Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG (BUKAN) Keluarga Cemara

Tyo33

Tukang Semprot
Daftar
11 Nov 2021
Post
1.029
Like diterima
2.078
Bimabet
Salam semprot untuk kita semua…..

Disini aku coba berbagi tentang pengalaman sebuah keluarga. Kisah yang aku tuliskan ini 55% kisah nyata, 45% sisanya aku taburkan bumbu penyedap cerita agar lebih menarik.

Disini aku posisikan sebagai salah satu anggota keluarga, yaitu anak pertama di keluarga tersebut, dimana doi menyaksikan & mengalami langsung kejadian yang terjadi di keluarganya.

Aku masih newbie lur, jadi dimaklumi kalau dalam penulisan masih belepotan, & mohon arahan suhu sekalian agar tulisanku kedepannya lebih menarik lagi untuk dibaca…….

PERKENALAN SINGKAT

Perkenalkan namaku Tyo (bukan nama sebernarnya), aku lahir di salah satu kota di Jawa Tengah, Sukoharjo. Saat ini aku berumur 23 tahun.

Aku anak pertama dari 2 orang bersaudara. Adiku laki-laki ku bernama Danindra yang sekarang klas 1 SMK. Bapakku bernama Budi (49 tahun) & ibuku bernama Luluk (44 Tahun). Orangtuaku sudah berpisah sejak aku klas 3 SMK.

Bapakku sekarang kesehariannya bantu” di usaha ternak ikan yang sekarang aku jalani (untuk ceritanya sambil jalan). Sedangkan ibukku bekerja sebagai ibu rumah tangga.

FLASHBACK ( 6 tahun yang lalu)

Se eingatku hari itu Minggu pukul 22.00 malam. Aku, adek & ibuku sedang menonton TV dirumah sederhana kami. Sedangkan bapaku entah kemana dari tadi tak terlihat keberadaannya. Memang sudah kebiasaannya, bapaku sering keluar malam. Katanya untuk cari angin & sekedar melepas penat. Bapaku sendiri saat itu bekerja sebagai sopir di sebuah pabrik.

Malam itu ibuk menggunakan daster terusan tanpa lengan dengan bawahan sedikit diatas lutut. Terlihat samar tali BH warna biru yang ibuku gunakan dibalik sela-sela daster.

Suasana malam itu seperti biasanya, cukup dingin. Tapi tidak dengan ibuku yang terlihat tidak seperti biasanya. Dengan memegang HP ditangan kirinya, sesekali dia buka HP nya kemudian dia taruh lagi. Sesekali dia berjalan keluar sambil menyibak korden jendela, kemudian kembali lagi ke ruang TV.

Ibuk: Bapakmu kemana yah kak ?

I: Gak tau buk, tadi keluar. Emang kenapa buk ?

Ibuk: Tadi ada info razia kamtibmas, ada beberapa orang yang dibawa ke polsek katanya. Ibuk takut bapak ikut kena razia

I: Lah emang razia apa buk ?

Ibuk: Hhhmmmm…***k papa….ibuk keluar dulu yah kak, kamu & adek bobok aja dah malem, besok sekolah.

Dari gelagatnya, sepertinya ibuku sangat cemas mendengar kabar tentang razia yang diadakan petugas malam itu. Sepintas terasa juga ibuk menutupi sesuatu dariku. Walaupun masih SMA (saat itu), tapi aku bukan anak kecil lagi.

Aku pernah dengar kalau ada sejumlah warga di desaku yang berjudi. Kadang berjudi di perempatan desa, kadang di pos ronda, & kadang mereka berjudi di salah satu rumah orang yang bisa dibilang geng di desaku. Mungkin bapaku juga ikut berjudi disana, & itulah yang dicemaskan ibukku saat itu.

Tanpa ganti baju atau menggunakan jaket, ibuku dengan tergesa keluar rumah entah kemana. Karena cemas + penasaran aku coba menyusul ibuku. Sebelum aku susul ibuku, aku suruh adeku untuk tidur terlebih dahulu. Tak lupa aku bawa jaket untuk ibuku. Cuaca saat itu cukup dingin. Dengan hanya menggunakan daster seperti itu, aku takut ibuku kedinginan karena angin malam.

Saat aku keluar rumah, ternyata tak kutemukan ibuku berada. Tapi samar-samar kudengar suara sirine mobil petugas disebelah timur desa & aku pun bergegas mendekat ke sumber suara. Saat sampai di lokasi, ternyata tempat itu sudah cukup ramai dengan petugas & beberapa warga disana.

Sepintas terlihat beberapa orang dimasukan ke dalam mobil petugas & beberapa petugas membawa beberapa tas besar warna hitam yang tak kutahu apa isinya. Aku lihat dengan seksama keberadaan bapaku, tapi tak kutemukan. Saat aku berjalan mendekat ke arah mobil petugas dengan harapan menemukan keberadaan bapaku, justru keberadaan ibuku yang terlihat.

Ibuku sedang duduk di kursi depan rumah salah satu warga tak jauh dari kejadian. Terlihat ibuku duduk di kursi sambil mengusap air matanya. Saat aku ingin mendekat, terlihat seorang petugas mendekat ibuku.

Petugas itu menghampiri ibuku kemudian dia usap pundak ibuku yang saat itu menangis. Tak lama 2 orang petugas lainnya mendekat juga. Mereka bergantian mengusap pundak ibuku sambil sesekali berbicara dengan ibuku, mungkin mencoba menenangkan. Satu orang petugas kemudian mengambil air mineral di mobil patroli & kemudian diberikan ke ibukku.

Satu petugas disamping kiri ibuku mengajak ngobrol ibuku sambil berjongkok berhadapan dengan wajah ibuku dengan tetap tangannya mengusap pundak ibukku. Sedangkan 2 lainnya terlihat mengobrol & kadang diselingi sedikit senyum. Aku tak tahu apa yang mereka bicarakan.

Sedangkan aku sendiri masih berdiri mematung tak bergerak. Aku sempat berfikir kalau harusnya aku yang disana menenangkan ibuku yang saat itu sedang menangis. Aku yang seharusnya menghibur, mengusap pundak ibuku yang saat ini sedang sedih. Aku bahkan belum tau sebab ibu bersedih. Apakah karena bapaku ikut terjaring razia atau sebab yang lain.

Di tengah lamunan & segala dugaanku, terdengar suara sirine mobil petugas meninggalkan tempat kejadian. Terlihat beberapa warga juga sudah mulai meninggalkan tempat itu. Sedangkan ibuku masih duduk di tempat semula.

Aku pun mencoba mendekat kearah ibuku berada. Aku berdiri tepat di depan ibuku yang masih terduduk dengan tatapan kosong. Terlihat bekas air mata di sebagian pipinya.

Dari tempatku berdiri, sedikit terlihat susu ibuku terbungkus BH warna biru yang saat itu dia gunakan. Terlihat juga tali lengan daster disebelah kiri ibuku sedikit melorot, tapi di diamkan ibuku. Saking sedihnya mungkin jadi tidak terasa oleh ibuku tali pundak dasternya melorot.

Melihat aku berdiri di depannya, lantas ibuku mendongakkan kepalanya sambil berkata:

“Bapakmu di razia petugas kaaaaaaakkkkk”…………………………………..
 
Salam semprot untuk kita semua…..

Disini aku coba berbagi tentang pengalaman sebuah keluarga. Kisah yang aku tuliskan ini 55% kisah nyata, 45% sisanya aku taburkan bumbu penyedap cerita agar lebih menarik.

Disini aku posisikan sebagai salah satu anggota keluarga, yaitu anak pertama di keluarga tersebut, dimana doi menyaksikan & mengalami langsung kejadian yang terjadi di keluarganya.

Aku masih newbie lur, jadi dimaklumi kalau dalam penulisan masih belepotan, & mohon arahan suhu sekalian agar tulisanku kedepannya lebih menarik lagi untuk dibaca…….

PERKENALAN SINGKAT

Perkenalkan namaku Tyo (bukan nama sebernarnya), aku lahir di salah satu kota di Jawa Tengah, Sukoharjo. Saat ini aku berumur 23 tahun.

Aku anak pertama dari 2 orang bersaudara. Adiku laki-laki ku bernama Danindra yang sekarang klas 1 SMK. Bapakku bernama Budi (49 tahun) & ibuku bernama Luluk (44 Tahun). Orangtuaku sudah berpisah sejak aku klas 3 SMK.

Bapakku sekarang kesehariannya bantu” di usaha ternak ikan yang sekarang aku jalani (untuk ceritanya sambil jalan). Sedangkan ibukku bekerja sebagai ibu rumah tangga.

FLASHBACK ( 6 tahun yang lalu)

Se eingatku hari itu Minggu pukul 22.00 malam. Aku, adek & ibuku sedang menonton TV dirumah sederhana kami. Sedangkan bapaku entah kemana dari tadi tak terlihat keberadaannya. Memang sudah kebiasaannya, bapaku sering keluar malam. Katanya untuk cari angin & sekedar melepas penat. Bapaku sendiri saat itu bekerja sebagai sopir di sebuah pabrik.

Malam itu ibuk menggunakan daster terusan tanpa lengan dengan bawahan sedikit diatas lutut. Terlihat samar tali BH warna biru yang ibuku gunakan dibalik sela-sela daster.

Suasana malam itu seperti biasanya, cukup dingin. Tapi tidak dengan ibuku yang terlihat tidak seperti biasanya. Dengan memegang HP ditangan kirinya, sesekali dia buka HP nya kemudian dia taruh lagi. Sesekali dia berjalan keluar sambil menyibak korden jendela, kemudian kembali lagi ke ruang TV.

Ibuk: Bapakmu kemana yah kak ?

I: Gak tau buk, tadi keluar. Emang kenapa buk ?

Ibuk: Tadi ada info razia kamtibmas, ada beberapa orang yang dibawa ke polsek katanya. Ibuk takut bapak ikut kena razia

I: Lah emang razia apa buk ?

Ibuk: Hhhmmmm…***k papa….ibuk keluar dulu yah kak, kamu & adek bobok aja dah malem, besok sekolah.

Dari gelagatnya, sepertinya ibuku sangat cemas mendengar kabar tentang razia yang diadakan petugas malam itu. Sepintas terasa juga ibuk menutupi sesuatu dariku. Walaupun masih SMA (saat itu), tapi aku bukan anak kecil lagi.

Aku pernah dengar kalau ada sejumlah warga di desaku yang berjudi. Kadang berjudi di perempatan desa, kadang di pos ronda, & kadang mereka berjudi di salah satu rumah orang yang bisa dibilang geng di desaku. Mungkin bapaku juga ikut berjudi disana, & itulah yang dicemaskan ibukku saat itu.

Tanpa ganti baju atau menggunakan jaket, ibuku dengan tergesa keluar rumah entah kemana. Karena cemas + penasaran aku coba menyusul ibuku. Sebelum aku susul ibuku, aku suruh adeku untuk tidur terlebih dahulu. Tak lupa aku bawa jaket untuk ibuku. Cuaca saat itu cukup dingin. Dengan hanya menggunakan daster seperti itu, aku takut ibuku kedinginan karena angin malam.

Saat aku keluar rumah, ternyata tak kutemukan ibuku berada. Tapi samar-samar kudengar suara sirine mobil petugas disebelah timur desa & aku pun bergegas mendekat ke sumber suara. Saat sampai di lokasi, ternyata tempat itu sudah cukup ramai dengan petugas & beberapa warga disana.

Sepintas terlihat beberapa orang dimasukan ke dalam mobil petugas & beberapa petugas membawa beberapa tas besar warna hitam yang tak kutahu apa isinya. Aku lihat dengan seksama keberadaan bapaku, tapi tak kutemukan. Saat aku berjalan mendekat ke arah mobil petugas dengan harapan menemukan keberadaan bapaku, justru keberadaan ibuku yang terlihat.

Ibuku sedang duduk di kursi depan rumah salah satu warga tak jauh dari kejadian. Terlihat ibuku duduk di kursi sambil mengusap air matanya. Saat aku ingin mendekat, terlihat seorang petugas mendekat ibuku.

Petugas itu menghampiri ibuku kemudian dia usap pundak ibuku yang saat itu menangis. Tak lama 2 orang petugas lainnya mendekat juga. Mereka bergantian mengusap pundak ibuku sambil sesekali berbicara dengan ibuku, mungkin mencoba menenangkan. Satu orang petugas kemudian mengambil air mineral di mobil patroli & kemudian diberikan ke ibukku.

Satu petugas disamping kiri ibuku mengajak ngobrol ibuku sambil berjongkok berhadapan dengan wajah ibuku dengan tetap tangannya mengusap pundak ibukku. Sedangkan 2 lainnya terlihat mengobrol & kadang diselingi sedikit senyum. Aku tak tahu apa yang mereka bicarakan.

Sedangkan aku sendiri masih berdiri mematung tak bergerak. Aku sempat berfikir kalau harusnya aku yang disana menenangkan ibuku yang saat itu sedang menangis. Aku yang seharusnya menghibur, mengusap pundak ibuku yang saat ini sedang sedih. Aku bahkan belum tau sebab ibu bersedih. Apakah karena bapaku ikut terjaring razia atau sebab yang lain.

Di tengah lamunan & segala dugaanku, terdengar suara sirine mobil petugas meninggalkan tempat kejadian. Terlihat beberapa warga juga sudah mulai meninggalkan tempat itu. Sedangkan ibuku masih duduk di tempat semula.

Aku pun mencoba mendekat kearah ibuku berada. Aku berdiri tepat di depan ibuku yang masih terduduk dengan tatapan kosong. Terlihat bekas air mata di sebagian pipinya.

Dari tempatku berdiri, sedikit terlihat susu ibuku terbungkus BH warna biru yang saat itu dia gunakan. Terlihat juga tali lengan daster disebelah kiri ibuku sedikit melorot, tapi di diamkan ibuku. Saking sedihnya mungkin jadi tidak terasa oleh ibuku tali pundak dasternya melorot.

Melihat aku berdiri di depannya, lantas ibuku mendongakkan kepalanya sambil berkata:

“Bapakmu di razia petugas kaaaaaaakkkkk”…………………………………..
Calon cerita mantap ini
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd