Part 17
Keesokan harinya, suara ayam mulai berkokok “kukuruyukkk…”.”hah jam berapa ini?!” Ternyata aku dan Rahmi ketiduran sampai pagi ini. Segera Rahmi terbangun dan mulai mengenakan pakaiannya kembali dan berpamitan kepadaku kembali ke kamarnya “Hilda aku balik kamarku dulu yah” dengan masih lemasnya dan gontai Rahmi menuju kamarnya. Tinggalah aku sendiri di kamar ini lagi tanpa mengenakan apapun. Dengan sedikit tenaga aku menuju kamar mandi dan membilas tubuhku. Selesai mandi aku teringat pernah menyimpan kenangan baju dari mas Arman di dalam kardus “nah ini dia” segera aku pakai celana leging hitam dan sweater rajut warna putih. “Akhirnya aku ada pakaian walau tanpa daleman huhu”. Seperti aku mau izin dulu balik ketempat Ayah dan Ibuku. Aku berencana menitipkan motorku ke stasiun dan naik kereta, setelah itu biar biar dijemput Ayahku atau Ibuku ajalah. Ternyata hari ini cukup padat dan ramai di stasiun, untung tak banyak barang yang kubawa hanya tas berisikan laptop dan air mineral. Kereta yang kutunggu akhirnya tiba, saat berdiri di peron dan pintu dibuka ternyata sudah sangat penuh dan berdesak desakan “yahh mau tak mau deh ini” dalam batinku. Segera aku memasuki kereta tersebut, ku pilih kereta karena perjalan lebih singkat yaitu hanya 1 jam dari pada harus otw pakai motor sendiri atau dijemput kasian Ayah dan Ibuku. Aku berdiri di dalam kereta berdesakan dengan bapak bapak, remaja, ibu ibu, sampai tante tante. Tapi posisiku cukup risih karena diapit oleh beberapa bapak bapak yang mau berangkat ke kantor “huff..” dalam batinku. Tiap berhenti di tiap stasiun penumpang pun makin sesak terisi hingga aku seperti terhimpit sulit tuk aku bergerak. Pantatku serasa mentok menabrak seseorang, payudaraku pun tertekan oleh orang didepanku. Tanganku sebelah kanan berpegangan di tiang kereta diatas sedangkan tangan kiri menjinjing tas huhu. Karena kereta bergoyang goyang membuat pantat dan payudaraku tertekan dan ikut bergoyang “ahhh…” untung aku pakai masker. Sepertinya putingku mulai menegang, aku berusaha menahan. Makin lama karena tekanan dan goyangan membuat putingku yang menegang ikut bergesekan, sedikit menerawang dari balik sweaterku. “Aww.. “ seperti ada yang meraba pantatku. Dan kurasa semakin lama goyangan di kereta ini membuat sweaterku makin terangkat ke atas “ahhh.. apa ada yang sengaja menariknya dari atas” pikirku, karena aku juga tidak bisa berbuat banyak. Sempat terpekik kali ini makin terasa kurasakan tiba tiba ada yang menelisik masuk ke bagian bawah pantatku “ahhh…” seperti agak keras dan membelah bagian vaginaku dari luar celana leggingku. Kurasakan kembali seperti rabaan tangan perlahan melewati celah lengan kiriku dan masuk ke dalam sweaterku. Disentuhnya kemudian payudaraku sebelah kiri “mmmphhh.. “ kutahan bibir bawahku. Karena payudaraku sebelah kanan tertekan punggung seseorang didepanku, kini payudaraku sebelah kiri menjadi mainan entah siapa orang dibelakangku ini. Diremasinya perlahan, dipilin pilinnya putingku sambil dicubit cubitnya maju kedepan “mmphhh… eghhkk..” aku coba menahan rangsangan ini sambil menggelengkan kepalaku dan menahan tangannya dengan lengan kiriku tanda untuk berhenti, tapi sepertinya sia sia yang kulakukan. Dengan cepat disingkapnya kemudian sweaterku ke atas hingga terbukalah kedua payudaraku dengan kedua puting yang sudah sangat mengeras. Kurasakan juga gerakan membelah bagian bawah vagina mengikuti goyangan kereta ini “eghhh.. mmmphhh…” aku merasa malu ditempat umum ini payudaraku terbuka dan dimainkan oleh seseorang yang tak kenal. Tak terkecuali bagian bawahku ikut dilecehkan. Makin intens tubuhku ini dimainkan dari payudaraku sebelah kanan yang tertekan dan bergesekan dengan punggung seseorang, payudaraku kiriku yang sedang diremas remas dan bagian bawah vaginaku yang terus bergesekan dengan entah apa “eghhhh… shhhh… mmphhhh….” Aku masih berusaha menahan bibir bawahku hingga ada pemberitahuan pemberhentian terakhir segera tiba. Kurasa kini tangan kiri pria ini berhenti meremasi payudaraku dan beralih ke arah pinggang menarik celana leggingku hingga terbukalah kedua pantatku dan “eghh….” Kurasa tak asing sesuatu langsung menelisik masuk membelah bibir vaginaku “mmphhh… ehhhh… ahhhh… “ sedikit melenguh apa kah itu penis. Aku pun langsung panik dan coba menahan pria ini dengan tangan kiriku yang sedang membawa tas. Gesekan makin intens membelah vaginaku. Dibekapnya mulutku oleh pria ini “mmphhhh… mpphhh…”. Kurasakan gerakan makin cepat berusaha masuk kdalam lubang vaginaku. Hingga saat pemberhentian kereta terakhir tiba. Keretapun mengerem dan “blesss… egghhh…” mataku terbelalak, setengah penis pria ini berhasil masuk ke dalam lubang vaginaku tetapi tak bertahan lama keluar lagi dan “crottt… croott… croottt…” ia mengeluarkannya kedalam celanaku. Saat penumpung satu persatu mulai turun. Segera pria ini mencabut penisnya dari bagian bawah vaginaku dan kami merapikan pakaian kami masing masing. Vaginaku pun terasa risih karena basah bercampur cairan kental yang menempel dalam celanaku. Usai keluar dari gerbong kereta aku langsung mencari kamar mandi untuk membasuk vaginaku sangat berlendir. Tak lupa ku keringkan celanaku bagian dalam menggunakan tissue. Aku sempat menangis dan bersedih “kenapa terjadi padaku hiks hiks..” setelah itu aku memesan ojek online untuk mengantarku sampai kerumah. Dalam perjalanan kulihat putingku masih tegang menerawang. Kucubo tutup menggunakan tas milikku. Hingga akhirnya aku tiba dirumah dan mengetuk pintu.