Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Guru Muda Baru

https://ibb.co/dGvvQ9f

Part 24



Keesokan harinya saat listrik mulai menyala dan cuaca cerah kubuka mataku perlahan dan melihat Rahmi yang terguling tidur diatas lantai dengan bagian payudara dan vagina yang masih terbuka. Saat kucoba menarik tubuh Rahmi ke atas kasur malah membuat tanktop Rahmi terlepas dan membuat tubuh Rahmi bertelanjang bulat. Tiba tiba dering handphone Rahmi berbunyi, kucoba membangunkan Rahmi. Rahmi pun mengangkat telephone tersebut “Rahmii sudah jam berapa ini kok belum datang ke klinik!” Dengan suara tegas dari orang yang jauh disana. Seketika itu Rahmi terbangun panik. “Eh Hilda ayo anter aku ke klinik tempat kerjaku”. Kata Rahmi panik. Karena mungkin terburu buru Rahmi hanya langsung mengenakan kemeja putih dan celana putih tak lupa memakai jilbab. Sedangkan aku “Rahmi aku pinjam baju sama celana yah”. “Iyah Hilda ambil aja”. Kupakai kemeja kotak kotak dan celana panjang hitam tak lupa jilbab hitam. Segera kami menuju ke tempat klinik Rahmi. Sesampainya disana kondisi sudah sangat padat dan ramai. Rahmi langsung segera berpamitan meninggalkanku dan mengambil tugasnya. Sedangkan aku karena yahh bingung aku memutuskan berkeliling klinik ini walau tak jauh dari Rahmi. Aku tak sengaja memasuki sebuah ruangan karena terdengar samar samar suara seseorang sedang berbicara kepada Rahmi, aku mencoba menyelinap dan bersembunyi didalam loker lemari besi di ruangan ini. Dari lubang loker ini aku bisa mengintip melihat Rahmi mulai masuk dengan seorang Dokter laki laki dan berkata “Rahmi lain kali jangan terlambat yah, lagi pula kamu juga masih baru belum lama disini, saya masih mentolerir kamu untuk hari ini”. “Baik dok saya mohon maaf” jawab Rahmi. “Nanti klo urusanmu didepan dengan pasien sudah beres, kembali ke ruangan saya lagi ya, ada dokter yang menguji kamu”. Rahmi pun hanya menjawab “Baik dok”. Cukup lama aku di dalam loker lemari besi ini mengamati. Dokter yang tadi sebelumnya dengan Rahmi kini ada dokter lain lagi yang berada di ruangan “mana dok yang katanya suster kau ini yang ga ada duanya itu”. “Sebentar, sabar nanti juga kesini, siapkan aja apa yang perlu untuk nanti”. Cukup lama melihat kedua dokter ini mengobrol Rahmi pun akhirnya masuk ke ruangan “nah ini suster andalan kita disini dok, kita mulai kapan”. Rahmi tampak kebingungan “ada apa yahh dok?” Tanya Rahmi. “Tenang duduk aja disini dulu, minum ini” jawab si Dokter yang baru datang tadi. Rahmi pun hanya menurut dan meminum apa yang disuguhkan tadi. Seusai minum terlihat Rahmi mulai melemas tetapi masih sedikit sadar. Kedua dokter ini kemudian mengeluarkan alat dan memasangkan kepada Rahmi yang sudah lemas. Alat itu seperti pengikat mulut dengan bola yang menyumpal mulut Rahmi. Kemudian terlihat seperti sabuk yang mengikat perut dan tangan Rahmi kebelakang. Rahmi terlihat tak bisa berbuat apa apa. “Kita mulai dok”. Dirabanya payudara Rahmi pada saat itu dari luar kemeja dan dibukanya perlahan kancing kemeja Rahmi hingga menampaklah buah dada Rahmi yang besar dan montok itu “wihhh emang bener ini juara, mana ga pakai daleman lagi, momen yang tepat sekali hihi”. Dokter yang satu lagi mencoba melepaskan celana panjang Rahmi hingga akhirnya tepampanglah bentuk vagina Rahmi yang ditumbuhi bulu bulu halus. “Mantapp kali berani sekali ni suster ga pakai daleman di klinik ini”. Kata si Dokter. Segera mereka mulai meremasi payudara Rahmi, memainkan putingnya hingga membuat Rahmi hanya bisa pasrah dipermainkan kedua dokter ini. Saat terdengar Rahmi mulai melenguh “eeghhhh…” salah satu dokter tadi mengeluarkan alat seperti yang pernah digunakan Aldi padaku, berbentuk kapsul tapi bisa bergetar. Mulailah alat itu bergetar dan ditempelkannya ke payudara dan vagina Rahmi, membuat Rahmi hanya bisa mendongak dongakkan kepala menahan rangsangan yang terjadi.

https://ibb.co/CnkCfsc

Rahmi terlihat mulai menggeleng gelengkan kepala saat alat itu mulai dimasukkannya oleh salah satu dokter tadi ke dalam vagina Rahmi “eggghhhhh… mmmphhhh…” dikeluar masukkannya alat itu di vagina Rahmi tatkala ditempelkannya di bibir vagina Rahmi. Membuat vagina Rahmi memerah dan sangat basah. Terlihat juga puting Rahmi mulai mengeras. Aku jadi ikut terangsang melihatnya. Kedua dokter tadi pun menyudahi aksi mereka dan mulai mengeluarkan kedua penis mereka masing masing. Salah satu dokter mulai memainkan penisnya dengan menjepitkannya ke belahan payudara Rahmi dan yang satu lagi hanya menempelkan di bibir vagina Rahmi tatkala ditepuk tepukkan dibagian vagina Rahmi yang sudah basah. Sampai akhirnya “blesss… eghhhh…” lenguh Rahmi, dokter yang penisnya berada di vagina Rahmi mulai memsukkannya “ughhh jepit banget ni memek suster”. “Iyaa ni dok ga salah cari suster, teteknya montok hehe”. Mulai dipompanya vagina Rahmi oleh dokter tadi perlahan. Sempat berhentj sejenak saat memompa vagina Rahmi, diraihnya alat getar tadi dan ditempelkannya tepat diatas ujung vagina Rahmi membuat pantat Rahmi bergetar naik turun membuat penis dokte tadi makin masuk kedalam “eghhhh… eghhhh… eghhhh….” . “Ughhhh harus nyobain kamu dok, bener bener nyedot banget”. Dipompanya kembali vagina Rahmi “eghhh.. eghhhh… eghhh… plophhh…” terlepasnya penis si dokter dan bergantian dengan dokter yang satunya lagi. Sambil duduk diangkatnya tubuh Rahmi dan “blesss…. Egghh…” ditusuknya vagina Rahmi dari bawah sambil duduk. Diangkat angkatnya paha Rahmi naik turun “eghh.. eghhh… eghhh…. “. “Wuuuuuhhh… bener enak banget nih suster bikin nagih”. “Egghhh… eghhh… egghh…” tiba tiba “jangan bergerak!” Masuklah seorang seperti polisi ke dalam ruangan “kami dapat kabar ada dokter gadungan disini, cepat angkat tangan kalian!” Bentak polisi itu yang berjumlah 3 orang. Dilepasnya penis dokter tadi dari vagina Rahmi “ploppph.. eghhh…”. Kedua dokter gadungan tadi segera mengenakan celana mereka dan dibawa oleh kedua polisi tadi. Sisa satu polisi melepaskan alat yang mengikat Rahmi “egggg… eghhh… huhuhuu… hikksshikss..” Rahmi menangis dan memeluk polisi tadi “terima kasih pak huhu”. “Sudahh kamu aman sekarang” kata polisis tadi dan diberikannya jaket untuk menutupi tubuh Rahmi yang terbuka. “Yokkk.” Ajak polisi itu. Rahmi pun menolah “endak pak saya disini dulu”. “Yaudah klo bgitu hati hati jaga diri”. Polisi itu kemudian pergi meninggalkan Rahmi. Saat Rahmi duduk tak sengaja alat getar tadi masih di bawah dan diduduki oleh Rahmi “ahhhh… “. Rahmi berdiri kembali dan mencoba mencari celananya yang hilang entah kemana.
 
Part 25



Kulihat Rahmi mencoba merangkak mencari celananya yang hilang. Memperlihatkan pantat Rahmi yang terekspos. Saat ku mencoba keluar dari dalam loker lemari besi ini kuurungkan niat karena tiba tiba ada yang masuk ke dalam ruangan. Rahmi pun tidak menyadarinya dan masih mencoba mencari celananya. Kulihat Pria itu perlahan menghampiri ke arah Rahmi. Mulanya pria itu menengok ke arah Rahmi yang sedang merangkak dan berganti pose Rahmi yang makin menungging karena berusaha melihat dibawah sofa membuat pantat Rahmi makin terlihat terpampang oleh pria itu. Kulihat pria itu mulai membuka kancing celana dan mengeluarkan penisnya dari dalam celana miliknya. Dengan perlahan pria itu yang sudah mengeluarkan penisnya yang sudah sangat tegang mengarahkannya pada lubang vagina Rahmi dari belakang dan “blesss…. Aghhhh….” Sontak Rahmi terdongak kaget dan melihat ke belakang “aghhhh…. Rudiii… apaahhhh.. yang… sshh.. kamuhhh… ahhhhsss lakukkaannn… ahhh…” seketika itu pria itu yang bernama Rudi langsung memegang pinggul Rahmi dengan kedua tangannya dan mulai memompa vagina Rahmi dengan penuh nafsu “hehe… mantap.. mbaakk .. ssshh… ahhh… ternyata memek kamu rapet, tadi aku diminta manggil mbak Rahmi ke depan menemui wartawan tapi setelah masuk kesini melihat mbak Rahmi memancing burung saya untuk masuk apa boleh buat, ughhhh… ahhhh… ayooo mbaakkk… ahhh… goyanggg…” “aahhhh… jangannn… sshhh… Rudd… sshhudaa.. ahhhh… ahhh… hentikannn Rudd… ahhhh…” jawab Rahmi dengan Rudi yang sangat menikmati pompaan penisnya pada vagina Rahmi dan kini tangan Rudi beralih menggenggam dan meremasi kedua payudara Rahmi “aahhh… mbaakkk… ini dia tete yang menjadi incaran semua laki laki disini akhirnya aku bisa menggenggamnya, emang bener bener mantapp.. gedee ughhh…”. “Aahhh… lepasss… shhh… Rudd.. sudahhh… ahhhh…” dicubit cubitnya puting Rahmi dan plintir plintirnya oleh Rudi “ahhhhh… Ruddd… hentikaann… ahhhh…”. Diangkatnya tubuh Rahmi kemudian, dengan tangan Rudi masih menggenggam payudara Rahmi dan penis yang masih tertancap di vagina Rahmi. Setelah terangkat tubuh Rahmi ditariknya Rahmi dengan posisi Rudi terduduk di sofa dan Rahmi diatasnya dengan posisi kedua tangan Rudi masih meremasi payudara Rahmi dan mulai menggoyangkan kembali penisnya keluar masuk vagina Rahmi dengan posisi duduk membuat Rahmi bergoyang goyang keatas kebawah “ahhhh… sshhhh… Ruddd… aahhh… sudahhh… ahhhh… pleeasss… aaahhh… kumohonn… sshhh… ahhh… ahhhh… “ sampai akhirnya “akghhhh…. Ahhkkkhh… ahhhh….” tubuh Rahmi bergetar sepertinya Rahmi keluar. Rahmi pun terlihat melemas setelah itu “Rudiii… ahhh… sudahhh… cukuppp… shhhh… ahhh…” diangkatnya tubuh Rahmi hingga “plophh… ahhh…” penis Rudi terlepas dari vagina Rahmi. Dibaringkannya tubuh Rahmi oleh Rudi “sebentar mbak aku belum keluar, sekali lagi ya mbak hihi”. Diarahkannya kembali penis Rudi ke arah vagina Rahmi dan “blesss… ahhhh… Rudd… ahhhh…” dipompanya kembali vagina Rahmi oleh Rudi “ahhh… ahhh… ayoo mbakk.. enakk mbakk ahhhh… “. Gerakan Rudi pun makin cepat Rahmi pun seakan tahu “ aahhhh… ahhhh… ahhhh… stoppp…. Ruddd…. Janggannnn… ahhhhh…” sambil tangan Rahmi menahan tubuh Rudi dan menggeleng gelengkan kepala dan “plopphhh… ahhhh… croottt… crooottt… crooott… ahhh… mantap mbakkk ughhh.., tenang mbak ku tahu kalo mbak hamil nanti ga bisa kerja disini lagi gabisa ku nikmatin lagi nanti hihi” Rudi menumpahkan cairannya dibawah perut Rahmi, Rahmi pun mencoba mengatur nafas dan “Brukkk…” aku yang mengendap endap perlahan keluar dari loker lemari besi segera mengambil vas bunga di meja dan langsung memukul kepala Rudi dari belakang. Seketika itu Rudi ambruk terkapar dengan sisa cairan yang menyemprot mengenai paha atas Rahmi. Segera ku menolong Rahmi saat itu “Rahmi ini Hilda, ayo bangun Rahmi” .”Hildaa…” seketika itu Rahmi menangis dan langsung aku mencoba memapahnya untuk bangun dan kabur dari ruangan ini. “Rahmi kita lewat pintu belakang bisa kan yah”. “Bisa Hilda, lewat sini”. Kata Rahmi menuntunku dengan Rahmi menahan kemeja putihnya yang terbuka dan Rahmi yang tidak memakai celana atau apapun yang menutupi bagian bawahnya. Saat kami perlahan kabur lewat belakang klinik ini aku menemukan pakaian diatas meja dorong. Aku pun berhenti sebentar dan memberitahu Rahmi “Rahmi coba pakai ini dulu untuk menutupi tubuhmu sementara waktu sampai kita dapat kabur dari sini”. Rahmi pun mulai mengganti pakaiannya dengan sekarang mengenakan kemeja dan celana panjang berwarna hijau muda cukup ketat “ayokkk Hildaa cabut” kata Rahmi. Segera kami mendapat motor Rahmi dan segera aku membonceng Rahmi tuk kembali ke kost kami. Sempat kami mampir dulu membeli makan seblum sampai ke kost.
 
Part 26



Setelah sampai di kost kami ke kamar masing masing. Terlihat kamarku aman aman saja, segera ku menutup pintu dan kali ini mengganjalnya dengan sebuah almari kecil. Aku takut ketiga muridku tiba tiba datang lagi ke kamarku. Ku bersihkan badanku, setelah itu aku makan dan istirahat sejenak. Karena aku sudah memasuki libur sekolah yah tak banyak yang ku lakukan sepertinya aku butuh liburan m. Ku cek handphone ada pesan masuk, ternyata dari Rahmi “Hildaa.. aku kayaknya dah ga kerja disana lagi deh, ayokk besok temenin aku pulang ke kampung halaman”. Kebetulan sekali Rahmi mengajakku berlibur “yahh boleh Rahmi, ayokk.” Jawabku. Keesokan harinya aku beres beres kamar dulu dan sempat kepikiran untuk pindah tempat kost. Setelah itu aku menghampiri ke kamar Rahmi hanya mengenakan jaket hitamku, yahh karena tak kunjung juga aku bisa membuka almariku. Jadi kini aku jadi terbiasa bertelanjang bulat di kamar. Saat di kamar Rahmi, Rahmi juga ternyata sedang beres beres hanya mengenakan tanktop dan hotspants saja dan bilang padaku “agak sore aja yah Hil kita berangkat, masih panas”. “Baiklaa” jawabku mengiyakan. Aku membantu Rahmi membereskan kamar dan sempat mengobrol untuk kita pindah tempat kost, ternyata Rahmi menyetujui keinginanku. Akhirnya setelah bersih bersih kami browsing melalui internet untuk mencari tempat kost selain sini. Sampai seharian mencari membuat perut kami lapar. Kami memesan makanan online. Selang tak berapa lama “tok tok tok” terdengar suara pintu diketuk, akhirnya pesanan kami datang. Sempet terkaget dan melamun saat melihat pria pengantar makanan online ini kagum melihat tubuh Rahmi. Kami pun tak menghiraukan dan menutup pintu lanjut makan dan mandi, aku menumpang mandi lagi di kamar Rahmi. Aku juga kembali meminjam pakaian Rahmi. Rahmi mengenakan sweate rajut warna pink celana panjang putih serta jilbab putih, sedangkan aku memakai celana jeans panjang biru muda dengan atasan tanktop tanpa tali atau pengait warna hitam dibalut dengan cardigan putih dan tak lupa ku pakai jilbab putih “Maaf yah Hilda bajuku tinggal ini yang masih ada yang lainnya sudah aku lipat dalam tas” kata Rahmi. “Iyaa gapapa Rahmi aku yang maaf pinjam baju terus huhu” sebetulnya aku agak risih karna kadang baju hitam ini melorot seperti tidak muat menampung payudaraku, untung saja masih bisa kututup dengan jilbabku. Akhirnya kami pun berangkat dengan menggunakan motor Rahmi. Satu jam lebih perjalanan kami sampai disuatu tempat yang minim penerangan dan masih lebat hutan. “Rahmi ini masih jauh atau hampir sampai” aku taya Rahmi karena Rahmi di depan “Bentar lagi Hil kita masuk daerah kampungku” kata Rahmi. Ternyata kampung halaman Rahmi jauh dari kata kota. Karena jalanan gelap dan Rahmi mengobrol denganku membuat konsentrasi Rahmi buyar dan kami tergelincir memasuki kebun dan tak sadarkan diri. Perlahan ku membuka mata dari kesadaranku, entah kami dimana seperti disebuah gudang, mulutku sudah diikat oleh kain begitu juga tanganku terikat kebelakang, kulihat juga Rahmi terbaring terikat seprtiku. Lampu remang remang kemudian ada seorang bapak bapak masuk dan sedang melakukan videocall dengan seseorang. Tiba tiba diambilnya kain dan menutup wajah Rahmi “mmmphhh… mmphh… “ Rahmi sempat berontak dan pria tadi berkata pada seseorang ditelepon “ni boss barang bagus hehe, masih mulus toket gede mantap” diangkatnya sweater rajut Rahmi hingga terangkat memperlihatkan kedua payudara Rahmi, diambil video lah tubuh Rahmi yang masih terbalut pakaian lengkap oleh bapak tadi. Bagian dadaku terasa dingin, setelah kulihat kebawah ternyata bagian payudaraku sudah terbuka setengah hampir memperlihatkan putingku. “Atau yang sana noh boss juga boleh ada dua barang ni hehe” kata bapak bapak tadi. Dibalas dalam videocall yang berlangsung oleh orang disana “bentar boss sana kesana”.
 
Part 27



Tak berselang lama datang lagi seorang bapak bapak. Mulai terkagum dan menyentuh Rahmi “woowww mantap ni boss, ku sikat yang ini aja”. Kata bapak yang baru datang itu. “Mmphhhh….. mmmpphhh…” hanya itu yang keluar dari mulut Rahmi. Mulailah bapak yang diawal tadi pergi kini Rahmi sedang dipermainkan oleh bapak yang barusan datang. Diremasinya payudara Rahmi tak lupa dihisap hisapnya puting puting Rahmi “slurrpphhh… ahhhh… mantappp… emmm… ahhh kenyalll… ughhhh… ahhhh…” gumam bapak itu. Rahmi menggelincang bergoyang goyang berusaha menolak. Dilepasnya celana putih Rahmi oleh bapak tadi, mulai dijilatinya vagina Rahmi hingga sampai jari bapak tadi bermain keluar masuk ke dalam vagina Rahmi membuat tubuh Rahmi bergetar “mmphhh… mmphhhh… mmphhh….” Terlihat vagina Rahmi yang basah. Bapak tadi mulai mengeluarkan penisnya. Ditepuk tepukkannya penis bapak tadi ke bibir vagina Rahmi, digesekkannya perlahan dna “blesss… eghhh… mmmphhhh…” terpekiknya Rahmi sambil menggelengkan kepalanya. “Ugghhh… ahhhh… mantappp.. ni memekkk… ahhh.. bodynya juga mantapp… aghhhh…” dengan nafsunya bapak tadi menikmati vagina Rahmi. Dibukanya ikatan dimulut Rahmi oleh bapak tadi. “Ayoo mendesahh.. biarr aku tambah nafsuuu.. ahhh..”. Rahmi pun mulai mengerang “egghhh… akhhhh… ammpunnn… sudahhh… ahhhh… sshhh… ahhhh… henn…tikkka… nnn… ssshhhh… ahhh… lepassshh… ahhhh..” “ugghh.. nahh gini kan enak” kata bapak tadi hingga ketika bapak tadi penasaran wajah dibalik kain hitam yang menutup wajah Rahmi. Dibukanya kemudian “Bapakkk… egkkhh…” betapa shoknya Rahmi karena ternyata yang menikmati tubuh Rahmi adalah bapak Rahmi sendiri, begitu juga bapak Rahmi “haah! Apa apaan ini, aku dijebak! Sialannn!” Seketika itu bapak Rahmi mencabut penisnya “plopphh…. ahhh…” dan langsung mencari bapak yang diawal tadi. “Duuggg… bugghh.. aghhh…” terdengar suara gaduh disana. Rahmi pun seketika itu menangis. “Huhuhu Hildaaa… huhu.. kenapaaa… huhuhuhu…” bapak Rahmi pun kembali dan mulai melepas ikatan Rahmi dan memeluk Rahmi “maafkan bapak ya nak, bapak dijebakk” sambil bapak Rahmi menangis. Setelah itu mulailah Rahmi membenahi pakaiannya dan bapak Rahmi melepas ikatanku juga. Kami kemudian keluar dari tempat itu mengambil motor yang terlihat lecet lecet dan segera mengikuti bapak Rahmi kembali ke rumah, entah apa yang terjadi dengan bapak yang di awal menangkap kami tadi. Setelah sampai rumah Rahmi tampak terdiam dan mengajakku ke kamar “huhu… kenapa Hildaa.. aku hidup hanya tinggal Bapak dan Kakekku, tapi Bapak hanya mabuk mabukan dan bersenang senang saja huhuhu… hanya kakekku yang menghidupi kebutuhanku… kakekku pemilik kebun buah dan sayur disini, tapi Bapak seperti itu huhuhu…” tangis Rahmi kepadaku. Aku mencoba menenangkannya “sudahh Rahmi… pukpukpuk” aku peluk Rahmi dan berusaha menenangkannya. Setelah mulai tenang entah dimana bapak Rahmi. Aku dan Rahmi kemudian berencana mandi membersihkan badan kami. Kata Rahmi kamar mandi ada diluar kamar didekat dapur, dipinjamkannya aku handuk oleh Rahmi, akupun mulai keluar menuju ke kamar mandi, melihat bapak Rahmi sedang merokok dan meminum sesuatu diluar. Akupun mulai mandi, setelah itu aku mengendap keluar perlahan menuju kamar Rahmi kembali. Sesampainya di kamar Rahmi kini aku diberikan daster milik Rahmi untuk ku kenakan “ini Hil pake daster peninggalanku disini mungkin masih cocok hihi” kata Rahmi. Segera ku kenakan, bahannya cukup tipis enak dengan motif bunga bunga ala ala daster ibu ibu. Saat Rahmi mulai keluar untuk mandi akupun mulai membaringkan badan dan tak terasa aku malah terlelap duluan.
 
Part 28



Dengan samar perlahan kubuka mataku, betapa kagetnya aku saat melihat apa yang ada di depanku. Dengan posisi telentang dan telanjang bulat kedua tangan Rahmi ditahan eratnya oleh salah satu tangan bapak Rahmi dan tangan yang satunya lagi membekap mulut Rahmi. Rahmi pun berusaha melawan tapi sia sia. Entah apa yang dipikirkan bapak Rahmi. Aku terdiam dan tak tau apa yang harus aku lakukan. Aksipun berlanjut dengan bapak Rahmi menghisapi tiap puting Rahmi hingga tegang “slurrphh.. slurrphhh… ahhhh… anak bapak sudah gede ternyata”. “Eghhkkk… eghhhh….” Hanya itu yang bisa Rahmi ucap. Dibukanya mulut Rahmi dari bekapan tangan bapak Rahmi. Diciuminya mulut Rahmi dengan ganas sambil tangan bapak Rahmi beralih menelisik turun bermain pada vagina Rahmi, dielussnya perlahan dan dimainkannya jari bapak Rahmi ke dalam vagina Rahmi hingga membuat tubuh Rahmi bergetar dan basah. Puas dengan mulut Rahmi kini kembali tangan bapak Rahmi membekap mulut Rahmi dan melepaskan genggaman dikedua tangan Rahmi dan beralih mengeluarkan penisny. Rahmi terlihat terbelalak melihatnya, ingin berusaha menolaknya. Tapi bapak Rahmi dengan penuh nafsu mulai mengarahkan penisnya ke arah vagina Rahmi. Mula ditepuk tepukkannya pada bibir vagina Rahmi, digesek gesekkannya perlahan dan “blesss…. Eghhhhhkkk… “ Rahmi terpeki dan melenguh. Digoyangkannya pinggul bapak Rahmi perlahan memompa vagina Rahmi “kamu memang nagih seperti ibumu, ughhh… ahhhh….”. “Eghhhh…. Mmmphhhh…. Egghhh… mmphhhh…”. “Ibumu dulu primadona di kampung ini, tapi karena saat itu aku memergoki ia berselingkuh dengan kakekmu digubuk miliknya, tak sengaja ibumu berlari menjauhiku dan mengalami kecelakan saat menuju ke arah jalan, ughhh… ahhhh… memek ini mengingatkanku pada ibumu ahhh….”. “Eghhh….eghhh… “ Rahmi pun mulai mengeluarkan air mata. Gerakan pun makin cepat dan “ahhhh… ahhhh… plophhh… crootttt.. croott… croottt…” dimuntahkannya cairan bapak Rahmi diatas perut Rahmi. Rahmi pun terlihat melemas, ternyata tak sampai disitu. Dibaliknya tubuh Rahmi dan kini posisi Rahmi membelakangi bapak Rahmi dan “blessss… eghhhh…” dimasukkannya kembali penis bapak Rahmi kedalam vagina Rahmi dari arah belakang sambil tangan bapak Rahmi masih membekap mulut Rahmi. Kini tangan yang satu lagi meremasi payudara Rahmi “ughhh… mantap ni tete kamu nak bisa besar gini ahhhh… puass aku nakkk… ahhhhh.” “Eghhhh…. Eghhh… mmmphhhh… eghhhh…” kembali Rahmi menangis. Gerakan kembali mekin cepat dan “ahhhh… ahhhh… plophhh…. Ahhhhh…. Croottt… crooottt…. Crottt….” Tubuh Rahmi ikut bergetar, ditumpahkannya cairan bapak Rahmi di pantat Rahmi. Seketika itu Rahmi langsung ambruk melemas. Bapak Rahmi kemudian mengelus rambut Rahmi dan membenahi celananya dan pergi meninggalkan Rahmi. Kulihat Rahmi masih shock dan menangis. Bingung apa yang harus kulakukan hingga semua menjadi hening. Kulihat Rahmi mulai tertidur pulas. Aku merasa ingin buang air kecil, perlahan aku keluar menuju kamar mandi. Belum sempat aku sampai kamar mandi tiba tiba “emmmmphhh… mmmmphhh… “ dibekapnya mulutku oleh bapak Rahmi dan dibawanya aku di belakang rumah dengan pemandangan kebun yang gelap lampu remang remang serta hawa dingin diluar. “Kamu mau apa nak?” Tanya bapak Rahmi. Kujawab dengan gugup “mau buang air kecil pak”. “Buang disini aja”. Kata bapak Rahmi. Ditariknya tubuhku berada dipangkuan bapak Rahmi, diangkatnya dasterku hingga memperlihatkan vaginaku dan dibukanya kedua pahaku. “Cepat keluarkan disini saja”. Dengan malu “suurrrr….. “ aku mulai pipis dengan dipangku bapak Rahmi. Dipeluknya aku kemudian oleh bapak Rahmi “temani bapak disini yah melamun melihat pemandangan”. Tiba tiba tangan bapak Rahmi dari balik daster yang kukenakan mulai meremasi payudaraku “ahhh… pakkk…. Jangannn… “. “Tenang kamu jangan banyak suara, nanti pada bangun trus datang kesini, ditahan aja”. Karena aku takut, aku pasrah dan menikmatinya saja “mmphhhh… egghhh…” desahku saat putingku mulai diplintir plintir. Tiba tiba ada orang datang lewat. Betapa kagetnya aku apa yang dilakukan bapaknya Rahmi “Pak Joko.. oiii sini mampir…” terus berbisik padaku “kayaknya ia baru habis pulang ronda hihi…” . Pak Joko pun datang menghampiri kami “yaa pakkk.. wahhh ada apa ini”. “Ini pak saya heran ank sekarang tetenya pada subur subur, coba ini pak”. Aku pun merasa shock dan malu karean tiba tiba diangkatnya dasterku sampai terlihatlah kedua gundukan payudaraku. “Ahhhh… jangannn… pakkk…” tolakku. “Wahh iyaa pakk, kok gak di dalam aja kita pak?” Tanya Pak Joko. “Di dalam ada anakku baru tidur, sini aja hehe” jawab bapak Rahmi. Seketika itu dikeluarkannya kemudian penis Pak Joko di depanku. Diturunkannya aku oleh bapak Rahmi ke tanah “gadis cantik siapa namanya ini” kata Pak Joko sambil diarahkannya penisnya ke arah wajahku. Aku berusah menolak tapi dijambaknya rambutku dan “slurrrpphhh…” penis itu masuk ke dalam mulutku. “Aahhhh… mantapp ni pak..” seru Pak Joko. Dibuka kemudian penis bapak Rahmi dan diarahkannya tanganku untuk memegang penisnya. Dituntunya tanganku untuk memainkan penisnya naik turun “sluurppphh… eghh… mmmphhh…” tak banyak yang bisa kulakukan. “Ahhh… ughhh.. mmphhh mantapp.. pengen lihat lagi aku nak tete kamu lagi” kata Pak Joko. Diangkatnya aku kemudian oleh bapak Rahmi dan dibaringkannya aku diatas kursi panjang yang terbuat dari bambu. Ditindihnya aku kemudian oleh Pak Joko dan diapitnya penisnya menggunakan kedua payudaraku “ahhhh… pakkk.. endakk ahhhh…” terasa hangat disela sela payudaraku. Kurasa dibagian vagina tiba tiba terasa seperti sesuatu mulai “blesss… aghhkkk…. ahhhhh…” penis bapak Rahmi mulai masuk kedalam vaginaku “ahhhh… pakkk jangannn… ahhhhh… hentikannn… ahhhh….” .” Ssstttttt… diam jangan berisik, nanti tambah ramai disini” kata bapak Rahmi. Ku hanya bisa pasrah dan menahan “eghhhkkk…. Eghhkkk…. Mmmphhhh…. Shhhhh…. Mmmphhhh… eghhhkkkj… ahhhhh….”. Kulihat gerakan Pak Joko makin cepat dan “ahhhh… ahhhh…. Croott.. crooott…croott… “ cairan Pak Joko tumpah mengenai wajah dan payudaraku. “Ploppphhh… ahhhh… “ dicabutnya penis bapak Rahmi “silakan Pak Joko kalau mau lanjut” kata bapak Rahmi. “Ohh iyaa pak sebentar saya numpang bersihin penis aja” kata Pak Joko. Dioleskannya cairan Pak Joko yang tumpah tadi dengan penis Pak Joko sendiri dan diarahkan masuk kedalam vaginaku “blesss… egghhh…”. Digerakkannya perlahan penis Pak Joko “ughhh nyedot banget ni pakk”. Kata Pak Joko dan “plopphhh.. ahhhh…” terlepasnya penis Pak Joko karena sudah lemas “terima kasih ya pak, saya pamit undur diri dulu hihi”. Pak Joko pun pergi meninggalkan kami. Bapak Rahmi lanjut dengan memainkan penisnya dan “crootttt… crooottt… crooottt…” disemburkannya cairan bapak Rahmi di area vaginaku “ahhhh…. “ lenguhku. Bapak Rahmi pun masuk kedalam meninggalkanku. Aku pun perlahan mulai bangkit dan kembali ke kamar Rahmi.
 
Part 29



Keesokan harinya kami terbangun. Kulihat Rahmi masih terdiam melamun dan tibatiba berkata “kita harus bertemu kakekku, ayoo Hil kita siap siap”. Aku tengok keluar kamar sangat sepi. Kami bergantian mandi dan bersiap siap menuju kebun kakek Rahmi. Kali ini aku mengenakan baju biru lengan panjang dan celana hitam lengan panjang tak lupa jilbab hitam. Rahmi juga mengenakan celana cream dan kemeja berwarna hijau tak lupa jilbab putihnya. Segera kami menuju perkebunan kakek Rahmi. Sesampai disana banyak mata memandang kami heran, dari yang muda sampai tua. Kadang kami di siul siul oleh beberapa orang pemuda tapi semua mulai terdiam saat mengetahui bahwa aku cucu kakek “ehhh… lama tidak jumpa cucu kakek.. udah gede aja sekarang, mirip ibumu” kakek Rahmi menyapa, akupun mulai menyalaminya. “Ayoo masuk dulu” kata kakek menawarkan masuk ke dalam gubuk miliknya. Rahmi kemudian berbisik padaku “Hil aku jadi bingung mau ngomong apa”. Sesampainya didalam gubuk tampak sepi. Akhirnya kami hanya mengobrol biasa tanya tanya keadaan dan kakek Rahmi menunjukkan sungai biasa Rahmi dulu mandi waktu kecil. Rahmi pun mengajakku ke arah sana “kek, tak kesana dulu yah, ayookk Hil” pamit Rahmi dan ajaknya padaku. “Iyaa hati hati, kunci kamar kakek bawa, klo sudah selesai bilang kakek ya. “Oke kek” jawab Rahmi. Sesampainya di sungai Rahmi tiba tiba mengajakku “ayookk Hil mumpung disini kita liburan, dulu aku sering kesini waktu kecil”. Tanpa basa basi Rahmi mulai melucuti seluruh pakaiannya hingga bertelanjang bulat kemudian masuk kedalam sungai “ayookk Hil, amann ga ada orang kesini”. Akupun dengan ragu ikut melepas seluruh pakaianku dan menyebur ke air sungai “hiiii dinginnn Rahmi” sahutku ke Rahmi. “Seger ini namanya hihi”. Cukup lama kami bermain air disini saking asiknya tiba tiba sudah ada 4 pemuda ikut menyebur bersama kami “hehe ughhh mantapnyoo… “ celetuk salah satu pemuda itu. Aku dan Rahmi menutupi bagian payudara kamin “siapa kalian!” Tanya Rahmi. “Tek perlu kalian tahu, kakek kalian sudah kami bius”. Jawab salah satu pemuda itu. Dilemparnya kemudian sebuah tali dan melingkar ketubuhku dan tubuh Rahmi membuat kamu terikat saling membelakangi “ughhh… gini kan mantapp.. punya tete montok kok disembunikan hehe..” celetuk mereka. “Ahhh… lepaskan kami…” balas Rahmi. Saat mereka mulai mendekat “Rahmi aku punya rencana” kataku. Kucondongkan tubuhku membuat tubub Rahmi terangkat dan langsung kaki Rahmi menendang salah satu pemuda hingga jatuh terpeleset dan terbawa arus sungai “buggh.. aghhh…” secara bergantian kami menendang dan menjegal antara perut dan kaki mereka masing masing sampai mereka terbawa arus sungai. Kini aku dan Rahmi pun berusaha ke tepian sungai, saat sudah ditepian karena kami kesulitan mengenakan pakian kami lagi karean masih saling terikat kami menuju gubuk kakek Rahmi dulu memastikan keadaan dan meminta bantuan kakek. Sesampainya kami masuk terlihat kakek Rahmi terduduk mendangak seperti tertidur. “Kek kakekk.. “ Rahmi mencoba membangunkan kakek ternyata sia sia. Rahmi pun tiba tiba berinisiatif membungkukkan badan hingg tubuhku terangkat dan mengarahkan ke arah kakek yang terduduk “apa yang kamu lakukakn Rahmi”. “Sebentar Hilda aku mencoba mencari kunci itu di saku kakek agar kita bisa bersembunyi tuk sementara waktu” kata Rahmi. Aku malu ketika kakiku mengangkangi kakek Rahmi yang sedang tertidur. Kini posisi kami dengan Rahmi terduduk tepat didapan kakek yang sedang tertidur sambil mencari kunci di kantong celana kakek sedangkan aku berjongkok tepat di depan kakek. “Dapat tidak Rahmi” tanyaku. “Blum Hil, sepertinya agak dalam kantong kakek” jawab Rahmi yang membuat celana kakek Rahmi makin melorot dan tiba tiba “ahhh… “ keluarlah penis kakek Rahmi dari balik celana yang telah melorot menempel tepat dibibir vaginaku. “Kenapa Hil?” Tanya Rahmi. “Gapapa…” jawabku. Karena Rahmi bergerak gerak membuat vaginaku bergerak menggesek penis kakek Rahmi yang perlahan membuat vaginaku basah. “Sbentar ku coba sekali lagi” kata Rahmi yang tiba tiba mengangkat pantat dan duduk kembali membuat vaginaku tepat menindih kepala penis kakek Rahmi. Karena Rahmi makin bergerak gerak membuat penis kakek Rahmi centi demi centi masuk kedalam vaginaku “blesss… ahhhh….”. “Kenapa Hilda” tanya Rahmi kembali. Karena Rahmi tampak kesal tidak kunjung menemukan malah membuat gerakan keatas dan kebawah membuat penis itu keluar masuk kedalam vaginaku “eghhhkkk…. eghhkkk… “ kucoba menahan dengan bibir bawahku. Tiba tiab ada yang masuk ke gubuk ruangan ini yang ternyata adalah Pak Joko. “Wahhh… ada apa ini, waaww enaknya si kakek menikmati dua gadis langsung, aww toketmu menggoda sekali nak”. Terheran heran Pak Joko. “Siapa kamu!” Bentak Rahmi. Dipegannya kemudian payudara Rahmi oleh Pak Joko “tenang tenang aku bantu kamu kok”. “Ahhhh…. Lepaskannn..” . Pak Joko kemudian mengangkat kedua kaki Rahmi hingga terpampanglah bentuk vagina Rahmi. Dijilitinya kemudian vagina Rahmi oleh Pak Joko hingga basah “ahhhh… hentikannn… ahhhh… ahhhh…. Shhhhh… ahhhh…” . Hingga akhirnya tubuh Rahmi bergetar membuat goyangan penis kakek Rahmi di vaginaku “ahhh…” . Pak Joko kemudian mengeluarkan penisnya dan mengarahkannya ke arah vagina Rahmi dan “blesss… ahhhh….” Lenguh Rahmi. “Ughhh… mantapp sekali ni gadis memek dan bodynya mantap bangettt… agghhh… “ kata Pak Joko. Pak Joko mulai memompa vagina Rahmi membuat penis kakek Rahmi memompa vaginaku juga. Kami pun mendesah bersama sama “aghhhhh… aghhhhh… ahhhhh… hentikkaannn… ahhhh… sshhhh… Ahhhhh… ahhhhh…. ahhhh… mmmphhhh… ahhhhhh…. “. Tubuh kami bergetar bersama “ahhhh… ahhhhh… ahhhhhhhh……”. Kami pun memohon “sudahhh pakkk.. ahhhh…”. “Sebentar yahh sebentar lagi saya keluar kok” kata Pak Joko. Kembali goyangan yang kami rasakan “ahhhhh… ahhhh… ahhhh…. Ahhhhh…. ahhhhh… plophhhh… ahhhh… ” “buggggghh… “ tiba tiba bapak Rahmi datang menghantam Pak Joko. “Joko joko kamu tau itu siapa?!” Gertak bapak Rahmi. “Itu anakku!”. Rahmi mulai mengatur nafas dan aku mencoba mengangkat tubuhku yang otomatis tubuh Rahmi ikut terangkat “plopphhh… ahhhh…” penis kakek Rahmi berhasil terlepas, tapi saat aku kembali turun dan penis kakek Rahmi menempel di bibir vaginaku tiba tiba “crottt… crootttt…croottt” cairan dari penis kakek Rahmi menyembur mengenai tubuhku. Terlihat penis itu mulai melemas, sedikit kepala penis kakek Rahmi menempel vaginaku dan mengeluarkan sisa cairan membuat vagina berlendir basah. Setelah bapak Rahmi selesai menghajar Pak Joko. Kini ikatan kami mulai dilepaskan. “Sebagai tanda aku tetap berbail hati” kata bapak Rahmi yang tiba tiba meminta Rahmi duduk di atas penis Pak Joko. “Ditempelkan saja jangan sampai masuk” perintah bapak Rahmi. Dan Rahmi hanya menurut saja dan duduk diatas menindih penis Pak Joko. “Sekarang goyang nak sampai Pak Joko keluar” perintah kembali bapak Rahmi. Rahmi mulai menggoyang tubuhnya maju mundur “ahhhh… ahhhh… ahhhh…. ahhhh…” sampai akhirnya “crottt… croottt… croott..” cairan Pak Joko menyembur mengenai dirinya sendiri. “Sekarang Pak Joko panggil anakmu kesini”.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd