Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Guru Muda Baru

Part 15



“Mmmphhh… mmpphhh…” hanya itu yang dapat keluar dari mulutku. Melihat mereka menggerayangi tubuh Rahmi dari Aldi yang meremasi payudara Rahmi sebelah kanan dan Irvan meremasi payudara Rahmi sebelah kiri sedangkan Dodit bermain di vagina Rahmi. Dimainkannya jari jari Dodit di vagina Rahmi hingga keluar suara “kcepak kcepak..” sepertinya Rahmi mulai basah dan sempat melenguh sebentar “eghhh…”. “Waa mantap kayaknya ni brow”. Mereka pun kemudian melepas celana mereka masing masing dan terpampanglah penis mereka yang tidak lebih besar dari ukuran penis orang dewasa. Ditempel tempelkannya penis Aldi dan Irvan di payudara Rahmi dan Dodit menempelkan penisnya disela vagina Rahmi “ughh kayaknya mantap ini udah becek tinggal masuk”. “Blesss… ahhh mantap broww anget memeknya hehe”. Aku ikut melenguh dan keluar lagi “eemmmphhhhhh…. “. Dipompanya vagina Rahmi oleh Dodit dan saling bergantian dengan Aldi dan Irvan “gantian Dod aku juga mau nyoba!”. Tubuhku ikut bergetar sperti tau apa yang dirasakan Rahmi. “Mmmphhh mphhh..” karena ku sudah mulai agak melemas, basah, dan berkeringat perlahan lakban yang menempel pada alat-alat ini mulai terkelupas dan jatuh diatas kasur. “Mmmphhhh…” betapa aku merasa lega atas siksaan ini. Aku mulai mengatur nafasku sambil masih melihat Rahmi dipermainkan oleh mereka. Dari Dodit yang menyetubuhi Rahmi dari atas posisi Rahmi telentang bergantian diangkatnya tubuh Rahmi dan dinikmati oleh Irvan yang sudah siap dari bawah dilanjut oleh Aldi dengan posisi Rahmi berganti menungging membelakangi Aldi. Aku melihat sepertinya Aldi sudah tidak tahan dan gerakan Aldi makin cepat “ahhh ahhh aku mau keluar brooww”. Dibalas oleh Dodit “ee ****** jangan didalam”. Dijawab Aldi “okee brooww ahhh ahhh ahhh plopp croottt croottt crott”. Aldi pun menumpahkan cairannya di pantat Rahmi, lanjut Dodit menggulingkan Rahmi hingga telentang dan bergantian Dodit memompa vagina Rahmi dari atas sampai gerakan makin cepat dan “ahhh ahhh ahhh enak kali brooww croot croot croot”. Dodit menumpahkan cairannya mengenai perut dan permukaan vagina Rahmi. Kini gantian Irvan memasukkan penisnya dan memompa vagina Rahmi dengan cepat “ahhh ahhh ahhh enakk bener ahhh aku juga mau keluar ahhh crot crott croot”. Irvan pun mencabut penisnya dan menumpahkan cairannya di payudara Rahmi. Mereka bertiga langsung duduk dan berkata “ahh mantap bener ni kayak di sedot sedot apa lagi ni Bu Guru kita belum kita apa apain hihi”. “Sementara kita istirahat dulu lah sambil nunggu ni rudal bangun lagi hihi”. Tiba tiba Dodit memasukkan kedua jarinya ke dalam vagina Rahmi. Dikeluar masukkannya jari Dodit dengan cepat hingga kulihat Rahmi mengeluarkan cairan seperti mengompol dan ditepuk tepukkannya vagina Rahmi oleh Dodit. Di ikatkannya tangan Rahmi ke belakang punggung Rahmi dan berkata “dah sip gak akan kabur hehe”. Aldi kemudian berkata “ehiya brow aku baru ingat, ada alat yang kuambil dari bapakku”. Aldi pun mulai mengeluarkan alat tersebut dari dalam tas “taraa.. ni namanya dot anak sapi hihi”. Semua pada bengong melihat Aldi. Kulihat alat tersebut seperti sosis panjang dan berwarna merah lentur. Aldi pun menuju kearahku bersamaan dengan Irvan “ni Bu Guru kami kasih hadiah hihi”. Kemudian Irvan “liat Al alatnya mulai copot”. Kata Aldi “tenang kita ganti dengan ini hihi” sambil diregangkannya kedua pahaku oleh Irvan, Aldi memposisikan alat itu ke arah vaginaku. Aku mencoba berontak melawan tapi sia sia ku hanya bisa menggeleng gelengkan kepalaku dan mengerang “engggrhhh..” kurasa alat itu sudah menyentuh bibir vaginaku. Digesek gesekkannya oleh Aldi membelah sela bibir vaginaku perlahan. “Engggghhhh nghhhhhhhh… “ perlahan demi perlahan setelah membelah bibir vaginaku kurasa alat itu mulai masuk kedalam vaginaku “blesss… enngggg..hhhhh….” Hanya itu yang keluar dari mulutku yg tertahan. Aku mulai menggeliat tetapi ditahan oleh Irvan saat alat itu mulai dikeluar masukkan vaginaku. Suara gemuruh dan petir mulai menyambar, hujan kurasa semakin deras diluar. Dilepasnya lakban dimulutku oleh Dodit “biar kita disini bisa dengar desahan enaknya Bu Guru hihi”. “Aahhhhh…. Ssshhh… ahhhh.. engghhh.. kuranggsshh ajjjshhh.. ahhhh.. kaliann… mmmppphhhh… ahhhh…” diputar putarkannya alat itu dalam vaginaku oleh Aldi. “Coba ulangi bilang apa Bu” kata Dodit. “Ahhhhsss… kaliaann… ahhhhhh…. ahhhh…” dipercepatkannya alat itu keluar masuk vaginaku oleh Aldi. “Enakk kan Bu hihi” tawa Dodit”. “Engghhh… sshhhh… ahhhh.. aargghhhkkk… sstooppp… ahhhh… hennttt ssshhh.. ahhh ntiuii… kkkaaannn… ssshhh… ahhh… aaakk.. akkuuuu… kluarrrr… ahhhh…. serrrsss serrsss…” cairanku mulai keluar cukup banyak. “Hihi yakan Bu sampai basah gini” kata Aldi.
 
Part 16



Dicabutnya alat itu dari dalam vaginaku oleh Aldi “plooppp.. ahhhh… “. “Mau nambah lagi ga Bu” kata Dodit. “Gamau! Hentikan kalian semua!”. Tenang Bu, nyatanya Ibu keenakan kok hihi” tawa Aldi. “Kurang ajar!”. “Hehe santai Bu apa mau yang asli ni hihi bisa nyembur” kata Aldi. Diberikannya alat ke Dodit “ni brow, mmpung yang satu blum sadar”. Segera Dodit menuju ke arah Rahmi dan mengarahkan alat itu ke vagina Rahmi, perlahan digesekkannya alat itu di vagina Rahmi dan “Blesss…” didiamkannya oleh Dodit disana sementara aku melihat penis Aldi yang sudah mulai tegang dan diarahkan ke arah vaginaku. “Nih yah Bu kita coba ehe”. “Ahhhh… stoppp jangann…” penis Aldi bergesek perlahan di vaginaku dan “blesss… ahhhh…”. Belum sempat Aldi memompa vaginaku ada beberapa suara seperti panggilan masuk. Ternyata dari beberapa hp mereka masing masing “Siall..” kata Aldi segera mencabut penisnya dari dalam vaginaku “ploppp.. ahhh…” mereka ternyata sedang dicari oleh kedua orang tua mereka masing masing karena ternyata waktu sudah hampir larut malam “iyaa pakk masih hujan deras sini, ini kami baru berteduh dan segera pulang setelah ini” kata Dodit. Dan dari suara panggilan telepon berkata “tak usah, Bapak yang jemput kalian, kalian dimana!”. Segera mereka membereskan perlengkapan dan barang barang mereka dan berpamitan kepada kami “maaf yah Bu tanggung hehe, titip tante bohay di sebelah” segera mereka pergi dari kamarku dengan posisi kedua tangan dan kakiku masih terikat di ujung ujung kasurku. Kulihat Rahmi juga belum sadar dan masih ada alat yang menancap di vagina Rahmi. Karean pergelangan tanganku cukup berkeringat perlahan kucoba melepaskan ikatan di tanganku ini dan “ahh.. akhirnya berhasil”. Tinggal ikatan di kakiku. Kulepas ikatan di kakiku kemudian “berhasil..”. Kulihat kasurku cukup berantakan dan basah. Rahmi juga kulihat mulai membuka kedua matanya, betapa shocknya Rahmi melihat tubuhnya yang telanjang bulat terikat tangan dibelakang dan dipenuhi bercak cairan di sekujur tubuhnya, apalagi ada alat yang masih tertancap di vagina Rahmi “ahhhh.. apa ini? apa yang terjadi? ahhhh…”. Segera aku menuju ke arah Rahmi dan menenangkan Rahmi “tenang Rahmi aku disini, tenang”. Pertama kucabut alat yang menancap divagina Rahmi “plopp.. ahhh..” kemuadian membuka ikatan tangan Rahmi. Kupeluk kemudian Rahmi sambil menangis “maafkan aku kamu jadi ikut terlibat, aku tadi sedang disiksa dan diperkosa hingga kamu datang dan ikut menjadi korban huhu”. Rahmi pun mulai mengelus rambutku “sudah Hilda, sudah terjadi” kulihat Rahmi sambil meneteskan air mata. Kemudian Rahmi menyentuh bagian vaginanya “apa mereka mengeluarkan di dalam?” Kujawab “tidak Rahmi mereka keluarkan diluar”. “Syukurlahhh…” Rahmi pun memelukku kembali.
 
Part 17



Keesokan harinya, suara ayam mulai berkokok “kukuruyukkk…”.”hah jam berapa ini?!” Ternyata aku dan Rahmi ketiduran sampai pagi ini. Segera Rahmi terbangun dan mulai mengenakan pakaiannya kembali dan berpamitan kepadaku kembali ke kamarnya “Hilda aku balik kamarku dulu yah” dengan masih lemasnya dan gontai Rahmi menuju kamarnya. Tinggalah aku sendiri di kamar ini lagi tanpa mengenakan apapun. Dengan sedikit tenaga aku menuju kamar mandi dan membilas tubuhku. Selesai mandi aku teringat pernah menyimpan kenangan baju dari mas Arman di dalam kardus “nah ini dia” segera aku pakai celana leging hitam dan sweater rajut warna putih. “Akhirnya aku ada pakaian walau tanpa daleman huhu”. Seperti aku mau izin dulu balik ketempat Ayah dan Ibuku. Aku berencana menitipkan motorku ke stasiun dan naik kereta, setelah itu biar biar dijemput Ayahku atau Ibuku ajalah. Ternyata hari ini cukup padat dan ramai di stasiun, untung tak banyak barang yang kubawa hanya tas berisikan laptop dan air mineral. Kereta yang kutunggu akhirnya tiba, saat berdiri di peron dan pintu dibuka ternyata sudah sangat penuh dan berdesak desakan “yahh mau tak mau deh ini” dalam batinku. Segera aku memasuki kereta tersebut, ku pilih kereta karena perjalan lebih singkat yaitu hanya 1 jam dari pada harus otw pakai motor sendiri atau dijemput kasian Ayah dan Ibuku. Aku berdiri di dalam kereta berdesakan dengan bapak bapak, remaja, ibu ibu, sampai tante tante. Tapi posisiku cukup risih karena diapit oleh beberapa bapak bapak yang mau berangkat ke kantor “huff..” dalam batinku. Tiap berhenti di tiap stasiun penumpang pun makin sesak terisi hingga aku seperti terhimpit sulit tuk aku bergerak. Pantatku serasa mentok menabrak seseorang, payudaraku pun tertekan oleh orang didepanku. Tanganku sebelah kanan berpegangan di tiang kereta diatas sedangkan tangan kiri menjinjing tas huhu. Karena kereta bergoyang goyang membuat pantat dan payudaraku tertekan dan ikut bergoyang “ahhh…” untung aku pakai masker. Sepertinya putingku mulai menegang, aku berusaha menahan. Makin lama karena tekanan dan goyangan membuat putingku yang menegang ikut bergesekan, sedikit menerawang dari balik sweaterku. “Aww.. “ seperti ada yang meraba pantatku. Dan kurasa semakin lama goyangan di kereta ini membuat sweaterku makin terangkat ke atas “ahhh.. apa ada yang sengaja menariknya dari atas” pikirku, karena aku juga tidak bisa berbuat banyak. Sempat terpekik kali ini makin terasa kurasakan tiba tiba ada yang menelisik masuk ke bagian bawah pantatku “ahhh…” seperti agak keras dan membelah bagian vaginaku dari luar celana leggingku. Kurasakan kembali seperti rabaan tangan perlahan melewati celah lengan kiriku dan masuk ke dalam sweaterku. Disentuhnya kemudian payudaraku sebelah kiri “mmmphhh.. “ kutahan bibir bawahku. Karena payudaraku sebelah kanan tertekan punggung seseorang didepanku, kini payudaraku sebelah kiri menjadi mainan entah siapa orang dibelakangku ini. Diremasinya perlahan, dipilin pilinnya putingku sambil dicubit cubitnya maju kedepan “mmphhh… eghhkk..” aku coba menahan rangsangan ini sambil menggelengkan kepalaku dan menahan tangannya dengan lengan kiriku tanda untuk berhenti, tapi sepertinya sia sia yang kulakukan. Dengan cepat disingkapnya kemudian sweaterku ke atas hingga terbukalah kedua payudaraku dengan kedua puting yang sudah sangat mengeras. Kurasakan juga gerakan membelah bagian bawah vagina mengikuti goyangan kereta ini “eghhh.. mmmphhh…” aku merasa malu ditempat umum ini payudaraku terbuka dan dimainkan oleh seseorang yang tak kenal. Tak terkecuali bagian bawahku ikut dilecehkan. Makin intens tubuhku ini dimainkan dari payudaraku sebelah kanan yang tertekan dan bergesekan dengan punggung seseorang, payudaraku kiriku yang sedang diremas remas dan bagian bawah vaginaku yang terus bergesekan dengan entah apa “eghhhh… shhhh… mmphhhh….” Aku masih berusaha menahan bibir bawahku hingga ada pemberitahuan pemberhentian terakhir segera tiba. Kurasa kini tangan kiri pria ini berhenti meremasi payudaraku dan beralih ke arah pinggang menarik celana leggingku hingga terbukalah kedua pantatku dan “eghh….” Kurasa tak asing sesuatu langsung menelisik masuk membelah bibir vaginaku “mmphhh… ehhhh… ahhhh… “ sedikit melenguh apa kah itu penis. Aku pun langsung panik dan coba menahan pria ini dengan tangan kiriku yang sedang membawa tas. Gesekan makin intens membelah vaginaku. Dibekapnya mulutku oleh pria ini “mmphhhh… mpphhh…”. Kurasakan gerakan makin cepat berusaha masuk kdalam lubang vaginaku. Hingga saat pemberhentian kereta terakhir tiba. Keretapun mengerem dan “blesss… egghhh…” mataku terbelalak, setengah penis pria ini berhasil masuk ke dalam lubang vaginaku tetapi tak bertahan lama keluar lagi dan “crottt… croott… croottt…” ia mengeluarkannya kedalam celanaku. Saat penumpung satu persatu mulai turun. Segera pria ini mencabut penisnya dari bagian bawah vaginaku dan kami merapikan pakaian kami masing masing. Vaginaku pun terasa risih karena basah bercampur cairan kental yang menempel dalam celanaku. Usai keluar dari gerbong kereta aku langsung mencari kamar mandi untuk membasuk vaginaku sangat berlendir. Tak lupa ku keringkan celanaku bagian dalam menggunakan tissue. Aku sempat menangis dan bersedih “kenapa terjadi padaku hiks hiks..” setelah itu aku memesan ojek online untuk mengantarku sampai kerumah. Dalam perjalanan kulihat putingku masih tegang menerawang. Kucubo tutup menggunakan tas milikku. Hingga akhirnya aku tiba dirumah dan mengetuk pintu.
 
Part 18



Pintupun dibukakan kemudian oleh Ibuku, segera aku memeluknya. Rasa seneng sedih bercampur jadi satu saat itu. Akupun mulai mengobrol dengan Ibuku bercerita tentang beberapa aktivitasku saat mengajar. Ayahku saat itu juga belum tiba dirumah. Hanya dengan Ibuku saat ini dirumah, aku pun berpamitan untuk mandi dan menuju kamarku. Ku coba mencari cari pakaian yang bisa ku kenakan saat ini tetapi hanya tersisa kaos pendek lebar beserta celana pendekku. Saat mencoba mencari BH maupun CD yang bisa ku kenakan pun tidak ada hanya tersisa BH dan CD waktuku SMA dulu, itupun ukurannya sudah terlalu kekecilan untukku. Alhasil ku hanya mengenakan kaos pendek lebar dipadukan dengan celana pendek. Pintu kamarku pun diketuk oleh ibuku, mengajak untuk makan bersama yang ternyata Ayahku juga sudah pulang kerumah. Ayah mulai menanyakan kabarky disana dan tiba Ayah menyampaikan sesuatu padaku yang membuat Ibuku juga kaget “Nak tempo hari ada laki laki datang kesini mencarimu, saat coba Ayah persilahkan masuk dulu kutanyai keperluan anak itu apa, iya menjawab ingin melamar engkau nak”. Seketika semua terdiam dan bingung. Lanjut Ayah bercerita “saat ku tanyai namanya, namanya Dimas nak apa engkau kenal nak? Orangnya tinggi putih seperti Ayah lihat orang baik baik, klo ada orang baik dengan niatan baik mau menikahi anak Ayah, Ayah tidak keberatan tapi kembali lagi ke nak Hilda”. Akupun bingung harus berkata apa “mmm maaf Ayah sepertinya ku tak ada teman juga bernama Dimas yah, apa ia menitipkan pesan untukku agar bisa bertemu dulu Ayah?” . “Iya nak kata nak Dimas sebulan lagi ia kesini nak, sekarang sedang bertugas diluar kota, saat itu ia berpamitan kepada Ayah”. Kujawab “baiklah yah sebulan lagi Hilda balik yah”. Ibuku masih bingung dan bertanya tanya. Aku pun segera mencuci piringku dan kembali ke kamarku. Aku pun teringat dengan Rahmi, kucoba menghubungi dan mengabari Rahmi klo aku balik dulu ketempat Ayah dan Ibuku. Hari ini aku ingin golar goler dulu. Rahmi bilang nanti malam sepulang kerja mau videocall denganku. Akupun mengiyakan permintaan Rahmi. Aku juga berencana pulang besok pagi sekali sebelum kereta penuh. Malam hari pun tiba, ada panggilan dari Rahmi dan kujawab. Terlihat dalam tampilan videocall Rahmi masih menggunakan jilbab dan jaket. Saat jaket Rahmi dibuka betapa kagetnya aku “Hildaa… ternyata aww aww punya baju kayak gini juga yahh sexy hihi” kata Rahmi. Rahmi mengenakan baju dalam pemberian mas Arman dulu, BH dan CD yang ukurannya kecil dan klo putingpun tegang langsunh mencuat keluar dari celah kain penutup puting. “Dari mana Rahmi dapat?” Ku bertanya. Dan kata Rahmi “tadi tu sempat ku mampir kamar Hilda ada barang mencurigakan dalam kardus, dan aku juga menemukan alat apa ini kayak sosis panjang hihi”. Rahmi juga menemukan dot anak sapi yang pernah Aldi gunakan untuk menusuk lubang vaginaku. “Astaga Rahmi”. “Gimana Hil aku sexy kan yah” sambil memegang kedua payudaranya. Tanpa dipungkiri Rahmi terlihat sangat sexy dengan kedua payudara yang montok dan dengan pakaian seperti itu. Kami pun lanjut mengobrol sambil Rahmi mencoba menggodaku dengan memainkan alat dari Aldi. Rahmi selipkan alat itu diantara payudaranya hingga berpindah menggesek bagian vagina Rahmi dari luar CD “Hilda klo aku gini kamu terangsang ga Hil?”. Kujawab “aaaa… apa apaan sih kamu Rahmi”. Rahmi pun kemudian meremasi payudaranya sambil alat itu masih ia gesekkan di luar CD Rahmi. Hingga Rahmi mulai menyampingkan CDnya kulihat vagina Rahmi juga sudah mulai basah dan alat itu juga mulai membelah belah bibir vagina Rahmi. “Ahhh Hildaaa enakkk lohhh mmmphhh…” goda Rahmi “aaa… Rahmi sudah hentikan, besok dah balik kesana aku”. “Iyaa Hilda buruan kesini mmpphhh.. ahhhh… “. Kulihat gerakan alat itu yang semakin melemah dan akhirnya Rahmi pun ketiduran. Aku sudahi panggilan video itu dan coba kulihat dibalik celanaku dan kuraba ternyata vaginaku ikut mengeluarkan sedikit cairan. Kucoba kutahan nafsu ini dan mencoba tidur karena besok ku kembali ke rutinitasku.
 
Part 19



Alarm pagiku berbunyi segera ku mandi dan bersiap berangkat ke stasiun. Kali ini ku mengenakan jilbab, zip hoodie dan masih tersisa celana kulotku yang masih sama ku tanpa mengenakan daleman. Terasa dingin sekali pagi ini, aku berangkat setelah subuh berpamitan kepada kedua orang tuaku. Yah cukup lega karena dapat tempat duduk dan didalam kereta tidak banyak penumpang kali ini. Aku coba melanjutkan tidurku di kereta hingga tempat tujuanku hampir tiba kereta mulai dipadati penumpang dan kulihat resleting jaketku sempat turun kebawah “hufff untung hanya sebatas dadaku” segera aku menutupnya kembali. Akhirnya tujuanku pun tiba, segera aku berdesakan dan bersenggolan dengan penumpang lain untuk turun tanpa kusadari resleting jaketku ikut terbuka kali ini sebatas perut. Untung tidak ada yang menyadari dan segera kubenahi lagi. Segera kuambil motorku dan disepanjang perjalanan menuju kostku disuguhkan dengan suasana pemandangan yang indah, banyak sawah sejuk dan aliran sungai yang jernih. Tiba di kostku segera ku memasukinya “hufff masih terlihat berantakan ternyata”. Kucoba keluar dan mengetuk pintu Rahmi. Yang tanpa disadari Rahmi membuka pintu dengan pakaian yang semalam ia kenakan dengan jilbab daleman yang mini dan CD yang sudah bergeser ke samping memperlihatkan vaginanya sambil Rahmi garuk garuk kepala dan menguap “Rahmi! “ Rahmi pun kaget saat menyadarinya dan menarikku masuk ke dalam. “Maaf Hilda, untung langsung tersadar aku dan belum ada orang lewat tadi huhu”. “Huuu lain kali ganti baju dulu Rahmi”. Kuberikan oleh oleh dari orang tuaku untuk Rahmi dan kembali ke kamar kostku.”waa baik banget terima kasih yah Hilda”. “Mm samasama”. Di dalam kamar kostku dan di atas kasurku ada pakaian dan secarik kertas bertuliskan “Hi Bu Guru Hilda kami siapkan pakaian olahraga untuk acara nanti disekolah ada senam dan classmeeting hihi”. Saat kucoba angkat baju tersebut terlihat biasa tidak ada yang aneh. Segera aku mandi lagi dan bersiap ke sekolah karena kemarin sudah izin ku tidak berangkat huhu. Seusai mandi kucoba pakai baju olahraga tadi yang kurasa ini cukup mencetak lekuk tubuhku dan payudaraku. Dan saat kupakai celana olahraga tersebut seketika aku terpekik “bless… egkkk… ahhhh..” seperti ada yang masuk kedalam vaginaku. Saat ku coba turunkan celanaku dan kulihat ternyata ada sebuah dot balita terjahit tepat di area vaginaku. “Aahh klo aku lepaskan pasti celana ini bolong arkhhh”. Tak ada cara lain dan keburu waktu menunjukan jam 7 terlambat kesekolah mau tak mau tetap kupakai celana ini “sshhh… ahhhh…” putingku sedikit menerawang karena warna baju ini abu abu dengan lengan berwarna biru dan celan panjang berwarna biru.
 
Part 20



Saat di perjalanan menuju sekolah. Setiap polisi tidur atau jalan yang tidak merata serasa menggelitik dibagian vaginaku “ehghhh.. shhh… mmphh…” tiba disekolah banyak yang melirikku. Senam pun dimulai. Beberapa gerakan senam yang kuikuti membuatku makin tak nyaman dan membuat putingku makin tegang ditambah sepertinya vaginaku mulai basah karena gesekkan alat dalam celanaku ini “eghhh… mpphhh…” kutahan bibirku. Untung warna celana ini cukup gelap jadi rembesan cairan dari vagina terlihat samar. Saat senam selesai aku mulai lemas dan bersimpuh dilantai membuat alat itu makin dalam masuk kedalam vaginaku “ahhh…” seketika banyak yang melirik. Ku berusaha tetap terdiam menahan malu dan berusaha menutup bagian putingku yang terlihat menonjol dari balik baju dengan menggunakan jilbabku. Seketika itu ada murid yang menawarkan aku sebuah minuman seperti air putih kurasa. Tanpa menaruh rasa curiga, kuteguk air tersebut perlahan sampai habis tak tersisa karena rasa lelah dan haus yang kurasa. Sampai lama kurasa aku mulai berkeringat dan nafasku mulai berat, putingku pun ikut terasa seperti makin mengeras dan bagian vaginaku juga terasa lebih gatal “mpphhh… “ kucoba berdiri dan kulihat seperti aku meninggalkan bekas seperti basah dilantai. Sambil masih agak gemetar dan sambil menutupi bagian payudaraku aku berpamitan pada guru guru lain untuk tidak bisa lanjut acara dan menuju tempat parkir segera tuk mengambil motorku. Aku berjalan sambil tetap mencoba menutupi payudaraku dengan tanganku dan berjalan dengan kaki yang rapat karena kurasa vaginaku sudah basah seperti ada yang mengalir kebawah sampai pahaku. Hingga tibalah ku ditempat parkir, saat ku mulai duduk diatas jok motorku dan kedua tanganku memegang stang motorku “aahhhh…. “ enak sekali, benda itu masuk ke dalam vaginaku semakin dalam lagi, kurasa masih sepi tempat parkir ini, kucoba menggoyangkan pinggulku kedepan dan kebelakang membuat tubuhku bergetar keenakan “ahhhh….” Sambil kedua lenganku menghimpit kedua payudaraku. Motorku pun mulai kunyalakan dan meluncur ke kostku kembali. Saat melewati jalan yang kurang bagus. Beberapa getaran terjadi membuatku ikut bergetar karena alat itu juga ikut bergetar menggelitiki vaginaku keluar masuk “aaa… aaa… aaa… aaahhhhh…” sampai membuat kakiku terangkat angkat. Sepertinya aku keluar. Sambil mengatur nafas yang tersengal sengal akhirnya aku tiba di kostku dan langsung menuju ke dalam kamarku. Ada seseorang mengetuk pintu, setelah kubuka ternyata Rahmi yang sedang berpamitan berangkat kerja dan mengembalikan sesuatu alat padaku “ehh ini yah Hil ku kembaliin nih hihi, ku berangkat dulu yahh, daaah”. Segera ku tutup pintu kamarku kembali dan ternyata alat tersebut alat milik Aldi berupa dot yang berwarna merah dan panjanh seperti sosis. Aku sudah tidak tahan, kubuka baju dan saat celanaku kulepas benar saja vaginaku sudah sangat basah. Segera aku coba alat itu, kusentuhkan ke bibir vagina dan kugesekkan membelah sela bibir vaginaku “aaahhhh…. enakknyaa.. mmphhh… ahhh.. shhhh… ahhhh…” dan kucoba masukkan beberapa kali gagal dan “blessss… ahhhh… “ alat itu berhasil masuk. Kugerakkan perlahan keluar masuk vaginaku “aaahhhh… mpppphhh… iyaahhh… ahhhhh…. ennnakkk… mmppphhh… aaahhh… sshhhhh…. ahhhh….” Sambil kuremasi payudaraku yang sudah dari tadi putingku tegang minta untuk dimainkan juga “ahhhhh… ssshhh…. ahhhh… iyaahhhh…. mmmphhhh… ahhhh….” Hingga gerakan alat divaginaku kupercepat sambil ku mencubit putingku maju dan “aaahhhh…. ahhhh…. ahhhh…. akuuu… keluarrr… ahhhhh…. mmpphhhh… ahhhh…” tubuhku melemas dan alat itu keluar dengan sendirinya “ploppp… ahhhh…” menyisakan ku yang tersengal sengal berkeringat, basah, dengan vagina yang masih berkedut kedut puting yang memerah tegang. Kucoba memasukkan alat itu kembali ke dalam vaginaku tapi tenagaku sudah sangat lemas dan akhirnya akupun tertidur pulas.
 
Mantap Hu,,,,
Request suhu, Hilda menjadi semakin binal, berpakaian makin seksi dan terbuka trus nonton musik di kampung malam hari.
Izin request suhu 🙏
 
Saran, kedepannya makin kena cabul sama bapak"/aki mesum kaya pemulung, tukang parkir atau kuli bangunan. Dan ada adegan tukar ludah
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd