Bulan madu kami berlangsung sangat indah dan romantis namun di balik semua itu ada kehampaan yang menyelimuti aku yaitu aku jarang sekali mendapatkan kepuasan seksual ketika ngentot dengan suamiku, pada awalnya aku memaklumi, mungkin baru pertama kali tapi ketika menjelang 5 hari bulan madu kami, suamiku masih tetap sama kekuatan nya dalam hal ngentot. Paling lama dia hanya bisa bertahan 5 menit,
hal itu membuat aku tersiksa namun karena dia adalah cinta pertama dan terakhir bagiku, aku harus mampu memahaminya. Setelah acara bulan madu selesai, kami melangsungkan kehidupan seperti biasa lagi, kini aku telah berhenti bekerja dan itu memang inisiatifku sendiri karena dari segi finansial kami sangat tercukupi.
Aku sekarang murni menjadi seorang ibu rumah tangga biasa yang secara ikhlas mengurus rumah tangga. Untuk mengurangi kebosanan di rumah biasanya aku berbisnis secara online, suamiku memberi modal yang cukup selain itu aku sering keluar untuk hang-out bersama kaum sosialita. Suamiku kembali mengerjakan bisnisnya dengan seksama , dia sering keluar kota untuk beberapa hari, biasanya sebelum pergi dia selalu
minta ngentot namun sayang, kepuasan bagiku belum tercapai. Terbesit ingin sekali membeli alat bantu seks namu hal itu aku singkirkan karena seenak2nya ngentot tetap dengan memakai kontol yang asli. Ketika suamiku pulang, biasanya aku selalu menyambutnya dengan genit, memakai lingrie putih transparan daan memakai parfum kesukaan nya dan seperti waktu itu ketika suamiku pulang kami langsung ngentot
"Papa udah pulang yaaa", kataku ketika membuka pintu depan
"iya mama, papa kangen nich", balasnya
"kangen apa, hayoo ?", tanyaku
"kangen ngentot sama kamu, ma", jawabnya
Langsung suamiku merengkuh tubuhku dan dia melumat bibirku dengan ganas
"mmuuuucchh aaaccchhh", desahku
"pa, mama pengen kontol papa, memek mama pengen di entoott, ooooohhh", sambungku
"acchh, iya maa", jawabnya sambil tangannya meremas2 pantatku
Tanganku tidak tinggal diam, dengan lembut aku meremas2 kontolnya. Dan kontolnya sudah ngaceng lalu aku buka celana suamiku dan wajahku turun ke selangkangannya dan
mmmuuucchhh mmmuuucchhh
aku mencium2 kontolnya
"aacchhh, oooccchh, enak maaa", desahnya
Lalu dengan gemas aku sepong kontol suamiku, suamiku hanya bisa mendesah2 menahan kenikmatan yang dirasakannya. Sampai suamiku berkata
"Maaaa, ooohhh, uddahh yaaa, nanti papa ga kuatt, aaacchhh", pintanya
Maka aku hentikan sepongan mulutku ke kontolnya lalu aku duduk dikursi tamu sambil mengangkangkan pahaku, kini terpampanglah jelas memek ku yang sudah becek, secepat kilat suamiku langsung menancapkan kontolnya ke dalam memekku
"Accchhh, ooocchhh, ppaaaa, enaakk, paaa, mmmccchh", erangku
"Maaa, memekmu enak, oohhh, papa suka ngentot sama kamu, maa, ooohhh", balasnya
Plllookkk Plllookkk Plllookkk
Plllookkk Plllookkk Plllookkk
"Terusss, paaaa, ooohhhh, memek maaa geeliii, aaacchh, oohhh, ngenttoott, aaaccc", erangku
"Mmeeemekk maaa, ooogggghhh, nikkkmaattt, papa keluuaarrr", teriaknya
Plllookkk Plllookkk
Crrrroooottt Crrrroooottt Crrrroooottt
Suamiku telah mengalami puncak kenikmatannya sedangkan aku belum, jangankan untuk mendapatkan orgasme, naik birahiku pun mau akan sedang. Lalu tubuh suamiku ambruk menimpa tubuh aku.
"Pa, mama beelumm dapett niichh, entot lagi pa, memek mama tanggung niichh", rajukku
"Acchhh, maa, papa lemeeess"
"nanti aza lagi yaa, maaa", jawabnya
Aku kecewa
Begitu, begitu dan begitu yang aku alami ketika ngentot dengan suamiku. Aku hanya bisa bersabar mungkin dengan berjalannya waktu, stamina suamiku bisa kuat dalam mengentot memekku. Tidak terpikirkan olehku untuk mencari pelampiasan seksual ini karena aku sungguh sangat mencintai dan menyayangi suamiku ini. Aku tidak mau mengkhianati cinta dan kasih sayang suamiku. Tetapi di lain sisi aku sangat tersiksa
sekali karena aku tidak pernah merasakan kepuasan dalam bersetubuh. Waktu terus berlalu , kehidupan kami berjalan dengan baik, bisnis suamiku berkembang dengan pesat dan dia semakin sering bepergian ke luar kota. Aku semakin sering di tinggal oleh suamiku sehingga aku merasa kesepian tinggal di rumah yang besar ini.
Tak terasa sudah 5 tahun kami menikah tapi belum di karuniai anak, sampai seorang teman menyarankan untuk mengadopsi anak. Hal itu aku diskusikan bersama suamiku dan suamiku menyetujuinya, alasannya supaya aku tidak kesepian dirumah. Singkat cerita proses pengadopsian anak berhasil kami lakukan, seorang anak laki2 yang putih,imut dan tampan dan kami sepakat memberi nama Arya. Kami rawat Arya kecil ini dengan penuh kasih sayang seperti anak sendiri. Kini aku mempunyai tugas baru menjadi seorang ibu tanpa hamil dan melahirkan dan keputusasaanku dalam hal entot-mengentot bisa sedikit terobati karena kini pikiranku tidak hanya tertuju ke sana. Kami sekolahkan dari SD sampai Perguruan Tinggi, kini Arya telah menjadi seorang pemuda tampan dan gagah mirip seperti suamiku dan entah kenapa sifat dan karakteristik Arya hampir seperti suamiku;Armand.
( Untuk Petualanganku Bersama Arya bisa Baca di
https://www.semprot.com/threads/birahi-aya-36-cup-ff.1290498/
POV Arya )
( Selanjutnya TS akan menceritakan hal2 yang belum di ceritakan di Sekuel sebelumnya dari POV Aya. Ada sebagian jalan cerita yang berada di sequel sebelumnya yang di ceritakan di Sequel ini)