Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Ibuku dan Ayahnya

Status
Please reply by conversation.
Part 4

“Pengakuan”


Di rumah kontrakan



Setelah mengetahui hubungan kakek dan ibu aku jadi sering meminjam hp ibu untuk sekedar mengecek isinya, tapi tak pernah menemukan apapun hingga suatu malam hp ibu berbunyi dan aku lihat kakek video call ibu. Hah! Ngapain malam2 kakek video call ibu?

“Bu hp nya bunyi tuh!” Ucap ku

“Siapa yg telpon nak?” Ibu sambil mengambil hp nya

“Kakek video call, ngapain ya malam2 gini”

Dengan gelagapan ibu menjawab

“Eh anu mungkin kakek mau menanyakan soal tanaman yg ia beli kemarin”

“Malam2 gini?”

“Iya yaudah ibu angkat dulu ya di kamar”

“Disini aja bu kenapa harus dikamar”

“Gpp ibu mau sekalian tidur sudah ngantuk soalnya” sambil berjalan ke kamar

“Kamu jangan tidur malam2 nak”

Sungguh buatku penasaran kenapa mereka video call malam2, ingin rasanya mengintip tapi kamar ibu tidak ada celah sama sekali untukku bisa mengintip. Akhirnya dengan hati2 aku tempelkan telingaku ke pintu kamar ibu, tapi sial aku tidak bisa mendengar apa2.



Tok! tok! tok…

Pagi hari pintu kamarku berbunyi, rupanya ibu memanggil dibalik pintu, dengan badan yang masih lemas aku bangun dan membuka pintu.

“Selamat ulang tahun sayang anak ibu”

Sambil memegang kue dengan satu tangan menjaga agar lilin nya tidak mati, ibu dengan cantik tersenyum membawakan kue ulang tahun untuku. Sebagai informasi tanggal lahir aku dan ibu hanya beda sehari di bulan yang sama, jadi dari dulu kita sudah sepakat untuk merayakan ultah bersama, ibu genap 40 tahun dan aku 17 tahun.

“Makasih ya bu, mudah2an ibu diberi kesehatan dan selalu cantik awet muda”

“Hehe bisa aja kamu gombalnya mentang2 sudah 17 tahun sini cepet tiup lilinnya ibu berat pegang kue”

“Iya bu” kutiup lilin di kue ibu menaruh kue tsb dan memelukku, rasanya hangat sekali tubuh ibu dibalik daster yang ia kenakan pagi ini, tidak lupa wangi parfumnya menyeruak membuat mood ku menjadi bahagia sekali sekaligus horni. Setelah itu diciumnya kening dan pipiku. Semakin menjadi jadi lah kontolku menegang mendapatkan bibirnya mendarat di pipi. Sambil tanganku melingkar di pinggulnya yang montok aku mengajak ibu memotong kue dan memakannya bersama di ruang tengah. Sebagai informasi juga kontrakan kami ini hanya memiliki 2 kamar dan satu ruang tamu, serta dapur kecil di belakang. Pintu kamar ibu dan kamarku berhadapan. Kadang aku suka melihat ibu sehabis mandi tubuhnya dililit handuk berjalan menuju kamar.

Malam ini dia begitu anggun, tawa kecilnya membuatku jatuh cinta, belum pernah ku menemukan wanita secantik ibu, manis dengan kulit putih mulus, pantat bahenol tp paha dan kakinya tidak terlalu besar. Ada satu hal yang membuatku selalu langsung horni ketika melihat ibu pakai daster, yaitu tahi lalat di dada kiri yang berwarna kecoklatan. Ketika memperhatikannya menyantap kue tiba tiba krim putih yg ada di kue jatuh dari mulut ibu tepat di dada bagian atas.



“Aduhh jatuh ni krimnya”



Dengan cekatan ku ambilkan tissue, dan entah setan dari mana spontan tissue itu aku langsung seka ke dadanya sehingga sekilas aku bisa merasakan gundukan empuk itu tanpa sengaja saat membersihkannya. Untung ibu tidak merasa janggal dengan apa yg ku perbuat.



“Nak, ada yg mau ibu sampaikan”

“Apa itu bu?”

“Jujur ibu sudah tidak mampu untuk membayar kontrakan ini nak, kakek mu kemarin menawarkan untuk tinggal disana bersama nenek, karena kebetulan disana kan ada kamar kosong meskipun cuma 1”

Mendengar hal itu aku hanya bisa mengiyakan karena aku sadar akupun tidak bisa membantu ibu untuk membayar kontrakan.

“Kapan pindahnya bu?”

“Besok lusa nak”



Hari H pindahan tiba,

Kakek meminta tolong temannya yg punya mobil bak untuk membantu membawakan barang2 milik kami dari kontrakan, pak saiful namanya. Sedari tiba di kontrakan kami, aku perhatikan matanya tak pernah lepas mencuri pandang terhadap ibuku, hari itu ibu mengenakan daster tanpa lengan yg sedikit ketat sehingga bentuk bodinya yg aduhai tercetak sempurna begitupun ketika ibu berjalan gundukan payudara maupun pantatnya berayun indah membuat semua yg menatapnya pasti horni. Ibu merapikan perintilan bumbu dapur ia jinjit untuk mengambil sesuatu dibagian atas dapur, aku hendak membantunya tapi pak saiful tiba2 datang membantu ibu mengambil barang tersebut dengan posisi tubuhnya menempel di tubuh ibu bagian belakang, entah sengaja atau tidak pak saiful seperti sedang menekan bagian pinggul nye ke arah pantat ibu, tapi hanya sebentar saja. Aku yg melihat kejadian itu menjadi kesal tapi tak bisa berbuat banyak. Setelah selesai mengangkat barang2 ke mobil bak, ibu minta izin untuk mandi dulu karena ia merasa gerah. Pak saiful dan aku selesai merapikan barang di depan kontrakan ketika aku masuk aku melihat kakek seperti sedang memfoto ibu yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan tubuhnya dililit handuk. Deg! Aku tersentak kaget sekaligus bingung campur aduk, aku jadi penasaran akan isi galeri hp kakekku, jangan2 banyak foto atau video ibu??? Membayangkannya membuat kontolku tiba2 mengeras.

Rumah nenek 2 lantai, mempunyai 3 kamar, dibawah ada 2 dan di atas ada 1. Kamar yg dibawah diisi oleh nenek dan kake satu, akan tetapi satu lg digunakan sebagai gudang karena barang2 merka banyak. Maka ibu menempati kamar di lantai 2, awanya aku tidak masalah untuk tidur diluar kamar tetapi ibu menolaknya dan meminta aku untuk satu kamar dengannya karena ia merasa takut dengan suasana lantai 2 rumah ini yg jendela nya menghadap kebun orang. Hatiku senang campur aduk ketika tahu akan satu kamar dengan ibu, dengan begitu aku jadi lebih sering melihatnya dan kalo beruntung aku bisa melihat tubuh ibu dengan pakaian seksi. Ibu diberi tugas okeh nenek untuk mengantarkan bekal makan siang untuk kakek ke bengkelnya, sedangkan aku diberi tugas untuk mengantarkan nenek kemanapun ia mau pergi kalau sedang libur sekolah.

Siang itu seperti biasa ibu membawa rantang makanan ke bengkel untuk untuk kakekku, 15 menit berselang nenek memanggilku memberi tahu bahwa ibu lupa membawa satu rantang lagi, akhirnya aku disuruh nenek untuk membawakannya ke bengkel. Jarak rumah nenek ke bengkel tidak begitu jauh, bisa dengan jalan kaki. Sesampinya di bengkel aku sedikit heran karena tidak ada siapa2 dan pintu bengkel setengah tertutup, akhirnya aku memutuskan masuk ke dalam namun sesampainya depan pintu terdengar suara cekikian wanita seperti sedang bercengkrama dan aku tau itu suara ibu, dengan hati2 ku taruh rantang yg kubawa di atas etalase dan berjalan pelan ke arah ruangan yg hanya di sekat gorden bau oli, aku sibak perlahan gorden tsb, dan menerawang kedalam karena sedikit gelap aku samar samar melihat kakek sedang memangku ibu. Deg! Jantungku berdegup kencang melihat pemandangan itu, rasa marah campur kaget menyelimutiku ditambah rasa cemburu karena melihat ibu begitu bahagia bersama kakek. Ibu hanya menggunakan tangtop hitam dan rok selutut sedangkan kakek hanya mengenakan celana pendek dan bertelanjang dada. Mereka tertawa karena menonton tayangan di tv sambil sesekali kakek melayangkan ciuman ke leher, ibu menggelinjang.. ia memalingkan wajahnya ke arah kakek dan bibir mereka saling beradu. Suasana kini menjadi hening tangan kakek bergeriliya dari pinggul ke arah dada ibu. Kontolku mendadak sangat keras, lebih keras dari biasanya. “Hmhpppmhh…” lidah ibu disedot kakek seluruhnya, tangtop ibu dibuka dan memperlihatkan buah dadanya yg dibalut bh. Dengan beringas kakek menciumi dan mencupang dada ibu bagian atas, sampai ia melepas bh itu dan melahap puting ibu yg ranum kecoklatan.

“Indah sekali tubuhmu ini nisa, wangi nya ga bisa bapak lupakan” mereka melakukan percumbuan itu selama 30 menit sampai kakek berdiri dan memelorotkan celananya. Terpampanglah kontol besar itu, aku kaget dan merasa insecure dengan ukuran penis ku yg tidak ada setengahnya dari milik kakek, posisi kakek berdiri dan ibu duduk di sofa hanya memakai cd bersiap untuk melumat kontol kakek. Disibaknya rambut ibu oleh tangan tua itu, kemudian ia tarik kepalanya mendekati batang berurat panjang. Sungguh hangat rasanya ketika mulut yg indah itu bisa menyelimuti kontol. Dengan terpejam kakek menikmati setiap inci dari jilatan dan hisapan yg dilakukan ibu, tak jarang ibu tersedak karena saking panjangnya kontol kakek, tak lama berselang ibu dituntun untuk nungging di sofa, karena gemas kakek menggigit bongkahan pantat yg mulus putih nan kenyal itu, ia menjilati memek ibu dengan lahap, dan dalam sekejap kakek memasukan kontolnya ke lubang kenikmatan itu.

“Ahhh..pelan pak..”

“Plok plok plok”

Kakek menghujamkan pinggulnya sejurus dengan tangan yg tak lupa menepuk pantatnya, melihat pemandangan tersebut aku sudah tidak kuat, dibalik celah gorden ku keluarkan kontol ku dan langsung ku kocok disana, karena itu pertama kali aku melihat langsung ibu digagahi, belum sampai satu menit kontolku memuntahkan sperma membasahi gorden bengkel. Rasanya beda sekali dengan hanya membayangkan, ketika melihat langsung debaran jantungku semakin kencang terpacu.

“Plok.. plok..plokk..”

“Ah ah ah bapak enak banget..”

“Hangat sekali memek kamu nis..”

“Pak aku sudah tak kuat, keluarin pak..”

“Bapak belum mau keluar nis, duh becek sekali ini punyamu”

“Ah ah ah…”

“Pak aku takut mama nyariin nih, kelamaan ahh ahh..”

“Udah tenang saja..”

“Aduhh linu sekai pak.. nikmattnyaa..”

“Coba gaya miring nis, udah lama nih..”

Aku menelan ludah melihat bodi ibu yg sama sekali tak terlihat seperti ibu ibu kebanyakan, payudaranya yg indah, pinggulnya yg meliuk ketika merubah posisi, kapan aku bisa menikmati tubuh itu, kakek saja boleh kenapa aku tidak?

“Croottt croot crott…”

Kakek memuntahkan spermanya didalam rahim ibu, melihat itu aku bingung, apakah ibu pakai pil kb? Karena kakek tidak memakai kondom. Takut ketauan aku pulang dengan mengendap pelan pelan, aku tunggu ibu di belokan gang yg biasa ia lewati sepulang dari bengkel dengan sebelumnya aku kirim pesan ke dia lewat whatssap.

“Bu tadi nenek nitip rantang yg ketinggalan, aku sudah menaruhnya di atas etalase bengkel, dan ada yg mau aku omongin, aku tunggu di belokan gang”

Deg! ibu seperti di sambar petir

Anaknya baru saja menaruh rantang makanan, disaat ia sedang bersetubuh dengan kakek.

Sesampainya di belokan gang ibu langsung menghampiriku

“Nak apa kamu melihat semuanya?”

“Iyah bu..”

“Nak biarkan ibu menjelaskan..tapi tidak disini, mari kita pulang”

Dengan lemas ia memegang lenganku, aku melihat sorot matanya kosong seperti seseorang yg ingin membuat pengakuan dosa.

Sampai di rumah nenek kita masuk kamar.

“Sudah sejak kapan bu?” Aku bertanya..

“Setahun..”

“Kenapa ibu melakukannya? Apakah ini yg membuat ibu bercerai? Terlebih ibu melakukan ini dengan kakek yg tidak lain adalah ayah kandungmu?”

“Ibu bingung menjelaskan dari mana nak..yang jelas bukan ini yg membuat ibu dan ayah mu bercerai, ayah punya simpanan lagi nak..” sambil terisak ia meneteskan air mata

“Trus apa hubungannya dengan kakek?”

“Awalnya kakek hanya meminta ibu menyalurkan hasrat birahinya nak karena nenek sudah tidak bisa melayani kakekmu, karena ibu merasa iba ibu lakukan apa yg ia minta, akan tetapi ibu terlena nak dengan kegagahan kakekmu”

“Bu..”

“Kenapa tidak laki2 lain bu? Kan banyak laki2 didunia ini?”

Ibu kembali terisak, kali ini lebih kencang

“Maafkan ibu nak, maafkan kakekmu, ia sekarang sedang sakit sakitan, ibu harap kamu tidak memberi tahu siapa2 dan ibu harap kamu bisa menerima kenyataan ini”

Tangannya merejang bahuku, kemudian bersimbah memeluk kakiku, aku angkat ia dan memeluknya, entah setan dari mana ketika memeluknya tanpa sadar aku mencium leher ibu karena tidak kuat dengan aroma wanginya.

“Nak..”

Aku terus mengendus lehernya, ibu terlihat risih

“Hentikan nak, sadarlah ini ibumu..”

“Kakek saja boleh bu, kenapa aku tidak?”

“Ibu tidak mau nak, kamu masih dibawah umur”

“Aku sudah 17 tahun bu”

Ibu gelagapan

“Entahlah nak, yang jelas ibu merasa canggung bila harus melakukan itu juga dengan kamu maafkan ibu nak”

“Ibu tidak menyayangiku”

“Bukan seperti itu nak”

“Aku juga menyukaimu bu, aku ingin menikmati tubuh ibu yg cantik ini”

“Nak..”

“Maafkan ibu..untuk sekarang ibu tidak bisa”

Mendengar itu aku langsung berbalik dan meninggalkannya di kamar

“Nak, mau kemana?”

Brukk!! Aku menutup pintu dengan keras, aku kesal cemburu sekaligus marah pada ibuku, kenapa kakek boleh melakukannya sedangkan aku tidak?

Malam itu aku tidak pulang ke rumah, sebelum meninggalkan rumah aku sudah memberi tahu nenek ingin menginap dirumah teman, ibu khawatir dan mengirim pesan

“Nak kamu dimana? Pulang nak sudah

malam, kamu belum makan sayang”

Aku tidak membalasnya, ibu menelepon aku tidak mengangkatnya.

Waktu menunjukan pukul 01.00 pagi ibu kembali mengirim pesan

“Pulanglah, ada yg ingin ibu bicarakan, ibu akan mengikuti maumu tapi tidak sekarang belum tahu kapan yg penting kamu pulang dulu “

Membaca pesan itu seperti nendapatkan angin.

“Ibu mau ngentot denganku malam ini?”

“Kamu masih dibawah umur sayang, pulang dulu ibu kangen”

“Aku gamau pulang kali ibu gamau melakukannya denganku” seperti anak kecil merengek minta dibelikan mainan

Tapi ibu tidak membalasnya, tidak pula membaca pesan itu. Aku jadi curiga ia sedang kembali bercinta dengan kakek, tapi ketika aku pulang kakek sedang duduk merokok di teras.

“Katanya nginep kamu jaka”

“Tidak jadi kek”

“Baiklah, suruh ibumu buatkan kopi untuk kakek ya”

ibu sedang membuat kopi didapur, aku naik ke kamar, tak lama berselang ibu datang, aku tak melihatnya karena masih kesal.

“Kamu masih marah sama ibu?”

“Apa yg ibu maksud dengan mengikuti keinginanku di pesan tadi?”

“Apa benar kamu menyukai ibu?”

“Iya aku sangat menyukaimu”

“Kok bisa? Aku kan ibumu?”

“Kakek saja bisa” dengan nada kesal

Ibu sedikit tersenyum mendengar itu, sambil mengelus rambutku ia berkata

“Baiklah nak, ibu akan membiarkan kamu menikmati tubuh ini, tapi tidak sekarang ya”

“Kapan bu?”

“Nanti ibu kasih tau, pokoknya belum saatnya”

“Baiklah bu..aku akan menunggunya”

“Tapi ibu ingin kamu berjanji”

“Apa bu”

“Jangan kasih tau siapapun tentang hubungan ibu sama kakek ya, kamu harus pura pura tidak tahu juga, ibu takut kao sampai kakek tau, ia akan memisahkan kita dan mendaftarkanmu di pesantrem yg jauh”

Kami berbaring miring saling berhadapan di kasur ia mengusap usap rambutku, aku menatapnya tak henti mengagumi kecantikan ibu, bongkahan payudara menyembul terlihat jelas dengan posisi itu.

Cklek!

Pintu kamar dibuka, ibu memberi isyarat untukku memejamkan mata, ia beranjak dari kasur rupanya itu kakek. Samar samar aku mendengar obrolan mereka karena saling berbisik

“Tadi di bengkel udah pak”

“Aku takut jaka bangun”

“Nanti mama nyariin bapak”

Itulah kalimat yg samar aku dengar dari percakapan mereka

“Bapak cuma ingin tidur sambil memelukmu”

“Ada jaka pak”

“Bapak peluk dari belakang”

Ibu menyerah dengan desakan bapak, karena ia pikir anaknya sudah tahu, dan kakek hanya minta peluk ia kemudian mengiyakan. Ibu berbaring menghadapku sedangkan kakek memeluknya dari belakang. Ternyata tak hanya memeluk, kakek dengan lembut mencium tengkuk leher ibu, mengusap usap pinggul naik ke atas dada, karena berhadapan aku sedikit membuka mata, ibu memberi isyarat untukku jangan bergerak. Ia menepis tangan kakek di dadanya tapi kakek tidak menggubris. Dengan posisi seperti ini ditambah lampu sudah remang aku tidak bisa melihat wajah kakek karena tertutup ibuku begitupun sebaliknya.

“Ahh..ah”

Ibu mendesah, tanpa ku ketahui ternyata tangan kakek yg tadi ya di dada sekarang sudah dibawah meyibak rok ibu dan menggesek gesek memeknya, tak lama ku lihat cd ibu becek, masih dengan mata sedikit terbuka aku melihat pemandangan itu. Detak jantung terpacu begitu kencang, andai saja aku yg ada di posisi kakek, karena sudah tak kuat aku menurunkan tangan dan mengeluarkan kontol dari resleting, mengusapnya perlahan sambil menatap ibu, ia melihatnya sekaligus menggelengkan kepala dengan isyarat “jangan”

Tapi aku tak menghiraukan ibu, aku sudah tidak kuat, ibu menarik tanganku, ia menggenggamnya erat, aku tarik lagi aku kocok kontolku sendiri, ibu meneteskan air mata sambil kembali menggelengkan kepala untuku jangan melakukannya, tapi aku tak peduli. Ibu menangis, aku memejamkan mata sambil mengocok kontolku, tak lama berselang aku merasakan ada tangan yg mengusap kepala kontolku perlahan. Ketika membuka mata aku melihat itu tangan ibu, sambil menangis ia mengusap kontolku, mengocok nya perlahan. Sungguh nikmat sekali, tak lama kakek beranjak dari posisinya, ibu langsung melepaskan tangannya dari kontolku.

“Mau apa pak”

“Masukin. Bapak sudah tak kuat”

“Nanti jaka bangun”

“Dia sudah terlelap itu lihat saja”

“Tapi pak…”

“Ayo bapak lakukan pelan pelan supaya tidak bangun”

Sial pikirku! Baru sebentar tangan ibu yg halus mengocok kontolku ada saja yg mengganggu!

“Tunggu pak, aku selimutin jaka dulu… ibu berbisik”



Dengan posisi masih miring kakek membuka celana ibu dan langsung memasukan kontolnya, ia langsung memompa tanpa henti.

“Ahhh..” ibu melenguh kecil

Didalam kondisi itu aku merasakan ada tangan masuk keselimut dan langsung memegang kontolku, itu tangan kanan ibu, sambil tangan kiri iya menaikan bajunya agar payudaranya terlihat, ia mengocok kontolku dengan lembut sambil menatapku dengan ekspresi keenakan digenjot kakek, ibu menggigit bibir bawahnya, melihat itu sambil tangan lembutnya menjamah kontolku, aku langsung orgasme. Aduh cepat sekali keluarnya pikirku, ia hanya tersenyum kecil melihatku, aku malu sekali sama ibu. Ia menarik tangannya dan melanjutkan persetubuhan dengan kakek sedangkan aku merasa lemas, dan puas sekali meskipun hanya dikocokin tapi rasanya sangat nikmat melebihi ketika mengocok sendiri. Lenguhan ibu menjadi sedkiit kencang, entah sengaja atau tidak tapi aku jadi mendengar jelas rintihannya

“Ahhh enak pak.. masukin yg dalam pak..”

“Jangan keluar dulu pak, aku belum sampe ahhh ahhh…”

Gambar hanya ilustrasi




Bersambung….
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd