Sekarang kehidupan seksku menjadi membara ini dikarenakan Arya telah memberikan aku puncak kenikmatan dan kepuasan dalam bersetubuh, Arya selalu meminta ku untuk bersetubuh kapanpun dan dimanapun asalkan tidak ada suamiku. Sedangkan bersetubuh dengan suamiku, aku
lakukan hanya sebagai kewajibanku memberikan nafkah batin tapi kalau dilihat dari segi kepuasan aku sangat membutuhkan anak angkatku;Arya. Karena keasyikan aku memberikan tubuh molekku ke Arya, Arya semakin tidak terkendali. Dia menghalalkan apa saja demi kepuasan seks nya.
Seperti pada waktu iti, ketika aku sedang mens, Arya memintaku untuk ngentot tapi aku menolaknya secara halus namun seperti yang kesetanan, arya memperkosa aku.
"Aryaaa, mama sedang mens, sayaang. nanti aja yaaa", kataku
"enggak ma, sekarang arya sedang nafsu2nya, aku ingin ngentot memek kamu, ayaa", balasnya
"tapi mama sedang menstruasi, aryaa"
"aku ga peduli, ayaaa. ayooo buka memek kamuu, jalang", bentaknya
"Aryaaa, janggaaann, ooohhhh", rontaku
Dengan sedikit paksaan akhirnya Arya berhasil mengentot memek aku walaupun dia sedang datang bulan. Arya menarikku dan menghempaskan tubuh bahenolku ke kasur dan dia langsung menerkamku. Bibir aku berusaha dilumatnya namun aku selalu menghindarnya. Karena tidak berhasil akhirnya Arya meremas2 kuat toketku sedangkan tangan yang satu lagi berusaha untuk mengobel2 memekku.
"Ayaaaa, ooohhh, toketmuu, oooohhhh, aku nafsuuu sama kamuuu, mmmsshh", desahnya
"Accchhhh, ooohhh, jangaaann, naaakkk, mmmsshhhh", erangku
"oooossshhhhh, mmmsshhh"
"ssssccchhhhh, aryaaaaa, ooohhhhh", teriaku
Setelah puas bermain dengan toket dan memekku, arya melepaskan celana boxernya, sedangkan aku hanya pasrah dengan apa yang dilakukannya sebab akupun sekarang dilanda birahi karena arya terus menstilumasiku. Dengan kasar dan buas, Arya mengentot memek ku yang sedang mens
Plloookk Plloookk Plloookk Plloookk
Plloookk Plloookk Plloookk Plloookk
Plloookk Plloookk Plloookk Plloookk
Plloookk Plloookk Plloookk Plloookk
"Accchhh, nikmaaattt ayaaaa, ooohhhh, memekkk muuu, aaacchhh", erangnya
"Liiiaatt, ayaaaa, ooohhhh, kontolku adaa daraaahh menss muu, ooohhh, enaaakkk"
"akuu sukaa ngentott memek kamuuu, ayaaa kuuu, mmmsshhh"
"Accchhh, ooohhh, aaaccchh"
Itulah erangan, desahan dan teriakan Arya;anak angkatku, ketika sedang asik mengentot memekku, sedangkan aku sama sekali tidak merasakan kenikmatan seperti arya. Yang ada hanya rasa perih dan sakit di dalam memekku. Sampai akhirnya arya mendapatkan ejakulasi nya di dalam memekku. Darah bercampur sperma mengalir keluar dari memekku, melihatnya aku menjadi illfeel karena aku tidak menyukainya.
Crrrotttt Crrooottt Croooot
"Akuuu munncrrraatttt, ayaaaa, oooooooohhhhh", jeritnya
Kini bagi Arya tiada hari yang terlewati untuk mengentot memek aku itu pun kalo papa sedang tidak ada tapi bila papa ada biasanya kami ngentot bila papa sudah tidur. Entah apa yang ada di pikiran Arya dia hanya peduli dengan nafsu birahinya tanpa mengenal bagaimana perasaan aku bila sudah diperkosanya. Dan entah apa yang harus aku lakukan, membiarkan perlakuan kasarnya terhadapku ato memberi tahukan semua tentang apa yang sudah kami lakukan ke suamiku, aku menjadi pusing, dilema sehingga menjadi beban di pikiranku.
Untuk menenagkan beban di pikiranku kini aku mencari kegiatan lain yang menurutku menyenangkan seperti melihat2 album pernikahan aku dan suamiku, mendengarkan musik, menonton streaming film sampai menata ulang kamar tidurku. Di dalam kamar, melihat2 berkas pentingku karena kecapaian, tak terasa aku tertidur sampai aku tersadar dibangunkan oleh suamiku. Dan celakanya, suamiku sempat melihat berkas2 penting itu. Tamatlah aku, begitu pikiranku. Dengan mimik muka yang menahan marah, suamiku mencecarku dengan berbagai macam pertanyaan dan pernyataan, terjadilah pertengkaran.
"Tidak papa sangka mama berbuat seperti itu ke papa"
"apa salah papa, ma ??", kata suamiku dengan suara meninggi
"Selama ini kamu sudah menbohongi aku", bentak suamiku
"Membohongi apa, papa", kataku
"Pura2 tidak tahu segala", balasnya
"Selama ini aku tidak pernah membohongi kamu, aku selalu terbuka tapi kamu..."
"Kamu memang munafik, ayaa", bentaknya
"tidak papa, aku bukan seperti itu", belaku
"pantesan selama ini kamu susah hamil, susu kamu jadi besar seperti itu, pantat kamu juga"
"munafik kamu, ayaaa", bentaknya lagi
"kenapa papa berkata seperti itu ?", tanyaku iba
"hahahh, malah nanya laggii", potongnya
"Selama ini aku ingin punya anak dari mu tapi kalo kamu seperti ini, kamu ga bakalan punya anak", sambung suamiku sambil melemparkan berkas itu ke aku
"Buat apa kita nikah kalo ga punya anak"
"lebih baik kita cerai saja", kata suamiku
Seletah itu suamiku melangkah ke luar kamar lalu melemparkan cincin pernikahan kami lalu dia membanting pintu kamar dengan keras. Aku hanya bisa menangis mengalami kejadian itu. Tak ku sangka akan mengalami hal yang sangat buruk itu. Semalam suntuk aku menagis di kamar, entah apa yang harus aku lakukan, penderitaanku semakin bertambah.
Pagi pun menjelang, aku bangkit dari tempat tidurku lalu menuju meja makan sambil sarapan pagi, sebelumnya aku mencari2 cincin suamiku yang dilemparkannya tapi tidak aku temukan. Tak berapa lama, Arya muncul dari kamarnya dan menyapaku aku pura2 tidak mendengar dan mengacuhkannya ketika arya menyapa untuk yang ke-3x nya baru aku merespon dengan melihat dan menganggukan kepalaku, tanpa sengaja aku melihat ke tangan Arya dan melihat sebuah cincin yang khas yang aku kenali melingkar di jari manisnya.
Kini hidupku luluh lantah, suamiku pergi entah kemana lalu suamiku hendak menceraikan aku dan Arya selalu memperkosa aku tp entah kenapa
memek dan toketku menerima semua perlakuan Arya. Jiwaku sekarang yang sakit, banyak beban yang terpanggul di bahuku. Belum selesai 1 masalah datang masalah yang lain.Aku sudah tidak kuat lagi. Aku pergi dari rumahku sendiri, entah kemana...