Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Guru Muda Baru

https://ibb.co/d4dLLZJ

Part 21



Entah blum lama kurasakan tidurku aku merasa ada yang menyentuh dan menggenggam payudaraku, kubuka mataku perlahan benar saja. Sudah ada Aldi, Dodit dan Irvan. “Mau apa kalian!” Bentakku. Sontak Aldi menjawab “hehe tenang Bu maaf kami terlambat hehe, sudah keenakan sendiri ternyata sebelum kami datang hihi sampai basah gini Bu, kami mau melanjutkan yang semalam Bu boleh kan ya Bu hehe”. Belum sempat aku menjawab mulutku sudah disumpal kain oleh Dodit “lepasskammppphhh… mpphhh..”. Kedua tanganku pun dipegangnya oleh Dodit dan Irvan disebelah kanan dan kiri sambil dimankannya payudaraku oleh mereka “mmmphhh… mpphhh…” aku berusaha berontak tapi sia sia. “Tenang Bu kami akan tambah kenikmatan buat Ibu hihi”. Diambilkannya cairan oleh Aldi dan mulai dituangkannya diatas payudaraku “itu apa Al?” Tanya Dodit. “Ini pembesar payudara katanya sih bgtu, tp kita coba pada tetek Bu Guru siapa tau bisa tambah besar dan montok hihi” jawab Aldi. “Boleh juga Al” jawab Irvan. Segera dioleskannya ke kedua payudaraku dan diremasinya kembali oleh Irvan dan Dodit “mmphhhh… mphhhhh.. mpphhh….”. “Huhu kayaknya nambah basah lagi nih memek Bu Guru hihi, enak kan Bu”. Ku merasa payudaraku geli dan hangat enak “kenapa aku malah jadi menikmatinya”. “Hoho liat ni broo, putingnya mulai mengeras dan tegang”. “Mpphh…” tidak bisa dipungkiri lagi aku terangsang. Aldi yang dari tadi berada diantara kedua pahaku mengeluarkan sesuatu lagi. “Itu apa lagi Al?” Tanya Dodit lagi. “Ini namanya kondom, gatau enak atau tidak, aku curi dari bapakku”. “Waa boleh juga Al” sahut Irvan. Aldi pun kulihat mulai mengeluarkan penisnya yang sudah tegang dan mencoba memakainya, terlihat seperti penis yang terbungkus sesuatu. Diarahkannya kemudian penis Aldi yang sudah terbungkus ke arah vaginaku. Aku mencoba menahan dengan menghimpit pahaku tapi sia sia, dioles oleskannya penis Aldi di bibir vaginaku yang sudah basah dan “blesss…. Eghhhh…. Mphhhh…. “. Penis Aldi mulai masuk vaginaku dan mulai menggoyangkannya. “Gimana Al”. Tanya Dodit dan Irvan. “Yahh boleh juga, aku mau nyoba dulu kalian pake ini juga kita gantian” jawab Aldi. Diseahkannya 1 pack isi alat tersebut ke Dodit dan Irvan. Lanjut dipompanya vaginaku oleh Aldi “mmphhhh… mphhhh….mmphhhh…” karena mulutku masih tersumpal dan kuhanya menggeleng gelengkan kepala menahan vaginaku yang dipompa oleh Aldi keluar masuk membuat vaginaku makin basah. Diremasinya kemudian payudaraku oleh Aldi “mpphhh…”. Kedua tanganku pun mulai dilepasnya oleh Dodit dan Irvan, Aldi pun langsung merangkulku membuat tubuhku terangkat sambil masih penis Aldi keluar masuk vaginaku, posisi kami seperti berpelukan saling berdempetan payudaraku menyentuh pundak Aldi, dan tangan Aldi mulai meremasi pantatku menggoyangkannya naik turun “mmphhh…. mmphhhh… mmmphhh….” Aku berusaha mendorong tubuh Aldi tapi sia sia. Kini Aldi telentang dan tanganku menahan tubuhku pada dada Aldi sambil masih vaginaku dipompa oleh Aldi “mmmmphhhh mpphhh… mmphhhh…” diremasinya kemudian payudaraku yang sudah menggantung didepan Aldi. Ku hanya bisa menggelengkan kepala dan kurasa aku akan “mmphhhh… mpphhh… mmmphhh….” Aku keluarr tubuhku bergetar. Pantatku bergoyang naik turun dipenis Aldi. Disaat itu Aldi membaringkan tubuhku lagi dan langsung dipompanya kembali vaginaku oleh Aldi dengan sangat cepat “mpphhhh…. mmmpphhh…. Mmmppphhh… “ aku menggelengkan kepala lagi sambil menepuk nepuk dada Aldi berharap berhenti tetapi malah semakin ganas pompaan Aldi dan “mmphhhhh…”ppphhhh….. “Ahhhh…. Bu enakkk… crottt croottt crottt…” kurasa dalam vaginaku seperti ada yang berkedut, segera dicabutnya penis Aldi dari dalam vaginaku “ploopp… mpphhh…” kulihat alat tadi yang mereka sebut kondom tadi berisi cairan kental didalamnya. Dilepaskannya kemudian kondom yang membungkus penis Aldi “waaa… kayak gtu ternyata ya Al jadinya” kata Irvan dan Dodit. “Iyaa broo” jawab Aldi. Dikeluarkannya kemudian cairan dalam kondom tadi diatas payudaraku. “Mmphhhh…. “ hangatt rasanya. Kulihat penis Aldi masih sedikit tegang dan masih ada sisa cairan diarahkannya kembali ke vaginaku dan “blesss… mpphhh….” “Maaf minta tolong bersihkan yah Bu hihi”. Malah dipompanya kembali vaginaku “mmmphhh…. Mpphhhh…. Mmmphh…. Mmmmpphhhhh…… eghhh…..” dicabutnya kemudian dan “ploppphhh… croottt croottt… croottt…. Ahhhh… enak sekali Buuu…” sambil masih menempel penis Aldi di bibir vaginaku mengarah ke atas menyemburkan cairan yang mengenai perut dan payudaraku. Dioles oleskannya penis Aldi di bibir vaginaku yang kulihat penis Aldi mulai melemas.
 
Part 22



Belum sempat ku mengatur nafasku. Dodit langsung menghampiriku dengan penis yang sudah terbalut kondom. Diarahkannya ke arah vaginaku perlahan dan “blesss… mpphhhh… “ kucoba mendorong tubuh Dodit tapi sia sia. Penisnya mulai intens keluar masuk vaginaku “mmmphhh… mpphhh…” tenagaku makin melemas. Dodit berhenti sejenak melepaskan penisnya dari vaginaku “plophhh… mmphhh…” ditariknya tubuhku ke tepi kasur hingga kakiku menyentuh lantai dan dibaliknya tubuhku hingg posisiku tengkurap dan kurasa “blesss….mphhhh…” penis dodit masuk kedalam vaginaku kembali dari belakang. Ditariknya kedua tanganku kebelakang memperlihatkan payudaraku yang bergoyang bebas naik turun sambil vaginaku dipompa “mmmphhhh… mmmphhhh… mphhhhh….” Lagi lagi ku hanya bisa menggelengkan kepalaku. Karena makin cepat gerakan Dodit membuatku “mmmphhhh….. mppphhh… mpphhhh…” tubuhku bergetar lagi, aku keluar. Diputarnya tubuhku kemudian berganti posisi kini Dodit duduk ditepi kasurku sambil memangku tubuhku dengan penis yang masih tertancap. Digoyangkan kemudian penis Dodit kedalam vaginaku “mmmphhhhh…. mmphhh….” Kini Dodit bisa dengan bebas sambil meramasi peyudaraku dari belakang “mmmphhh…. Mmmppphhhh…. Mmmphhhh…” gerakan Dodit pun makin cepat ditariknya kemudian tubuhku kebelakang hingga telentang sambil penis Dodit masih keluar masuk dengan cepat dan “eghhhhh…. Mmmphhhhh……” cukup kencang Dodit mencengkram payudaraku dan tubuhku ikut bergetar merasakan dennyutan dalam vaginaku “plopphhhh… “ kali ini penis Dodit keluar sendirinya dan langsung melemas. Aku dan Dodit mengatur nafas. Digesernya tubuku yang lemas ke samping. Dodit pun bangkit melepaskan kondom yang membungkus penisnya. Dikeluarkannya cairan itu di atas vaginaku. Dioleskannya oleh Dodit cairan itu di bibir vaginaku sambil kedua jari Dodit keluar masuk vaginaku “mmphhhh… mophhhh….” Dilepaskan tangan Dodit dan naiklah Dodit diatas tubuhku “tolong ya Bu bersihkan yah Bu” diapitnya penis Dodit yang melemas dengan kedua payudaraku. “Croottt…. Croottt…. Croottt… ahhhh…. Maaf Bu itu sisanya ketinggalan hehe”. Cairan Dodit mengenai wajahku. Dilepasnya kemudian tubuhku oleh Dodit. Kini kulihat Irvan yang sudah siap dengan penisnya yang sudah terbungkus kondom menghampiriku. Dibukanya kedua pahaku dan diarahkan penis Irvan ke arah vaginaku dan “blesss… mmphhh… “ lagi lagi dipompanya kembali vaginaku. “Mmphhhh…. Mmphhhh… mmmphh… “. “Sudah mulai lemass ya Bu Guru”. Dilepasnya kain yang menyumpal mulutku “egghhh…. sshhhh… ahhhhh… sudahhhh… ahhhh….” Aku hanya bisa menepuk nepuk dada Irvan. Diremasinya kemudian payudaraku oleh Irvan sambil masih dipompanya vaginaku “aahhh… sudahhh… ahhhh… mpphhhh… ssshhh…. ahhhh… Irvannn… ahhhh….” Tanpa sadar kakiku melingkar ketubuh Irvan “ehhh… apa ini Bu Guru, mau dilepas apa lanjuttt hayoo… hehe”. “Ahhh… sshhhh…. ayooo… mmphhhh… ahhh… Irvann keluarinnn…. ahhhh….”. Kenapa aku malah jadi seperti ini. Diangkatnya tubuhku oleh Irvan, diputarnya diriku hingga kini Irvan duduk ditepi kasurku sedangkan aku dipeluknya dari depan sambil terus memompa vaginaku “ahhhhh…. Emmhhhh…. ssshhhh…. Mmphhh… ahhhh…. ahhhh… Ibu keluar…. ahhhh….” Tubuhku kembali bergetar. Diangkatnya tubuhku bersamaan dengan Irvan ke tengah kasurku membuat penis Irvan makin masuk kedalam “ahhhh…. mmmphhh… nakalll….”. Dipompanya kembali vaginaku sambil tubuhku diputar hingga kembali telentang “mmmphhhh… ahhhh… iyahhhh… Irvannn… ahhhhh…. lebihhh dalamm… ahhhh sshhhh… mmmphhhh..” makin cepat gerakan Irvan dan “aghhhh…. ahhhh….” Kembali seperti ada yang berdenyut dalam vaginaku. Saat Irvan mau mencabut penisnya aku menahan dengan kedua kakiku “apaa ini Bu”. Kurasa penis Irvan mulai melemas dan saat kulepaskan kedua kakiku “plopphh… ahhhh…. “ kulihat penis Irvan keluar tanpa kondom. Saat kucoba meraba vaginaku ternyata masih tersangkut didalam. Ku keluarkan perlahan membuat cairan kental itu meleleh di bibir vaginaku. Setelah berhasil ku ambil kulihat lumayan juga cairan milik Irvan. “Numpang bersihin Bu hehe” kata Irvan. Dioles olsekannya penis Irvan yang sudah melemas di bibir vaginaku sesekali dimasukkannya “ahhhh… mmmphh…”. Sisa cairan di kondom Irvan tadi ditumpahkannya di atas payudaraku “ahhh… hangattt…”.
 
Bimabet
Part 23



“Terima kasih Bu sudah menyempatkan waktunya memuaskan kami, kami bangga sama Ibu hehe, kami izin dulu Bu ada jadwal latihan bola sore ini” kata Aldi. “Ehiyaa ayoo gaes” sahut Dodit. Mereka kemudian berkemas merapikan pakaian mereka kembali, sebelum mereka pergi mereka meninggalkan makanan dan pakaian untukku. Mereka pun berpamitan pergi meninggalkanku dengan kondisi penuh dengan cairan kental. Aku berdiam sebentar meratapi yang telah terjadi, air mataku keluar tanpa sadar. Segera aku bangkit dan menuju kamar mandi tuk membilas tubuhku. Seusai dari kamar mandi aku mencoba memakai pakaian yang ditinggalkan Aldi yang ternyata seperti daster tipis terusan warna putih dan menerawang “yahh daripada aku gapakai apa apa”. Aku coba membuka makanan yang mereka tinggalkan “nasi goreng udang + telur, yahh bisa untuk mengisi energiku”. Selesai makan dan beres beres membersihkan kamarku aku istirahat sejenak dan ada yang mengetuk pintuku. “Tokk tokk tokk.. Hilda di dalam kah” . Ohh sepertinya Rahmi “iyaa sebentar” jawabku. Ku bukakan pintu “Woww kamu habis ngapain, bajumu oke juga Hil hihi” kata Rahmi. “Ehh apaan endakk” kucuboa menutup area payudaraku yang menerawang dibalik daster putih ini. “Ini aku ada oleh oleh buat kamu” kata Rahmi. “Aaa terima kasih Rahmi, btw aku boleh endak nanti malam tidur dikamarmu?”. “Loh kenapa Hilda?”. Tanya Rahmi. “Gapapa Rahmi ku takut aja” sahutku. “Yahh boleh dehh kita nonton film nanti malam sambil makan hihi” .”hayuukk ayukk” Rahmi mengizinkan. Hari mulai gelap akhirnya, aku menunggu Rahmi mandi dulu dan ganti baju. Aku terkejut ketika Rahmi hanya mengenakan tanktop hitam dan hotpants, lanjut kami pun akhirnya mulai menikmati oleh oleh kue dari Rahmi beli sambil nonton film bersama. Kata Rahmi filmnya horror tapi ditengah durasi berjalan ada adegan yang membuat kami terdiam cukup lama dan kumerasa putingku bereaksi terasa mengeras dan kulihat dibalik tanktop Rahmi yang ia kenakan tampak menyeplak sampe ketika listrik tiba tiba padam. Hujan pun mulai turun. “Yahhh huhu jadi gelap dehhh, ada lilin kah Rahmi atau lampu emergency?” Tanyaku. Rahmi pun menjawab “sebentar, sepertinya aku ada” kata Rahmi. Sambil mencari menggunakan penerangan yang ada dengan senter handphone “ini dia” kata Rahmi. Kami pun akhirnya sedikit ada penerangan di kamar ini dengan lampu emergency milik Rahmi. Hawa mulai dingin karena hujan dan sayup sayup Rahmi mulai mengunci pintu kamar dan mengajakku tidur. Saat kami mulai tidur bersama di kasur terlihat Rahmi seperti gelisah “Hilda, tau enggak yang difilm tadi” . Belum sempat aku menjawab dipeluknya aku oleh Rahmi. “Ahhhh Rahmi..” terkejutku ketika tangan Rahmi tiba tiba menyelinap masuk kedalam daster putihku dan meremas payudaraku “Hilda maaf aku terangsang” dengan mata Rahmi yang berkaca kaca. Tiba tiba diciumnya pipiku dan daguku oleh Rahmi “aahhh… Rahmi..”. Tangan Rahmi pun berpindah kebawah dan ternyata Rahmi berusaha melepas hotspantsnya sampai terlepas dan lanjut meraih tanganku dan diarahkannya ke dalam tanktop Rahmi. Sontak aku kaget “apaa ini Rahmi, payudaramu hangat dan putingmu mengeras”. “Ayoo Hilda bantu aku shhhh… ahhhh… “ paha Rahmi tiba tiba menghimpit lututku dan aku merasakan seperti ada yang basah di lututku “Rahmi…. Ahhhh…” Rahmi mulai meremas dan mencubit putingku. Paha Rahmi kian menghimpit paha kananku dan bergerak gerak membuat gesekan dilututku dengan vagina Rahmi yang kian basah “aaahhhh…. Hildaaa… mmphhhh… aahhhh…”. “Rahmiii… ahhhh… sudahh yahhh…” dipaksanya tanganku meremasi payudara Rahmi. Dibukanya kemudian daster putihku hingga tersingkap ke atas memperlihatkan kedua buah payudaraku “aaahh… Rahmiii… sudahh.. sshhh… Rahmiii… ssshahhh..” Rahmi pun menciumi putingku dan masih dengan gerakan pantat Rahmi yang bergerak naik turun menggesekkan vaginanya pada lutut dan pahaku. Hingga sampai Rahmi pun bangkit dan mengangkat kaki kananku , diarahkannya vagina Rahmi ke arah vaginaku dan “ahhhh… sshhhh… stoppp Rahmiii…” kedua vagina kami saling bergesekan “ahhhhssshh…. Ayooo Hildaaa… mmmpphh aahhh…”. Tak lupa Rahmi pun sambil meremasi payudaraku “mmmphhh…. Sshhh… ahhhh… Rahmiiii… ahhhh…”. “Hildaaaa… ahhhhh… ahhhha… ahhh…” gerakan Rahmi makin cepat membuatku “ahhhh… ahhhh… ahhhh… “ tubuh kami bergetar kami keluar bersamaan. “Huufff huff huff”. Rahmi dan aku mengatur nafas bersama, seketika itu Rahmi ambruk disebelahku. Kami lemas dan perlahan tertidur dengan lelap.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd