Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Guru Muda Baru

Part 33



Aku dan Rahmi yang tergeletak lemas dipenuhi dengan cairan sperma melihat Kepala Sekolah, Aldi, Dodit, Irvan dan lainnya sedang tertawa dan mengobrol senang. Aku pun meneteskan air mata begitu juga dengan Rahmi. Saat kami sedang berbaring mengatur nafas, kami dibangunkan paksa oleh salah seorang staff Kepala Sekolah. Diangkatnya tubuh kami untuk bangun dan diantarkan kami menuju kamar mandi. Mereka mengizinkan untuk kami membersihkan diri sambil memberikan kami sebuah pakaian untuk ganti. Aku pun dan Rahmi mulai membilas tubuh kami yang dipenuhi dengan cairan kental di sekujur tubuh kami. Seusai mandi kami mulai mengenakan pakaian yang diberikan. Setelah kami pakai ternyata sebuah pakaian ketat terusan lengan panjang dari atas sampai bagian bawah dengan lubang dibagian kedua payudara kami dan vagina kami. “Aaaa… bajuu apa ini Hildaaa” Rahmi menggerutu kepadaku sambil menutupi bagian vagina dan payudaranya yang terbuka. Belum sempat ku jawab pintu sudah diketuk. Aku mencoba mencari sesuatu dan kudapati sebuah pel di kamar mandi. “Rahmi kamu buka pintunya setelah itu aku akan coba memukul dengan alat ini”. “Oke Hilda” dengan perlahan Rahmi mendekati pintu dan membukanya. Saat orang itu membuka dan terkesima melihat penampilan Rahmi dengan cepat “buggh… buggg…” aku pukul dengan kencang hingga terjatuh pingsan. Saat itu juga kami langsung berlari mencari jalan keluar sambil menutupi bagian payudara kami yang terbuka. Kami mencoba kabur lewat belakang sekolah. Ternyata hari sudah gelap terdengar suara seperti dalam sekolah “kemanaaa perginya mereka! Cepatt carii!” . Aku dan Rahmi berlari entah tak tau arah masuk ke kebun kebun belakang sekolah dan menemukan sebuah pekarangan dengan jemuran yang masih tergantung. Aku dan Rahmi pun terpaksa mencuri 2 helai kain untuk menutupi bagian tubuh kami yang terbuka. Terdengar suara beberapa langkah kaki mendekat, kami langsung tertuju ke sebuah pintu belakang rumah ini yang ternyata dengan mudah kami masuk dan perlahan mengendap endap, terlihat sebuah tirai yang menutupi sebuah ruangan dan terdengar dengan lirih suara dari luar rumah “ayoo cepat cari, kamu kesana dan aku kesana,!sepertinya belum jauh”. Kami bersembunyi masuk ke dalam balik tirai yang langsung membuat kami sedikit kaget dan menutup mulut kami. Dan apa yang kami lihat seorang remaja yang sedang berbaring memainkan penisnya sambil menatap layar. Perlahan Rahmi mendekat dan menindih remaja tadi dan dengan cepat menutup mulut remaja itu agar tidar bersuara sambil Rahmi mengisyaratkan untuk diam. Aku yang berdiri terdiam sambil menutupi kedia payudaraku yang terbuka mencoba mendekat ke arah tirai jendela untuk memantau situasi diluar rumah, sambil sesekali kulihat Rahmi yang terlihat bagian pinggulnya seperti gelisah bergoyang perlahan. Dan ku berbisik lirih “Rahmi kamu tidak papa?”. “Iyahhh…” jawab Rahmi yang setelah kupastikan lagi ternyata karena Rahmi menindih remaja tadi membuat vagina Rahmi juga menindih penis si remaja. Sambil ku mengawasi sekitar yang kurasa sudah aman, segera ku menghampiri Rahmi yang mulai tak nyaman. Ku cari sesuatu tuk mengikat anak ini. Setelah itu ku bantu Rahmi dengan memegangi kedua tangan anak ini, Rahmi pun beranjak bangkit dan terlihat cairan bening seperti lendir keluar dari vagina Rahmi. Sambil Rahmi mengisyaratkan untuk remaja ini diam aku pun mengikat tanganya kebelakang begitu juga mulut remaja ini kuikat dengan sebuah kain agar tidak bersuara dan macam macam. Setelah itu aku meminta izin kepada remaja ini untuk beristirahat sejenak disini. Ia pun hanya memberi anggukan. Aku segera mengambil selimut dari kasur dan menggelarnya di lantai untukku dan Rahmi rebahan sejenak. “Kamu terangsang kah Rahmi” tanyaku kepada Rahmi. “Ahhh… iyaahh Hildaa huhu” jawab Rahmi sambil menutupi bagian vaginanya yang basah. Kami pun rebahan diatas selimut sambil menunggu beberapa menit sampai benar benar aman untuk melanjutkan perjalanan kabur. Entah sudah berapa lama kami tiduran hingga terlelap, ku coba membuka mataku perlahan kulihat remaja itu sudah berada dibawah mengarahkan kedua penisnya yang tegang dengan tangan yang masih terikat ke belakang ke arah vagina Rahmi. Beberapa kali ia menggesekkan penisnya dan selalu gagal membuat Rahmi mendesah dan seperti akan bangun. Aku segera menutup mulut Rahmi dengan tanganku dan melototi remaja itu untuk menghentikan aksinya. Kurasa ia tak menghiraukan dan malah mempercepat gerakannya menggesek bibir vagina Rahmi dengan penisnya hingga “croott… croott… croottt…” cairan itu menyembur mengenai tubuh Rahmi. Seketika itu ia langsung melemas dan tampak berkeringat. Kulihat juga vagina Rahmi sangat basah. Rahmi pun mulai membuka mata perlahan dan segera ku ajaknya untuk melanjutkan perjalanan kabur. Dalam kondisi Rahmi setengah sadar ku berusaha memapahnya keluar dari rumah ini hingga Rahmi benar benar sadar saat menyentuh perutnya ada sesuatu yang licin “ahh kita mau kemana Hilda..” tanya Rahmi. “Kita coba cari jalan kembali kost” jawabku. Lama perjalanan kami menyusuri kebun akhirnya sampai juga aku dan Rahmi sampai ke belakang kost dan segera masuk ke kamar Rahmi yang kondisinya tak berubah sedikit pun saat kami awal tinggalkan. Kemungkinan mereka tidak sampai kesini. Segera aku mengunci kamar Rahmi dan ku ajak Rahmi untuk mandi dan mengganti baju. Setelah itu kami tertidur karena kelelahan dan berencana mengatur strategi untuk hari berikutnya
 
Part 34



Pagi harinya, aku mencoba mengajak Rahmi untuk ikut ke kota halamanku. Karena mungkin akan lebih aman klo disana. Rahmi pun mengiyakan dan segera kami mengemasi barang barang untuk kami berangkat menuju kotaku. Aku pun mencoba memesan taksi untuk mengantar kami ke stasiun. Perjalanan kami menggunakan kereta, kami buat untuk tiduran kembali karena kali ini tidak terlalu padat seperti biasanya. Lanjut ku pesan taksi lagi dan sampai ke rumahku. Ku coba mengetuk pintu terasa sepi, hingga beberapa saat pintu pun dibuka, betapa senangnya Ibuku melihatku kembali. Aku pun memeluk ibuku dan memperkenalkan Rahmi ke Ibuku. Yahh ku ajak Rahmi ke kamarku dan lanjut Ibuku menyiapkan makan untuk kami. Hingga malam hari saat Ayahku pulang aku juga memperkenalkan Rahmi dan meminta izin untuk tinggal sementara waktu dirumah ini. Ayah pun mengizinkan, dan mengingatkanku kembali soal orang yang mau melamarku beberapa hari lagi. Rahmi pun kaget dan baru mengetahuinya, tapi aku tetap memberi penjelasan kepada Rahmi dan Rahmi pun bisa memahami. Hari berikutnya kami mengatur agenda untuk mencari kost khusus wanita untuk Rahmi yang dekat dekat. Berikutnya mencari pekerjaan untuk Rahmi disini. Hari hari berlalu hingga kini Rahmi dapat kost dekat dengan rumahku dan dikabarkan Rahmi juga sudah diterima masuk kerja sebagai perawat di rumah sakit daerah kotaku. Betapa senangnya kami. Lanjut hari dimana hari lamaranku tiba, Rahmi pun ikut datang kerumahku untuk menyaksikan, tibalah pria yang dijodohkan kepadaku. Kami pun mulai berkenalan dan entah mengapa aku bisa hanyut menerima pria ini yang sebelumnya tak pernah aku mengenalinya. Namanya Dimas, tinggi putih dan penampilannya juga menarik, kata Ayahku ia melanjutkan usaha orang tuanya di bidang properti, jadi mungkin ini pria baik untukku versi Ayahku. Tapi entahlah. Skipp skipp, 3 hari berlalu setelah acara itu, karena pernikahanku akan berlangsung 3 bulan lagi yah aku juga belum dapat kerjaan lagi untuk mengajar. Aku juga sering main ke kost Rahmi, dan saat itu tiba tiba ada seorang yang mencariku dan Rahmi. Saat coba kami temui dirumah ternyata anak Pak Joko sampai ke tempatku. “Kak Rahmi, Kak Hilda”. Sapa anak Pak Joko. “Ehh iyah kamu kan anak Pak Joko”. “Iyaa Kak maaf namaku Putri, aku coba mencari Kakak.”. Aku segera mengajak Putri untuk kost Rahmi dan tiba tiba ia pun langsung menangis “huhuhu… Kak aku kabur dari rumah, aku menjadi bahan pelecehan disana, aku sempat berusah mencari informasi Kak Rahmi dan Kak Hilda, akhirnya aku dapat dari kakek Kak Rahmi, sebelumnya aku menuju kost Kak Rahmi tapi setelah itu karena tidak ada orang aku minta alamat Kak Hilda dari pemilik kost disana huhuhu.. hikshiks..” . Aku dan Rahmi coba menenangkan dan coba mendengarkan cerita dari si Putri. “Cupp.. cupp… emmm… coba ceritakan apa yang terjadi disana siapa tau dengan cerita bisa membuatmu sedikit lega”. Putri pun akhirnya mulai bercerita “jadi setelah kejadian waktu itu di gubuk Kakek Kak Rahmi, aku mulai mengurung diri dikamar. Setiap bertemu dengan Ayahku aku selalu berusaha menghindar dan tak pernah berkata apapun. Kadang seusai mandi Ayahku suka melirik lirikku. Sampai suatu ketika karena sebelumnya aku punya pacar ya Kak walaupun LDR dan sekarang sudah tidak lagi, awalnya kami telponan, waktu itu disiang hari. Aku juga saat itu sedang mengenakan daster, awalnya aku ingin bercerita ke pacar aku tapi kuurungkan niatku dan malah kami malah mengobrol ke hal bagian yang membuat nafsuku muncul. Saat itu aku berada diruang tamu duduk disofa dan membuka dasterku, kuremasi payudaraku sendiri sampai beralih memainkan vaginaku yang membuatku makin terangsang dan basah waktu itu sampai puncaknya aku keluar, vaginaku basah. Maaf yah Kak karena sebelumnya aku melakukan hubungan sex dengan pacarku ini. Tiba tiba ada suara pintu diketuk, aku segera membanhi dasterku dan mencari kerudung. Kubuka kemudian ternyata Pak RT yang sedang mencari Ayahku saat itu. Aku bilang tidak sedang dirumah, dan tiba tiba Pak RT langsung masuk dan menyergapku hingga terpojok ke tembok. Mungkin Pak RT tau di balik daster ini aku tak mengenakan apa apa. Diremasinya kemudian payudaraku dari balik daster hingga sampai Pak RT menyentuh vaginaku dan tau klo vaginaku sudah sangat basah. Aku pada saat itu berusaha memberontak dan panik ketika Pak RT mulai mengeluarkan penisnya. Dibaliknya tubuhku dan dibekapnya mulutku serta diremasnya payudaraku dari belakang dan kurasa penis Pak RT pada saat itu sudah menempel tepat dibibir vaginaku, menggesek geseknya perlahan berusaha masuk dan terdengar suara langkah kaki masuk. Akupun merasa lega saat itu Pak RT menghentikan aksi bejatnya karean Ayahku pulang kerumah. Aku langsung berlari ke kamar dan menguncinya. Hari berlanjut ketika aku selesai mandi tiba tiba saat aku masuk ke kamar dari balik pintuku Ayahku langsung membekap mulutku dan memelukku dari belakang. Dilepasnya handukku hingga tersungkur diatas kasur. Aku berusaha melawan tapi tenaga Ayahku saat itu lebih kuat. Diciumnya mulutku, diremasinya payudaraku dan dihisap hisapnya. Vaginaku tak luput dimainkan Ayahku hingga kejadian itu terulang lagi. Tubuhku dinikmati oleh Ayahku sendiri hikshikshiks…. . Sejak itu setiap dirumah aku hanya diperbolehkan mengenakan daster yang menerawang dan jilbab. Kadang saat mencuci payudaraku jadi incaran ataupun saat bersih bersih rumah Ayahku mengeluarkan cairannya ke wajahku. Sampai saat ada tamu juga aku harus memakai daster yang menerawang dan jilbab. Pernah saat aku didapur tamu Ayahku tiba tiba berada dibelakangku dan meremasi kedua payudaraku dari balik dasterku. Saat malam hari pun aku dipaksa melayani nafsu bejat Ayahku. Aku pun memutuskan untuk kabur dari rumah dan berusaha mencari informasi dari Kak Rahmi dan Kak Hilda hingga sampai kesini hikshiks…”. “Yasudahh… sementara kamu tinggal disini dulu, besok Aku dan Hilda coba carikan tempat kost untukmu. Masalah sewa biar aku dan Hilda saja, mungkin kamu coba cari kerjaan daerah sini saja”. Rahmi mencoba membujuk dan menenangkan. “Iyaa lebih baik seperti itu, membuka kehidupan baru buatmu” sanggahku. Akhirnya kami bertiga kumpul ditempat Rahmi ngobrol becanda melupakan hal yang pernah terjadi.
 
Part 35



Hari demi hari kulalui yang terasa bosan karena aku belum ada pekerjaan sembari harus menunggu hari pernikahanku tiba. Disisi lain juga Putri sudah mendapat pekerjaannya dapat hidup mandiri, ia bekerja di salah satu syawalan dekat dengan Rahmi. Sedangkan Rahmi juga sudah sibuk dengan rutinitasnya, sekarang kami jadi jarang bertemu karena kesibukan masing masing. Yah apa boleh buat kadang aku juga mencoba menghibur diri, kadang saling telponan dengan calon suamiku. Yah walaupun tidak bisa bertemu secara langsung tapi cukup menghiburku karena ternyata orangnya asik juga. Sampai suatu ketika terbesit dibenakku, kalo ternyata aku sudah tidak perawan apa tanggapan ia nanti. Lantas aku merasa sedih sambil menyentuh bagian vaginaku. Pikiran itu selalu terlintas “apa yang harus aku katakan kelak” batinku. Sering menangis aku ketika terpikirkan seperti itu. Aku coba mencari jamu atau ramuan yang bisa membuat vaginaku utuh seperti sedia kala sebelum dimasukkan penis. Dari saat itu aku mulai rutin mengkonsumsinya. Terasa sedikit demi sedikit perubahan di diriku yang tambah lebih fresh, sehat dan bugar. Kadang saat mandi pun aku iseng mengecek memasukkan jariku ke vagina dan benar saja vaginaku serasa menyempit, dan ada perubahan lainnya yaitu ukuran payudaraku yang bertambah sedikit kencang. Aku pun merekomendasikannya untuk Rahmi dan juga Putri. Minggu demi minggu berlalu hari pernikahanku kian dekat, saat aku bertemu kembali dengan Rahmi dan Putri terlihat fresh dan sehat apalagi badan mereka terlihat kian semok. Pasti banyak jadi incaran laki laki hidung belang. Semoga mereka bisa menjaga diri masing masing. Hari pernikahanku tak terasa kini pun tiba dimana saatnya diriku akan dipersunting laki laki yang bahkan belum pernah aku kenal sebelumnya, yang hanya sekilas dari biodata dan obrolan lewat telepon. Kini aku akan menjalani hidup yang panjang menjadi seorang ibu dan menjadi keluarga kecil. Perasaan gugup dan campur aduk menyelimuti. Kulihat tamu undangan semua yang hadir tersenyum senang melihatku tak terkecuali Rahmi dan Putri yang terharu melihatku. Hari bahagia ini hari yang tak akan pernah aku lupakan seumur hidupku. Dan malam ini kami belum bisa melakukan malam pertama untuk pasangan yang telah melangsungkan pernikahan, kami tunda dulu karena kami sangat lelah dengan acara yang berlangsung hampir satu hari penuh. Lanjut keesokan harinya, aku dan Mas Dimas suamiku sekarang berencana bulan madu ditempat yang jauh dengan pemandangan yang memukau mata. Disaat itu kami akhirnya melakukan hubungan layaknya suami istri. Kali ini aku benar benar bisa menikmatinya dan tanpa paksaan. Mulanya Mas Dimas menciumku “ahhh… shhh… ahhhh… masshhh…” lanjut dilepasnya seluruh pakaian yang menyelimutiku hingga bertelanjang bulat. Diremasinya kemudian kedua payudaraku bergantian “sshhh…. mmmphhh… ahhhh…” desahku “kamu cantik Hilda, tidak salah kamu menjadi istriku” rayu Mas Dimas kepadaku. Aku pun tambah mendesah ketika Mas Dimas menghisap kedua putingku “sshhh.. ahhhh… mmmphhh… ahhhh….” . Kini berlanjut vaginaku dimainkan oleh Mas Dimas, dicolek coleknya vaginaku olehnya “sshhh… ahhhh… mass…. Mppphhh.. ahhhh…” kian lama masuklah jari Mas Dimas “ahhhh… ahhhh…” tak terasa vaginaku sudah sangat basah dan “ahhhhh…” tubuhku bergetar keluar cairan dari dalam vaginaku. Lanjut kini Mas Dimas mengarahkan penisnya ke arah vaginaku, mulanya ia menggodaku dengan menggesek gesekkan penisnya di bibir vaginaku “ahhh… ahhhh… shhh… ahhhh… mass… mmmphh….ahhh…” dan “blesshhh… ahhhh…” penis Mas Dimas masuk ke dalam vaginaku “ahhh…. Sempit bangettt…” kata Mas Dimas. Awalnya agak sedikit sakit tapi “ahhhh… ahhhh… ahhh… “ Mas Dimas mulai menggoyang goyangkan pinggulnya maju mundur membuat penisnya keluar masuk memompa vagina “mmmphhh… sshhhh…. Ahhhh…. Ahhh……. Mass….ahhh… “. Dipompanya vaginaku perlaha sambil diremasinya payudaraku tak lupa dilumatnya bibirku olehnya “sshhhh… ahhh… heeeemmmm.. mmphhh… ahhhh…. ahhhh..”. Gerakan makin cepat membuatku berkeringat dan “ahhh… ahhhh… ahhhhhh… ahhhhhh…” tubuhku bergetar hebat, aku keluar. Lanjut berganti posisi, dibaliknya tubuhku hingga menungging dan “bleshhh… ahhhh…” dipompanya kembali vaginaku sambil diremasinya payudaraku dari belakang “ahhhh… ahhhh… ahhhh… ahhhh… mmmphhhh… shhhh… ahhhhh…. mass…. Ahhhhh….” Gerakan makin cepat dan tubuhku sepertinya “ahhhkhhhh…. Akhhhhh…” aku keluar lagi. Lanjut dibaliknya tubuhku dan diangkat. Kini aku menindih duduk diatas perut Mas Dimas dengan penis masih menancap di vaginaku. Kami mulai bergoyang lagi menikamti momen ini “ahhh… ahhhh… iyahhhh… ssshhh… masshhh… ahhhh…. Ahhhh… mmmmphhh ahhhh…..” payudaraku bergoyang goyang naik turun .”ahhhh… mmmphhh… iyahahh… aaahhh…”. Dibaringkan kemudian tubuhku, goyangan berlanjut semakin cepat “ahhhh… ahhhh… ahhh… shhh…. Mmmphhh… ahhhhh… ahhhh… sshhh… mmphhh… iyahhh… masshhh… iyaaahhh… ahhhh…” sambil ku meremas rambut Mas Dimas dan “ahhkhhh… akkhhhh… akkhhhh… croottt… crootttt… crrotttt… ahhhhh….” Mas Dimas mengeluarkan cairannya di dalam vaginaku beberengan denganku yang bergetar dan ikut keluar “aahhh…” terasa hangat didalam vaginaku. Mas Dimas diamkan beberapa saat penisnya di dalam vaginaku dan “plopphhh… ahhhhh….” Cairan itu berasa mengalir keluar membasahi vaginaku. Ternyata seperti ini kalo ditumpahkan dalam vaginaku. Aku pun merasa sayang dengan Mas Dimas, aku pun memeluknya dan menciumnya. Kami pun kemudian rebahan dan tertidur pulas.
 
Part 36



Waktu bulan maduku hanya tiga hari karena Mas Dimas tidak bisa meninggalkan pekerjaannya terlalu lama. Selama itu pula aku merasa sangat puas tiap berhubungan badan Mas Dimas. Akhirnya kami kembali dan ohiya aku kini tinggal di rumah baru dari Mas Dimas. Kami tinggal berdua yah walaupun rumahnya masih satu daerah di kotaku. Jadi aku masih bisa menjenguk kedua orang tuaku. Aku dan Mas Dimas mulai menata rumah. Dan yahh akhirnya begini rasanya berumah tangga. Sempat kepikiran “bagaiama sekarang Rahmi dan Putri yah, ahh kapan kapan aku ajak kumpul lah”. Satu bulan setelah itu aku belum juga ada tanda tanda hamil, aku juga kadang merasa bosan karena hanya dirumah dan tidak ada pekerjaan lainnya, Mas Dimas juga orangnya ternyata sibuk kadang pulang juga larut malam. Jarang ada waktu dirumah, yahh mungkin pas weekend aja kita jalan jalan dan kadang memadu kasih berhubungan intim. Tapi kini mencoba merayu Mas Dimas untuk mengizinkanku mengajar lagi. Dan Mas Dimas mengizinkan, aku pun coba untuk mencari lowongan guru sembari membuka les privat dirumah, karena kini aku tinggal di perumahan siapa tahu ada yang butuh untuk les privat di tempatku. Selang waktu berjalan, hari demi hari belum juga ada kebutuhan guru di sekolah, tapi tiba tiba ada ibu ibu dan seorang anak datang kerumah. Lantas memperkenalkan diri, ibu ini bernama Ibu Yati dan anaknya bernama Andi kelas dua belas SMA, yang ternyata tetangga di perumahanku selisih tiga rumah dari sini. Beliau dapat info klo aku membuka jasa les privat jadi beliau meminta bantuanku untuk mengajari Andi agar nilainya lebih baik menjelang ujian nasional besok dan masuk ke perguruan tinggi. Ibu ini juga cerita klo kadang belajarnya susah, padal Andi ni terlihat polos dan sopan tapi yah entahlah. Akhirnya kami memutuskan membuat jadwal untuk pertemuan les kami. Aku ceritakan kepada Mas Dimas sepulang kerja. Hari pertama ku mengajar dimulai pukul empat sore, ku menanti Andi sambil kusiapkan camilan. Akhirnya Andi datang juga “permisi Bu”. “Oh iya silahkan masuk Andi, duduk dulu, ibu buatkan minum dulu yah”. Setelah ku buatkan minum “yukk kita belajar” kataku. Andi cukup tanggap dan tekun kadang suka curi curi pandang ke arah buah dadaku. Tapi aku tak menghiraukan. Hari pertama cukup lancar dan lanjut beberapa pertemuan berikutnya Andi memang mulai giat dan rajin. Sampai suatu ketika Andi tak sengaja menumpahkan minumannya dan mengenai bajuku, reflek Andi langsung menyentuh bagian buah dadaku dengan tisu. Sempat bengong dan Andi pun menghentikan aksinya “eh maaf Bu maaf, Andi ga sengaja Bu”. “Iyaa Andi gapapa, Ibu tak ganti baju bentar yah” jawabku. Kulepas baju dan BH ku di kamar tiba tiba terdengar suara gemuruh hujan deras turun, segera karena panik kupakai cardigan yang tergantung dibalik pintu dan berlari kebelakang mengambil beberapa jemuranku yang terlanjur terguyur hujan begitu juga aku sedikit basah sambil menahan cardiganku agar tidak terbuka dan memperlihatkan payudaraku di depan Andi. Aku sempt kaget Andi menyapaku “gimana Bu, apa ada yang bisa Andi bantu Bu”. “Endak Andi, ini malah hujan deras, mending disini dulu nunggu agak reda baru pulang” kataku. Akhirnya aku dan Andi kembali ke ruang tamu, sempet aku ngos ngosan karena lari larian ambil jemuran sambil menahan cardiganku. Sepertinya Andi menyadari dibalik cardigan ini ada payudaraku yang tak terlindung, terlihat putingku menyeplak di cardiganku. Belum sempat aku beranjak tiba tiba listrik padam. Kini aku coba mencari lilin dan tiba tiba terlihat sebuah kilat dan “duarrrr…” suara petir menyambar membuatku kaget dan reflek memeluk lengan Andi. Sepertinya Andi merasakan lengannya diapit oleh kedua payudaraku. Hujan pun makin deras dan suara gemuruh beserta kilatan petir silih bergantian membuatku takut. Andi pun tiba tiba merangkulku berusaha menenangkan. Aku yang kedinginan karean sempat kehujanan tadi merasakan payudaraku sebelah kanan seperti ada yang meremas, membuat darahku berdesir. Entah aku malah diam terpaku membiarkan tangan itu bermain di payudaraku. Tiba tiba diangkatnya tanganku sebelah kiri dan “ahhh…. “. Andi lagsung menghisap payudaraku sebelah kiri yang langsung tersingkap keluar “ahhh… Andiii… apa yang kamu lakuakann…” diremasnya kedua payudaraku dan dilepaskannya oleh Andi “maaf maafkan aku Bu, Andi khilaf Bu maaf”. Aku segera menutupi bagian payudaraku. Kami pun kemudian saling diam. Hingga hujan pun sedikit mereda dan Andi pun berpamitan pulang.
 
Part 37



Semenjak saat itu kegiatan kami masih berlanjut, Andi yang datang untuk les dan aku yang mengajar walaupun agak canggung sekarang. Mungkin Andi masih kebayang bayang waktu itu. Akupun sudah tidak terlalu mengingatnya, tapi yahh akhir akhir ini juga Mas Dimas sangat sibuk hingga jarang berhubungan tubuh lagi. Sampai suatu ketika aku berinisiatif membeli sebuah baju untuk memikat Mas Dimas, seperti baju renang tanpa lengan tapi berlubang di bagian payudara dan bagian bawah vagina. Waktu itu Mas Dimas pulang larut jadi yah tak sempat aku pakai juga. Di hari berikutnya, iseng aku pakai “uuuu sexy sekali hihihi..” . Saat akan merayu Mas Dimas ada telepon masuk dan Mas Dimas bilang kepadaku “Sayangg.. aku tinggal bentar yahh.. ada urusan penting. Semoga kali ini aku lekas pulang yah.”. Aku pun sempat bete dan bilang “yahh yaudahh Mas hati hati, aku tunggu dirumah pokoknya”. “Okey dokeyy.” Jawab Mas Dimas. Akupun menunggu seharian denagn berpakaian seperti ini berharap pas pulang nanti surprise. Terdengar suara langkah kaki dan pintu diketuk. Aku pun segera datang menghampiri membukakan pintu dan betap kagetnya aku ternyata “Andiii… “. Andi pun terlihat melongo melihat penampilanku yang sepeti itu. Akupun segera menutupi bagian payudaraku dan vaginaku yang terbuka “Ehhhh maaf duduk dulu Andi, Ibu ganti baju dulu”. Aku pun segera ke kamar dan memakai baju seadanya cardigan rajut dengan kancing di depan, rok kain hitam motif bunga yang terakhir ku kenakan kerudung. Saat ku temui lagi Andi, Andi pun berkata “Bu klo lesnya kerumah Andi gimana Bu? Soalnya Andi diberi amanah jaga adik Andi dirumah sedangkan Ayah Ibu baru ada acara keluar kota.” Aku pikir pikir yah boleh juga biar tahu lingkungan sekitar apalagi tetangga sendiri “yahh boleh Andi yukk, adikmu berapa tahun?” Tanyaku. “4 tahun Bu hehe”. Segera ku kerumah Andi. Ternyata cukup luas “mari Bu” Andi mempersilahkan dan memperkenalkan adik kecilnya “Bu ini Miki namanya Bu adik Andi”. “Ehh lucunya.. utukutukutuk.. hehe…”. Adiknya Andi merasa malu malu dan berlari keruangan lain. Segera aku dan Andi mempersiapkan pembelajaran les, sebelumnya Andi membuatkan minum sambil berkata “maaf yah Bu klo Miki nanti mengganggu selama les hehe”. “Iyahh gapapa Andi wajar” jawabku. Tak lupa Andi juga membuatkan minum dalam dot untuk Miki. Kami lanjut dengan kegiatan belajar kami sesekali aku minum dan terlihat Miki ikut duduk disampingku sambil meminum dot, dan terlihat perlahan mulai tertidur hingga pulas begitu juga aku tiba tiba merasa sangat ngantuk dan tanpa sadar ku memejamkan mata. Entah berapa lama aku tertidur, ku buka mata dan tersadar melihat Andi sedang menggendong Miki, kulihat juga pakaianku juga masih lengkap ku kenakan tapi kenapa tubuhku berkeringat, badanku terasa pegal, putingku pun menegang dan seperti bagian vaginaku terasa basah. Dalam mimpiku tadi aku merasa seperti ada yang menggerayangi tubuhku dan menyetubuhiku. Tapi apa hanya perasaanku saja. Saat kulihat bagian rokku seperti ada rembesan cairan dan baunya sedikit amis. Tapi entah apa yang sudah terjadi saat aku tertidur. Akupun mulai berpamitan kepada Andi dan menuju rumahku kembali karean hari sudah mulai gelap. Sesampainya dirumah aku pun melucuti seluruh pakaianku kecuali baju ******* karena belum jadi aku tunjukkan ke Mas Dimas. Kubersihkan bagian badanku dan vaginaku yang basah. Selesai bersih bersih dengan pakaian yang sexy ini akhirnya Mas Dimas pulang dan kusambut dengan pelukan. “Kenapa sayang, hari ini sexy sekali”. Kata Mas Dimas. “Aaa… Mas aku kangenn… ayokk mass ini buat mass… lama gak disentuh nih hihi…” kami pun lanjut adegan suami istri sampai pagi.
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd