Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

MISTERI HISTORY OF AXEL

AXEL
#15 RASCAL



Hugh Hefner ? ada di sini yang tidak mengenal Hugh Heffner ? kalau sudah ada yang tahu dia siapa, berarti ente punya wawasan luas dalam bidang duniawi. Tetapi sekali lagi, tanpa bantuan Google, adakah yang masih tidak tahu dia siapa ?

Masih belum kenal juga ? oke gue, permudah.

Tahu logo ini ? Ini ada logo sebuah product. Sebentar, sebelum ada yang nekat menjawab itu adalah logo warung sate kelinci di daerah Tawangmangu, tolong jangan permalukan diri anda terlalu jauh.

Yang sudah tahu, silahkan nyeduh kopi dulu. Karena ternyata, masih ada yang angkat tangan, pertanda dia sama sekali tidak mengenali logo kelinci berdasi paling terkenal yang sangat iconic di kalangan semua penikmat duniawi.

Heran ya ? pada kenal seluk beluk forum ini, tetapi logo tersebut malah tidak tahu.

Hugh Hefner gak kenal, Logo Kelinci gak tahu itu logo product apaan..

Oke, clue terakhir. Simak Baik-baik.

Apa yang ada di benak kalian, para cupu yang nakalnya telat, saat gue sebut satu kata, "PLAYBOY"?

Yang jawab Playboy itu sama dengan Fuckboi, sebaiknya anda tetap berkecimpung di Instagram, Bigo Live dan Snack Video...

Yang jawab Playboy adalah permainan anak laki-laki, anda juga tidak salah, sama halnya dengan peribahasa, "Key of Succes adalah Kunci keberhasilan".

Yang jawab Playboy adalah teman dari Lifeboy, Playstation, Superboy, cuma satu kata buat anda.... JUST GET THE FUCK OUT FROM HERE..

Gue lebih menghargai para hadirin yang tidak tahu namun tetap diam, meski di atas jidat mereka, muncul kepulan asap vape yang membentuk tanda ????????

Hugh Hefner + Logo Kelinci berdasi + PLAYBOY, anyone ? still don't ring any bells ?

bajingan...masih ada juga orang cupu berkeliaran di forum lendir.

Oke, karena intro cerita ini sudah terlalu jauh, gue akan jelaskan tetapi bukan gue yang akan menjelaskan, biarkan penjelasan tersebut di jelaskan oleh orang yang sangat jelas tahu tentang hal yang akan ia jelaskan sebentar lagi, sehingga apa yang akan ia jelaskan sebentar lagi, akan sangat jelas dan terang benderang, sejelas dua kutu air yang lagi ngewe di balik semak belukar bulu jembut anda jika di lihat dengan teleskop refraktor Ganda Zeiss, teleskop legend milik Observatorium Boscha yang pernah menjadi lokasi syuting Petualangan Sherina.

Petualangan Sherina adalah film komedi musikal untuk semua umur. Skenario dibuat oleh Jujur Prananto dan sutradara oleh Riri Riza memberikan andil yang besar sehingga film ini menghibur dan menyentuh. Musik yang ditata Elfa Secioria sejak awal termasuk mengantarkan Sherina menjadi penyanyi cilik paling terkemuka lewat album Andai Aku Besar Nanti.

Film ini didukung sederet aktor-aktris terkemuka seperti Didi Petet, Mathias Muchus, Ratna Riantiarno, Butet Kertaradjasa, dan yang lainnya.

Salah satu persiapan promosi adalah pencantuman nama Sherina dalam judul. Awalnya film ini berjudul Petualangan Vera dan Elmo. Penggantian dengan nama Sherina karena popularitas artis cilik Sherina Munaf memang sedang memuncak pada saat itu berkat album Andai Aku Besar Nanti.

Ah, Petualangan Sherina adalah salah satu satu film anak terbaik di Indonesia yang pernah gue saksikan selain film anak lainnya yang berjudul "Beranak dalam Kubur" yang di bintangi oleh Aktris Cilik kenamaan, Suzana.

Ah !! jans to the cuks...intro History of Axel #15 ini sudah melenceng terlalu jauh dari kodrat !! laiknya Milendaru, sepupu Ashanty, yang marah kalau di panggil Mas Ndaru di kolom komentar Feed Instagramnya.

Ah !! Jabs to the Bingans, ini kenapa gue mudah sekali terdistraksi dengan berita gosip murahan yang menyebar dengan liar seperti misalnya berita perselingkuhan Nisa Sabi dengan teman satu bandnnya yakni drummer Band MBK alias Memek BerKontol yang di produseri oleh Bram, tokoh dalam Lelembut Pembenci Hahaha yang sering di juluki Sengkuni...

Nisa Sabi ditemani Bram, sudah melakukan konfirmasi melalui Webinar Zoom Cloud Meeting versi gratisan tentu saja, bahwa ia membantah telah menjadi bara dalam biduk rumah tangga drummer MBK.

"Sangat di sayangkan sebenarnya, semakin Dek Nisa ini diam, justru komentar para netizen dari negara Free Fire Garena ini semakin brutal dan menyakiti hati Dek Nisa. Gue sebagai, produser dari MBK dan teman curcol Dek Nisa, yang sudah hafal luar dalam baik sifat maupun fisik dia. Dia mempunyai payudara yang terbilang tocil, tetapi justru kedua putingnya yang membulat berwarna blackpink, amat sangat sensitif. Dek Nisa paling tidak tahan jika gue sentil-sentil putingnya. Kalau sudah begitu, Dek Nisa akan langsung menyeret gue ke kamar mandi.

Di dalam kamar mandi, Dek Nisa akan buru-buru melepas celana dalam gue, kemudian mulutnya menggagahi penis gue yang punya belah tengah, seperti model rambut anggota girlband BTS dari Korea Selatan Gunung Kidul from South of Mountain. Setelah puas menghisap kepala penis gue, Dek Nisa akan langsung menungging sembari mendesah..

"Hmmmm...Hmmmmmmm....Hmmmm........"

Kalau sudah begitu, ya sudah, gue hantam mekinya sampai membentur tiang gawang. Gue hantam dan dobrak dengan gaya attacking football ala Polisi Myanmar. Karena gerbang stadion Old Trafford milik Dek Nisa ini memang sangat sempit, membuat gue tidak bisa berlama-lama. Gue akan mengambil ancang-ancang di kotak pinalti lalu Boom !!!!

Gue dan Dek Nisa Sabian, sama-sama mencetak gol di injury time sehingga kedudukan sama lemas 1-1.

Jadi, singkatnya, gue berani bersumpah kalau Dek Nisa Sabi tidak ada hubungannya dengan kegagalan Juventus dan Barcelona melaju di ke babak 8 besar Liga Champion. Terimakasih," ujar Bram menutup sesi webinar pada hari itu.

AHHHH !! SIALANNN !! KENAPA TRIT AXEL JADI AMBYAR BEGINI !!! MARI KITA KEMBALI KE KODRAT !!!

CEKICOT !!
.
.
.
Axel terlahir dari keluarga kaya, luar biasa kaya. Fisiknya juga amat sangat sempurna, tubuhnya memang tidak terlalu tinggi, sama seperti Papanya yang hanya setinggi 175 cm, tetapi selebihhnya, gen dari Mamanya, mendominasi, parasnya tampan bak pangeran-pangeran di Film Disney. Oleh karena itu, selama 16 tahun, ia sudah terbiasa mendengar pujian-pujian dari siapapun, terutama dari para cewek, tentang fisiknya.

Di hari pertamanya bersekolah di SMA NEGERI XXX, Axel yang menempati kelas 1D, ia merasa terjebak karena duduk berdekatan dengan para gadis-gadis agresif yang tidak berhenti memujinya. Axel awalnya menanggapi semua pertanyaan-pertanyaan dari teman cewek satu kelasnya, tetapi lama-lama dia capek juga meladeni semuanya. Terutama Rosa dan Windi, dua cewek yang duduk persis di meja depannya. Mereka benar-benar sok akrab, mereka bahkan seakan memamerkan kedeketan mereka dengan dirinya ketika di cafe sekolah pas jam istirahat pertama. Belum lagi, teman sebangkunya, Vendri, yang juga sok akrab dan ternyata juga tukang palak, karena Axel sempat melihat dia mendatangi salah satu anak dan merampas uang dalam dompet.

Mereka bertiga, para penjilat terbesar yang di temui Axel di hari pertamanya, tidak menyadari jika Axel membiarkan saja tingkah mereka dan bersikap nurut karena Axel memang berniat low profile dulu. Mengamati suasana dan situasi, meski begitu, resiko orang ganteng memang repot untuk terus menerus low profile karena mudah menjadi pusat perhatian.

Bukan cuma pusat perhatian para cewek saat di kelas maupun di cafe sekolah, tetapi juga menarik perhatian para siswa begundal yang jengah, cemburu dan iri melihat, anak baru yang langsung populer. Axel langsung paham dengan tatapan tidak suka dari para siswa begundal tersebut, tapi ia membiarkan saja, tidak membalas tatapan mereka.

Low Profile dulu aja, sambil cari celah untuk mengacau.

Dan celah tersebut muncul saat ia melihat Vendri memalak teman satu keras mereka.

"Vendri Hariadi, sudah ada di sini ? kalau ada berdiri."

Kehadiran Bu Rini, guru BP yang killers, mengagetkan semua anak kelas 1D, tapi anak yang paling kaget tentu saja adalah anak yang namanya di sebutkan Bu Rini. Vendri kaget kenapa tiba-tiba namanya di panggil Bu Rini.

Karena semua teman sekelasnya kini menoleh ke arah dirinya, membuat Vendri tidak bisa bersembunyi dan ia tidak punya pilihan lain selain berdiri. "Saya Bu," sahut Vendri.

"Sekarang kamu ikut dengan saya ke ruang BP," perintah susulan dari Bu Rini, membuat Vendri mendesah kesal.

Ia masih merasa bingung, kenapa ia di panggil Bu Rini. Ia masih tidak merasa melakukan bersalah, sampai akhirnya tatapan matanya tertuju kepada Adam.

Brengsek !! rupanya Adam yang mengadu kepada Bu Rini kalau ia gue palak !! batin Vendri kesal.

Kalau ia memang di panggil Bu Rini karena masalah pemalakan, ia berada dalam masalah besar. Karena pemalakan adalah satu tindakan terlarang dan memiliki point hukuman terberat. Kalau sudah begini, urusannya bisa panjang. Bisa-bisa orang tuanya kena panggil ke sekolah.

Saat berjalan keluar menuju pintu, Vendri menatap Adam, sang pelapor, Vendr membuat tanda goresan di depan lehernya, sebuah tanda yang sering di artikan sebagai tanda ancaman kematian.

Adam bergidik ngeri, karena Vendri jelas-jelas mengirimkan sinyal ancaman tersebut kepada dirinya, tanpa tahu apa penyebabnya. Sementara Adam ketakutan, Vendri kalut, Axel tersenyum karena ia sudah kembali beraksi dalam senyap.

"Kamu tahu kenapa Ibu panggil kesini ?" tanya Bu Rini dengan nada tegas bak seorang penyidik.

Vendri yang terduduk di kursi pesakitan depan meja Bu Rini, tertunduk bak penjahat, ia tidak tahu mesti menjawabnya, karena Vendri sendiri tidak mau menjadi tertuduh begitu saja. Ia masih meraba-raba atas kesalahan apa ia di panggil. Kalau ia menjawab, ia di panggil karena sudah melakukan pemalakan, habis sudah. Jadi Vendri hendak berakting tidak merasa bersalah.

"Siswa yang Ibu panggil kesini, adalah para siswa yang bermasalah dan bersalah...Kalau kamu mau mengakui kesalahan, Ibu akan sangat menghargainya, tetapi jika kamu terus berkilah dan merasa tidak melakukan kesalahan, bisa jadi hukuman yang akan Ibu berikan, menjadi lebih berat," ujar Bu Rini tenang.

Telapak tangan Vendri langsung basah oleh keringat mendengarnya, Bu Rini langsung bisa merasakan hawa kegelisahan dari Vendri dan ia sangat menikmati melakukan "teror psikis" kepada para murid-murid nakal di sekolahan ini.

Mampuuss, batin Vendiri mulai ketakutan. Tapi ia malah tidak bisa berkata apa-apa, lidahnya kelu untuk mengakui kesalahan.

"Oke, kalau kamu masih tidak mengakui, sebuah sikap yang sangat Ibu sayangkan, apalagi kamu masih anak kelas 1 tetapi sudah pelupa, lupa dengan kesalahannya sendiri. Coba kamu liat ke layar PC, Ibu yakin ini bisa menyegarkan ingatanmu..."

Vendiri kaget, otaknya tidak bisa merespon, bagaimana mungkin saat ia memalak Adam, ada rekamannya.

Namun Vendri semakin kaget saat melihat playback dari sebuah CCTV. Kameran CCTV menyorot persis di lorong dari 1D hingga 1A. Kamera tersebut terpasang cukup tinggi, sehingga selain bisa menangkap suasana lorong depan kelas, terlihat juga view kolam ikan yang persis berada di depan kelas 1D.

CCTV dengan layar jernih tersebut memang tidak bisa menangkap backsound tetapi bisa menangkap jelas momen dimana ada satu siswa tengah duduk di tepi kolam ikan hias, ia tertawa sembari melemparkan snack pillus ke dalam kolam dimana puluhan ikan hias sedang berebut makana tersebut. Video tersebut di tutup dengan adegan dimana siswa tersebut membuang bungkus plastik snack ke dalam kolam.

Vendri langsung pucat. Vendri berhak merasa takut karena siswa dungu tersebut adalah dirinya pagi tadi. Ia tidak memperdulikan peraturan dan peringatan dari teman-temannya. Ia menyepelekan sekolahnya, dimana Vendri tidak mengira, ada CCTV di area sekolahnya.

Vendri bingung karena ia lolos dari sanksi pemalakan tetapi ia kena sanksi kedisiplinan. Keluar dari kandang singa, tercebur ke kandang buaya.

"Ibu menyayangkan karena ada satu siswa kelas 1 yang rupanya masih kesulitan dalam membaca aturan yang jelas-jelas terpasang di dekat kolam. Sekarang kolam ikan depan kelasmu menjadi kotor, nanti sepulang sekolah, kamu bantu pak Tarmiji menguras dan membersihkan kolam. Beruntung tidak ada ikan hias yang mati, itu adalah hukumanmu atas perbuatan pelanggaran kedisplinan."

Vendri pasrah menerimanya, memang tidak sampai melibatkan orangtuanya, tetapi menguras kolam ikan setelah jam pulang sekolah, sudah pasti ia akan menjadi tontonan serta bahan tertawaan semua siswa di sekolahnya. Rasa malunya pasti tak terkira.

"Nah itu adalah kesalahanmu yang pertama, sekarang, untuk kesalahanmu yang kedua, apakah kamu mau mengakuinya ? atau sama seperti tadi, kami diam seribu bahasa."

Mendengar ucapan Bu Rini, Vendri kaget bukan kepalang ! Vendri memang sempat salah sangka, ia mengira dirinya di panggil Bu Rini karena memalak Adam, tetapi rupanya karena pelanggaran di kolam ikan yang tertangkap CCTV. Tetapi barusan Bu Rini bilang, memberikan makanan ikan secara sembarangan di tambah membuang sampah ke dalam kolam adalah pelanggarannya yang pertama, dan ada satu lagi kesalahan yang kedua, Vendri kaget.

"Kesalahan kedua saya Bu?" ucap Vendri sembari terbata-bata.

Bu Rini mengangguk. "Coba sebutkan apa kesalahamu yang kedua? kalau kamu berani mengakuinya, Ibu tidak perlu repot-repot mengundang orangtuamu kesini besok," ujar Bu Rini tenang sambil meminum segelas teh yang sudah dingin di mejanya.

Vendri bingung. Ia coba menerka-nerka kesalahannya yang kedua. Tapi ia merasa kesalahannnya hanyalah sering memalak Adam, itu saja. Vendri terpojok, ia sudah tidak bisa berkilah. Jika ia berbohong dengan mengarang kesalahan lain yang lebih ringan daripada tindakan pemalakan, resikonya akan langsung ketahuan dan akibatnya, besok ortunya datang ke sekolahan. Sudah pasti selain kena hajar bokapnya, Vendri akan menerima hukuman tambahan dari Nyokapnya yakni pemotongan uang jajan plus mobilnya di sita, sehingga ia mesti pulang pergi ke sekolah naik bus umum.

Sialan...

"Saya bersalah Bu, karena sudah memalak Adam.." ucap Vendri lesu.

"Saya yakin, kamu sudah sering memalak Adam, sudah berapa total kamu meminta paksa uang Adam ?"

Vendri mencoba mengingat-ingat, berapa uang yang sudah ia minta paksa kepada Adam, tetapi ia sudah benar-benar lupa. Minimal 15 ribu dan ia sudah memalak Adam satu bulan belakangan ini.

"Saya lupa Bu."

"Jangan-jangan ada korban lain selain Adam yang kamu palak ?"

Vendri menggeleng cepat. "Hanya Adam Bu.."

Bu Rini sudah tahu anak yang bernama Adam dari kelas 1D. Anaknya pintar selalu mendapat nilai tertinggi tapi anaknya kuper dan kurang bersosialisasi dengan teman-temannya. Bu Rini merasa bersalah juga karena baru tahu sekarang, bahwa anak malang itu sering kena palak. Dalam hati Bu Rini, berjanji akan memberikan counseling khusus kepada Adam, agar membantunya bisa segera beradaptasi.

"Kamu harus meminta maaf dan membayar ganti rugi kepada Adam minimal satu juta. Jika Adam bilang, uang tersebut kurang dan ia menyebutkan nominal yang cukup wajar, maka kamu harus memenuhinya. Tapi Jika Adam menerima uang satu juta tersebut dan menerima permohonan maaf di sertai pernyataan tidak akan mengganggu, memalak Adam serta siswa lain, masalah akan Ibu anggap selesai. "

Bu Rini tahu, kalau Vendri dari keluarga mampu, mobilnya saja Honda Jazz terbaru. Uang satu juta sudah pasti ia punya.

Vendri terperanjat kaget. "Sa..tu..juta Bu..? saya harus ganti uang satu juta ? tapi saya yakin, akumulasi uang Adam yang saya minta tidak sebesar itu Bu !" Vendri protes keras.

"Itu kan menurutmu. Saya kasih kamu waktu satu minggu untuk menyisihkan uang jajanmu. Minggu depan, kalian berdamai sekaligus menyelesaikan semua hutang-hutangmu. Jika kamu keberatan, itu artinya Ibu mesti repot-repot mengundang kedua orang tuamu dan juga orang tua dari Adam."

Vendri sudah kehilangan kata-kata dan cuma bisa mengangguk.

"Dah sekarang, kamu kembali ke kelas. Jangan lupa nanti sepulang sekolah, kamu membantu menguras kolam ikan bersama Pak Tarmiji. Kalau sampai kamu kabur, hukuman lebih berat akan menantimu.." ancam Bu Rini.

"Ba-baik Bu. Permisi.." Vendri berdiri dan sedikit membungkuk sopan saat ia kembali menuju kelas.

Uang satu juta ia bayar sekarang pun bisa, tetapi masalahnya ini bukan lagi masalah uang, tetapi sudah sampai ke level dimana ia sangat-sangat di permalukan. Kedua tangan Vendri sudah terkepal. Terbayang di benaknya, ia mesti menyeret Adam di luar sekolah dan memintanya untuk menerima uang satu juta darinya, kalau sampai Adam nekat meminta ganti rugi lebih dari satu juta, ia tidak segan untuk menyakitinya.

Tapi Vendri masih penasaran, siapa yang sudah melaporkan pemalakan yang di alami Adam kepada Bu Rini ? namun Vendri sadar, Adam tidak punya teman sama sekali yang mau membela Adam. Vendri pun menyimpulkan bahwa Adam-lah yang sudah melapor kepada Bu Rini.

Jancuuk..

Suatu hari nanti, setelah lulus SMA, akan gue hajar Adam habis-habisan !! umpat Vendri dalam hati.

Sementara itu, Bu Rini langsung lanjut bekerja, mengisi notulensi terkait pertemuannya dengan Vendri hari ini.

Kasus pemalakan adalah pelanggaran yang paling dia benci, karena itu sudah sama dengan perampokan, perampasan. Kasus siswa yang berkelahi, di mata dia, masih bersifat wajar dan mudah di selesaikan. Tapi kalau masalah perampasan di area sekolah, ini bisa jadi isu berat apalagi kalau sampai orang tua korban tidak terima anaknya jadi korban pemalakan di sekolah. Keamanan dan nama baik sekolah bisa ikut terseret. Oleh karena itu, dia tidak segan memberikan hukuman yang cukup berat kepada Vendri.

Fiuh, ia merasa kecolongan dengan kasus pemalakan yang di lakukan Vendri. Ia juga menyayangkan sikap Adam yang tidak melapor kepadanya.

Untung saja, ada anak baru di kelas 1D yang punya jika empati yang berani bercerita dan melapor kepadaku, sehingga kasus ini bisa segera kuselesaikan, batin Bu Rini sembari melanjutkan pekerjaannya.

Siswa yang melapor tentang perbuatan Vendri kepada Adam, tentu saja Axel.

Axel melihat Vendri dan Adam bisa menjadi percobaan kecilnya, tadi lima menit sebelum jam istirahat pertama selesai, Axel pergi dari Cafe sekolah dengan alasan ada keperluan administrasi yang perlu ia selesaikan dengan staf kesiswaan, ia sampai repot-repot membuat alasan seperti itu karena Windi hendak ikut menemaninya. Tapi Axel tolak karena ini menyangkut persoalan pribadi.

Setelah bisa lolos dari para cewek-cewek gatel, Axel menuju ke Ruang BP. Di sana ia bertemu dengan Bu Rini. Setelah Axel memperkenalkan diri, Axel menyampaikan tujuannya dengan datang ke ruang BP.

"Begini Bu, tadi di kelas, saya melihat satu siswa, teman sekelas saya, namanya Vendri. Ia melakukan pemalakan kepada siswa lainnya, yang bernama Adam. Vendri merampas dengan kasar uang yang ada di dompetnya. Kasihan saya Bu, saya hendak membela Adam, tetapi saya sadar, saya ini siswa baru. Kalau saya yang mengambil tindakan, kemungkinan malah terjadi keributan. Malu saya kalau sampai di hari pertama saja sebagai siswa baru, sudah bermasalah.

Oleh karena itu, saya memberanikan diri melaporkan hal ini kepada guru BP, karena tindakan Vendri termasuk tindakan bully. Adam tidak berani melapor karena ia sebelumnya sudah kena ancam dari Vendri. Kalau Ibu butuh bukti, Ibu bisa panggil Adam terlebih dahulu, untuk mengkonfirmasi cerita saya."

Axel mengubah gaya bicara seformal dan sesopan mungkin, untuk menciptakan kesan baik di depan sang guru BP.

"Oh, tidak perlu saya panggil Adam. Kesaksianmu saja sudah cukup. Vendri memang siswa bermasalah dan kebetulan, saya memang mau panggil dia karena pelanggaran kedisplinan tetapi berkat informasi darimu, bertambah lagi satu kesalahannya."

"Bu, kalau bisa, nama saya, jangan di bawa-bawa sebagai pelapor ya. Bukannya saya takut, tapi saya takutnya, jika Vendri tidak terima dengan laporan saya, di kemudian hari dia akan mengganggu saya. Saya kan pindah ke SMA NEGERI XXX karena ingin mendapatkan sistem pendidikan yang terbaik serta bisa memberikan kenyamanan, ketenangan bagi semua muridnya. Begitu juga dengan Adam dan semua siswa lainnya berhak mendapatkan perlindungan selama di lingkungan sekolah."

"Iya, kamu tenang saja. Tentu Ibu tidak akan menyinggung namamu..."


TETTTTTT.


Bunyi bell yang panjang menjadi penanda jam istirahat sudah usai.

"Sudah waktunya jam pelajaran kelima, kamu sebaiknya kembali ke kelas. Axel, ini kartu nama Ibu. Jika ada sesuatu yang kamu butuhkan, agar kamu bisa cepat beradaptasi dengan lingkungan sekolah, bisa kontak Ibu ya. Atau kalau kamu melihat ada siswa lain yang melakukan pelanggaran, bisa di informasikan kepada Ibu dan Ibu jamin, namamu akan tetap di rahasiakan," ujar Bu Rini sembari mendorong kartu nama di atas meja ke arah Axel yang duduk di depan mejanya.

Bu Rini sudah tahu siapa Axel beserta latar belakang orang tuanya, sehingga di kesempatan ini, ia sekalian ingin cari muka di depan Axel.

Axel mengangguk khidmat, mengambil kartu nama dan di masukkan ke kantung saku seragamnya. Axel lalu mohon diri untuk segera kembali ke kelas.
.
.
.
.
Axel melihat Vendri masuk ke kelas dengan wajah masam, saat semua anak kelas 1D sedang mengerjakan tugas Fisika dari Pak Gery.

Axel senang karena Bu Rini sudah melakukan tugasnya dengan baik

"Kenapa Vend?" tanya Axel kepada teman sebangkunya tersebut.

"Gak apa-apa," jawab Vendri, sembari untuk beberapa detik menatap tajam ke arah Adam, sebelum akhirnya ia mengeluarkan buku soal Fisika dan buku tulis dari dalam tasnya. Meski hanya beberapa detik, Axel sudah merasakan hawa kesal bercampur amarah Vendri kepada Adam.

Vendri pasti mengira, Adam yang sudah melaporkan dirinya sehingga memperbesar rasa bencinya kepadanya Adam.

Hohoho, sepertinya di jam istrirahat kedua, akan ada peristiwa menarik antara Vendri dengan Adam, batin Axel senang.

Dan tebakan Axel benar.

Pas jam istirahat kedua di mulai, Vendri langsung menghampiri meja Adam. Vendri merangkulkan lengannya ke leher Adam, lalu mereka berdua berjalan keluar dari kelas.

"Axel mau kemana ?"tanya Windi mencegat Axel yang hendak mengikuti mereka berdua.

"Ada perlu..."

"Kemana ? aku temenin yah.."

Axel yang sudah gregetan lalu berbisik pelan ke telinga Windi. "Kalau nanti malam, elo gak jalan sama pacar lo. Gue harap elo bisa temenin gue shopping untuk keperluan di apartemen gue.."

Windi kaget, namun sejurus kemudian pipinya memerah. Windi mengangguk-angguk cepat, mengiyakan tawaran Axel. "Kalaupun nanti malam pacar gue ngajak gue jalan, akan gue tolak. Lebih baik gue nemenin elo, ya kan?" balas Windi dengan sebuah bisikan.

Axel mengangguk.

Oke tar malam, gue bakal sumpal mulut Windi yang cerewet pake konti. Gue bakal kasih dia pelajaran gimana rasanya mulutnya kena entot konti bule, biar dia belajar kapan saatnya diam, kapan saatnya buka mulut.

Axel lalu buru-buru keluar dari keluar sembari membalas sapaan teman-temannya lainnya. Axel melihat Vendri dan Adam berbelok ke gedung belakang perpustakaan. Tapi lagi-lagi ia kena hadang oleh segerembolan cewek-cewek dari kelas lain yang pengen kenalan. Karena mereka berlima, Axel tidak bisa segera pergi, ia terpaksa melayani karena dua dari lima siswa tersebut, cukup menarik perhatian Axel.

Sementara itu, Adam yang ketakutan sekaligus merasa sakit karena lehernya kena piting Vendri, pasrah di bawa Vendri ke belakang gedung pepustakaan yang memang sepi.

Tiba-tiba Vendri memegang lengan kiri Adam, lalu mendorong badannya sehingga Adam terhimpit ke tembok pagar, sementara Vendri mendesak sambil sedikit memuntir pergelangan tangannya dari belakang.

"Punya nyali juga lo sampai lapor ke Bu Rini.." ujar Vendri.

Adam yang bingung dengan perkataan Vendri, hanya bisa mengaduh karena desakan dan puntiran dari belakang yang semakin kuat. "Ampun...gue..***k...ada...hubungannya.." erang Adam.

Vendri sebenarnya sudah menahan diri, agar tidak menghabisi Adam di sini. Tapi jika Adam sampai babak belur dan esoknya tidak masuk, di mata Bu Rini, ia langsung menjadi tersangkat utama penganiayaan. Jadi yang bisa ia lakukan hanyalah menyakiti dan mengancam Adam dengan kontak fisik seminimal mungkin, seperti sekaran ini.

"Awas saja, kalau elo nanti berani-beraninya minta uang lebih dari sejuta. Gue patahin batang leher lo, hah !! ngerti gak ???!!"

Adam mengangguk, tanpa mengerti maksud dari perkataan Vendri. Vendri yang sudah gregetan, memegang rambut keriting Adam, ia sudah tidak tahan ingin menarik rambut Adam lalu kepalanya ia benturkan ke dinding.

"Udah lepasin Adam, Vend. Kasihan.."

Tiba-tiba ada suara di belakang Vendri. Vendiri menoleh dan melihat Axel ada di belakangnya.

Darimana, ia tahu kami berdua ada di sini, batin Vendri.

"Gak usah ikut campur lo, anak baru ! enyah sana," hardik Vendri.

Axel mengangkat kedua tangannya pertanda ia tidak mau ikut campur. "Gue gak mau pergi sebelum elo lepasin Adam. Kasihan dia bro. Lagian, dimana sih enaknya ngehajar anak yang lemah. Dimana-mana lebih enak kalau punya sparring partner yang bisa ladenin.." ujar Axel tenang.

Vendri yang sudah pecah fokusnya. kemudian melepaskan kedua tangannya dari rambut dan pergelangan tangan Adam.

Vendri lalu mendekati Axel, karena ia lebih tinggi daripada Axel, Vendri merasa lebih superior daripada Axel.

"Mood gue sedang buruk hari ini ditambah elo sebagai anak baru sudah belagu.." tukas Verdi sambil menunduk dan membenturkan pelan keningnya ke kening Axel.

Axel pura-pura kesakitan dengan meringis.

"Sekolah ini gak butuh pahlawan, SMA NEGERI XXX lebih butuh siswa begundal yang punya nyali !"

BUGH !!

Vendri memasukkan sodokkan lututnya ke arah perut Axel, membuat Axel membungkuk meringis kesakitan sembari memegangi perutnya. Lalu Vendri mendorong Axel sehingga ia jatuh terduduk.

"Dumbass..." gerutu Vendri lalu pergi meninggalkan mereka berdua.

Adam lalu menghampiri Axel dan bertanya, "Elo gak apa-apa ?" dengan nada khawatir.

Setelah Vendri pergi, Axel mengakhiri aktingnya. "Santai, itu tadi cuma kena senggol nyamuk. Gak ada rasanya.."

Adam mengulurkan tangan ke arah Axel dan Axelnya menyambutnya. Adam menarik tangan Axe, membantu ia untuk segera berdiri.

"Kenapa..Kenapa elo nolongin gue ?" tanya Adam karena baru sekali ini , ada seseorng yang berani membelanya ketika ia kena bully dari Vendri.

"Gak butuh alasan untuk menolong sesama teman. Apalagi ada teman yang sedang kesusahan karena perbuatan orang lain yang sok jagoan."

Adam terharu mendengar ucapan Axel.

"Gue Axel," Axel lalu dengan sengaja memperkenalkan dirinya kepada Adam.

"Iya gue tahu nama elo, bahkan mungkin semua orang di sekolah ini, tahu siapa nama lo..."

Axel tertawa. "Hehe jangan merendah begitulah. Lo gak apa-apa ?"

Adam mengangguk. "Iya."

"Adam, maaf ya karena laporan gue, lo malah kena getah dari Vendri.

"Laporan ? laporan apa ?" tanya Adam keheranan.

Axel lalu bercerita kepada Adam, bahwa dia-lah siswa yang sudah melaporkan tindakan Vendri yang sudah memalak dirinya kepada Bu Rini.

"Maaf, gue gak bisa diam saja, lihat orang kena bully. Gue emosi karena tidak ada yang menolong atau melaporkan perbuatan Vendri kepada guru BP, " tutup Axel.

"Elo adalah orang pertama yang mau repot menolong gue...makasih.." ucap Adam terbata-bata.

Axel lalu merangkul Adam, "Dam, ke kantin yuk. Temanin gue makan. Gue yang traktir.."

Adam yang bisa merasakan ketulusan dari ucapan dan gestur dari Axel, semakin terharu. Axel, siswa baru, calon siswa populer, tidak malu dan mau berkawan dengan dirinya.

Lantas keduanya pun makan di kantin, Adam yang memang kelaperan, tidak kuasa menolak tawaran dari Axel yang mentraktirnya makan. Seolah Axel tahu kalau ia sudah tidak punya uang lagi untuk makan karena uangnya sudah di rampas Vendri, uang yang tersisa di dompet hanya cukup untuk ongkos pulang.

Adam makan soto ayam dengan lahap, sementara itu, sembari menunggu Adam makan, Axel membuka-buka ponselnya. Axel tahu kalau ia kini jadi pusat perhatian, terutama tatapan para siswa begundal. Mereka mungkin saja bertanya, siapa siswa bule yang berada di kantin, sedang makan bersama dengan anak nerd.

Axel cuek saja, ia tidak mau membalas tatapan mereka, belum saatnya dia menunjukkan taji-nya. Jadi Axel pun membuka laman Instagramnya.

Axel melihat salah satu blogger yang ia ikuti, memposting spoiler Lelembut Pembenci Hahaha Episode 135 yang update tiap hari Minggu malam.

Anjir udah sampai eps 135 itu cerita. Jadi inget kalau gue belum beli Lelembut Pembenci Hahaha dari eps 100-135. Beli ah sekalian, cuma cemban per episode gini, batin Axel lalu memproses pembelian langsung dari website si empunya cerita Lelembut Pembenci Hahaha, sebuah serial bergenre komedi-horor yang tidak tamat-tamat dari tahun 2017 sampai 2021. Konon dari bisikan ghoib dari empunya cerita, ntuh cerita baru tamat 2024.

Namanya juga bisikan ghoib, gak patut untuk langsung dipercaya....

Memangnya, cuma sinetron Ikatan Cinta yang bisa nyelipin iklan Luwak White Coffe tidak pedih di mata, di tengah scene Aldebaran sedang berasyik-masyuk dengan Andini Kharisma Putri ? Superbajindul juga bisa **kaboor**

Keterkejutan Adam tidak sampai di situ, karena setelah mereka kembali ke kelas, Axel mendatangi Dwi, dan meminta ia untuk tukar tempat duduk dengannya. Karena Axel ingin duduk satu meja dengan Adam.

Dwi ingin menolak, apalagi itu anak baru sok merintah, cuma tatapan Axel entah kenapa membuat dia merasa tidak ingin terlibat perkara dengan anak baru. Toh, Dwi juga senang gak duduk semeja lagi sama Adam. Dwi senang bisa duduk di belakang Windi dan Rosa, karena dari posis duduknya di belakang mereka, ia bisa mengambil foto mereka diam-diam buat bacol. Windi dan Rosa cemberut melihat Axel duduk berjauhan dengan mereka, Vendri juga sudah tidak peduli saat Axel bertukar tempat duduk dengan Dwi.

"Mohon bimbingannya Ya Dam. Siap-siap gue nyontek ulangan ke elo tiap hari, " kelakar Axel.

Adam tertawa semringah. Ia yang biasanya pelit untuk memberikan contekan, kini merasa, ia siap untuk memberikan contekan dan membantu Axel dalam hal pelajaran, karena ia benar-benar terharu dengan kebaikan Axel.

"Ternyata Axel adalah orang yang baik dan setia kawan. Gue tidak butuh 100 teman, gue hanya perlu satu teman seperti Axel saja, itu sudah cukup," gumam Adam senang.

Adam bergumam tanpa menyadari bahwa Axel, teman sebangkunya tersebut, menyimpan ribuan misteri dan sejuta rencana..

Adam sebenarnya bukan tujuan Axel sebenarnya, karena Adam adalah "pintu" yang mesti ia buka untuk pertama kalinya, karena di balik pintu tersebut ada target utama Axel yang sebenarnya.

Yakni Vendri.

Axel sudah menyiapkan satu rencana untuk Vendri, yang akan menjadi "jembatan penghubung" antara dirinya dengan para begundal SMA NEGERI XXX.

Sementara, untuk Adam, ini memang pendekatan yang berbeda, di sekolah-sekolah sebelumnya, Axel memang sengaja bergaul dengan siswa-siswa populer tapi untuk SMA NEGERI XXX, Axel ingin melakukan hal yang sebaliknya.

Adam memang lemah tidak bisa ia andalkan, tetapi memang bukan kekuatan yang ia cari dari sosok Adam, justru kelemahan Adam-lah yang akan ia jadikan batu loncatan ke rencana berikutnya, setelah ia selesai membereskan Vendri.

"This is gonna be fun..."

XXX *** XXX

TRIT TENTANG PREMIUM CONTENT LPH BISA KLIK DI LINK DI BAWAH :

https://www.semprot.com/threads/premium-content.1360970/
 
Selow-selow tapi kemeton yes.

indeks di pejwan sudah gw update.

selamat menikmati libur long weekend di tengah pandemi yang aneh,

enjoy AXEL #15

:beer:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd