Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Guru Muda Baru

Lanjut
Aku merenung terdiam dirumahku sendiri, diatas sofaku kuangkat kedua lututku. Kuraba bagian vaginaku yang terbuka di balik dasterku. Terasa sedikit lendir licin di area vaginaku. Ku gerakkan jadiku ke atas dan kebawah menggesek bibir vaginaku “ahhh… shhh… mmphh…”. Kenapa denganku ini, kuhentikan aksiku dan kulihat jariku terlihat dibasahi oleh lendir bening. Aku pun beranjak bangkit membasuh tanganku dan wajahku. Siang ini aku berencana ke pasar dari pada aku hanya dirumah saja. Sesampainya di pasar terlihat beberapa pedagang sudah beranjak mengemasi barang ada juga yang masih berjualan. Aku berjalan jalan mencari beberapa sayur dan buah untuk kebutuhan memasakku nanti. Saat berjalan beberapa kios tanpa sengaja bertemu Ibunya Andi dan juga Andi “ehh.. Bu Guru.. belanja nii Bu…” sapa Ibunya Andi. “Iyaa Bu.. ni nyari sayur sama buah buat dirumah..”. “Jarang jarang liat Ibu ke pasar lohh.. hehe…” canda Ibunya Andi. “Hehe iyaa Bu baru penat aja dirumah Bu… hehe..” jawabku. “Klo gtu saya pamit dulu yah Bu mau masak dirumah” pamit Ibunya Andi padaku dan pergi meninggalkanku. Terlihat Andi yang mengikutiku tersenyum nakal padaku. Aku pun melanjutkan belanjaku. Sampai setelah kurasa cukup saat aku mau kembali mengambil motorku tiba tiba ku dikagetkan oleh Andi “dorr… haloo.. Bu tumben ke pasar Bu hehe..”. “Astaga.. ngapain kamu kesini lagi” tanyaku. “Hehe aku gabut Bu dirumah, ayo Bu ikut aku” yang langsung ditariknya tanganku oleh Andi. “Eeeeh.. mau kemana ini.. lepasss Andii…”. Dibawanya aku ditempat yang sepi dan kumuh. Andi pun menunjukkan sebuah foto dan video saat kami berhubungan “masih ingat ini Bu… hehe.. Andi selalu terbayang bayang tubuh Ibu.. bikin nagihh… hihihi…”. “Kurang ajar kamu Andi!” tamparanku yang langsung ditahan oleh tangan Andi. “Tenang Bu… rahasia aman klo Ibu menuruti Andi hehe..”. “Apa yang kamu mau kurang ajar!”. Dipepetnya aku pada sebuah tembok “ahh…” dicengkramya kedua tanganku ke atas “ssstt… jangan berisik Bu.. nanti ada orang kesini.. tenang aja Bu.. hehe..”. “Lepass ahhh…” geramku padanya. Tiba tiba tangan Andi yang satunya menarik paksa dasterku hingga robek, karena aku tak pake BH terpampanglah kedua payudaraku “uughh.. wooww.. memang binal Ibu ini.. masak ke pasar ga pake BH sih Bu.. hihi..”. “Aahh… lepasskann…”. Dilepasnya cengkraman pada kedua tanganku dan dilucutinya dasterku hingga aku bertelanjang bulat “uiiingg… maaf Bu dasternya udah ga layak pake hehe”. “Ahhh… apa yang kamu lakukan…” aku pun segera menutup bagian payudaraku dan vaginaku yang terbuka. “Emmm… ni lagi masak pergi keluar juga ga pake CD sih Bu hehe…”. “Kurang ajar kamu!” bentakku. “Tenang Bu nanti ada yang kesini, saya coba video call suami Ibu biar lihat kelakuan Ibu klo diluar hehe..”. “Ahhh.. jangann..”. “Tenang Bu.. asal Ibu nurut saya ga akan pencet tombol ini.. hehe… sekarang buka Bu jangan ditutupi puting Ibu sama memek Ibu..”. Akupun perlahan menurutinya membuka bagian payudaraku dan vaginaku.









“Uuu… memang mantap Ibu.. ga ada duanya hehe..”. “Sudahh.. puaskann kamu…” geramku. “Belumm.. sebentar Bu..”. Dipaksanya aku merunduk dan Andi pun mengelurkan penisnya yang sudah tegang “jepit ini pake tete Ibu..”. Diarahkannya penis itu disela sela payudaraku “ahhh…” terasa hangat, digoyangkannya penis itu membelah belah sela payudaraku sambil diremasinya kedua payudaraku “ahhh.. ahhh.. ahhh.. lepass Andii.. ahhh..”. “Maaff Buu.. ahhh.. enakkk… mmphh.. ahhh..”. Kini Andi berganti posisi berbaring diatas tanah dan aku dipaksa naik dan duduk bersimpuh diatasnya “ahhh..” terasa batang penis Andi menempel bibir vaginaku yang sudah basah. Andi melanggar janjinya, tiba tiba melakukan panggilan video dengan suamiku Mas Dimas. Diarahkannya kamera itu ke arah wajahku dari bawah “hallo.. ada apa sayang kok videocall.. baru dimana ini?” tanya suamiku dari jauh sana. “Ahhh.. ini baru dibelakang rumah Mas..”. jawabku bohong. Terasa Andi mulai menggoyangkan pinggulku membuat gesekan penisnya di bibir vaginaku “ahhh… “. “Kenap sayang?” tanya suamiku lagi. “Gapap Mass.. aku kangen Mass.. ahhh.. pengenn…”. jawabku sekenanya. Goyangan itu makin itens menggesek bibir vaginaku, ditambah lagi tanganku diarahkan untuk meremasi payudaraku sendiri “ohh.. sabar yah sayang tunggu aku dirumah..” kata suamiku. “Ahhh.. ahhh… ahhh.. iyahh.. Mass… ahhh…”. Diarahkan kamera itu ke bagian payudaraku yang terlihat aku sedang meremasi payudaraku sendiri “sabar sayang.. ahhh.. kamu buat burungku tegang..”. “Ahhh.. iyahh.. Mass.. shhh.. ahhh.. cepet pulang Mass.. ahhh…”. Sampai akhirnya penis Andi mulai masuk ke dalam “bleshh… ahhhh…”. “Yahh.. sayang sebentar.. aku sambil ke kamar mandi dulu..”. Andi pun mulai menggoyangkan tubuhnya naik turun memompa vaginaku “eghh.. ahhh.. ahhh.. mmmphh.. ahhh… ahhhh…” sambil aku masih meremasi payudaraku sendiri. Terlihat dalam videocall Mas Dimas mengeluarkan penisnya dan mulai mengelus memainkan penisnya “ahhh.. lanjuttt… sayang… ahhh… ahhh..”. “Ahhh.. iyahhh.. Mass.. ahhh… ahhh…” akupun menggeleng gelengkan kepala. Gerakan Andi makin cepat “ahhh.. ahhh.. ahhh.. ahhh… ahhh… mmmphh.. iyahh.. ahhhh.. shhh.. ahhh… ahhhh…”. “Iyahh.. sayangg.. teruss.. ahhh… coba sayang aku lihat memekmu sayang aahhh…” kata Mas Dimas dari videocall yang berlangsung. Andi pun segera melepasnya dan pas tubuhku bergetar mengeluarkan cairan dari dalam vaginaku “plophh.. ahhh.. ahhh.. iyahh.. ahhh… ohhh..”. Terlihat vaginaku sangat basah dan kulihat Mas Dimas dalam videocall gerakan tangannya makin cepat dan “croott.. ccroott.. croott..” cairain Mas Dimas memuncrat membasahi layar hp miliknya. Sedangkan aku masih berlanjut, dibaringkannya tubuhku dan “bleshh.. ahhh..” kembali vaginaku dipompa oleh Andi “ahhh… ahhh… ahhh… ahhh.. shhh… ahhh… mmphhh.. ahhh… ahhh.. sshh.. ahh.. iyahh… ahhh…”. Terlihat Mas Dimas masih sibuk membersihkan layar hp nya hingga tak berlangsung lama “ahh.. ahhh.. ahhh.. iyahh.. ahhh… plophh.. ahhh.. croott.. croott.. crrott..” cairan Andi menyembur berceceran mengenai tubuhku. Akupun mengucap “terima kasih sayang muahh…” dan menutup panggilan videcall itu “semoga Mas Dimas tidak melihat cairan ini tadi” batinku. Aku yang mengatur nafas dibangunkan oleh Andi yang memberiku sebuah cardigan rajut panjang tuk menutupi tubuhku. Kini aku berjalan dengan Andi keluar dari tempat ini. Cukup ramai ternyata saat kami keluar yang kebetulan sedang ada pawai. Kami sempat berdesak desakan di kerumunan dan terpisah. Aku tidak dapat bergerak karena dikerumuni beberapa orang.







Terasa ada sesuatu menyentuh pantatku “ahhhh..” berlanjut seperti cardiganku ada yang menarik dari arah belakang hingga terbukalah kedua payudaraku. Aku berusaha menutupinya dengan tanganku. Kurasakan kembali cardiganku tersingkap ke samping dan terpampanglah pantatku. Sentuhan itu makin terasa dipantatku dan tiba tiba “bleshh.. ahhh..”. Sesuatu seperti penis mulai keluar masuk vaginaku “mpphh.. mmphhh.. eggh.. shhh.. mmphh… ehh…” aku berusaha menahan suaraku. Kurasakan juga dari belakang sebuah tangan meraba hingga sampai bagian payudaraku dan “ahhh…” diremasinya payudaraku sambil dipompanya vaginaku dalam kerumunan ini “mmphhh… mmphh.. sshh.. eghhh.. ahhh.. shhh.. mmphhh…” aku menggelengkan kepala “sshh.. mmmphh.. ehhh.. egghh.. mmmphhh.. ahhh… mmmphh.. mmmphh.. sshh… ahhh… mmmphh…” aku menutup mulutku hingga akhirnya “eghh.. eghhh.. eghh.. mpphh.. mmmphhh… eggh.. plophhh.. eghh… crottt croott.. crott..” terasa hangat cairan itu membasahi pantatku. Tak sampai disitu, aku yang membenahi cardiganku tiba tiba ditariknya aku dan dibawanya aku menyelinap diantara kerumunan ke suatu tempat. Seperti gedung terbengkalai. Disana aku disambut beberapa pria, betapa malunya aku saat itu. “Kawann… ada lonte enakk.. hari ini.. aku barusan mencicipinya rasanya yahutt.. penisku sangat puass hahaha…”. tawanya pada sekumpulan pria. Aku saat itu sangat ketakutakan “jangann.. pliss.. lepaskann akuuu.. tolongg…”. Salah satu pria datang menghampiriku “sstt.. diam nona.. pesta baru saja akan dimulai hahaha…”. Tiba tiba ditariknya aku di tengah ruangan.









Mereka langsung mengeluarkan penisnya masing masing. Mereka pun langsung mengerumuniku “ahhh… hentikann…” payudaraku mulai diremasi oleh mereka. “Uuughhh.. mantapp sekali ni tete.. ahhh… yahudd..”. “Aaahh… hentikann.. ahhh…”.







Diangkatnya kedua pahaku oleh kedua pria pria dari sisi kanan dan kiri. Ada pria lain lagi yang meletakkan jariku dan “aaaghh… ahhh… hentikannn… aghhhkk… ahhhh… kyahhh… ahhhh… ahhhh…” dikocoknya vaginaku oleh pria itu dengan jarinya hingga tubuhku mengejang dan vaginaku basah “aaaghh… ahhhh… iyahhh… ahhhh…”.







Diturunkannya pahaku hingga kakiku menapak lantai. Tapi dari belakang kurasakan sebuah penis menempel di pantatku











“stopp.. stopp.. jangann… ahhhh…” perlahan dan “blesshh… aghhh…” penis itu mulai masuk kedalam vaginaku dan mulai keluar masuk memompa vaginaku “ahhhh.. ahhhh.. hentikann.. ahhhh… cukupp.. sudahh… ahhh… ahhh… lepass.. shhh.. ahhh… ahhhh… ahhh… ahhhh…”. “Ughh.. memekmu enak banget ughh.. lontee.. ahhh.. uhhh.. ayoo terusss ahhh..” sambil pria itu menampar nampar pantatku. “Aaahhh… stopp.. ahhh.. ssudahh.. cukupp.. ahhh..”. Dan tak berdelang lama “plophh.. ahhhh… croott.. croott.. crrott… ahhh…” ia menumpahkan cairan kental itu diatas pantatku. Digiringnya aku untuk jongkok yang ternyata sudah ada pria lain dibawahku dan “bleshhh… ahhhh.. kkyaahhh.. ahhhh… ahhh… hentikann… ahhhh… ahhhh…” tubuhku naik turun menerima hujaman penis itu “ahhh… ahhhh… ahhhh… ahhhh… ahhhh…” sampai akhirnya “plophh… ahhh… croott… ccroott… crott.. ahhh…” kembali penis itu menyempurkan cairan yang mengenai punggungku.











Diangkatnya tubuhku dan diangkat salah satu kakiku dan “bleshh.. ahhhh… ahhhh… ahhhh… ahhh…” kembali hujaman penis itu di vaginaku “ahhh.. shhh… ahhh… ahhh.. ahhh… ahhh.. iyahhh… ahhhh… ahhh… ahhh..” sampai akhirnya tubuhku bergetar dan “plophh.. ahhh… croott.. croott… croottt.. ahhh…” penis itu menyemburkan cairan mengenai perutku. Akupun tergeletak dilantai dan kembali lagi “bleshh… ahhhh…” pria lain lanjut menindihku “ahhh.. sshhh… sudahh.. ahhhh… ahhh… ahhh… ahhh.. mmphhh.. ahhhh… hentikann.. ahhhh… iyahhh… ahhh… ahhhh… ahhhh…” sampai akhirnya “ploophh.. ahhh… crott… croott.. croott..” kembali tubuhku dilumuri cairan dari penis itu. Dibaliknya tubuhku hingga posisiku tengkurap, ditariknya pinggulku ke atas dan “bleshh.. ahhhh…” kembali vaginaku dipompa sebuah penis “ahhh.. ahhhh.. ahhhh.. ahhhh… iyahhh.. ahhhh… ahhh.. ahhhh… mmphhh.. ahhhh… sstoo.. oppphh.. ahh.. ohhh.. ughh… ahhhh.. emmm.. ahhh.. ahhh…” dan “plopphh.. ahhh croott… crrott.. croott..” pantatku berlumuran cairan kental itu. Aku terbaring miring, diangkatnya tubuhku hingga aku berbaring diatas seorang pria dan “bleshhh… ahhhh…” kembali lagi vaginaku dihujami penis “ahhhh… ahhhh.. ahhhh… ahhhh… ahhh… ahhhh.. ahhh.. emmm.. iyahhh.. ahhhh.. ohhh… ahhh…” pria lain menjepitkan penisnya di sela payudaraku “ahhh.. ahhhh.. ahhhh… emmm.. ahhhh… ahhhh… ahhhh… ahhhh… ahhh… ahhh… ahhh… ahhh..” sampai akhirnya “plophh.. croott.. croott… croott.. ahhh… ahhh..” mereka menyemburkan cairan itu mengenai perut dan payudaraku. “Ahhh.. ahhhh… ahhh…” aku mengatur nafas dan tiba tiba ada suara sirine polisi “uuwwiiiiuwww… uwewiiuuuww… uwwiweeeww… siapa disana jangan bergerak!”. Mereka pun segera mengemasi pakaian mereka masing masing dan kabur meninggalkanku yang berlumuran cairan putih kental ini. Seseorang pun datang menghampiriku yang ternyata adalah Andi yang memainkan sirine polisi melalui hp miliknya “Andii… ahhh… terima kasih Andii..”. “Maaf Bu Andi terlambat..”. Tiba tiba Andi mengeluarkan penisnya “tadi Andi melihat kejadian yang dialami Ibu sambil Andi mengocok penis Andi.. ahhh..”. Andi melanjutkan mengusap usap penisnya dihadapanku. Dan “aghh.. aghh..” suara Andi mengarahkan penisnya di vaginaku dan “crott.. croottt.. crrott…” iya semburkan cairan itu di lubang vaginaku yang terbuka dan “bleshh.. aghh… Andii…”. “Maaf sebentar saja Bu.. aghh.. agghh.. aghhh…”. Andi membenamkan penisnya, kurasakan sisa cairan itu membasahi liang vaginaku “aghh… ahhh…”. “Plophh.. ahhh..”dicabutnya kemudian penis Andi dari dalam vaginaku.







Terasa cairan hangat mengalir keluar dari dalam vaginaku. Andi pun berbaring di sampingku. Hari menjelang sore, terdengar suara hp ku bergetar. Tubuhku menyamping sambil mengangkat hpku yang ternyata panggilan video dari suamiku “haloo.. sayang dimana?” tanya suamiku dari sana. Tiba tiba kurasakan dari belakang Andi menempelkan penisnya dipantatku dan “blesshh.. eghh…”. Andi mulai menggoyangkan penisnya keluar masuk vaginaku. Karena posisiku menyamping, Andi pun tak terlihat di kamera karean terhalang tubuhku “eggh.. iyahh.. haloo.. Masshh.. mmphh.. ehh.. ini.. eghh.. ini aku lagi bersandar di terasshh.. ahhh..”. “Ohh.. yasudahhh sayang ni aku perjalanan pulang tapi kejebak macet karena pawai.. tunggu aku dirumah yah sayang..”. “Eemmmpphh.. eghh.. ehhh.. iyyahh.. ahhh… ahhh.. Masshh.. emmm.. ktunggu druma… ahhh.. Masshh.. shhh.. ahhhh.. ahhhh.. ahhhh.. ahhhh… Mashh.. ahhh.. iyahhh.. mmphh.. shhh.. ahhhh…”. “Kamu tidak apa apa kan sayang?” tanya suamiku “iyah.. Masshh.. ahhh.. enggaa.. ini akuu.. mmmphhh.. ahhh.. selanggg.. tanaman drumahh.. membelah selangkanganku Mashh.. ahhh.. gelii.. ahhh.. mmmpphh.. ahhh… iyahhh… ahhhh.. ahhh…”. “Hahaha.. sabar sayangg… ditahan dulu.. awas dilihat orang looo nanti..” tawa suamiku. “Aahh.. iyahh.. Mashh.. mmmphhh.. ahhhh… Mashh… ahhh… sudahh.. dulu yahh.. Masshh.. inii.. akuu.. ahhhh.. iyahhh…” tiba tiba “plophhh… ahhh.. croott.. croott.. croott.. ahhh…” cairan Andi menyembur membasahi layar hpku. Terlihat suamiku belum menutup panggilan videonya. Dan yang ia lihat sperti layar blur karean cairan Andi. “Sayang.. haloo.. kok blurr sayang.. kameranya ga jelass..”. Diambilnya hpku dan diarahkannya oleh Andi ke arah vaginaku. Diusapnya layar hpku pada pahaku dan “wooww.. basahh banget sayangg…”. Terlihat vaginaku yang basah dan terbuka “aahh.. iyaaa.. Mashh… masih lama kah pulangnya Mashh..” tanyaku. “Emm.. mungkin 2 jam lagi sayang..”. “Oke.. Mashh.. sudahh dulu yaa Mashh.. ku mau mandi dulu..”. Yang langsung dijawab Mas Dimas “oke sayang”. Dan panggilan pun berhenti. Kembali ku tutup tubuhku dengan cardiganku dan beranjak pergi dari tempat ini bersama Andi. Andi mengambilkan motorku dari parkiran dan memboncengkanku kemudian sampai ke rumah. Ia pun berpamitan meninggalkanku didepan rumah. Segera aku masuk rumahku tuk menyalakan lampu dan membilas tubuhku.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd