Chapter 1: Girl
Matahari sudah tenggelam jauh meninggalkan kota Jakarta, kios-kios serta pertokoan pun sudah tutup. Kantor-kantor yang sibuk pada siang hari perlahan sepi ditinggalkan pekerja yang pulang untuk melepas lelah dan akan kembali esok hari. Tapi ini bukanlah akhir untuk kota Jakarta. Pada saat matahari terbenam disanalah kehidupan malam Jakarta mulai menggeliat.
Sekarang sudah hampir tengah malam, tepatnya jam 11.00.
Dalam kamar sebuah hotel mewah di Kawasan Menteng, aku sedang mencumbui seorang gadis yang baru saja aku kenal. Namanya Chika, dia memiliki wajah yang cantik. Matanya membuatku terpana. Rambutnya yang Panjang dan tubuhnya yang semampai membuat hatiku takluk. Setelah aku mengobrol dengannya, aku mengetahui dia baru berumur 19 Tahun. Dan sangat kebetulan sekali, dia fansku.
Fans? Ya benar.
Biar aku perkenalkan sedikit tentang diriku. Namaku Recky. Umurku 25 tahun. Pekerjaanku adalah seorang musisi. Dulu aku adalah seorang gitaris sebuah Band terkenal, Namanya MasterPlan. Kesuksesan karirku ada pada Band itu. Tur keliling dunia, memecahkan rekor penjualan album, uang yang banyak, dan juga gadis-gadis yang cantik dan seksi selalu menemani kami kemanapun kami pergi. Namun, Kami memutuskan untuk membubarkan band tersebut. Sekarang aku mencoba untuk membuat sebuah solo project, Aku membuat band dengan nama Strawberry Fields dimana diriku menjadi gitaris sekaligus lead vocal. Aku tidak suka untuk menyanyi solo, jadi aku membentuk sebuah band meskipun yang lain hanya session player.
Aku bertemu dengan chika Ketika aku sedang berada disebuah bar setelah aku mengisi acara festival musik sebelumnya. Waktu itu aku sudah menghabiskan beberapa gelas minuman dan beberapa pil obat penenang. Harus kuakui, aku kecanduan terhadap minuman beralkohol dan obat-obatan. Ketika sedang minum dan sedang menikmati efek dari obat-obatan yang aku konsumsi, Chika menghampiriku dan mengajaku berkenalan. Dan saat mengobrol aku mengetahui bahwa dia adalah salah satu fansku dan yang membuatku kaget dia masih berumur 19 tahun. Dia sangat cantik dan menawan. Dan obrolannya pun bisa menyesuaikan denganku. Dan kamipun terus menikmati obrolan dengan meminum alcohol. Malam pun semakin larut, dan gelas yang kami habiskan semakin bertumpuk.
“You look so beautiful, chik” kataku. Lalu aku mendekatkan wajahku ke wajahnya, dan kamipun mulai berciuman. Keadaan kami yang mulai meninggi karena pengaruh alcohol membuat ciuman ini terasa sangat panas. Tanganku pun tidak tinggal diam. Tanganku mulai menggenggam lehernya dan satu lagi menggenggam pinggangnya. Setelah beberapa saat aku berinisiatif untuk menyudahi ciuman ini. Aku lalu aku berbisik ke chika, “Kita lanjutin dihotel yah”
Kemudian akupun beranjak dari kursi dengan menggenggam tangan chika.
Ketika sedang membayar bill tagihan, akupun menelpon supir pribadiku untuk bersiap didepan bar. Jika aku keluyuran malam, aku memang selalu membawa supir karena aku pasti pulang dalam keadaan mabuk berat. Tubuh chika sudah memeluk erat tanganku.
Setelah didepan pintu depan bar, mobilku sudah siap dan langsung saja aku masuk. Tentunya aku duduk dibelakang Bersama chika.
“Ke Hotel Yang di Menteng ya pak” kataku kepada supirku.
“Siap Pak” supirku mengiyakan.
Didalam perjalanan, Aku dan Chika saling berciuman didalam mobil. Ciuman ini semakin panas Ketika kami mulai saling menggerayangi. Sopirku pun tampak memindahkan spion tengah supaya bayangan aku dan chika tidak terlihat dan mencoba untuk berkonsentrasi untuk mengemudi.
Sesampainya di depan Hotel akupun menyuruh supirku pulang dan menjemputku esok pagi. Aku dan chika segera masuk hotel dan memasuki lift. Aku sudah memesan hotel ini sebelumnya.
Didalam Lift akupun berbisik kepada chika “malam ini akan sangat Panjang, dan kamu hanya menjadi milikku malam ini, chika.”
Akupun menatap wajahnya lalu mencium chika saat didalam lift. Aku mendorongnya ke sudut lift kemudian aku mulai menaikan kakinya ke pinggangku. Lalu aku mulai mencium lehernya.
“SSSSSHHHHHH ahhh” Chika mendesah.
Tidak lama pintu lift pun terbuka. Akupun beranjak keluar dari lift dengan chika yang masih berada dalam gendonganku.
Setibanya didepan pintu kamar, aku menurunkan chika sejenak. Lalu aku membuka pintunya. Setelah pintunya terbuka aku Kembali menggendong chika dan menciumnya. Setelah dekat Kasur aku menyandarkan tubuh chika keatas Kasur, akupun tetap berada diatasnya.
Chika lalu berbisik kepadaku “Tubuhku malam ini akan menjadi milikmu, ka Recky”.
Lalu akupun Kembali mencium chika.
“Slurp..slurp..slurp..ahh”.
Nafas kami terengah-engah. Tanganku mencoba menelusup dari bawah kedalam kaos hitam ketat yang dipakai chika. Lalu tanganku menemukan payudaranya yang masih terbungkus oleh BH. Tanganku pun sibuk untuk mencari pentilnya dan setelah kutemukan aku mencoba untuk memilinnya sambal bibirku mencium leher dan tengkuknya.
“Ahhh iyaaah disana Ka” Chika mendesah keenakan
Chika semakin mendesah. Setelah beberapa saat, aku pun beranjak untuk melepaskan kaos hitam lengan Panjang yang dipakai oleh chika. Lalu terpampanglah tubuh indah chika serta payudaranya. Akupun membuka BH serta celana jeans chika. Di tubuh chika sekarang hanyalah G-String hitam.
Akupun berusaha untuk melepas kemeja serta kaos yang kukenakan. Chika pun membantu membuka kancing serta resleting celana jeansku dan menurunkannya. Tampaknya, chika memang cewek yang cukup berpengalaman dalam sex. Setelah celana dalamku diturunkan dan dilemparkan ke sembarang tempat oleh chika, akhirya chika bisa melihat penisku yang sudah tegang sedari tadi. Sebelum tangan chika menggenggam penisku, aku sudah duluan menerkam chika. Aku menjilat-jilat leher serta tengkuk chika. Tanganku sibuk untuk meremas payudara chika.
Akupun mencupang leher chika, dan tentunya akan bertambah hingga malam ini usai. Setelah lehernya berhasil aku cupang. Jilatanku bergerak kebawah menuju payudaranya. Aku menjilat sisi luar payudara sebelah kanan chika terlebih dahulu lalu menuju pentil chika.
“slurp..slurp..slurp…ccmmmpph..cmmph” Aku menjilat lalu menyedot pentil payudara chika sembari payudara satunya tidaklupa aku remas menggunakan tanganku.
“AAAAHHHH….. enak ka…. Terusin… ahhh” Desah chika yang semakin membuat birahiku naik.
Akupun bergantian menjilat dan menyedot pentil chika seakan semuanya miliku yang tidak mau aku lepaskan. Tak lupa juga aku memberikan tanda cupang ke payudara chika.
“Ahhh kaa…. Terus…ahhh”. Chika terus mendesah tidak karuan.
Setelah puas dengan payudaranya. Akupun Kembali turun menjelajahi tubuhnya. Aku menjilati bagian perutnya. Kulihat chika merem melek serta mendesah keenakan.
“Ahhh kaa..” Begitu desah chika
Tak lama aku menjilat bagian perutnya. Kemudian aku turun mengendus g-stringnya yang sudah lembab.Kemudian akupun menurunkan lalu melepaskan g-string milik chika.
Kulihat sejenak vagina milik chika, bersih dengan bulu kemaluan yang tercukur rapih memperlihatkan bentuknya yang mirip sandwich serta warnanya yang pink.
“Ahh ka recky kenapa diliatin ajah ahh” desah chika mengaburkan lamunanku
Akupun langsung menggesek vaginanya dengan tanganku kemudian aku mulai menjilati klitorisnya.
“Ahhh.. ka.. jago banget sih jilatnya..ahh” desah chika mengalun dengan manja.
Akupun semakin mempercepat jilatanku.Tanganku sekarang sedang memegang pinggul chika. Sementara tangan chika sendiri tengah sibuk untuk memegang dan meremas rambutku. Aku berhasil membuat chika keenakan.
Chika tidak tahan lagi, nafsunya semakin besar seiring semakin cepatnya jilatanku pada bibir vagina dan klitorisnya. Chika akhirnya mengeluarkan cairan orgasme. Chika sedikit bergetar. Cairan itu mengenai wajahku. Akupun berhenti menjilat vagina chika lalu mendekatkan jariku kepada bibir vagina chika yang sudah orgasme
“AHHHH……” suara desahan chika Ketika sudah orgasme.
Akupun bangkit dan menyodorkan jariku yang basah karena cairan vagina chika. Lalu chika pun mengemut jariku dengan nakal.
“Plopphh…” terdengar suara Ketika jariku keluar dari kuluman bibir chika.
Akupun berdiri sejenak dari Kasur untuk menemukan bungkus rokok dan koreknya. Setelah menemukannya, akupun Kembali menuju Kasur dan mencium kening chika yang telah duduk bersender lalu akupun ikut duduk, akupun menyelimuti bagian bawah kita berdua. chika menyender disampingku lalu memeluku dan merebahkan kepalanya pada dadaku.
Aku menawari chika rokok, diapun mengambilnya. Lalu akupun membantu menyalakan rokoknya. Lalu aku pun mulai menyalakan rokok miliku.
“Malam masih Panjang sayang, istirahat dulu yah” ucapku. Lalu akupun Kembali mengesap rokokku.