Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Impianku

Status
Please reply by conversation.
Chapter 8

Jam setengah 12 malam aku baru tiba di rumah, kulihat lampu rumah sudah dimatikan. Dengan sangat pelan ku buka pintu rumahku kok gak di kunci ya atau mungkin ibu lupa menguncinya pikirku. Baru saja aku masuk kedalam rumah tiba-tiba lampu menyala dan kulihat ibu sedang berdiri di depan ku. Matilah aku. . .

"Dari mana saja kamu jam segini baru pulang," ujar Ibuku dengan tatapan tajam kearah ku

"Habis jalan sama teman bu tadi, tapi waktu aku mau pulang aku membantu orang dulu," Jelasku

"Bilang aja kamu sibuk pacaran kan ?," kata ibuku

"Beneran bu, Agus gak bohong," sanggah ku

"Sebagai hukumannya. . Kamu haru harus antar jemput ibu ke sekolah selama sebulan, " ujar Ibuku

"Ta-tapi bu," ujarku

"Gak ada tapi-tapian. . Sana masuk ke kamarmu," ujar ibu dengan tegas

Dengan langkah gontai aku masuk ke dalam kamar ku. Kulepas semua baju yang melekat di badan, lalu aku mengambil handuk dan kulilitkan di tubuhku. Aku mau mandi saja pikirku, siapa tau dengan aku mandi bisa meredakan masalah yang ku hadapi saat ini. Kamar mandi di rumah ku cuma ada satu coy, letaknya di belakang disamping dapur. Saat aku berjalan kearah kamar mandi dan aku melihat ibu sedang jongkok membelakangi ku, tak terhindarkan lagi aku melihat bokong ibu yang besar, ibu belum sadar kalau aku sedang melihatnya buang air kecil.

"Cuurrr" suara kencing ibu, kulihat juga vagina ibu yang sedikit ditumbuhi bulu kemaluannya. Aku menelan ludah melihat pemandangan yang ada di depanku saat. Penisku sudah berontak di balik handuk yang hanya kulilitkan di tubuhku. Dari tempat kost Rani aku sudah menahan konak, terang saja langsung ku keluarkan pusaka ku, handuk yang melilit tubuhku sudah terjatuh di lantai. Aku sudah tidak peduli lagi apa reaksi ibu nanti jika melihat anaknya sedang onani di hadapannya. Ku kocok penisku naik turun dengan kecepatan tinggi, ku tutup mulutku dengan tangan supaya desahanku tidak terdengar oleh ibu. Gila ini onani paling ternikmat yang pernah kulakukan, mataku pun terpejam sambil terus mengocok penisku. Oh dikit lagi aku keluar bu.

"Kamu sedang ngapain Gus," ujar ibu mengagetkan ku. Tidak ku hiraukan perkataan ibu, aku malah semakin cepat mengocok penisku.

"Ohhh, Se-sedikit lagihh bu, sshhh Agus keluar bu"

Croott. . Croottt. . Croottt

Sekitar 4 semprotan pejuhku muncrat jatuh di lantai.

Hosshh. . hoshh, nafasku tersengal - sengal. Lutut ku terasa mau lepas saja dari persendian kakiku. Setelah nafasku agak teratur, kulihat ibuku masih berdiri mematung di depan kamar mandi sembari menutup mulutnya seakan tak percaya kalau anak satu-satunya sedang onani sambil membayangkan ibunya.

"Maafkan Agus bu, Agus tadi khilaf, "ujarku dengan menyesal

Ibu kemudian mendekatiku dan...

"PLAKK"

Aku merasakan pipiku panas sekali, dan kurasakan kepalaku sedikit pusing terkena tamparan ibuku. Ibu pun langsung berlari menuju kamarnya. Aku yang masih syok atas insiden mengejutkan barusan, hanya bisa termenung mengutuk nasibku yang tragis. Tapi kalau di pikir-dipikir sih sebenarnya ibu lah yang salah, kenapa waktu buang air kecil dengan seenaknya membiarkan pintu toilet terbuka tanpa menguncinya.
Fiuhh. .Sudahlah lebih baik aku mandi, biar besok saja aku menjelaskan semuanya ke ibu.

Saat ini aku masih susah untuk memejamkan mataku, jarum jam di kamarku sudah menunjukan angka 1 dini hari. Pikiranku masih berkalut dengan kejadian hari ini, mulai dari awal pendekatan ku dengan Novi, juga pertemuanku yang tak di sangka-sangka dengan Rani plus senam panas yang kami lakukan tadi, dan yang membuatku pusing tujuh keliling karena ulah ku yang dengan berani onani di depan ibuku.
Duh gusti apa yang harus hamba lakukan, supaya ibu gak marah lagi ?


****

Paginya aku terbangun dengan mata yang bekantong, semalam aku baru tertidur jam 3 pagi. Cepat - cepat aku beranjak dari tempat tidur untuk segera mandi, aku gak mau kalau ibu marah gara-gara aku telat bangun. Soalnya ibu sudah mengajarkan ku untuk tidak menjadi orang yang pemalas sejak dini. Karena nanti kita kalau sudah dewasa, pasti kita akan merasakan apa namanya itu kerja, kalau dari kecil saja kita sudah malas-malasan gimana nanti kalau kita sudah masuk dunia kerja, yang ada kita kena semprot sama bos dan out dari tempat kita kerja. maka dari itu ibu mengajarkanku sifat untuk disiplin sejak dini.

Aku keluar dari kamar, hendak menuju ke ruang makan. Ku lihat ibu sudah ada disana sedang menikmati makanannya, sepintas kulihat wajah ibu yang sedikit murung, maka ku urungkan untuk menegur ibu. Aku takut kalau nanti salah bicara yang ada ibu tersinggung dan aku kena gampar lagi, kan bisa berabe. Aku lalu duduk di depan ibu dan langsung mengambil piring. Ibu sedikit melirik saat aku sedang menikmati makanan ku.

"Cepat selesaikan makanan mu dan antarkan ibu ke sekolah, "ujar ibuku dengan dingin

"Iya bu," jawabku

Dengan cepat aku menghabiskan sisa makananku yang ada piring sampai aku tersedak.

Uhukk. .Uhukk. .Uhukkk

"Makanya kalau makan tuh pelan-pelan!," Ujar Ibuku masih dengan dinginnya

"Ii-yaa bu," jawabku

(Aneh, tadi di suruh cepat, giliran aku begini disuruh pelan. Apa sih maunya ibu nih ?)

Di perjalanan menuju sekolah tempat ibu mengajar, kami cuma diam-diaman tanpa ada sepatah kata yang keluar dari mulut kami, dan kurasakan duduk ibu di jok motor pun tidak seperti kemarin yang berani menempelkan payudaranya di punggungku. Tapu kali ini ibu menaruh tas yang di bawanya di tengah tepat di belakang punggung ku. Kalau situasinya seperti ini sih, aku lebih baik ditampar ibu berkali-kali daripada di diamkan seperti ini.

Sampai kami di sekolah tempat ibu mengajar, ibu langsung turun dari motor tanpa menegurku dan langsung berjalan masuk ke dalam sekolah. Aku yang melihat tingkah ibu seperti itu merasa sangat sedih. Gimana gak sedih, cuma ibu saat ini orang tua yang kumiliki di dunia ini, maaf kan Agus ya bu.

****

Di sekolah aku lebih banyak diam, pelajaran yang di jelaskan guru pun gak ada yang masuk sama sekali di otak ku. Konsentrasi ku terpecah gara-gara kepikiran sama ibu, gimana ya caranya supaya ibu gak marah lagi. Ku putuskan pulang sekolah nanti aku harus bicara empat mata dengan ibu biar semuanya jelas tanpa ada marah-marahan lagi.

Saat ini aku sedang duduk sendirian di kantin sambil menikmati nasi pecelku. Kulihat anak-anak sedang asyik bercanda gurau, apalagi itu anak-anak cewek dengan suara cempreng nya asyik bergosip tanpa mempedulikan orang yang berada di sebelahnya itu terganggu apa tidak. Sudahlah biarkan saja itu kan urusan mereka.

"Bagi dong dek makanannya,"

Aku yang terkejut mendengar suara barusan, langsung menoleh ke belakang ke arah sumber suara itu. Dan kulihat cewek dengan gigi gingsul sedang berada di hadapan ku sambil tersenyum.

"Oh Kamu to Ran, aku kira suara dedemit tadi yang memanggil ku," ujarku kepada Rani

"Ihh, dasar adek kelas mesum," jawabnya dengan kesal

"Mau aku mesumin lagi gak," jawabku menantangnya

"Mau banget dek," ucapnya sambil menggigit bibir bawahnya

(Ohh shittt, ini cewek di ciptakan emang untuk menggoda para kaum lelaki dan mesum seperti aku.)

"Kamu mau berdiri terus di situ Ran," ujarku

Lalu Rani beranjak dari tempat nya berdiri dan duduk di samping ku.

"Kamu gak pesan," ujarku setelah dia duduk

"Enggak, aku maunya di suapin sama kamu aja," ucapnya sambil tersenyum

"Iya sini aku suapin, tapi pake sambal ya haha," ujarku

"Ihh, dasar cowok gak punya perasaan ,"ujarnya sambil menggembungkan pipinya

"Hehe, iya udah sini aku suapin," ujarku

"Beneran ya, awas kalau di kasih sambal," ujarnya

"Iya-iya mbak," ujarku ku

"Hakk. . Hakk. Buka dong mulut nya, tadi katanya mau di suapin ," ujarku sambil memegang sendok berisi nasi yang sudah di depan mulut nya

"Ehh gak jadi Gus, aku cuma iseng ngerjain kamu kok tadi hehe," ujarnya

"Udah cepat buka mulut kamu, gak usah sok malu-malu juga kali," ujar ku

"Haemm" , Rani akhirnya mau juga memakan suapan nasi dari ku.

"Gimana enak gak," ujarku

"Enak banget Gus, suapin lagi dong hehe" ujarnya

"Dasar, tadi gak mau, " ujarku

"Itukan tadi dek," ujarnya

"Iya-iya mbak ku yang cantik," ujarku

Makananku pun habis seketika, setelah di palak dedemit cewek yang duduk di samping ku ini.

"Makasih yah dek, udah mau nyuapin Rani hehe," ujarnya senang

"Iya Ran sama-sama, asal lain kali kamu gak minta lagi ya," ujarku

"Jadi gak ikhlas tadi nyuapin aku nih,"ujarnya

"Hmmm, menurut kamu ?," ujarku

"Entah lah hehe, " jawabnya

"Eh Gus itu ada bekas sambal di bibirmu," ujarnya, sambil meraih tisu lalu membersihkan bibirku

Dan di saat yang bersamaan aku melihat seseorang tak jauh dari tempatku duduk dengan Rani, sedang melihat kearah kami dengan tatapan amarahnya.


BERSAMBUNG. . . .
 
Makasih hu, semoga update selanjutnya lebih panjang dan agus lebih banyak cerita dirumah daripada disekolahnya. Kan ibunya agus ortu tunggal, jadi harusnya lebih sering di temenin hu. Kasihan kalo kesepian
 
Makasih hu, semoga update selanjutnya lebih panjang dan agus lebih banyak cerita dirumah daripada disekolahnya. Kan ibunya agus ortu tunggal, jadi harusnya lebih sering di temenin hu. Kasihan kalo kesepian
ibunya Agus lagi mogok ngomong sama Agus hu hehe
 
Tandain dulu,kayaknya seru ceritanya,siapa duluan ya yg dpt perjakanya agus,rani atau ibunya,hehe
 
Wow udah mulai konflik nih. Agus ga punya perasaan berani bermain hati para wanita. Sip
Makasih hu udah update
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd