Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG (BUKAN) Keluarga Cemara

PART II

NGANTER “SUSU”

Kira-kira sudah 6 bulan sejak tragedi penggrebekan malam itu. Bapaku didakwa dengan pasal berlapis yaitu judi togel & penyalahgunaan narkoba.

Iya…..Narkoba………………………….

Memang saat pengrebekan, petugas tidak cuma menemukan alat yang digunakan untuk berjudi, tapi juga beberapa barang bukti lain yang terkait dengan penyalahgunaan narkoba. Sialnya, saat dilakukan test bapaku terbukti positif. Bapakku pun dijatuhi hukuman 3 tahun penjara.

Menurut pengetahuan awam ku tentang hukum, bisa saja bapakku dijatuhi dengan hukuman lebih lama, tapi lewat bantuan salah satu kenalan ibuku yang seorang pengacara, hukuman yang disangkakan bapakku bisa sedikit berkurang.

Aku tak begitu paham berapa uang yang yang harus dibayar untuk pengacara tersebut, tetapi yang pasti saat itu keadaan keuangan keluargaku sedang kurang baik terlebih sejak bapakku tertangkap petugas & tidak dapat bekerja. Entah uang dari mana ibuku membayar pengacara itu.

Pasca tindak pidana yang menjerat bapakku sudah tuntas, ibuku masih berhubungan dengan pengacara yang membantu dalam kasus bapakku. Bahkan beberapakali aku diminta menemani ibuku untuk menemui sang pengacara di kantornya.

Seperti waktu itu….

Seingatku saat itu hari rabu pukul 13.30 siang. Sepulang sekolah aku bergegas ganti baju & menyiapkan motorku didepan rumah. Hari itu ibuku memintaku menemaninya untuk menemui pengacara yang membantu kasus bapakku.


I: Gak bisa agak nanti tah buk ?, aku belum makan loh buk ini laper

Ibuk: Gak bisa kak, pak Sandy (nama pengacara) mau pergi nanti ba’dha Ashar. Nanti mampir warung aja yah makannya.


Terpaksa aku mengalah mengatarkan ibuku meski dalam keadaan perut keroncongan. Keadaan perut yang keroncongan saat itu seolah diperparah dengan kelakuan ibuku selama memboncengku. Sudah menjadi kebiasaan ibuku jika berboncengan bukan perut atau pinggang yang dipakainya untuk berpegangan. Tetapi paha orang yang dia bonceng yang dipakai ibuku untuk pengangan tangan.

Kedua tangan ibuku berpegangan pada kedua sisi pahaku selama dalam perjalanan. Bahkan sesekali ketika motorku melewati polisi tidur, reflek kedua tangan ibuk yang semula berada di paha bergeser hingga ke pangkal paha mendekati selakangan.

“Jangkrik…..bisa ng*c*ng di sepanjang jalan ini kalau terus kayak gini” …..Batinku

Aku yang hanya memakai celana “rapper” (celana sedikit dibawah lutut), sepertinya tidak akan bisa menutupi k*nt*l ku yang mulai ng*c*ng karena ulah tangan ibukku. Aku pun menambah kecepatan motorku dengan harapan cepat sampai ke tempat tujuan. Sumpah aku tak bisa menahan lebih lama lagi serudukan “ferguso” dibawah sana yang seakan berontak ingin keluar.

Tetapi sepertinya tindakanku justru keliru…..

Dengan semakin kencangnya laju motorku, semakin kencang pula pegangan tangan ibuku di kedua sisi pahaku bahkan bisa dibilang bukan berpegangan lagi, tangan ibuku seperti mencengkram kedua sisi pahaku. Hal itu diperparah dengan semakin maju nya posisi duduk ibuku. Dengan posisi tersebut, susu ibukku kini menempel di punggungku.

Walaupun bukan sekali aku berboncengan dengan wanita (aku juga punya pacar), tetapi beda sensasinya. Susu ibukku yang mulai kendur karena sudah pernah menyusui, justru memberikan kesan tersendiri ketika benda kenyal itu menempel di punggungku.

Empuuuukkk……kenyal…..& hangaaatttt rasanya….

Ketika sampai di tempat tujuan, ibukku langsung turun dari motorku. Sedangkan aku untuk beberapa menit masih duduk di atas motorku sambil menarik nafas. Aku lega “peyiksaan” terhadap “ferguso” ku telah usai.

Huuuuuhhhhhhhhhh…….

“Ayo kak masuk” ajak ibukku.

Akupun mengikuti ibukku dari belakang sambil sesekali membenahi posisi celanaku akibat serudukan “ferguso”. Dari belakang bisa aku lihat dengan jelas goyangan pantat ibukku yang saat itu menggunakan celana jens ketat warna biru. Pantat itu bergerakke kanan-kiri seiring langkah kaki ibukku.

Sebagai anak yang baik (wkwkwkwkw), aku harusnya tidak berfikir macam-macam kepada seorang wanita, apalagi terhadap ibukku sendiri. Tetapi aku juga seorang manusia luuurrr……..aku juga punya nafsu syahwat yang dimana ketika melihat bongkahan daging kenyal berada tepat di depanku seperti itu ya rasanya pengen menampar & meremasnya……

Hmhmhmhmhmmhmhmhmhm………………………….sabar fergusooooo…………… ujian untukmu belum selesaiiii…….

Aku yang semakin puyeng melihat goyangan pantat ibukku mencoba mendongakkan kepala ke atas sambil tetap berjalan. Tetapi saat berada di depan pintu masuk, aku tersandung tangga kecil yang berada di depan pintu masuk

Ibuk : “lohhhhh….kamu kenapa kak

I : Duuuhhh……Kesandung buk

Ibuk : owhalah kok ya bisa kesandung loh…

I : Mungkin efek belum makan buk, jadi ngk konsen

Ibuk : Yowes, abis ini kita mampir ke warung….ibuk Cuma bentar kok, nganter ini (sambil memperlihatkan barang bawaan yang dia bawa)

I : emang itu apa to buk ?

Ibuk : ini ayam bacem, kering tempe, sambel & susu buat makan siang Pak Sandi


“Laahhh buset…orang lain disiapin makan, giliran anaknya sendiri disuruh makan di warung” batinku


Kami pun memasuki bangunan yang menjadi kantor Pak Sandy bekerja. Bangunan itu memiliki 2 lantai. Lantai pertama ruang tunggu & resepsionist dengan sofa warna merah di dalamnya. Di pojok ruangan terdapat kamar mandi. Di meja resepsionist terdapat wanita yang terlihat cukup muda. Melihat kami memasuki ruangan, wanita itu pun menyapa kami.

“Ibuk Luluk yah ?, monggo buk sudah ditunggu Pak Sandy di atas” kata mbak resepsionist

Ibukku lantas naik ke lantai 2, sedangkan aku disuruh menunggu di sofa ruang tunggu tepat di depan meja resepsionist. Sambil menunggu ibukku, aku iseng buka youtube karena ternyata gedung ini tersedia wifi gratis untuk tamu.

“mumpung ada yang gratisan” pikirku hehehehehe….

Disaat sedang asyik ber youtube an riya, terlihat mbak resepsionist mendapat telfon dari seseorang.

R : iya pak gimana ?

X : ……..?????

R : Owh ok pak, sendikodawuh….

(lalu telfon ditutup)


Hanya itu yang diucapkan mbak resepsionist ketika mengangkat telfon entah dari siapa. Tapi ada yang aneh dari gelagat mbak resepsionist ini. Dimana ketika berbicara dengan orang yang ada dalam telfon, dia sempat melirik ku memastikan sesuatu. Kecurigaan ku semakin besar ketika dia mencegahku naik ke lantai atas untuk menyusul ibukku.

R : mau kemana mas ?

I : Mau nyusul ibukku mbak, aku dah laper banget nih…

R : Tunggu disini aja mas, sebentar lagi ibuk mas juga turun kok….di atas ada tamu pak Sandy yang lain, tamu penting….


Apa-apaan ini, mau nyusul ke atas aja ngk boleh. Ini perut dah keroncongan banget kok masih disuruh nunggu” batinku

Kira-kira 15 menit aku menunggu tapi tak kunjung keliatan ibukku turun dari lantai atas. Aku sempat miscal hp ibukku, tapi tidak diangkat.

“waaahhh….kacau ini…..kalau soal perut ngk bisa dikompromiin lagi nih”

Ketika aku mencoba menahan rasa lapar & jengkel ku, terlihat mbak resepsionist berjalan memasuki kamar mandi.

“naaahhhh…..ini kesempatan nih”

Tanpa pikir panjang aku segera menaiki tangga menuju lantai atas. Ketika sampai di lantai atas, terlihat terdapat 3 ruangan disana. Tetapi anehnya semua ruangan di lantai ini sepertinya kosong karena tidak aku dengar suara orang atau aktivitas di ruangan ini. Lalu aku coba miscal lagi hp ibukku sambil aku dekatkan pendengaranku ke arah setiap ruangan.

Satu ruangan di sisi kanan nihil, tinggal 2 ruangan di sisi kiri ku. Aku miscal kembali hp ibukku sambil memasang alat pendengaranku di samping pintu. Dan di ruangan kedua, di sisi kiri inilah aku dapat mendengar samar-samar suara dering yang aku hafal persis itu suara dering hp ibukku. Lantas aku ketok pintu ruangan sambil memanggil ibukku.

Tok tok tok …………..ketukan pertama tak ada jawaban

Tok tok tok………ketukan kedua ada sautan suara ibukku dari dalam ruangan, tapi pintu masih dalam keadaan tertutup. Sepintas aku mendengar suara deritan entah kursi atau meja di dalam ruangan itu seperti di geser seseorang.

Tok tok tok……ketukan ketiga baru lah pintu terbuka & ibukku sendiri yang membukakan pintu.

Dengan posisi masih berdiri di luar ruangan, aku dapat melihat isi ruangan tersebut. Ruangan itu biasa, seperti ruangan kerja pada umumnya. Dengan meja agak lebar & 2 kursi di sisi yang bersebrangan.

Sepintas aku melihat bungkusan makanan bawaan yang dibawa ibukku tadi di pinggir meja tersebut. Mungkin mereka baru selesai makan & barusan membersihkan sisa makanan dulu pikirku polos.

Tapi tunggu dulu……..

Pandanganku kemudian tertuju pada pakaian yang dikenakan ibukku saat itu. Ibukku saat itu mengenakan tanktop warna putih. Tanktop itu terlihat begitu sesak digunakan ibukku. Belahan tanktop itu cukup rendah, sehingga belahan susu ibukku sedikit terlihat. Bawahannya masih seperti tadi, jelana jens ketat warna biru yang memperlihatkan bentuk pantat ibukku yang montok.

Aku baru tahu bahwa ibukku saat itu menggunakan tanktop karena memang sedari rumah ibukku menggunakan jaket. Mungkin itulah alasan kenapa ibukku menggunakan jaket dikala cuaca saat itu cukup terik.

Disaat aku tenggelam dalam lamunan & segala perasangkaku, tiba-tiba suara ibuk mengagetkanku.

Ibuk : kok kakak kesini, kan tadi dah dibilang tunggu aja dibawah

I : aku laper banget buk, dah ngak bisa ditunda-tunda lagi. Lagian aku miscal ngk diangkat. Kalau masih lama kan aku bisa keluar dulu cari makan.

Ibuk : hmhmhmmhmh……(sambil sedikit membuang nafas) udah selesai kok, ayok pulang


Ibukku pun mengambil jaket yang tersampir di kursi kemudian memakainya. Tak lupa ibukku mengambil tas & memasukan sebuah keresek ke dalam tas, entah apa isinya. Setelah sudah selesai berkemas, ibukku berpamitan kepada pak Sandy yang masih duduk di kursinya.

Setelah berpamitan kepada pak Sandy, kami pun meninggalkan ruangan itu sambil tak lupa aku untuk menutup pintu. Ketika pintu hampir tertutup sempurna, aku sempat mengintip dari celah pintu. Terlihat pak Sandy berdiri dari tempat duduknya menuju tempat sampah untuk membuang sesuatu. Saat pak sandy beranjak dari tempat duduknya itulah aku melihat hal yang aneh.

Aku melihat pak Sandy masih menggunakan kemejanya, tetapi bawahannya hanya menggunakan celana pendek setengah paha. Aku heran, kenapa di tempat kerja dia menggunakan celana yang biasanya dipakai orang ketika ingin tidur.

Aaaaaaaaaaahhhhhhhhsudahlah………..bodo amat. Yang penting sekarang waktunya mengisi peurku yang sudah keroncongan ini

Ketika melewati tangga, terlihat mbak resepsionist berjalan dengan tergesa-gesa menaiki tangga. Dan ketika melihat aku & ibukku turun, dia dengan agak panik bertanya kepadaku:

“loh mas dari mana ?” kata mbak resepsionist

Tanpa mengeluarkan kata, aku usap perutku pertanda keadaanku yang saat ini sedang lapar & sepertinya mbak resepsionist itu mengerti. Disaat yang sama dia mengucapkan maaf kepada ibukku entah kesalahan apa yang dia lakukan. Ibukku pun tak menjawab, hanya melirikkan kedua matanya ke mbak rsepsionist.

Kami pun meninggalkan kantor pak Sandy. Tak lupa sebelum pulang, kami mampir ke warung makan padang. Saat aku memesan makanan, ibukku pamit untuk ke kamar mandi. Cukup lama ibukku di kamar mandi. Hingga selesai aku makan, ibukku baru keluar dari kamar mandi.

Terlihat sedikit perbedaan saat sesudah & sebelum ibukku ke kamar mandi. Dimana saat di perjalanan, terlihat ibukku sedikit cemberut entah kenapa. Tetapi saat keluar dari kamar mandi terlihat raut wajah ibukku yang entah bagaimana sedikit berbeda.

Mungkin apa yang dia tahan selama di perjalanan sudah dia keluarkan pikirku.

Hmhmhmhmhmhmhmhmhmmmm…….


LANJUT DI PART SELANJUTNYA…………………….
 
Bimabet
Klo bkn keluarga phon cemara yo mosok keluarga pohon pinus... Ga mungkin lagi keluarga pohon toge.. Ga mungkin, toge nya doang mungkin
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd