Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Guru Muda Baru

Bimabet
Pov Rahmi



Akhirnya kehidupanku menjadi lebih baik setelah aku ikut dengan Hilda, disini aku kembali hidup mandiri dan mendapat pekerjaanku kembali sebagai seorang perawat. Senang rasanya, apalagi Hilda sudah menemukan pasangannya dan membuka lembaran baru, disisi lain anak Pak Joko juga sudah mandiri disini dapat pekerjaan untuk menghidupi kehidupannya sendiri juga. Awal mula sampai sekarang aku bekerja di Rumah Sakit cukup mengasyikan walau kalo dapat jatah shif malam kadang terasa seram, untungnya perawat disini lumayan banyak yah cukup ada teman klo ada apa apa disini. Tetapi selama aku disini kadang aku menjadi sorotan beberapa lelaki dan temanku “apa yang mereka lihat, apa karena penampilanku atau ukuran payudaraku ini, ah entahlah asal ga ada yang macam macam aman aja sih” batinku. Ya memang sepertinya disini yang paling montok dengan payudaranya hanya aku. Apalagi ditopang dengan posturku yang cukup tinggi. Walau begitu aku tetap brusaha menjaga diri saat ini. Minggu demi minggu berlalu tak terasa sudah hampir 2 bulan aku disini. Kadang yang membuatku risih disini si petugas satpam yang kadang ganjen ke perawat lain apa lagi aku “huff..”. Hari berikutnya aku kedapatan masuk shif malam, shif yang membuatku ngantuk dan malas. Tapi yah namanya tugas harus dijalankan. Entah disaat itu hanya 2 orang yang jaga aku dan temanku Fira, Fira ini orangnya kecil cantik, gesit. Saat ku tanya “yang lain kemana?”. “Pada izin Kak” jawab Fira padaku. Yasudahlah semoga malam ini berlalu dengan cepat. Kami pun bergantian melayani pasien yang menginap disini. Cukup melelahkan karena Rumah Sakit ini juga cukup luas. Hingga sampai di suatu momen saat aku memeriksa pasien diruang 272, entah apa yang dipikrkan Bapak ini. “Suster jika saya bunuh diri disini, apa yang terjadi pada Suster nanti?” Tanyanya kepadaku sambil mengarahkan pisau buah ke lengannya. Karean diruang ini hanya beliau seorang aku pun berusaha menenangkan “tenang Bapak, saya bantu Bapak agar membaik.” Kembali Bapak itu mengancam “klo saya mati brati suster gagal merawat saya, keluarga saya akan menuntut Rumah Sakit ini begitu juga anda!”. “Jangan pak, saya akan bantu Bapak” aku yang berusaha menenangkan. “Sungguh! Jika mau bantu saya, mendekatlah kemari”. aku pun mulai mendekat. Bapak ini pun berbisik kepadaku “sejak Suster tiap kesini menjenguk saya, saya selalu penasaran dengan isi di dalam itu” sambil mata Bapak itu mengarah ke arah buah dadaku. Sontak aku langsung menutupi dengan kedua tanganku. Dan ia berkata lagi “klo tidak jadi membantu saya yasudah saya mati saja disini”. Akupun berusaha menghentikan “baik Pak, mau Bapak apa sekarang”. Langsung ia jawab “apalagi, coba sekarang saya mau lihat dalamnya isinya apa hehe”. Setelah itu kujawab “setalah saya tunjukkan Bapak harap tenang kembali tidur tenang tenang”. “Oke Sus setuju” dengan pisau masih menempel di pergelangan Bapak itu aku yang gugup perlahan membuka kancing bajuku hingga terlihatlah gundukan payudaraku yang masih tertutup oleh BHku. “Waa… mantapnya” kata Bapak itu. “Sudah kan Pak” kataku. “Kan aku bilang dalamnya, ini belum dalamnya, ayo dikit lagi hihi”. Dengan sedikit kesalnya aku pun mencoba melepas BHku hingga terpampanglah kedua buah payudaraku. “Waaa… mantap sekali Suster besarnya hmmm…” gumam Bapak itu. “Sudah kan yah Pak” saat aku ingin menutup kembali dengan kemjaku tiba tiba ditariknya tanganku dan dipluntirnya ke belakang tubuhku “awww sakit Pak”. Dan diarahkan pisau tadi ke leherku “hehe jangan macam macam atau ini akan semakin sakit”. “Ahhhh… Pak lepaskann…”. “Tenang manis… tugas perawat kan merawat dan melayani pasien sampai sehat, sekarang tugas Suster melayani saya sampai keluar hehe”. Tiba tiba kedua tangan Bapak ini langsung mencengkram kedua payudaraku. Aku pun berusaha menahan dengan kedua tanganku “ahhh… jangannn Pakk..”. “Uuuuhh.. emangg mantap, tangan saya sampai ga muat”. Diremasinya kemudian kedua payudaraku olehnya “aaaa… Pakk… sudahhhh… jangannn… ahhhhh….”. Dicubitnya kemudian putingku olehnya “aaagghkkk….” .”jangan berisik atau aku plintir plintir putingmu”. Aku pun berusaha menahan “mmphhhh… mpphh… ahhhh…. Pak sudahhh…”. Cukup lama payudaraku dimainkan hingga membuat tubuhku tiba tiba bergetar dan “ahhhh… ahhhh… ahhhh…” sepertinya vaginaku mulai basah. “Hehehe kamu sange yaa aku giniin” kata Bapak itu. “Ahhh.. Pakkk sshhh… sudahhh…”. Didorongnya aku hingga membuat kemejaku ikut terlepas dan aku pun langsung menutupi kedua payudaraku dengan tanganku. “Ahhh.. Pak kembalikan kemeja saya”. “Uuuu… nanggung Suster”. Dikibas kibasnya kemejaku kemudian oleh Bapak itu. “Sini klo mau ambil kemejamu, atau kamu meu seperti itu keluar dari sini memperlihatkan susumu yang montok itu hihihi.” Aku pun mulai mendekat dan mencoba meraih kemejaku malah membuat tiba tiba Bapak itu merangkulku dan membenamkan wajahnya di kedua payudaraku “aaahhh… Pakk… lepass…”. “Uuuuu… emang mantapp..”. Tiba tiba diplorotkannya celanaku hingga sampai lututku. “Pakkk.. jangannn…” aku berusaha mendorong bahu Bapak ini tapi sia sia. Kini jari jemari Bapak ini menyentuh nyentuh Bagian CDku dari belakang. Terasa kemudian disingkapnya CDku kesamping dan “Ahhhh… Pakkkk… mmmphhhh… ahhhh… lepassshhh… ahhhh… jangann…” jari Bapak itu mengaduk aduk bagian vaginaku dan dikeluar masukkannya ke dalam vaginaku yang sudah basah. Aku hanya bisa meremasi bahu Bapak ini. Terdengar suara “kecepak.. kecepakk.. kecepakk.. ahhhhh…” vaginaku sudah sangat basah sekali, aku pun sedikit bergetar dan melemas. Bapak itu pun kemudian menghentikan aksinya dan kini menarik tubuhku hingga terangkat ke atas kasur dan “ahhh…” aku pun berbaring di atas Bapak ini. Diremasinya kemudian kedua payudaraku “aahhhh… shhhh… Pakkkk… sudahhh… lepaskann saya…”. Terasa dari bawah Bapak itu memelorotkan penisnya dan keluarlah penis itu menempel di bibir vaginaku “ahhhh… Pakkk… jangannn..”. “Tenangg Sus, kan tugas Suster melayani pasien hehe”. Ditekannya penis itu dengan tagan Bapak ini membuat gesekan gesekan di bibi vaginaku “ahhhh… mmmphhhh… Pakkkk… ahhhhh…. Sshhhh… ahhhhh…” karena gerakan pinggulku yang mencoba melawan malah membuat penis itu “blessshhh… ahhhhh….” Masuk ke dalam vaginaku “uuughhhh…. Masih rapettt juga ternyata Sus.. ahhhh… mantappp.. penisku terasa kesedot sedottt ughhhh…. Ahhhhh…”. Digoyangkannya pinggul Bapak ini membuat penisnya keluar masuk memompa vaginaku “aaahhhh… Pakkkk…. Shhhhh… sudahhh… ahhhhh… ahhhhh… ahhhhh….”. Didorongnya tubuhku hingga terangkat maju kedepan membuat posisiku duduk menindih penis Bapak ini “aahhhh… ahhhhh… ahhhhh… yahh.. heemmphhh.. Pakkk… ahhhhh… “. Bapak ini juga ikut bangkit memelukku dan menggeser posisi kami menjadi duduk berpangkuan di tepi kasur. Kami pun berdiri dan didorongnya tubuhku kedepan sampai membungkuk dan kedua tanganku ditariknya oleh Bapak ini dan “ahhhhh…, ahhhh… ahhhhh… ahhhhh… mmphhhh… ahhhhh… mmmpphhhh… ahhhhh…. Iyahhhh… ahhhhh… ayhhhh…. “ dipompanya vaginaku. Aku hanya bisa menggeleng gelengkan kepalaku. “Ughhh… mantappp sekai Sus, andai saja istriku kamu, aku betah dirumah hehe”. Cukup lama pompaan itu dan tubuhku pun bergetar “ahhhh… ahhhhh… ahhhh…”. “Gimana enak kan Sus hehe”. Dilepasnya kemudian penisnya dari dalam vaginaku “plopphh… ahhhh….”. Direbahkannya kemudian tubuhku di tepi kasur, diangkat dan dibukanya pahaku, diarahkan penisnya kembali ke vaginaku dan “bleshhhh… ahhhhh… ahhhh… ahhhhh… ahhhh… “ dipompanya kembali vaginaku oleh Bapak ini. “Ughhhh…. Ughhhh…. ahhhh… “ kami pun saling berkeringat. Gerakan juga makin cepat, aku menggelengkan kepala “aaahhh… ahhhhh… ahhhhh… ahhhh.. akhhhhgggg…. Plopphhh… ahhhh… croottt croottt crrottt…” aku keluar bersamaan dicabutnya penis Bapak ini dan menumpahkan cairannya diatas perutku dan mengenai payudaraku. Aku pun mengatur nafas. Dan Bapak ini malah mencium keningku “terima kasih Sus atas jasanya, saya menikmatinya hehe”. Akupun bersedih dan segara mengenakan celana dan kemejaku kembali. “BH saya simpan untuk kenang kenangan” kata Bapak itu. Aku pun segera keluar dan menghampiri Fira. “Kamu kenapa Kak kok berkeringat dan bersedih?“ tanya Fira padaku. “Gapapa, aku mau istirahat dulu” jawabku dan langsung menuju ruang belakang.
 
bu guru & rahmi. Buat rahmi makin hot & binal, bikin lupa akan statusnya
siap menunggu cerita suhu
 
Kembali ke Guru Hilda



Hari hari berlalu sejak saat itu Andi tak pernah lagi datang les ketempatku. “Ada apa dengan Andi yah?” Pikirku. Yahh entahlah, aku pun melakukan aktivitasku yang kadang terasa bosan karena tidak mengajar lagi sampai suatu ketika. Ada paket datang kerumahku. Yang setelah kuterima ternyata paket untukku. Aku pun penasaran dan membukanya ternyata paket ini dari Andi yang ternyata berisi ucapan terima kasih karena sudah mengajar dan menjadi guru yang baik hingga Andi bisa lulus mendapat nilai yang baik dan lanjut ke perguruan tinggi. Aku pun turut senang dan kubuka lebih dalam lagi ada bungkus kotak lagi yang setelah kubuka ternyata sebuah gaun yang lebih tepatnya seperti daster, dan tulisan dari Andi “ini kado buat Ibu pakai besok, walau ga seberapa mungkin bermanfaat buat Ibu”. Yah bolehlah besok coba aku pakai. Dan ada lagi sebuah kamera kecil yang tidak tau apa ini untukku atau yah entahlah aku simpan dulu. Keesokan harinya setelah suamiku berpamitan untuk kerja dan aku lanjut aktivitasku seperti biasa ku coba pakai daster pemberian dari Andi. Ku lepas seluruh pakaianku dan kubuka daster dari Andi yang ternyata ada BH dan CD kecil yang terbuat dari kain. Kucuba pakai dan setelah itu ku pakai daster tersebut “waaa… seksi juga aku pakai ini” dengan daster sedikit menerawang warna putih yang berisi BH dan CD kecil berbahan kain berwarna putih. Bolehlah, kulanjut beberes menggunakan baju ini, lagian ga ada orang juga disini hingga tiba menjelang sore, ada suara orang mengetuk pintu. Akupun segera menghampiri dan membukakan pintu yang ternyata adalah Andi “ehh… Andi tumben kesini, udah lama loo ga kesini..”. Andi pun melongo dan baru kusadari dengan apa yang ku kenakan, aku segera mencoba menutup bagian dadaku. “Wooww terima kasih Bu udah mau makai, anu Bu kemarin ada kamera kan Bu, saya mau ajari Ibu cara pakainya” kata Andi. Aku pun segera mengambilkannya “ohh.. kamera itu, sebentar Ibu ambilkan”. Sambil setelah itu aku tutupi bagian dadaku dengan bantal sofaku. “Nahh ini Bu cara pakainya”. Aku pun mendekat pada Andi dan betapa kagetnya aku dengan apa yang aku lihat. Ternyata Andi memutar rekaman saat aku berada di rumah Andi dan ketiduran, benar saja dalam video itu. Aku yang tak sadarkan diri telah dinikmati tubuhku oleh Andi dari bagian payudaraku hingga vaginaku sampai ditumpahkannya cairan kental itu di atas perutku. Aku pun shock saat itu. Dan Andi pun berkata “hehe bagus kan Bu, untung pas Ibu yang menerima paket bukan suami Ibu”. “Kurang ajar kamu Andi!” Aku pun marah dan sempat ingin menampar Andi tapi ia tahan “sebentar Bu, klo Ibu melukai saya, saya juga bisa melukai Ibu dengan mengirim ini suami Ibu” kata Andi. “Jangan kurang ajar kamu Andi!”. “Eitss… sabar Bu…. saya akan jaga rahasia ini asal saya diberi hadiah atas keberhasilan saya Bu”. “Apa maumu Andi!”. Andi pun merebahkan dirinya sambil menarik kedua tanganku membuatku kini menindih paha Andi. “Lepaskann.. Andii.. jangan kurang ajar kamu!”. Kurasakan seperti penis Andi sudah tegang karena vaginaku yang masih berbalut CD sexy ini menindih bagian penis Andi dari luar celananya. Digoyang goyangkannya kemudian paha Andi yang membuat bagian tonjolan di celana Andi menggesek bagian luar CD sexy ku ini “aahhhh… jangannn… Andiii … hentikann!”. “Uuuu… Bu Guru emang mantap, membuat burung Andi ingin keluar dari kandang hihi..“. Dihujamkannya kepala Andi diantara kedua payudaraku ini “hmmm… Bu Guru emang harum, hangat lagi hihi..” diendus endusnya sela sela payudaraku sambil Andi mengelengkan kepalanya membuat putingku hampir keluar dari BH sexy ku ini. Kurasakan sepertinya celana Andi mulai melorot perlahan dan “ahhh… Andiii…” penis itu tiba tiba menelisik masuk membelah sela CD ku, vaginaku ku pun juga sudah basah karena gesekan Andi tadi “hentikaannn… Andiii… Ibu mohon…”. Andi pun melepaskan kedua tanganku kemudian. Tapi pinggulku tetap tertahan karena CD yang tersangkut penis Andi. Dihentakkannya paha Andi ke atas berulang kali membuat penis Andi membelah belah bibir vaginaku yang basah “ahh.. stopp.. Andii… stoppp.. ahhhh…”. Aku berusaha menghentikan Andi. Tangan Andi pun menelisik masuk daster tipisku dan malah meremasi kedua payudaraku “hentikann… ahhh… Andiii… ahhhh…”. Vaginaku pun kian basah dan tubuhku ikut bergetar “ahhhh….”. “Bagaimana Bu, enakk kan apalagi nanti kalo sudah sampai masuk hihi” celetuk Andi. Aku pun berusaha mengangkat tubuhku dengan berpegangan pada sandaran sofa dan “ahhhh…” akhirnya aku bisa terlepas, dengan CD sexyku yang tersangkut pada penis Andi. Kini dibalik dasterku hanya mengenakan Bh sexy ini. Karena vaginaku yang basah membuat daster bagian bawahku menyeplak, akupun segera menutupinya. “Sudahh Andi hentikan..” sambil Andi mengambil CD ku yang tersangkut dan mengusap usap penisnya. “Bu hadap sini Bu cissss… cekerekk..” di fotonya aku oleh Andi “apa apaan kamu Andi!”. “Sini Bu klo mau lihat hasilnya hihi..”. Aku pun berusaha meraih kamera itu tetapi malah dipluntirnya tanganku kebelakang oleh Andi “aghkk… sakit Andii..”. Andi pun meraih kedua tanganku dan menariknya hingga kedua tanganku ditindih terjepit oleh pantat Andi, sedangkan aku berpangkuan pada Andi. Kurasakan penis Andi yang menempel pada bibir vaginaku “ahhhh… sakittt… Andiii… lepaskannn… Ibuu mohonn… ahhhh…”. “Sini dulu Bu” sambil Andi menunjukkan hasil fotonya. Kedua lengan Andi pun menghimpit kedua payudaraku dari belakang, digerakkannya naik turun membuat BH sexy ku terlepas dan membuat gesekan diantara daster dan putingku yang sudah tegang “ahhh… Andiii… sshhhh… ahhhh….Andiii… sudahhh… ahhhhh…”. Pinggulku pun bergoyang dengan sendirinya menggesek penis Andi yang tegang. “Kenapa Bu, liat dulu la ini cisss… cekrekk”. Andi pun memotretku selfie menggunakan kamera itu. “Sudah yahh Bu.. hehe” tiba tiba ditaruhnya kamera itu dan diremasnya kemudian payudaraku sambil dimainkannya putingku “ahhh… ahhhh… ahhhhh… ahhhh… Andiii… sshhh… ahhhh…”. Gesekan gesekan di bagian vaginaku pun juga membuat tubuhku lama lama “aghkkhhhh…. “ bergetar keluar dan “bleshhh… ahhhh…” penis Andi pun masuk ke dalam lubang vaginaku “ahhhh… Andiii… aahhh… jangannn… aahh… .. hentikannn… ahhhh…” Andi pun mulai bergoyang memompa vaginaku naik turun “ughh.. emang mantap memek Ibu ahhhh.. maaf Bu Andi ketagihan sama memek dan tete Ibu hehe..”. “Ahhh… ahhhh.. Andii… endakk.. ahhhh..”. Goyangan goyangan itu membuat tanganku bisa terlepas dan berusaha beranjak lepas dari Andi tapi sia sia karena Andi menahanku dengan meremasi kedua payudaraku. Hingga pompaan itu makin intens dan “ahhhkhh.. ahhkhhh… ahhhh…” aku keluar, tubuhku bergetar lagi. “Sudah Andi…. Ibu mohon…”. Andi tak menggubris dan lanjut diangkatnya tubuhku hingga Andi kembali memompa vaginaku dari belakang sambil berdiri sedangkan aku sedikit merunduk “ahhh.. ahhhh.. Andiii… ahhhhh…” aku pun menggelengkan kepala. Hingga akhirnyaa “ahhhh… ahhhh… ahhh… plopphhh…. ahhh…” . Penis itu pun terlepas dan melemasnya aku bersimpuh ke lantai dan “croott… croott… croott..” Andi pun menyemburkannya tepat di wajahku dan bagian dadaku. Tidak sampai disitu, ditariknya kedua pahaku. Dibukanya lebar lebar dan diarahkannya penisnya yang masih tegang ke arah vaginaku sambil diusap usapnya dan “croott… croottt… croottt…” disemburkannya cairannya itu membasahi area vaginaku “ahhh… Andii.. bleshhh… ahhhh…” penis itu masuk, cukup lama ia benamkan dalam vaginaku dan keluar dengn sendirinya bersamaan cairan yang mengalir keluar vaginaku “plophh.. ahhhh…”. “Terima kasih Bu.. lain kali kita bertemu Bu”. Andi pun kemudian mencium telingaku dari luar jilbabku dan beranjak membenahi celananya dan berpamitan pulang. Air mataku mulai mengalir membasahi pipiku.
 
Terakhir diubah:
Hari berlanjut setelah kejadian itu, Andi kembali mampir kerumahku setelah suamiku pergi bekerja. Dengan perasaan yang was was aku melarang Andi untuk masuk “ngapain kamu kesini!”. “Mau mampir bentar Bu..”. Andi pun menahan pintuku dengan sepatunya berusaha membuka paksa pintu rumahku. Karena kekuatan kami berbeda, alhasil Andi dapat masuk ke dalam dan langsung menutup pintu “woww… sexynya Ibu..”. Aku yang tadi baru selesai mandi, memakai jilbabku dan masih berbalutkan handuk kini dipandangi oleh Andi yang berada didepanku. “Apaa apaan kamu! Keluar!” Pintaku keluar. “Tenang Bu…”. Yang langsung meraih tanganku dan memutarnya kebelakang punggungku “aahh… apa apaan kamu!! Lepaskann!!”. Terasa penis Andi yang sudah tegang dari balik celana pendeknya yang menyentuh bagian pantatku. “Sudahh.. lepaskaann!”. “Ibu selalu buat Andi kangen muahhh…” diciumnya pipiku dari belakang. “Ahhh.. kurang ajar kamu!”. Dilepasnya ikatan handukku tapi segera ku tahan dengan salah satu tanganku yang mana kini bagian punggung dan pantatku pun terlihat jelas oleh Andi. “Ughh… bikin burung Andi ga tahan Bu..”. “Jangann… jangann.. lagii.. ahhh… awasss kamuu!”. Andi pun melorotkan celana pendeknya yang mana penis Andi langsung mencuat keluar dan menempel di pantatku. “Ahhh… jangann… Andii.. plisss … Ibu mohon…”. Digoyang goyangkannya pinggil Andi yang membuat penisnya membelah sela sela pantatku “ugghh… Bu.. enakk kann.. ahhhh…”. “Ahhh… hentikannn… stopp… ahhh..”. Andi pun mencoba menggunakan salah satu tangannya untuk mengarahkan penisnya masuk ke dalam vaginaku dari belakang tapi selalu gagal “ahhh… susahhh.. sekaliii Buu…”. Penis itu selalu meleset keluar vaginaku. Aku berusaha menggoyangkan pantatku agar penis itu tak dapat masuk “ahhh… stopp.. stopp.. ahhh… jangann…”. Penis itu selalu meleset dan dibukanya handuk yang menutupi payudaraku, diremasinya kemudian tak lupa putingku dicubitnya oleh Andi “aaah… ahhh… Andiii… cukupp… sshhh… ahhhh….”. “Hehe enak kan Bu…”. Andi pun terus mendorongku, cukup lama remasan di payudaraku dan putingku dan “ahhh… iyahhh… ahhhh… “ tubuhku bergetar, vaginakupun kini menjadi basah dan “bleshhh…. ahhh… Andiii… lepasshhh… ahhh…”. Andi pun penuh semangat memompa vaginaku dari belakang “ahhh.. ahhh… ahhh… enakk Buu ahhh… burung Andi kesedot Bu ahhh… ahhh… ayoo Bu goyangg ahhh… enakk… mmmphhh aahh.. susu Ibu empuk ahhh… ayoo Bu.. sshhh… ahhh…”. “Ahhh… sshhh… ahhh… lepashhh.. ahhh… Andii… ahhh… sudahh… cukupp… ahhhh… iyahhh.. ahhhh… ahhh.. ahhh…” tubuhku bergetar lagi menandakan aku keluar lagi. “Hehe ni nyatanya Ibu menikmati hehe”. Digiringnya aku kemudian diatas sofa dilepasnya penisnya dari vaginaku dan ia masukkan kembali “plophh.. ahhh… bleshhh… akhhh…. Andii…”. “Ahhhh… emang mantap Bu… shhh… ahhhh… ayoo Buu… hehe…”. “Ahhhh… cukupp.. Anddii… ahhhh…. Iyahhh… ahhhh… ahhhh… ahhhh…”. Dengan nafsunya Andi memompa vaginaku kembali “ahhh.. ahhhh… ahhhh… ahhhh… plisss… ahhh… cukupp… ahhh.. sudahhh… ahhh…”. Suara handphoneku pun berdering. “Andi angkat yah Bu hehe..”. “Ahhh… jangan Andiii…”. Yang setelah Andi angkat langsung diserahkannya padaku “halo..”. Terdengar suara lelaki dari jauh sana “iyahh.. ahhh… hhhaaloo.. ohhh…”. “Ibu tidak apa apa? Ini benar dengan Bu Guru Hilda?”. “Mmmpphh.. iyahh.. siappppaaahhh.. ahhh… yahh.. iniiihhh… mmmphhh.. ahhh…”. “Saya Aldi Bu, dan ini dengan Dodit dan Irvan sedang mampir dirumah orangtua Ibu, tadi minta hubungi Bu Guru jikalau mau bertemu hehe..”. “Ahhh… ngapphh.. ahhh.. iinn… shhh… ahhh… kaliann.. disannaahh… ahhh….”. “Ibu kayaknya lagi keenakan yah..” jawab Aldi. “Endakk… ahhhh.. inihh… lagiihh… mmmphh… ahhh…”. “Yaudah Bu, kami tunggu disini yah Bu hehe..”. Telpon pun seketika itu tertutup dan akupun masih menerima hujaman penis dari Andi “mpphh.. ehhh… ehhhh.. mmphh.. Andii.. sudahh.. yahh.. ahh… ahhh.. mpphhh… ahhh.. sshh… ahhh…”. “Ada apa Bu hehe bentar lagi Andi keluar Bu… ahhh… ahhh.. ahhh… ahhh.. yahh.. crott.. croott.. plophh.. ahhh…”. “Ahhh… “ sebagian cairan Andi membasahi liang vaginaku dan sebagian lagi membasahi perutku. “Terima kasih Bu.. muahhh…”. Andi yang mencium keningku dan mengenakan celananya kembali dan bergegas pergi. Aku yang lemas berlumuran cairan sperma masih mengatur nafas hendak mengambil handukku yang terlepas tadi dan menuju ke kamarku tuk mengganti baju. Saat aku ingin masuk kamarku ternyata terkunci “aah.. kenapa ini tidak bisa dibukaa..”. Alhasil akupun mencari pakaian seadanya di kamar mandi. “Untung masih ada” ku basuh tubuhku dan kukenakan baju kemeja panjang putih, dan daripada aku terlihat tak pakai celana alhasil aku pakai stockingku warna putih sampai atas paha “semoga ini tidak terlalu menerawang” batinku.

Akupun bergegas menggunakan motorku menuju rumah orang tuaku. Sesampainya disana sudah ada Aldi, Dodit dan Irvan “wooww Bu Guru lama tidak berjumpa” kata mereka. “Ngapain kalian kesini, dan Ibuku kemana”. “Hehe iya Bu kami mengucapkan terima kasih Bu sekarang sudah melanjutkan jenjang yang lebih tinggi lagi, sebagai hadiah ini Bu”. Mereka memberikanku sebuah kotak kado. “Klo orang tua Ibu tadi sedang pergi bentar katanya”. Tiba tiba Dodit nyeletuk “Bu Guru sekarang terlihat berisi dan kayaknya tadi mantap mantap hehe”. Langsung ku jawab “endakk… jangan macam macam kalian”. “Yaudah klo begitu kami pamit dulu Bu, semoga keadaan Ibu selalu baik hehe”. Belum sempat mereka sampai pintu keluar tiba tiba “ahhh… mau apa kalian!”. Tanganku dipegangnya oleh Irvan dari belakang. “Sebentar saja Bu untuk mengahiri perpisahan ini hehe..”. Dibukanya kemeja panjangku oleh Aldi dengan paksa hingga kancing kancing kemejaku berjatuhan dan terpampanglah dua gunung kembar dan vaginaku juga yang masih terlihat basah. “Uuu… ini yang kami rindukan Bu” kata Aldi. Aldi pun mulai memegang dan meremasi payudaraku “ahhh… lepasshh.. ahhh… kurannggg.. ajarr kaliann… ahhh…”. Irvan dan Dodit pun mengangkat pahaku sisi kanan dan kiri. Kini vaginaku pun terlihat terangkat. Aldi yang mengeluarkan penisnya langsung mengarahkannya ke arah vaginaku yang basah. “Ahhh.. stopp… stopp… jangann… ahhhh…”. Aku berusaha meronta tetapi “bleshh.. ahhhh….”. Penis Aldi pun masuk ke dalam vaginaku. “Uuughh… memang mantapp memek Ibu hehe..”. Belum sempat Aldi memompa vaginaku tiba tiba ada suara motor datang yang seketika mereka menghentikan aksinya “plopph.. ahhh…” penis itu tercabut dari vaginaku. Aku pun berusaha menahan kemejaku agar tidak memperlihatkan payudaraku dan vaginaku. “Tok tok tok.. permisi..” ternyta yang datang tukang bangunan kenalan Ayahku. Yang langsung ku jawab dan bukakan pintu “ahh.. iya Pakk..”. “Ohh neng Hilda, kata Bapak tadi ada pipa yang bocor dibelakang, saya mau mengeceknya ini..”. Akupun mempersilahkannya “Ohh kurang tahu saya Pak.. tapi silahkan dicek..”. Karena aku membutuhkan perlindungan, akupun mengikuti temen Ayahku ini kebelakang tetapi Aldi menarikku “ehh… mau kemana Bu Guru.. kita belum selesai hehe..”. Kembali tanganku kanan diri dipegangnya oleh Irvan dan Dodit “ahh.. lepass..”. “Ssstt… Ibu klo berisik nanti Bapak itu kesini hehe..” yang langsung disingkapnya kemejaku dari arah belakang dan “bleshhh… mmphh…” aku mencoba menahan penis Aldi yang mulai masuk dan memompa vaginaku “mphhh… mmmphhh… mmmphhh… mmmphhh…” akupun hanya menggelengkan kepala. “Ughh.. ughh.. mantapp…”. “Gantian bro..” sahut Dodit dan Irvan. Gerakan Aldi pun makin cepat “plokk plokkk plokk… mphhhh… mphhhh… mphhh… mphhhh…. mpphhh…” dan “plophh.. eghh…”. Bergantian Irvan yang meggiringku duduk berpangku di sofa dan “bleshh.. mpphhh… mmphhh… mmmphhh….mmpphh….” Irvan memompa vaginaku dengan memangkuku. “Ughh.. sudah lama sekali.” Kata Irvan dengan lirih. Ditambah remasan di kedua payudaraku “Mphhh… mphhh…mpphh… mmphhh.. mpphhh….”. Hingga tak berselang lama “mphhh.. mmmphhh… mmmphhh… mmmphhh.. plopphh… eghh…”. Lanjut Dodit yang sudah berbaring diarahkannya aku berjongkok diatas penisnya dan “blesh… mmmphhh… mmphhh…”. Kembali vaginaku kini dinikmati oleh Dodit. Tiba tiba Bapak Tukang tadi memanggilku “neng… punya palu tidakk..”. Yang langsung ku jawab “eghhh.. engggaa.. aghhh.. Pakk.. mpphh..”. “Ohhh.. yah sudah neng.”. Lanjut Dodit masih memompa vaginaku “mpphh… mmphhh… mmmphhh… mmphhhh… mmphhh… mmppphh.. mmpphh….”. Hingaa tak berselang lama “plophh.. eghh.. croott.. croott ccroott.. “ Dodit memuntahkan cairannya mengenai perutku berbarengan dengan Aldi dan Irvan yang menyemburkan cairannya ke tubuhku “ahhh… mantap Bu Guru… hehe.. lain kali kita bertemu lagi Bu..” mereka pun beranjak merapikan pakaian mereka kembali dan berpamitan pergi meninggalkanku yang berlumuran cairan sperma ini. Aku pun langsung mengambil tisu dan mengelap cairan yang berceceran ditubuhku. Tiba tiba Bapak Tukang tadi kembali memanggilku “neng bisa kesini bentar..”. Aku pun bangkit dan menyusulnya sambil menahan kemejaku “iyaah.. Pak..”. “Tolong ini neng pegangin bentar saya mau pasang lem dulu..”. Aku pun hanya bisa menahannya dengan satu tanganku, karean satu tanganku lagi menahan kemejaku. Air itu pun rembes menyiprat ke arahku membuat kemejaku basah dan “bresssss…” aku tak bisa menahannya karean airnya mengenai mataku sehingga kini air itu menyembur membasahi tubuhku membuat kemejaku menerawang dan terbuka “eehh… ehhh.. yakk..” Bapak Tukang pun langsung menahan air itu dan sambil melamun melihatku. Aku yang saat itu langsung berusaha menutupi bagian payudaraku dan vaginaku yang menerawang. “Maaf neng, coba ini pegang lagi kali ini saya pasangkan..”. Akupun kembali menahannya dengan satu tanganku sedangkan satu tanganku menahan kemejaku. “Bentar yah neng tahann…”. Ku merasa kemejaku tersingkap dari arah belakang dan ada suatu benda yang menyentuh vaginaku dan “bleshhh…. ahhhh..”. Betapa kagetnya aku Bapak Tukang tiba tiba memasukkan penisnya ke dalam vaginaku “ahhh.. enak banget neng ugghhhh..”. “Ahhh… apa yang Bapak lakukan.. ahhhh… lepasshh.. ahhh..”. Karean airnya kembali menyiprat aku berusaha menehannya dengan kedua tanganku, sedangkan vaginaku sedang dinikmati oleh Bapak ini dari belakang “ahhh.. Pak jangann.. ahhh.. lepass ahhh.. Pakk.. ahhhh…”. “Hehe nanti saya lepas kalo sudah selesai neng.. hehe.. ternyata Bapakmu punya anak se mantap ini ahhh.. ughh.. tetenya juga gedi hihi..”. Payudaraku pun ikut diremasinya “ahhh.. ahhh… ahhhh… Pakk… shhh… lepashhh.. ahhh… sudahhh… ahhh… Pak… ahhhh…. hentikk.. ahhh.. annn… ahhh… Pakk… ahhhh… ahhhh… ahhh..”. “Sebentar sambil saya pasang ini biar ga mennyembur”. Kini air itu sudah tidak menyembur dan posisiku masih dengan vagina yang dipompa dari belakang dan kedua payuadaraku yang diremasi “ahh.. Pakkkk… sudahhh…. ahhh…”. Diangkatnya salah satu kakiku ke atas, dibaliknya tubuhku dan dibaringkannya aku “ahhh.. ahhhh… Pakk… ahhhh… ahhh… ahhh…” gerakan itu makin cepat dan “akhh… ahkhh.. akkhh.. ahhhh… aahh… aahhh.. plophh.. ahhh.. croott.. crottt.. croott.. ahhh…” kembali tubuhku dibasahi oleh cairan putih kental itu. “Hehe makasih neng.. bilang Bapakmu biayanya gratis hehe..”. Bapak itu pun langsung mengemasi barangnya dan pergi meninggalkanku tergeletak disini. Aku pun kemudian bangkit membilas tubuhku dan menuju kamarku. Tak lupa mengabari suamiku klo aku tidur tempat orang tuaku karena ada tamu mencariku. Dalam kamarku merenungi apa yang terjadi dan penasaran isi kotak dari Aldi, Dodit dan Irvan tadi. Setelah aku buka, sempat aku kaget karena keluar sebuah boneka yang mengembang dengan sendirinya. Boneka ini berbentuk laki laki lengkap dengan penisnya. Ku coba menyentuhnya, kenyal seperti karet. “Apa apaann mereka itu memberiku semacam ini” batinku. Dalam kardus itu juga aku menemukan seperti pengharum ruangan. Setelah aku hirup “hmmm… wangii…”. Ku hirup berkali kali karena baunya enak, tapi entah mengapa aku seperti terangsang, darahku berdesir. Kulihat putingku juga mengeras. “Ahhh.. apa apaan mereka ini shhh… ahhh…” yang tanpa sadar aku meremasi payudaraku sendiri. “Mmmphh.. ahhh… shhh…ahhh…”. Ku raba vaginaku juga mulai basah dengan sendirinya “ahhh… kenapoaahh aku inihh.. shhh.. ahhh…”. Ku raba juga penis boneka ini “ahhh… ahhh… mmphhh…”. Kubaringkan boneka itu dikasurku. Kuarahkan penisnya yang tegak ke arah vaginaku “mmphhh.. bleshhh.. ouugh.. aghhh…” penis boneka itu masuk ke dalam vaginaku. Akupun mulai bergoyang dan meremasi payudaraku “oughh… ohhh.. mmmpph.. yahhh… ahhh.. kenap aku inihh.. ahhh.. mmmphhh.. yahhh… ahhhh… ahhhh…”. Kupeluk boneka itu yang tanpa sengaja aku menekan tombol yang membuat penis boneka itu bergerak naik turun “oughh… ahhhh… kamu nakal yahhh.. ahhhh… ahhhh… enakkk.. ahhhh…”. Aku pun berbaring dengan kakiku mengapit pantat boneka ini, penis itu bermain didalam vaginaku “ough… ahhhh… iyahhh… ahhhh… sshhh.. ahhhh… mmmphhh.. ahhh… ahhh…”. Sepertinya gerak penis boneka ini makin cepat “aaaahhh… ahhhh.. ahhhh… ahhhh… ahhhh iyahhh… ahhhh… mmmphhh.. ahhhh…” tubuhku bergetar hebatt. Vaginaku sangat basah “auwhh… ahhhh… ahhh…”.

Kupeluk boneka itu dan kulepaskan “plopphh… ahhh…”. Vaginaku sangat basah. Aku pun tertidur setelahnya.





Keeseokan harinya, suamiku Mas Dimas mengabari mau menjemputku “celaka..” batinku. Segera aku merapikan kamar tidurku yang berantakan dan menyembunyikan boneka ini. Karena buru buru aku hanya mengenakan jilbabku seadanya dan piyama tidur panjang. Suamiku pun datang ke kamarku “hei sayang ayokk.. berangkat..”. “Ahhh.. iya mas..” akupun berpamitan ke kedua orang tuaku dan ikut Mas Dimas. Mas Dimas mengajakku berkeliling dan mampir di salah satu proyek miliknya “sayang kita disini dulu, aku mau lihat kondisinya dulu”. Akupun ikut turun mendampinginya, yang membuat para mata pekerja disini melihatku. Kemudian ada Bapak bapak yang menyalami suamiku “heii Pak Dimas.. tumben ada yang ikut hari ini..”. Yang langsung dijawab suamiku “iyah ini Pak ini istri saya, semalem di rumah orang tuanya ini saya jemput sekalian mampir lihat lihat”. “Ohh baguss biar tahu pekerjaan suaminya disini hehe..”. Aku pun hanya terdiam mendengarkan mereka. Kemudian aku, suamiku dan beberapa orang pekerja uji coba lift disini. Dengan jumlah 6 orang termasuk aku masuk ke dalam lift dan menuju lantai atas. Aku yang berada dibelakang suamiku seperti ada yang menyentuh pantatku. Akupun dengan lirih memanggil suamiku “Mass…”. saat kulirik ke belakang ternyata ada pekerja yang membawa cutter dan diarahkan dipinggangku “iyaah kenap sayang?..” tanya suamiku yang langsung ku jawab “gapapa Mas.. anu aku mau ke mobil aja Mas..”. “Ohh.. iya gapapa sayang.. hati hati..” suamiku pun turun dari lift dengan pria diawal tadi sedangkan aku bersama 3 pekerja didalam lift ini “hehe istri Pak Dimas boleh juga, semok.. hehe..” celetuk mereka. “Jangan kurang ajar yah Pak!” yang tiba tiba diikatnya tanganku ke belakang oleh salah satu pekerja ini “ahhh…”. “Tenang Bu kami cuma mau lihat barang yang dibawa Pak Dimas hehe..”. Dibukanya piyamaku dan terpampanglah kedua payudaraku ini. “Wooww… mantapp kali ni.. jadi pengen pegang hehe..”. “Ahhh… hentikan…”. Payudaraku pun mulai digerarayangi oleh mereka. Lift pun tiba di area basement, dibawanya aku dekat dengan mobilku. Disitilah aku mulai dipermainkan. Dibuka paksanya piyamaku hingga terpampanglah kedua payudaraku dan vaginaku. Mereka pun mulai mengeluarkan penis mereka masing masing “ahhh.. jangann…”. Diremasinya payudaraku oleh salah satu pekerja, dan yang lain bermain di vaginaku. Dijilatinya dimasukkannya jari kedalam vaginaku hingga basah. “Ahhh.. jangann.. Pakk.. ahhhh… hentikannn.. ahhh….”. Dipaksanya aku untuk membungkuk dan “bleshhh… aghhhh… ahhhh…. ahhh… Pakkkgghh… ahhh…”. “Ughh… uhhh.. mantapp Bu ahhh…”. “Gantian bro…”. Bergantian dibarangkannya aku di lantai dan “bleshh.. ahhhh… ahhhh… ahhh…” secara bergantian vaginaku dinikmati oleh ketiga pekerja ini “ahhhh… ahhhhh… ahhhhh… ahhhh… Pakk.. sudahhh… akkhh…. cukupp… ahhhhh… hentikanna.. ahhhh… bleshh.. ahhhh… ahhhhh… plophh.. ahhhh… blehshh.. ahhh…. ahhh… ahhhh… ahhh.. ahhhh.. ahhh…”. Tubuhku mengejang berulang kali “ahhh… ahhhh… aghhh… ahhhh…” hingga sampai akhirnya “pllopphh… ahhhh… crrottt… crrottt… croott… crrottt… crrottt… ahhhh.. ahhh….” Banyak sekali cairan sperma melumuri tubuhku. “Ughh… enak sekali Bu… lain kali datang kesini lagi Bu… kami ajak teman yang lain hehe…”. Mereka pun merapikan pakaian mereka kembali dan pergi meninggalkanku yang berlumuran sperma. Aku yang masih lemas berusaha bangkit dan membuka pingu mobilku. Didalam ku lab seluruh cairan itu menggunakan tisu dan kini ku terbaring lemas di mobil. “Sayangg… sayangg… kok tidur ga pake baju sayang…”. Aku yang kaget “hah.. ohh.. Mas Dimas iyah tadi gerah banget Mas hehe..”. yang ternyata dilihat oleh teman suamiku dari luar mobil “Yaudah yok kita pulang sayang”. Yang tiba tiba “permisi Pak Dimas, tadi ada tukang yang mencari anda”. “Ohh.. iyakah Pak?. Sebentar yahh sayang aku kesana dulu”. Mas Dimas pun meninggalkanku sendiri di mobil dengan temannya yang kini mulai masuk kedalam “hehe bagus juga body istri Pak Dimas”. “Aahh.. jangan macam macama Pak..”. “Tenang ga akan lama…”. Dicengkramnya kedua tanganku oleh teman suamiku dihisapnya kedua payudaraku dan ternyata ia sudah mengeluarkan penisnya. Diarahkannya tepat di vaginaku yang sudah basah dan terbuka “ahhh… jangann.. Pak…” dan “bleshh… ahhh…”. Kembali vaginaku dinikmati oleh teman suamiku. Ughh.. mantap sekali, ga salah di Dimas punya istri sepertimu hahaha ahhh.. ahhh..”. “Ahhh.. Pakk.. stopp.. stopp… hentikann.. ahhh.. ahhhh… ahhhhh… ahhh…”. Diangkatnya tubuhku berpangkuan oleh teman suamiku “ahhh.. ahhhh… ahhh… Pakkk… ahhhh… sudahhh… ahhh… ahhhh….”. “Tenang Bu ini saking enaknya burung saya mau muntahh.. ahhh… ahhh… ahhh…” “ahhh.. ahhh.. ahhh… ahhh… plophh.. ahhh.. croorttt… crottt… croott…. ahhh…”. “Ahhh.. terima kasih Bu mantapp.. muahh..” ia pun menciumku dan pergi meninggalkanku dengan sperma yang berceceran. Aku pun mengatur nafas dan membersihkan sperma yang tadi berceceran. Setelah itu suamiku pun kembali “maaf sayang, tadi ada kendala, yokk kita pulang”. Aku dan suamiku pun kembali pulang ke rumah. Sesampainya di rumah aku memeluk suamiku “Mass maafkan aku.. aku pengen Mas.. vaginaku basah Mass… tolong isi dengan spermamu Mas… ahhh..”. Mas Dimas pun terheran dan langsung membawaku ke kamar “ahhh.. baiklahh sayang… coba kulihat.. wowww.. sudah basah banget sayang, kamu tadi masturbasindi mobil kah sayang..” tanya Mas Dimas “iyahh.. Mass.. aku kangenn…” jawabku bohong. Mas Dimas pun mulai menciumku dan kami kembali berhungan intim setelah sekian lama. Diremasinya payudaraku oleh Mas Dimas dan penisnya mulai melesat masuk ke dal vaginaku “ahhhh.. ahhh… ahhhh… iyaahhh…. Massshh.. ahhh… shhhh… ahhhh… terusss.. Masshh.. ahhh… iyahh… ahhhh… mmmphhh.. ahhh… ahhh… ahhhh… ahhh… ssshh… ahhhh… ahhh…. ahh…” hingga akhirnya “aahh… ahhh.. crott… ccroottt… crottt… ahhh…” vaginaku pun akhirnya kembali dipenuhi cairan sperma oleh Mas Dimas “ahhh.. iyahh.. Mas… enakk… ahhh…” kami pun tertidur pulas setelahnya.



Pagi harinya kami berlanjut melakukan hubungan di ruang tamu “ahhh.. ahhh.. ahhh… ahhhh… iyahhh.. Masss… ahhh…”. Sedang asyiknya kami memadu kasih tiba tiba pintu diketuk “tok tok… permisi..” Mas Dimas dan aku berjalan ke arah pintu sambil penisnya masih tertancap divaginaku dari belakang. Diintipnya Mas Dimas yang ternyata adalah temen Mas Dimas yang kemarin “ohh.. gimana Pak, ada apa iki pagi pagi?”. “Ahh.. endak Pak cuma mau mampir ngobrol.. hehe..”. “Ohh… sebentar yah Pak saya selesaikan dengan istri dulu hehe..”. Lanjut Mas Dimas memompa vaginaku dari belakang “ahhh.. ahhh.. iyahhh… Maasss.. ahhh.. emang gapapa Mass… ahhh.. temennya diluar gtu ahhhh.. mmphh.. ahhh… shhh.. ahhh… iyahh.. ahhh…”. “Ahhh… iyahh…. nanggung soalnya yang.. ahhh.. ahhh… ahhh… croottt… croott… croott… ahhh..” kembali sperma Mas Dimas memenuhi liang vaginaku. Mas Dimas pun berbalik dan tanpa sengaja terpeleset oleh cairan kami, yang mana kepala Mas Dimas terbentur meja dan pingsan “Mass.. Mass Dimass.. bangunn.. ahhh.. Mass… tolongg…” akupun berteriak yang seketika itu teman Mas Dimas masuk dan membantu mengangkat Mas Dimas ke kamar. “Kenapa bisa terjadi Bu?” Tanya teman suamiku. “Tadi terpeleset dan pingsan huhu..” aku yang panik menangis. “Gapapa Bu tidak terlalu parah nanti juga sadar Bu.. sekarang giliran saya yah Bu hehe..”. Teman Mas Dimas pun mulai memelukku dan meremasi kedua payudaraku “ahhh… tidakk.. jangann.. ahhh…”. Dengan sigapnya mengeluarkan penisnya dan diarahkannya penisnya ke vaginaku dari belakang “bleshhh.. ahhh…” tubuhku dinikmati didepan suamiku yang sedang pingsan. “Ahhh… endakk.. ahhh.. jangann… ahhh… sshhh.. ahhh… ahhh… hentikann… ahhhh….”. “Hehe maaf Bu sejak di mobil itu saya kebayang bayang dengan Ibu.. ahhh.. ahhh… mantappp… istrimu Dimas.. ahhh… ughh… ahhh…”. “Ahhhh… tidakk… ahhh.. ahhhh… sudahh… ahhh… cukupp… ahhh…. ahhh…”. Tubuhku bergetar dan tak berselang lama “aahhh… ahhhh… ahhh… crottt… plophh… ahhh.. ccroottt… croott…. ahhh…” sebagian cairan itu masuk ke dalam vaginaku dan sebagian membasahi tubuhku. Kini aku terbaring di samping suamiku yang pingsan. Sedangkan ia mengenakan celananya kembali dan pergi sambil menciumku “terima kasih Bu.. esok bertemu lagi hihi.. muahh…”. Suamiku pun tersadar setelah beberapa saat “sss… aaww.. sakit sekali.. sayang kamu tidak papa?” Jawabku mengangngguk “huff syukurlahh… dimana tadi temanku, apa masih didepan?”. “Sudah pergi Mas..” jawabku. “Ohh.. yaudahh.. mandi sayang aku ada acara habis ini”. Mas Dimas pun beranjak sambil memegang kepalanya. Aku masih terbaring lemas. Setelah itu suamiku berpamitan pergi bekerja dan aku membilas tubuhku. Kini rumahku aku kunci dengan rapat. Aku sedang ingin menenangkan diriku sendiri
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd