Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG HASRAT DAN OBSESI

BAB 9


2 HARI KEMUDIAN

Sepulang dari pulau, karin bilang pada mertuanya ingin mengunjungi daddy dan mamihnya di kampung dengan alasan kangen, bram mengizinkan menantunya dan menyuruh supir untuk mengantarkan karin, bram sendiri langsung terbang ke Amerika untuk menghadiri menemui kliennya ditemani wulan.

Rico pulang ke rumah keesokan harinya, sedangkan mira kembali ke rutinitasnya sebagai pramugari sebuah maskapai penerbangan di Indonesia, rico kemudian bekerja kembali seperti biasa, sebelumnya memang karin telah menelponnya saat berangkat ke rumah daddy dan mamih di kampung.

“Hello sepupu,” ujar alex tiba-tiba masuk ke ruangan rico, “lo kalau masuk ketuk pintu dulu donk, main nyelonong aja,” rico kesal dengan sifat sepupunya yang dia rasa kurang ajar, “santai aja bro,” ucap alex tersenyum, “bukan santai, tapi jaga etika itu namanya, mau ngapain lo,” tanya rico.

“Gue mau kasih ini bro,” alex meletakkan sebuah bundle file di meja rico, “apa ini,” tanya rico, “itu laporan proyek di kalimantan, proyek yang gak pernah lu liat,” jawab alex.

“Kalo gue harus liat proyek ini langsung, trus apa tugas lo!! ini perusahaan milik bokap gue, lu tuh masih masuk anak buah gue, ya ini kan tugaslo ngapain juga gue musti liat langsung,” ucap riko tersenyum sinis.

“Ya ya bro, lo betul, sori bro,” ujar alex, “dah ga da lagi kan, udah sana keluar deh, gw males ada lo disini,” ucap riko kasar, alex kemudian berdiri dari duduknya, “oke bro gue keluar dulu,” alex berpamitan.

“Eh tunggu dulu, ini kantor ya, dan gua pimpinan lo, jangan panggil gue bro, panggil gue sesuai kedudukan gue, dan inget lain kali lo masuk tanpa ngetuk pintu, gua pecat lo, gue gak takut ama bokap lo juga,” ujar rico.

Hati alex sungguh panas mendengar kata-kata yang terkesan merendahkannya itu, memang sejak kecil sepupunya itu sudah sering menganggap remeh dirinya, alex kemudian keluar dari ruangan rico, sampai di luar alex mengepalkan tinjunya, “lo liat nanti kalo gue udah di posisi lo, gue bakal injek harga diri lo, liat aja nanti.” ucap alex berapi-api.

***

Alex menghempaskan pantatnya di sofa ruangan papihnya, “kurang ajar tuh si riko pih!!” ucap alex terengah-engah karena emosi, “ada apa?” tanya handoko, alex kemudian menceritakan apayang terjadi tadi dan alex juga mengatakan pada handoko apa yang diucapkan rico.

“Begitukah? Rupanya kucing mencoba mengaum seperti macan, udah tenang aja lex, kita musti bersabar lex, jalan untuk menendang kucing kurap itu akan segera terwujud,” ucap handoko, “maksud papih, kucing kurap itu si rico?” tanya alex.

Handoko memandang putranya, “satu-satu, sebentar lagi kamu akan menempati posisi rico,” handoko tersenyum licik, “really, gimana caranya,” tanya alex lagi.

“Kamu gak terlalu berbeda bodohnya dengan si rico, itulah kalau otak cuma cewek doang isinya, jadi ******!!,” handoko mulai kesal, alex terdiam mendengar ucapan papihnya itu.

“Sebentar lagi laporan keuangan palsu itu bakalan tercium, dan tugas kamu untuk memastikan kalau rekening atas nama rico itu terungkap tanpa sengaja, kamu mengerti maksud papih kan?” tanya handoko pada putranya.

Alex mengangguk, “jangan cuma mengangguk aja kepala kamu itu,” sergah handoko, dia tak yakin putranya itu paham maksudnya, “ya pih aku paham, tenaang aja,” jawab alex tersenyum, “coba apa kalau kamu paham,” ucap handoko tak yakin.

Alex mendekati papihnya, dia kemudian berbisik ditelinga papihnya, tak lama papihnya tersenyum, “nah ya berarti kamu paham,” ucap handoko menepuk pundak putranya.

“coba kamu kalkulasiin, para direktur yang kira-kira ada dipihak kita siapa aja, agar kita tahu kekuatan kita,” ujar handoko, “siap pih, aku permisi dulu pih,” alex berpamitan keluar ruangan papihnya.

“Sebentar lagi semua ini akan jadi milikku, pertama-tama putra mahkotamu akan kudepak, lalu giliran kamu mas bram, apa yang kamu lakukan padaku dulu sekarang dilakukan putramu pada alex, luar biasa kalian berdua, tapi thats oke, ada waktunya nanti kita akan memperlakukan kalian lebih dari itu, hahahahaha,” ucap handoko sambil memandangi foto bram di dinding.

***

SEMINGGU KEMUDIAN

Bram baru pulang dari perjalanan bisnisnya di amerika, bram tiba-tiba merasa ingin bertemu dengan sahabat lamanya yaitu indra ayah karin, bram tahu kalau karin sudah kembali ke rumah, “wulan kamu pulang dulu aja ya, saya mau ke luar kota, ada seseorang yang ingin saya kunjungi,” ucap bram sesaat baru tiba di bandara.

“Loh mau kemana pak, baru juga sampe mau pergi lagi,” rajuk wulan, “gak apa-apa, saya ada keperluan sebentar,” ucap bram, akhirnya wulan membiarkan bos sekaligus kekasihnya itu pergi.

Dalam perjalanan ke rumah indra di bandung, bram menghubungi sahabatnya itu kalau dia sedang otw ke rumahnya, bram tahu benar rumah indra, rumah itu tempat bram menghabiskan masa kecilnya bermain bersama indra, waktu kecil bram sering menginap di rumah indra.

Tujuan bram ke tempat indra, karena saat terakhir dia pergi, bram merasa karin sedang sedih atau kesal, bram khawatir ada sesuatu yang terjadi pada karin, dan bram tak ingin sahabatnya itu menjadi khawatir.

Bram dan indra berjalan-jalan di sekitar rumah indra, “wah itu masih ada dra,” tunjuk bram pada sebuah lapangan kecil, kedua sahabat itu segera menuju ketempat tersebut.

“Kamu masih inget gak dra waktu kita smp, kita main bola, trus waktu itu aku ditekel keras ama anak smp lain, kamu yang ngotot dan berantem, lalu kamu didorong hingga gigimu patah ya,” ucap bram, “masih ada bekasnya mas,” jawab indra memperlihatkan gigi depannya yang sedikit patah di bagian bawah.

“Haha, iya itu, akhirnya kita bukan main bola malah tawuran, lucu banget ya kalau teringat masa-masa dulu, aku kangen masa-masa lalu dra,” ucap bram, “iya mas, tau gak mas, anak yang memicu tawuran itu minggu kemaren baru meninggal krena sakit, dia kan rumahnya disana,” ucap indra menunjuk suatu tempat, “benarkah, wah..” bram melihat ke arah yang ditunjuk indra.

“Aku baru datang dari amerika langsung kesini dra, aku khawatir ama karin, saat aku berangkat sepertinya dia sedang bad mood, aku juga gak tau hubungan karin dan rico sudah seperti apa, soalnya aku juga sibuk, makanya aku langsung kesini, mungkin karin cerita sesuatu,” ucap bram.

Indra melihat ke arah bram, “gak ada apa-apa kayaknya mas, maksudku gak ada masalah, ya waktu karin pertama datang, dia cemberut terus, lalu pelan-pelan saya ajak bicara, dia bilang dia cemburu hahaha,” ujar indra.

“cemburu?” tanya bram, “ya, maklumlah namanya karin itu masih belia, mungkin lihat rico atau apa saya juga kurang jelas,” jawab indra, “cemburu? setahuku karin gak bertemu rico, apa mungkin maksudnya karena rico pergi bisnis atau apa..” bram bingung dan bertanya-tanya dalam hati.

“Dia juga cerita katanya belum lama ini dia seneng banget, dia merasa bahagia sekali, pas cerita itu dia sangat bahagia, mukanya bersemu merah,” ujar indra senyum-senyum, “ohh belum lama ini?” tanya bram.

“Katanya dia liburan ke pulau main layangan, mancing, main jetski, katanya dia bahagia sekali, dia mulai jatuh cinta katanya,” indra terus bercerita dengan semangat, bram terbelalak mendengar cerita sahabatnya, “jatuh cinta?” tanya bram bingung.

“Iya kayaknya rico udah mengambil hatinya saat liburan ke pulau, tapi abis itu dia cemburu katanya sekretarisnya dateng, pasti dia ngomongin sekretaris rico kan,” ucap indra senyum-senyum. Bram memperhatikan wajah sahabatnya itu, bram melihat wajah sahabatnya itu terlihat bahagia.

“Mas apakah rico sedang perjalanan ke luar kota?” tanya indra, “ya benar, apa karin cerita soal itu,” bram balas bertanya.

“Gak juga, kemaren dia pulang semnagat banget, maminya nanya kenapa semangat, katanya si doi mau pulang, ya asumsi aku pasti rico kan, masa mas bram hahahah,” tawa indra berderai, bram berusaha tersenyum, “si karin itu semangat banget, syukurlah mas, kalau karin sudah bisa membuka hatinya untuk rico,” indra berucap pelan.

***

Karin sedang sibuk membuat spagheti di dapur, sejak pagi karin minta diantar bi tinah ke supermarket, disana karin membeli berbagai kebutuhan untuk membuat spagheti.

Kini spaghetinya telah siap di meja, karin kemudian mandi dan mengganti pakaian dengan gaun terusan motif bunga-bunga yang kemaren dibawa dari pulau, panjang gaun itu hanya selutut karin, terlihat sangat cantik dikenakan karin, serasi dengan kulitnya yang putih mulus, sebuah pesan masuk ke hpnya, karin sumringah, namun kemudian wajahnya berubah ketika orang yang mengirim sms bukanlah orang yang dia tunggu.

“rin, ntar aku gak pulang ya, besok pagi aku baru pulang, hari ini papah pulang, tolong kamu kasih alesan ya rin, thanks..” bunyi chat dari rico, karin menjawab singkat, dan meletakkan hpnya di kursi.

Karin duduk di kursi depan tv raksasa, terlihat karin resah menunggu seseorang, berkali-kali karin melihat hpnya, lalu menyetel tv, tak ada acara menarik baginya.

Hingga malam orang yang ditunggunya tak juga datang, karin tertidur di kursi panjang itu, tv masih menyala, bi tinah masuk ke ruangan tersebut dan melihat karin, bi inah tak tega membangunkan karin, dia hanya menyelimuti karin, bi tinah kemudian mematikan tv.

Suara mobil bram masuk ke halaman rumah, tak lama bram sudah berada di ruangan tempat karin tertidur, di meja makan bram melihat sebuah tudung saji, dibukanya tudung itu, spagheti yang mulai membesar terhidang di atas meja.

Bram mendekati karin yang tertidur, bram berjongkok didepan menantunya, “apa yang kamu lakukan bram, kenapa dia malah jatuh cinta padamu,” ujar bram dalam hati.

Karin menggeliat, selimutnya jatuh ke lantai, naju terusan karin tersingkap memperlihatkan pahanya yang mulus, wajah karin terlihat sangat cantik, bram menyibak rambut karin yang berantakan didahi, karin kemudian terbangun.

Karin melihat orang yang dirindukannya telah ada di hadapannya, “pah..” ujar karin lirih, bram hanya menatap karin dengan tajam, “pah..” ujar karin pelan, matanya menatap mertuanya dengan tatapan penuh hasrat kerinduan, karin memegang tangan bram yang mengelus keningnya, kedua tangan itu saling mengenggam erat.

***

BERSAMBUNG
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd