GENGSI DONG ! (by : FigurX)
versi terjemahan
Terima kasih kepada suhu besar downhill atas bantuannya. Sudah sempat-sempatnya memberikan terjemahan versi indonesia di sini, meskipun nubi sadar beliau sedang sibuk-sibuknya menyusun kalimat dalam apdet terbaru tritnya hehehe
Kami tidak mengganti sedikitpun apa yang dimuat di dalam cerita versi asli.
Mungkin versi yang ini tidak akan semenarik jika dibaca dalam versi aslinya, tapi kami akan tetap berusaha yang terbaik buat anda
Bagian 3 : Penasaran
Scene 2
Setelah kejadian show Dana di cafe yang menggemparkan dunia persilatan, Nada urung memesankan gorengan untuk Hajar. Entah karena Nada malu atau bisa jadi mangkel (mangan tekel, hehe) (
kesal). Alhasil Hajar terpaksa potong kompas meminta nomer Hp Dana pada Nada untuk kemudian menghubungi sendiri.
Buah dari tehnik tingkat tinggi Dana dalam bertransaksi, ia berhasil melakukan penawaran handal sehingga akhirnya keluarga Hajar tidak hanya memesan gorengan, namun juga segala menu santap malam untuk suguhan acara reunian ayah Hajar.
"Eh Crut, katamu kemarin Nada mau pesan gorengan ya?, jadi apa tidak?", Khusna melontarkan pertanyaan saat ia sedang singgah di lapak Dana. Selain Khusna juga terlihat Indra sedang duduk diatas motornya seperti biasa, sembari menyulut sebatang rokok.
"Oh itu? yang mau pesan itu teman dia yang kemarin diajak ke cafe. Ini aku sudah WA an sama temannya Nada", jawab Dana kepada Khusna.
"Anak yang putih banget seperti putri barbie itu ya?", tanya Khusna lagi dengan nada penasaran.
"Hahaha
Gathel*)... Kamu pasti naksir ke dia kelihatannya kan thel?", terdengar Indra menimpali dengan pandangan penuh selidik.
"
Cuk*).. Diam saja kamu hehe", balas Khusna menuding Indra yang sedang nyengir meledek.
"Begini lho rek*), ternyata teman Nada yang bernama Hajar itu pesan banyak makanan, tidak sekedar gorengan. Katanya sih sekalian buat suguhan makan malam tamunya!", serobot Dana ditengah aksi saling semprot antara kedua sohibnya.
"Pesan banyak katamu
ndes*) ?, wooo aku ga percaya!. Aku yakin yang benar iku kamu telah merayu calon pembeli dengan segudang tehnik marketing. Lak iyo to?,
hancuk raimu desini juga).. Kayak gak ngerti kebiasaanmu saja aku ini!", Indra sang penyelidik selalu saja tahu intrik sohib-sohibnya hanya dengan melihat mimik muka saat berbicara.
"
Cuk*) ngerti saja tai satu ini hehe!", Dana tertawa renyah menerima tuduhan telak nan akurat dari Indra.
"Buat kapan itu No?, aku ikut nganterin ya!?, sekalian bawa mobilku biar bisa buat ngangkut makanannya!", Lagi-lagi Khusna penasaran dan bertanya ini-itu membuat Dana Indra tersenyum geli.
"Rabu. Terserah deh kalau mau ikut. Jangan telat. Jam 2 siang seluruh menu harus sudah siap meluncur!", jawab Dana seriously.
"Modus.. Moduss. Hati-hati No. Kamu dijadikan kendaraan pemulus rencana haha!, tapi aku ikut juga yo hahaha", seloroh Indra dengan jahil.
"He kamu jangan ikut-ikut pedekate cak !, bagianku ini", sergah Khusna menghalangi sepak terjang Indra dalam memburu mangsa.
"Sori.. Aku bukan tipe begitu lah yauw. Tenang.. Tak dukung 1000 persen su!, Indra menepuk pundak Khusna sahabatnya itu untuk memberikan efek penenangan. Terlihat Dana juga mengacungkan jempolnya mendukung perkataan Indra.
"Terimakasih sodara, kalian semua memang teman kental seperti ingus!..." ucap Khusna yang langsung disambut respon mimik ingin muntah dari kedua sahabatnya.
"
J*ncuk*), kosakatamu menjijikkan cuk.. Huekk", Indra memotong kalimat Khusna yang belum selesai sambil berjongkok ke arah selokan di belakang lapak. Sepertinya ia terlihat bersiap muntah. Mungkin dia hamil hehe.
"Iyo sori tante. Sebenarnya aku ini agak terkesiap waktu melihat sosok gadis di samping Nada yang menerima pot bunga itu. Anaknya kayaknya juga ngelirik-ngelirik ke arahku. Yaaa.. Doakan semoga jodoh gitu lho rekk!", lanjut Khusna lagi. Nun jauh di tepi selokan masih terlihat Indra yang memerah wajahnya.
"Eh Sebentar, aku lupa belum tanya ke Dono Sugentho sesuatu. Eh No, kemarin kok tiba-tiba bisa nyanyi uenak gitu?, kapan belajarnya? kok kamu ga pernah cerita?", Khusna mengintrogasi Dana gara-gara suara emasnya yang luar binasa.
"Hehe, oh itu ta?. Aku dulu vokalis grup band jaman SMA, the best grup band level SMA se-Surabaya versi Jawapos. Kadang ya aku bagian drum kalau drummernya pas k.o", ungkap Dana membuat kaget kedua sahabatnya yang tak menyangka bahwa si tukang gorengan ternyata memiliki sederet talenta.
"Wahh.. Mantab
cuk*). Sini biar bisa bikin grup sendiri. Kayak grup DOT jaman dulu itu lho cuman 3 personilnya!", sambung Indra memberikan ide.
"Hehe.. Usul yang bagus. Sayangnya aku gak minat!", komentar Dana dengan muka not interested.
-------
Rabu telah tiba..
Matahari cukup terik menyinari persada. Semilir angin menyusup diantara kehangatan sinar matahari, menambahkan nuansa rasa sejuk sepoi.
Lalu lalang kendaraan masih saja tidak berkurang meski suhu udara bisa dibilang cukup tinggi. Terlebih volume kendaraan di jalan-jalan protokol Surabaya. Begitu pula dengan kondisi jalan raya di wilayah kediaman Dana. Jalan yang terbagi dua oleh perempatan Dharmawangsa - Pucang itu terlihat cukup padat. Khusna yang berhenti di sebuah gang bergambar reog terlihat agak kesusahan memarkirkan kendaraannya.
Jam masih menunjukkan pukul 13 lewat 2 menit, tapi pendekar Khusna sudah duduk manis dalam mobilnya di depan gapura gang rumah Dana.
"Loha paijo!, sudah siap menu nya kah?. Ini aku di depan gang reog. Tak jemput kesitu atau kamu yang kesini?", Khusna menghubungi Dana melalui Hpnya.
"Jam berapa ini
ndul*) !?, cepat banget datangnya. Yo kamu yang kesini to !. Masa aku jalan
mbetotong*) bawa barang segini banyaknya??", terdengar suara Dana dari seberang telepon.
-------
Singkat kata singkat cerita, mobil Khusna baru saja berhenti di alamat yang tertulis pada WA Dana.
"Permisi pak, mau nganter pesanan buat mbak Hajar. ", ucap Dana kepada seorang sekuriti di gerbang rumah besar bergaya romawi.
"Mas Danu ya?, silahkan mas langsung saja ke arah pintu utama. Saya telponkan ke dalam. Kayaknya mbak Hajar lagi tidur. ", jawab pak sekuriti sopan.
"Dana pak.. Bukan Danu.. Hehe. Iya Pak saya tunggu saja dimobil sambil ngadem, Matur nuwun pak", imbuh Dana.
______________
*) Beberapa kata, istilah, umpatan dalam dialek suroboyoan tidak dapat diterjemahkan. Jikalau memang dipaksakan, maknanya akan berbeda jauh dengan aslinya.