Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Hamidah dan Anaknya

#15 Ibu Mau Lagi?

“Ahhhhhhhhh,” Hamidah mendesah pelan sambil menutup mata saat penis Anwar mulai memasuki vaginanya. Anwar kembali melihat ekspresi ibunya saat mendesah. Hal ini membuatnya makin bernafsu saja.

Anwar mulai memompa vagina ibunya secara pelan. Hamidah masih memejamkan matanya dan kepalanya bergerak pelan mendongak. Hamidah nampaknya benar-benar mulai menikmati permainan Anwar.

“Ibu, ini enak kan bu?,” tanya Anwar sambil terus menggenjot vagina ibunya pelan-pelan. Hamidah tak menjawab.

“Ahhh,” Hamidah kembali mendesah kecil. Tubuhnya mulai bergetar. Rangsangan ia rasakan. Tubuh Hamidah bergerak mengikuti irama sodokan Anwar.

Sambil terus menyodokan penis ke vagina ibunya, Anwar meraih payudara ibunya. Ia remas-remas. Ia pilin putingnya. Lalu mulai menjilatinya. Menciumnya dengan penuh nafsu.

Kenyotan demi kenyotan terus dilakukan Anwar pada susu ibunya. Hal ini bikin Hamidah makin tak karuan perasaannya. Ia kini membuka matanya, melihat secara jelas apa yang dilakukan anaknya pada tubuhnya.

Hamidah seakan merasakan sesuatu yang dialaminya saat menjadi pengantin baru. Ia benar-benar terbuai dengan perlakuan Anwar kali ini. Beda dengan sebelumnya. Hamidah mulai merasakan kenikmatan.

Anwar masih melakukan gerakan yang sama. Tangan Hamidah kini reflek memeluk tubuh anaknya. Anwar merasakan kehangatan pelukan ibunya. Ia kemudian menghentikan aksi mulutnya, lalu mendongak ke ibunya. Kontak mata pun terjadi keduanya.

“Ibu, enak ya? tanya Anwar lagi. Hamidah masih diam dan terus memandangi wajah anaknya.

Tak ada jawaban dari ibunya, mulut Anwar kembali menikmati payudara ibunya. Sementara penisnya terus menghujam vagina ibunya.

Sekitar 10 menit ia melakukan itu. Anwar melepas penisnya dan vagina ibunya lalu duduk. Ia meminta ibunya bangun. Hamidah menurut saja. Benar-benar ia terbuai kali ini dengan kenikmatan. Tak peduli jika Anwar adalah anaknya.

Anwar meminta Hamidah menungging. Hamidah kembali menurut saja. Bokong dan vagina Hamidah pun terpampang jelas dan menggiurkan. Dari belakang Anwar langsung menancapkan penisnya ke vagina Hamidah.

Anwar mulai menggenjot pelan. Vagina Hamidah basah, membuatnya mudah menembus vagina ibunya. Genjotan penisnya juga berjalan dengan lancar dan enak.

“Uhhhh, ahhhhh,” Hamidah mendesah. Anwar makin bersemangat. Ia lebih mempercepat gerakan pinggulnya. Anwar makin keenakan. “Ahhhhh,” Hamidah kembali mendesah.

“Uhhhhh, enak ibuuuu,” kata Anwar mendesah lebih keras sambil terus mempercepat gerakannya.

Anwar sudah hampir orgasme. Ia meminta ibunya kembali telentang. Lagi-lagi Hamidah menurut saja.

Anwar kembali bersiap-siap memasukkan penisnya ke vagina ibunya. Hamidah melihat anaknya begitu bernafsu pada dirinya.

Tak butuh waktu lama, Anwar langsung menggenjot vagina Hamidah penuh nafsu.

“Ahhhh, enak ibu,” desah Anwar cukup keras sambil memandang ibunya. Hamidah juga masih menatap wajah anaknya yang begitu menikmati tubuhnya.

Hamidah kali ini benar-benar menikmati perlakuan Anwar. Ia seperti pengantin baru, tubuhnya terangsang. Bisa kembali merasakan kenikmatan bersetubuh.

Hamidah tetap memandang wajah anaknya. Namun tak ada kata-kata yang keluar darinya. Kecuali desahan kecil sesekali. “Ahhh,” desahnya.

“Ibu suka kan? tanya Anwar lagi. Hamidah hanya diam saja. “Jawab ibu…” kata Anwar lagi. Hamidah masih diam. Anwar meningkatkan tempo gerakannya sambil terus memandangi wajah ibunya.

Vagina Hamidah sudah becek. Tubuhnya bergerak mengikuti ritme hentakan Anwar. “Ahhhh,” desahan kecil kembali muncul dari mulut Hamidah.

Anwar sudah segera sampai ke puncaknya. Ia mulai meningkatkan lagi tempo penisnya. “Ibuuuu… ini enak banget. Ibu suka kan? Ibu nanti mau lagi kan? tanya Anwar lagi sambil terus menggenjot.

Hamidah tak menjawab. Tapi mimik wajahnya terlihat menikmati persetubuhan pagi itu. “Jawab ibuu, enak kan? nanti mau lagi kan? tanya Anwar lagi mengulang.

“Jawab ibuuu,” suara Anwar terus mengulang, sambil menggenjot penuh nafsu vagina ibunya.

Hamidah akhirnya mengangguk kecil. Tapi tak bersuara. “Benar ya, ibu nanti mau lagi? tanya Anwar lagi.

Hamidah kembali hanya mengangguk kecil. Tak menjawab. “Nanti Anwar mau lagi, buu,” ucapnya.

Gerakan pinggul Anwar makin cepat lagi. Nafsunya sudah di puncak. Sebentar lagi sudah akan meledak. Hamidah juga sama, ia merasakan rangsangan yang hebat. Ia benar-benar keenakan dengan apa yang dilakukan anaknya.

“Ibuuu, aku mau tiap hari sama ibu,” ucap Anwar. “Ibu juga kan? tanya Anwar.

Hamidah diam. “Jawab ibu. Ibu juga mau kan tiap hari? kata Anwar dengan nada sedikit memaksa ibunya.

Hamidah kembali mengangguk kecil. Tak bersuara.

(Bersambung)
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd