Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Hiden Diary of Viviyona

Bf nya ada kelainan ni suka liat cewenya digangbang. wkwkwkwk

:D
 
Wah mantep hu bonus pic nya

:tegang:
semoga lancarr hu RL nya.
 
Hiden Diary of Viviyona bag 4

Yona terbangun keesokan paginya dengan tubuh letih. Dia baru merasa segar setelah merendam diri dalam bak air hangat selama beberapa puluh menit. Selesai mandi, Yona segera berdandan rapi lengkap dengan sapuan make up tipis. Hari ini dia ada jadwal untuk syuting iklan. Memakai jas hitam,kemeja warna putih dan celana jeans biru agak ketat membuat kulitnya terlihat makin putih.




Yona baru saja melangkah beberapa meter dari kamarnya saat seseorang menegurnya.
"Mbak Yona.." tegur orang itu membuat Yona sedikit terkejut.
"Oh, kamu.." kata Yona setelah tahu siapa yang menegurnya. Dia adalah satpamnya yang biasa berjaga di depan. Nama 'Robert' tertera pada baju seragamnya. Robert adalah pria kekar yang berasal dari Indonesia timur. Perawakannya hitam, tinggi dan tegap dengan wajah keras. Rambutnya pendek keriting dengan kumis melintang menghiasi wajahnya.
"Ada apa Bob?" Tanya Yona pendek. Yona biasa memanggilnya Bob, kependekan dari Robert.
Bob tidak segera menjawab. Dia justru terlihat gelisah, membuat Yona merasakan ada sesuatu yang tidak beres.
"Ada apa?" Yona kembali bertanya, kali ini nadanya cemas, mendadak dia juga ikut gelisah.
"Eh.. ini.. " Bob menyerahkan amplop yang sedari tadi digenggamnya. Yona menerimanya dengan perasaan curiga. Pelan-pelan dibukanya amplop itu. Mendadak Yona terdiam membeku seperti patung saat melihat isinya. Foto-foto mesranya dengan pacarnya kini seperti berpindah tangan.
"Saya menemukan itu tercecer di lantai." kata Robert datar, tapi ucapan itu membuat perut Yoa seolah terisi oleh timah berat. Sesuatu yang buruk melintas di benak Yona.
"Eh.. iya.." Yona tergagap sesaat. "Te.. terima kasih Bob.." Yona berujar gugup. Apalagi saat dia mendengar jawaban Robert.
"Masa cuman terima kasih sih Mbak?" tanya Robert dengan tersenyum aneh, matanya berkilat-kilat saat mengucapkan hal itu.
"Oh.. iya.." kata Yona, dia lalu sibuk mencari-cari sesuatu di dalam tasnya. Tapi Robert menggeleng, menolak apapun yang akan dikeluarkan Yona dari tasnya.
"Saya nggak minta uang lho Mbak." kata Robert kalem. Jantung Yona seperti mencelos mendengarnya.
"Maksud.. maksudmu..?" Yona tergagap, keringat dingin mulai membasahi keningnya.
"Saya minta imbalan dari Mbak Yona, tapi saya nggak mau uang." kata Robert lancar seolah sudah melatih ini sejak lama. Hal itu membuat Yona makin gelisah.
"Kamu mau apa dari saya?" Yona bertanya gelisah.
"Oh, gampang Mbak.." Robert mulai menunjukkan aslinya. "Saya cuma minta Mbak Yona mau saya ajak begituan juga."

Selama beberapa detik lamanya Yona terdiam, tapi kemudian dia meledak.
"Kamu gila!" Yona meraung murka. Foto-foto yang ada di genggamannya dilemparkan ke wajah Robert. Tapi anehnya Robert tenang-tenang saja.
"Kalau Mbak Yona nggak mau juga nggak apa-apa." ujar Robert santai sambil memunguti foto-foto yang berceceran di lantai. "Tapi kalau foto-foto ini jatuh ke tangan orang tuanya mbak Yona, Mbak Yona pasti berubah pikiran." Seperti ada petir yang menyerempet tubuhnya, Yona langsung terkesiap pucat. Tubuhnya mendadak gemetar.
"Tidak mungkin.." Yona menggeleng lemah. Sekujur tubuhnya terasa lemas seolah tulangnya terbuat dari karet. Dia merasa kehidupannya terlontar kembali ke beberapa hari yang lalu.
"Gimana Mbak?" tanya Robert, membuat Yona terbangun dari ketakutan yang mencengkeramnya.
"Jangan Bob.." Yona berkata lirih. "Jangan berikan foto-foto itu pada Orang tua ku.."
"Jadi Mbak setuju dengan syarat saya?" tanya Robert. Hal itu membuat Yona kian panik. Tangannya meremas jari jemarinya sendiri, sementara keringat dingin makin deras membasahi tubuhnya. Yona mendadak merasa menjadi orang paling bodoh sedunia. Bagaimana mungkin dirinya begitu ceroboh membiarkan ada foto yang tercecer. Yona seolah jadi gila menghadapi semua ini. Dia sudah dipecundangi oleh orang-orang yang sama sekali tidak selevel dengannya.
"Gimana Mbak?" tanya Robert setelah keheningan yang tercipta selama beberapa saat. Yona tersentak gugup mendengarnya.
"Baik Bob.." Yona menjawab gemetar. Dia menunduk menghindari tatapan Robert yang seolah telah menelanjangi dirinya. "Saya mau, tapi kamu jangan persulit saya.." jawab Yona setengah memohon.
"He.. he.. he.. Beres itu Mbak." Robert tertawa penuh kemenangan. "Kalau gitu tunggu apa lagi?" kata Robert lagi, dia lalu menggandeng Yona dan menariknya ke dalam kamar.
"Jangan sekarang Bob.." Yona menolak saat Robert menariknya ke dalam kamar. "Saya harus syuting hari ini.."
"Mbak Yona telat sih nggak bakal dimarahi sutradara." Robert berkata kalem sambil mengunci pintu, membuat Yona tak bisa menjawab lagi. Selama beberapa saat lamanya Yona hanya bisa berdiri mematung dengan tubuh gemetar. Campuran antara marah, muak, takut dan jengkel yang menjadi satu membuat nafas Yona seolah menyumbat di tenggorokan.
Sementara itu Robert berdiri di hadapannya menatap keindahan tubuh Yona yang memang sangat indah. Tatapannya terpusat pada bagian dada Yona yang menonjol di balik kemeja hitamnya.
"Mendekat ke sini dong Mbak." kata Robert sambil memberi isyarat dengan jarinya menyuruh Yona mendekat. Dan tanpa menunggu Yona mendekatinya, Robert langsung menarik tubuh Yona ke dalam pelukannya yang kokoh. Dihimpitnya tubuh Yona dengan lengannya yang kekar dan didekapkan ke tubuhnya sendiri. Dan tanpa peringatan sama sekali, Robert langsung mendaratkan ciuman yang paling ganas dan paling brutal pada bibir Yona. Dilumatnya bibir seksi itu dengan sebuah kuluman kuat yang membuat bibir Yona seolah-olah tersedot ke dalam bibirnya yang kasar. Yona sampai membeliak dan meronta-ronta merasakan lumatan bibir Robert yang brutal, tapi lengan kekar Robert mendekap tubuh Idol cantik itu dengan erat membuat Yona tidak bisa bergerak sedikitpun. Selama beberapa menit Yona terpaksa pasrah merelakan bibirnya dilumat habis-habisan oleh satpamnya itu. Selama berciuman Yona juga merasa lidah Robert mendesak-desak mencoba menerobos ke dalam mulutnya. Dalam keadaan seperti itu Yona pasrah dengan membiarkan lidah satpamnya tersebut meluncur ke dalam mulutnya. Maka dengan leluasa lidah Robert mengaduk-aduk rongga mulut Yona, dibelitnya lidah Yona dengan lidahnya sendiri selama beberapa menit. Yona tanpa sadar akhirnya merespon permainan Robert, lidahnya membelit lidah si satpam dengan keganasan yang nyaris sama, dan keduanya terus menyatukan bibir mereka seolah tidak ingin dipisahkan.

Sementara bibir dan lidahnya menyerbu bibir Yona, tangan Robert juga bergerilya menikmati keindahan tubuh idol seksi itu. Tangannya yang kekar bergerilya menelusuri dan menggerayangi punggung Yona, dan ketika sampai ke daerah pantat, tangan itu langsung mencengkeram bongkahan pantat wanita cantik itu dan meremasinya dengan penuh kegemasan.
Puas menikmati bibir Yona, Robert lalu menjambret kemeja idol cantik itu sehingga membuat Yona menjerit kecil.

Lalu tanpa merasa perlu membuka kancing kemeja Yona, Robert langsung menarik kemeja itu , kancing kemeja Yona langsung terburai menampakkan bagian dada yona
yang putih mulus.



"Nah. Mbak Yona sudah nggak butuh baju ini." kata Robert garang. Dia segera melolosi kemeja itu dari tubuh yona, lalu dengan keganasan yang sama, Robert segera membetot BH Yoba sampai BH itu jebol dan lepas dari tubuh Yona. Sepasang payudara indah yang bulat dan padat segera mencuat telanjang di depan mata, seolah menunggu untuk dijamah, membuat birahi Robert menggelegak dengan cepat.
"Ohh.. mulus nya.." Robert meneguk ludah dan mendengus-dengus penuh nafsu menatap keindahan payudara Yona yang telanjang. Bentuknya yang bulat dan padat membuat Robert tidak tahan lagi untuk segera menjamahnya. Dielus-elusnya payudara yang kenyal itu seolah ingin menaksir nilai keindahannya. Lalu dengan kekuatan mirip cengkeraman seekor gorila, Robert mulai meremas-remas payudara indah Yona, membuat idol itu meringis antara sakit bercampur geli.
Tidak cukup hanya dengan belaian dan remasan, Robert kemudian mulai mendaratkan ciuman dan jilatan pada kedua belah payudara Yona membuat wanita cantik itu merinding merasakan sesuatu yang basah menari-nari di atas payudaranya.
"Ohh.. ohhk.. nhh.. nhh.. ohhh.." Yona mulai merintih-rintih merasakan rangsangan yang diberikan oleh satpamnya itu. Lidah Robert kemudian bergerak menjilati puting payudara Yona dengan ganas. Disentil-sentilnya puting yang mulai mengeras itu dengan ujung lidahnya sambil sesekali digigiti menggunakan bibir, sementara tangan kekarnya juga tidak berhenti meremasi payudara indah itu.
Dirangsang sedemikian gencarnya oleh Robert dengan permainan yang sangat lihai membuat birahi Yona pelan tapi pasti mulai menggelegak. Robert melihat perubahan pada diri Yona. Wanita cantik itu mulai megap-megap dan wajahnya merah padam menahan desakan nafsu yang membakar tubuhnya.
Mendapat apa yang dicarinya, Robert membimbing Yona menuju ranjang, lalu membaringkan tubuh Yona yang setengah telanjang di sana.




Kedua tangan Yona diaturnya pada posisi di atas kepala sehingga dia bisa dengan leluasa menggeluti kembali sepasang payudara montok idol cantik itu.
Payudara mulus itu diremasi, dijilati dan dikenyot dengan segala macam cara yang bisa dia lakukan.




Kemudian Robert mulai mengarahkan tangannya ke bagian bawah.

Dia mulai membuka kait celana jeans yang dipakai Yona.

Jangan Bob.." Yona berujar lirih saat Robert mulai memelorotkan celana jeans yang dia pakai. Tapi pengaruh rangsangan yang dialaminya membuat Yona hanya bisa pasrah, maka dengan mudah Robert menarik celana jeans itu lepas dari tubuh Yona, menyisakan selembar celana dalam putih tipis berenda nyaris transparan yang menutupi daerah kemaluan Yona.


"Ohh.." Robert tertegun sambil meneguk ludah melihat kemolekan dan kemulusan tubuh Yona yang hanya tinggal mengenakan celana dalam. "Mulus.. ohh.. montok.." Robert menggumam tak jelas ketika mengelus-elus paha Yona yang sehalus pualam, membuat Yona merinding.
"Kayaknya bakal lebih hot kalau.."
Robert menjambret celana dalam Yona lalu menarik celana dalam itu kuat-kuat. Diiringi suara kain robek, celana dalam Yona langsung tercabik membuat pakaian terakhir yang melekat di tubuh mulus Yona lepas. Kini idol cantik itu sudah sepenuhnya telanjang.
"Ohh.. gila.. mulus banget.." Robert panas dingin menyaksikan wanita yang selama ini begitu ingin dia telanjangi sekarang sudah benar-benar telanjang bulat di hadapannya, begitu pasrah untuk diapakan saja. Tapi tampaknya Robert tidak mau terburu-buru dalam mengerjai Yona. Robert mengangkangkan kaki kedua kaki Yona membuat vagina idolseksi itu membuka lebar, maka dengan leluasa Robert mulai mengobok-obok daerah paling rahasia Yona dengan tangannya. Dielus-elusnya dan diremasinya daerah kemaluan Yona yang licin berbulu tipis, membuat Yona menggeliat dan mendesah nikmat. Desahan Yona kian keras saat Robert memasukkan jari tangannya ke dalam liang vagina gadis itu sambil mengaduk-aduk liang vagina itu dengan gerakan kasar.
"Oohh.. ohh.. aahh.. ahh.." Yona mengerang dan menggeliat tak terkendali merasakan rangsangan Robert yang mengaduk-aduk vaginanya. Tubuh Yona langsung mengeras, tangannya mengepal mencengkeram seprai seolah akan merobek seprai itu.
Mengetahui rangsangannya berhasil, Robert makin bersemangat. Dia makin gencar mengaduk-aduk dan mengocok vagina Yona, apalagi ketika dia menyentuh klitoris Yona yang membuat Wanita cantik itu kian tersiksa oleh desakan orgasmenya yang kian menggebu.
"Ayo.. Jangan ditahan Mbak.. Keluarin aja.. Ayo.." Robert menyemangati Yona sambik terus mengobok-obok vagina gadis idola para wotaitu, membuat Yona makin tak tahan.
"Nnhh.. ngghh.. oohggh.. ohh.." Yona melenguh sambil menggigit bibir. Rangsangan Robert dirasakan kian hebat menyiksa sekujur syarafnya yang sudah menegang. Akhirnya Yona menyerah pada libidonya yang kian meledak, tubuhnya kembali mengejang keras dan melengkung kaku sementara kakinya menyepak-nyepak tak terkendali.
"OHHHKKH.. OHHH.. AAHH.. AAHH...!! Yona mengerang keras, gelombang orgasme kembali menghantam seluruh syarafnya. Wajah Yona memerah dan menegang seperti balon yang mau meledak. Selama beberapa detik tubuh mulus itu menggelepar-gelepar seperti terkena sengatan listrik, kemudian seperti balon bocor tubuh Yona kembali melemas.
"Ohh.. yeah.." Robert tersenyum penuh kemenangan. "Bagaimana Mbak..? Enak kan?" tanya Robert. Yona diam saja, nafasnya tersengal-sengal seperti baru saja lolos dari kejaran singa. Yona merasa tubuhnya sangat letih sekaligus juga merasa amat puas. Dia tidak bisa membantah kalau dirinya memang mendapatkan kenikmatan orgasme yang gila-gilaan.

Sekarang gantian, Mbak Yona yang puasin saya." ujar Robert sambil melucuti pakaiannya sendiri. Sebentar saja satpam itu sudah bertelanjang di hadapan Yona. Tubuhnya yang kekar tampak hitam legam. Ada bekas luka di dadanya yang bertato motif tribal. Tubuh Robert tampak begitu kuat dan kokoh. Yoba tertegun melihat penis Robert yang berdiri tegang. Begitu legam dan kokoh, ukurannya yang jauh lebih besar dibandingkan penis Samy membuat Yona merinding.
Robert lalu berlutut di depan Yona yang terlentang pasrah. Ditariknya kedua kaki Yona ke arah luar, membuat vagina Yona terkuak. Kemudian dia menindih tubuh putih mulus itu. Yona merasa udara di dalam tubuhnya terdesak keluar saat tubuh Robert yang tinggi besar itu menindih tubuhnya. Dirasakannya tangan Robert yang kekar mencengkeram pundaknya seolah menekan tubuhnya ke bawah. Yona juga merasakan benda tumpul menggesek-gesek celah vaginanya berusaha masuk ke dalam liang vaginanya. Sementara Robert dengan nafas mendengus-dengus mendorong-dorong pantatnya, memaksa penisnya menerobos ke dalam vagina Yona.
"Ohhkk.. Ohh.." Yona menjerit kesakitan saat penis Robert yang luar biasa besar membenam di dalam liang vaginanya. Yona merasa seolah vaginanya terbakar dan terbelah ketika penis itu mendesak masuk. Meskipun vaginanya sudah basah oleh cairan orgasme, tapi karena ukuran penis Robert yang di luar batas membuat Yona kesakitan. Tapi Robert tampaknya tidak peduli. Dia terus berusaha mendorongkan penisnya sampai terbenam ke dalam vagina Yona.
"Ohh.. Sempit banget.." Robert mengerang saat penisnya membenam seluruhnya di dalam liang vagina Yona. Yona merasakan bagian bawah perutnya seperti ditusuk oleh besi membara. Dia sampai meneteskan air mata menahan rasa sakit yang mendera daerah kemaluannya. Yona bahkan berusaha melebarkan kakinya selebar mungkin untuk mengurangi rasa sakit itu meskipun sama sekali tak ada manfaatnya.
"Ohkk.. sakiit.. sakit Bob.. oohh.." Yona merintih ketika Robert mulai menarik dan mendorong penisnya menyodok vagina Yona. Meski bukan perawan lagi, tapi vagina Yona memang terlalu sempit untuk menampung penis Robert. Tapi pelan-pelan vagina Yona mulai menyesuaikan diri untuk menerima penis besar Robert meskipun Yona harus menjerit-jerit kesakitan setiap kali penis besar itu menggenjot vaginanya.
"Ahkk.. ohh.. sakiit.. sakiit.." Yona menjerit dan meronta-ronta. Baru saat inilah Yona benar-benar merasakan mengalami perkosaan yang sesungguhnya. Penis Robert dirasakannya bagai tongkat berduri yang menghancurkan vaginanya. Tapi meskipun kesakitan, pelan-pelan Yona juga merasakan sebuah sensasi kenikmatan aneh yang mengaliri tubuhnya. Birahinya seolah terpuaskan oleh penis Robert yang luar biasa itu. Pelan tapi pasti, rintihan kesakitan Yona mulai berubah menjadi desahan-desahan manja. Vaginanya sekarang sudah mampu menerima sodokan penis Robert. Robert juga makin lancar menggenjot vagina Yona. Gerakan sodokan penis Robert makin lama makin cepat dan ganas membuat Yona melenguh-lenguh penuh nikmat.





"Ohh.. ohh.. ahh.. ahh.. nnhh.. nghh..ohh.." Yona menggeliat-geliat menikmati setiap sodokan penis Robert pada vaginanya. Kepalanya menggeleng liar dan tangannya memeluk kepala dan punggung Robert dengan keras . Hal itu membuat Robert justru makin bersemangat dalam menggenjot vagina Yona. Gerakan penisnya makin ganas membuat tubuh Yona yang mulus tersentak-sentak di bawah tindihan tubuh Robert yang tinggi .
Selama hampir sepuluh menit Robert memacu tubuh mulus Yona. Penisnya yang besar memompa vagina idol cantik itu dengan gila-gilaan membuat pertahanan Yona jebol.
"AHHHGGHH.. AAHH..." Yona mengerang keras, tubuhnya menggeliat kuat seperti akan mengangkat tubuh ya tengah menindihnya, tapi tangannya mencengkeram pundak kekar Robert kuat-kuat membuat kuku jarinya menancap makin dalam melukai punggung satpamnya tersebut. Wajah Yona berubah merah padam, tubuhnya mengejang seolah sedang mencoba mengeluarkan telur sebesar bola sepak dari tubuhnya. Yona menggigit bibirnya mencoba menahan dorongan orgasmenya yang meledak-ledak, tapi gelombang orgasme itu terlalu kuat menghantam syaraf seksualnya.
"OHHHKKHH... OHH...AAHHH...!!" Yona melolong keras. Tubuhnya bagai patung perunggu, menegang dan mengeras. Cengkeraman tangannya makin keras seperti ingin merobek punggung pria yang sedang menggagahinya. Orgasme Yona kembali meledak tak tertahankan dan menghantam sekujur syarafnya secara gila-gilaan. Selama beberapa detik tubuh mulus Yona menggeliat-geliat merasakan kenikmatan orgasme sebelum kemudian tubuh putih mulus itu melemas kembali. Tapi Robert tampaknya masih jauh dari selesai. Penisnya masih kokoh membenam di dalam liang vagina Yona dan terus menyodok-nyodok vagina idolcantik itu kuat-kuat. Yona hanya bisa merintih pasrah, membiarkan saja satpamnya itu memompa vaginanya, tubuh Yona terlalu lemas untuk bergerak. Akhirnya selama beberapa menit tubuh Yona seperti boneka seks yang tersentak-sentak tanpa daya di bawah dekapan satpamnya yang menggagahinya.
Tidak puas dengan posisi seperti itu, Robert segera bangkit dan membalikan tubuh Yona . Dipaksanya Yona menungging dengan tangan bertumpu pada ranjang sehingga posisi Yona seperti anjing.
"Ohh.. pantatnya.. Gede, mulus, montok.." Robert membelai dan meremas-remas bongkahan pantat Yona yang bulat padat, lalu dia kembali mengarahkan penisnya ke liang vagina Yona.




"Ohhkk.." Yona merintih saat penis besar itu kembali melesak masuk ke dalam liang vaginanya. Kali ini penis Robert melesak dengan lancar. Vagina Yona sudah beradaptasi dengan penis besar itu. Meski begitu Yona tetap merasa kesakitan vaginanya dijejali penis sebesar itu. Yona mengernyit menahan sakit saat penis Robert kembali menggenjot vaginanya.
"Ahhk... ahh... ohh.." Yona mengerang antara kesakitan bercampur nikmat. Penis Robert dengan kasar menyodok-nyodok vaginanya berulang-ulang. Cairan vagina Yona yang membludak seolah berbuih melicinkan gesekan penis Robert pada dinding vaginanya. Sebagian cairan vagina itu mengalir membasahi paha Yona sebelah dalam. Robert kian ganas memperkosa Yona. dengan tangan terus-menerus meremas-remas pantat Yona, penis Robert menyodok vagina gadis idola para wota itu dengan gerakan tidak teratur, kadang cepat kadang pelan, membuat Yona kian tersiksa oleh kenikmatan yang kembali mendera tubuhnya. Kadang-kadang saking terangsangnya, Yona menggoyangkan pantatnya sendiri maju mundur untuk mempercepat sodokan penis Robert pada vaginanya. Robert tertawa senang di tengah dengus kenikmatannya menyaksikan Yona yang menggoyangkan pantatnya sendiri.
"He he he.. Oke juga nih Mbak.." Robert tertawa melecehkan. "Ayo, goyang terus... Ayo.. terus..." Robert menyemangati. Dia lalu menghentikan sodokan penisnya sama sekali, untuk mengetahui reaksi Yona.

Secara reflek Yona langsung menggerakkan pantatnya lebih kuat dan lebih cepat. Orgasme berkali-kali telah membuat Yona kehilangan kendali atas tubuhnya sendiri. yang dia inginkan sekarang hanyalah bagaimana meraih kenikmatan seksual sebanyak mungkin. Karena itulah Yona terus menerus menggoyangkan pantatnya membuat vaginanya tetap terpompa oleh penis Robert. Sementara itu Robert juga mengimbangi gerakan pantat Yona yang kian liar. Robert memegangi pinggul Yona lalu menarik pinggul yang bulat itu maju mundur mempercepat goyangan pantat Yona.
"Ayo.. terus.. goyang terus.." Robert menyemangati Yona yang makin liar, sementara tangannya terus meremasi pantat Yona yang montok dengan penuh kegemasan. Yona kian tak tahan menerima sodokan penis Robert. Perlakuan Robert yang brutal ternyata justru membuat orgasme Yona lebih cepat meninggi. Yona merasakan gelombang orgasme kembali meregangkan syaraf seksualnya mencoba menembus pertahanannya.
"Nhhh... nghh... ohh... ohh..." Yona melenguh sambil menggigit bibirnya. Gerakan pantatnya seolah dipercepat beberapa kali lipat, gesekan penis Robert pada dinding vagina Yona kian cepat sampai menimbulkan suara berdecak keras. Dan kembali tubuh mulus yang telanjang bulat itu mengejang dan menegang kaku. Wajah cantik Yona merah padam sementara bibirnya mendesis-desis tidak terkendali.
"OHHHKKH... OHHH... AAHH..!!" kembali Yona mengerang keras. Orgasmenya kembali menggelora, seperti ada seekor singa yang mencakar tubuhnya dari dalam. Vaginanya berdenyut kencang seolah menghisap penis Robert dan mencengkeram penis itu keras sekali. Meski begitu, entah apa yang menjadi doping Robert, penis satpam itu tetap saja berdiri tegak seperti tongkat baja yang tidak bisa lemas. Penis itu terus menyodok vagina Yona meski gadiscantik itu sudah kepayahan.
Robert lalu mendekap tubuh telanjang Yona, lalu masih dengan kemaluan yang menyatu, mereka lalu berpindah dan berlutut di lantai. Robert kemudian menunggingkan pantat Yona, memaksa idol cantik itu berposisi merangkak dengan bertumpu pada lutut dan siku. Dengan posisi pantat Yona yang menungging lebih tinggi dari kepala, Robert makin leluasa menggagahi gadis cantik itu. Dia melebarkan kedua kaki Yona, membuat vagina gadia itu kembali membuka. Segera saja penis Robert kembali menggenjot vagina idol seksi itu secara brutal.
"Ahhkh... aahh... oohh..." Yona merintih-rintih lirih merasakan vaginanya kembali digenjot oleh penis Robert. Tubuh Yona kian lemas mengalami perkosaan yang begitu lama. Lenguhan dan erangan Yona akhirnya lenyap sama sekali dan hanya menyisakan rintihan-rintihan tak berdaya. Tubuh mulusnya yang telanjang bulat tersentak maju mundur dengan pasrah mengikuti sodokan penis Robert pada vaginanya. Tubuhnya benar-benar terasa letih dan lemas. Meski begitu gelombang orgasme terus-menerus menghajar tubuhnya, membuat Yona hanya bisa menggeliat lemah dan menggigit bibir merasakan kenikmatan yang sekaligus sangat menyakitkan.
Tiba-tiba.
"PLAKK!" sebuah tamparan yang luar biasa keras menghajar pantat Yona, membuat idola cantik itu menjerit kesakitan. Seperti ada seterika panas yang menyentuh pantatnya, tubuh Yona langsung meronta-ronta. Air mata Yona kembali mengalir membasahi pipinya. Lalu sekali lagi, dengan kekuatan penuh Robert menampar pantat montok itu.
"AHH..! AHKK..!" Yona menjerit kesakitan merasakan pedih pada pantatnya, bilur kemerahan langsung menjiplak pada pantat yang putih mulus itu.
"AHH..! SAKIT..! AMPUN..! SAKIIT..!" Yona meraung-raung kesakitan ketika tamparan demi tamparan mendera pantatnya. Tubuh Yona menggeliat-geliat liar dan menandak-nandak. Hal itu tampaknya membuat Robert kembali bersemangat. Rupanya cara itu dipakai oleh Robert untuk membangkitkan lagi perlawanan Yona, terbukti Yona kembali menggerakkan tubuhnya merespon genjotan penis Robert. Selama hampir sepuluh menit Robert menyetubuhi Yona sambil menampari pantat gadis cantik itu. Hal itu sungguh membuat Yona merasa tersiksa. Rasa pedih pada pantatnya diimbangi oleh kenikmatan yang didapatnya dari genjotan penis Robert pada vaginanya.

Merasa belum terpuaskan dengan posisi doggy style yang dipraktekkannya, Robert memaksa Yona kembali menelentang di lantai, lalu direntangkannya kedua tangan Yona ke samping dan dipeganginya pergelangan tangan gadis itu erat-erat. Kemudian kembali penis Robert menyodok-nyodok vagina Yona. Yona tidak bisa bergerak dengan posisi seperti itu. Tubuh Robert yang tinggi besar dan hitam legam menindih tubuh putih mulus Yona dengan ketat. Sodokan penis Robert menggenjot vagina Yona dengan begitu kasar membuat pantat Tamara sampai terbanting-banting keras di lantai marmer yang dingin.
Yona yang sudah tidak punya tenaga lagi hanya bisa pasrah dan berharap perkosaan yang dialaminya ini cepat berakhir. Meski begitu Yona harus menunggu cukup lama untuk itu. Selang sepuluh menitan Robert menggenjotkan penisnya, tubuh Yona kembali menggeliat dan mengejang, hanya kali ini terlalu lemah.
"Ohh... aahh..." Yona mengerang lirih dengan tubuh mengejang dan gemetar. Dari vaginanya yang kembali berdenyut keras, Robert segera tahu kalau idola cantik yang sedang digagahinya itu kembali mengalami orgasme. Vagina Yona mencengkeram penis Robert dengan kuat seolah hendak membetot penis itu sampai lepas. Kali ini Robert tidak tahan lagi. Cengkeraman vagina Yona membuat penis yang sudah begitu ingin berejakulasi itu akhirnya bereaksi.
"Ohh.. oghh.." Robert melenguh seperti kerbau terluka. Wajahnya menengadah dengan mata terpejam. Tubuh hitam legam itu mengejang, lalu Robert mendorong penisnya sedalam-dalamnya ke vagina Yona membuat wajah cantik Yona mengernyit kesakitan.
"Ooohhh..." Robert melenguh panjang, dan. "Crt.. crt.. crt.." spermanya segera menyembur deras, mengisi rahim gadis cantik yang sedang digagahinya itu. Begitu banyak sperma Robert menyembur sampai sebagian meleleh keluar membasahi lantai.
Kelelahan tapi puas, Robert akhirnya terkapar di samping tubuh telanjang Yona. Sementara di sebelahnya, Yona menangis terisak meratapi nasibnya.
"Ternyata Mbak Yona memang benar-benar hot.." Robert membelai rambut Yona lalu mengecup pipi gadis itu pelan. "Kapan-kapan kalau saya lagi konak, Mbak Yona mau kan ngentot sama saya lagi..?" tanya Robert sambil tersenyum penuh pelecehan. Lalu dia segera bangkit dan berpakaian kemudian meninggalkan Yona begitu saja.
 
Terakhir diubah:
Wah update neng Viviyona. hehe.

:adek:
Satpamnya hoki juga bisa ngewein si majikan
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd