Part 28
Dengan samar perlahan kubuka mataku, betapa kagetnya aku saat melihat apa yang ada di depanku. Dengan posisi telentang dan telanjang bulat kedua tangan Rahmi ditahan eratnya oleh salah satu tangan bapak Rahmi dan tangan yang satunya lagi membekap mulut Rahmi. Rahmi pun berusaha melawan tapi sia sia. Entah apa yang dipikirkan bapak Rahmi. Aku terdiam dan tak tau apa yang harus aku lakukan. Aksipun berlanjut dengan bapak Rahmi menghisapi tiap puting Rahmi hingga tegang “slurrphh.. slurrphhh… ahhhh… anak bapak sudah gede ternyata”. “Eghhkkk… eghhhh….” Hanya itu yang bisa Rahmi ucap. Dibukanya mulut Rahmi dari bekapan tangan bapak Rahmi. Diciuminya mulut Rahmi dengan ganas sambil tangan bapak Rahmi beralih menelisik turun bermain pada vagina Rahmi, dielussnya perlahan dan dimainkannya jari bapak Rahmi ke dalam vagina Rahmi hingga membuat tubuh Rahmi bergetar dan basah. Puas dengan mulut Rahmi kini kembali tangan bapak Rahmi membekap mulut Rahmi dan melepaskan genggaman dikedua tangan Rahmi dan beralih mengeluarkan penisny. Rahmi terlihat terbelalak melihatnya, ingin berusaha menolaknya. Tapi bapak Rahmi dengan penuh nafsu mulai mengarahkan penisnya ke arah vagina Rahmi. Mula ditepuk tepukkannya pada bibir vagina Rahmi, digesek gesekkannya perlahan dan “blesss…. Eghhhhhkkk… “ Rahmi terpeki dan melenguh. Digoyangkannya pinggul bapak Rahmi perlahan memompa vagina Rahmi “kamu memang nagih seperti ibumu, ughhh… ahhhh….”. “Eghhhh…. Mmmphhhh…. Egghhh… mmphhhh…”. “Ibumu dulu primadona di kampung ini, tapi karena saat itu aku memergoki ia berselingkuh dengan kakekmu digubuk miliknya, tak sengaja ibumu berlari menjauhiku dan mengalami kecelakan saat menuju ke arah jalan, ughhh… ahhhh… memek ini mengingatkanku pada ibumu ahhh….”. “Eghhh….eghhh… “ Rahmi pun mulai mengeluarkan air mata. Gerakan pun makin cepat dan “ahhhh… ahhhh… plophhh… crootttt.. croott… croottt…” dimuntahkannya cairan bapak Rahmi diatas perut Rahmi. Rahmi pun terlihat melemas, ternyata tak sampai disitu. Dibaliknya tubuh Rahmi dan kini posisi Rahmi membelakangi bapak Rahmi dan “blessss… eghhhh…” dimasukkannya kembali penis bapak Rahmi kedalam vagina Rahmi dari arah belakang sambil tangan bapak Rahmi masih membekap mulut Rahmi. Kini tangan yang satu lagi meremasi payudara Rahmi “ughhh… mantap ni tete kamu nak bisa besar gini ahhhh… puass aku nakkk… ahhhhh.” “Eghhhh…. Eghhh… mmmphhhh… eghhhh…” kembali Rahmi menangis. Gerakan kembali mekin cepat dan “ahhhh… ahhhh… plophhh…. Ahhhhh…. Croottt… crooottt…. Crottt….” Tubuh Rahmi ikut bergetar, ditumpahkannya cairan bapak Rahmi di pantat Rahmi. Seketika itu Rahmi langsung ambruk melemas. Bapak Rahmi kemudian mengelus rambut Rahmi dan membenahi celananya dan pergi meninggalkan Rahmi. Kulihat Rahmi masih shock dan menangis. Bingung apa yang harus kulakukan hingga semua menjadi hening. Kulihat Rahmi mulai tertidur pulas. Aku merasa ingin buang air kecil, perlahan aku keluar menuju kamar mandi. Belum sempat aku sampai kamar mandi tiba tiba “emmmmphhh… mmmmphhh… “ dibekapnya mulutku oleh bapak Rahmi dan dibawanya aku di belakang rumah dengan pemandangan kebun yang gelap lampu remang remang serta hawa dingin diluar. “Kamu mau apa nak?” Tanya bapak Rahmi. Kujawab dengan gugup “mau buang air kecil pak”. “Buang disini aja”. Kata bapak Rahmi. Ditariknya tubuhku berada dipangkuan bapak Rahmi, diangkatnya dasterku hingga memperlihatkan vaginaku dan dibukanya kedua pahaku. “Cepat keluarkan disini saja”. Dengan malu “suurrrr….. “ aku mulai pipis dengan dipangku bapak Rahmi. Dipeluknya aku kemudian oleh bapak Rahmi “temani bapak disini yah melamun melihat pemandangan”. Tiba tiba tangan bapak Rahmi dari balik daster yang kukenakan mulai meremasi payudaraku “ahhh… pakkk…. Jangannn… “. “Tenang kamu jangan banyak suara, nanti pada bangun trus datang kesini, ditahan aja”. Karena aku takut, aku pasrah dan menikmatinya saja “mmphhhh… egghhh…” desahku saat putingku mulai diplintir plintir. Tiba tiba ada orang datang lewat. Betapa kagetnya aku apa yang dilakukan bapaknya Rahmi “Pak Joko.. oiii sini mampir…” terus berbisik padaku “kayaknya ia baru habis pulang ronda hihi…” . Pak Joko pun datang menghampiri kami “yaa pakkk.. wahhh ada apa ini”. “Ini pak saya heran ank sekarang tetenya pada subur subur, coba ini pak”. Aku pun merasa shock dan malu karean tiba tiba diangkatnya dasterku sampai terlihatlah kedua gundukan payudaraku. “Ahhhh… jangannn… pakkk…” tolakku. “Wahh iyaa pakk, kok gak di dalam aja kita pak?” Tanya Pak Joko. “Di dalam ada anakku baru tidur, sini aja hehe” jawab bapak Rahmi. Seketika itu dikeluarkannya kemudian penis Pak Joko di depanku. Diturunkannya aku oleh bapak Rahmi ke tanah “gadis cantik siapa namanya ini” kata Pak Joko sambil diarahkannya penisnya ke arah wajahku. Aku berusah menolak tapi dijambaknya rambutku dan “slurrrpphhh…” penis itu masuk ke dalam mulutku. “Aahhhh… mantapp ni pak..” seru Pak Joko. Dibuka kemudian penis bapak Rahmi dan diarahkannya tanganku untuk memegang penisnya. Dituntunya tanganku untuk memainkan penisnya naik turun “sluurppphh… eghh… mmmphhh…” tak banyak yang bisa kulakukan. “Ahhh… ughhh.. mmphhh mantapp.. pengen lihat lagi aku nak tete kamu lagi” kata Pak Joko. Diangkatnya aku kemudian oleh bapak Rahmi dan dibaringkannya aku diatas kursi panjang yang terbuat dari bambu. Ditindihnya aku kemudian oleh Pak Joko dan diapitnya penisnya menggunakan kedua payudaraku “ahhhh… pakkk.. endakk ahhhh…” terasa hangat disela sela payudaraku. Kurasa dibagian vagina tiba tiba terasa seperti sesuatu mulai “blesss… aghhkkk…. ahhhhh…” penis bapak Rahmi mulai masuk kedalam vaginaku “ahhhh… pakkk jangannn… ahhhhh… hentikannn… ahhhh….” .” Ssstttttt… diam jangan berisik, nanti tambah ramai disini” kata bapak Rahmi. Ku hanya bisa pasrah dan menahan “eghhhkkk…. Eghhkkk…. Mmmphhhh…. Shhhhh…. Mmmphhhh… eghhhkkkj… ahhhhh….”. Kulihat gerakan Pak Joko makin cepat dan “ahhhh… ahhhh…. Croott.. crooott…croott… “ cairan Pak Joko tumpah mengenai wajah dan payudaraku. “Ploppphhh… ahhhh… “ dicabutnya penis bapak Rahmi “silakan Pak Joko kalau mau lanjut” kata bapak Rahmi. “Ohh iyaa pak sebentar saya numpang bersihin penis aja” kata Pak Joko. Dioleskannya cairan Pak Joko yang tumpah tadi dengan penis Pak Joko sendiri dan diarahkan masuk kedalam vaginaku “blesss… egghhh…”. Digerakkannya perlahan penis Pak Joko “ughhh nyedot banget ni pakk”. Kata Pak Joko dan “plopphhh.. ahhhh…” terlepasnya penis Pak Joko karena sudah lemas “terima kasih ya pak, saya pamit undur diri dulu hihi”. Pak Joko pun pergi meninggalkan kami. Bapak Rahmi lanjut dengan memainkan penisnya dan “crootttt… crooottt… crooottt…” disemburkannya cairan bapak Rahmi di area vaginaku “ahhhh…. “ lenguhku. Bapak Rahmi pun masuk kedalam meninggalkanku. Aku pun perlahan mulai bangkit dan kembali ke kamar Rahmi.