Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

MISTERI HISTORY OF AXEL

Meskipun ts prnh bilang kalo kematian axel adalah asli...tp aku ngerasa kalo axel memalsukan kematiannya sendiri bahkan saking hebatnya seorang axel sampe ts sendiri pun tertipu akan kematian palsunya hehehe
 
AXEL #8 FVCKNG


“Dew, udah ngantuk belum?” tanya Axel saat ia sudah kenyang dan tengah menikmati teh manis hangat buatan Dewi.

Dewi menggeleng. “Belum mas, tadi sore abis masak dan beres-beres, jadinya ini saya cari kesibukan di kamar biar ngantuk,” aku Dewi jujur.

“Wah kok sama, gue kalau udah tidur terus kebangun jam segini, biasanya gak akan bisa tidur lagi.”

“Lah, besok Senin kan Mas Axel sekolah, biasanya ada upacara bendera kan ?”

“Besok Senin ? ini udah Senin kali Dew. Senin dini hari sih hehe.”

“Oia, maaf, lupa..” jawab Dewi tersipu malu. “Mas, ini gelas dan piring kotor udah ? Mau Dewi cuci sekalian, bisa kena omel Mbak Anies kalau besok pagi ada gelas dan piring kotor di dapur.”

Axel mengangguk. Axel sekali lagi mengamati Dewi yang membelakanginya. Badannya memang menggiurkan, pantat Dewi yang besar dan celana ketat yang ia pakai benar-benar membuat birahi Axel naik. Dewi juga sadar bahwa majikan mudanya tengah mengamatinya tengah mencuci gelas dan piring kotor di wastafel. Dewi juga dag-dig-dug sebenarnya karena merasa salah tingkah.

Axel lalu mendekati Dewi dan memegang kedua pundak Dewi. Axel menyibak rambut yang menutupi kuping kanan Dewi lalu ia berbisik, “Kalau elo gak bisa tidur, nonton film di kamar gue aja yuk, gue ada banyak koleksi film.”

Badan Dewi langsung menggigil karena Axel berbicara dengan lembut seperti orang berbisik tepat di lubang telinganya. Hembusan nafas Axel yang mengenai kuping, membuat Dewi sampai berpegangan tepian wastafel. Kakinya kini gemetar saat mendengar ajakan Axel untuk menonton film di kamarnya. Belum lekang di ingatan Dewi kejadian beberapa hari yang lalu di kamar Axel, saat Axel dengan sengaja telanjang bulat lalu onani di atas tempat tidur saat dirinya tengah merapikan kamarnya. Pemandangan erotis buat seorang Dewi sampai-sampai ia tidak bisa mengontontrol dirinya sendiri. Begitu Axel masuk ke dalam kamar dan mandi, ia langsung menjilat dan menghisap ceceran pejuh Axel yang mengotori sprei. Bahkan gilanya hal itu membuat birahi Dewi sang janda muda meluap-luap. Dewi tanpa pikiri panjang masturbasi di atas tempat tidur Axel sembari menghirup aroma pejuh.

Meski Dewi merasa sangat malu jika mengingat perbuatannya tersebut, namun Dewi mengakui, kemarin adalah masturbasi paling dahsyat yang pernah Dewi. Dewi yang sudah kenal seks, melampiaskan birahinya yang kadang kala naik dengan masturbasi entah di kamar maupun di kamar mandi, namun masturbasi kemarin sensasinya benar-benar membuat Dewi kehilangan kontrol atas rasa malunya.

Dewi masih terdiam karena merasa malu terang-terangan menjawab ajakan Axel untuk menonton film di kamarnya.

“Kalau kamu gak mau gak apa-apa kok.. Tapi kalau elo mau, pintu kamar gue, gak gue kunci…” tutup bisikan Axel di depan telinga Dewi.

Puk..

Axel lalu dengan sengaja menepuk pelan pantat Dewi sebelum ia pergi.

Tepukan Axel ke pantatnya barusan seolah mengandung aliran listrik yang langsung menjalar ke sela kemaluannya.

Ya ampun, pantatku baru kena tepuk gini aja, udah merinding disko badanku, apalagi kalau kena tepuk penis Mas Axel yang luar biasa mengerikan sekaligus menakjubkan? Batin Dewi.

Pikiran-pikiran kotor kini telah menguasai pikiran Dewi, ia termenung dan duduk di dapur. Sampai pagi hari nanti, hanya ia dan Axel yang ada di rumah. Tidak ada siapa-siapa hanya ada mereka berdua. Namun di sisi lain Dewi juga ragu, karena jelas Axel hanya tertarik dengan badannya.

Dewi menggeleng dan tersenyum sendiri, “Dewi, Dewi, pikiranmu terlalu jauh. Gak usah mikir yang susah-susah, kapan lagi kamu punya kesempatan ena-ena sama orang seganteng Axel !”

Dewi berdiri dan keputusannya sudah bulat, ia akan masuk ke dalam kamar Axel dan kemudian akan menuntaskan rasa penasarannya, sekaligus rasa gatal yang timbul dari sela-sela selangkangannya.

Dag..dig…dug…

Dewi memegang knop pintu kamar Axel. Perasaannya campur aduk dan sukar untuk dikatakan. Dewi berpikir begitu ia masuk kamar, Axel pasti sudah telanjang bulat dan menyeretnya ke atas tempat tidur lalu mencumbu dan masuk ke dalam bagian tubuhnya yang paling intim, yang tidak bisa ia pungkiri, membutuhkan nafkah nafsu.

“Ya ampun, malam pertama saja aku gak sampai seperti ini perasaanku,” gumam Dewi.

Setelah memantapkan hati dan memasrahkan birahi, Dewi mengetuk pintu tiga kali lalu memutar knop pintu.

Dewi entah kenapa agak kecewa karena Axel rupanya sedang duduk bersila memegang guling di tempat tidur dan pakaiannya masih lengkap. Ia nampak sedang sibuk dengan remote TV di tangan. Dewi juga tambah kecewa karena Axel bersikap cuek tidak menatap ke arahnya ketika ia masuk ke dalam kamarnya.

“Gak usah di kunci Dew,” pinta Axel saat ia hendak memutar kunci kamar. “Biarin, toh gak ada siapa-siapa di rumah. Cuma kita berdua doang di istana ini.”

Dewi yang tadinya kesal agak sedikit gimana gitu saat mendengar kalimat di belakang ucapan Axel.

“..Cuma kita berdua doang di istana ini…”

Hatinya langsung berbunga-bunga. Gadis desa seperti dirinya bisa berduaan dengan cowok paling ganteng yang dia temuin dalam kehidupan nyata. Dewi yang merasa canggung tetap berdiri diam, namun Axel yang merasakan betapa ankward sikap Dewi, menyuruhnya duduk bersamanya di atas tempat tidur. Dewi menurut dan perlahan duduk di tepian tempat tidur berukuran king size.

“Ahhh..!”

Dewi memekik kecil kaget karena tiba-tiba tangan Axel menelusup di bawah kedua lutut, tangan kirnya berada di belakang punggung.Axel memDewikan Dewi yang kini duduk di atas pangkuannya.

“Nah duduk di sini kan enak.”

Dewi benar-benar di mabuk kepayang karena ia kini duduk di pangkuan Axel.

“Hmmph.. Rambut lo bagus dan wangi Dew, gue suka sama cewek yang berambut panjang hitam dan lurus, terlihat feminim… ya persis seperti rambut lo ini,” bisik Axel sambil membelai rambut dan kemudian mengendus belakang kepala Dewi.

Axel sebenarnya ingin memainkan perasaan Dewi dengan menggodanya terlebih dahulu, namun ia kini juga ikut turn-on berat. Pantat Dewi yang menduduki pahanya, aroma rambut Dewi yang wangi, badannya yang bagus, membuat sang penjahat kelamin ini tidak bisa berlama-lama lagi. Axel kini menciumi rambut dan kepala Dewi, kedua tangannya melingkar di pinggang kemudian sepenuhnya memeluk perut Dewi yang ramping.

Dewi bisa merasakan degup jantungnya berdetak luar biasa keras, suhu badannya tiba-tiba naik, sentuhan tangan Axel di perutnya yang masih terlapis baju di tambah hembusan dan ciuman kecil Axel membuatnya kini pasrah, apapun yang akan Axel perbuat dengan dirinya, dengan tubuhnya…

Kedua tangan Axel kini mencengkeram pelan leher Dewi, dengan tangannya yang kokoh Axel membuat wajah Dewi menoleh ke belakang. Axel langsung menyambar bibir Dewi. Dewi pun sudah kehilangan pikirannya, ia menyambut bibir Axel dan kini keduany berpagutan dengan lembut. Kedua tangan Dewi melingkar ke belakang memeluk leher, Axel pun mulai membara, ia meremas payudara Dewi yang besar dan terasa penuh dalam genggamannya, padahal payudara ranum tersebut masih terbungkus kaos tipis serta bra yang berukuran pas membuat busungan dadanya kian mengkal.

“Mmmpphh..”


“Ssssshhh..”

Hanya desahan yang keluar di sela ciuman yang terdengar pelan di antara kedua. Axel melepas ciumannya dan membaringkan Dewi di tempat tidur. Axel menciumi bibir seksi Dewi kali ini dengan kasar, Dewi sedikit terkejut dengan perubahan gaya bercumbu Axel. Namun Dewi tidak mau pasif dan mengikuti gaya berciuman Axel yang kasar. Saat Dewi asyik menggigiti bibir bawah Axel, Axel tiba-tiba menarik hot pant beserta celana dalam Dewi ke bawah lutut tanpa melepas ciumannyam kemudian jari-jarinya mulai bermain-main di vagina Dewi.

Beberapa saat lamanya Axel terus menciumi bibir Dewi dan menggosok-gosok bibir vaginanya. Nafas Dewi semakin berat, jari-jari Axel yang ditusuk-tusukkan ke vaginanya telah sepenuhnya menempatkan libido Dewi di puncak. Axel lalu bermain di daerah lainnya, kaus tipis yang Dewi kenakan, Axel tarik kuat-kuat dari arah kerah.

KREEEK !

Kaos murah dengan mudah disobek Axel. Birahi Dewi makin berkobar saat Axel merobek-robe kaos yang ia kenakan, seperti kena perkosa namun kalau pemerkosanya seganteng Axel, Dewi rela hihihih.

Axel membuang sisa kaos Dewi lalu tangannya dengan cekatan bergerak menelusup di balik punggung. Dewi membusungkan dada agar mempermudah Axel membuka pengait bra. Dewi sengaja menggoda menutupi buah dadanya yang montok dengan menyilangkan tangan, namun Axel mencengkram kedua pergelangan tangannya dan melebarkannya ke samping badan. Setelah meremas-remas payudaranya bak meremas adonan tepung, Axel langsung mencucup kedua puting Dewi yang sudah demikian mengeras.

“Sssrrreepp…ssluurp !” demikian bunyi suara hisapan Axel pada kedua payudara Dewi secara bergantian. Cukup lama Axel menyedoti payudara Dewi sehingga meninggalkan bekas cupangan memerah pada kulit putihnya dan jejak basah karena ludah. Jilatannya menurun ke perutnya yang rata sambil tangannya memeloroti hot pants beserta celana dalam krem yang Dewi kenakan hingga lepas.

“Ashsshhh… !” pekik Dewi dan reflek merapatkan kedua belah paha ketika Axel mau menjilati vaginanya. Axel hanya menyeringai dan membuka paha Dewi dengan setengah paksa lalu membenamkan wajahnya pada vagina gadis itu. Tubuh Dewi menggelinjang begitu lidah Axel yang panas dan kasar itu menyapu bibir kemaluannya, bagi Dewi lidah itu adalah lidah pertama yang pernah menyentuh daerah itu, belum pernah mantan maupun mantan suaminya sekalipun memperlakukannya demikian.

Tubuh Dewi menggelinjang dan darahnya berdesir merasakan sensasinya. Axel berlutut di ranjang dan menaikkan kedua paha Dewi ke bahu kanan dan kirinya sehingga badan gadis itu setengah terangkat dari ranjang, dengan begitu dia melumat vaginanya seperti sedang makan semangka.

“Iyaahh…ahh…aahh !” desah Dewi memelas saat lidah Axel masuk mengaduk-aduk bagian dalam vaginanya.

Sekitar seperempat jam Axel memperlakukan Dewi demikian, dengan lihainya dia menyedot dan menjilati klitoris gadis itu menghanyutkannya dalam permainan liar ini.

“Eenngghh…aaahh !” Dewi pun akhirnya mendesah panjang dengan tubuh mengejang.

Axel melahap cairan orgasme Dewi dengan rakus sampai terdengar suara menghirupnya, dia menyedoti bibir vagina Dewi sehingga tubuhnya makin menggelinjang. Orgasme pertama begitu dahsyat baginya sehingga membuatnya takluk pada Axel sang don juan.

“Enak kan … ” seringai Axel dengan mulut belepotan lendir.

Dewi mengangguk. Axel gemas karena melihat kedua pipi Dewi merona, Axel mengangkat kepala Dewi dan kembali melumat bibirnya sehingga Dewi dapat merasakan cairan kemaluannya sendiri. Sesaat kemudian Axel membuka pakaiannya sendiri. Axel lalu berdiri di atas tempat tidur, bugil dengan penis mengacung keras, Dewi yang sudah paham lalu duduk berlutut menghadap penis Axel. Dewi terpana memandangi penis kemerahan yang mengacung tepat di depan mukanya. Dengan tangan gemetaran, Dewi menggerakkan tangannya menggenggam batang itu dan memijatnya perlahan. Setelah beberapa saat, Dewi melirik ke atas memandang Axel yang tersenyum perlahan Dewi memasukkan penis itu ke mulutnya.

Dewi pun mulai mengulum penis Axel sambil mengocoknya, dia mengeluarkan seluruh kemampuan oral seksnya termasuk menjilat dan mengisap sehingga pria itu bergetar dan mengerang karena nikmatnya. Kepala Dewi maju mundur selama beberapa menit ke depan, mulutnya sampai pegal karena penis yang berdiameter lebar itu menyesakkan mulutnya. Dewi merasakan kepala penis yang disunat itu makin berdenyut-denyut dan pemiliknya juga makin mendesah.

Axel kemudian mendorong Dewi rebahan dan ia mulai ambil posisi di antara kedua belah paha Dewi dan menggesekkan kepala penisnya ke bibir vagina Dewi.

“Masukkan cepat..” desah Dewi tak tahan lagi.

Axel mulai menekan penisnya memasuki vagina Dewi.

“AAahh, ashhhhhh.ahhh !” rintihnya terengah-engah ketika Axel memaksakan penisnya memasuki vaginanya yang masih sempit. Padahal Vagina Dewi sudah basah namun tetap saja besarnya penis Axel membuat Dewi kesakitan sampai menggigit bibir bawahnya. Kepala penis yang disunat itu sudah terbenam, ditekannya lebih dalam dan paha Dewi dibentangkannya lebih lebar. Axel menekan-nekankan penisnya sambil melenguh karena kemaluan gadis itu masih sangat sempit.

“Aaahh…perih !” rintih Dewi.

Axel sudah benar-benar kesetanan, dia tidak peduli dengan Dewi yang kesakitan malah ekspresi wajah Dewi membuatnya makin bernafsu.

“Aakhhh !” jerit gadis itu begitu Axel menghentakkan pinggulnya agak kuat sehingga penisnya masuk lebih dalam, Dewi mengalami sensasi seperti di perawani untuk kedua-kalinya. Rasa perih melanda kemaluannya sampai tangannya meremas kuat-kuat sprei di bawahnya, tubuhnya mengejang dengan mata membelakak. Dia tidah pernah membayangkan beberapa penis yang pernah memasuki organ intimnya ternyata belum pernah mencapai liang terdalam kemaluannya seperti yang kini ia rasakan ketika ujung penis Axel terus memaksa masuk sampai batasnya.

Dewi memejamkan matanya yang berair dan menggigit bibir, dia merasakan sesak sekali di bawah sana, batang keras berurat itu terasa sekali menggesek dinding vaginanya. Setelah belasan pompaan diselingi sodokan keras, rasa sakit yang dialami Dewi sekonyong-konyong berubah menjadi sensasi erotis yang membuatnya melayang. Rintihan kesakitannya makin terdengar seperti erangan nikmat. Libido kini semakin menguasai hati dan pikiran Dewi. Genjotan Axel yang makin kasar membuat tubuh Dewi berguncang-guncang, payudaranya pun ikut bergetar.

Kini Axel menindih tubuhnya, memeluknya dan mencumbu mulut Dewi yang terbuka dan mengeluarkan desahan. Dewi kini pasrah menerima lidah Axel yang bermain-main di mulutnya bahkan lidahnya juga turut saling menjilat. Percumbuan itu membuat nafasnya makin naik turun dan wajahnya makin memerah. Mau tidak mau birahi Dewi dengan cepat naik apalagi sambil menggenjot Axel terus menggerayangi tubuh mulusnya terutama payudara, paha dan bongkahan pantatnya.

Damn, your pussy so damn tight !” puji Axel ditengah genjotannya.

Batang kemaluan Axel keluar masuk dengan cepat menggesek dinding vaginanya. Kedua lengan Dewi memeluk tubuh Axel yang menindihnya. Tak lama kemudian Dewi merasa pandangan matanya berkunang-kunang, dari dalam tubuhnya serasa ada suatu gelombang dahsyat yang tidak bisa ditahannya sehingga membuat tubuhnya menegang, perasaan ini jauh lebih dahsyat daripada yang pernah tubuhnya alami.

Tangannya yang saling genggam dengan Axel mencengkram semakin erat dan dari mulutnya terdengarlah desahan panjang orgasme. Melihat Dewi orgasme, Axel makin bergairah menggenjotnya, dia berusaha menyusulnya, kemaluan mereka yang bertumbukan menghasilkan bunyi kecipak akibat cairan orgasme yang dikeluarkan Dewi ketika klimaks.

“Fuckkkkkkk !” lenguh Axel saat menumbuk kemaluan Dewi namun ia masih jauh dari klimaks.

Axel mencabut penisnya dan kemudian memburu labia mayora Dewi.

“Aahhh !” desahan halus keluar dari mulut Dewi saat Axel menyapukan ujung lidahnya di bibir terluar vagina Dewi. Dewi mengerang keras sekali, Dewi seperti terkena aliran listrik saat ujung lidah Axel yang lancip basah, hangat bertekstur kasar memasuki liang vaginanya dan langsung memainkan klitorisnya. Dewi mengelepar, Axel menahan pinggul Dewi yang seperti berontak, tidak tahan terus-terus kena stimulus.

“Iyah..massss..hisapp lagi…ahhh, dikit lagi, dikit lagi ”erang Dewi dengan suara parau.

“Mmmhh…”

Dewi kini merenggut rambut Axel untuk meluapkan kenikmatan. Akhirnya, Dewi kembali mendekati titik klimaks, satu sentilan berulang di klitorisnya, mendatangkan arus kenikmatan bak air bah.

“Arrrrrrggghhhhhh, entoooooottttttttt!”

Tubuh Dewi menggelinjang tak terkendali saat dia mencapai orgasme. Karena banyak cairan yang keluar dari memek Dewi, Axel menyeruput jus cinta milik Dewi sampai tandas dan terdengar bunyi sslluurpp….sssrrppp…! Axel bangkit dan menyeka keringat di peluhnya. Ia lalu menaruh ujung penisnya di depan liang vagina Dewi yang memerah.

Bless!

Mereka berdua mendesah bersamaan ketika kelamin mereka bersatu dalam posissi misionari. Axel dan Dewi saling balas menghentakkan pinggul. Axel menaruh tungkai Dewi di atas pundak, sehingga ia leluasa menggempur kemaluan Dewi yang sudah berbuih.

“Aku..ingin..di..atas..mas…” pinta Dewi sambil terengah-engah. Axel sudah memberikan servis oral seks yang luar bias, ia kini ingin Axel berbaring dan membiarkan dia merasakan goyangan sang janda muda.

Axel menyanggupi pemintaan Dewi. Ia ganti berbaring telentang di bawah sementara Dewi menduduki penisnya. Axel langsung mencengkram payudara Dewi saat Dewi mengurut penisnya dengan lubang vaginanya. Peluh membasahi keduanya terutama peluh di kening dan badan. Axel membetot keras-keras payudara Dewi yang menggantung menggemaskan dan mendesah senang saat Dewi mulai memutar-mutar pinggunnya. Sembari melakukannya, Dewi menggosok-gosok puting Axel.

“Oooouugghhhh..damn you girl..haha.” Axel sesekali menghentakkan pinggulnya ke atas merespon goyangan Dewi. Semakin lama gerakan pinggul Dewi makin tak menentu dan cepat. Gerakannya makin cepat dan kuat. Desahannya makin kuat mengarah pada jeritan. Axel yang menyadari Dewi mulai capek, lalu mendorong Dewi. Setelah memagut bibir Dewi, ia meminta Dewi menungging.

“Ehhmmh…”desah Dewi. Axel menangkup pantat Dewi dengan gemas, diremas dengan ganas dan tentu diselingi dengan serangan lidah di punggung bagian tengah. Axel membungkuk, jilatannya turun menuju dua bongkah pantatnya, dan rabaannya turun ke paha putih mulusnya bagai bangkuang masih segar itu, Axel menggerayangi paha putih mulus Dewi senti demi senti tidak ada yang terlewati, mengusap-usap, meraba-raba sekujur paha Dewi berulang-ulang.

Axel menggeser kedua belah kaki ART tersebut lebar-lebar sehingga terlihat dari belakang belahan vagina milik Dewi yang merekah mengkilat basah,

“Mas....masukkin…Aaaanngghh…!!”desah Dewi saat menyadari bukan penis Axel yang masuk, melainkan jemarinya Axel. Axel menusukkan jari tengahnya ke vagina Dewi sedalam-dalamnya.

Clek..clek..clek..clek !! kobelan jari Axel keluar masuk vagina Dewi menimbulkan suara khas.

Axel berkali-kali menampari pantat Dewi dan mengobok-obok vagina. Sesekali Axel mencium, menjilat dan menggigit kecil pantat Dewi yang menggemaskan putih mulus. Rangsangan itu terlalu nikmat buat Dewi.

“Masssss….Aaaannggh..Haahh..Hahh. !!!” Dewi menjerit ia kembali klimaks kali ini hanya dengan tusukan jemari Axel.

Cruuutth…!! Cuur Seeeerrr…!! Cer..cer..cruuth !! Lendir vagina Dewi bermuncratan. Ia sudah makin menggila! Bahkan klimaks hanya dengan jari Axel.

“Hhmmpphh !! Sluurph Sluuurrpph…!!”

Axel membenamkan kepalanya, dia malah senang dengan cipratan-cipratan lendir surgawi Dewi yang manis itu mengenai wajahnya. Mulutnya menyeruput dan menelan langsung lendir vagina yang mendarat di lidah. Axel melahap habis-habisan vagina Dewi yang melelehkan lendirnya, tak berapa lama tubuh mengejat seksinya berhenti, tanda orgasmenya selesai. Tubuh Dewi Dewi langsung ambruk setelah mendapatkan orgasme, dia tengkurap tepat di depan Axel.

Axel pun sudah tak tahan ingin kembali bersarang di kemaluan Dewi. Tangan kiri Axel bertumpu di punggung Dewi, dan tangan kanannya mengarahkan penisnya ke vagina yang sedang berbaring tengkuran. Dan begitu masuk tanpa ba-bi-bu lagi, Axel langsung aktif menaik-turunkan pinggulnya seirama dengan penisnya yang juga keluar masuk. Pinggulnya bertepukan dengan pantat sekal Dewi ketika prosesi tumbuk menumbuk berlangsung, tangan kiri Axel bertumpu di punggung halus Dewi, sementara tangan satunya memegang pundak kanan Dewi.

“Aaahh…Aaahh…Aaangghh…lebih..keras..mas..”desah Dewi seksi. Dia mengikuti saja permainan seks majikannya, pasrah sudah dia disetubuhinya. Lalu perlahan Dewi mengangkat badannya dan kini menungging sambil tetap kena hentak dari belakang. Axel malah senang jika Dewi menungging. Dewi bertumpu dengan lutut dan kedua telapak tangannya, sementara Axel mencengkeram pinggul Dewi dan memaju mundur pinggul itu berlawanan dengan sentakkan penisnya di vagina Dewi. Wajah keduanya tampak sayu menuju puncak kenikmatan, Axel lebih dulu mencapai surga itu karena tidak tahan lagi dengan jepitan legit vagina Dewi.

“Ngentot memek lu…ngentot memek luu…Hookhh !!”Axel mengejan klimaks.

Spermanya menyembur berkali-kali memenuhi rahim Dewi, selama beberapa detik Axel menekan penisnya dalam-dalam di liang vagina Dewi sambil bergidik nikmat menuntaskan ejakulasinya.

“Damn….. !!” komentar Axel singkat sambil mengusap peluh di keningnya.

Dewi sendiri sudah kembali telungkup dan badannya sekali bergetar-getar karena orgasme yang Dewi sendiri tidak bisa ia hitung lagi.

Pada malam itu, keduanya mereguk kenikmatan dengan kembali melanjutkan persetubuhan berikutnya di sofa hingga di lantai. Stamina Dewi sudah tidak mampu lagi mengimbangi nafsu Axel yang seakan tiada puas menggaulinya dengan berbagai macam gaya. Sampai akhirnya, satu lenguhan dari Axel saat ia menghajar lubang vagina Dewi dari belakang, menjadi akhir dari persetubuhan yang begitu panas. Dewi sudah pingsan tak sadarkan diri di tempat tidur, gelombang kenikmatan yang terus menerpanya membuat Dewi kewalahan dan pingsan.

Axel mengambil rokok dan mulai menikmat nikotin after seks. Ia tersenyum memandang dari kemaluan Dewi, mengalir lelehan air mani. Suara dari tempat ibadah yang bersahut-sahutan membuat Axel menyadari ia menggasak pembantunya sampai subuh. Setelah mengenakan celana kolor, Axel membopong badan Dewi dan membawanya hingga ia baringkan Dewi di atas tempat tidurnya kamar. Axel menyalakan AC di kamar Dewi dan menyetelnya di angka 24, Axel menyelimuti badan Dewi yang telanjang dengan selimut.

Axel mengamati wajah Dewi. Tiba-tiba ada dorongan yang membuat Axel akhirnya menunduk dan mencium kening Dewi dengan lembut. Axel kembali ke dalam kamarnya untuk mengambil celana dalam dan bra milik Dewi yang tercecer. Axel menaruh celana dalam dan bra di kantong pakaian kotor yang ada di pjok kamar Dewi. Axel kembali masuk ke rumah dan tak lama kemudian keluar membawa sebotol whiskey dan sebungkus rokok.

Axel minum-minum dan merokok sendirian di halaman belakang. Rasa kantuk dalam dirinya sudah menghilang karena ia kini merasa excited. Hari Senin ini ia akan meletakkan para bidak pion ke dalam skema yang sudah ia siapkan. Lalu besok Selasa ia akan memetik hasilnya. Puas minum-minum hingga jam setengah enam pagi, Axel kemudian kembali ke kamar untuk mandi. Selesai mandi, ia langsung mengenakan seragam sekolah. Axel memasukkan beberapa barang pribadi yang penting termasuk dua potong kemeja ke dalam tas sekolahnya. Sambil bersiul-siul, Axel menyisir rambutnya. Ia mengamati kamar tidur yang sudah dua tahun ia tempati. Axel tersenyum karena ini adalah hari terakhirnya berada di kamar dan juga rumah ini.

Axel hendak berangkat pagi, ia ingin sarapan di McD yang dekat dengan sekolahnya namun saat ia keluar kamar, ia melihat Mbak Anies datang tergopoh-gopoh.

“Duh maaf Mas, saya kesiangan,”ujar Mbak Anies menghampirinya dengan wajah khawatir.

“Lah, masih jam enam pagi kok Mbak, kok di bilang siang sih.”

“Sayanya mas yang kesiangan balik ke sini.”

“Udah gak apa-apa Mbak, oia turut berduka cita atas meninggalnya kerabat Mbak Anies.”

“Terimakasih Mas. Mas mau saya buatkan sarapan dulu ?”

Axel hendak menolak namun ia teringat, ini hari terakhirnya berada di rumah ini, entah kapan lagi ia bisa menikmati sarapan yang enak buatan Mbak Anies.

Axel mengangguk. “Boleh Mbak, nasi goreng telur mata sapi saja sama teh manis hangat.”

“Baik-baik Mas.”

Sambil menunggu sarapannya terhidang, Axel menenteng tas dan bersantai di sofa ruang tamu sambil menonton TV. Acara seputar olahraga yang menayangkan beberapa cuplikan pertandingan sepakbola semalam cukup menghiburnya.

“Silahkan Mas sarapannya,” ujar Mbak Anies sembari meletakkan nampan berisi sepiring nasi goreng, semangkuk emping dan teh hangat.

Memang Mbak Anies ini paham benar apa yang menjadi favorit Axel, ia adalah ART favoritnya, Axel jadi kepikiran apakah perlu ia nanti mengajak Mbak Anies pDewi mengurus rumahnya yang ada di Kota XXX?

“Terimakasih Mbak.”

Saat Axel hendak menyantap, ia sempat mendengar gerutu kesal dari Mbak Anies karena Dewi belum bangun untuk bersih-bersih rumah.

“Maaf Mbak, Dewi gue ajak begadang jadi jam segini ia belum bangun, udah santai saja, toh rumah masih bersih mengkilap gini.”

Anies terkejut mendengar ucapan Axel, “Eh, Dewi Mas ajak begadang?”

Axel mengangguk. “Gue ajak begadang nonton film karena gue gak bisa tidur lagi karena kemarin setelah balik dari Surabaya, gue tidur dan kebangun tengah malam. Karena Dewi ternyata masih belum tidur, ya gue ajak sekalian nemenin nonton film Korea sampai pagi ahahaa.”

“Owalah…” Mbak Anies tertawa dan Axel pun ikut tertawa karena mudah sekali membohongi ART favoritnya ini. Axel lalu meminta agar Dewi hari ini jangan di bangungkan, biar bangun sendiri. Mbak Anies mengangguk.

Beres urusan.

Tak butuh waktu lama bagi Axel menyelesaikan sarapan paginya. Saat ia menaruh piring kotor ke dapur, ia sekalian berpamitan ke Mbak Anies bahwa ia pergi ke sekolah naik Gojek karena lagi malas bawa mobil.

Sambil menunggu driver Go-Jek datang, Axel pergi ke depan rumah dan membuka kembali catatan di ponsel dan melongok kembali agendanya hari ini.

SENIN :
- LETTER FROM GOD
- BURN THE FIRE

Padahal tanpa membuka catatan pun, Axel sudah hafal benar agenda penting yang ia lakukan sesuai dengan catatannya tersebut.

“Ini akan menjadi hari yang….panas,” gumamnya sambil tertawa sendiri.

“Mas Joker ?” tanya Driver Gojek berusia paruh baya yang menghampirinya menaiki motor Beat hitam seri lawas. Axel memasang sengaja menggunakan nama Joker sebagai data diri customer di aplikasi Gojek.

“Yoi Pak.”

“Wah keren namanya Mas ! kayak nama tokoh penjahat musuh Batman, eh maap, bukannya Bapak bilang Mas Joker jahat lo ya..”

Axel tertawa tergelak sambil naik ke atas motor dan duduk membonceng si Driver.

“Sama kok Bang, gue juga jahat, tapi sepertinya gue lebih jahat dari pada Joker asli..heuheuheuheu..” kata Axel.

“Ah Mas Joker bisa saja, udah ganteng, tinggal di rumah sebegini mewah, pasti Mas Joker di sukai oleh banyak orang terutama cewek-cewek. Maaf mas ngelantur haduhhh, siap berangkat?” ujar si Driver yang memang punya hobi ngobrol dengan customer.

“Siap Pak, mari kita berangkat. Udah gak sabar Joker menyebar racun di sekolah..” jawab Axel sambil menyeringai di belakang si Driver.


XXX *** XXX

 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd