Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Gadis Baliku (Real Story)

User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
lanjutkan gan, akhirnya setelah menunggu di thread lama nggak update2 hehe
 
Joh ajan asane ngoyongne di krobokan atau seminyak ne, lewat sunset road, masuk di denpasar, melali ne ke sanur, meblanje di gemeh paek tiara.. mimih joh gati melaline.. 😁😁 asane seumuran rage ne.. lanjut brooo... onden kanti wik wik ne..
 
Akhir Sebuah Kisah


Awal tahun 2002, kuawali dengan kembalinya Ayu kedalam hidupku. Namun, semuanya tidak langsung berjalan mulus seperti semula.

Saat itu, aku masih sedikit terganggu dengan kejadian di akhir tahun, saat aku belum berbaikan dengannya. Akhir tahun biasanya bertepatan dengan liburan UTS anak kuliahan. Beberapa diantara mereka biasanya menghabiskan liburan dengan pulang ke kampung masing masing dan berkunjung ke sekolah sebagai alumni untuk mensosialisasikan kampus mereka kepada adik kelasnya.

Salah satunya, sebut saja Bli Sutha. Dia kakak tingkat 2 tahun diatasku. Beberapa bulan yang lalu, Ayu pernah bercerita bahwa ada kakak kelas yang sering menghubunginya dan mengejarnya. Dia adalah Bli Sutha. Ayu mengaku masih bisa menjaga batasan dan menganggapnya hanya sebagai kakak, namun herannya dia masih tetap meladeninya tiap kali Bli Sutha menghubunginya.

Dan disaat aku sedang break dengan Ayu, kebetulan sekali saat Bli Sutha pulang ke Bali dan main ke sekolah. Anehnya, saat dia mensosialisasikan kampusnya di kelasku, tatapannya terlihat sedikit sinis kepadaku.

Perasaanku tidak karuan saat itu, saat dia juga berkunjung ke kelas Ayu. Tentunya saat yang tepat untuk melakukan tebar tebar pesona di hadapan Ayu dan teman temannya. Setelah kejadian itu, aku sampai menduga duga Ayu sepertinya bakal luluh kepadanya.

Namun dugaanku salah, saat akhirnya kita berbaikan kembali. Walau rasa curiga tetap saja membayangi, mengingat dia merupakan orang yang supel dan ramah terhadap cowok, bahkan kepada cowok yang jelas jelas suka kepadanya. Entah berapa kali Ayu bercerita bahwa ada beberapa cowok yang berusaha mendekatinya selain Bli Sutha.

Hubungan kami pun tetap berlanjut di tengah banyaknya orang ketiga yang berusaha mengganggu. Aktivitas mesum kami pun terus berlanjut hampir di setiap minggunya. Dan apabila Ayu tidak bisa meluangkan waktunya di akhir pekan, maka perasaan kesal berkecamuk di hatiku. Entahlah, apa karena pikiran negatifku yang belum terjawab selama ini, atau karena aku sudah ketagihan untuk bermesum ria dengannya.

Aku bukannya tidak memiliki teman, namun untuk hangout bareng mereka sangatlah jarang kulakukan. Bapakku termasuk orang yang sangat ketat soal waktu, sehingga aku tidak memiliki waktu yang fleksibel untuk keluar hingga tengah malam. Oleh karena itu, aku malas meladeni ajakan temanku untuk nongkrong, karena jam malamku hanya sampai jam 10 malam.

Aku sudah memiliki handphone saat itu, nokia 3310 dengan ringtone mission imposible yang ngetrend dan umum digunakan banyak orang. Tidak semua temanku sudah memiliki HP saat itu, namun untungnya Ayu sudah menggunakannya terlebih dahulu, sehingga menambah opsi alat komunikasi buat kami, walau Handphone tersebut lebih banyak kugunakan untuk ber sms saja, karena mahalnya harga pulsa saat itu bila sering kugunakan untuk menelpon Ayu.

Namun serunya model pacaran jaman dulu adalah, minimnya sosial media saat itu. Ditambah lagi Handphone jaman itu belum memiliki fasilitas kamera dan galery penyimpan foto. Sehingga bila kita kangen dengan pacar kita, tidak ada media untuk mengetahui aktivitas kekiniannya serta foto yang dapat kita buka kembali bila ingin melihat paras wajahnya, selain foto yang tersimpan di dompet.

Kegiatan Ayu di luar sekolah sangatlah padat, entah ngeband, modelling, les bimbel dan lainnya yang aku sendiri kadang tidak bisa selalu memantaunya.

Sehingga dengan keterbatasan teknologi komunikasi saat itu, hanya kepercayaan terhadap pacar yang bisa diandalkan. So, wajar terkadang akhirnya aku seperti cemburu tidak jelas, yang akhirnya seringkali membuat kita menjadi berantem dan diam diaman.

Namun harus kuakui, walau perasaanku seringkali dibuat naik turun olehnya, aku mulai mengenal anatomi bagian sensitif tubuh wanita darinya dan tentunya bagaimana cara saling merangsang alat kelamin masing masing.

Seperti halnya dengan Malam minggu kali ini, setelah puas bermain dengan kedua payudaranya, rasa penasaran dan ingin mendapatkan yang lebih lagi, muncul di pikiranku. Saat itu, posisiku sedang memangku Ayu yang bertelanjang dada di pangkuanku.

Kami saling berciuman, dan saling meraba bagian sensitif masing masing di bangku tengah mobil Ayu. Aku meremas remas payudara Ayu, dan Ayu mengocok batang penisku. Keringat kami sedikit bercucuran saat itu, karena minimnya sirkulasi udara di kabin mobil.

Aku kemudian menghisap salah satu payudara Ayu yang terpampang di hadapan wajahku.

"Sluurpppp.." agak sedikit susah menghisapnya, karena puting payudaranya tidak muncul seluruhnya.

Ayu pun mulai mendesah dan terlena dengan rangsanganku. Saatnya tanganku beraksi ke dalam celana jeans yang dia kenakan saat itu. Namun sempitnya celana yang dia kenakan membuat tanganku kesusahan untuk menerobos masuk.

Tanpa meminta izin, aku mulai berusaha melepas kancing jeans celananya.

"Mau ngapain? Jangan dibuka donk" tegur Ayu yang rupanya tersadar dari buaianku

"Mau pegang bentar" ujarku
"Jangan..udah ini aja (payudara)" ujar Ayu

Aku yang tidak ingin merusak mood Ayu pun, berusaha mengalah..untuk menang tentunya.

Kembali kuciumi sekujur wajah hingga telinganya, hingga dia merasa terangsang kegelian. Payudaranya pun kembali kujilati sembari kuhisap. Ayu sangat menikmati, saat kuperlakukan demikian. Dan saat kembali dirinya terlihat lengah, kucoba kembali membuka kancing jeansnya secepat mungkin. Dan..kali ini untungnya berhasil, sehingga tanpa membuang waktu, tanganku langsung bergerilya ke dalam celananya yang sudah mulai terbuka tersebut.

Ayu sontak terkaget saat kusentuh vaginanya, yang baru kuketahui saat itu, bila wanita yang sedang terangsang, maka vaginanya akan mengeluarkan cairan. Ayu berusaha menahan tanganku untuk berbuat lebih jauh dan mencoba menariknya, namun dengan sekuat tenaga tanganku tetap bergeming di dalam celana dalamnya, sehingga akhirnya membuat Ayu menyerah untuk menarik tanganku.

Kembali kualihkan perhatiannya dengan mengajaknya berciuman kembali, dan disaat dia kembali terbuai aku mulai melancarkan aksi di area vaginanya. Secara random, aku mencoba mengelus elus permukaan vagina Ayu, berdasarkan hasil pengamatanku dari Film Bokep yang pernah kutonton.

Ayu kembali mendesah tiap kali vaginanya kusentuh. Aku mencoba mengamati setiap perubahan ekspresinya, saat kusentuh beberapa titik di vaginanya, karena aku belum terlalu paham dengan yang namanya klitoris saat itu. Namun aku tidak sampai memasukkan jariku terlalu dalam ke liang vaginanya, karena aku tidak tahu apakah dia masih perawan saat itu. Jari jariku terasa semakin basah dengan cairan vaginanya setelah beberapa saat kugesek terus menerus.

Akhirnya, aku meminta Ayu bergantian untuk merangsangku. Dia lalu turun dari pangkuanku, dan mengambil posisi membungkuk untuk mulai mengoral penisku yang cenggur alias ngaceng nganggur sedari tadi. Kurebahkan tubuhku di sandaran bangku, agar dia leluasa mengoralku.

Walau masih amatir, namun karena ini pengalaman pertamaku dioral wanita, rasanya tetap saja nikmat. Aku serasa menjadi Raja walau sesaat, yang sedang dilayani dayangnya saat itu.

"Aaahhh..." saat lidah Ayu bermain main di batang penisku yang kemudian dilanjutkan dengan melahapnya.

Kuelus elus rambutnya untuk menggambarkan rasa puasku dengan service yang dia berikan. Sesekali sambil kuremas remas payudaranya yang menggantung...arrrghhhh...

"Drrrttt...." dan tiba tiba kamipun dikagetkan oleh suara soundtrack Mission Imposible dari HPku. Kulihat sejenak, ternyata panggilan dari rumahku.

"Ya..Halo.."
"Ya Pak..lagi di tempat temen..bentar lagi pulang"
"Yaaa .."

"Damn..lagi enak enaknya seperti ini malah diganggu suara HP. Kirain bakal dapet misi dari MI6, ternyata malah panggilan disuruh pulang ke rumah 🤣🤣.

"Siapa?" tanya Ayu menghentikan oralnya.
"Bapakku..biasa nyariin" jawabku

Kulihat jam di tangan sudah jam 10 lewat 15. "Duh mana nanggung ini" pikirku

Akhirnya kami memutuskan untuk pulang saja.
"Kamu ngadep sana, aku mau pake baju" pinta Ayu
"Apaan si, dah liat juga" candaku

"Iihhh..jangan ngintip pokoknya. Udah kamu ke depan aja" kata Ayu menyuruhku kembali ke bangku kemudi

Tak lama Ayu pun menyusulku ke depan, dan setelah membayar uang parkir di pintu gerbang kepada penjaga pos, kami pun pulang menuju rumah.

Setelah hari itu, terdapat momen dimana aku sebenarnya bisa melepas keperjakaanku bersama Ayu.

Di suatu hari, jam sekolah dipercepat dibandingkan biasanya. Karena para guru saat itu harus mengikuti rapat di kantor Depdikbud. Murid murid pun diperbolehkan pulang lebih cepat, sekitar jam 10 saat itu. Aku yang sudah mengetahui info tersebut sehari sebelumnya pun, memiliki ide mesum bersama Ayu.

Sepulang sekolah, seperti biasa kami bertemu di parkiran untuk pulang bareng. Saat itu aku ajak Ayu untuk main ke rumahku, dengan dalih menemaniku sebentar. Ayu yang sempat ragu, akhirnya mengiyakan ajakanku.

Kami pun bermotoran secara beriringan menuju rumahku. Cukup deg degan sebenarnya bila sampai diketahui tetangga rumahku. Namun dengan cueknya, kubukakan pagar rumahku dan menyuruh Ayu agar segera memasukkan motornya ke dalam garasi.

Untungnya situasi aman saat itu, Ayu pun masuk ke dalam jebakan, eh rumahku. Awalnya kita duduk berdekatan sambil menonton televisi di ruang tamu. Aku pun mencuri curi kesempatan dengan memeluk dan mencium bibirnya.

Ayu cukup merasa khawatir dan kurang nyaman sebenarnya saat itu, dan beberapa kali meminta izin untuk pulang. Namun sebisa mungkin kucegah. Dan saat aku belum memulai menjalankan rencana intiku, tanpa kuduga adikku yang masih SMP pulang dengan sepeda yang biasa dia naiki. Kudengar pintu pagar mulai dibuka olehnya, dan dengan secepat mungkin aku keluar rumah dan menghampirinya.

"Jangan masuk dulu ya, lagi ada temen" ujarku dengan sedikit memberi kode.

"Siapa tu? Ayu?" tanya adikku dengan gestur antara bertanya dan meledek

"Iya..udah kamu maen ke rumah temen dulu ya" pintaku

Untungnya adikku bisa diajak kongkalikong sama kakaknya yang sedang dilanda sange berat.

"Siapa?" tanya Ayu
"Adekku..udah pergi lagi si ke rumah temennya" kataku menenangkan

"Tu kan..udah aku pulang aja ya?" kata Ayu sambil bangkit dari tempat duduknya
"Eh..jangan donk sayang. Ntar aku sama siapa donk" bujukku sembari menggiringnya ke kamarku yang letaknya persis bersebelahan dengan ruang tamu.

Di kamar pun, aku kembali menciuminya hingga akhirnya membuat Ayu terbaring di tempat tidurku. Dan aku pun kemudian menindihnya sambil menciumi bibirnya. Tanganku yang sudah gatal, perlahan mencoba membuka kancing baju sekolahnya satu demi satu. Seperti biasa, awalnya tentu saja mendapat perlawanan darinya, hingga akhirnya dia menyerah tanpa syarat dengan sendirinya, bahkan yang tak kusangka dia menawarkan diri untuk melepas bajunya.

"Aku buka aja ya" tanya Ayu kepadaku

Tanpa banyak pikir tentu saja aku mengiyakan tawaran tersebut. Bahkan tidak hanya baju, melainkan rok abu abunya pun turut dia lucuti tanpa paksaan. Hingga akhirnya kami berdua sama sama hanya menyisakan celana dalam di tubuh.

Kuciumi tubuh Ayu mulai dari wajah, hingga turun ke payudaranya. Sedangkan vaginanya hanya kumainkan dengan jari jemariku dari balik celana dalamnya. Hingga sampailah, dimana alat kelamin kami saling bertemu, namun masih terhalang dengan CD masing masing 😝😝.

Dalam kondisi demikian, aku hanya menggesek gesekan penisku di permukaan vaginanya sambil saling berciuman.

Jujur, saat itu aku masih bisa mengontrol akal sehatku dengan baik. Aku selalu berprinsip sejauh jauhnya pacaran, jangan sampai berakhir dengan Making Love apalagi sampai memerawani cewek. Apalagi saat itu, perjalanan kami masihlah sangat jauh dalam menggapai cita cita 🤭🤭. Sehingga saat itu, aku tidak berpikir untuk berbuat lebih jauh lagi. Entah sesuatu yang mestinya harus kusesali atau kusyukuri saat ini.

Tak lama kemudian, adikku pun pulang, mungkin jenuh dan bingung juga dia di luar sana. Akhirnya dengan terpaksa, harus kuakhiri momen kentang ini, lantas kutahan sebisa mungkin adikku, agar Ayu bisa segera mengenakan pakaiannya kembali.

Ayu pun kemudian pulang ke rumahnya, karena siang hari kami harus kembali lagi ke sekolah untuk mengikuti les pemantapan menjelang EBTANAS. Saat aku memasuki halaman sekolah, kulihat Ayu yang sedang duduk berkumpul bersama temannya. Dia sempat menegurku dengan wajah ceria seolah tidak terjadi apa apa sebelumnya.

Buatku pribadi, aku sudah cukup jauh berhubungan dengan wanita saat itu, walau tidak sampai ML. Biar bagaimana, perasaan sayang tentunya muncul walau sedari awal niatku hanya ingin sekedar bermesum saja. Beberapa teman sekelasku, bahkan tidak menyadari bahwa aku menjalin hubungan pacaran dengan Ayu atau masih menebak nebak apakah benar aku berpacaran dengan Ayu.

Dan hingga akhirnya, muncullah penyebab putusnya aku dengan Ayu saat itu. Di suatu siang, di saat aku sedang terpulas di kamar, ibuku membangunkan karena ada telepon buatku. Kukira Ayu, namun ibuku bilang dari Alit yang baru kudengar namanya saat itu.

Akhirnya percakapan pun terjadi diantara kami. Alit awalnya menanyakan sosok Widi, teman dekat Ayu di kelas. Dia menanyakan apakah Widi ini sudah punya pacar atau belum, sehingga bisa kutebak bahwa Alit ini sedang berusaha mendekati Widi. Alit mengaku bahwa dia adik kelas 1 tingkatku, dan dia penasaran ingin mendekati Widi. Aku pun akhirnya percaya dengan Alit ini, bahwa dia adik kelasku. Dan aku pun memberi informasi terkait Widi sejauh yang aku tahu. Namun lama kelamaan, dia mulai mengorek ngorek hubunganku dengan Ayu.

Aku pun terbawa suasana, sehingga obrolanku menjadi sangat cair dan bercerita tentang hubunganku dengan Ayu, mulai dari kapan kami jadian dan sebagainya. Aku saat itu berpikir wajar kalau Alit ingin sekedar tahu hubungan kami, karena dia tertarik dengan Widi yang notabene teman akrab Ayu.

Namun, ternyata disitulah pangkal masalah berakhirnya hubunganku dengan Ayu. Di suatu siang, saat jam istirahat kebetulan aku tidak keluar kelas. Dina yang merupakan teman sekelasku, tiba tiba mendekatiku dan tumben tumbenan mengajakku mengobrol.

"Fer..kemarin ada yang nelp kamu ga?" tanya Dina
"Hmm..kenapa gitu Din?" tanyaku heran

"Ada ga?" tanyanya penasaran
"Ada si..ngakunya Alit, nanya2 Widi temannya Ayu. Emang kenapa?" tanyaku

"Hmmm..kamu tu pacaran ya sama Ayu?" tanya Dina
"Iya..masa kamu ga tau?" tanyaku heran

"Oh..bukan gitu. Aku tu dari kemaren ragu mau nanya. Kukira kalian cuma pacaran" kata Dina
"Hehehe..anak2 yang lain dah pada tau, masak kamu ga tau si?" Kataku heran

"Fer..maaf ya sebelumnya. Yang kemarin nelp kamu itu, Aldi nama aslinya. Dia tetanggaan sama aku. Nah dia sering nanya soal Ayu, lagi deket sama siapa, karena Ayu tu pacarnya Aldi. Nah aku jawab ga tau, cuma aku bilang lagi deket aja sama kamu, karena aku mikirnya kamu ga mungkin pacaran sama Ayu. Ya udah aku kasi aja nomor telepon kamu. Maaf ya Fer" kata Dina dengan wajah ga tega

"Jegerrrr..." rasanya kaget seperti tidak percaya
"Yang bener kamu Din? Emang mereka kenal dimana dan dari kapan pacarannya?" tanyaku penasaran

"Setauku si udah lama, sebelum sama kamu. Ayu kan punya band di luar sekolah, nah Aldi ini salah satu personelnya.

"Hmmm..masuk akal si dengan kecurigaanku dulu" pikirku sambil termenung

"Maaf ya Fer, aku ngasi nomor kamu tanpa izin. Dia maksa mulu si, sama pesen jangan bilang ke kamu" kata Dina lagi

"Hmmm..ya udah gpp Din..makasi ya infonya" kataku

Dan seharian itu, pikiranku kembali dibuat ruwet sehingga tidak bisa berkonsentrasi sama sekali dengan pelajaran hari itu.

Aku berusaha menarik benang merah, mulai dari Ayu yang diam diam ngeband di suatu acara tanpa bilang dan mengajakku, hingga hadirnya Aldi yang berusaha mengorek hubunganku dengan Ayu. Berarti, tanpa kusadari aku donk yang merebut Ayu dari Aldi. Dan kenapa aku begitu bodohnya juga bercerita dengan orang yang tidak kukenal langsung. Oh shit..lagi lagi aku dibohongi!!!.

Aku sempat berusaha untuk cooling down sejenak sebelum mengkonfirmasi kebenaran berita tersebut kepada Ayu. Hingga kubulatkan tekad, akan kuakhiri hubunganku dengan Ayu sesegera mungkin.

Malam harinya, kutelpon Ayu ke rumahnya. Kebetulan dia sedang berada di rumah saat itu.

"Halo..eh kamu" kata Ayu saat mengangkat teleponku
"Iya..kamu lagi ngapain?" tanyaku

"Ga lagi ngapain..habis makan aja" kata Ayu yang seperti tidak berfirasat kepadaku

"Yu..kemarin ada yang nelpon aku, ngakunya si namanya Alit. Awalnya nanya2 soal Widi, terus nanya soal hubungan kita. Kamu kenal?" tanyaku datar

"Alit? Alit siapa ya?" tanya Ayu
"Aldi maksudku, personel band kamu" jawabku

"Terus dia bilang apa?" tanya Ayu penasaran
"Kamu ada hubungan apa sama Aldi? Pantesan kamu ga mau ngajak aku waktu itu ya?" tuduhku spontan

"Aku ga ada apa2 sama dia. Dia emang pernah suka sama aku, tapi ya udah temenan aja" jawab Ayu

"Klo ga ada apa2 mestinya kamu ga boong donk mau ngeband saat itu" tegasku

"Aku ga ada apa2..klo kamu lebih percaya dia, ya udah" jawab Ayu yang seperti terpojok

"Aduh.*** taulah Yu..pusing aku mesti percaya siapa" kataku

"Ya udah kamu percaya aja sama dia..kalo perlu pacaran sama dia" jawab Ayu dengan emosi seraya menutup telpon

Sejak saat itu, kembali kami berdiam diaman dan seiring dengan berjalannya waktu, Ayu pun memutuskan hubungan kami yang mungkin lelah karena selalu kucurigai dan kucemburui. Aku pun tetap yakin kalau Ayu tidak jujur selama ini kepadaku. Entahlah, mana yang benar, aku sendiri akhirnya memutuskan untuk berkonsentrasi mempersiapkan diri menghadapi EBTANAS yang sudah didepan mata. Sejak saat itu, aku jarang bertemu dengannya. Terakhir kali kami bertemu saat pengambilan ijasah kelulusan SMA, dimana kami berada di ruangan yang sama namun tak bertegur sapa. Salah satu guru pun masih mengira kami berpacaran, dan meledek kami berdua, sehingga hanya senyum kecut yang tersimpul di bibir kami.

Setelah lulus, kami akhirnya meneruskan kuliah di Jakarta namun berbeda kampus. Dan yang kudengar, saat itu Ayu akhirnya sempat jadian sama Bli Sutha, kakak kelas yang terus berusaha mendekatinya selama ini.

Dan beberapa tahun yang lalu, Ayu sempat mengirimkan pesan lewat messenger FB, "Tunggu di depan gerbang ya, aku jemput" 😉

"Tamat"
 
Joh ajan asane ngoyongne di krobokan atau seminyak ne, lewat sunset road, masuk di denpasar, melali ne ke sanur, meblanje di gemeh paek tiara.. mimih joh gati melaline.. 😁😁 asane seumuran rage ne.. lanjut brooo... onden kanti wik wik ne..
Wkwkwk..pengeng be nah 🤣🤣
Cerita Wik wik ne nyanan di blanjong nah bli.

Salam Rahayu 😁
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd