Part 34
Pagi harinya, aku mencoba mengajak Rahmi untuk ikut ke kota halamanku. Karena mungkin akan lebih aman klo disana. Rahmi pun mengiyakan dan segera kami mengemasi barang barang untuk kami berangkat menuju kotaku. Aku pun mencoba memesan taksi untuk mengantar kami ke stasiun. Perjalanan kami menggunakan kereta, kami buat untuk tiduran kembali karena kali ini tidak terlalu padat seperti biasanya. Lanjut ku pesan taksi lagi dan sampai ke rumahku. Ku coba mengetuk pintu terasa sepi, hingga beberapa saat pintu pun dibuka, betapa senangnya Ibuku melihatku kembali. Aku pun memeluk ibuku dan memperkenalkan Rahmi ke Ibuku. Yahh ku ajak Rahmi ke kamarku dan lanjut Ibuku menyiapkan makan untuk kami. Hingga malam hari saat Ayahku pulang aku juga memperkenalkan Rahmi dan meminta izin untuk tinggal sementara waktu dirumah ini. Ayah pun mengizinkan, dan mengingatkanku kembali soal orang yang mau melamarku beberapa hari lagi. Rahmi pun kaget dan baru mengetahuinya, tapi aku tetap memberi penjelasan kepada Rahmi dan Rahmi pun bisa memahami. Hari berikutnya kami mengatur agenda untuk mencari kost khusus wanita untuk Rahmi yang dekat dekat. Berikutnya mencari pekerjaan untuk Rahmi disini. Hari hari berlalu hingga kini Rahmi dapat kost dekat dengan rumahku dan dikabarkan Rahmi juga sudah diterima masuk kerja sebagai perawat di rumah sakit daerah kotaku. Betapa senangnya kami. Lanjut hari dimana hari lamaranku tiba, Rahmi pun ikut datang kerumahku untuk menyaksikan, tibalah pria yang dijodohkan kepadaku. Kami pun mulai berkenalan dan entah mengapa aku bisa hanyut menerima pria ini yang sebelumnya tak pernah aku mengenalinya. Namanya Dimas, tinggi putih dan penampilannya juga menarik, kata Ayahku ia melanjutkan usaha orang tuanya di bidang properti, jadi mungkin ini pria baik untukku versi Ayahku. Tapi entahlah. Skipp skipp, 3 hari berlalu setelah acara itu, karena pernikahanku akan berlangsung 3 bulan lagi yah aku juga belum dapat kerjaan lagi untuk mengajar. Aku juga sering main ke kost Rahmi, dan saat itu tiba tiba ada seorang yang mencariku dan Rahmi. Saat coba kami temui dirumah ternyata anak Pak Joko sampai ke tempatku. “Kak Rahmi, Kak Hilda”. Sapa anak Pak Joko. “Ehh iyah kamu kan anak Pak Joko”. “Iyaa Kak maaf namaku Putri, aku coba mencari Kakak.”. Aku segera mengajak Putri untuk kost Rahmi dan tiba tiba ia pun langsung menangis “huhuhu… Kak aku kabur dari rumah, aku menjadi bahan pelecehan disana, aku sempat berusah mencari informasi Kak Rahmi dan Kak Hilda, akhirnya aku dapat dari kakek Kak Rahmi, sebelumnya aku menuju kost Kak Rahmi tapi setelah itu karena tidak ada orang aku minta alamat Kak Hilda dari pemilik kost disana huhuhu.. hikshiks..” . Aku dan Rahmi coba menenangkan dan coba mendengarkan cerita dari si Putri. “Cupp.. cupp… emmm… coba ceritakan apa yang terjadi disana siapa tau dengan cerita bisa membuatmu sedikit lega”. Putri pun akhirnya mulai bercerita “jadi setelah kejadian waktu itu di gubuk Kakek Kak Rahmi, aku mulai mengurung diri dikamar. Setiap bertemu dengan Ayahku aku selalu berusaha menghindar dan tak pernah berkata apapun. Kadang seusai mandi Ayahku suka melirik lirikku. Sampai suatu ketika karena sebelumnya aku punya pacar ya Kak walaupun LDR dan sekarang sudah tidak lagi, awalnya kami telponan, waktu itu disiang hari. Aku juga saat itu sedang mengenakan daster, awalnya aku ingin bercerita ke pacar aku tapi kuurungkan niatku dan malah kami malah mengobrol ke hal bagian yang membuat nafsuku muncul. Saat itu aku berada diruang tamu duduk disofa dan membuka dasterku, kuremasi payudaraku sendiri sampai beralih memainkan vaginaku yang membuatku makin terangsang dan basah waktu itu sampai puncaknya aku keluar, vaginaku basah. Maaf yah Kak karena sebelumnya aku melakukan hubungan sex dengan pacarku ini. Tiba tiba ada suara pintu diketuk, aku segera membanhi dasterku dan mencari kerudung. Kubuka kemudian ternyata Pak RT yang sedang mencari Ayahku saat itu. Aku bilang tidak sedang dirumah, dan tiba tiba Pak RT langsung masuk dan menyergapku hingga terpojok ke tembok. Mungkin Pak RT tau di balik daster ini aku tak mengenakan apa apa. Diremasinya kemudian payudaraku dari balik daster hingga sampai Pak RT menyentuh vaginaku dan tau klo vaginaku sudah sangat basah. Aku pada saat itu berusaha memberontak dan panik ketika Pak RT mulai mengeluarkan penisnya. Dibaliknya tubuhku dan dibekapnya mulutku serta diremasnya payudaraku dari belakang dan kurasa penis Pak RT pada saat itu sudah menempel tepat dibibir vaginaku, menggesek geseknya perlahan berusaha masuk dan terdengar suara langkah kaki masuk. Akupun merasa lega saat itu Pak RT menghentikan aksi bejatnya karean Ayahku pulang kerumah. Aku langsung berlari ke kamar dan menguncinya. Hari berlanjut ketika aku selesai mandi tiba tiba saat aku masuk ke kamar dari balik pintuku Ayahku langsung membekap mulutku dan memelukku dari belakang. Dilepasnya handukku hingga tersungkur diatas kasur. Aku berusaha melawan tapi tenaga Ayahku saat itu lebih kuat. Diciumnya mulutku, diremasinya payudaraku dan dihisap hisapnya. Vaginaku tak luput dimainkan Ayahku hingga kejadian itu terulang lagi. Tubuhku dinikmati oleh Ayahku sendiri hikshikshiks…. . Sejak itu setiap dirumah aku hanya diperbolehkan mengenakan daster yang menerawang dan jilbab. Kadang saat mencuci payudaraku jadi incaran ataupun saat bersih bersih rumah Ayahku mengeluarkan cairannya ke wajahku. Sampai saat ada tamu juga aku harus memakai daster yang menerawang dan jilbab. Pernah saat aku didapur tamu Ayahku tiba tiba berada dibelakangku dan meremasi kedua payudaraku dari balik dasterku. Saat malam hari pun aku dipaksa melayani nafsu bejat Ayahku. Aku pun memutuskan untuk kabur dari rumah dan berusaha mencari informasi dari Kak Rahmi dan Kak Hilda hingga sampai kesini hikshiks…”. “Yasudahh… sementara kamu tinggal disini dulu, besok Aku dan Hilda coba carikan tempat kost untukmu. Masalah sewa biar aku dan Hilda saja, mungkin kamu coba cari kerjaan daerah sini saja”. Rahmi mencoba membujuk dan menenangkan. “Iyaa lebih baik seperti itu, membuka kehidupan baru buatmu” sanggahku. Akhirnya kami bertiga kumpul ditempat Rahmi ngobrol becanda melupakan hal yang pernah terjadi.