabar Yasmin segera membuka ganggang pintu yang dikira tertutup.
Pintu kamar mandi terbuka, terlihat Hj Didin bediri tertunduk berusaha mengambil botol shampo yang terjatuh. Yasmin melihat Hj Didin baik-baik saja, namun seluruh alat mandi berserakan.

"Maaf Nak, Ayah jatuhin rak sabunnya" kata Hj Didin.

Yasmin kemudian membaca situasi, rupanya rak sabun dan alat mandi yang menempel pada dinding yang barjatuhan. Yasmin lega bukan Ayah mertuanya yang kenapa-kenapa. Namun beberapa detik kemudian Yasmin tersadar bahwa sarung Ayah mertunya juga sudah berada di lantai basah, penis Ayahnya terpampang jelas hitam berurat dan lonjong. Kondisi penis setengah tegang persis menunjuk kearah Yasmin yang sedang menatap kaget.

"Astagfirullha!" Yasmin sadar segera menolehkan wajahnya namun tetap berdiri disana
Hj Didin sadar Yasmin kaget melihat penisnya, adrenalinya sedikit naik mengetahui menantu kesayangannya melihat batang intimnya.

" Maaf ya Yass, kamu pasti kaget ya, tadi Ayah sedikit oleng, jadi jatuh deh raknya" kata Hj DIdin.
Yasmin tersadar, bahwa Ayah mertuanya sedang sakit dan ini bukan waktunya untuk mementingkan rasa malunya.

" Gapapa Yah, Yasmin kira Ayah kenapa-napa" mulai noleh kedepan namun tetap menundukan wajahnya.

"Ayah gapapa kok, bentar lagi beres, Ayah mo kencing dulu" Hj Didin menundukan tubuhnya lagi pelan-pelan mengambil botol sabun yang jatuh dekat kakinya.

"Biar Yasmin saja Yah" Melihat Ayahnya yang berusaha beres-beres, Yasmin kemudian melangkahkan kaki masuk kamar mandi memunggut satu persatu botol mandi dekat pintu.

Sekali lagi, tak sengaja Yasmin dapat melihat penis Ayahnya yang semakin jelas. Dalam lubuk paling dalam Yasmin tahu bawah penis Ayahnya lebih besar dari milik suaminya, ditambah urat-urat yang masih keliatan menonjol pada penis berwarna hitam itu.
'glek' tak sadar Yasmin sedikit menelan ludahnya sendiri. Yasmin kembali fokus mengambil peralatan mandi membuatnya semakin mendekat dengan tubuh Hj Didin.

Hj Didin sedikit kikuk, ia tidak menyangka bahwa sekarang dia hampir telanjang bersama Yasmin yang hanya berjarak kurang dari 1 meter dalam kamar mandi. Sungguh situasi yang erotis. Tegang penis Hj Didin memang karena Yasmin, tapi sekarang waktunya ia mengeluarkan air seni yang dari tadi ia tahan karena insiden kecilnya. Hj Didin sudah kebelet.

Yasmin sedang memungut botol terakhirnya di sudut lantai, posisnya kali ini sedikit membelakangi Hj Didin, pantat Yasmin berbalut gamis hanya berjarak setengah meter, tiba-tiba

"serrrrr...... seeeerrrrr...." air seni mengucur pada ujung penis Hj Didin mengenai pantat Yasmin.
Hj Didin kencing tidak sengaja, dia tidak bisa menahan lagi kantung kemihnya.

"ehh" Yasmin bingung ada yang menetes pada ujung gamisnya terasa basah pada betisnya.

"Yasssmin maaff ahhh" Hj Didin kencing lebih deras, mendesah lega karena mengucurkan air yang gak bisa ditahannya lagi.

Yasmin baru merasakan bahwa bagian pantat gamisnya telah basah, segera berbalik, namun karena licin Yasmin malah terpleset jatuh menghadap penis Hj Didin yang sedang kencing.

"seeeerrrr seeeerrr" Kencing Hj Didin masih terus mengucur deras

Wajah Yasmin terkena air kencing Hj Didin, Yasmin menutup mata kaget. Botol-botol yang dipungutnya terlepas, tangannya berusaha menopang badannya.

"seeeeerrrrrr" Hj Didin melihat kebawah dan melihat Yasmin sedang tersiram oleh air kencingnya.

Jilbab dan dada Yasmin basah mempelihatkan lekuk tubuh Yasmin, payudara brutal dan puting besarnya tercetak jelas walau tertutupi gamin, Hj Didin Yakin Yasmin tidak memakai bh karena sedang menyusui bayinya. Wajah Yasmin sudah sepenuhnya basah, matanya tertutup berusaha menghidari semprotan kencing Hj Didin. Melihat itu, Hj Didin malah sengaja mengarahkan kencingnya pada wajah Yasmin.

"seeerrr"

"ah-yah hemp!" Yasmin sedikit menyahut namun air kecing sedikit masuk pada mulutnya membuat dia pasrah untuk diam saja.

"ser, ser ser" kencing Hj Didin melemah dan menyemprot pada payudara Yasmin.

Yasmin perlahan membuka matanya, dihatnya penis Hj Didin yang sedang mengencingi tubuhnya. Yasmin tidak dapat mengatakan satu kata pun. Yang Ia rasakan hanya lantai yang dingin dan air kecing Hj Didin hangat membasahi dadanya.
Penis Hj Didin yang telah turun dan tidak tegak lagi namun tetap mengencingi dadanya telihat jelas dihadapannya sekarang, ada perasaan takjub dengan batang hitam tersebut namun tidak menyangkal saat ini Yasmin juga merasa sedikit terhina dan jijik dengan apa yang telah membasuh tubuhnya saat ini.

"tess tess" tetesan terakhir kencing Hj Didin.

"Maaf Nak, Ayah gak sengaja, kebelet banget, kamu gapapa nak?" Hj Didin membuka suara menutupi penis yang dilihat Yasmin dengan tangannya.

" Yasmin gapapa Yah" Yasmin mencoba bangkit " Ayah keluar saja, biarkan Yasmin yang beresin" Yasmin berusaha untuk tetap tenang setelah apa yang terjadi, dia mendapatkan penjelasan logis dipikirannya jika ada beberapa orang tua yang memang sulit untuk mengontrol proses berkemih.

Meski peristiwa tadi merupakan ketidaksengajaan, Hj Didin merasa malu dan bersalah pada Yasmin. Bagaimana jika ia akhirnya menjadi orang tua yang sering ngompol seperti yang terjadi pada lansia lain bagaimana jika Yasmin marah atas perbuatannya, bagaimana jika tindakan bodohnya akhirnya dilaporkan pada anakanya Lukman. Banyak kekhawatiran Hj Didin membuat dia terdiam dan bergegas keluar dari kamar mandi.
Setelah Hj Didin keluar dari kamar mandi, Yasmin segera membereskan alat mandi yang berserakan. Segera ia ambil handuk dan mandi membersihkan diri.
Saat membersihkan vaginanya, Yasmin merasakan lendir-lendir lengket. Yasmin tidak tau bahwa beberapa menit yang lalu ia sedang terangsang...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd