Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[Fan Fiction] Lamunan di Beranda (The Story About Jessie)

User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Nice! risetnya mendetil sampai real fact ve ditulis juga. Anyway lanjutkan kawan!
 
Lanjut lagi suhu
siip gan, chapter yg baru diatas harusnya ada lanjutannya koq :D

Gak bisa ta bro??
I'm sorry I can't ;)

Nice! risetnya mendetil sampai real fact ve ditulis juga. Anyway lanjutkan kawan!
anjir id nya insyafcoli :pandaketawa:
thanks anyway suhu :D
masih mendalami karakter si Jessie, mungkin disini ada Ve oshi? silahkan tambahkan bagaimana Ve orangnya, ntar ane bisa ngembangkan lebih lanjut.
 
Terakhir diubah:
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
anjir id nya insyafcoli :pandaketawa:
thanks anyway suhu :D
masih mendalami karakter si Jessie, mungkin disini ada Ve oshi? silahkan tambahkan bagaimana Ve orangnya, ntar ane bisa ngembangkan lebih lanjut.

btw kalo dibaca2 lg jd mirip novel ya? tp novel panas :ngakak

Coba aja ntar hs sama dia, gan. Biar makin mendalami karakternya. :pandaketawa:
 
Sekitar 5 menit mereka berpelukan dengan posisi Ve dibawah lalu kemudian Ve mulai membalikan tubuh Jimmy. Sekarang posisi bergantian Ve diatas. Dengan sedikit menyamping, lengan Jimmy dijadikan bantal yang memungkinkan Ve bisa membelai-belai dada Jimmy. Diraba-raba halus. Sambil bergumam, aku sudah puas, dia berhasil membuatku orgasme, tak adil rasanya jika aku membiarkan dia penasaran. Aku tau sesuatu tegang mengeras sedari tadi dan minta diperlakukan secara khusus. Lalu Ve mulai menciumi dada Jimmy sambil tangannya meraih penis Jimmy yang masih tegang, keras bagai batang kayu. Dikecup-kecup saja hingga perutnya tapi segitupun sudah membuat Jimmy merasa kegelian. Bibir Ve yang mungil dan lembut mengecup-ngecup tubuhnya, sekejap-sekejap saja, tapi itu malah membuat Jimmy merinding, begidik geli. Tangan Ve semakin intens meremas-remas penis Jimmy yang makin mengeras. "Aaah Jessie, geli sayang..", Jimmy semakin nyaman oleh kenakalan tangan Ve yang meremas halus-kencang, diaturnya sedemikian rupa sehingga Jimmy merasa makin merasa enak. Ah celana jeans nya menghalangi saja, gumam Ve. Segera setelah itu tangan Ve mulai membuka kancing lalu retsletingnya. Dengan hanya satu tangan saja, Jimmy pun bergumam, belajar dari mana ini cewek koq tangannya pinter amat ngebuka sarang 'si dedek'. Lalu tiba-tiba tangan Ve sudah menelusup kedalam cd Jimmy saja, meraih penisnya, mengocok-ngocok perlahan. "Aduuhh Jessie.. aaahh", Jimmy mulai keenakan diperlakukan begitu oleh Ve. Besar juga, dan keras, hmmm aku mesti membuatnya air maninya keluar, gumam Ve. Penis Jimmy yang semakin keras, kekar itu makin membuat Ve bernafsu untuk berbuat lebih jauh lagi. Lalu Ve bangkit, melepas celana jeans Jimmy, lalu ditanggalkan juga cd nya. Waaaw penis ini, tegang, keras, kokoh, menantang banget buat dilemesin biar pemiliknya senang, gumam Ve. Lalu Ve memposisikan dirinya hingga wajahnya berhadapan dengan penis Jimmy. Dikocok-kocok sambil diperhatiin dengan tatapan yang nakal. "Acchhh.. sshhh.. enak Jessie" Jimmy meracau keenakan. Diperhatikannya sejenak Ve yang sedang mengocok penisnya dengan tatapan nakal, lalu terpejam menikmatinya. Tanpa diduga Ve menciumi batang penis Jimmy. "Mmmmhhh..", Ve seperti nemuin sesuatu yang selama ini dia rindukan, ia gemas, ia cium-ciumi batang penis Jimmy. Awas Jimmy, akan kubuat kontolmu mengeluarkan air mani dan lemas, gumam Ve.

Dengan tangan yang masih mengocok-ngocok batang penis Jimmy tiba-tiba mulut Ve mengulum ujung penis Jimmy. "Ooouchh.. ssshhh..", Jimmy semakin tenggelam dalam rangsangan yang dilakukan Ve. Dihisap-hisapnya, dikecup, dikulum lagi. "Jess.. jangan berhenti sayang.. teruskan" rintih Jimmy. Ah semakin membesar, muat gak ya masuk sepenunya kedalam mulut aku, gumam Ve. Lalu Ve mencobanya, bleesss.. amblas semua. Ve merasakan mulutnya penuh dengan penis Jimmy hingga ke kerongkongan. Lalu mulai menghisap-hisapnya, maju mundur, bibirnya menggesek-gesek permukaan batang Jimmy. "Aaachh.. aaachh", tapi suara desahan Jimmy malah membuat Ve semakin bersemangat. Hisapannya semakin kuat, tapi tidak sanggup mengamblaskan seluruh penis Jimmy. Dia menghisap sambil tangannya mengocok-ngocok setengah batang penis Jimmy yang mengarah ke testisnya. Ve senang memainkan penis Jimmy yang sedang tegang maksimal ini, dia gregetan. Lalu dijilatinya batangnya, lidahnya seperti nowel-nowel batang Jimmy. "Oouchh.. aachh.. ssshh" keruan saja Jimmy makin kegelian. Dirasakannya lidah Ve yang licin itu lincah mengulas-ngulas batang penisnya. Aduh Jessie, perlakukan saja kontolku semaumu, gumam Jimmy. Lidah Ve menjalari batang Jimmy dari ujung ke batas testis, bolak balik, dengan sesekali sambil dikocok-kocok. Gila Jessie, gak aku sangka kamu nakal sekali, batin Jimmy. Testisnya pun tak luput dijilati Ve, dihisap-hisap, ditarik dengan lembut sambil batangnya dikocok-kocok semakin cepat. Ve bernafsu sekali dengan penis Jimmy, dia tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini, dia suka, dia senang melihat Jimmy mendesah dan terpejam keenakan. Ve ini ternyata pintar sekali memainkan penis, ketika Jimmy sudah tidak tahan lagi dan nyaris keluar, tiba-tiba dihentikannya. Setelah Jimmy sudah bisa mengatur nafas lagi lalu Ve kembali memainkan dengan intens. Entah bagaimana caranya Ve bisa menebak jika cowok ingin keluar, lalu memainkannya. Begitu terus berulang-ulang. Ah Jessie bajingan kamu, tapi tak apa karena aku suka disiksa begini, gumam Jimmy.

Sudah kira-kira 15 menit atau kurang Ve memainkan penis Jimmy. Aku harus mulai mengeluarkannya, lidah, mulut dan tanganku sudah mulai lelah, gumam Ve. "Enak sayang? aku keluarin yah?" kata Ve. Jimmy tak membalas, hanya mengiyakan dengan mengangguk saja. Dan Ve semakin kuat menghisap penis Jimmy sambil dikocok-kocok, semakin cepat. "Aaachh.. ssshh Jesieee", Jimmy kian merasa keenakan, nikmatnya hampir mencapai puncak. Tapi tiba-tiba dia mendongakan wajah Ve dan bertanya, "Dikeluarkan dimana sayang?" Ve tidak menjawab, tidak peduli, lalu kembali berusaha membuat Jimmy ejakulasi. Ve semakin gemas ingin membuat Jimmy mengeluarkan air maninya. Dikocoknya cepat dan dihisapnya kuat penis Jimmy. Dan tidak lama setelah itu, "aaaachhhh.. aaachhh oouuchh.. aku keluar sayaaaangg.. ssshh". Croott crooot creett.. Jimmy ejakulasi ketika penisnya masih berada dalam mulut Ve. Lantas Ve menguatkan hisapannya, ia mau semua air mani Jimmy bisa ditelan. Mmmmhhh banyak juga, kental dan hangat, gumam Ve. Dia melanjutkan kocokan dan hisapannya hingga air mani Jimmy habis dan tidak keluar lagi. Sesudah itu selama beberapa detik dia memandang Jimmy, dan tersenyum puas. Apa lagi ketika dilihatnya Jimmy masih mengatur nafasnya setelah terengah-engah mengalami kenikmatan puncak, senyumnya semakin lebar.

Ve yang selama ini dikenalnya sebagai wanita yang sedikit pemalu, feminim, tutur katanya halus, humble, murah senyum, ramah, pintar, tingkah laku dan gerak-geriknya tertata baik, ternyata bisa liar dan nakal juga seperti yang barusan dilihat dan dialaminya sendiri. Habis sudah anggapan lama Jimmy terhadap Ve selama ini. Tapi sedikitpun Jimmy tidak men-judge sesuatu terhadap Ve. Bukan, bukan itu. Yang jelas dia baru saja memetik pelajaran berharga, setidaknya untuk ukuran dirinya yang temasuk pemalu dan mungkin kuper terhadap wanita. Bahwa perilaku seks seorang wanita tidak bisa dinilai hanya berdasarkan tingkah laku dan pembawaannya sehari-hari.

Kini mereka berpelukan dalam keadaan berbaring, samping-sampingan. Saling mengecup dan mengumbar kata-kata sayang. Sampai akhirnya mereka tertidur, masih dalam keadaan telanjang. Terpancar senyum kepuasan di wajah mereka masing-masing. Diluar hujan gerimis belum berhenti juga.


TO BE CONTINUED..

52b2ac3db700c_52b2ac3db8788.jpg
 
Terakhir diubah:
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Sore ini di beranda, waktu menunjukkan pukul 17.30. Langit senja berwarna kuning agak kemerah-merahan. Selama beberapa menit Ve takjub melihat keindahan langit yang mataharinya bersiap-siap pulang dari peraduannya. Ada semilir angin yang bertiup mempermainkan poni dan anak rambutnya membuat sedikit tersapu dari dahinya, semakin memperlihatkan parasnya yang cantik dan natural. Seolah wajahnya sedang beradu indah dengan langit senja yang ufuknya kemerahan itu. Matanya berbinar, seperti tak pernah puas untuk memandangi fenomena alam ini. Tak ada sedikitpun kesan lelah dari wajahnya. Padahal ia baru saja pulang kuliah yang dimulai sejak jam 8 pagi tadi. Itulah mengapa ia selalu suka berdiam diri di beranda kamarnya, bisa memandangi segala sesuatunya tanpa takut diganggu. Dan memandang langit adalah salah satu kebiasaannya di beranda. Setelah beberapa saat ia kembali memainkan hp nya, membaca mensyen-mensyen dari penggemarnya lalu sesekali men-twit sesuatu sekadar menyapa mereka dan mencoba membangun komunikasi walau hanya satu arah. Setelah itu tiba-tiba ia tersenyum sendiri, sekilas bayangan Jimmy terlintas dalam pikirannya. Seperti ada suatu perasaan aneh. Entah apa ini yang dinamakan rindu? Ah bukan, dalam hati Ve menyangkal. Tapi sekonyong-konyong ia ingin tau kabar Jimmy. Bagaimana kabarnya? Sedang apa dia? Kangenkah dia kepadaku?

Jalan Kalimalang sore ini padat sekali. Yah memang setiap hari after office hour jalan ini tidak pernah lengang. Bahkan di weekend pun kadang sama, sepertinya jalan ini memang diciptakan untuk menampung kemacetan. Memang ada proyek pelebaran jalan, tapi masih jauh dari kata selesai. Justru malah makin membuat macet karena proyeknya memamakan sebagian badan jalan. Jimmy dengan sabar memacu sepeda motornya, stop and go, padat merayap. Sesekali ia merutuk dalam hati karena ada pengendara motor lain yang tidak sabaran, menyerobot jalurnya. Sebenarnya hanya tinggal kira-kira 5 km lagi sampai di kostnya. Tapi kemacetan ini seolah membuat jaraknya jadi semakin jauh. Berkendara di Jakarta memang butuh kesabaran berlapis, batin Jimmy berusaha menghibur diri. Menjelang maghrib akhirnya ia sampai juga di kost nya. Setelah makan malam ia santai di depan tv, memperhatikan timeline twit**ter dari smartphonenya sambil ditemani secangkir capuccino hangat kegemarannya. Selagi men-scroll timeline tiba-tiba dia dikejutkan oleh cuitan twit**ter Ve. Ah si dia, aku masih tidak percaya dengan apa yang sudah aku lakukan bersamanya, gumam Jimmy. Walau setelah itu mereka berlaku seolah tidak terjadi apa-apa. Ya, karena mereka sadar akan posisinya masing-masing. Mereka berusaha melakukan kegiatan dan pekerjaannya dengan normal. Ve tetap peform di theater dan sesekali Jimmy menontonnya sepulang kerja jika sempat. Tapi walau tidak mungkin untuk berharap lebih jauh lagi, dalam hatinya Jimmy yang terdalam ada rasa sayang yang tidak bisa dimatikan begitu saja. Apakah dia merasakan hal yang sama? Ah tidak mungkin, dia idol, dia milik penggemarnya. Beresiko sekali baginya menjalin hubungan dengan laki-laki selagi dia masih menjadi member JKT48, batinnya. Sebaiknya aku tidak mengharap apapun lagi. Entah bagaimana aku harus mematikan perasaan ini. Harus! Bagaimanapun caranya! maki Jimmy dalam hati. Tiba-tiba Jimmy merasa ia butuh minum bir. Padahal ia selama ini dikenal sebagai cowok yang bersih, tidak merokok, tidak narkoba dan alkohol. Mungkin ini yang dimaksud straight edge? Entahlah. Lalu dengan tidak berlama-lama lagi ia segera memacu sepeda motornya untuk mencari mini market yang menjual bir.

Dan kini sudah lewat 2 bulan sejak pertemuan mereka di rumah sakit di bilangan Jakarta Selatan. Ada rindu dan hasrat yang tertahan, sama besar diantara keduanya. Tapi sekeras apapun mereka berusaha untuk mengkhianati perasaannya masing-masing toh ternyata hasilnya tidak seperti apa yang mereka harapkan. Sejauh apapun mereka membohongi diri tapi akan kalah dengan apa itu yang dinamakan keinginan hati. Ve sering ditegur sensei tari dan rekan-rekan membernya karena sering bengong dalam latihan. Apa lagi kini dia baru saja terpisah dengan karibnya, Kinal, yang ditransfer ke tim KIII. Dia tidak bisa lagi curhat setiap waktu ke Kinal seperti ketika Kinal masih di tim J. Sedang Jimmy sering tidak konsen dalam bekerja. Sudah 2 kali dia dipanggil bos karena hasil kerjanya terjadi penurunan. Untungnya tidak signifikan, dan dia masih jadi salah satu orang andalan bos nya sejauh ini. Begitupun juga Ve, perform dia masih baik-baik saja. Dia masih menari dengan luwes, geraknya masih akurat dan selaras dengan beat lagu. Mereka berusaha profesional dengan tugasnya masing-masing walau dalam hati berkecamuk suatu perasaan abstrak, yang mereka sendiri tidak bisa menjelaskannya.

Mereka memang telah sepakat untuk mengakhiri segala sesuatu hubungan, kecuali hubungan antara fans dan idol. Toh mereka tidak pernah menyesali atas apa yang telah terjadi diantara mereka. Mereka sudah sama-sama dewasa, sanggup bertanggung jawab atas apa yang mereka pilih. Mereka hanya butuh kekuatan untuk menghentikan hubungan yang tidak bagus untuk keduanya ini. Sampai suatu ketika, "Taukah kamu Ve apa yang paling membuatku menderita selama 2 bulan ini? adalah menahan rindu dan berbincang secara langsung denganmu. Tapi it's okay, aku akan terus berusaha menjaga kesepakatan kita. Maaf, aku hanya tidak tahan untuk mengatakannya padamu", sebuah pesan Line yang asalnya dari Jimmy. Ve hanya tertegun membacanya, entah harus membalas dengan kata-kata apa. Seketika ada perasaan tidak menentu yang berkecamuk dadanya. "Bodoh! Memangnya kamu saja yang tersiksa? aku pun merasakan apa yang kamu rasakan!" teriak Ve dalam hati. Tiba-tiba ada air mata yang mengalir melewati pipi. Ve membiarkan saja, tak ingin menahan-nahan tangis. Bahunya terguncang-guncang kecil akibat isak tangisnya. Mungkin dengan begini dia bisa meringankan sesak di dadanya. Setelah menyeka matanya, akhirnya dia paksa untuk beranjak. Dia tersadar sudah tertahan selama 20 menit gara-gara pesan Line dari Jimmy itu. Dalam waktu 40 menit dari sekarang dia harus bisa sampai di kampusnya. Sementara itu di seberang sana Jimmy terpekur, wajahnya kusut. Di layar hp nya cuma ada kata 'read' tanpa ada sebarang balasan dari Ve. Tak disangkanya Ve seteguh itu. Ada rasa kecewa dan bangga sekaligus. Ternyata gadis itu mempunyai pendirian yang teguh sekali. Aku harus segera menemuinya, mungkin untuk yang terakhir kali. Persetan dengan segala kesepakatan, tekad Jimmy.


Pada akhirnya Ve tak kuasa juga menolak ajakan Jimmy untuk bertemu. Jujur, dirinya pun ingin sekali berjumpa dengan Jimmy setelah sekian lama. Setelah sempat bingung menentukan meeting point, akhirnya demi alasan keamanan mereka sepakat untuk bertemu dan meluangkan waktu di sebuah hotel saja. Jimmy dapat info hotel yang nyaman dan cukup privasi dari sahabat karibnya. Mereka janjian tidak datang berbarengan. Jimmy terlebih dahulu berada di kamar hotel. Dan Ve akan datang kemudian setelah dikasih tau nomer kamar hotelnya. Dengan perasaan yang campur aduk Jimmy menunggu terpekur di dalam kamar. Nonton TV terasa membosankan, buka laptop tapi tidak tau mau browsing apa. Setelah menunggu kira-kira 1 jam tiba-tiba ada yang mengetuk kamarnya. Jimmy segera bangkit dan melihat via jendela bidik yang terdapat di setiap pintu kamar hotel. Ah ternyata dia, gumamnya. Lalu Jimmy segera membukakan pintu dan mempersilahkan Ve masuk. Dengan tampilan yang agak cowok, Ve terlihat malah menjadi lucu. Demi penyamaran agar tidak dikenali orang lain dia memakai kemeja jeans warna biru muda, shoutcap warna biru putih, rambutnya diikat didalam shoutcap, kaca mata gelap yang agak besar dan backpack ukuran sedang, sungguh penampilannya lebih mirip laki-laki. Tapi di mata Jimmy tetap saja masih terlihat cantik. Ya, dia lah Jessie yang selama ini ia idam-idamkan. "Jimmy...", tak sadar Ve memanggil namanya, satu kata yang mengandung ribuan rindu yang menumpuk. Tak ada sautan, tapi tiba-tiba Jimmy menubruk, memeluk Ve. Dan Ve pun demikian, melingkarkan tangannya di tubuh Jimmy. Tak ada kata-kata, tapi di suasana hening itu menjadi sangat berarti bagi sepasang manusia yang saling dilanda kerinduan ini.

Mereka masih berpelukan mesra sambil menanyakan kabar masing-masing. Tak terlepas lagi, seolah mereka yang satupun tidak tahu kapan bisa jumpa lagi ini jadi tak peduli. Mereka hanya mau saat ini saling berbagi rindu dan memuaskan dahaga ingin jumpa. "Aku rindu kamu Jessie, sungguh", lalu tubuh Ve terdorong mepet ke dinding. Masih dalam berpelukan Jimmy melumat bibir Ve. Uggh sudah lama tak menyentuhnya jadi terasa nikmat sekali, batin Jimmy. Ve tidak mau diam begitu saja, membalas setiap lumatan yang dilancarkan Jimmy. Dengan kondisi saling lumat Jimmy mengangkat satu kaki Ve hingga pahanya menjepit paha Jimmy. Dengan demikian dirasakan oleh Ve penis Jimmy yang menegang menempel tepat di vagina Ve. Walau sama-sama memakai celana jeans tapi Ve terasa betul penis Jimmy menegang keras. Akhirnya Ve digendong dan direbahkan di bed agar Jimmy leluasa mencumbunya. Dibukanya kancing kemeja jeans Ve satu persatu. Ah dia tidak memakai dalaman rupanya, ujar Jimmy dalam hati. Hanya bra saja didalam kemeja jeans Ve, dan itupun sudah dikoyak lepas oleh Jimmy. Dan Ve pun tidak mau kalah, diangkatnya kaos Jimmy sampai terbuka dan lepas. Kini mereka sama-sama topless. Diterjangnya payudara Ve, dihisap-hisap putingnya. "Acchhh.. Jimmy..", Ve merintih keenakan. Digigit-gigit secara halus putingnya dan dijilat-jilat hingga menegang kerasa, mancung keatas. Semakin menantang Jimmy untuk terus menghisap dan menjilatinya. "Ouchh Jimmy.. geli ssaayaaangg.. aachh", Ve mendesah kegelian tapi enak. "Aku rindu sekali tubuhmu Jessie..", kata Jimmy. Lalu menerjang puting yang satu lagi, dicubit-cubit pake bibir. "Iya sayang.. kamu bebas lakukan apa saja.. mmhh", Ve meracau membuat Jimmy makin semangat. "Aaaachh.. ssshhh..", nafas Ve semakin tidak teratur karena cumbuan Jimmy yang bikin nikmat itu. Payudara satu lagi diremas-remas gemas oleh Jimmy. "Iya sayang perlakukan sesukamu..", racau Ve.

Tiba-tiba Ve menolak tubuh Jimmy dan dibalikkan sehingga gantian Ve yang berada diatas. Dengan penuh nafsu Ve membuka celana Jimmy. Lalu celana dalamnya. Jimmy hanya bia pasrah menunggu perlakuan Ve. Ve terbelalak, penis Jimmy menantang sekali. Besar dan tegang bagai kayu, ada uratnya terlihat di sekitar batang sehingga membuat Ve makin bernafsu untuk mencaploknya. Ganteng sekali kontolmu JImmy, gumam Ve. Lalu, mmhhh.. langsung dihisap-hisap Ve sambil dikocok-kocok. "Acchhh...", Jimmy medesah keenakan. Dihisapnya kuat-kuat, lalu dijilatinya ujung penisnya. Lidah Ve lincah menari-nari disitu membuat Jimmy kelabakan saking enaknya. "Oouchh Jessieee.. aachh", mendesah Jimmy keenakan. Sekujur penisnya habis dijilati Ve, dikocok-kocok, dihisap, digigit lembut. Gila, enak sekali Jessie, teruskan, lirih Jimmy. Tapi tiba-tiba Ve menghentikan hisapannya. Ia bangun untuk melepas celana jeans nya. Terlihat warna celana dalam Ve berwarna putih yang pinggirnya seperti ada renda-renda gitu. Ditengahnya terlihat seperti sudah basah, nyeplak, tepat di belahan vaginanya. Duh ingin sekali Jimmy melepasnya. Tapi Ve melepasnya sendiri dan melemparkannya ke wajah Jimmy. Jimmy menciumi celana dalam Ve, mmhh ini bau khas kamu bener Jessie. Dicium-ciuminya, sudah lama ia tidak mencium bau khas seperti ini. Ve hanya memperhatikan dan sedikit tersenyum. Tiba-tiba Ve sudah diatas Jimmy, bertumpu dengan lutut, mengangkang diatasnya. Lalu selangkangannya didekatkan ke wajah Jimmy. Woow dia membawakannya untukku, gumam Jimmy. Tanpa membuang waktu Jimmy segera menciumi vagina Ve yang telah basah terangsang itu. Rasain kamu aku jejelin memek, kata Ve dalam hati. Barusan bergumam, "AAcchhh.. ssshhh", Ve mendesah karena ada yang menggelitik belahan vaginanya. Lidah Jimmy mengorek-ngorek lincah, mengulas belahan vagina Ve. Menghisapnya, menggelitik dan menggigit-gigit halus klitorisnya, hingga lidahnya menyelonong masuk ke vaginanya. "Oouchh..aaachh.. terusiinnn Jimmy", Ve semakin menggila. Tubuhnya bergoyang-goyang erotis diatas kepala Jimmy, menahan nikmatnya. Sambil menggoyang tubuhnya keatas kebawah, maju mundur agar rangsangannya makin enak. Hampir sesak Jimmy dibuatnya, mukanya tenggelam di dalam selangkangan Ve. Mereka sudah dirasuki kerinduan yang berbalut nafsu. Seolah tidak peduli lagi terhadap apapun. Yang mereka mau hanya tuntaskan kerinduan ini selagi masih ada waktu.

Lalu Ve mulai lelah berada diatas Jimmy, ia sudahi karena kakinya mulai lemas menahan geli, dia rebah disamping Jimmy. Dengan tubuhnya yang putih mulus, indah berisi, kakinya yang jenjang, pahanya yang kencang sekel, payudaranya yang bulat, sangat menggugah birahi Jimmy. Ingin rasanya mencumbunya hingga puas. "Jess, aku boleh melakukannya?", Ve hanya diam memandang Jimmy, saking rindu dan sayangnya Ve nyaris membolehkan Jimmy melakukan apa saja. Tidak menigiyakan juga tidak menolak. Lalu menjawab, "Lakukan sesukamu sayang, aku milikmu". Merasa dapat lampu hijau Jimmy segera mengarahkan penisnya ke selangkangan Ve. Paha Ve dibukanya lebar-lebar. Vagina Ve yang sudah basah itu semakin jelas terlihat indah, menantang untunk di-penetrasi oleh penisnya Jimmy. Penis Jimmy yang agak besar itu perlahan menghujam belahan vagina Ve. Sempit, butuh usaha untuk membuatnya amblas kedalam. Setelah beberapa percobaan akhirnya, bleesss.. penis Jimmy amblas nyaris seluruhnya kedalam lubang vagina Ve. "Ugghhh.. sakiiit Jimmy..". Ve memang belom pernah di-penetrasi, pun dengan Ferdy. Ini pertama kalinya Ve diperlakukan sampai sejauh ini oleh seorang pria. Juga halnya Jimmy, bersama mantan-mantannya dia hanya sampe menggesek-gesek diluar saja, ini pengalaman pertama dia. Tapi seperti halnya cowok, berbagai teori sudah didapan melalui film bokep, tinggal praktek langsungnya, Ternyata tidak semudah itu menjebol vagina, eh Ve masih perawan atau tidak? Ah peduli setan, mungkin sudah tidak tapi bukan akibat penetrasi dari penis. Kemudian Jimmy mulai memaju mundurkan penisnya, "Uuggh Jimmyyyy... sssaakiit". Jimmy memegang tangan Ve dan mencium keningnya, "Iya aku lakukan pelan-pelan ya sayang" balas Jimmy dengan lembut, sedikit berbisik. Setelah beberapa gesekan Ve mulai berhenti mengeluh kesakitan. Gantian nafasnya yang memburu. Dirasakan lama kelamaan batang penis Jimmy mulai enak menggesek-gesek dinding vaginanya. Cairan vaginanya mulai mengalir lagi, menjadi pelumas sehingga gesekan penis Jimmy semakin lama-lama dirasakan nikmat olehnya. Ya, nikmat sekali, sungguh nikmat. "Aaachh Jimmy.. ouughhh enak sayaangg.. terusin". Ve mulai kerasukan kenikmatan, kepalanya terlempar kesana kemari. Desahannya makin keras, dengan nafas yang semakin memburu. Jimmy pun demikian, penisnya terasa kesat menggesek vagina Ve, terasa dipijit-pijit, seperti dicenat-cenut didalam vaginanya Ve. Uugghh enaknya surga dunia ini, lirih Jimmy. Mereka saling mendesah, kenikmatan kembali menjalar menguasai mereka. Masih dalam posisi misionaris, Jimmy makin kuat mengocok vagina Ve dengan penisnya. "Aaaacchh aaachh.. ssshhh", Ve semakin keenakan. "Bikin aku orgasme sayaaangg.. aahhh", pinta Ve. Jimmy semakin kesetanan, gerak maju mundurnya semakin intens dan cepat. Tapi dia gak mau ejakulasi duluan, kadang ditahan lalu dikocok lagi. Sampe terdengar bunyi gesekan penis dan vagina, kulit yang beradu, suasananya erotis sekali. Ughh Jimmy kontolmu penuh sekali dalam memekku, enaknya, batin Ve. Demikian juga Jimmy, enaknya memekmu Jessie, aku ingin ejakulasi, memuncratkan semua air maniku dengan terus menggesek-gesek mengocok memekmu. Lalu Jimmy melepas sejenak penisnya di vagina Ve. Diangkat satu kakinya Ve, betisnya ditaruh di pundak hingga vaginanya menganga. Lalu dia coblos lagi, blesss. "Acchhh.. jangan berhenti Jimmy" ratap Ve. Kini Jimmy mengocok-ngocok vagina Ve lagi dengan penis sambil menciumi dan menjilat paha Ve. "AAchh Jessieee.. enak sekali memekmu ughh", desah Jimmy semakin keenakan lagi. Lalu dengan tetap sambil penisnya mengacak-ngacak lubang vagina Ve, tangannya mulai memainkan klitorisnya Ve. "Ouchhhh aachhh.. shhh.. ughhh aacchh..", desahan Ve semakin menggila. Dinding vaginanya terus digesek-gesek batang penis dan klitorisnya dimainkan dengan jari, benar-benar kenikmatan luar biasa buat dia. Jimmy benar-benar ingin membuatnya orgasme. Gak lama kemudian, "Acchhh Jimmy... aaachhh ouchhh.. aaachhh", tubuh Ve bergetar hebat, nafasnya tersengal, perutnya menegang, ia merasakan seluruh kenikmatan yang berpusat di vainanya. Dia orgasme, dia mencapai puncak. Nafsu yang selama ini dipendam menjadi lepas, dahaganya terpuasi. Melihat Ve orgasme membuat Jimmy semakin bernafsu, dia seksi sekali jika orgasme, wild, bitchy. Dan Jimmy tidak mengendurkan kocokan penisnya. Dia ingin ejakulasi juga. Dipercepat hingga tubuh Ve terdorong-dorong hebat. "Ouchhh.. aachh Jessie.. aku mau keluar ssayaaangg.. aahhh". Jimmy semakin dekat dengan ejakulasinya. Semakin cepat dan keras akhirnya, "Acchhhhhh.. aaachhh.. ouughhh.. aku keluar sayaaanngg". Jimmy mencabut penisnya dari vagina Ve sambil dikocok tangan lalu crroot crrroott crrrttt crrrooot. Banyak sekali air mani yang keluar. Menggenangi perut Ve yang seksi rata itu. Cairan yang berwarna putih, kental, hangat melumuri perut Ve. Ve hanya memperhatikan senang, baginya melihat cowok yang ejakulasi itu unik, bikin ketagihan. Lalu tangannya perlahan mengusap-usap air mani Jimmy sehingga rata melumuri permukaan perutnya hingga ke payudaranya. Ve suka sekali tubuhnya dibasahi air mani orang yang disayanginya.


TO BE CONTINUED..


BgsXz5RCYAAPZyo.jpg
 
Ga digangguin sama pasangannya? Ane masih belum berani, takut ditilang bencana alam satunya. :pandaketawa:
pasangan Ve? Kinal maksudnya? kalo pasangan ane ngapain amat ngaku2 mau handshake :pandaketawa:

oh Naomi? hahaha cuek aja gan, asal biliknya beda jalur aja :p
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
pasangan Ve? Kinal maksudnya? kalo pasangan ane ngapain amat ngaku2 mau handshake :pandaketawa:

oh Naomi? hahaha cuek aja gan, asal biliknya beda jalur aja :p

Iya, pasangan Ve. Tuh orang kan kadang demen banget nyelonong masuk ke bilik ve ngabisin time kita, meski ga ada yang protes karena bisa liat VenomeNal. Hehehe...

Wah, akhirnya adegan exe juga. Ditunggu updatenya, gan. :pandaketawa:
 
Sedaaaaaap!

Kalo ada kiiinal leh ugha nih keknya
 
Bimabet
mantep ceritanya....
thanks :D

Iya, pasangan Ve. Tuh orang kan kadang demen banget nyelonong masuk ke bilik ve ngabisin time kita, meski ga ada yang protes karena bisa liat VenomeNal. Hehehe...

Wah, akhirnya adegan exe juga. Ditunggu updatenya, gan. :pandaketawa:
ya emang rada error dia, tp kalo sesinya beda ya gak bakal ada :pandaketawa:

yoi, being hotter.. tp lg agak males apdet nih gan hehe, kemaren2 agak sibuk

Sedaaaaaap!

Kalo ada kiiinal leh ugha nih keknya
Kiiinal? nice idea, tp plot twist nya kecepetan kalo langsung dimunculin
tp malah bingung jg sih mulainya dimana :ngakak

Numpang masang tenda dulu
siip gan, pake tenda pleton aja biar lega :D
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd