ku buka mata ku perlahan
tubuhku terasa ringan seakan tak bertulang.
mataku mulai terbelalak ke sudut ruangan dengan sebuah cahaya remang
aku sedang berada di sebuah kamar
kamar dari vila yang dipesan oleh mas edo
aku mencoba ngeingat apa yang baru saja terjadi
seorang pria tua memijatku di bagian rahim
ya setelah ku mengulangi perkataannya yang sedikit banyak mengandung unsur syirik yang dilarang agama
setelah itu aku tak sadarkan diri
tubuhku yang semula telanjang bulat kini sudah kembali memakai pakaian walau ku tahu ini bukan pakaianku dan terasa cukup ketat.
namun setidaknya lebih baik daripada tak memakai sehelai benang pun
suasana sunyi membuatku ingin keluar kamar dan bertemu dengan umi ku atau teteh nina untuk mengetahui apa yang barusaja terjadi
aku melangkah ke luar dan mencoba meraih gagang pintu kamar
namun alangkah terkejutnya diriku karena tangan ku tak bisa meraihnya
aku kini hanya terlihat seperti bayang bayang
ku balikan pandanganku ke kasur
dan aku makin terkejut karena ku saksikan tubuhku sendiri sedang berbaring terlelap di kasur
apa yang terjadi pada diriku
pasti ini hanyalah mimpi yang terasa nyata bagiku
ku coba pejamkan mataku sejenak dan membukanya kembali
tak ada yang berubah
aku tetap berada di depan pintu sambil menatap tubuhku sendiri yang terlelap tidur di kasur
aku sangat ketakutan setelah itu
apakah aku sudah mati?
atau ini yang dinamakan mati suri?
tubuhku merinding, namun aku bisa merasakan jantungku berdetak
"ini namanya astral projection nak, tak usah takut, esok pagi semua akan kembali normal"
tiba tiba seorang pria tua muncul dari balik tembok, aku ingat. dia adalah ki asmu yang telah membuatku pingsan sebelum ini
"ma ma mksudnya kek?"
tanyaku dengan mata terbelalak
"saya jelaskan kronologisnya terlebih dahulu, sebelumnya saya menekan rahim kamu tempat dimana virus HIV kamu itu bersemayam, namun tubuhku cukup rapuh, dan hatimu tak sepenuhnya menerima pengobatan ini sehingga tubuhmu bereaksi melawannya, sehingga terjadilah seperti sekarang, jiwamu telepas dari tubuhmu hingga kamu benar benar menerima energi yang saya berikan"
ucap pria itu menjelaskan
walau penjelasannya terdengar sangat tidak logis di telinga ku, namun tutur katanya yang santun membuatku sedikit yakin kalau ki asmu yang sebelumnya ku anggap buruk adalah orang yang baik
"kamu ga usah berfikiran negatif soal pengobatan ini nak winda, mungkin karena landasan agama kamu kuat dan iman kamu yang tinggi menganggap pengobatan seperti ini itu dengan bantuan jin atau iblis yang tentu sangat bertentangan dengan agama yang kamu anut, sebenarnya ilmu yang saya gunakan itu atas dasar ayat ayat suci juga nak winda, jadi tidak sama sekali ada unsur syirik atau melanggar perintah agama. "
kakek tua itu terus berbicara dan mencoba meyakinkanku.
sedikit demi sedikit aku mulai mengubah cara pandangku karena ternyata dia banyak mengerti soal ayat ayat suci dan agama yang ku anut
"tak semua yang ada dalam pandanganmu benar itu benar nak winda , bahkan orang yang paling kamu percaya saja sebenarnya tak se sempurna yang kamu bayangkan"
ucap pria tua itu lagi
"maksudnya kek?"
tanyaku sedikit heran
"ikutlah dengan saya"
pria tua itu lalu menggandengku ke luar kamar dan berjalan ke ruang tengah vila
disana ada teteh nina tang sedang duduk sendiri di sofa panjang
aku sangat heran karena teteh nina yang biasa tidur cepat belum tidur se larut ini,
aku mencoba menghampiri, namun teteh nina seperti tidak sadar akan kehadiranku
suara teguranku juga seperti tak didengarnya
"kamu sedang dalam alam lain nak winda, jadi orang orang tak ada yang bisa melihatmu selain yang memiliki kemampuan kusus."
ucap pria tua itu lagi mencoba menjelaskan
"kamu hanya perlu melihat apa yang dilakukan teteh mu itu ketika sendiri nak"
pria tua itu menahanku di ruang tengah agar aku fokus melihat ke arah teteh nina
lalu teteh nina terlihat celingukan,
dia lalu terlihat menelfon seseorang.
"halo sayaaang ayuk main, mumpung udah pada tidur nih"
ucapan teteh nina terlihat sangat menggoda, seakan mengobrol dengan suaminya, padahal setau ku dia sudah menjanda setelah ditinggal pergi suaminya
"iyaaa sayang aku juga udah kangen banget ama kontol kamu yang besar itu. aku kangen ngemut kontol kamu, jilat jilat biji kembar kamu, ohhh iya sayang, paling enak waktu kontol kamu masuk ke lubang pantat aku , iya walau awalnya sakit tapi lama lama enak banget sayang, hihi kamu nakal banget ih aku jadi nafsu banget nih ahh"
aku sungguh tak menyangka teteh nina yang selalu aku jadikan panutan karena rajin ibadah bisa mengeluarkan kata kata yang sanamgat hina seperti itu. bahkan dengan pria lain yang pasti bukan suaminya yang sah
aku memalingkan pandangan , ku yakin ini pasti hanya halusinasi dan tipu muslihat
namun mulutku yang mencoba protes di bungkam dengan lembut oleh ki asmu dan menyuruh memperhatikan lebih lanjut yang terjadi
tangan teteh nina perlahan bergerak ke arah kemaluannya, di singkapnya sedikit gamis panjang merah jambu nya. pahanya dibuka lebar, jari telunjuknya mulai memainkan vaginanya sendiri yang ternyata tidak di tutup CD
"ini pasti mimpi kan, ga mungkin teteh nina kaya gitu"
ucapku sambil mencoba menyingkirkan tangan pria itu yang membungkap mulutku
"tidak nak winda, saya kasih tahu cerita soal teteh mu yang kamu tidak tahu. sebenarnya nina dulu adalah wanita yang baik dan rajin ibadah, namun karena cobaan hidupnya yang berat membuat fia menjadi seperti ini. sebelum dia bercerai dengan suaminya, dia sempat diperkosa berkali kali oleh komplotan pria yang juga pernah memperkosa mu. namun dia tatap tegar dan kuat.
tiba tiba tetehmu mendapatkan sebuah rekaman dirimu yang sedang di perkosa, lalu dia ancam untuk disebarkan, karena tetehmu sangat sayang kepadamu maka dia melakukan segala hal demi video mu tidak tersebar. hingga dirinya harus diperkosa dan dijadikan budak seks para pria itu. hingga suatu hari suami nina tahu soal permkerjaan sampingan nina sebagai budak seks, lalu dia memutuskan untuk pergi meninggalkan nina, nina sangat terpukul dan menjadi depresi setelah itu, sehingga dia sempat di rawat di rumah sakit untuk pemulihan jiwanya. setelah itu beberapa bulan lalu nina bertemu dengan pria baik yang bisa mengembalikan gairah hidupnya. pria kaya yang yang berbeda agama dengan nya. di sisi lain dia tetap menjujung tinggi agama dan keluarganya, di sisi lain dia tak bisa membohongi hatinya
jadi dia tak berani cerita kepadamu dan umi mu
"
air mata ku mengalir deras mendengar cerita dari ki asmu. aku yakin cerita yang disampaikan ki asmu itu benar walau terdengar pahit
"maaf kan aku teh, karena aku teteh jadi begini"
ucapku dengan lirih sambil menatap ke tetehku yang masih melakukan masturbasi dan menelfon pria idamanya secara bersamaan
"sekarang kamu tahu kan dek winda, dibalik sikap tetehmu yang santun dan rajin ibadah. ada sisi lain dirinya yang sangat gelap, menjadi soerang wanita haus seks dan sering berzina dengan pria yang tak seiman di belakangmu"