Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Dunia Fantasi

User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Klimaks


Setelah kejadian aku onani dengan pakaian dalam Nisa, entah kenapa aku makin terobsesi dengannya. Aku jadi makin sensitif jika melihat wanita dengan pakaian yang menampilkan pakaian dalamnya, terutama wanita yang berkerudung. Aku penasaran apakah mereka yang berkerudung juga memiliki kebinalan yang sama dengan Nisa. Sebagai satu contoh yang nyata adalah Fitri. Meski berhijab, jika sudah bernafsu tentu akan beringas juga. Sayangnya Fitri bukanlah seseorang yang bisa ku datangi kapan saja untuk melepas nafsu. Setelah pergumulan hari itu kami sepakat untuk tetap bersikap biasa saja. Meski sampai saat ini masih terbayang betapa nikmatnya saat penisku masuk dalam mulutnya. Belum lagi saat aku berhasil menikmati lubang surgawinya. Rapat dan basah vaginaya masih sering membuatku merinding jika membayangkannya. Lain kali akan ku ceritakan saat aku akhirnya bisa melihat Fitri yang selama ini ku kenal pendiam dan tidak banyak omong meracau keenakan saat aku bisa membuatnya orgasme berkali-kali.

Suatu hari aku diminta ibuku untuk mengambil barang di rumah Kak Rahma. Sesampainya disana aku langsung bergegas masuk. Saat diperjalanan hujan tiba-tiba turun. Sialnya saat sampai di rumah kak Rahma hujan makin membesar. Niat hati ingin langsung pulang ternyata harus tertunda. Aku langsung mengambil kunci dari balik pot tanaman di halaman rumahnya. Hari ini kak Rahma dan suami sedang pergi ke rumah suaminya di kota sebelah. Karena kondisi masih hujan aku memutuskan untuk menunggu di rumahnya setelah meminta izin. Kak Rahma masih lama sedang aku sendirian disini. Entah mengapa tiba-tiba aku penasaran dengan cucian kak Rahma. Aku langsung bergegas ke tempat cuciannya. Inikah yang dinamakan sengsara membawa nikmat.

Di tempat jemuran terdapat celana dalam putih dengan aksen renda-renda dengan ada kain kecil di bagian vaginanya. Lalu juga ada g-string merah menyala merek kenamaan yang sedang dijemur disamping bra hitam. Tanpa menunggu lama aku langsung ambil dari jemuran itu. Tak puas sampai disana, aku buka mesin cucinya dan, ada dua celana dalam dan bra yang menunggu untuk dibersihkan. Aku langsung ambil dan ku hirup aromanya satu-satu. Wangi parfum campur keringat yang ada dikedua branya membuatku melayang. Penisku yang sudah sejak tadi ereksi makin menjadi. Giliran celana dalamnya ku hirup, ohhh harum sekali. Tidak ada bau asam atau amis. Hanya ada wangi sabun bercampur keringat. Tanpa membuat waktu karena situasi masih hujan aku langsung bawa semua pakai dalamnya ke kamar mandi.

Situasi masih hujan deras bahkan disertai petir. Tak mungkin kak Rahma akan datang dalam waktu cepat. Aku langsung buka semua pakaianku sampai telanjang. Terlihat tubuhku yang cukup sixpack dengan panisku yang sudah berdiri dengan gagahnya. Aku buka video kiriman Nisa beberapa waktu yang lalu sambil mencari posisi yang pas. Setelah pas dan siap semua. Aku balutkan g-string dan cd putih renda di penisku. Lalu aku hirup celana dalam kotor kak Rahma sambil sesekali aku meremas bra yang aku simpan di kloset duduk. Sambil menonton video erotis adikku, aku onani dengan pakaian dalam kakakku. Sungguh membayangkan jika aku bisa menyetubuhi mereka betapa indahnya dunia fana ini. Saat video Nisa sudah habis, aku kemudian mengganti posisi. Aku gantungkan celana dalam kotor kak Rahma di gantungan baju. Cd pink itu aku buka sehingga bagian vaginanya bisa terlihat. Lalu bra putih kotor yang ada dimesin cuci akau pakai untuk menambah sensasi meremas payudaranya. Terkahir, aku lilitkan cd kotor hitam dengan aksen renda itu dipenisku yang sudah memerah.

Aku dekatkan wajahku ke cd yang digantung aku hirup aroma vaginanya yang masih tersimpan disana sambil tangan kananku mengocok penis dan tangan kiriku meremas bra yang ku pakai. Sungguh luar biasa sensasi yang kurasakan. Rasanya seperti nyata. Lembut cd yang berada di penisku membuat aku sepertinya akan ejakulasi.

“ohhh kakk, enak banget memeknya ohhhh” kataku sambil terus mengocok penisku
“kaakkkk boleeh yaaa, dikeluarin di daleeemmm ohhhh Bara mau sampe kaaakkk” kataku saat ejakulasiku makin cepat
“kak Rahmaaaa aku hamilin yaa kakkkk, enak bangeeet kaaaakkkk, ohhhh” aku mempercepat kocokanku
“kaaaaakkkkkk oohhhhh ohhhhh ohhhh” aku ejakulasi

Aku tumpahkan semua spermaku di celana dalamnya. Kental dan putih sekali spermaku. Kontras dengan warna celana dalamnya yang hitam. Aku sampai terduduk di kloset karena lemasnya. Sesekali penisku masih berkedut mengelurkan spermanya. Setelah dirasa gelombang orgasme itu usai, aku lalu membereskasn media penghantar kenikmatan itu. Tanpa dibersihkan aku masukan cd dengan lelehan sperma itu dalam mesin cuci. Setelah kupastikan semua sudah seperti semula, aku langsung bersiap pulang. Hujan sudah mulai reda seaakan mendukungku untuk pulang.

Sabtu minggu ini seperti bisa waktuku untuk pulang ke rumah. Sebelumnya Nisa sempat bertanya apakah akau pulang atau tidak. Setelah ku Tanya kenapa dia menjawab akan meminta ku untuk membantunya. Sesampainya di rumah memang sudah ada Nisa dan Rian. Setelah berbincang sebentar aku pamit istirahat ke kamar dan langsung tidur. Pagi-pagi aku dibangunkan oleh Nisa. Dia memintaku untuk mengantarnya dan Rian ke bandara. Hari ini Rian akan berangkat ke pulau sebrang. Dia akan tugas disana selama beberapa hari. Karena takut sendirian, Nisa sementara mengungsi di rumah sampai Rian pulang kembali. Malam harinya, Nisa memintaku untuk tidak pergi kemana-mana.

“emang mau ngapain sih, Nis?” tanyaku
“mau minta tolong benerin leptop aku, bang. Siapa tau bisa kan sama abang” jawabnya
“yaudah sekarang aja, mana leptopnya?” tanyaku lagi
“ada di kamar, yaudah disana aja. Aku lagi ngerjain kerjaan soalnya” mintanya

Saat itu sekitar jam 9 malam aku mulai membetulkan leptopnya. Sekilas memang tidak ada masalah dengan leptopnya. Karena kamar ini berpendingin ruangan, jadi pintu ditutup oleh Nisa. Aku tidak menaruh curiga sampai aku dikagetkan dengan tangan Nisa yang tiba-tiba memelukku dari belakang. Aku yang kaget langsung melihat ke belakang. Ternyata aku dibuat lebih kaget karena Nisa saat ini hanya memakai lingerie. Lampu kamar yang terang jelas menggambarkan keindahan Nisa malam itu.

Lingerie putih dengan potongan dada rendah membuat belahan payudaraya sedikit terexpose. Panjangnya yang hanya sebatas paha memperlihatkan kaki jenjang dan putih mulusnya. Belum lagi rambutnya yang dikuncir sukses menampakan leher putih yang siap untuk dikecup.

“kamu ngapain, Nis?” tantaku gugup
“abang masih inget kan, waktu itu katanya pengen maen sama Nisa?” tanyanya

Astagaaaaaaa. Aku baru ingat. Memang sebelum Nisa menikah aku sempat meninta untuk menyetubuhinya tapi setelah diperawani oleh Rian. Aku kaget jika ternyata hal itu akan jadi kenyataan.

“abang masih mau kan sama aku?” tanyanya sambil duduk di ranjang
“i iya sih, tapi gak apa-apa?” tanyaku gugup
“aku milikmu bang, malam ini” jawabnya sambil mendekat ke arahku

Aku langsung berdiri menghampiri Nisa. Tanpa menunggu aku langsung cium bibirnya. Bibir yang dulu sering ku kecup rasanya masih sama, lembut dan basah. Meski kini ada bibir Rian yang sering mengecupnya, tapi tak apa. Kami berciuman dengan panas seakan ini adalah percumbuan terkahir kami setelah menempuh dahaga birahi. Tanganku aktif meremas payudaranya yang tidak tertutup bra. Sesekali aku cubit puttingnya, aku plintir sampai Nisa mendesah. Sambil berciuman tangan Nisa aktif meremas penisku dari luas celana pendekku. Tak ingin menyulitkan adikku, aku langsung membuka semua pakaianku sampai telanjang. Penisku langsung mencuat melihat mangsa yang sudah tak bedaya di hadapannya.

“aku kangeen bang sama ini” sambil memegang penisku

Tak ingin merespon, aku kemudian mencium lehernya yang jenjang. Aku tau titik kelemahan Nisa adalah di leher, belakang telinga dan putting sebelah kirinya. Sambil lidahku menggelitik telinganya, aku menurunkan tali lingerienya. Dengan mudah pakaian itu jatuh ke lantai bergabung dengan pakaianku yang berserakan. Sesekali terdengar lenguh manja Nisa saat aku kecup belakang telinganya. Tanganku langsung mengarah ke putingya. Payudaranya masih kenyal meski sepertinya sudah agak turun, ku mainkan putting kanannya, makin menjadi desahannya. Penisku mulai panas karena Nisa terus mengocok sambil sesekali memainkan buah zakarku. Karena tak tahan, aku langsung baringkan dia di tempat tidur.

Ku lepas celana dalam yang masih terpasang lalu ku buka pahanya lebar-lebar. Nampaklah bukit indah kemaluan Nisa yang sepertinya sudah mulai terbuka. Meski tidak serapat dulu namun tampilannya masih menggoda.

“sering dimasukin gak, dek?” tanyaku sambil mencium paha dalamnya
“seriingg baaangghh ohhhh geeliiii” jawabnya mendesah

Aku yang gemas langsung menjilati vaginanya. Dari bawah ke atas lidahku terus berkelana di vagianya. Sesekali lidahku masuk ke liang senggamanya yang membuat Nisa mendesah hebat. Aku yang gemas dengan tonjolan kecil di atas langsung dikulum. Perpaduan cumbuan di klitoris dan payudara yang ku remas membuat Nisa kalap. Meski tubuhnya meronta menahan kenikamatan, tapi aku tetap konsisten menstimulasi klitorisnya. Entah karena air liurku atau memang efek dari rangsangan yang diberikan, vagina Nisa basah sejadi-jadinya. Banyak cairan kental keluar dari celah kemaluannya.

“aah baaaanghhhh aakuuu sampeehh ohhhh ohhhh ohhhhh” Nisa mengejan

Pantatnya terlonjak-lonjak, pahanya mengatup erat seakan ingin mengurung kepalaku di selangkangannya. Sepersekian detik Nisa diterpa badai orgasme tubuhnya melemas. Ada raut puas namun lelah dari wajahnya. Payudaranya yang tidak terlalu besar naik turun mengatur nafas. Putingnya sudah mengeras tanda birahinya sudah memuncak.

“gimana? Enak, dek?” Tanyaku sambil mendekat ke wajahnya
“enak bangeeethh, makin pinter kayanya bang” jawabnya sambil mengatur nafas
“abang masukin ya? Udah gak tahan ini” pintaku
“pelan-pelan bang. Punya Rian gak sebesar itu, hehe” jelasnya

Aku kemudian memposisikan diri. Kemaluanku sudah tepat didepan mulut vaginanya. Tampak merekah basah dengan warna merah mudanya. Aku gesekan kepala penisku untuk perlahan masuk ke vaginanya. Sensasi basah dan jepitannya membuatku tak sabar bagaimana rasanya adikku ini. Perlahan tapi pasti aku dorong pinggulku untuk memastikan setiap mili penisku bisa terbenam sempurna di vaginanya. Dengan teknik tidak memasukan semua sekaligus tentu menambah sensasi tersendiri bagi Nisa. Semakin dalam semakin sempit dan hangat ku rasakan. Nisapun tidak kalah enak dengan memejamkan mata dan meremas sprei kamar yang sudah berantakan. Dengan satu hentakan, aku mendorong penuh penisku masuk dalam cengkaraman vaginanya.

“ohhhhh” desahan pertanda bahwa ujung penisku menyentuh ujung liang senggamanya

Rasanya? Luar biasa. Jika dibandingkan dengan Fitri, sama nikmatnya. Semua punya sensasi tersendiri. Aku merasakan penisku diremas-remas oleh sesuatu yang lembuh nan basah. Rasanya hangat dan geli sekali. Wajar saja jika pengantin baru hanya kuat bertahan beberapa menit, rasanya senikmat ini.

“penuh banget baanghhhh, sampe mentok” kata Nisa
“sempit banget memek kamu, dek. Abang goyang ya?” tanyaku sambil mencium keningnya

Aku kemudian menggerakan pinggulku, perlahan namun pasti penisku mulai keluar masuk bergesekan dengan vagina Nisa. Semakin lama semakin intents juga Nisa melenguh kenikmatan. Dengan mantap tanganku memegang pinggulnya sedang tangan Nisa ternagkat ke atas memegang bantal mencari pelampiasan atas kenikmatan. Posisi seperti ini aku bisa melihat betapa indahnya tubuh Nisa. Tubuh yang ramping dengan payudara yang tidak besar, percis wanita jepang. Saat aku kencangkan goyangan akan sedikit bergerak payudaranya. Beruntung sekali Rian.

“aahhhh aahhh ahhh ahhhhhh enaaakhhh banghhh” Nisa semakin menjadi

Aku inisiatif untuk menambah kecepatan,meskipun beresiko aku ikut finish duluan. Tak disangka Nisa makin tak karuan. Desahannya masih intens dengan suara yang makin kencang. Antara panic dan bernafsu jadi satu.

“deekkk, jangan kenceng-kenceng” kataku sambil terus menggenjot
“eenakhh banghhhh ohhhh mau sampehhh” katanya

Aku percepat gerakanku sambil mencuibit putingnya gemas, dan

“ohhhhhhhh ohhhhhhh banghhhhh” Nisa orgamasme kembali

Badannya mengejang, matanya tertutup dengan bibir terbuka. Ku benamkan sedalamnya penisku. Didalam sana aku merasa vaginanya semakin memeras penisku. Beberapakali ku rasakan seperti ada lelehan cairan yang keluar membasahi penisku. Setelah reda, Nisa meminta bertukar posisi.

“bang gentian aku di atas” katanya

Aku kemudian rebahan di kasur yang sudah berantakan. Dari bawah sini aku bisa melihat keindahan tubuh Nisa. Perlahan dia mengarahkan penisku untuk masuk ke vaginanya. Setelah pas, blessssss Nisa kemudian bergerak tak beraturan. Pantatnya naik turun dengan irama yang berantakan. Aku kemudian bangkit dan menyusu di payudaranya. Tak menunggu waktu lama, Nisa mengatakan ingin orgasme lagi. Ternyata ini adalah gaya favoritnya. Nisa bisa bebas mengatur ritme gerakan dan di posisi ini klitorisnya ikut terangsang. Ditambah jika lawan mainnya menyusu sudah dipastikan ia akan cepat sampai.

Setelah Nisa orgasme yang kesekian kalinya, aku kembali memegang kendali. Aku memintanya untuk menungging. Tak menunggu lama aku langsung masukan penisku. Nampaknya Nisa paham juga, diapun menyamput sodokanku dengan menggerakan pantatnya maju mundur. Oh nikmat sekali, dek. Bosan menatap punggungnya, aku memintanya untuk bangkit dengan tidak melepaskan penisku. Aku arahkan tangannya untuk memeluk leherku dan tanganku menahan badannya di payudaranya. Namun gaya ini hanya sebentar karena sulit dan kami yang sudah lelah. Aku kemudian memintanya untuk kembali rebahan, sudah saatnya aku melepas pertahanan ini.

“dek, mau keluarin dimana?” tanyaku
“di dalem aja bang aku udah kb kok” jawabnya singkat
“yakin kamu? Kalo hamil gimana?” tanyaku ragu
“ya kan udah punya suami, aman kok bang” jawabnya mantap
“aman ya dek?” aku masih ragu
“aman abang sayang, aku mau Rahim aku dipejuin sama abaangm buru ih” tegas

Kini posisi sudah bertukar kembali. Di pundakku ada kaki Nisa yang terangkat. Dengan posisi seperti ini aku bisa penetrasi lebah cepat dan dalam. Tak ingin membuang waktu, aku langsung gerakan pinggulku dengan cepat.

“pok pok pok pok pok”

Bunyi pertemuan selangkangan kami tak terelakan. Nisa makin tak karuan dan akupun tak sanggup menahan.

“banghhh keluar barenghhh ohh ohhhhhh” Nisa sepertinya orgasme lagi

Aku langsung percepat dan

“nisaaaaaaaahhhhhhh” aku keluarkan semua spermaku di Rahim adik kandungku. Sekitar 4 atau 5 semprotan spermaku masuk bercampur dengan cairan dari vagina Nisa.

Setelah kenikmatan itu berangsur pulih, aku mencabut penisku yang sudah mulai lemas. Seketika keluar semua cairan percintaan kami. ku lihat vaginanya basah mengkilat. Sungguh pertarungan yang luar biasa. Cukup lama juga kami bercinta sampai kami lupa waktu.

Saat Nisa ke kamar mandi aku cek handphone milik ku. Ada pesan masuk dari kak Rahma.

Kamu habis ngapain?!

Sambil mengirimkan foto celana dalam hitam yang masih ada sisa spermaku
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd