Saya melihat Farid dan Komar panik berusaha menundukkan kepalanya. Tetapi saya yakin viona masih dapat melihat rambut mereka yang masih sedikit menonjol. Namun, yang saya kagetkan adalah, viona tidak mengatakan apapun kepada mereka malah viona bersikap biasa saja.
Saya sendiri bingung apakan istri saya mengetahui kehadiran mereka atau tidak. Namun dari gelagat istriku, sepertinya saya yakin betul istriku menyadari kehadiran mereka. Istriku bersikap cuek saja dan handukan lalu masuk ke dalam rumah.
Saat ini, aku mengalami libido yang jauh lebih tinggi lagi dari kejadian pertama, karena yang ada di dalam pikiranku saat ini adalah istriku “dengan sengaja” memamerkan tubuh telanjangnya kepada anak-anak SMU itu. Walaupun aku sendiri tidak pernah tahu kebenarannya.
Lalu, ketika istriku masuk ke dalam kamar, aku sangat-sangat ingin menyetubuhi istriku kembali. Dengan sangat cepat aku mencium dan meraba seluruh tubuh istriku. Dan yang aku herankan istriku tidak menolak apapun, ia hanya berkata “masss… hmpphhh”.
Aku meraba dadanya, meremasnya memilinnya, menghisapnya, menciumnya. Ia hanya melenguh, “uhhhmm…” Ketika aku menggapai selangkangannya… Aku sangat kaget, ternyata istriku sudah basah!!! Aku tidak tahu apakah ini pengaruh dari rangsanganku ataukah karena Farid dan Komar tadi.
Apapun itu, aku, aku berpikir tidak karuan tidak sampai 5 menit aku sudah mencapai ejakulasiku lagi!!! Aku sangat menyesalinya!!! Istriku, Viona, wanita periang ini pun berseru kepadaku, “papah jangan dong mama masih mau… ayo dong pahh!” Lalu aku benar2 menyesal dan menjawab,>>
“maaf ya mamah, abis mama cantik banget malam ini.” Istriku menggerutu lagi, “ah papa mah!!” Dan, akupun tertidur. Aku tidak tahu lagi apa yang dilakukan istriku setelah itu. Yang aku tahu keesokan paginya, aku tidak menemukan istriku disebelah ku.
Melainkan ia tertidur di depan televisi tanpa mengenakan pakaian sehelaipun. Lalu aku membangunkan istriku untuk menyuruhnya mandi. Sekaligus aku bertanya,“loh mama kok tidur di sini? gak pake baju lagi” Istriku kebingungan sambil menjawab, “iyah pah abis kemarin kita main seru,>
mamah keluar sebentar ambil minum eh ketiduran deh.” Sayapun tidak bertanya lagi lebih lanjut apa yang terjadi setelah saya tertidur, saya hanya berpikir sendiri “apakah ia bermasturbasi sendirian? ataukah ada yang menontonnya? ataukah ia selingkuh dengan pria lain?”
Tetapi saya tidak mencium adanya bau-bau pria lain ataupun kecurigaan yang bersangkutan dengan itu.
Beberapa hari kemudian, hari itu adalah hari sabtu pukul 10 pagi, Farid dan Komar bermain ke rumah untuk menonton televisi. Istriku sedang berberes-beres rumah dengan hanya mengenakan daster tipis putih bercorak kembang saja. Sedangkan aku sedang berbenah di dalam kamar.
Namun, sudah saatnya istriku untuk mandi. Istriku masuk ke kamar dengan melewati untuk mengambil daster baru. Lalu, saya melihat dari kamar bahwa istriku melepaskan daster lamanya dan menggantungnya seperti biasa di samping kamar mandi, dan berjalan ke dalam kamar mandi.
Ketika air bak mandi istriku terdengar. Saya mendengar Farid dan Komar seperti ribut sendiri dan berlarian ke belakang rumah kami. Lalu saya mulai mengintai keberadaan Farid dan Komar, dan benar saja mereka sedang mengintip istriku lagi.
Akan tetapi, dari posisi itu ia tidak akan melihat tubuh istriku, karena terutup oleh pintu kamar mandi. Paling yang terlihat hanya kaki dan kepalanya saja. Akupun mengintip istriku dari dalam kamar. Lalu aku menyadari, sepertinya di dalam gantungan baju di sebelah kamar mandi>>
tersebut kok istriku tidak membawa handuk yah? Aku melihat istriku sudah selesai dari mandinya dan beranjak keluar dari kamar mandi. Sedangkan Farid dan Komar masih di pintu belakang mengintip istriku. Saya yakin ketika istriku keluar dari kamar mandi Farid dan Komar>>
Dapat melihat dengan SANGAT jelas ketelanjangan istriku di depan mereka. Sekali lagi kontolku terbangun melihat keadaan ini. Istriku terlihat sangat menawan dengan keadaannya yang basah seperti itu. Namun entah berpura2 atau ia memang terlupa untuk membawa handuk, >>
akhirnya ia hanya mengenakan daster lamanya untuk mengelap badannya yang basah.Lalu mengenakan daster basah tersebut untuk tubuhnya sambil berjalan ke dalam rumah. Saya melihat Farid dan Komar berlari menuju ruang tengah untuk berpura-pura nonton televisi.
Namun istriku yang berdaster tipis basah dan saya melihat dadanya serta bulu-bulu kemaluannya dapat terlihat jelas di balik daster basahnya itu. Berjalan melewati Farid dan Komar menuju kamarku. Akan tetapi, Farid dengan isengnya berkata, “bibi, Farid boleh minta susu ga?”
Istriku menengok ke arah Farid, dan berkata, “oh.. bentar ya bibi ambilkan.” Lalu, saya mendengar Farid dan Komar tertawa cekikikan berdua. Dengan masih berpakaian seperti itu, istriku ke dapur untuk mengambil susu sapi di dalam kulkas kami.
Entah istriku sengaja atau memang pura2 dk tahu bahwa mereka sedang menggodanya. Istrikupun mengantarkan “susu” tersebut ke meja di sebelah Farid. Menurut saya “susu” yang diantarkan bukanlah susu sapi tersebut melainkan dada istriku yang tercetak jelas di balik daster basahnya.
Setelah itu istrikupun beranjak untuk masuk ke dalam kamar. Kali ini aku tidak berani menyambar istriku walaupun aku sudah sangat tegang sekali melihat keadaan ini. Aku tetap berusaha menggapai kesadaranku bahwa di luar sana ada tamu. Akan tetapi, ternyata keadaan berbalik,>>
kali ini istriku yang menyambar diriku!!! Ternyata istriku sangat terangsang dengan keadaan itu!! Gila! Ia menjadi seperti wanita yang kehausan beriahi. Ia dengan terburu-buru menelanjangiku. Dan mengatakan satu kalimat kepadaku, “mas puaskan aku.”
Dan ia langsung saja menyambar bibirku melumatnya.Dan menuntun kontolku yang sudah sangat keras ke dalam memeknya. Dengan terus menggoyangkan pinggulnya menari-nari di atas kejantananku ia mulai meracau, “sshhh… ohhh… hmphh…” Sambil meremas-remas dadanya sendiri.
Seperti sedang melakukan nya seorang diri tanpa menyadari kehadiranku. Akupun melihat dan mendengar keadaan sekitar di manakah Komar dan Farid berada. Tetapi percuma saja dengan keadaanku dan suara istriku yang sedang meracau aku sangat sulit untuk mendengar mereka di depan sana.
Saya cukup yakin bahwa Farid dan Komar dapat mendengar racauan istriku yang sudah terangsang berat ini. Aku tidak begitu konsentrasi dengan persetubuhan ini melainkan aku berusaha mencari keberadaan Farid dan Komar tetapi tidak menemukannya juga.
Sekiranya, 10 menit telah berlalu. Aku mulai kembali untuk “menikmati” istriku. Aku sudah mulai berada dipuncak kenikmatan sedangkan Istriku pun sudah mulai mencapai puncaknya. Istriku memejamkan mata menegadah ke atas sambil meracau, “ohhh masss…. akuu keluarrrrr ssshhhhh…”
Sambil terus meremas dadanya dan menarik pentilnya sekuat-kuatnya ke depan. “ohhhhh…….hhhhh….” lenguhan panjang tanda ia keluar. Akupun keluar bersamaan dengan istriku. Berulah setelah istriku berhenti bersuara aku mendengar suara di halaman belakang >>
menghadap jendela itu secara langsung. Jendela itu berada di atas kepala ku sehingga aku tidak dapat melihatnya. Sekali lagi timbul banyak pertanyaan dengan istriku ini. Seselesainya kami berbenah kami keluar dari kamar untuk bergabung dengan Farid dan Komar.
Akan tetapi, kami tidak menemukan mereka. Beberapa menit setelah itu kami mendengar mereka berjalan dari arah halaman belakang ke ruang tengah. Istriku hanya diam saja melihat mereka sedangkan aku penuh dengan segala pertanyaan. Akupun bertanya kepada mereka,>>
“habis dr mana kalian?” Farid menjawab sambil gugup, “eh, anu pak dr kmr kecil.” Lalu, aku berpikir sendiri “kok ke kamar kecil b2?” Kemudian kami menonton tv dgn sangat diam dan terasa aneh. Biasanya mereka suka bercanda dgn kami akan tetapi, kali ini mereka memilih untuk diam.
Sekiranya, 30 menit kami berada dalam kesunyian. Akupun mulai merasa tidak betah. Maka, aku memutuskan untuk pergi ke halaman belakang dengan maksud memeriksa posisi mereka mengintip kami tadi. Setibanya disana aku benar-benar tecegang atas apa yang kulihat.
Ada dua bercak sperma di atas tanah berada tepat di depan jendela kamar kami. Dengan sangat jijik aku mengambil air untuk menyiramnya. Sekembalinya aku ke dalam aku mekihat mereka mulai tertawa bersama istriku, Farid dan komar sudah kembali normal.
UDUD SEK