Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG IBUKU DIRAMPAS DARIKU (UPDATE 22/08/2023)

mending pakai mulustrasi gak? takut kebanyakan mulustrasi bikin lelet loading


  • Total voters
    981
PART 007

SENIN SIANG, JULI 2019

SEKOLAH

POV IBU UMI


================================================================================================================


Beberapa hari telah berlalu, tak terasa sudah hari senin semenjak kejadian aku menampar wajah bowo, dan benar saja apa yang aku takutkan menjadi kenyataan, bowo kembali tidak datang ke sekolah hari ini. aku jadi merasa bersalah telah menampar wajah bowo dan lagi aku juga memikirkan kelanjutan keikutsertaannya di olimpiade. jika dia tidak mengikuti pelatihan bisa bisa beresiko digugurkan keikutsertaannya nanti, padahal dari pihak dinas pendidikan sudah mempercayakan anak itu di bawah bimbinganku.

“halo bu umi, selamat siang” sapa suara dari seberang telepon.

“selamat siang, ada apa pak ?” jawabku pada seorang pria di seberang sana yang tidak lain adalah kepala sekolah tempatku mengajar.

“ini bu, saya dapat info kalo bowo tidak masuk sekolah lagi ya, ada apa ya bu ?”

“ohh benar pak, hari ini pun saya berencana untuk menengok ke rumahnya untuk mencari tahu …“ kataku.

“oh begitu ya bu, tolong menjadi perhatian ya karena waktu olimpiade sudah semakin dekat. jadi saya harap ibu lebih fokus pada bimbingan bowo“ belum sempat ku bicara pak kepala sekolah sudah berbicara.

“baik pak, akan saya pastikan nanti lagi pak, saya rencana setelah jam istirahat ini akan segera kesana, nanti saya laporkan segera jika ada kendala”

“kalo begitu terimakasih ya bu umi” kata pak kepala sekolah.

“iya pak sama – sama” kataku kemudian ku tutup telpon.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Setelah itu aku pergi ke rumah bowo, aku berusaha mengetuk ngetuk pintu rumah bowo tapi tak ada respon dari dalam rumah. Karena posisi pintu rumah yang tidak terkunci maka kuberanikan masuk ke dalam, namun betapa terkejutnya aku melihat bowo sedang terbaring di atas ranjang tanpa kasur.

“ya ampun wo, kamu kenapa?” aku terhenyak iba.

Bowo pun sepertinya terkejut melihat aku sudah berdiri di hadapannya. Terlihat dia berusaha meraih teko air yang dia letakkan di atas kursi tua di samping ranjangnya.

“eh bu umi, ini Cuma gak enak badan aja.” Jawabnya dengan lemah.

“kok bisa sih, yaudah kamu baringan dulu aja. Kamu belum makan pasti, ibu kebetulan beli makanan tadi.”

Akupun segera bergegas keluar untuk mengambil kresek makanan yang masih tergantung di motor matik yang kukendarai kesini. Seakan berada di rumah sendiri, akupun dengan sigap menyiapkan makanan untuk bowo seperti halnya yang kulakukan dengan anakku sendiri. Kubawa peralatan makan piring dan sendok dari rak di belakang rumah, tidak lupa kucuci dulu dengan air mengalir untuk memastikan lebih bersih.

“kamu bisa duduk wo” tanyaku sambil membawa peralatan makan dan bungkusan makanan ke samping ranjang tempat bowo berada.

“bisa bu” bowo pun mencoba bangkit sambil mencoba menyandarkan pungggungnya ke dinding.

Akupun segera menyuapkan nasi sayur dengan lauk ayam yang kubawa pada bowo. Awalnya dia menolak, dan hendak mau makan sendiri, namun kucegah dan dia pun menurut melahap makanan yang kusuapi. Akupun menjadi merindukan saat saat dulu menyuapi anak semata wayangku rino.

“bowo “kataku lirih

“maafin bu umi ya kemarin, habis ibu reflek nampar kamu waktu itu” kataku.

“gapapa bu umi, memang bowo yang salah” kata bowo singkat.

“yaudah sekarang habisin dulu makanannya habis itu kamu istirahat“ kataku.

kulihat bowo masih tertunduk menghindari pandangan mataku.

Selesai makan, akupun membersekan perlatan makan dan langsung kucuci di sumur belakang rumah. Setelah itu aku kembali ke dalam rumah dengan suasana begitu hening.

“udah kamu tiduran aja dulu” kataku sambil duduk di ranjang di samping bowo.

“eh iya bu, anu bowo mau pipis dulu” kata bowo sambil bernajak dari ranjang kayu dengan tangan gemetaran.

“sini biar ibu bantu.” Akupun segera memegang tubuh bowo.

“eh makasih bu”

Meskipun seorang siswa kelas 12 SMA karena tubuh bowo yang kecil dan kurus membuatku tidak kesulitan untuk membantunya berdiri. Bahkan aku dengan mudah memapahnya hingga sampai di sumur belakang rumah. Karena kelihatannya bowo masih lemas, makan dengan hati hati kududukkan bowo di bibir sumur. Namun bowo diam saja seolah menunggu sesuatu.

“kenapa katanya mau kencing?” tanyaku

“ibu nungguin di sini?” Tanya bowo balik

“iya, ibu jagain kamu, bahaya kalo sampe kamu jatuh apalagi di pinggir sumur begini”

“eh tapi bu…”

“udah buruan pipis” potongku cepat.

Bowo dengan ragu ragu mulai memelorotkan celana kolornya, sementara aku memegangi pundaknya agar tetap terduduk tegak. Ternyata bowo tidak memakai celana dalam, sehingga batang penisnya yang lemas langsung terpampang di hadapanku. Dia pun memegangi batang penis yang berurat sambil mengarahkan air kencingnya ke lubang pembuangan yang ada di pojokan.

Entah kenapa aku kembali teringat kejadian beberapa waktu silam ketika aku tidak sengaja memergoki bowo sedang masturbasi mengocok batang penisnya. Namun bedanya kali ini aku menyaksikannya langsung batang penis hitam itu dari jarak dekat. Cukup lama bowo mengeluarkan air seninya yang berwarna kuning.

“kamu pegangan dulu, ibu mau ambil air” kataku pada bowo sementara aku mengambil segayung air dari bak besar di depanku.

“ini kamu bersihin dulu burungmu, trus pakai celana lagi.”

Tanpa banyak berkata di membersihkan lubang kencingnya dengan air dan segera memakai celana kolornya lagi.



------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Akupun segera membantunya kembali ke ranjangnya, agar dia kembali istirahat.

“hmm bowo, kamu masih marah ya sama ibu?” tanyaku pada bowo.

“nn.. ngga kok bu umi... “ kata bowo singkat.

“berarti nanti kalo sudah sembuh masuk sekolah ya lanjut latihan olimpiade nya ?” kataku.

Kemudian bowo tidak menjawab malah melirik ke bagian payudaraku dari balik seragam yang ku kenakan.

“Huuh.. dasar anaik ini ga berubah, pasti dia ingin meremas payudaraku lagi.” batinku

“kenapa ? kamu mau pegang payudara ibu lagi ?” kataku sambil sedikit membusungkan dada menggoda bowo.

Sebenarnya aku tidak mau melakukan ini tapi mau gimana lagi.

“bo.. boleh nih bu umii ?” Tanya bowo.

“boleh.. tapi kamu janji ya harus semangat ikut pelatihan lagi ?”

“janji kok bu umi” kata bowo.

Lalu tiba tiba tangan bowo memegang erat payudaraku, sontak aku sedikit kaget.

“ehh jangan disini juga kali, nanti kalo ketauan orang gimana ?” kataku.

“gpp kok bu aman hehehe jarang ada orang datang kok” kata bowo sambil tersenyum nafsu.

“tapi kan ... “. Belum sempat ku bicara tiba tiba kedua tangan bowo sudah mendarat di atas kedua buah dadaku, tangannya langsung meremas remas payudaraku dari balik seragam.

“ehh,,, tunggu,,, tunggu dulu bowo” kataku sambil menahan tangannya yang mulai kasar meremas payudaraku.

“kenapa bu umi ?” kata bowo, kulihat mukanya sudah benar benar bernafsu.

Aku benar benar takut dengan situasi sekarang, berduaan dengan bowo, bocah SMA yang seumuran dengan anakku sendiri.

“bowo udah ngga tahan nih” kata bowo, kulihat celana kolornya sudah menggelembung tanda penis bowo sudah memberontak dari tadi.

Disitu aku hanya terdiam tidak tau cara membalas argumen bowo.

“naik ke sini yuk bu.... “ kata bowo dengan tiba tiba dia menarik tanganku, kemudian dia merebahkan tubuhku di atas ranjang tanpa kasur itu.

Kemudian bowo berada di atasku dan dengan nakal kedua tangannya meremas remas kedua payudaraku dengan kasar. Entah kenapa dia terlihat sudah kembali sehat tidak seperti awal aku datang tadi.

“ahhh... ssss... bowo, jangan kasar kasar dong remesnya” kataku yang menahan geli.

Tapi bowo tetap saja meremas kedua payudaraku dengan kasar.

“bu umi, aku mau lihat tetek ibu boleh ya ?” tanya bowo sambil mulutnya berbisik di dekat telingaku.

Ku pikir sejenak perkataan bowo, apa ini sudah terlalu jauh ? kataku bertanya dalam hati.

“ayolah bu, bowo penasaran sama tetek bu umi yang gede ini, kemarin kemarin kan bowo cuma bisa pegang dari luar doang, boleh ya bu ?” tanya bowo lagi tanpa perasaan sungkan lagi.

“nanti bowo nakal pegangpegang celana dalam ibu kaya waktu kemarin ?! ga mau ah” kataku menolak.

“ngga kok bu bowo ga bakalan pegang CD ibu lagi, beneran. Cuma mau tau bentuk tetek bu umi ini boleh yaa bu ?” kata bowo memohon dengan muka yang sudah bernafsu.

Akupun tertawa melihat mukanya sambil memelas seperti itu.

“hahaha bowo kamu tuh masih SMA tapi nafsunya seperti orang dewasa aja ! iya iya kamu boleh liat tetek ibu, tapi ibu mau duduk dulu” kataku

kemudian bowo menyingkir dari atas tubuhku dan membiarkan aku duduk sejenak. Pertama ku lepas dulu blouse coklat seragam mengajarku hingga menyisakan bra yang menutupi kedua buah dadaku. lalu ku buka kaitan bra ku dari belakang, kemudian dengan perlahan ku lepaskan tali bra dari lenganku. Kulihat wajah bowo benar benar bernafsu melihatku, seolah seperti serigala yang ingin menerkam mangsa di depannya.

Setelah bra ku terlepas dari tubuhku, ku letakkan bra yang berwarna hitam itu di sandaran kursi.

“udah ya bowo gini aja, ibu umi malu” kataku dengan nada manja dan mimik yang menggoda sambil membusungkan dada menggoda anak itu.

aku tidak tau apa yang dipikirkan muridku ini sekarang, yang pasti bowo sudah benar benar bernafsu. Bagaimana tidak, di depannya ada seorang ibu gurunya sendiri yang memiliki anak seusianya sedang menggoda dirinya dengan hanya memakai hijab dan bawahan seragam, ditambah lagi bentuk payudaraku yang berukuran 38d ini.

bowo hanya terdiam menatapku, entah kenapa tatapannya membuat libidoku naik, seolah melupakan statusku sebagai seorang guru. Sedetik kemudian bowo merebahkanku lagi di ranjang.

“di.. dibuka ya bu umi tangannya.. “ kata bowo sambil menelan ludah, tanpa kujawab tangan bowo membuka lenganku yang kusilangkan di depan dadaku.

Terlihatlah sudah kedua payudaraku yang putih dan berukuran 38d ini.

bowo jadi benar benar nafsu melihatku, ditindihnya tubuhku dengan kasar lalu payudaraku di remas oleh kedua tangannya.

“awwww...” jeritku menggema di siang hari yang panas itu

Lidah bowo mulai menjilati puting payudaraku yang sebelah kanan sedangkan putingku yang sebelah kiri di pilin pilin oleh jarinya.

“sssshhh,,,, aaaahhhhhhh” desahku karena menerima rangsangan dari bowo.

kemudian mulutnya mulai menghisap putingku dengan keras seperti bayi. Dihisapnya putingku, kemudian digigit gigit kecil oleh giginya, terus di dimainkan dengan lidahnya yang nakal.

“aaahhh,,, bowwwooooo...” libidoku sudah tinggi sekali, bowo benar benar membuatku terangsang.

Setelah puas dengan puting payudaraku yang sebelah kanan, mulutnya beralih ke puting payudaraku yang sebelah kiri pun tidak ketinggalan di hisapnya dengan rakus.

“awwwhhh... “ kataku kaget, rasanya putingku sebelah kiri sedikit nyeri karena hisapan bowo.

“uhmmm jangan keras keras dong hisapnya”

“habis tetek bu umi montok banget, udah gede, empuk, harum lagi.... “ katanya memujiku.

Kali ini kedua payudaraku di himpit bersamaan, kemudian di remas lagi dengan tangannya. Aku hanya bisa pasrah meilhat bowo memainkan payudaraku, terkadang bowo membenamkan kepalanya diantara kedua payudaraku.

“tapi kok ga keluar susunya bu ?” kata bowo nyeletuk.

“hihihi kamu ada ada aja ya ngga lah kan bu umi ga punya bayi”

“jadi harus punya bayi baru keluar susunya bu? rino sering netek juga ga sama ibu?”

“hihihi ya nggak pernah lah, kan rino udah besar mana mungkin netek.

emangnya kamu, udah gede tapi malah minta netek sama ibu” kataku tertawa mendengar pertanyaannya.

“sayang banget ya, padahal tetek ibu gede banget loh. Kalo aku jadi anaknya ibu pasti aku bakal netek sama bu umi tiap hari”

“hihihi bisa aja kamu. Tapi ibu ga mau ahh punya anak kaya kamu.”

“emang kenapa ?” kata bowo sambil kepalanya mengadah tepat di depan kepalaku.

“habisnya kamu udah gede tapi mesum” kataku sambil tersenyum.

“ihh bu umi tapi juga suka kaaan.. “ kata bowo sambil kembali meremas remas payudaraku.

Tiba tiba bibirnya mencium pipi kiriku dengan lembut.

“ihhh bowo genit ya udah berani cium cium ibu”

“hehehe biarin abisnya ibu ngegemesin siih” kata bowo sambil kembali mencium pipiku untuk kedua kalinya.

Lalu berturut turut bowo mencium pipi kanan – kiriku bergantian persis seperti rino waktu kecil, lama lama ciumannya mendarat di daguku kemudian terus mendekati bibirku, ketika bowo mau mencium bibirku lalu ku cegah.

“ehmm.. mau apa kamu ?” kataku.

“mau cium bibir ibu boleh ya ?” kata bowo.

“jangan ya”

“emang kenapa bu ?”

“gapapa, kalo cium bibir khusus untuk orang tersayang”

“jadi ibu ga sayang sama bowo ?” Tanya bowo memelas.

“bukan begitu tapi.... “ belum sempat ku bicara tiba tiba jari bowo menekan kemaluanku dari luar celana panjang yang kupakai.

“awwhh.... “ kataku kaget.

“isshh bowo kamu nakal ya ? kan tadi udah janji ga bakalan pegang pegang celana ibu” kataku sambil mencubit pipinya.

“abisnya aku gaboleh cium bibir bu umi, ehh tapi kok tadi ku pegang selangkangan ibu udah berkedut kedut ya, hayooo bu umi udah sange yaa ? “ kata bowo menggodaku.

Disitu aku benar benar malu mengakui aku juga menikmati rangsangan yang diterima terlebih lagi puting payudara adalah bagian paling sensitive setelah klitorisku tentunya.

“nngg... nggaa kok” kataku menahan malu.

“hehe akuin aja deh bu umi juga sange kan dari tadi ? kalo gitu boleh ya cium bibir ibu?bowo janji deh ga bakal pegang celana ibu lagi kalo dikasih cium” kata bowo memohon.

“yaudah deh tapi janji ya Cuma sebentar” kataku.

“iya sebentar aja kok” kata bowo, dengan perlahan bibir bowo yang hitam mencium bibirku yang tipis ini.

Dari yang awalnya ciuman biasa lalu bowo mencoba memasukkan lidahnya ke dalam mulutku. Awalnya ku tahan, tapi entah kenapa aku jadi mengikuti permainan lidahnya bowo. Ahh aku hanya bisa memejamkan mata menikmati lidah bowo berpagutan dengan lidahku, kami berciuman mesra, saling balas ciuman dan bertukar air liur, dari mana muridku belajar ciuman orang dewasa seperti ini ? tanyaku dalam hati.

Tanpa terasa keringat membasahi tubuhku, kamipun bermesraan cukup lama hingga akhirnya bowo tertidur lelap dalam pelukanku sambil mulutnya menghisap puting payudaraku.



--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Sore harinya setelah akupun menawarkan bowo untuk membersihkan badan.

“udah sore jangan mandi dulu ya wo, kamu masih sakit mungkin di lap pakai badan aja ya den biar ibu bantu.”

“iya bu di lap aja rasanya badan ku juga masih agak anget”

“iya udah ibu ambil airnya dulu ya sama lapnya”

Akupun beranjak dari ranjang bowo, masih dengan bertelanjang dada, jilbab segi empat warna hitam yang kupakai pun sudah acak acakan karena kupakai berbaring.

“eh kamu punya baju ganti buat ibu, biar ibu gak basah nanti.”

“gak ada bu, gak ada baju buat perempuan. Tapi di lemari ada kain jarik sama kaos mungkin bisa ibu pakai.”

“lemari ini?” tanyaku menunjuk pada lemari kecil disuduut.

“iya bu, disitu”

Akupun mencari cari di dalam lemari itu, hingga menemukan kain jarik lusuh yang sudah bolong disana sini. Tidak lupa aku juga mengambil sebuah kaos yang paling besar berwarna putih yang juga tidak kalah lusuh. Setelah itu aku segera bergegas ke sumur belakang untuk berganti baju dan mengambilkan air untuk membersihkan bowo.

Akupun melepas seragam kerjaku dan berganti dengan kain dan kaos pinjaman dari bwowo tadi. Setelah kupakai ternyata kaos itu kekecilan terutama dibagian dadaku, sehingga kedua pentil payudaraku tercetak jelas. Tidak hanya itu panjang kaos itu pun bahkan tidak mampu menutupi pusarku, jadilah kain jarik lusuh tadi kupakai sebagai kemben yang hanya menutup sebatas bawah dadaku hingga di atas lututku. Sungguh penampilanku saat itu berbeda dengan penampilanku ketika di sekolah, bahkan di rumah pun aku tidak pernah memakai baju seminim itu.

Setelah itu aku pun mengambil air di ember kecil dan kain untuk lapnya, saat aku kembali membawanya ke dalam kusuruh bowo untuk melepas pakaiannya. Mungkin karena kesusahan untuk melepaskannya aku pun membantu melepas kaos yang bowo pakai. Terlihat celana kolor bowo membentuk tonjolna karena batang penisnya yang sudah tegang.

Lalu ku pegang tonjolan itu.

“ehh ibu umi?” Tanya bowo kaget

“Ibu tau kok kamu sudah ereksi kan dari tadi, coba sini ibu lepas celananya dulu” kataku mulai membuka celananya.

“tapi bu...” jawab bowo ragu padahal ini bukan kali pertama aku melihat kemaluannya.

“sudah gapapa, ibu kan gak bisa berihin badan kamu kalo gak dilepas celananya” kataku.

Kemudian aku mulai membuka celananya.

Akupun terkejut melihat dari dekat dengan jelas penis hitam yang sudah tegak berdiri karena ukurannya jauh lebih panjang dari milik mendiang suamiku. Bagaimana bisa seorang bocah SMA memiliki penis sebesar orang dewasa? Tanyaku dalam hati.

Lalu ku pegang penis hitam yang sudah berdiri ini, terlihat cairan putih mulai membasahi kepala penis,

setelah itu aku membasahi kain dan mengelap tubuh bowo dari badan sampai kaki dan terakhir aku tidak melewatkan untuk mengelap kemaluan bowo yang tegang itu.

“burungnya ibu lap juga ya wo”.

“iya lap aja bu

akupun mulai mengelap dengan kain dari ujung ke pangkalnya berulang kali, dan disitu pun bowo merasakan kegelian saat aku mengelap batang kemaluannya.

“burung mu besar juga ya wo.”

“ahhhhh ibu bisa aja.”

Kurasakan batang kemaluan bowo semakin mengeras dan panas, akupun menghentikan lap di batangnya.

“kok tambah keras wo, panas lagi.”

“hehehe ibu jangan berenti terusin aja bersihinnya bu.”

“ahh kamu ini bisa bisanya aja.” Kataku

“ughhh bu, kocokin kontol bowo sekalian.”

Akupun terkejut mendengar muridku yang satu ini berani berkata kotor di hadapanku, namun entah kenapa aku pun hanya menurut saja dan mulai pelan pelan mengocok batang kemaluan muridku itu naik turun.

perlahan ku kocok penis hitam bowo dengan lembut.

“ahhh bu umi.. “ lenguh bowo.

“enak ya?” tanyaku sambil tersenyum.

“ahh enak bu umi” lenguh bowo,

kemudian bowo melanjutkan meremas payudaraku yang masih tertutup kaos. Perlahan tapi pasti kupercepat kocokan pada penis bowo yang sudah basah dengan cairannya.

“ahh bu umiii” lenguh bowo.

Aku seperti mendapat mainan baru, kedua tanganku sudah mengocok penis bowo. Terus ku kocok penis bowo dengan intensitas cepat. Sudah 5 menit ku kocok penis itu dangan kedua tanganku tapi herannya bowo tidak ada tanda tanda ingin keluar.

Kuat juga stamina anak ini, mungkin jika mendiang suamiku yang ada di posisi ini pasti sudah mencapai orgasme, pikirku.

“ahh bu umi, terus bu... “ kata muridku itu menyuruhku melanjutkan mengocok penisnya.

Ku dekatkan wajahku di penis bowo, kulanjutkan mengocok penisnya perlahan.

“ahhhhhh.... bu terusin bu gak usah malu malu cuma kita berdua yang tau bu, kalau ibu mau emut gak apa bu emut aja.”

akupun pun mulai mendekatkan mulutku ke batang kontol bowo dan mulai memasukan batangnya ke mulutku perlahan.

akupun mulai mengocok kontolnya dengan mulutku, rasanya enak banget merasakan mengulum batang kemaluan yang bahkan belum pernah kulakukan selama ini. bowo pun meraba dada ku dan meremas remasnya.

“jilat bu kontol bowo!” perintah bowo.

mendengar ucapan itu akupun kaget. Tak apalah, toh aku hanya ‘membantu’ bowo menuntaskan birahinya agar kita bisa kembali semangat sekolah.

kini ku ciumi kepala penisnya, perlahan ku jilati lubang kencingnya terus ke bawah batangnya pun ku kocok sambil kujilat. Kemudian kukulum penisnya mulai dari atas, ahh rasanya asin sekali, baunya pun menyengat seperti ada bau pesing tapi justru membuat libido ku semakin naik.

“ahhh enak bu teruss hisap kontol aku” kata bowo.

Tiba tiba tangannya memegang kepalaku yang masih memakai hijab ini, ditahannya kepalaku supaya terus mengulum penisnya.

“sssllruuup slllrupp.. “ bunyi suara jilatanku.

“ahh enak banget, ibu cantik banget” pujinya, sementara tangannya justru menekan kepalaku agar lebih dalam lagi menghisap penisnya.

“sssllruppp ahh.. sam.. ssslrrrupp aahh..” bunyi suara mulutku beradu dengan penisnya. Ahh

Aku seperti sudah lupa statusku sebagai seorang guru sekaligus ibu, dengan nakalnya menghisap penis anak SMA di rumahnya sendiri.

“aahh bu ummiii... bowo mau keluar..” lenguhnya.

“sssllrrruppp mmm.. ahh keluarin aja.. sslllrruppp..” kataku.

“ahh... bu... aku keluaar..” erangnya semakin kuat.

Kemudian buru buru ku lepas penisnya dari mulutku, dan aaahhh....

Crooottt.. croootttt.. crootttt... crooott... crooott.....

bowo orgasme mengeluarkan cairan kental sebanyak 5x di wajahku, cairan spermanya belepotan kemana mana, hijab dan kaos yang kupakai pun tak luput dari cairan putihnya, bahkan sebagian spermanya masuk ke mulutku. aku telan sebagian sperma itu, rasanya asin dan gurih, cairan putih yang penuh dengan bibit bibit bayi itu

“ahh.. maaf bu.. “ kata bowo terengah engah

“gapapa kok ..” jawabku singkat.

“Bu umi manis, cantik banget” puji bowo sambil melihat wajahku belepotan Spermanya.

Aku pun diam saja, kemudian ku ambil tisu dari tasku lalu ku bereskan semua sperma bowo yang berceceran di seluruh wajahku, hijab, kaos dan beberapa di Kain batik yang kukenakan.

Kemudian akupun melanjutkan membersihkan tubuh bowo sebelum hari semakin sore.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

“Assalamualaikum, ibu pulang” Kataku mengucap salam sembari masuk ke dalam rumah

“Waalikum salam, dari mana bu kok pulang sore banget ?” Tanya anakku rino sembari menyambut kepulanganku.

“oh tadi ada urusan dinas ke luar sebentar, yang buat olimpiade itu. Kan temanmu ada yang lolos seleksi nasional” senyum ku tidak menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.

“hmm.. eh di bibir ibu ada sedikit cairan putih tuuh di atas bibir..” kata rino tiba tiba.

DEGG.. jantungku pun hampir copot.. ternyata masih ada sisa sperma bowo yang tersisa di wajahku, buru buru ku usap dengan jari lalu ku jilat sperma itu ssllrrupp.

“ohh.. i.. ini.. ini tadi mama minum es teller ada sisa dikit susunya...” jawabku gugup.

Rino pun tidak curiga dengan sikapku.

===================================================================================================================
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd